NovelToon NovelToon

Cinta FitRi

Cinta FitRi 1

Aaaaah!

Seorang wanita berteriak ketika sedang tertidur pulas. Mimpi buruk yang dulu pernah menghantuinya datang kembali. Air matanya seketika mengalir, ia terisak sendirian di kamarnya. Kedua tangannya menutupi wajahnya, ia tidak berani melihat apapun. Sampai akhirnya suara hembusan angin malam terdengar.

Wanita berambut coklat itu akhirnya mengangkat wajahnya kemudian, mata hitamnya menatap jendela yang mengarah ke arah balkon. Perlahan, ia turun dari ranjang king size nya lalu berjalan menuju balkon.

Ddrreet!

Whooosh!

Baru saja ia membuka jendela besar itu, angin malam langsung menampar wajahnya yang basah karena air mata. Rambut panjang indahnya bergerak bebas mengikuti arah angin. Perlahan, bibirnya terangkat. Hatinya mulai merasa damai. Akhirnya, ia memutuskan untuk menikmati hembusan angin malam itu. Dingin sih tapi.... Tidak dengan pikirannya.

Tak perduli dengan waktu yang menunjukkan pukul 12 malam, wanita muda itu tetap terbangun untuk menikmati momen kesendirian yang ia inginkan.

"Suamiku lagi ngapain ya? Kalau di Indonesia malam, berarti di Amerika pagi ya?" Gumamnya ketika tiba-tiba teringat akan suaminya yang sedang menghadiri sebuah rapat penting di negara tersebut.

Sikap manjanya, senyuman manisnya dan semua perlakuan lembutnya ia rindukan. Padahal, mereka baru berpisah kemarin lusa. Wanita itu menatap langit malam yang dihiasi oleh bintang-bintang yang indah. Seketika mimpi buruk itu terlupakan.

Whooosh!

Sekali lagi, angin malam berhembus menerpa wajah ayunya. Kini, ia baru merasa kedinginan. Ia pun memutuskan untuk membuat sesuatu guna menemani kesendiriannya.

Cuuurrr

Cairan kental berwarna coklat tua mengucur dari mesin kopi. Wanita itu membuat kopi susu hangat, tidak lupa juga menyertakan cemilan no sugar buatannya sendiri.

Tap tap tap!

Kakinya menaiki tangga menuju kamarnya dan suaminya. Dengan senyum yang merekah, ia terus berjalan menuju tempat tujuannya, balkon. Namun, langkahnya harus terhenti ketika....

Grep!

"Cantik... Kok belum tidur?"

Suara lembut seorang pria mengejutkannya. Tidak hanya itu, ia juga dipeluk erat olehnya. Terkejut pasti namun, ia tau siapa sosok itu. Perlahan, wanita itu membalikkan tubuhnya kemudian menatapnya berbinar.

"Mas sudah pulang?! Sejak kapan?" Ujarnya bersemangat. Matanya berkaca-kaca, ia seakan tak percaya melihat sosok yang dirindukannya kini sudah berdiri tepat dihadapannya.Pria muda itu tersenyum bahagia bisa melihat wajah menawan sang istri.

Cup!

Kecupan manis mendarat di pipinya yang mulus. Wanita itu kini sepenuhnya sadar kalau suaminya benar-benar sudah kembali. Ia pun meletakkan nampan berisi segelas kopi susu dan biskuit itu, kemudian menghampiri suaminya untuk memeluknya erat.

"Aku kangen mas."

"Mas juga kangen kamu. Oh ya! Kamu kenapa belum tidur?"

Wanita itu mendongakkan kepalanya, ia bingung mau menjawab apa. Tak mau membuat suaminya khawatir, ia akhirnya tersenyum manis untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.

"Mas, langit malam lagi penuh bintang. Kita lihat sama-sama yuk!" Ajaknya untuk mengalihkan perhatian. Sang suami tentunya mengiyakan ajakannya.

Beberapa menit kemudian, wanita itu selesai membuat secangkir kopi hangat untuk suaminya. Ia pun menaiki tangga menuju kamar dengan jantung yang berdebar kencang. Kegembiraannya bertambah berlipat-lipat setelah kepulangan sang suami. Ia tak sabar ingin bermesraan dengan Mas Suami.

"Thank you, my wife." Pria itu menyambut istrinya dengan senyuman manisnya. Tiba-tiba ia menarik lengan istrinya lalu mendudukkan di atas pangkuannya.

"Aku tadi ngerasa capek banget. Badanku lemas semua. Mau mandi, rasanya males, huh." Ujarnya sambil memeluk istrinya. Wanita itu menyambut suaminya yang dalam mode manja. Dielusnya kepala suaminya untuk menenangkan.

"Tapi... Karena aku mau bikin kejutan buat kamu, aku akhirnya mandi di kamar mandi bawah. Biar nanti udah wangi pas meluk kamu. Awalnya aku mau kagetin pas kamu lagi tidur eh ternyata kamu mau ngopi malam-malam begini.”

Wanita itu hanya tersenyum mendengar suara suaminya yang ia rindukan. Mereka mengobrol santai dengan selingan adegan romantis lainnya yang mereka ciptakan. Tak terasa, jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari. Pasutri itu tidur sambil berpelukan di balkon.

“Terimakasih sudah datang ke hidupku, Mas. Aku mencintaimu.”

Cinta FitRi 2

Pagi harinya, pasangan suami istri yang bernama Fitri dan Rio menikmati keseharian mereka dengan banyak bermesraan. Mengisi tangki cinta dan kasih sayang yang sempat berkurang.

“Piknik yuk!” Ajak Rio, si pria familyman.

Istri cantiknya yang berpenampilan sederhana, tentunya merespon dengan cepat. Itulah salah satu keinginannya yang terpendam.

“Waaah! Piknik? Aku mau, Mas! Beruntung, cemilannya masih ada beberapa toples.” Sahutnya bersemangat.

“Berapa banyak kue yang kamu buat, sayang? Memangnya kamu gak capek?” Tanya Rio. Pasalnya, sejak sebelum ia pergi ke luar negeri, ia memakan kue itu setiap hari dengan porsi yang tidak sedikit. Bahkan ketika keluar negeri pun, ia dibekali kue-kue itu juga.

Drrreekk!

Fitri pun membuka sebuah lemari dengan pintu geser, kemudian menunjukkan pada suaminya sesuatu yang akan membuat pria itu terkejut.

“A-apaan itu? Kamu jualan? Banyak sekali kuenya.” Kata Rio melihat deretan toples beraneka macam bentuk dan ukuran. Semuanya terisi penuh dengan kue-kue buatan tangan Fitri.

“Aku membuatnya setiap hari. Sedikit demi sedikit, jadi begini deh. Awalnya aku juga gak percaya, Mas. Hehehe. Ini juga ada tanggal pembuatannya jadi, ketahuan deh mana yang sudah lama. Yang ini…”

Rio terkekeh mendengar penjelasan istrinya, ia tidak percaya kalau lemari perabotnya kini berubah menjadi lemari penyimpanan kue.

“Oooh jadi ini yang bikin kamu betah dirumah, ya? Hahahha aduuh istriku ini. Kayak orang yang mau jualan.”

“Hehehe iya, Mas. Biar kita gak jajan terus.”

Mereka pun terus mengobrol sampai tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11 siang.

Karena diluar sedang panas menyengat, mereka membatalkan acara piknik lalu Rio memutuskan untuk mengajak istrinya jalan-jalan ke cafe dan mall. Sebenarnya, Fitri keberatan karena takut bertemu dengan ibu mertuanya secara tiba-tiba.

“Kamu kok gelisah begitu?” Tanya Rio memperhatikan gelagat istrinya. Fitri pun tersadar dan langsung tersenyum.

“Aku cuma mikir nanti mau makan apa. Itu aja, hehehe…” jawabnya santai. Ia tak mau suaminya khawatir dan menghancurkan rencana kencan mereka.

Namun terlambat. Rio sudah tau apa yang istrinya pikirkan. Pria itu hanya berpura-pura bertanya.

Setelah memutuskan kegiatan hari ini, Rio membantu istrinya membersihkan rumah supaya bisa cepat-cepat pergi. Pria muda itu benar-benar ingin memanfaatkan hari liburnya untuk bermesraan dengan istrinya.

Tak perlu waktu lama, mereka telah siap. Fitri mengajak suaminya untuk pergi dengan berjalan kaki. Rio menurutinya, akhirnya pergi berjalan-jalan santai menuju tempat tujuan mereka yang pertama, cafe.

Beruntung lokasi tempat tinggal mereka strategis. Dekat dengan cafe, mall, supermarket, rumah sakit dan ada beberapa fasilitas lainnya.

Tring!

Rio membuka pintu cafe kemudian mempersilahkan istrinya untuk masuk duluan.

“Terimakasih, Mas.” Ucap Fitri seraya tersenyum. Rio pun menyuruhnya ia duduk ditempat yang ia suka.

“Bukannya harus memesan tempat duduk dulu?” Tanyanya.

“Enggak, disini maah santai.” Sahutnya terkekeh. Fitri pun mengedarkan pandangannya, mencari tempat duduk yang nyaman untuk mereka berdua.

“Ah! Disana! Iya!” Ujarnya sambil menatap tempat duduk yang letaknya berada di pojok kiri, dekat dengan jendela. Ia pun segera melangkah ke arah tujuan lalu duduk dengan nyaman disitu.

“Halo cantik… bolehkah mas duduk di sini?” Kata Rio datang menggodanya. Fitri tertawa kecil melihat tingkah suaminya. Ia pun berdiri kemudian membantu Rio menata makanan dan minuman yang dibelinya.

“Semuanya adalah kesukaanmu.” Kata Rio. Fitri terkejut, ia perhatikan satu persatu makanan yang suaminya beli. Benar saja!

“Mas, kok buat aku doang sih? Buat kamu mana?”

“Aku juga suka kok.” Sahut Rio.

“Beneran nih? Jangan gitu ah! Harus kita berdua yang menikmati bukan cuma aku.”

Rio menggenggam erat tangan kanan istrinya kemudian menatapnya lembut. “Sayang…. aku beli semua ini untuk kamu. Reward untuk kamu. Makasih ya, udah cinta banget sama aku dan nerima aku. Kamu berhak mendapatkan ini semua.”

Ucapan suaminya barusan membuatnya terharu. Ia pun segera memakan makanan favoritnya. “Enak banget! Mas juga harus cobain.” ucapnya dengan berbinar. Rio kini merasa lega setelah melihat senyuman asli istrinya.

“Sayang, aku tau kamu sedang bersedih malam itu. Kamu tersenyum manis untuk menutupinya namun, sayang sekali. Aku bukanlah pria yang mudah di bohongi. Aku tau apa yang telah terjadi padamu saat itu. Maafkan aku yang belum bisa membuatmu bahagia sepenuhnya.”

Cinta FitRi 3

Setelah menikmati hari liburnya bersama sang istri tercinta, kini pria muda berperawakan tinggi itu harus kembali ke aktivitasnya sehari-hari sebagai Owner dari sebuah perusahaan FnB.

“Aduh capek banget!” Keluhnya sambil mengenakan kemeja putihnya didepan cermin. Fitri hanya tersenyum tipis, ia tau maksud dari omongan suaminya. Bukan capek, melainkan malas untuk pergi.

“Mau ku bantu, Mas?” Seketika Rio bersemangat, ia pun membentangkan kedua tangannya. Fitri pun membantunya mengancingkan kemejanya lalu memakaikannya jas hitam yang ia bawa di pundaknya.

“Selesai! Suamiku makin tampan dan gagah niii.” Kata Fitri menghiburnya. Rio tersenyum kecut karena harus berpisah dengan istrinya.

(Padahal cuma sebentar. Ntar sore juga ketemu lagi, Pak 😑)

Tin!

Rio membunyikan klakson mobil untuk menyapa istrinya yang berada di atas balkon, menunggu mobilnya keluar dari area perumahan elit. Setelah mobilnya benar-benar sudah tidak terlihat, Fitri kembali masuk ke dalam untuk memulai aktivitas bersih-bersihnya.

Semenit, dua menit, satu jam, bahkan tak terasa sudah dua jam ia tenggelam dalam kesibukan yang ia sukai.

Kruuuk!

Perutnya berbunyi tanda tubuhnya minta diisi dengan tenaga. Fitri pun bergegas menuju dapur untuk mengambil beberapa makanan yang masih ada, sisa sarapan tadi.

“Hhhmmm… sambal! Ya! Kalo gak ada sambal, rasanya kurang!” serunya yang tiba-tiba teringat sesuatu. Dengan gesit, ia mengambil bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sambal ulek.

Tak perlu waktu lama, sambal terasi ulek yang menggiurkan telah jadi. Fitri langsung memakannya dengan lahap. Nafsu makannya sedang menaik. Ia sampai menambah nasi dua piring namun tidak menyadarinya. Entahlah, apakah dia se-lapar itu atau….

“Kenyang sekali– hah?! Sebanyak ini aku makan?!” Ujarnya terkejut melihat semua piring dan mangkuk kosong semua. Bahkan ada dua bungkus keripik yang tergeletak di lantai. Wanita itu dilanda kebingungan, ia bertanya-tanya kapan tangannya mengambil cemilan tersebut.

“Aduh, Berantakan banget! Harus buru-buru dibersihin. Oh ya! A-aku kan belum masak untuk mas Rio.” Gumamnya. Tangan dan kakinya bergerak cepat membersihkan meja dapur yang kotor dan berantakan ulahnya. Karena sudah terbiasa, ruangan itupun sekejap telah bersih.

“Ada makanan apa ya?” Tangannya membuka pintu kulkas mahalnya. Tiba-tiba ia teringat bahwa ia belum pergi ke warung sayur untuk membeli lauk. Kini di kulkas hanya ada buah-buahan, sayuran hijau dan dessert.

“Apa ku panggang sosis saja ya?”

Senyumannya merekah ketika melihat deretan makanan Frozen yang masih tersedia.

Beberapa menit kemudian, dapur yang sunyi kini berisik dengan suara perabotan dapur dan kegiatan memasaknya.

☘️☘️☘️☘️☘️☘️☘️

Tumis buncis, sambal goreng, sosis panggang dan masakan lainnya sudah jadi dan tertata rapi di dalam rantang stainless steel. Rencananya, Fitri akan memberi kejutan untuk suaminya yang telah memanjakannya.

“Pokoknya, hari ini harus berjalan lancar. Semoga aku tidak melakukan kesalahan.” Batinnya, ia berharap bisa menghibur suaminya yang lelah bekerja.

Drap drap drap!

Kakinya berlari menaiki tangga supaya cepat sampai ke kamarnya kemudian segera bersiap-siap.

Tak membutuhkan waktu lama, tubuhnya sudah bersih, segar dan wangi. Ia kini memilih-milih pakaian yang akan ia gunakan. Matanya tertuju pada sebuah dress kupu-kupu berwarna biru muda, dengan panjang sampai betis. tak lupa tas Selempang nya bewarna putih.

Cekrek!

Ia mengambil foto selfie sebelum keluar dari kamarnya lalu mengirimnya ke Rio. Setelah itu, ia keluar dari kamar, mengunci pintunya lalu turun dengan sedikit berlari. Wanita itu tak sabar untuk bertemu dengan suaminya dan menemaninya bekerja.

Tin tin!

Klakson mobil terdengar dari luar, itu taksi yang ia pesan sudah datang. Tangannya sebelah kanan membawa susunan rantang stainless dan sebelahnya menutup pintu rumah.

“Ke perusahaan JoyFood ya, Pak.” Kata Fitri ketika masuk ke dalam mobil. Supir itu mengangguk ramah, kemudian menggerakkan mobilnya.

Sepanjang perjalanan, Fitri melihat-lihat jalanan kota yang tidak begitu bersih dan padat dengan pusat perbelanjaan. Sampai akhirnya, matanya menangkap sesuatu yang membuat hatinya terguncang.

Ia melihat seorang anak kecil yang berjalan beriringan dengan orangtuanya. Mereka tampak bahagia. Tiba-tiba, ayah anak itu menggendongnya di punggungnya, mereka tertawa bersama.

“Andaikan saja aku tidak nakal dulu.” Gumamnya.

Bunga-bunga di hatinya yang semula bermekaran, kini layu. Ingatan masa kecilnya muncul lagi. Wanita itu tenggelam dalam lamunannya sampai tak sadar kalau mobil yang ditumpanginya telah mendekat ke arah perusahaan suaminya.

“Bu, sudah sampai.” Kata supir taksi. Fitri pun langsung tersadar kemudian melihat sekeliling. Ia lalu merogoh tasnya untuk mengambil dompet handmade nya.

“Ini, Pak. Kembaliannya ambil aja.” Ujar Fitri. Supir itu menerimanya dengan senang lalu berterimakasih.

Huuuuuu!

Helaan nafas panjang keluar dari mulut Fitri. Sekujur tubuhnya mendadak tegang karena, teringat dengan kejadian yang membuatnya trauma untuk datang ke perusahaan suaminya.

Kepalanya menoleh kanan-kiri untuk memastikan tidak ada orang yang ditakutinya. Sayang sekali, yang ditakutinya itu hadir didepan matanya.

“Bu Vanessa?”

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!