Di sebuah desa terpencil nan sunyi, hiduplah satu keluarga yang sanggat sederhana. Mamat adalah seorang ayah yang kesehariannya sebagai petani sedangkan istrinya Siti hanyalah seorang ibu rumah tangga. Mereka memiliki satu anak laki laki yang bernama Danu. Danu saat ini berusia 3 tahun, pak Mamat dan Ibu Siti sangat sering melihat keanehan yang dimikliki Danu. Danu sudah mulai bisa bicara . Ibu Siti Sering sekali melihat Danu berbica sendiri ketika bermain di halaman belakang rumahnya.
Di sela sela malam Ibu Siti berbicara kepada Pak Mamat.
Ibu Siti “ pak lihat lah anak kita, tadi pagi ibu lihat danu bicara sendiri dan tertawa-tawa di belakang rumah, ibu jadi khawatir melihat keadaan anak kita loh pak”.
Pak Mamat “ ya sudah lah buk, bukan ibu saja yang khawatir bapak juga sama , waktu itu Danu bapak ajak bermain keladang, dia termenung di pohon beringin yang dekat ladang kita bu, terus iya malah tertawa tawa sendiri. Tapi ya sudah lah buk, itu kan kelebihan anak kita bu, ya kita terima saja mudah-mudahan kelak ia besar, danu menjadi anak yang bermanfaat.”
Pak Mamat membari pemahaman kepada Ibu Siti, agar ibu siti tidak terlalu khawtir.
Ibu Siti “ iya pak mudah-mudahan anak kita nantinya bisa di terima di desa ini.”
Pak Mamat “ ya buk, ya sadah buk kita istirahat, soalnya besok bapak banyak kerjaan di ladang, mau bersihkan rumput yang mulai tumbuh tinggi di area ladang buk.”
Ibu Siti “ iya pak.” .
pembicaraan malam itu berakhir dengan kecupan di kening Ibu Siti.
sebelum ayam jantan mulai berkokok, ibu siti dan pak mamat sudah bangun, ketika azan berkumandang, Tak lupa mereka menunaikan kewajiban sebagai seorang hamba. “assalamuailkum warohmatullah (kanan) “assalamuailkum warohmatullah (kiri) “ pertanda mereka sudah selesai menunaikan kewajiban mereka, tak lupa juga mereka berdoa kepada yang maha dan meminta ampunan atas segala dosa yang disengaja maupun tak disengaja. Tak membuang-buang waktu ibuk siti langsung mengerjakan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga . pak mamat juga bergegas keluar ke halaman belakang, duduk di bale-bale sambil mengerjakan sesuatu untuk dibawa ke ladang sebagai bahan pekerjaannya nnti.
Pak mamat “buk……. Ibukk…. Ibuk sini lah bapak ada yang mau bapak bicarakan”
ibu siti “iya pak ada apa?”
buk siti pun menghampiri pak mamat yang sedang di bale-bale sambil mengerjakan sesuatu.
Ibu siti “iya pak ada apa, bapak panggil ibu”,
sambil tersenyum pak mamat sedikit merayu ibu siti
pak mamat “ibu pagi ini cantik dek”
ibu siti “hemmm… pasti bapak ada maunya ni, jangan yang aneh-aneh ya pak permintaannya”
pak mamat pun tersenyum sambil menowel tanggan buk siti,
pak mamat “ya gak lah buk kapan bapak pernah minta sama ibu yang aneh-aneh, bapak Cuma minta buat kan kopi, loh buk”
ibu siti “ooo walah pak... pak, Cuma minta kopi toh ibuk pikir minta yang lain”
pak mamat” husss…. Ibuk ini pikirannya!......”
ibu siti “ mana ada pak... pak, bapak yang pagi ini aneh”.
Pak mamat “iya iya buk, ya sudah buatkanlah bapak kopi, sekalian ambilkan cemilan ya buk.”
ibu siti “ tuh kan nambah jadinya, dari minta kopi jadi nambah minta cemilan”
pak mamat “ yah.. cemilan yang kemarin kemana buk, udah habis ya”
ibu siti “ya udah lah pak, semalamkan di makan sama danu loh...”
Pak mamat “ya wes lah buk, tak usah di bautkan entar aja buat nya, tapi nnti sore bapak balik, kalo bisa sudah ada cemilannya, buat kawan ngopi buk.”
ibu siti “iya pak”.
ibu siti segera bergegas membuat kopi untuk pak mamat agar pak mamat tidak menunggu lama, pak mamat pun melanjutkan pekerjaannya.
ibu siti “pak ni kopinya, awass ya kalo gak di habiskan, ibu tak mau buatkan lagi”
ibu siti pun tersenyu sambil menggoda pak mamat,
pak mamat “iya buk, mana mungkin kopi buatan ibu yang enak ini tak bapak habiskan, apa lagi yang buat bidadari dari surga heheeee”
pak mamat tersenyum sambil merayu ibu siti, hingga memerah lah pipinya ibu siti.
Pak mamat “yah ada yang merah-merah itu buk di pipinya”
ibu siti “yah lagian bapak pagi-pagi gini udah ngerayu ibu, tadi malam gak mau ngarayu ibu”
pak mamat “iya iya buk entar malam bapak rayu ibu”
ibu siti “tak usah lah pak kalo nnti mlm makin yang gak-enggak bapak minta, bukan kopi yang di minta, malah yang lain pulak nanti, ya sudah pak ibu mau lanjut masak lagi, bair nnti bapak ke ladang sudah siap makanan untuk bapak”
pak mamat “iya buk bapak juga mau lanjut ni”.
begitu lah kesaharian pak mamat dan ibu siti yang begitu romatis ala ala orang kampung.
Setelah selesai masakan, matahari pun mulai meranjak naik dan mengintip di balik perbukitan yang indah, bias sinarnya menyinari pak mamat yang sedah berberes-beres untuk bergegas pergi keladang.
Ibu siti “pak jangan lupa sebelum pergi makan dulu “
pak mamat “ya buk”
ibu siti “ya sudah pak makan dulu biar gak telat keladangnya, kan kata bapak kerjaan bapak di ladang banyak”
pak mamat “ iya buk, o ya buk danu bulem bangun ya buk”
ibu siti “belum pak”
pak mamat “banguni lah buk, jangan di biasakan bangun siang dia buk nnati kebiasaan sampai besarnya”
ibu siti “ya pak nanti ibu bangunkan, tapi setelah kita makan dan bapak pergi, biar ibu pun gak keteter pak, selasai ini ibu banguni kok".
Pak mamat “ya sudah buk, yuk kita makan”.
Pembicaraan mereka sebelum makan itu diakhiri dengan cedokan nasi yang diambilkan ibu siti untuk pak mamat, selesailah mereka makan.
Pak mamat “ buk bapak berangkat dulu ya”
ibu siti “ya pak”
pak mamat “o ya buk jangan lupa, danu dibangunkan”
ibu siti “iya pak “
pak mamat “ lihat-lihat si danu, jangan sampai terlalu jauh dia mainnya”
ibu siti “iyaaa suami ku sayang”
tak lupa sebelum berangkat ibu siti mencium tangan pak mamat,
Pak mamat “bapak pergi ya buk Assalamualaikum”
ibu siti membalas salam nya dengan penuh kasih sayang,
ibu siti “awalaikum alam. Hati hati ya pak”
pak mamat “ ya buk”.
Sesampainya di ladang pak mamat terus mengerjakan pekerjaannya dengan tekun hingga tengah hari, tak lupa pak mamat bersih-bersih untuk istirahat dan menjalankan perintah yang sudah ditulis sebagai hamba yang taat.
Pak mamat “huhhh kurang sejuk kayak nya di bele-bele ini, lebih enak golek-golek di pohon beringin dekat sungai”
Sambil membawa tikar pak mamat langsung bergegas ke pohon beringin di dekat sungai. tak butuh waktu yang lama pak mamat langsung terlelap karena sangat lelah, pak mamat pun bermimpi di hampiri oleh seorang kakek kakek berjanggut panjang berpakain seba putih.
Kakek “assalamualaikum cuk“
pak mamat “waalaikumsalam kek ada apa gerangan kek”
kakek “cuk jangan pernah khawatir dengan apa yang engakau alami tentang anak mu, anak mu adalah anak yang sangat special yang di berikan kepada tuhan, jaga ia baik baik karena ia akan membuat kalian sedikit di kucilkan oleh warga. Tapi itu semua adalah cobaan untuk kalian agar kaliahan lebih bisa bersyukur ke pada tuhan.”
Pak mamat “maaf kek, kakek kok bisa tau dengan keadaan anak saya, tapi yang kakek bilang itu bakal saya jalani kek. Terimakasih ya kek sudah memberi nasehat kepada saya agar saya bisa lebih bersabar lagi”.
Kakek pun terseyum sambil menjawab
kakek “assalamualaikum”
pak mamat “waalaikum salam”.
pak mamat tersentak lalu terbangun dari tidurnya, pak mamat pun beristigfar
pak mamat “astagfirullah, ternyata mimpi. Tapi sedikit aneh mimpi ku tadi, apakah ini sebuah pertanda (baik tau buruk) ya..”
pak mamat pun sedikit tak menghiraukan, lanjut bangun dan langsung bergegas berberes pergi menuju ladang langsung mengerjakan pekerjaan yang tadi belum selesai. Matahari pun mulai jatuh di ufuk barat pak mamat pun mulai langsung membereskan perkakasnya dan segera pulang menuju rumahnya. Sesampainya dirumah pak mamat sudah di sambut oleh ibu siti dengan senyuman manis,
ibu siti “sore pak gima kerjaan nya tadi di ladang sudah selesai pak, ya sudah duduk dulu pak sudah ibu siap kan kopi dan cemilannya ne”
pak mamat “maksih buk sudah selesai kok”
ibu siti “ya sudah pak ibu mau beres beres dulu, sebentar nanti ibu temani bapak lagi”
pak mamat “ iya buk”.
Pak mamat sedikit memikirkan mimpi dia tadi, tetapi pak mamat tak mau membicarakan masalah mimpinya tadi kepada ibu siti, takut ibu siti khawatir karena pak mamat atau bagaimna sifat istrinya.
Pak mamat “(dalam hati) ya sudah lah masalah mimpi tadi biar aku saja yang simpan, biar jadi rahasia aku dan tuhan"
waktu terus belalu keadaan rumah tangga pak mamat dan ibu siti tidak ada yang berubah pak mamat dengan pekerjaannya di ladang, sedangkan ibu siti mengurus rumah tangga dan menjaga anak semata wayangnya ,Danu pun semakin sering berbicara sendiri.
Hari terus berjalan dan waktu semakin berlalu, danu meranjak besar, dia mulai masuk ke sekolah dan terjun ke dunia nyata yang penuh sandiwara walau ia masih belum mengerti, tetapi ia tetap bercengkrama dengan bisikan yang tak terdengar oleh manusia-manusia biasanya. Matahari mulai mengintip di selah-selah bukit yang indah pertanda waktunya danu harus dibangunkan oleh ibunya.
Ibu siti “danu bangun, siap-siap kamu sekolah kan hari ini”
Danu “iya bu, danu sekolah, danu sudah bangun kok buk”
ibu siti “buruan mandi, nanti kamu telat kesekolah”
danu “iya.. iya bu”
danu segera bergegas kekamar mandi, agar ia tidak telat ke sekolahnya, karenakan sekolah di daerah nya lumayan jauh, lebih kurang 1km dari rumah danu.
Danu “ buk bapak kok gak ada”
ibu siti “ iya bapak sudah berangkat ke ladang tadi pagi, setelah sholat subuh bapak langsung berangkat, karena bapak katanya mau mupuk tanaman cabai dan tomat”
danu “pantas bu, biasanya bapak berangkatnya bareng sama danu heheheeee” danu sedikit tertawa.
Ibu siti “ya sudah buruan pakai baju mu, terus makan lalu berangkat”
danu “iya bu”
ibu siti “oh.. ya jangan lupa buku pelajaranya di susun”
danu “iya ibu ku sayang, ibu bawel kali, buku udah danu susun dari tadi malam loh bu”
jeritan danu dari kamarnya, setelah salesai, danu segera bergegasa ke maja makan yang sangat sederhana itu, untuk makan bersama ibunya.
Ibu siti “danu.... sini udah ibu siapi sarapan mu”
danu “iya loh bu, ibu ne lama-lama bawel kayak mak lampir heheheee…….”
Danu sambil bercandain ibunya yang sudah menunggu di meja makan, hal itu sudah terbiasa di keluarga ini, karena canda-candaan yang keluarga ini lakukan membuat keluarga kecil ini menjadi lebih harmonis, makan pagi pun sudah selesai, danu lansung berangkat ke sekolah, tak lupa danu meminta restu kepada ibunya dengan mencium tangan ibunya.
Danu “ bu danu pergi ya do’akan danu di sekolah agar dapat ilmu dan ilmunya bisa bermanfaat untuk danu dan keluarga”
ibu siti “ iya anak ku, ibu selalu do’akan kamu kok, agar kamu menjadi anak yang berguna untuk keluarga dan bangsa ini”
danu “iya bu makasih bu, danu berangkat bu”
ibu siti “ ehhh. Nanti dulu bekal mu ketinggalan tuh”
danu “eh iya bu maaf danu kelupaan heheee”
bu siti “ya uda ini masukkan kedalam tas mu”
danu memasukkan bekal yang di buat oleh ibunya, kedalam tas yang mulai usang,
danu “buk danu berangkat ya asslamualaikum”
Ibu siti “waalaikum salam”.
Danu berangkat kesekolah dengan berjalan kaki menju sekolahnya. Danu tak pernah berangkat bersama dengan teman-temannya, walau ada beberapa teman sekolah danu yang rumahnya berdekatan dengan rumah danu, karenakan danu dianggap gila oleh warga desa, Dan selalu dijauhi oleh teman-temannya. Tatapi danu tak pernah kesepian dikarenakan danu selalu bercengkrama dengan sekelilingnya seperti pohon, angin, sungai, binatang-binatang bahkan rerumputan yang sedang bergoyang heheee…. Udh kayak lagu Ebit G Ade. Mari kita kembali kecerita tadi sedikit intermeso agar pembaca tidak terlalu bosan. oke kita mulai………….
Di tangah perjalanan danu, bercengkrama dengan pepohonan yang rimbun, hari ini pohon-pohon bercerita tantang bagaimana iya tumbuh sampai sekarang. Pepohonan seling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Pohon “hai danu, bagaimana keadaan kamu hari ini”
danu “baik pak pohon, tidak ada yang membuat aku gelisah kok.”
Pohon “bagus lah nak danu, apakakh kamu mau mendengarkan cerita kami”
danu “ boleh lah pak pohon, agar danu juga tidak kesepian jalan sendiri heheheee…”
pohon “iya kami tau, kamu selalu kesepian karena kamu selalu di asingkan dengan teman-teman mu".
danu “alah pak pohon tak usah di pikirkan itu, kan sudah ada kalian yang sering bercengkrama dengan ku, jadi danu gak kesepian, ayooo cepat lah bercerita katanya pak pohon mau cerita tantang pak pohon.”
Pohon “ oke..oke”
pohon “ kamu mau dari mana ceritanya”
danu “sambungan yang semalam aja pak pohon, kalo dari awal semalam kan danu sudah dengerin cerita nya”
pohon “oke, kami ini sebarnya selalu berzikir kepada yang maha, tetapi manusia-manusia awam tak mendengarkannya hanya kamu yang bisa mendengarkannya”
danu “ kalo itu mah danu tau pak pohon heheee”
pohon “iya danu kamu tau, dan kami sebenarnya hidup untuk manusia, tetapi manusia selalu menyakiti kami untuk kepuasan mereka, demi ketamakan mereka.Terkadang kami sanggat sedih, tetapi itu sudah di gariskan oleh yang maha kami hanya menjalankannya, kami tidak boleh melanggarnya, tetapi kami yakin dari banyaknya ketamakan-ketamakan itu, ada beberapa yang peduli dengan kami, walau mereka tak seperti mu. Nanati kamu akan menemukan orang-orang yang seperti itu”
danu “ahhh….. Emang ada pak pohon, orang yang bukan sepereti aku yang peduli pak”
pohon “ada danu”
bumi/tanah pun menyaut
bumi/tanah ”kamu selalu menginjak aku danu, tapi kamu jarang bercerama dengan aku”
danu “ maaf-maaf kakek bumi, terkadang kakek bumi jarang mau cerita, tapi kalo kakek bumi mau cerita sama danu boleh.”
Bami/tanah terbatuk-batuk.
Bumi/tanah “ uhuk…uhukkk….. aku ini sudah tua, bahkan lebih tua dari kakek moyang mu, memang aku jarang berbicara dengan kamu danu, karena kalo aku terlalu sering berbicara, aku kena tegur sama yang maha”
danu “ kok bisa gitu kakek bumi”
bumi/tanah “hemmm ada yang bisa di bicarakan ada yang tidak danu”
danu ”hemmmm….. biasanya kalo kakek bumi bicara dengan danu dalam beberapa minggu pasti ada sesuatu yang akan terjadi”
bumi/tanah “hemmm….. kamu tau aja danu, kamu emang anak yang cerdas. Itu lah kakek jarang-jarang bicara sama kamu, yasudah kakek hanya kangen sama kamu danu, pesan kakek jangan pernah kamu lalai dengan yang maha danu”
danu “iya kek, jika allah mengizikan, danu tak akan lalai kek”
danu “pak pohon kamu kok diam”
pohon “iya kalo kakek bumi bicara semua seluruh alam tak ada satu pun yang berani menyela pembicaaannya, kami hanya terdiam dan sedikit khawatir ada apa lagi, bahkan sungai, angin, dan hewan tak ada yang berani.
Sungai pun menyaut.
Sungai “iya danu kami tak ada yang berani, yang berani Cuma makhluk tuhan yang bernama izrail yang berani mencabutnya, karena bangsa kalian dari setitik kakek bumi yang di cabut olehnya di perintahkan oleh yang maha”
di saat sungai berbicara, danu Pas melewati sungai kecil jadi sunagai pun menyaut pembicaraan danu dan pohon.
Sungai “kami semua kahawatir apa yang akan terjadi mudah-mudahan tidak terlalu besar hemmm”.
Pembicaraan itu malai diakhiri dengan danu karena danu dusah sampai di gerbang sekolah,
danu “pak pohon pak sungai danu sudahi ya, danu sudah sampai ne, terimakasih pak pohon dan pak sungai sudah nemani danu di perjalanan, hingga waktu perjalanan danu tak terasa sudah sampai di depan sekolah”
pohon, sungai “iya danu sama-sama, kami pun banyak berterimakasi kamu selalu mendengarkan keluh kesah kami”.
Danu pun sampai dan masuk kedalam kelas, tak lama danu masuk ke kelas lonceng sekolah pun berbunyi, pertanda siswa-siswi harus bergegas masuk dan duduk dengan rapi. Oh.. ya pembaca danu ini sering di cemooh ketika dia masuk ke dalam kelas, tetapi danu tetap senyum bahkan guru-guru yang ada di sekolah itu sering membicarakan danu dengan keanehannya, tetapi semua itu danu hiraukan. O ya saya lupa bahwasanya danu saat ini sekolah kelas 5 SD. Oke ini Cuma informasi sekarang kita kembali ke dalam cerita.
Di hari ini tidak ada yang special, hari ni seperti hari-hari biasanya danu selalu menyendiri dan danu selalu di cemooh oleh teman-temannya yang di bilang gila, karena danu sering terlihat berbicara sendiri, walau pun seperti itu danu selalu tegar menghadapi semua ini. Memeng !!!! danu terkadang sedikit kesal dan sedih, tetapi kekesalan dan kesedihannya itu selalu di hibur dengan alam. waktu sudah menunjukan pukul 12.00 wib, biasanya pertanda mulai memasuki waktnya pulang sekolah, tak begitu lama lonceng pertanda pulang pun berbunyi, sorak soraya seluruh anak-anak di dalam kelas……..” horeee…. Pulanggg”. Tetapi danu hanya biasa saja tidak seperti anak-anak yang lainnya. Dari keseluruhan anak di kelasnya yang kurang lebih umur-umur 11 tahun, danu terbilang anak yang dewasa tidak seperti teman-temannya.
Seperti biasanya danu selalu pulang sendiri tak ada teman yang mau jalan dengannya, tetapi danu tetap santai karena dia selalu di temani dengan alam. Di perjalannan pulang seperti bisa danu selalu berbincang-bincang dengan alam, yang ada di sekelilingnya, tidak ada yang special danu hanya mendengarkan bisikan-bisakan dari alam yang terkadang menceritakan kisah mereka dari sedih maupun gembira. kurang lebih ada 1jam danu berjalan, sampailah ia di depan rumahnya.
Danu “asslamualaikum bu” saut dari luar rumah
ibu siti “waalaikumsalam"
ibu siti "nak gimana sekolah mu hari ini”
seperti biasa ketika pulang ibu siti selalu menyambut anaknya dengan kasih sayang dan menanyakan bagaimana ketika di sekolah.
Danu “baik-baik saja bu, tak ada yang special seperti biasanya aja bu”
ibu siti “bagus lah gimana kamu hari ini ada PR”
danu “gak ada buk”
ibu siti “ya sudah, ganti pakaian mu lalu makan”
danu “iya bu, o ya buk habis makan danu boleh main keladang, yaaa sekalian bantu-bantu bapak kan danu tidak ada PR juga kan”
danu juga anak yang rajin jikalau danu tidak ada pekerjaan dari sekolahnya danu selalu membantu bapaknya keladang.
Ibu siti “ya sudah tapi makan dulu ya, sekalian bawakan cemilan buat bapak mu”
danu “ iya bu”.
Danu langsung masuk kekamarnya dan mengganti pakaiannya, lalu danu bergegas ke meja makan dan ia langsung makan kerena dia tak mau berlama-lama di rumah, setelah selesai danu pun langsung berangkat,
danu “bu danu berangkat ya assalamualaikum”
ibu siti “iya walaikumsalam, dasar anak itu tak bisa diam dirumah” gerutu dari seorang ibu yang sanyang kepada anaknya.
Ibu siti “ hati-hati ya danu”
danu “iya bu”
saut danu mulai menjauh dari rumahnya.
Dengan berjalan yang santai danu pun sampai di ladang bapaknya,
danu “assalamualaikum pak”
pak mamat “waalaikumsalam, eh kamu nak ngapain kemari” saut pak mamat yang sedang istirahat.
Danu “iya pak, mau bantui bapak lah masak mau yang lainnya”
candaan danu kepada bapaknya, pak mamat pun tak mau kalah,
pak mamat “eh… kamu danu, biasanya kamu kalo kemari pasti ada maunya, pasti minta sesuatu sama bapak atau kamu kangen sama yang di sono tuh”
pak mamat menunjuk pohon beringin di pinggir sungai.
Danu “ heheeeehheheee” danu tertawa sambil tersenyum kecil,
danu “bapak tau aja, kali ini gak pak, danu mau bantuin bapak kata ibu bapak hari ini mupuk makanya danu mau bantuin bapak, dan lagian danu juga taka ada pekerjaan dari sekolah kok pak”.
Pak mamat “ ya sudah, kalo gitu sini duduk”
danu “o ya pak, ini ada cemilan buat bapak dari ibu, katanya buat teman ngopi”
pak mamat “ ibu mu tau aja, apa mau nya bapak”
danu “ iya… iyalah pak, kan ibu nya danu”
sambil tersenyum danu bicara kepada bapaknya . tak lama anak dan bapak itu berbincang sambil menikmati cemilan dan kopi “yang di minum oleh pak mamat”, karena danu kurang suka dengan kopi, danu hanya minum air putih. Setelah selasai mereka beristirah, pak mamat dan danu melanjutkan perjaannya.
Danu “pak, danu ngerjain apa pak”
pak mamat “ohh…. Iya, kamu bersikan rumput yang sudah tinggi di sana”
danu “iya pak”.
Danu mengerjakan apa yang diintruksikan oleh bapaknya . waktu bergulir matahari mulai terbenam suara-suara alam pun mulai berganti, pertanda sudah memasuki fase yang berbeda. Mereka berdua bergegas untuk pulang. Hari ini danu tidak bercengkram dengan pohon beringin tua yang di pinggir sungai di karenakan danu sibuk dengan yang di perintahkan bapaknya, beringin tua itu juga mengerti apa yang danu alami, beringin tua tak mau merepotkan danu.
Sampailah mereka di rumah, danu dan bapaknya langsung bergegas bersih bersih, karena sebentar lagi mereka sekeluarga melakukan sebuah penghormatan dan syukur kepada yang maha dengan melakukan ibadah. Suara azan terdengar sayup-sayup pertanda ibadah magrib sudah masuk dan segera di mulai. Satu keluarga mulai melakukan peribadahan dengan di awali takbir pak mamat “ALLAHUAKBAR” ikuti lah para makmum, ibu dan danu “allahuakbar” peribadahan di magrib ini sangat lah khusyuk dan di akhiri dengan salam pak mamat “asslamualaikum (kanan)” “asslamualaikum (kiri)” dan di sambut para makmum dengan hikmat ibu dan danu “asslamualaikum (kanan)” “asslamualaikum (kiri) tak lupa mereka memohon kepada yang maha untuk pengampunan dosa-dosa yang tidak disengaja maupun disengaja. Setelah mereka selesai beribadah mereka menuju meja makan untuk malaksanakan makan malam, makan mala mini begitu hikmat tanpa candaan. Setelah makan malam selesai pak mamat dan ibu siti menyuruh danu untuk belajar, mengulangi pelajaran di sekolah tadi.
Ibu siti “danu kamu jangan lupa belajar ya”
danu “iya bu”
danu pun langsung masuk kekamar untuk belar. Disela-sela waktu mau menuju sholat isa pak mamat dan ibu siti berbincang,
ibu siti “pak gimana danu tadi, benar dia bantui bapak, atau danu Cuma main-main di pinggir sungai sambil bicara-bicara sendiri”
pak mamat “gak kok buk, danu bener-bener bantui bapak, sama sekali danu tak ke pinggir sungai. Sudalah buk jangan terlalu khawatir dengan kelebihan danu, danu juga tau mana yang benar dan mana yang salah. bapak percaya sama danu, bahkan bapak lihat danu lebih dewasa ketimbang anak-anak seumurannya"
bu siti “iya pak, ibu tau tapi, ibu terkadang takut nnti danu kalau begini terus danu gak bakalan di terima oleh penduduk”
pak mamat “tidak buk, bapak yakin bukan danu yang datang tapi para warga yang datang, percaya lah bu”
ibu siti “ya uwesss lah pak, kalo bapak percaya dengan danu ibu harus apa lagi. Istri kan harus mengikuti seorang imamnya”
pak mamat “nah itu ibu tau, ya sudah waktu isa mulai masuk , panggil danu bu kita sholat berjamaah”
ibu siti “iya pak”
ibu siti segera kekamar danu untuk menyuruh danu sholat berjamaah
ibu siti “danu waktu isa sudah masuk kita sholat jamaah”
danu “iya bu”.
Mereka pun mulai sholat berjamaah. Setelah selesai meraka melanjutkan istirahat, maklum di kampung kalo malam begini sudah tidak ada aktipitas yang berlebihan kecuali jika ada yang kemalangan dan hajatan.
Pagi yang cerah danu mulai berangkat kesekolah dengan berjalan kaki, danu merasa sedikit aneh dengan keadaan alam yang sunyi tidak ada satupun bisikan yang beehembus di telinga danu.
Danu “( didalam hati) kok rasanya aneh, kenapa alam-alam tak satu pun yang bercengkrama dengan ku, apakah mereka ngambek heheeeee….. “ sedikit guyonan danu.
Danu “ah biarkan lah, mungkin mereka lagi sibuk kali heheee”
danu tak menghiraukan dengan keadaan alam yang seakan-akan tak ingin berbicara. Danu terus berjalan sendiri dengan sedikit hati yang gelisah, akhirnya danu sampai di sekolahnya. tidak lupa danu mendengar bisikan dari temannya yang berbicara tentang danu.
Bayu “lihat tuh si anak gila datang, pasti dia nnti berbicara-bicara sendiri”
bayu berbisik kepada teman-temanya, terdengar sayup-sayup si telinga danu perkataan teman-temanya, danu pun tak mau ambil pusing, danu hanya tertawa dan menguatkan hatinya sabil berkata di dalam hati
danu “karena meraka tidak mengerti, tapi ya sudah lah”.
Lonceng masuk telah berbunyi sa nya seluruh siswa masuk kedalam kelas dan memulai pelajaran, tak lama guru meraka masuk,
pak budi “ asslamualaikum, pagi anak-anak”
siswa langsung menjawab dengan serempak
siswa “waalaikumsalam, pagi pak”,
di hari ini pak budi masuk pertanda pelajaran matematika akan segera di mulai. Tak lama berselang pak budi mengajar, danu serius mengikuti pelajaran yang di ajarkan oleh pak budi, tiba-tiba terdengar suara bisakan, danu….. bumi/tanah menegur danu.
Kakek bumi “ danu…. Danu….”
Danu pun tersentak hingga terkaget
danu “(didalam hati) hahhh….. kakek bumi kok menyapa ku, ada apa gerangan ini apakah ada satu pertanda untuk ku, apa aku salah ya..”
kakek bumu “danu… danu, tak perlu kamu berbicara didalam hati kakek tau, mau kamu bicara kuat mau pun di dalam hati kakek tau apan yang kamu bicarakan”
danu “hemmm iya kek ada apa kek”
kakek bumi “dengarkan danu sebentar lagi kakek akan berguncang (gempa bumi) berhati-hatilah jangan panik dan tetaplah ingat kepada yang maha itu saja pesan kakek kepada mu”
danu “waduh gawat ini, kek… kek apa guncangan nya kuat kek”
tetapi kakek bumi/tanah tak menjawabnya
danu “ kakek… kakek”.
Danu pun sedikit khawatir kapan akan terjadi…
kakek bumi “sebentar lagi”
danu “waduhhhh”.
Di tangah-tangah pelajaran danu langsung berdiri dan berbicara kepada pak budi,
danu “pak sebentar lagi ada gempa bumi pak”
pak danu “apa danu….. Yang ada ada saja kamu tidak mungkin, ya sudah kamu segera duduk jangan buat risau dan panik teman-teman kamu”
riza “gila dia tuh pak”
pak danu “sudah-sudah kita mulai belajar lagi jangan hiraukan perkataan danu tadi ya anak-anak”
siswa “iya pak”.
Tak lama berselang bumi pun berguncang lumayan keras, anak-anak pada panik
siswa “pak gempa-gempa.. lariiiiiii”
pak danu “jangan lari pelan-pelan keluarnya, jangan panik”,
pak danu memberi himbauan agar anak-anak jangan panik, danu pun hanya santai, ia berlindung di bawah meja, karena itu yang diajarkan oleh guru giografi dan ajaran alam kepadanya, setelah semua sudah keluar pak budi melihat danu masih di bawah meja.
Pak budi “danu cepat kealur”
danu “iya pak”
danu bergegas untuk keluar dari rungan kelasnya. Setelah seluruh siswa dan siswi keluar dan berkumpul di halaman sekolah sambil menceritakan apa yang di bilang oleh danu. Bukanya mereka semakin percaya malah mereka semakin takut dan mengasingkan danu, guru-guru mulai menganggap danu sebagai anak yang berhayalan tinggi dan manakutkan. Tetapi ada satu teman kelasnya yang bernama sari mulai tertarik dengan keanehan danu.
Sari “(didalam hati) hemmm apa yang di bilang danu itu jadi kenyataan apakah danu benar-benar anak yang spesial, bisa mendengarkan dan bercengkrama dengan alam”
sari mendekati danu dan menyapa danu,
sari “hay danu, kenapa kamu gak ngumpul disana”
danu “ah tidak sari, aku selalu diasingkan dan dianggap gila sama mereka, bahkan kamu juga kan. Apa kamu ingin mengatakan hal yang sama dengan mereka”
sari “tidak danu, aku sangat tertarik dengan apa yang kamu bilang tadi di kelas, dan itu terjadi. Apa kamu bisa mendengar dan merasakan keanehan yang terjadi jika alam mau melakukan sesuatu”
danu “ hemmmmm….. iya sar, bahkan aku bisa bercengrma dengan mereka makanya aku di anggap gila dengan mereka, saudah lah sar jangan terlalu dekat dengan ku nanti kamu kena imbasnya”
sari “tidak papa danu, orang aku yang mau kok ada apa urusan mereka, aku mau berteman sama siapa”
danu “ ya sudahlah kalau gitu, yang penting aku sudah bilang, jangan nnti orang tua mu kerumah ku, memarihan bapak dan ibu ku.
Sari “tidak lah dan, aku kan hanya berteman dengan mu, lagian kita sekelas, biasa tuh kalo kita berteman, yang penting aku tertarik dengan kelebihan kamu, apa aku bisa merasakan seperti kamu. Kalo bisa enak juga ya, heheeeee…..”
danu “ entah lah sar, aku juga tidak tau, aku sedari kecil sudah bisa mendengarkan bisikan-bisikan dari alam”
sari “oh…. Iya, yang benar!”
danu “ iya sari”.
Percakapan itu terhenti dikarenakan kepala sekolah berbicara,
kepala sekolah “anak-anak semua ngumpul dan berbaris, bapak ingin berbicara dengan kalian semua”
para siswa beranjak untuk ngupul dan berbaris sesuai dengan kelasnya masing-masing.
Kelapa sekolah “anak-anak di karenakan terjadinya gempa seluruh siswa dan siswi segera di pulang”
siswa “horeee… horeeee kita pulang”
kepala sekolah “diam dulu… iya hari ini kita pulang, tapi besok masuk kembali jika tidak terjadi gempa susulan, jangan ada yang mampir kemana-mana langsung pulang ya”
siswa “iya pakkk”.
Dan seluruh siswa segera masuk kekelas mangambil tas nya masing-masing dan langsung pulang. Dan dihari itu dengan tragedi gempa, danu mulai memiliki teman bicara bukan hanya alam saja yaitu SARI yang tertarik dengan keanehan yang di miliki oleh danu.
Dari mulai kejadian di hari itu, danu sudah tidak sendiri lagi, danu sudah memiliki teman yang sering berbincang dengannya dan sekarang ketika pergi kesekolah danu sudah tidak pernah sendiri karena sari selalu berangkat bersama dengan danu. Di pagi yang cerah danu sudah di jemput dengan sari,
sari “assalamualakum, danu.. danu..”
ibu siti “waalaikum salam. Siapa ya…… “
sari “sari buk mau jemput danu”
ibu siti sedikit terkejut dan bingung tetapi hatinya sangat senang karena sudah ada yang mau terima danu anaknya yang memiliki keanehan hingga sampai di bilang gila oleh orang-orang satu desa, ibu siti keluar dan menghampiri sari.
Ibu siti “iya nak sari, mau jemput danu ya”
sari “iya bu, danunya ada buk, semalam sudah janji berangkat sekolah bareng-bareng”
ibu siti “ ohhh… iya danu… danu… ,ini sari sudah nunggu kamu”
jeritan ibu siti dari luar rumah.
Danu “iya bu.. danu udah selesai ni”
ibu siti “buruan kamu, sari sudah nunggu kamu, jangan gara-gara kamu sari telat ya”
ibu siti sedikit tersenyum ketika berbicara.
Danu “iya… iya… bu”
danu langsung keluar dan meraih tangan ibunya dan bersalaman, itulah ritual ketika danu keluar untuk segala apa pun walaupun ritual itu sangat simple tapi sangat berharga bagi danu (dan untuk kita semua, di dalam kecupan tangan yang kita lakukan ada do’a yang mengalir untuk kita, sedikit intermeso dan pelajaran untuk kita semua) kembali ke cerita.
danu “ danu pergi dulu ya bu, assalamualaikum”
sari “ sari juga ya buk”
tak lupa sari juga mencium tanggan ibu siti,
sari “assalamualaikum”
ibu siti “waalaikum salam, hati-hati di jalan ya”
danu,sari “ iya bu”.
Danu dan sari pun langsung berangkat bersama-sama, di perjalanan mereka berbincang-bincang menceritakan apa yang dibisikan oleh alam, danu menceritakan semuanya yang pernah dia alami hingga sekarang, sari hanya menjadi pendengar dan sari semakin tertarik dengan danu, pohon pun bebisik sambil bercanda.
Pohon “cie-cie yang sudah ada teman ngobrol, jadi kami di hiraukan”
danu “lah pak pohon ada ada saja ne, ada yang cemburu ne heheeee”
danu mengembalikan candaan pohon.
Pohon “hehehee…. Gimana keadan pagi ni danu”
danu “baik pak pohon”
pohon “lihat teman-temen, danu sudah ada temannya selain kita, titip salam ya dengan teman mu SARI”
hewan-hewan “huuhuhuhhhh cie-cie danu, jangan pernah lupakan kami ,kami juga titip salam dengan SARI”
danu “iya saudara-saudara ku”
danu menyapa semuanya dengan hangat dan hati gembira.
sari “ danu apa kamu berbicara dengan alam”
danu “iya sari”
sari “apa yang mereka bicarakan dengan kamu”
danu “ iya mereka menyapa ku dan titip salam dengan kamu sar, karena meraka tau kamu bakal bisa mendengarkan bisikan-bisikan itu walaupun kecil”
sari “ahhh…. Masak iya dan. mana mungkin”
danu “iya sar mereka tidak pernah menitipkan salam sama siapa pun bahkan ke orang tua ku sendiri, mereka lebih tau sapa yang mereka pilih. Ketika kamu mendengarkan dengan hati bukan dengan telinga kamu bakalan tau segalanya”
sari hanya terdiam mendengarkan penjelasan danu, mereka terus berjalan.
Tak lama mereka sudah sampai disekolah yang tercinta, meraka berdua masuk kekelas yang biasanya danu duduk sendiri sekarang danu duduk berdua dengan sari, karena Cuma sari yang mau duduk dengan danu. Lonceng masuk telah berbunyi pertanda pelajaran segera dimulai, ibu guru maya pun masuk,
ibu maya “assalamualaikum, anak-anak, hari ini kita mulai pelajaran sajarah, buka buku sejarah nya ya anak-anak”
semua seluruh siswa dan siswi didalam kelas mengeluarkan buku sejarah, tak luput danu juga mengeluarkan buku sejarahnya, walaupun danu bisa saja menanyakan sejarah dengan alam-alam. Terkadang yang ada didalam buku tidak lah benar, ada yang di selewengkan oleh penjajah agar anak cucunya Negara ini tak mengetahui yang sebenarnya. Alasannya kenapa seperti itu? karena, jika kita tau sejarah yang sebenarnya penerus-penerus bangsa ini akan maju, jika maju maka Negara-negara lain akan takut dengan Negara ini, sedikit interneso ya sobat. Pelajaran sejarah di mulai seluruh siswa dan siswi mengikuti pelajaran dengan seksama, waktu terus berlalu pelajaran sajarah pun selesai, waktu berjalan, pelajaran-pelajaran yang lainnya sudah selesai, sudah saat nya siswa dan siswi pulang. Dijalan pulang danu dan sari di kejut kan dengan hewan buas yang melintas mereka saling bertatap-tatapan.
Danu “tenang sar dia hanya lewat dan itu jalur dia lewat, dia mengucapkan salam dengan kita”
harimau “assalamualaikum danu”
danu “waalaikum salam pak harimau, da apa gerangan pak harimau lewat di siang hari, adakah kendala di peristirahtan pak harimau”
harimau “tidak danu, pak harimau Cuma mau lihat siapa teman mu, apakah ia setulus kamu”
danu “ohhh.. Cuma itu pak harimau, iya dia sari dia teman ku, masalah tulus tidaknya hanya pak harimau yang tau dan pak harimau yang menilainya sendiri”
harimau “hemmmm baiklah, assalamualikum”
danu “waalaikumsalam”
harimau langsung bergerak kedalam hutan dan tak terlihat lagi, sari sudah bergetaran seluruh tubuhnya dengan kehadiran harimau, hamper saja sari pingsan.
Sari “dan….. aku takut apa kamu berbincang dengan harimau”
danu “iya sar, dia hanya mau lihat siapa teman ku, dia baru dapat kabar dari alam karena pagi tadi dia istirahat, dia mau memastikan kamu saja”
sari “memastikan apa danu”
danu “dia mau lihat kamu dan menitip salam dengan kamu”
danu sedikit berbohong agar sari tidak khawatir,
sari “ooooohhhhh Cuma titip salam, ya sudah aku titip salam balik, aku piker dia mau menegur aku karena kau dekat kamu”
danu “tidak sar,(dalam hati) hemmm kenapa perasaan dia peka" "ya sudah lah kita jalan lagi pak harimau pun sudah jauh masuk kedalam hutan, o ya nanti selapas pulang kamu mau gak aku ajak main keladang ku, kita berbincang-bincang dengan pohon beringin tua di pinggir sungai dekat ladang ku"
sari “ boleh juga dan tapi aku nnti makan dulu, baru aku kerumah mu”
danu “iya sar aku tunggu.”
Mereka berdua terus bercerita tentang kehidupan dan keluarga mereka masing-masing. Tak terasa berbicara sambil berjalan mereka sudah mau sampai,
danu “jangan lupa ya nanti sar, aku duluan”
sari “iya dan”.
Mereka pun pulang masing-masing, karena rumah danu dan sari agak sedikit jauh, tapi rumah danu duluan ketemu, kalo dari arah mau pulang sekolah, makanya kalo sari jemput danu, ketika mau pergi sekolah sari melewati arah kerumah danu. Danu pun sampai di rumah,
danu “assalamualaikum….”
Ibu siti “waalakumsalam, sudah pulang nak”
danu “iya bu, oh iya bu nnti selapas makan danu mau main keladang sama sari”
ibu siti “ngapain danu”
danu “gak ada buk Cuma main saja”
ibu siti “jangan macem-macem kamu danu, jangan ajak anak orang berbincang-bincang seperti kamu”
ibu siti sedikit kesal dan juga khawatir sih, karena kedekatan danu dengan sari takutnya akan berdampak dengan sari, kalo keluarga ini sih sudah terbiasa.
Danu “enggak lah bu, danu gak aneh-aneh kog percaya lah ama danu”
ibu siti “ya sudah, buruan kamu ganti baju lalu langsung makan, itu makan sudah ibu siapkan di meja makan, sakalin nnti bawa cemilan untuk bapak mu dan kalian nanti diladang”
danu “iya bu, ibu cantik lohhh”
candaan danu kepada ibunya.
Ibu siti “dasar anak sama bapak sama saja kalo ada maunya pasti ngerayu”
ibu siti sambil menggelangkan kepala nya. Danu pun bergegas mengganti bajunya dan langsung makan, tak lama sari pun datang memanggil danu dari luar.
Sari “assalamualaikum, danu.. danu…..”
ibu siti “waalaikumsalam danu itu sari”
danu “waalaikumsalam sar, iya bu”
jeritan danu dari dapur bergegas keluar rumah, tak lupa danu bersalaman dengan ibu nya dan sari juga,
danu dan sari “kami berangkat bu, assalamualaikum”
ibu siti “ waaalikumsalam, hati-hati kali jangan lupa nanti bilang kebapak"
danu ”iya bu” sautan danu sambil berjalan menuju ladang.
Mereka berjalan dengan santai sambil berbincang dan bercanda mulai tumbuh saling kepercayaan satu sama lain, sesampainya mereka diladang.
Danu “assalamualaikum pak”
pak mamat “waalaikum salam ngapain kamu danu dan kok sama si sari kamu kemari”
danu “iya pak ini kami mau main saja kok”
pak mamat “apa kalian tak ada pekerjaan dari sekolah”
danu “ gak ada pak makanya kami pengen main di ladang, paling main di pinggir sungai dekat pohon bringin tua”
pak mamat “hemmmmm”
sambil menelan napas, respon pak mamat berbeda dengan ibu siti, pak mamat sudah percaya dengan danu.
Pak mamat “ ya… sudah hati-hati ya..”
danu “ o ya pak ini cemilan buat bapak dari ibu, kami ke sana dulu ya pak”
danu meberikan cemilan sambil berpamitan, sedangkan sari hanya diam.
Pak mamat “ oh… ya uda makasih, hati-hati kalian , nanti kita pulangnya sama aja ama bapak, jangan lama-lama”
danu “ iya pak”.
Sari “kami kesana dulu ya pak”
sambil tersenyum menyapa pak mamat. Mereka menuju ke pinggir sungai yang ada pohon beringin tua. Setelah mereka sampai di pohon beringin tua itu sari dan danu duduk sambil bercerita,
danu “sar kamu mau tau tentang kehidupan pohon beringin tua”
sari “ya mau lah”
danu “assamulaikum kek”
beringin tua “waalaikumsalam danu, kamu bawa teman ya, walau kakek sudah tau dari yang lainnya, tapi sungguh terhormatnya kakek jika kamu mau menceritakan kepadanya tentang kakek, bahkan kakek akan memberitahukan tentang kehidupan sari tentang ayah nya, yang di sembunyikan oleh ibunya”
danu mulai terkejut terperanjak lalu bertanya sama sari,
danu “sar memang ada yang di sembunyikan oleh ibu mu”
sari pun terkejut,
sari “apa maksud mu dan aku bingung ne”
danu “iya kata beringin tua mada yang di sembunyikan oleh ibu mu tentang ayah mu”
sari makin terkejut, sari pun mengiyakan nya,
sari “iya dan, kalau aku cerita tentang ayah sama ibu ku, ibu selalu menghindar seakan-akan ibu tak mau menceritakannya, padahal aku ingin tau gimana ayah ku”
sari bercerita sambil bersedih memerah lah matanya.
Danu “kek emang ceritanya gimana, sari mau tau ceritanya karena sari ingin tau ayah nya bahkan keberadaannya”
beringin tua “hemmmm jadi sari ingin tau segalanya, tapi bilang sama sari! ketika nanti kakek bercerita tentang ayah nya, dia tau tentang ayahnya, jangan dia sampai benci kepada ayah dan keluarga ayah nya”
danu “sar kata beringin tua kalo nanti kamu mendengar crita tentang ayah mu kamu jangan benci dengan ayah mu ”
sari “iya dan”
danu “kamu janji demi alam”
sari “iya… iya dan aku tidak bakalan benci kepada ayah ku, aku terima semuanya”
danu “baiklah sar”
danu “kek sari sudah siap kek”
beringin tua “oke danu, begini ceritanya: waktu itu ibunya sari adalah kembang desa disini, dia disukai dengan seluruh pria di desa, bahkan ayah mu sendiri, kecantikan ibu nya sari sangat lah natural seperti sari, tetapi kamu ingat kamu sat ini hanya berteman dengan sari”
Danu “iya kek danu tau, lanjut kek”
bringin tua “Lalu datang seorang pria dari kota yang memiliki tujuan di desa, Meneliti tentang emas yang ada di bukit sebelah sana, cerita masalah ini jangan kamu beri tau dengan yang lain selain sari apa lagi tentang emas di bukit itu”
danu “baik lah kek danu janji, lanjut ke”
beringin tua “oke kakek lanjutkan, setelah kurang lebih 2 tahun ayahnya sari meneliti tidak ada hasil, dikarenakan emas itu di sembunykan oleh mahluk lain selain kami, kerena kami tak mampu dengan masalah itu. selama penelitian ayah nya sari dan ibunya sari saling jatuh cinta dan memiliki hubungan dekat sampai lah sesuatu yang tak diingikan, ibunya sari mengandung, ayah nya sari tau dan ia mau bertanggung jawab karena ayah nya sari sangat cinta, ayahnya sari birbicara lah dengan kedua orang tuanya ibu sari, kakek nenek nya sari. Tentang pertanggung jawabannya, ia berjanji akan kembali ke desa ini dan membawa kedua orang tuanya untuk melamar ibunya sari. Janjinya itu di tepati, tetapi kedua orang tuanya ayah sari tidak setuju dengan hubungan mereka berdua, sedangkan mereka saling mencintai, akhirnya keluarga ibunya sari di hina oleh keluarga ayah nya sari, tak terima lah keluarga ibunya sari. Tetapi ayahnya sari tetap berkeras hingga menjadi kegaduhan, sehinggai keluarga ayah nya sari tak minghiraukannya. Keluarga ayah nya sari hanya memberikan uang kepada keluarga ibunya sari, terserah mau diapakan uangnya itu. mau untuk menggugurkan atau untuk lanjutan si cabang bayi, tetapi jangan pernah behubunungan lagi dengan keluarga ayahnya sari dan mereka langsung pergi membawa ayah nya sari, memeng keluarga ayah nya sari orang kota yang sangat kaya. Setelah kejadian itu keluarga ibunya sari di kucilkan oleh penduduk desa kerena menanggung aib yang memalukan. Saat ini ayah nya sari masih hidup dan sudah menikah memiliki 1 anak perempuan, ayah nya sari masih memikirkan kelurga ibunya sari, bahkan ayahnya sari masih mencintai ibunya sari, tatapi saat ini dia tak bisa dikarenakan keluarganya. Saat ini ayahnya sari menjadi peneliti botania suatu saat nanti ayah nya sari akan kemari mencari kamu sari”
danu mendengarkan kisah keluarga sari menjadi terharu.
Danu “sar kamu meu dengarkan kisahnya yang di beritau dengan beringin tua”
sari “iya dan aku jadi penasaran tapi aku llihat raut wajah mu, kok kamu sedih”
danu “gak papa sar, oke aku ceritakan”.
Danu pun menceritakan apa yang diceritakan oleh bringin tua, seketika sari pun menagis, ada rasa rindu yang mendalam kepada ayahnya, seketika suasana sore itu menjadi mellow dari yang penasaran.
Danu “sudah sar itu lah kenyataan yang terjadi kamu jangan sedih lagi dan kamu jangan pernah benci dengan keluarga ayah mu”
lalu sari langsung memeluk danu dan berkata,
sari “iya dan, aku gak bakalan benci, walupun begitu meraka adalah kakek dan nenek ku”
danu “ ya udah-udah jangan begini terus sar nanti di lahat bapak ku yang ada aku yang kena gibal”
sari “ehhh iya iya.. maaf, kalau tidak sama kamu, sama siapa lagi dan”
danu "ya sudah hapus air matu mu, nanti di lihat bapak ku, dia pikir aku nagapin kamu lagi”
sari langsung mengusap air matanya,
sari “ iya iya dan kok kamu jadi baweell sih kan aku masih sedih”
danu “ bukan bawel sar, yang ada aku yang kena kampak ama bapak ku kalo dia lihat kamu lagi nangis”
sari “iya danu bawel”
sari sambil menyibit perutnya danu,
danu “ aduhh sakit”
sari “rasain biar tau kamu”
candaan meraka sangat lah natural dan mereka semakin dekat, dari kejauhan pak mamat memanggil,
pak mamat “danu… sari…. Sudah sore, ayo kita pulang nanti keburu magrib”
sari dan danu “iya pak..”
saut mereka berdu, mereka berdua langsung bergegas menuju keladang, Dan mereka bertiga pulang dari ladang. Sebenanya sungai juga bercerita tentang kesedihan para pejuang yang gugur demi meraih kemerdekaan. Saat ini bagi sari , Danu bukan lagi anak yang gila, ia adalah jembatan antara dunia nyata dan alam yang tersembunyi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!