What It Is?! [ Markhyuck ] Gs Version
#1 하나
Sekitar pukul 8 malam yaitu seorang Hanan saat ini berada di pinggir trotoar, tangan kirinya memegang kantung kresek berisi barang belanjaan dan di tangan kirinya yang memegang sebuah hp, serta mulutnya yang tak berhenti bersenandung kecil untuk menikmati malamnya.
Hanan Adiraputra
"aelah, si Jay kenapa baru bilang kalau mau titip sih? Mana udah agak jauh dari minimarketnya.."
Hanan menatap ke arah kanan kiri melihat jalan dan memastikan bahwa jalanan itu sepi, dirinya pun mengendikan bahu lalu berjalan untuk menyeberangi jalan.
Hanan Adiraputra
"beli di depan sana aja deh, lumayan deket juga."
Hanan kembali berjalan dan tanpa tau mobil melaju dengan cepat hingga tak lama Hanan merasa tubuhnya terpental jauh sekitar 4 meter dan barang belanjaanya pun ikut terpental entah kemana. Darah terasa mengalir deras, tubuhnya sakit, mulutnya tak dapat mengeluarkan suara, dan matanya yang berkunang-kunang. Apakah ini akhir dari hidupnya?
Sosok dari mobil itu menghampiri, ah.. bagus masih punya tanggung jawab. Pipi Hanan di tepuk agak keras, ingin memastikan apakah mata itu akan kembali terbuka, sosok itu juga menempelkan jari telunjuknya di bawah hidung Hanan serta letak nadi Hanan. Tapi tak lama sosok itu membawa tubuh Hanan yang penuh darah itu ke mobil miliknya untuk di bawa ke rumah sakit.
Mae Chitta
"hiks bagaimana ini jon.."
Mae Chitta
"putri kita hiks"
Papa Joni
"tenanglah sayang... Jangan begini. El pasti sedih melihat Mae nya menangis begini" setia memeluk tubuh istrinya yang saat ini sedang rapuh karena kehilangan anak kesayangan dalam hidup mereka.
Mae Chitta
"jon, katakan hiks.. Katakan bahwa ini hanya tipuan!"
Papa Joni
"sssttt sayang, ikhlaskan okay?" matanya berkaca-kaca menatap sang istri, ia pun mengadahkan matanya ke atas agar air mata itu tidak mengalir, ia akan mencoba menjadi orang kuat dan menguatkan keluarganya juga.
Reva Ardalina
"hiks elll!! Jangan tidur dulu el hiks... Kita belum mukbang bareng-bareng sama yang lain hiks jangan m-merem duluu huwaa"
Yasmin Nayara
"Reva... boleh ga sih... Gue hiks berharap kalau hiks el masih hiks hidup?!"
Reva dan yang lain termasuk ketiga keluarga el masih menangis histeris karena menatap wajah cantik yang sudah pucat itu tengah terpejam erat dengan jantung yang sudah berhenti berdetak.
Papa Joni
(Tuhan... Jika aku boleh meminta, tolong hidupkan kembali anakku... Entah itu jiwa orang lain maupun jiwa anakku sendiri...)
Sedangkan di luar ruangan rumah sakit itu.
"Permisi permisi! tolong minggir ada pasien kecelakaan mohon minggir"
Disana para perawat serta dokter tengah mendorong seorang pasien yang sudah penuh dengan lumuran darah.
Mata Joni tak sengaja melirik ke arah jendela kaca yang memperlihatkan para perawat itu mendorong seorang pasien akibat kecelakaan yang menurutnya sangat parah. Joni melihat itu bagaimana darah itu sudah menyelimuti tubuh orang tersebut, serta luka-luka yang cukup dalam dan Joni sedikit meragukan jika orang itu masih hidup dengan jiwanya.
#2 둘
Keajaiban tiba-tiba saja terjadi sehingga mengejutkan orang-orang di sana.
"enghh... dimana aku.." ucapnya lirih dan hampir tak bersuara.
Matanya menerjapkan pelan sedikit silau saat cahaya berwarna putih itu menusuk matanya. matanya melihat sekeliling dan mendapati banyak sahabat serta keluarganya yang masih menangis.
Elviana Jayaputri
"k-kalian siapa?"
Semua yang mendengar sebuah suara yang sangat amat mereka kenal pun menoleh dan mendapati sosok itu berada di ranjang dengan mata terbuka membuat semua orang yang disana terkejut bukan main.
Pekik mereka dan yang lain saat tak menyangka dengan apa yang mereka lihat.
Chitta sebagai seorang ibu dari El pun menghampiri anaknya dengan tubuh yang sedikit bergetar lalu tangannya menangkup kedua pipi halus yang sedikit tirus itu. Hingga tak lama ia memeluk sang anak dengan perasaan bahagia.
El yang di peluk hanya mengerutkan dahinya bingung, siapa mereka semua ini?
Papa Joni
"dokter! dokter!"
Joni menekan tombol bel yang ada di sebelah ranjang milik El lalu mengusap surai panjang putrinya dengan lembut.
Tak lama dokter pun datang dengan terkejut, bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah tadi gadis itu sudah meninggal karena tidak kuat menahan penyakitnya yang sudah berada di stadium akhir itu?
Iya, seorang gadis bernama Elviana Jayaputri itu terkena gagal jantung stadium akhir.
Dan 2 jam yang lalu tubuh itu sudah di pastikan tak bernyawa akan tetapi saat ini sebuah keajaiban muncul.
Dokter kemudian memeriksa dan semakin terkejut saat penyakit itu telah hilang sepenuhnya dari tubuh gadis itu.
Dokter -"ini sebuah keajaiban yang sungguh mustahil, penyakitnya sudah sepenuhnya hilang dari tubuh pasien. Ini sungguh keajaiban tuan, nyonya"
Elviana Jayaputri
(hah? Kenapa ini orang-orang?)
El hanya menatap mereka semua dengan polos, pikirannya tidak mengerti dengan apa yang terjadi.
Elviana Jayaputri
"em permisi sebelumnya, tapi... Kalian siapa ya?"
Elviana Jayaputri
"dan, kenapa saya bisa di sini? Bukannya saya tadi sudah mati?"
Dokter - "begini nona, memang tadi anda sudah kehilangan nyawa anda akan tetapi seperti sebuah keajaiban nona bisa hidup kembali."
Elviana Jayaputri
"hah??!"
Elviana Jayaputri
"maksudnya?"
Elviana Jayaputri
"tunggu! Kenapa saya di panggil nona? Saya ini pria!" ucapnya tak terima
Mae Chitta
"a-apa maksud kamu sayang?"
Dokter pun kembali memeriksa dan mengatakan bahwa memang tidak ada yang aneh terjadi atau mungkin sedikit mengalami amnesia pada ingatan nya.
Papa Joni
"jadi kapan anak saya boleh pulang dok?"
Dokter- "untuk sekarang memang sepertinya tidak ada gejala lain yang ada di tubuh pasien dan mungkin sudah boleh dibawa pulang akan tetapi lebih baik besok saja agar saya bisa memastikannya lebih lanjut."
Reva Ardalina
"ell hiks gue bahagia banget denger hiks Lo hidup"
Yasmin Nayara
"el.. Lo ga lupa sama kita kan?"
Elviana Jayaputri
"apa deh? Kalian siapa memangnya?"
Reva Ardalina
"hiks yayas... el hiks ngelupain kita huwee" menangis histeris dan memeluk tubuh yasmin erat
Mae Chitta
(kenapa mereka yang makin sedih? Kan dia anak saya? seharusnya kan saya yang sebagai ibunya yang nangis begitu? Tapi kok...)
Elviana Jayaputri
"kalian kenapa nangis?"
Elviana Jayaputri
"oh Jay! Jay dimana Jay?!"
Mae Chitta
"Jay siapa sayang?"
Elviana Jayaputri
"e-ee i-itu emm..."
Mae Chitta
"ini Mae sayang... Panggil Mae aja ya?"
Di sebuah ruangan operasi.
Jayden Deondra
"nan.. Semoga Lo bisa tenang disana"
Jayden Deondra
"maaf, gara-gara gue.. Lo malah jadi begini. Andai gue ga nyuruh Lo buat beli titipan gue mungkin Lo ga bakal sampe begini"
Jayden Deondra
"sekali lagi maaf... dan gue udah jadi temen paling buruk buat Lo. Maafin gue Hanan.."
Yena Citravean
"Jay udah... Hanan udah maafin Lo"
Yena Citravean
"ikhlasin dia Jay. Gue tau ini berat, dia temen kita dan ada perasaan ga rela di hati gue tapi gue tau kalau kita sedih itu bakal buat arwah Hanan ga tenang."
Karina Syafera
"bener kata yena."
Karina Syafera
"kita urus kematiannya dulu terus baru kita kasih tau temen-temen yang lain."
Jayden Deondra
"gue keluar dulu, mau cari angin bentar."
Karina Syafera
"iya, biar gue sama yena aja yang ngurus kalau gitu."
Karina Syafera
"Lo tenangin diri tapi jangan buat hal yang berbahaya buat diri Lo sendiri. Ingat itu."
#3 삼
"anak-anak jangan lupa packing!! Kita akan berangkat Minggu depan! Bawa barang yang penting aja kalau yang lain tinggal di sini, sewaktu-waktu kalau kita kembali ke sini." ujar sang ibunda pada para anaknya
Bubu Tasya
"kenapa belum packing sayang?"
Mahesa Leosaputra
"huh. later, I'm tired now.. Bubu."
Bubu Tasya
"oh okay, tapi jangan lupa di packing ya? Bisa besok kok."
Mahesa Leosaputra
"gue jadi kangen dia... Gimana keadaan dia sekarang ya?"
Mahesa Leosaputra
"huah... Kenapa ada keadaan dimana gue gabisa milikin dia?"
Mahesa Leosaputra
"bisa ga sih keadaan yang pengen gua alamin terjadi? Biar gue bisa milikin Lo tanpa harus keganggu sama peraturan."
Bella Leasaputri
"ish bang punya gue itu!"
Bella Leasaputri
"minggir kek lo!"
Bella Leasaputri
"ish kan gue yang duluan!! heh jangan di habisin!!"
Jeano Liosaputra
"suka-suka gue. Siapa cepat dia yang dapat wle"
Bella Leasaputri
"aaaa!! Bubu liat bang Jean!"
Jeano Liosaputra
"apa sih?"
Jeano Liosaputra
"ssj suka suka Jean."
Bella Leasaputri
"bodo amat!"
Bubu Tasya
"heh sudah sudah! Kalian ini, kamu ini Jean udah gede harusnya kamu ngalah sama adiknya"
Bella Leasaputri
"tuh dengerin"
Jeano Liosaputra
"cih serah gue"
Bubu Tasya
"kamu juga Bella jangan teriak-teriak di rumah, ini bukan hutan. Paham?!"
Bella Leasaputri
"p-paham Bu.."
Bubu Tasya
"oh, dimana Daddy kalian?"
Daddy Jeffrey
"di sini sayang" mencium pipi sang istri lalu duduk sambil menyesap kopi miliknya.
Bubu Tasya
"astaga kamu ini."
Jeano Liosaputra
"inget pak udah tua"
Daddy Jeffrey
"loh terserah Daddy, lagipula Daddy ini juga masih cukup muda kok dan bisa buat adik lagi buat kamu"
Jeano Liosaputra
"coba aja kalau bisa. Jean gugurin tuh bayi lebih dulu kalau jadi"
Daddy Jeffrey
"heh! Dasar anak dugong"
Jeano Liosaputra
"kalau Jean dugong berarti dad juga ayah dugongnya."
Bubu Tasya
"hadeh kalian ini sama aja."
Jeano Liosaputra
"iya lah. Kan Jean hasil dari spermanya Daddy."
Bubu Tasya
"untung Bella anak cantikku udah pergi"
Jeano Liosaputra
"dih? Gatau aja si bubu"
Bubu Tasya
"udah-udah fokus makan jangan celoteh ga jelas."
Sosok yang di panggil menoleh ke arah sumber suara. Disana Jay melihat seorang wanita yang berlari kecil seperti menghampiri kearahnya.
Elviana Jayaputri
"Jay!! Ini gue!"
Jayden Deondra
"hah? Gue ga kenal sama Lo eh-"
Jayden Deondra
"tapi kok?"
Elviana Jayaputri
"kenapa?"
Elviana Jayaputri
"Jay... Ini gue Hanan"
Jayden Deondra
"hah? Jangan ngadi-ngadi Lo? Hanan itu cowok, ya meski gue akui dia itu ada cantik manis manisnya.."
Jayden Deondra
"tapi tetep aja, nah ini kok beda? Ngaku-ngaku Lo ya?" memicingkan matanya curiga
Elviana Jayaputri
"yaelah enggak!! Ini beneran gue Hanan!"
Jayden Deondra
"yang bener aja? Hanan itu udah ga ada, ga mungkin jiwa itu anak malah malih ke tubuh cewek cantik kayak Lo gini eh- tapi ada satu hal, muka Lo juga mirip sama temen gue."
Elviana Jayaputri
"Jay, gue ga bohong. Ini gue Hanan. Gue juga gatau gue bisa ada di tubuh ini, tapi ucapan Lo itu ada di gue."
Jayden Deondra
"benarkah? Kalau Lo beneran temen gue si Hanan dan jiwa nya beneran pindah ke ini tubuh... Coba sebutin siapa nama asli gue?"
Elviana Jayaputri
"Lo masih ngeraguin gue?"
Jayden Deondra
"udah si sebutin aja."
Elviana Jayaputri
"oke, nama Lo itu Jayden Deondra."
Elviana Jayaputri
"dan lagi, gue tau semua tentang Lo yang dulu Lo suka colongin mangga nya tetangga samping rumah gue, Lo yang punya pikiran pengen bakar sekolah cuma gara-gara ga nerima tugas Lo, dan gue tau Lo yang lagi ngejar-ngejar itu cewe dari 3 bulan lalu."
Elviana Jayaputri
"Lo kan cuma cerita itu ke gue doang, kita kemana-mana keseringan juga berdua bukan sama yang lain."
Jayden Deondra
"jadi? Lo? Hanan? Lo..."
Jayden Deondra
"Lo gajadi mati nan?!!!" pekiknya sedikit kuat. untung saja koridor rumah sakit tengah sepi, mengingat sudah tengah malam.
Elviana Jayaputri
"iyaaaa!!"
Jayden Deondra
"ya terus kalau jiwa orang ini kemana?"
Jayden Deondra
"kok malah jadi Lo yang ada di tubuh ini?"
Reva Ardalina
"yas.. Itu serius, si el ga inget kita?" ucapnya lesuh mengaduk-aduk makanannya
Yasmin Nayara
"gue gatau Re..."
Yasmin Nayara
"gue dibuat bingung sama dia"
Yasmin Nayara
"Lo ga denger dari ucapan dia tadi?"
Reva Ardalina
"hah??" bingungnya
Yasmin Nayara
"kayaknya..."
Yasmin Nayara
"... Dia beneran bukan El" menatap wajah sahabatnya itu dengan pandangan serius.
Reva Ardalina
"what?! Apa maksudnya?! Jangan ngadi-ngadi deh"
Yasmin Nayara
"gue ga bohong Re! Lo ga denger dia tadi pas sadar malah bilang apa hah?!"
Yasmin Nayara
"dia bilang dia itu 'pria' dan bisa di liat juga dari tatapannya yang kelihatan bingung sama keadaan sekitar, yang padahal dia udah bilang kalau dia itu udah mati!" ucapnya sambil menekan kata pria pada sahabatnya.
Reva Ardalina
"haha Lo keseringan baca novel Yas.."
Reva Ardalina
"El... Ga mungkin udah beneran pergi..." lanjutnya setelah dari keterdiamannya.
Yasmin Nayara
"Rere, dengerin gue!" memegang kedua pundak Reva agak sedikit kuat, sahabatnya itu sudah mulai menitikkan air matanya kembali setelah beberapa saat yang lalu.
Yasmin Nayara
"gue tau Lo sayang banget sama El, gue pun sama. tapi ga ada yang namanya gak mungkin di dunia ini."
Yasmin Nayara
"Re... Lo mau ikut gue buat nanyain tentang dia? Gue cuma mau kepastian... El temen kita dan gue mau yakinin dia beneran El atau bukan"
Yasmin Nayara
"bisa terjadi kemungkinan kalau El emang beneran udah mati, dan yang hidup di tubuh El adalah jiwa orang lain yang El atau malaikat yang tunjuk buat jalanin kehidupan dia lagi."
Reva Ardalina
"hukss hkh" menangis sesenggukan, namun dirinya masih tetap mendengarkan penjelasan Yasmin meski air matanya tak berhenti keluar barang sedetik pun.
Yasmin Nayara
"Rere!!! Udah!! Gue gamau liat Lo nangis lagi!! Kita harus kuat Re!"
Reva Ardalina
"h-hiks iya.. Hiks jangan b-bentak gu-gue.. Hiks" mengusap air matanya dengan kasar.
Yasmin Nayara
"aish! Iya iya maafin gue.."
Yasmin Nayara
"gue panggil Gavin kesini ya?"
Reva Ardalina
"hiks... Ga perlu! Dia bukan siapa-siapa gue!"
Yasmin Nayara
"udah ih, gue panggil dia beneran tau rasa Lo"
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!