Salah satu rumah mewah yang berlantai 3 terlihat dipenuhi dengan keramaian orang-orang yang bolak-balik memasuki rumah tersebut. Bisa di lihat sepertinya ada acara di rumah itu. Seorang wanita paruh baya sekitar berusia 60 tahunan yang sejak tadi sibuk memerintahkan beberapa orang ke sana kemari.
Wanita itu tampak bawel yang sepertinya harus sesuai dengan keinginannya. Rumah itu yang tampak dihias dengan dekor bunga-bunga yang sangat cantik yang berpadu dengan warna pink dan putih.
Di dapur juga tidak kalah banyak persiapan yang di lakukan dengan para pelayan yang tampak menyiapkan makanan dan minuman.
Di salah satu kamar seorang wanita yang duduk di depan cermin yang sedang menyisir rambutnya. Wanita berkulit putih dengan rambut panjang sebahunya itu dan memakai kacamata. Wanita anggun dan manis itu tidak lepas memperlihatkan senyum yang indah yang menatap dirinya dari cermin.
Rona wajah itu semakin cantik yang tampak begitu anggun. Tidak ada yang terlihat kesedihan dan yang terlihat hanya kebahagiaan.
"Nanti, orang menyangka jika, Nona. Seperti orang gila yang senyum-senyum sendiri seperti itu," Kelly gadis 23 tahun itu sempat terkejut yang tidak menyadari jika sudah ada yang memasuki kamarnya.
Senyum di wajah cantik itu langsung hilang seketika.
"Bibi! Bikin kaget saja," sahut Kelly memegang dadanya yang seketika berdebar.
"Makanya jangan terlalu banyak melamun. Awas loh. Nanti kamu akan kesambet," ucap Bibi mengingatkan.
"Isss, Bibi," sahut Kelly yang sudah memutar posisi tubuhnya yang sekarang melihat Bibi yang sedang memasukkan pakaian ke dalam lemari.
"Nona, Kelly pasti sekarang bahagia sekali, karena nanti malam adalah hari pertunangan Nona," ucap Bibi menebak perasaan wanita yang senyum-senyum tadi.
"Iya. Bibi, aku sangat bahagia pastinya," jawab Kelly.
"Bibi, doakan semoga semuanya lancar," ucap Bibi.
"Makasih, Bi!" sahut Kelly dengan tersenyum. Wajahnya yang terus saja tampak berserah-seri. Dia benar-benar sangat bahagia saat ini dan tidak sabaran untuk acara nanti malam.
**
Kelly yang keluar dari kamarnya yang terlihat buru-buru.
Brukkkk.
Hal itu membuat Kelly menabrak pada bidang seseorang dan hampir saja membuat dia tersungkur ke belakang dan untung saja saja kedua tangan kekar itu menahan tubuhnya yang memegang kedua bahunya yang membuat dirinya tidak jadi jatuh.
Suara deru nafas Kelly yang terdengar naik turun dengan tatapan mata yang melihat ke lantai yang masih mengatur nafas yang hampir saja jatuh.
"Kamu baik-baik saja?" tanya pria itu yang membuat kepala Kelly terangkat perlahan.
Pria tampan berkulit putih itu mengerutkan dahi yang memastikan keadaan wanita yang masih terlihat begitu shock.
"Are you oke?" tanyanya kembali.
Kelly yang langsung menepis kedua tangan yang masih berada di bahunya itu, "iya. Aku baik-baik saja," jawab Kelly dengan sangat gugup yang membuang nafas perlahan ke depan.
"Lain kali hati-hati!" ucap pria itu dingin.
Kelly tampak bingung dengan sosok pria yang menolongnya itu yang dia tidak tahu siapa yang tiba-tiba saja ada di rumahnya. Sangat tidak mungkin pria itu para pekerja yang ikut berpartisipasi dalam acara pertunangannya.
"Farand!" tegur seorang wanita yang membuat Kelly dan pria yang bernama Farand itu menoleh.
"Apa kamu sudah menemukan toiletnya?" tanya Tasya.
"Iya. Aku baru ingin menemukannya," jawab Farand.
"Lalu ada apa ini?" tanya Tasya, melihat bingung Kelly.
"Tidak apa-apa. Aku hanya tidak sengaja bertabrakan dengan dia. Aku berjalan terburu-buru," jawab Farand.
"Kelly lain kali kamu harus hati-hati," ucap Tasya yang memberikan ingat.
"Iya. Kak," jawab Kelly.
"Mumpung kalian berdua bertemu. Jadi sekalian aku perkenalkan kepada kamu Kelly. Jika ini adalah Farand. Investor terbesar di Perusahaan," ucap Tasya dengan tersenyum.
"Farand, ini adalah adikku," ucap Tasya yang juga memperkenalkan Kelly.
Farand melihat ke arah Kelly dan Kelly sejak tadi selalu mengalihkan pandangannya yang orang kurang nyaman berada dalam situasi itu. Bahkan mereka berdua tidak saling berjabat tangan untuk saling berkenalan.
"Baiklah kalau begitu aku ke toilet dulu," ucap Farand yang berpamitan. Tasya menganggukkan kepala.
Kelly menoleh ke belakang melihat kepergian pria itu.
"Dia tampan bukan?" ucap Tasya yang membuat menoleh ke arah Kelly.
"Dia juga anak Pengusaha kaya raya. Papa mengundangnya ke rumah kita untuk makan malam," ucap Tasya
"Kakak memiliki hubungan dengan dia?" tanya Kelly.
"Hubungan kami berdua baik dan dia merupakan teman sekolahku dulu waktu di SMA. Aku menyukai dia sejak dulu dan setelah lulus SMA dia kuliah di Luar Negeri yang membuat kami tidak bisa bersama. Ternyata dia sudah bekerja sama dengan Perusahaan cukup lama dan bahkan menjadi investor terbesar. Hal itu merupakan kesempatan untukku kembali mendekatinya. Jadi bisa dikatakan aku adalah calon pasangannya," ucap Tasya dengan tingkat kepercayaan diri yang begitu tinggi.
"Begitukah!" sahut Kelly yang menanggapi biasa saja dengan mengangguk-anggukkan kepala.
"Kamu tidak perlu berkecil hati Kelly. Dia memang tampan dan kaya raya. Tetapi calon suami kamu juga tampan dan sangat menarik. Walau dia tidak sekaya Farand," ucap Tasya yang tiba-tiba saja menyinggung dan membandingkan orang lain dengan laki-laki yang baru saja dikenal Kelly.
"Tidak, Kak. Aku sama sekali tidak memikirkan ke arah sana dan semua orang mempunyai kelebihan masing-masing," ucap Kelly dengan bijak.
"Iya. Kamu benar," ucap Tasya dengan tersenyum penuh dengan arti.
**
Kediaman rumah Kelly yang tampak ramai dengan tamu-tamu yang memasuki rumah. Malam pertunangan Kelly dan calon suaminya Rangga.
Kelly yang tampil sangat cantik dan anggun, menggunakan dress merah mencolok di bawah lututnya dengan lengan panjang yang menutup kulit putih mulusnya.
Meski anak orang kaya. Kelly memang selalu berpenampilan sederhana dan sama seperti di hari pertungannya yang tampil apa adanya dan tidak lupa memakai kaca mata.
Kelly berjalan di antara para tamu. Kelly yang terlihat malu-malu dengan menundukkan kepala saat ada tamu yang menyapanya.
"Mah!" tegur Kelly pada wanita yang sedang berbicara dengan beberapa wanita.
Wanita yang berwajah tegas dengan tatapan mata tajam itu menoleh ke arah Kelly. Pandangan maka itu terlihat sedikit kurang menyukai wanita yang menegurnya begitu ramah.
"Ada apa?" tanya wanita itu datar.
"Kelly sudah siap," ucap Kelly memberikan informasi. Dia mendapatkan tatapan dari bawah sampai atas yang melihat penampilannya malam ini.
"Baiklah! Kita mulai saja acaranya. Di mana Rangga!" ucap wanita itu dengan kepala berkeliling.
"Biar Kelly cari, Kak Rangga," ucap Kelly yang sejak tadi juga tidak menemukan di mana calon suaminya.
"Ya sudah. Kamu cari saja," ucap wanita yang bernama Monita itu.
Kelly yang akhirnya berjalan melewati para tamu-tamu untuk mencari tunangannya. Tetapi Kelly tidak menemukan di acara pesta itu. Sampai Kelly mencari-cari ke dalam rumah.
"Di mana, Kak Rangga. Tadi aku melihatnya dan sekarang sudah tidak terlihat lagi," ucapnya dengan bingung yang menoleh ke sana ke mari.
Sampai Kelly ingin membelok ke salah satu arah yang sama dengan seorang pria baru saja keluar yang membuat mereka hampir bertabrakan dengan pria itu yang tak lain Farand dan dia langsung mundur menghindari tabrakan yang hampir terjadi untuk yang kedua kalinya di antara mereka.
Bersambung....
...Aku membuat karya baru. Saya sangat berharap jika parah readers menyukai karya saya. Jangan lupa untuk suport dengan memberikan like, koment, subscribe dan vote yang banyak, sedikit banyaknya apa yang kalian berikan, memberikan semangat untukku....
"Maaf!" ucap Kelly yang kembali gugup.
"Ternyata kamu masih belum hati-hati saat berjalan," ucap Farand.
"Maafkan, saya. Saya buru-buru soalnya," ucap Kelly kembali mengulang permintaan maaf.
"Its,oke," sahut Farand dengan santai.
"Apa yang membuat kamu buru?" tanya Farand.
"Saya sedang mencari calon suami saya," jawab Kelly.
"Apa kamu melihatnya?" tanya Kelly.
"Maaf, saya seharusnya tidak bertanya. Karena tidak mungkin kamu melihatnya. Kamu pasti tidak mengenalnya. Kalau begitu saya permisi!" ucap Kelly dengan menundukkan kepala yang langsung berlalu dari hadapan Farand.
Namun langkahnya terhenti saat tangannya di pegang yang membuat Kelly menoleh kebelakang. Mata mereka berdua sempat saling menatap beberapa detik sampai akhirnya mata Kelly tertuju pada tangan yang masih dipegang itu dan Kelly langsung melepaskannya.
"Aku mengenalnya dan melihatnya," jawab Farand.
Kelly mengerutkan dahinya yang mencoba menelisik apakah benar yang dikatakan pria itu atau tidak.
"Dia sana bersama dengan Tasya," ucap Farand dengan arah matanya menoleh ke pintu belakang.
Mata Kelly juga melihat ke arah tatapan itu yang tertuju pada daun pintu berwarna coklat.
"Mereka ada di sana!" lanjut Farand.
"Makasih sudah memberitahu!" ucap Kelly yang langsung pergi dari hadapan Farand yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan mempercayai laki-laki yang ditabrak dua kali.
Farand hanya diam saja yang melihat kepergian Kelly dengan ekspresi wajah Farand yang tidak terbaca.
Kelly yang akhirnya menuju taman belakang dan langkah Kelly terhenti ketika benar apa kata Farand jika Tasya dan Rangga memang berada di taman belakang.
Langkah yang terhenti itu. Ketika melihat Tasya dan Rangga berpelukan dengan erat dengan Tasya yang terlihat nyaman dengan mata terpejam.
Melihat hal itu membuat Kelly terkejut dengan jantungnya berdebar dengan kencang yang pasti begitu schok.
"Ka Rangga, kak Tasya," tegur Kelly dengan pelan.
Rangga dan Tasya sedikit kaget yang sama-sama menoleh ke arah suara itu. Namun, pasangan itu terlihat santai saat melepas pelukan itu dan bukannya buru-buru atau panik atau merasa bersalah dan takut.
"Kelly!" sahut Tasya dengan ekspresi datar.
Ekspresi wajah Kelly tampak tidak enak dan gelisah yang pasti merasa gusar melihat calon suaminya berpelukan dengan wanita yang tak lain kakaknya sendiri. Banyak pertanyaan yang meliputi pikiran Kelly.
Rangga dan Tasya yang langsung menghampiri Kelly. Wajah Tasya terlihat santai dan tanpa merasa bersalah.
"Aku mengucapkan selamat kepada Rangga atas pertunangannya," ucap Tasya klarifikasi terlebih dahulu sebelum ditanyakan oleh Kelly.
Dia bisa melihat wajah tidak suka sang adik dan rasa ingin bertanya.
"Begitu," sahut Kelly dengan singkat. Bahkan wajah itu ada sedikit rasa lega ketika mendengarkan pernyataan dari Tasya.
"Iya. Bukankah sebagai calon kakak ipar, sangat wajar jika aku mengucapkan selamat kepadanya dan memberi ucapan selamat dengan pelukan?" tanya Tasya.
"Iya. Itu sangat wajar," sahut Kelly dengan tersenyum getir.
Dia berusaha untuk tenang dan berpikir positif dan padahal perasaannya sedang tidak baik-baik saja.
"Tamu undangan sudah menunggu dan sejak tadi aku mencari kak Rangga," ucap Kelly yang berusaha mengalihkan perasaan curiganya.
"Baiklah kalau begitu," sahut Rangga yang langsung pergi begitu saja dengan cuek dan bahkan tidak ada usaha sama sekali untuk berbicara kepada Kelly agar Kelly tidak salah paham dan paling tidak menenangkan hati Kelly.
"Kamu kenapa diam Kelly?" tanya Tasya.
"Tidak apa-apa, Kak!" jawab Kelly tersenyum.
"Rangga memang pria yang sangat cuek dan bukankah wajar dia memberikan ekspresi seperti itu. Tidak apa-apa Kelly, ketika kalian berdua bertunangan dan menikah pasti Rangga perlahan akan mencair," ucap Tasya.
"Iya," sahut Kelly yang hanya memberikan jawaban singkat.
"Kalau begitu ayo pergi!" ucap Tasya yang pergi terlebih dahulu.
Kelly masih berdiri di tempatnya dengan menarik nafas panjang dan membuang perlahan ke depan.
"Apa yang kamu pikirkan Kelly. Mereka berdua bersahabat sejak kecil dan sangat wajar jika kak Tasya dan kak Rangga seperti itu dan lagi pula, ini pasti ujian dalam pertunangan yang membuat pikiranku kemana-mana dan tidak fokus. Kamu tidak boleh seperti ini Kelly," ucap Kelly dengan geleng-geleng kepala yang kembali menarik nafas dan membuang perlahan ke depan.
Dia berusaha untuk tenang dan santai, agar tidak menjadi pengacau sendiri di acara pertunangannya, walau tetap saja perasaan itu seperti ingin memberitahu kepadanya bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Kelly dan Tasya yang sama-sama menghampiri kedua orang tuanya. Monica dan Maheswari.
"Mah!" tegur Tasya.
"Sayang kamu dari mana saja?" tanya Monica dengan lembut dan ekspresi wajahnya yang mengeluarkan senyum.
"Aku habis dari belakang," jawab Tasya.
"Kamu cantik sekali malam ini," puji Monica yang membuat Tasya tersenyum lebar tampak bermanja pada Maya.
Raut wajah Kelly yang terlihat sendu. Mungkinkah dia sejak tadi sangat menunggu pujian dari sang Mama untuk menilai penampilannya dan seperti biasa Monica selalu memberikan ekspresi datar yang seolah tidak menganggap Kelly dan berbeda dengan Tasya yang langsung dipuji begitu saja. Hal itu membuat Kelly berkecil hati.
"Kita akan mulai saja acaranya," sahut Maheswari yang melihat di sekitarnya para tamu sudah berkumpul.
Kelly menganggukkan kepala dan memang lebih baik acara itu segera dilaksanakan.
**
Kelly dan Rangga yang berdiri saling berhadapan dengan pelayan yang datang membawakan nampan yang berisi kotak cincin.
Rangga yang langsung mengambil cincin yang berada di dalam kotak itu dan Kelly mengulurkan tangannya yang mana Rangga langsung memasukkan cincin tersebut ke jari manis Kelly.
Prok-prok-prok-prok-prok.
Para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah dan selanjutnya dilanjutkan dengan Kelly yang juga melakukan hal yang sama yang memasukkan cincin tersebut ke jari manis Rangga dan kembali mendapatkan sambutan tepuk tangan.
Kelly tersenyum yang merasa sangat bahagia yang akhirnya resmi bertunangan dengan pria yang dia cintai dan walau tadi di hatinya sedikit tidak tenang karena melihat apa yang baru saja terjadi.
Sementara Rangga hanya menunjukkan ekspresi datar dengan senyum tipis yang tampak kurang nyaman dengan situasi itu. Rangga terlihat terpaksa berada dalam acara itu.
Pasangan kita sekarang menghadap kamera dengan memperlihatkan punggung tangan mereka yang sudah terpasang cincin sebagai ikatan di antara mereka berdua.
Kelly yang memancarkan senyum yang begitu luas menoleh ke arah calon suaminya itu dan arah pandangan mata Rangga yang ternyata melihat ke arah Tasya yang masih bertepuk tangan dengan tersenyum tipis penuh arti kepada Rangga.
Senyum Kelly seketika hilang dengan perasaannya tiba-tiba tidak enak saat melihat tatapan mata calon suaminya begitu dalam saat menatap sang kakak. Kelly tetap saja berusaha untuk tenang dan berpikir positif.
Acara pertunangan itu masih berlanjut dengan para tamu undangan yang menikmati hidangan sembari mengobrol-ngobrol.
Acara itu sebenarnya adalah acara Kelly. Tetapi Dia terlihat tidak penting di acara tersebut yang hanya berdiri pelongo-pelongo melihat kesana kemari. Tidak ada satupun yang menyapa dirinya, bahkan Kelly hanya mendapatkan ucapan selamat dari beberapa orang. Seolah keberadaannya sama sekali tidak terlihat oleh siapapun.
Kedua orang tuanya juga sejak tadi sibuk mengobrol bersama tamu dan tanpa ingin memperkenalkan dia kepada rekan-rekan bisnis dari Maheswari yang berbeda dengan Tasya yang sejak tadi turun menyapa para tamu.
Tasya yang mengobrol akrab dengan para tamu yang memang Tasya terlibat di perusahaan yang jauh berbeda dengan Kelly yang hanya anak rumahan dan seperti tidak ada pergaulan.
Bersambung.......
Suasana yang dihadapkan di depan Kelly, benar-benar sangat membuat dia tidak nyaman berada dalam situasi itu dan padahal itu adalah hari bahagianya.
"Nona Kelly lelah!" suara teguran itu membuat Kelly melihat ke sebelahnya dan ternyata itu Bibi.
"Sedikit!" jawab Kelly.
"Jika Nona, Kelly, merasa kurang baik-baik saja dan ingin istirahat. Maka istirahatlah!" ucap Bibi.
"Tapi, acaranya belum selesai. Kelly tidak enak dengan yang lain. Apa kata orang-orang nanti, jika Kelly yang menjadi topik dalam acara ini tidak terlihat," jawab Kelly.
"Nona Kelly, yang lain juga tidak peduli mau Nona Kelly ada atau tidak di sini," celetuk Bibi dan Bibi menyadari jika perkataannya terlalu lancang yang pasti menyinggung perasaan Kelly.
"Maaf, Non, maksud Bibi bukan seperti itu," ucap Bibi yang langsung meralat kata-kata itu yang takut jika Kelly marah.
"Tidak apa-apa, Bi," jawab Kelly yang masih bisa tersenyum dengan semua perkataan Bibi.
Hatinya memang entah terbuat dari apa. Dia sama sekali merasa apa yang dikatakan Bibi benar dan tidak perlu tersinggung.
"Nona, kalau mau istirahat, istirahat aja. Jangan dipaksakan berada dalam situasi ini," saran Bibi.
"Bibi! Permisi dulu!" ucap Bibi dengan menundukkan kepala yang langsung pamit tanpa menunggu respon dari Kelly.
"Sepertinya memang benar keberadaanku tidak dianggap. Ini acaraku dan aku hanya berdiri saja. Aku juga tidak tahu di mana kak Rangga dan Bukankah seharusnya dia menemaniku agar aku tidak terlihat seperti orang bodoh yang tidak tahu harus melakukan apa," batin Kelly yang mulai merasa risih.
Dia tidak nyaman berada di acara tersebut. Tetapi dia juga tidak punya pilihan lain untuk tetap bertahan. Karena acaranya belum selesai dan dia harus menghargai acara yang telah disiapkan untuknya.
Kelly emang terlalu memikirkan orang lain dan padahal orang lain sama sekali tidak memikirkannya. Kelly menghela nafas perlahan ke depan.
"Kelly!" tegur wanita paruh baya yang berkacamata.
"Nenek!" ucap Kelly.
"Kamu sedang apa di sini? Di mana Rangga? kenapa dia tidak mengajak kamu atau mengenalkan kamu kepada rekan-rekan kerjanya?" tanya Nenek kepalanya berkeliling yang juga tampak mencari-cari Rangga.
"Kelly juga tidak tahu di mana, kak Rangga, mungkin sedang ada di toilet," jawab Kelly.
"Kalian ini bagaimana sih! Kalian sedang mengadakan acara pertunangan. Tetapi seperti orang asing yang tidak mengobrol dan tidak memperlihatkan hubungan kalian kepada orang-orang yang ada di sini. Jika acara ini bukan untuk kalian, jadi untuk siapa?" ucap Nenek Sekar dengan geleng-geleng kepala.
"Maafkan, Kelly, Nek!" ucap Kelly yang percaya tadi kedua tangannya berada di bawah yang jari-jari itu saling memencet.
"Kalau begitu biar Kelly mencari Kak Rangga!" ucap Kelly.
"Pergilah!" titah Sekar. Kelly yang langsung menganggukkan kepala dan langsung pergi.
**
Kelly yang kembali memasuki area rumah dengan menaiki anak tangga yang mencari kesana kemari. Tadi Kelly sempat bertanya kepada pelayan dan ada yang mengatakan jika Rangga sedang ke toilet dan itu yang membuat Kelly langsung menaiki anak tangga yang mungkin saja Rangga berada di toilet di salah satu kamar.
"Arkhhhhh!" langkah Kelly yang tiba-tiba terhenti ketika mendengar suara desahan.
Jantungnya berdebar dengan kencang dengan kepalanya yang menoleh ke arah pintu di sebelahnya yang tak lain adalah kamar Tasya. Suara itu juga sudah jelas adalah suara Tasya. Mana mungkin Kelly tidak mengenali suara adiknya.
"Rangga kenapa kamu begitu ahli melakukannya, kamu sangat pintar sekali," suara itu semakin keras yang mendesah kenikmatan.
"Aku memang sangat pintar membuat wanita mengingat apa yang aku lakukan. Aku akan memberimu kepuasan Tasya!" ucapnya.
Kelly memegang dadanya dengan suara debaran jantung yang semakin kencang dan perlahan melangkah menuju kamar itu yang hanya tinggal beberapa langkah lagi.
Suara wanita yang dia duga Tasya sudah jelas, karena pria yang juga sangat dikenal di Kelly suaranya menyebutkan nama itu.
Kelly menghentikan langkahnya dan berbaik badan yang seolah dia tidak ingin mengetahui apa yang terjadi. Walau hatinya sudah tidak tenang dan apalagi dua nama yang terdengar di telinganya sangat jauh.
Walau dia adalah gadis lugu dan polos tetapi dia mengerti. Kelly mungkin tidak ingin terjadi masalah yang membuat dia kembali melangkah dan lebih baik tidak tahu.
"Bukankah ini adalah hari pertunanganmu. Tapi kamu malah tidak sabaran untuk melakukannya kepadaku dan memilih meninggalkan calon istrimu," langkah Kelly kembali terhenti ketika mendengar pertanyaan itu.
"Tasya. Aku sangat bosan dan sangat muak dengan acara ini. Kau tau sendiri jika aku tidak pernah menyukai wanita bodoh itu. Dia hanya wanita cupu yang membuatku ingin muntah berada di dekatnya," ucap Rangga yang mampu membuat air mata Kelly jatuh.
"Lalu jika kau merasa dia bodoh. Kenapa kau mau berpacaran dengannya dan bahkan kalian berhubungan sudah hampir 2 tahun?" tanya Tasya.
"Kau tahu alasannya. Aku melakukan semua itu agar bisa dekat denganmu. Aku hanya menginginkanmu saja. Aku tidak butuh wanita seperti itu," jawab Rangga.
"Akrghh sayang sakit!" Tasya yang tiba-tiba mengerang kesakitan yang membuat mata Kelly terpejam dengan tubuh yang bergetar.
"Sayang ini belum seberapa dan kamu sudah merasakan sakit. Bukankah ini bukan yang pertama kali kita lakukan," ucap Rangga dengan suara desahannya.
"Apa kau pernah menyentuh wanita bodoh itu?" tanya Tasya.
"Dia itu sangat membosankan dan menciumnya saja aku tidak pernah. Kau tahu kenapa? Karena dia terus saja menolakku dan mengatakan tidak akan memberikan ciuman pertamanya sebelum kami menikah dan apa dia pikir laki-laki di dunia ini bodoh. Cukup dia yang bodoh!" jawab Rangga dengan nada ejekan.
Belum melihat saja dan masih mendengar hati cewek sudah benar-benar hancur mendengar semua pengakuan yang terucap dari mulut Rangga dan Tasya. Rangga adalah calon suaminya dan ternyata tega mengatakan semua itu yang selama ini tidak pernah diduga oleh Kelly.
Kelly membalikan tubuhnya dan perlahan mendekati pintu kamar itu dengan tangan yang bergetar yang ternyata dia ingin memastikan dengan jelas.
Ceklek.
Kenopi itu yang tertekan ke bawah dan terdorong perlahan. Dari pintu yang sedikit terbuka itu. Kelly jelas melihat bagaimana Rangga yang berada di atas tubuh Tasya dan pasangan itu yang melakukan percintaan panas tanpa busana yang membuat Kelly kaget dengan mulut menganga.
"Sayang kau benar-benar enak sekali. Jika bukan karena tante Monica. Aku tidak akan sudi berpacaran dengan wanita cupu seperti itu," ucap Rangga terus saja mengeluarkan kata-kata kebencian dan tidak sukanya kepada kalian dengan penghinaan yang begitu sakit.
"Tapi jangan kamu lampiaskan sayang rasa dongkol kamu di hari pertunangan kamu dengan adikku yang bodoh padaku," suara menjijikan yang keluar dari mulut Tasya yang menikmati semua sentuhan yang diberikan Rangga ketika pembentukannya tidak merasa berdosa terlalu menjalin hubungan terlarang dengan pria yang akan menikah dengan adiknya.
Kelly yang ingin sekali membuka mulut untuk berteriak agar dua orang yang larut dalam percintaan itu berhenti melakukan hal. Tetapi suaranya tidak sanggup untuk keluar dan menutup mulutnya dengan cepat yang langsung meninggalkan tempat itu.
Kelly hanya menyaksikan sendiri kenyataan itu tanpa ingin membongkar sendiri, apa yang telah dilakukan pasangan yang telah mengkhianati dirinya.
Bersambung
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!