NovelToon NovelToon

KEKASIH NAKAL KESAYANGAN KAISAR

Bab 01

Warisan Klan Sun:  - Kehidupan yang Hilang

**Di Dalam Kamar Apartemen**

"Tut.. tut.. tut.... Em?!" Yeri menjawab, suaranya masih serak dari tidur.

“Dokter Yeri, ada pasien darurat dan butuh penanganan segera!” terdengar suara wanita di seberang telepon dengan nada panik.

“Oh ok, 10 menit lagi,” jawab Yeri malas, menarik selimut lebih dekat ke tubuhnya.

**Brum... Brum.. Brum..**

Di jalanan yang ramai, suara mesin moge klasik berwarna hitam melaju dengan kecepatan di atas rata-rata. Yeri, seorang gadis cantik berusia dua puluhan dengan mata phoenix, hidung ramping, dan bibir merah ceri alami, mengendarai motornya menuju rumah sakit. Senyumnya yang manis menambah pesonanya, tetapi hari ini, ada tekanan di dadanya.

“Shitt... hujan lagi? Mana waktu tinggal 2 menit!!” keluhnya sambil menyesuaikan posisinya di motor.

Tiba-tiba, sebuah mobil meluncur dari arah berlawanan, oleng dan melaju ke arah Yeri.

“Bruk..!!!”

“Ah, sakit... ini benar-benar sakit!” Perlahan kesadaran Yeri mulai memudar. Sebelum semuanya gelap, dia merasakan cincin warisan pemberian kakeknya di jari manisnya bersinar dengan cahaya warna-warni, seolah mengisyaratkan sesuatu yang lebih besar. Cincin itu menghilang seiring dengan kesadarannya.

---

**Di Benua Lain**

Bruk, krak.. krak... bug!!!

“Oh sial!! Selesai sudah...” Yeri mengerang, teringat pada keluarganya. “Ayah, Ibu, dan Kakak, Ya’er, merindukan kalian. Maafkan aku yang tidak bisa menjadi anak dan adik yang baik. Jikalau ini akhir, setidaknya, biarkan jasadku ditemukan dan mendapatkan pemakaman yang layak. Agar ketika keluargaku kembali, mereka masih bisa membakar dupa di kuburanku. Dan jangan lupa bawakan cemilan juga...”

Hening...

Di malam yang gelap, terdengar lenguhan pelan dan napas terputus-putus.

“Oh, pinggangku, oh, kepalaku, oh, seluruh tubuhku... seperti sedang tertimpa bukit!”

“Eh? Mengapa jiwaku bisa merasakan hal-hal yang terasa nyata? Bukankah seharusnya melayang-layang? Dan di mana ini?! Juga bau apa ini? Dan benda berbulu ini?! Oh, ini kah yang namanya karma baik?!”

Bahkan jiwaku diletakkan di atas karpet bulu yang sangat halus, walau baunya sedikit...??

**Cit.. cit.. cit.. cit..**

“Tuan, kamu akhirnya bangun.”

“Uhuk uhuk. Sialan, siapa yang berani memasukkan benda kotor ini ke mulutku?!” Yeri berseru dengan suara serak.

“Cit.. cit.. cit... Tuan, siapa yang kamu bilang kotor?”

Yeri membuka matanya dan samar-samar melihat benda bulat halus berwarna putih di atas wajahnya. Benda berbulu yang memasuki mulutnya adalah ekor dari makhluk ini!

“What the fuck?!”

Sambil melempar benda asing tersebut, Yeri bangkit dan mengamati tempatnya dengan lebih jelas.

“Sialan, tempat antah berantah macam apa ini? Dan lagi, benda putih itu, benar-benar tidak sopan. Tapi... tapi, aku tidak salah kan? Dia berbicara?!”

“Citcitcitcit..!!! Tuan, kamu benar-benar sangat jahat! Wuaa... wua... wua, aku tidak mau hidup lagi!! Ya, Dewa, aku sudah mengikutinya selama ini, dan ini kah balasannya?! Aku mau protes!! Aku ingin mengganti tuan yang lain!!”

Seketika, *Duaar!!!*

Benda yang tadinya berwarna putih dalam sekejap berubah menjadi benda bulat tanpa bulu dengan lapisan kulit hitam dan asap mengepul dari hidung, telinga, dan mulutnya!

”Bhuaahahaha!! Oh oh oh, perutku! Astaga... ini benar-benar buahahahahaha.”

**20 Menit Kemudian**

“Heh..” bola hitam itu menghela napas. “Aku benar-benar sial kali ini! Aku bahkan melupakan kontrak hidup dan mati ini.”

“Hei.. siapa kamu?” tanya Yeri, menatap makhluk kecil yang kini tampak seperti daging yang habis dipanggang dengan aroma menggoda. Jika Yeri tidak melihat jelas bahwa makhluk kecil itu masih hidup, sudah pasti dia akan memakannya!

“Eh.. Tuan, apakah Anda melupakan bola putih kecilmu?!!” bola kecil itu bertanya, dengan ekspresi terluka dan mata hitam bulatnya mulai berair.

“Siapa?!” Yeri benar-benar tidak mengingat makhluk ini.

“Aku... aku Xiao’Bai, aku adalah hewan terkontrakmu sejak kamu berusia 5 tahun. Kakekmu menemukan aku yang terluka dan merawatku.”

“Namun, entah bagaimana... aku kemudian tertidur di ruang kontrak, dan baru saja terbangun kembali.”

“Oh, begitu kah? Tapi, kenapa aku melupakanmu?!” pikir Yeri.

“Itu.. itu, kemungkinan kamu mengalami kecelakaan dan mengakibatkan kamu lupa ingatan,” jelas Xiao’Bai.

“Em, bisa jadi. Hanya saja, mengapa tidak ada yang memberitahuku? Termasuk tulang tua itu, kakekku.” Yeri menghela napas, “Ah, sudahlah... Yang terpenting saat ini, cari tahu tempat macam apakah ini dan lagi, mengapa aku berada di sini? Bukankah aku mengalami kecelakaan?!”

“Jika tebakan aku benar, kami berada di Dunia Bawah, melihat dari aura yang sangat menipis saat ini,” jawab Xiao’Bai.

"Benarkah?? Jika aku ingat lagi, kakekku pernah menceritakan tentang asal-usul keluarga kami. Yang berasal dari dunia lain. Di mana dunia ini adalah dunia kultivasi, tempat asal kami sebenarnya."

“Aku berharap berada di tempat asal leluhurku. Jika ya, aku ingin kami bisa mendapatkan jalan untuk kembali ke dunia modern sebelumnya, sebab keluarga ku masih berada di sana...”

*Tiba-tiba...*

“Aaaahhhhh.. kepalaku sakit, sangat sakit! Ini lebih sakit daripada waktu aku kecelakaan sebelumnya!!!”

*Bruk..!!!*

“Tuan... Tuan... Wuuaah.. Wuuah, Tuan, ada apa denganmu?!! Tuan, Xiao’Bai, mohon bangun!!!”

Di tempat Yeri saat ini, “Di mana ini? Dan ke mana Xiao’Bai pergi?? Eem... Cahaya apa itu?”

Sembari berjalan mendekati cahaya, Yeri memberanikan diri untuk melangkah ke arah cahaya yang tepat berada di depannya, semakin lama semakin membesar...

---

**Kemudian**

“Jiejie, aku akhirnya menemukanmu!!” Seorang gadis berusia 14 tahun berlari dan melemparkan tubuhnya ke pelukan Yeri.

“Wu Wu... Wu.. Jiejie, aku... aku sangat bahagia, aku... aku bisa melihatmu untuk yang terakhir kalinya. Jie’jie, apakah jiejie merindukan Ya’er?!”

“Em? Maaf, siapa kamu?” tanya Yeri, bingung pada gadis di pelukannya.

“Eh?! Jie jie, kamu tidak mengingatku?” tanya gadis kecil itu dengan tatapan penuh harapan.

“Maaf, aku sungguh tidak mengenalmu,” jawab Yeri dengan suara pelan. Namun, di dalam hatinya, dia merasakan kedekatan yang aneh dengan gadis kecil ini. Itulah alasannya, Yeri tidak menolak pelukan gadis kecil ini.

Hening...

Tiba-tiba, gadis itu mengulurkan tangannya ke tengah alis Yeri, dan cahaya putih masuk ke tengah alisnya. Di mana itu adalah memori gadis kecil tersebut.

Beberapa saat kemudian, dengan menghilangnya cahaya putih, setetes demi setetes air mata jatuh dan mengalir perlahan. Dengan lirih, Yeri memanggil, “Ya’er, adik kecilku yang malang. Maafkan aku, maafkan Ayah, maafkan Ibu, dan maafkan Kakek!!”

“Kami meninggalkanmu sendirian dalam kesedihan dan kesepian.” Sambil memeluk adik kecilnya, Yeri menangis tersedu-sedu. “Yahh! Ini adalah adik kecilnya, adik kesayangannya, yang mereka tinggalkan saat itu.”

Yeri mengingatnya, dia telah mengingat sedikit dari bagian memori yang tersegel.

“Puk... puk... puk...”

“Kakakku yang baik, aku memang awalnya menyalahkan kalian. Namun, setelah aku meninggal, aku mendapatkan kembali ingatanku yang tersegel 9 tahun yang lalu, dan aku ingat semua yang Ayah, Ibu, dan Kakek katakan. Kalian tidak meninggalkanku! Tapi, akulah yang tidak bersabar. kakek berkata, Aku Hannya Harus Menunggu, Sampai Jiwa jiejie Benar-Benar lengkap. Dan Kalian Akan Kembali Dan kami Akan bersatu Lagi di masa depan."

"YaEr maafkan Aku, Jika bukan karena ku," Keluh Sang Yeri. dia Benar-Benar Merasa Sangat bersalah Dengan Adik Kecilnya Ini.

Sut..! Apa Yang Jie katakan! ? "Walaupun Yaer Pergi, tapi bukankah Yaer menitipkan raga Yaer ke jiejie?!" Apakah jiejie, Bisa Merawat Dan Hidup Dengan Baik. di masa depan? Berjanjilah..!! berjanjilah kepadaku,,”setidaknya, Aku Bisa Pergi Dan BerinkarNasi, Menjadi Manusia Yang Baik Dan Bahagia.,”

Mendengar Perkataan Sang Adik, membuat dada Yeri Semakin sesak. Seperti, Sebuah belati Yang menusuk, Dan mencabik-cabik Hingga terkoyak. Apa ini?! "rasanya Seperti setengah Jiwanya hancur..!!" Dengan berat hati Yeri berkata, Adik ku, maafkan Aku Dan karena Aku Telah menempati tubuhmu! ”TANPA kamu meminta pun, jiejie Akan, Dan selalu menjaga Juga Merawat tubuhmu. sehingga kelak,,ketika Mereka Bertiga Kembali Mereka Bisa memeluk Dan melampiaskan Semua Cinta Dan kasih sayang!? walaupun hanya tubuhmu tapi, Setidaknya Mereka Tidak Kehilangan Terlalu Banyak! Dan Yaer,, Aku Pun memberi mu berkat ku. agar perjalananmu Dalam Berinkarnasi, Tidak melalui masa Yang panjang Dan Aku Akan mencari mu Adik ku!meskipun di Dunia Atau Dimensi Yang Berbeda, Dan Aku berjanji!!"

“Benarkah..??!” “Itu hebat! Jie jie ku Yang terbaik,” sambil mencium pipi sang kakak, yara Kemudian memberi Semua berkat Yang tersisa, Untuk Sang kakak Dan Dengan kata Terakhirnya Yang Terdengar "jiejie, Aku Menunggu hari itu!! Dan selamat Tinggal, jaga Mereka Untukku."

"Yaer..!!! Yaer..!!! Adik kecilku," Sambil Berteriak dia mengatakan, "Aku Berjanji" Mengepalkan tangan,dia Berjanji Dan itu tertanam jauh Ke Jiwa.,seakan membuat Kontrak Janji Dengan Jiwanya. jika Suatu hari Dia mengabaikan maka, bukan hanya tubuh, bahkan jiwanya pun akan hancur, Dan TANPA jalan Untuk Berinkarnasi.

"Hello kakak semua bab ini sudah aku revisi kembali. namun, tidak menutup kemungkinan masih banyak yang kurang jadi mohon dukungan kakak semua."

bab 02

Membuka matanya kembali, Yeri melihat bola berukuran bola basket yang sedang tertidur di pelukannya, sembari masih mengalirkan Qi spiritual agar tuan kesayangannya tetap hangat.

“Eem… Bai Bai,” panggilan masa kecil Yeri untuk bola kecil itu.

Mendengar panggilan lembut sang tuan, bola kecil itu mendongak dan berkata, “Oh, Dewa! Terima kasih! Akhirnya, Tuan yang berharga kembali!”

Lalu, bola kecil itu berseru, “Tuan, akhirnya mulai mengingatku!”

Ia memutar bola matanya dengan malas. Mendengar perkataan Xiao Bai, Yeri kembali bertanya, “Bai Bai, berapa lama aku tertidur?”

“Sudah tiga hari, Tuan! Dan bagaimana perasaanmu?” tanya Xiao Bai, benar-benar khawatir dengan tuannya.

“Ya, aku baik-baik saja. Aku merasa dantianku terisi penuh dan akan meledak. Apakah terjadi sesuatu saat aku tertidur?” tanya Yeri, karena merasa tubuhnya seperti balon yang sedang terisi penuh dan akan meledak.

“Tuan, tubuh Tuan sangat spesial. Bahkan saat tidur, dia bisa menyerap esensi langit dan bumi. Hanya saja sebelumnya, dantiannya tersegel setengah, sehingga Tuan hanya mencapai kultivasi Core Foundation Tahap Awal ke-1. Itu pun karena tubuh spesialnya memiliki manfaat menyembunyikan kultivasi, hanya Nansen Soul yang dapat melihat kultivasi Tuan saat ini.”

“Em, jadi begitu,” gumam Yeri lagi.

“Ya, Tuan! Untuk itu, Tuan bisa bermeditasi dan mengolahnya agar bisa segera menerobos.”

“Baiklah,” kata Yeri, lalu memposisikan tubuhnya dalam postur lotus dan mulai bermeditasi.

Setengah hari kemudian…

Bum… Bum… Bum…

Membuka matanya kembali, Yeri merasakan tubuhnya sangat ringan, seperti kapas. Kemudian, ia mengalihkan pandangannya dan melihat ke samping. Saat itu pula, Xiao Bai pun membuka matanya dan langsung melompat ke pelukan sang tuan.

“Tuan, Anda yang terbaik! Bai Bai sangat beruntung memiliki Anda.”

Yeri memeluk bola kecil yang kini memiliki tubuh lebih montok dari sebelumnya dan bulu halus putih bercahaya. Dengan meningkatnya kultivasi sang tuan, beast kontraknya juga berubah menjadi lebih baik setelah terkena petir.

“He he he, malangnya Bai Bai saat itu.”

“Tuan selamat! Saat ini Anda berada di tingkat kultivasi Core Foundation Tahap Awal ke-5, dan satu tingkat lagi Tuan akan naik ke Core Foundation Tahap Menengah.”

**Tingkat Kultivasi Benua Bawah:**

- Foundation Establishment Tahap 1-6

- Core Foundation

- Tahap Awal: 1-6

- Tahap Tengah: 1-6

- Tahap Akhir: 1-6

- Tahap Puncak

**Tingkat Kultivasi Benua Tengah:**

- Nascent Soul

- Tahap Awal: 1-3

- Tahap Tengah: 1-3

- Tahap Puncak

**Tingkat Kultivasi Benua Atas:**

- Immortal Ascention

- Tahap Awal: 1-3

- Tahap Tengah: 1-6

- Tahap Puncak

**Ranah Dewa/Saint King**

- Dewa

Saat Xiao Bai mengangkat kepalanya, dia tertegun melihat sosok tuannya sekarang.

Deg…

Kulitnya seputih susu, bingkai wajah bulat dengan dagu sedikit lancip, pipi montok dengan rona merah muda, mengingat usia tubuhnya yang baru 14 tahun. Mata bulat berair, memiliki lekuk tajam pada pinggiran mata, bulu mata panjang dan lentik. Jangan lupakan bola mata berwarna biru laut dengan lingkar dalam perak, menunjukkan kesombongannya. Hidung mancung, dengan belahan tepat di bawah hidung yang membuat siapa saja yang melihatnya pasti ingin menggigitnya.

“Bibir semerah ceri, bentuk atas tipis dan bawah sedikit berisi membentuk hati, dengan lesung pipit di samping kiri dan kanan bibirnya. Tidak ketinggalan, cinabar merah kecil membentuk garis di tengah alis berwarna merah pudar. Jika melihat sepintas, tidak akan terlihat, seakan menyembunyikan persona sang empunya.”

“Tu tu, Tuan, apakah Xiao Bai bermimpi?”

“Tuan, Anda terlihat seperti, seperti…”

“Eh, mengapa aku tidak bisa mengingat dengan jelas?!”

“Em, ada apa? Apakah kamu mengingat sesuatu?”

“Maaf, Tuan. Aku melupakan apa yang ingin kukatakan.”

“Heh heh heh.” Sambil menggaruk kepalanya dengan tangan kecilnya, Xiao Bai tertawa hingga gigi taring susunya terlihat.

“Ah, Bai Bai, kamu sangat menggemaskan!” Yeri pun ikut tertawa, mengabaikan apa yang dikatakan hewan kontrak kecilnya itu.

Selang beberapa waktu, terdengar suara langkah kaki dari arah tebing tempat Yeri terjatuh, suara memanggil seseorang, dan derap langkah kaki kuda terdengar.

“Yang Mulia!!!! Yang Mulia Raja Muda!!!”

“Ya’Er, kamu di mana?”

“Ya’Er, ini Gege! Di mana kamu?”

“Ya’Er, kamu di mana?”

“Ini aku, Mei Yin!!!”

Suara-suara itu semakin dekat dan…

Sang Yeri pun menjawab suara panggilan mereka.

“Aku di sini!!! Gege, Yin Yin, kalian semuanya, aku di sini.”

“Akhirnya, Bai Bai, kita bisa kembali! Dan kamu kembali ke ruang untuk saat ini. Setelah kita kembali ke istana Raja Muda, aku akan membiarkanmu bermain bebas.”

“Betulkah? Tuan berjanji, Tuan berjanji…”

Dengan semangat, Xiao Bai memasuki ruang kontraknya.

Dan saat berikutnya…

“Ah… ah… ah… Gege, ampun, ampun! Astaga, telingaku yang berharga akan lepas jika Gege menariknya seperti ini!”

“Em? Bocah nakal, apakah kamu puas bermain sekarang, hem?”

Kemudian, dengan raungan yang memekakkan telinga dan sanubari, Putra Mahkota yang terkenal disiplin itu pun meraung, “Aku menghukummu menuliskan sejarah benua sebanyak 1000 lembar, dan tidak diizinkan keluar dari ruangan belajar selama kamu tidak menyelesaikan hukumanmu! Mengerti?!”

Yara alias Yeri: “\=”

Beberapa saat kemudian…

Keluar dari Hutan Terlarang, wajah Putra Mahkota yang terkenal dingin itu semakin dingin, dan dengan aura mencekam di sekelilingnya, tidak ada satupun yang berani mendekati mereka bertiga.

Yeah, bertiga. Dengan posisi Yeri alias Yara yang kerah bajunya digigit oleh hewan kontrak Putra Mahkota yang seekor harimau putih. Bentuk tubuhnya disesuaikan seperti kuda jantan, sehingga tidak kesulitan saat memasuki jalan kota, namun cukup untuk mengangkat penjahat pembuat onar yang saat ini masih tergantung di mulut Bai Sang.

“Oh… oh… lihat, lihat! Bukankah itu Yang Mulia Raja Muda? Kali ini, kenakalan apa lagi yang diperbuatnya?!”

Dengan rambut acak-acakan, bajunya compang-camping penuh dengan lumpur, melihat wajahnya, astaga sungguh tontonan yang luar biasa…

Benar, wajahnya saat ini telah diolesi lumpur. Sesaat setelah Yeri alias Yara mendengar ada seseorang yang mendekat sewaktu masih di bawah tebing, terdengar suara bisikan dari warga kota saat melihat penampilan Yara pada saat ini. Itu menjadi hiburan ekstra untuk para warga.

Kembali kepada Yara…

Kepalanya melihat ke kanan dan ke kiri, mencari siapa saja yang bisa menolongnya untuk meminta agar Gege kesayangannya ini melepaskannya. Namun, sebesar apapun usahanya, rombongan itu hanya bisa berpura-pura tidak melihat, walaupun kenyataannya mereka pun sangat khawatir melihat junjungan kecil mereka dan sahabat mereka yang seperti karung beras menggantung di mulut Bai Sang.

“Em, apa?! Mencari pertolongan, hem??”

Sekalipun nadanya dingin, namun ada senyum tipis di bibirnya, melihat adik kesayangannya ini yang tiada hari tanpa membuat onar. Sungguh, dia hampir gila saat tahu adiknya menghilang selama 4 hari. Dia mencari hampir seluruh kerajaan, bahkan perbatasan, mengirim penjaga bayangannya ke seluruh arah hanya untuk mencari adik kecilnya ini.

Ditambah lagi omelan dari ibunda permaisuri dan kaisar juga sang kakaknya, Jia Ying, itu membuat kulit kepalanya berdenyut hebat selama 4 hari. Bahkan neneknya menolak makan dan minum obatnya, hanya karena ulah adik kecil nakalnya yang saat ini sedang dihukum gantung persis di mulut Bai Sang.

---

Sungguh, dia ingin memasukkan Yara ke dalam karung dan meninjunya, kemudian membuangnya ke sungai untuk diberi makan buaya. Pekik putra mahkota dalam hati.

Sementara itu, para warga yang menyaksikan raja kecil mereka baru saja kembali dari Akademi Bintang Biru seminggu lalu, kini sudah membuat onar lagi. Jika mereka mengingat kembali, enam bulan yang lalu, raja muda mereka terpaksa dikirim ke Akademi Bintang Biru oleh sang kaisar setelah meledakkan "Rumah Mawar."

Penyebabnya masih menjadi misteri. Namun, menurut rumor yang beredar, salah satu wanita penghibur di Rumah Mawar mencoba menggoda raja muda dengan memasukkan ramuan afrodisiak ke dalam anggur yang dia minum.

Itulah alasan mengapa raja muda mereka marah dan meledakkan bangunan tersebut. Jika mereka berada dalam posisi raja muda, mungkin mereka akan melakukan hal yang sama, bahkan mungkin lebih dari itu.

Oleh karena itu, sang kaisar, demi melindungi raja muda, memaksanya untuk masuk ke Akademi Bintang Biru. Namun, mengingat seberapa nakalnya raja muda mereka, para warga hanya bisa berharap bahwa setelah memasuki akademi, akan ada perubahan pada perilaku raja muda mereka.

Sebab, bagaimanapun juga, raja muda adalah pemimpin masa depan mereka, panutan bagi generasi mendatang. Jika ternyata memasuki Akademi Bintang Biru tidak membawa perubahan, seperti apa masa depan kerajaan ini?

Oleh karena itu, banyak dari mereka yang memanjatkan doa agar dewa memberikan keajaiban untuk sang raja muda. "Ya Dewa, lindungilah dan bimbinglah raja muda kami serta kirimkanlah seseorang yang dapat mengubahnya di masa depan agar menjadi lebih baik."

Ya, kira-kira seperti itulah isi doa dari para warga saat ini.

Dan dari kejauhan, terdengar suara halus dan menenangkan dari seseorang, "Ya, doa kalian telah dikabulkan."

Entahlah siapa itu… Penulis pun tak tahu.

Hehe...

bab 03

“Gege, bisakah kamu membiarkanku bebas? Dan naik bersamamu?” Dengan wajah memelas, Yara berusaha membujuk sang putra mahkota agar mengizinkannya duduk di atas Bai'Sang.

“Hei, Bai'Sang yang tampan! Sebagai sesama pria, tidak bisakah kamu membiarkanku kali ini saja? Astaga, harga diriku benar-benar hancur. Tidak akan ada lagi gadis yang mau menginginkanku,” keluh Yara, menatap Bai'Sang dengan penuh harap.

Bai'Sang: "_"

Putra Mahkota: "_"

Rombongan: "_"

“Yang Mulia Raja Muda, apakah kamu yakin masih memiliki harga diri?” tanya mereka.

Yara: "_"

Ck. Ya'er, apa yang kamu lakukan selama ini memang di luar nalar manusia normal, batin Yeri.

“Ingat, selama menjalani hukuman, kamu akan tetap berada di istana kekaisaran, dan tempatmu di ruang belajarku. Apakah Ya'er bahagia?”

Ucap tegas putra mahkota

“Cih, Gege benar-benar merampas kebahagiaan masa mudaku,” gerutu Yara.

“Yeah, anggap saja aku kejam kali ini,” balas putra mahkota.

Sepanjang jalan, meskipun penampilan Yara saat ini hancur, para wanita muda masih menatapnya. Beberapa tampak sedih, sementara yang lain prihatin. Semua orang di kekaisaran tahu bahwa setelah kenakalan akan ada hukuman, dan kali ini entah butuh berapa lama bagi para gadis untuk melihat sang idola mereka lagi.

Melihat hal ini, Yara, dengan nakalnya, masih mengedipkan mata ke setiap wanita dan tersenyum lebar, seolah penampilannya yang sekarang tidak mengurangi pesona sang raja muda.

Terdengar jeritan dan sorakan penyemangat dari para wanita muda agar sang idola bisa melewati masa hukumannya dan bisa bermain lagi bersama mereka.

“Yang Mulia, aku memberimu berkat agar kau lebih semangat menjalani hukumanmu!”

“Yang Mulia, aku akan menunggumu!”

“Yang Mulia, aku akan mentraktirmu saat kau bebas,” dan berbagai sorakan lain memenuhi sepanjang jalan ibu kota.

Sementara itu, untuk kaum pria, ada yang bersedih karena pohon uang mereka terkena hukuman, dan ada juga yang merasa lega, karena di mana pun ada sang raja muda, akan ada bencana, baik untuk mereka maupun orang sekitar.

Dan untuk yang lainnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap raja muda mereka ini.

Setibanya di istana kekaisaran, Bai'Sang melepaskan penjahat kecil itu dengan hati-hati ke tanah, kemudian dia menghilang.

Sementara putra mahkota Juan sendiri, kembali menarik telinga Yara sambil memasuki istana, tepatnya ruang kerja kaisar.

Para rombongan kembali ke aktivitas mereka masing-masing, sementara Mei'yin, putri kedua dari perdana menteri kanan dan sepupu kekaisaran dari klan Si, memasuki paviliun janda permaisuri, nenek dari Yara, untuk memberi kabar baik kepada sang nenek.

“Nenek,” sapa Mei'yin sambil memberi hormat, “Cucu ini datang berkunjung.” Ia kemudian mendekat ke ranjang neneknya dan berbisik, “Nenek, bangunlah, makan sesuatu, lalu berdandan, agar saat Ya'er mengunjungimu, dia tidak melihat kesedihan nenek saat ini.”

“Apa? Ya'er, bocah nakal itu kembali? Benarkah?” Dengan semangat, sang nenek bangkit dan memanggil pelayan tua untuk menyiapkan makanan dan obat, lalu mendandaninya.

Melihat semua itu, Mei'yin hanya bisa tersenyum bahagia melihat betapa bersemangatnya sang nenek. Tak lupa, ia pun ikut membantu sang nenek untuk bersiap-siap.

Kembali ke Yara dan putra mahkota, saat ini mereka menuju ruang kerja sambil menarik telinga sang adik.

“Aw, aw, aw! Gege, kita telah tiba dan Gege masih menarik telingaku! Tolong… tolong… tolong aku! Lihat aku dianiaya Gege, adakah yang akan menolongku?”

Para penjaga pintu ruang kerja kaisar mereka yang melihat seketika tersenyum halus, berusaha tidak tertawa di depan "preman kecil" itu. Bahkan, ada yang menengadah ke langit.

Pemandangan ini bukanlah yang pertama kali; jika dihitung, sudah lebih dari puluhan, bahkan hampir ratusan kali, sejak yang mulia raja muda kehilangan orang tua dan keluarganya.

Seketika, raut wajah mereka terlintas kesedihan untuk sang junjungan kecil ini. Jika itu Yara di masa lalu, dia tidak akan memperhatikan semua ini. Namun, berbeda saat ini, ekspresi itu tidak luput dari mata Yeri.

“Ya'er, lihat, sekalipun kamu sangat barbar, mereka menyayangimu. Aku bisa merasakannya sejak memasuki gerbang hingga saat ini.”

“Ya'er, maafkan kami, sungguh aku minta maaf,” batin sang Yeri sungguh dia sangat tertekan untuk masalah ini.

Menghilangkan suasana hati, Yeri kemudian berulah lagi. “Gege, pertahankan sedikit harga diriku, mengingat aku adalah raja muda di kekaisaran ini. Wah, bagaimana jadinya masa depanku nanti?”

Seketika, siapapun yang ada dan melihat ini tertawa karena konyolnya dan omong kosong dari raja muda mereka.

“Yeah, begini lebih baik,” batin sang Yeri.

Di depan pintu ruang kerja kaisar, Kasim Ma berteriak, “Yang Mulia Putra Mahkota dan Yang Mulia Raja Muda memasuki ruangan!”

"Kembali, akhirnya anak nakal itu kembali…" ucap sang kaisar dengan bersemangat.

Kaisar yang sedang duduk di meja kerjanya sontak berdiri dan bergumam, sembari matanya melihat ke arah pintu dengan tatapan bersemangat.

Terlihat jelas di matanya saat ini. Tanpa memperdulikan etiket sebagai seorang kaisar, ia perlahan berjalan dan memberi isyarat agar putra mahkota dan Yara tidak perlu memberi hormat padanya.

Ia berlari kecil, mengangkat Yara, dan berputar, kemudian kaisar tertawa terbahak-bahak, “Kamu kembali! Akhirnya kamu kembali, anak nakal!”

Yeah, kaisar satu ini pun sedikit barbar. Jika bukan karena terpaksa, karena sang kakak menghilang bersama keluarganya dan meninggalkan makhluk kecil yang nakal ini.

Keluarga dari kaisar saat ini lebih memilih untuk menikmati hidup sebagai raja dan pangeran serta putri biasa, dibandingkan saat ini. Jujur saja, mereka sangat tertekan dengan segala macam etiket di istana. Itu juga yang membuat putri mahkota lebih memilih tinggal di Akademi Bintang Biru, untuk menghindari hal-hal yang merepotkan. Dan sialnya, putra mahkota tidak bisa selalu berada di luar dan harus tetap berada di istana.

“Astaga! Paman, lepaskan Ya'er! Aku akan muntah jika kamu memutarkanku seperti ini!” Yara berteriak untuk mengingatkan sang paman yang barbar ini.

Masih tertawa, “Ha ha ha ha… Ya'er, kamu benar-benar bocah nakal!”

Setelah diturunkan, ia langsung duduk di lantai sambil pura-pura menangis.

“Wua wua wua… Paman, lihat ini,” sambil menunjukan telinganya yang memerah. Sebenarnya, tarikan itu tidak sakit; hanya saja kulit telinganya seputih susu, tetap saja akan meninggalkan jejak merah.

Untuk itu, Yara memanfaatkan situasi ini untuk mengeluh kepada sang paman agar memarahi sang Gege karena menarik telinganya!

Namun, harapannya hanyalah ilusi, dan ia ditakdirkan kecewa dan patah hati.

“Ck, putra mahkota sangat sayang sekali. Mengapa hanya sebelah saja? Lalu, itu tidak imbang, terlihat aneh,” sindir kaisar Sun Jia Shen kepada putranya.

Yara: "_"

Retak patah hati...

Putra Mahkota: "\="

Yeah, ayahnya ini memang lain dari yang lain.

Batin sang putra mahkota.

---

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!