Lentera Cinta
Episode 1
Ardan
Om, Tante.Tujuan Ardan kemari adalah ....
Ardan
Untuk membatalkan perjodohan Ardan dengan Ayisha.
Umma
Kenapa nak Ardan? Bukankah dua minggu yang lalu nak Ardan setuju dengan perjodohan ini?
Ardan
Ardan, minta maaf Tante.
Ardan
Ini tentang perasaan Ardan sendiri yang tidak bisa berbohong.
Ardan
Sejak awal, Ardan tidak menginginkan perjodohan ini.
Abi
Om kecewa dengan kamu.
Abi
Kedua orang tuamu sudah Om anggap sebagai keluarga sendiri. Bahkan sejak kalian berdua masih kecil, kami sudah merencanakan semua ini.
Ardan
Sekali lagi Ardan minta maaf Om, Tante, dan ...
Umma
Jika keputusanmu adalah yang terbaik untukmu, kami tidak bisa berbuat apa-apa nak Ardan.
Ardan
Terima kasih Om, Tante.
Abi
Apakah kedua orang tuamu, mengetahui rencanamu ini?
Ardan
Kebetulan mereka berdua sedang di luar kota, Om. Setelah mereka pulang, Ardan akan menyampaikan semua ini.
Abi
Ya sudah, jika itu keputusanmu. Om, tidak bisa memaksa.
Ayisha
(menangis di atas sajadah)
Umma
Sayang, kamu baik-baik saja-kan?
Ayisha
Ayisha baik-baik saja, Umma.
Umma
Apakah Umma boleh masuk?
Umma
Sayang, Umma tahu perasaanmu sekarang.
Umma
(mengelus pelan pundakku)
Umma
Umma juga tahu, jika kamu mencintainya bukan?
Umma
Kita tidak pantas menangis untuknya.
Umma
Cinta itu datangnya dari Allah dan cinta itu pergi karena Allah sayang dengan Ayisha.
Umma
Jadi, jangan menangis lagi ya sayang.
Umma
Suatu saat akan ada seseorang yang cintanya melebihi cinta Ayisha.
Umma
(tersenyum menatapku)
Umma
Eh ada nak Olivia, pasti mau cari Ayisha ya?
Olivia
Dia belum pergi-kanTante?
Ayisha
Maaf ya Olivia. Aku nggak bisa hadir dalam reuni sekolah hari ini.
Olivia
Lho, kenapa tiba-tiba membatalkannya?
Ayisha
Kebetulan hari ini ada kajian.
Olivia
Oh, baiklah kalau begitu.
Olivia
Tante. Olivia pamit dulu.
Ayisha
Ayisha juga pergi dulu Umma.
Umma
Kamu nggak sarapan dulu?
Ayisha
Assalamu'alaikum Ustadzah
Ustadzah
Wa'alaikumussalam nak Ayisha
Ayisha
Apakah Ayisha bisa meminta waktu Ustadzah sebentar?
Ayisha
Terima kasih banyak Ustadzah
Ayisha
Sebenarnya saya ingin membicarakan perihal perjodohan saya dengan si Fulan.
Ustadzah
Ustadzah senang mendengarnya.
Ayisha
Namun, perjodohan tersebut batal.
Ayisha
Karena si Fulan tidak menginginkan perjodohan tersebut, Ustadzah.
Ayisha
Dan pertanyaan Ayisha adalah ...
Ayisha
Bagaimana jika Ayisha masih menyimpan perasaan untuknya hingga detik ini, Ustadzah?
Ayisha
Apakah Ayisha salah menyimpan perasaan Ayisha ini?
Ustadzah
Perasaanmu tidak salah.
Ustadzah
Jika memang dia bukan untukmu, suatu saat perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.
Ustadzah
Hanya Allah yang mampu mengubah perasaanmu dan untuk siapa perasaanmu itu kelak.
Ustadzah
Nak Ayisha, tidak perlu khawatir.
Ustadzah
Ingat potongan Surah ini.
Ustadzah
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا النَّا سُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَآئِلَ لِتَعَا رَفُوْا ۗ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَ تْقٰٮكُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
"Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Teliti."
(QS. Al-Hujurat 49: Ayat 13)
Ustadzah
Nak Ayisha fokus saja untuk memperbaiki diri dan tetaplah Allah yang menjadi kunci utamanya.
Ayisha
Terima kasih banyak Ustadzah.
Ayisha
Perasaan Ayisha, jadi sedikit lebih tenang.
Ayisha
(membuka lembaran demi lembaran buku)
Ayisha
(duduk di antara kesunyian bangku)
???
Buku pesanan rumah sakit sudah ada-kan?
???
Baiklah, nanti antar saja ke alamat ini.
???
(memberikan seutas kertas)
Pustakawan
(menggaruk kepala)
???
Kebetulan itu adalah tempat perawatan pasien anak kemoterapi.
Pustakawan
Oh.... Baiklah. Sore ini bukunya akan mendarat kesana.
Pustakawan
Zah, kunci mobilmu tertinggal!
Ayisha
Saya mau mengembalikan buku satu minggu yang lalu.
Pustakawan
(membuka daftar buku)
Pustakawan
(memberikan kunci mobilnya)
???
(menggenggam erat kuncinya)
Pustakawan
Mobil rumah sakit aja dikhawatirkan, lalu bagaimana dengan perasaan perawat itu?
???
Lebih baik kamu fokus saja dengan kepentinganmu sendiri.
Pustakawan
Santai aja kali.
Pustakawan
Disinggung sedikit aja, langsung marah.
Pustakawan
Maaf ya, ini kartu perpusnya. Terima kasih sudah berkunjung.
Perawat
Affan, jangan lari!
Perawat
Kamu harus kembali ke rumah sakit!
???
(mempercepat hentakan kakinya)
Ayisha
Kamu tidak apa-apa?
Ayisha
(membantunya berdiri)
???
(mengusap air matanya dan menggelengkan kepalanya)
Ayisha
(tersenyum dan mengelus rambutnya)
???
Ka-kakak siapa? Kenapa baik banget?
Perawat
Suster-kan sudah bilang, jangan lari.
Perawat
(menatap luka di salah satu kakinya)
Perawat
Jika Affan lari-larian seperti tadi, itu bahaya sayang.
Ayisha
Jadi, nama kamu Affan?
Ayisha
(menatap anak kecil itu)
Ayisha
Biar Kakak obati dulu ya lukanya.
Ayisha
Lho, nanti bisa infeksi kalau nggak segera diobati.
???
(menggelengkan kepalanya)
???
(menggelengkan kepalanya)
Ayisha
Affan tahu nggak, di dalam luka Affan sekarang itu ada bakteri jahat.
Ayisha
Dan bakterinya itu harus segera dihilangkan. Affan nggak mau-kan, kemana-mana ditemani sama bakteri jahat?
Ayisha
Nah, biar Kak Ayisha obati dulu ya.
???
(menganggukkan kepala)
Hamzah
Kenapa Affan disini?
???
Affan nggak mau berada di rumah sakit itu lagi.
Hamzah
Jika Affan nggak ingin berada di rumah sakit lagi, Affan harus mengikuti apa kata dokter dan suster di rumah sakit itu.
???
(menatapnya penuh arti)
Perawat
Maaf Dokter Hamzah, kebetulan saat dia berada di ruang kemoterapi. Dia langsung berlari keluar.
Hamzah
Saya mengerti. Lain kali, jangan diulangi lagi.
Ayisha
Selesai. Sekarang bakteri jahatnya sudah pergi.
???
Wah, kakak seperti seorang perawat.
???
(tersenyum senang menatapku)
Ayisha
Lain kali jangan lari-larian lagi, oke.
Ayisha
Laki-laki ini-kan yang tadi di perpus?
Ayisha
(berkata dalam hati)
Hamzah
Kamu sudah mengobati luka pasien saya dengan baik.
Ayisha
Kalau begitu saya pergi dulu, kebetulan bus kedua sudah datang.
Ayisha
Affan, Kak Ayisha pergi dulu ya.
???
Ya Kak. Terima kasih Kak Ayisha.
Hamzah
Affan, kamu bisa memanggil nama Kakak tadi dengan benar?
Perawat
Wah, sekarang Affan sudah mulai lancar nih.
Episode 2
Suara angin yang menyapa dalam diam membuat ruang tersendiri bagi Ayisha. Dekapan ombak dan riuhnya bibir pantai tak mengusik ketenangan dalam perasaan Ayisha saat ini.
Hingga suara seseorang mengalihkan keheningan itu
???
Sepertinya liburanmu kali ini, untuk menghilangkan Ardan dari pikiranmu selamanya.
Ayisha
(berbalik sekilas menatapnya)
???
Apakah dia sudah benar-benar hanyut dari pikiranmu?
???
Apakah kamu mendengar semua perkataanku?
Ayisha
Nggak usah teriak gitu.
Zayn
Lagian dari tadi aku bicara, kamu diam saja.
Ayisha
Karena perkataanmu nggak penting untukku.
Zayn
Kalau begitu apakah pertemuan kita juga nggak penting?
Zayn
Padahal aku ingin menjelaskan tentang surat itu.
Ayisha
Jelaskan sekarang juga.
Ayisha
Dari siapa surat itu sebenarnya?
Zayn
Jika aku beritahu sekarang, nggak seru.
Ayisha
Zayn, aku serius. Beritahu sekarang juga.
Ayisha
Jika surat itu bukan dari Ardan, jangan-jangan surat itu dari kamu?
Ayisha
Berarti benar dong, kamu yang menulis surat itu.
Ayisha
Lalu, kenapa kamu mengatakan surat itu dari Ardan?
Zayn
Karena saat itu aku tahu kamu suka dengan Ardan.
Zayn
Jadi, aku mengatakan surat itu darinya.
Ayisha
Kenapa harus berbohong?
Ayisha
Aku paling nggak suka dengan kebohongan.
Zayn
Sebenarnya aku nggak ingin memberikan surat itu ke kamu, tapi Olivia melihat surat itu dan memberitahumu.
Zayn
Jadi, aku terpakasa berbohong.
Zayn
Saat itu kamu juga terlihat bahagia menerima surat itu.
Ayisha
Iya, tapi itu adalah kebohongan.
Ayisha
Dan sekarang aku nggak ingin mengingatnya lagi.
Ayisha
Aku juga nggak hadir dalam acara reuni sekolah itu.
Ayisha
Lebih baik hadir dalam kegiatan yang bermanfaat.
Zayn
Kenapa Ardan membatalkan perjodohannya denganmu?
Zayn
Setahuku kalian berdua sudah dekat sejak kecil.
Eyang
Lho, ternyata ada nak Zayn juga toh.
Zayn
Assalamu'alaikum Eyang.
Eyang
Ayisha kenapa nggak suruh dia masuk?
Ayisha
Dia juga hanya mampir, setelah itu pergi.
Eyang
Jangan begitu dengan tamu.
Ayisha
Dia bukan tamu, Eyang.
Ayisha
Kalau begitu, Ayisha masuk dulu.
Zayn
Kenapa sikapnya tiba-tiba berubah?
Eyang
Maafkan cucu Eyang ya, nak Zayn.
Eyang
Dia kalau sedang banyak pikiran seperti itu.
Zayn
Zayn mengerti kok keadaan Ayisha saat ini.
Zayn
Oh ya Eyang, Ayisha liburan disini berapa hari?
Eyang
Eyang kurang tahu, nak Zayn.
Eyang
Sepertinya hingga keadaannya benar-benar membaik.
Zayn
Kalau begitu Zayn pamit dulu, Eyang. Sampaikan saja salam Zayn untuk Ayisha.
Eyang
Apakah Eyang boleh mengatakan sesuatu?
Eyang
Zayn buat salah apa dengan kamu?
Ayisha
Dia nggak buat salah apa-apa dengan Ayisha, Eyang.
Eyang
Lalu, kenapa kamu bersikap seperti tadi dengannya?
Ayisha
Ayisha berusaha menjauh darinya.
Ayisha
Ayisha tahu perasaanya itu.
Ayisha
Dan Ayisha nggak ingin kejadian yang sama terulang untuk kedua kalinya, Eyang.
Eyang
Sayang, apakah kamu menjauhinya karena Ardan?
Ayisha
Ayisha hanya butuh waktu saja.
Eyang
Tadi Zayn menitip salam untukmu.
Eyang
Apakah kamu tahu sayang? Selama pekerjaan Zayn pindah kemari, dia sering menjenguk Eyang dan membantu Eyang disini.
Eyang
Zayn itu anak yang baik.
Eyang
Eyang bisa melihat ketulusan datang dari hatinya.
Zayn
Assalamu'alaikum Eyang.
Eyang
Dia sedang masak di dapur.
Zayn
Kebetulan Zayn membawa makanan untuk Ayisha.
Zayn
(memberikan sebuah tote bag)
Eyang
Nanti Eyang sampaikan ya
Zayn
Kalau begitu Zayn berangkat dulu
Ayisha
Maaf atas sikapku kemarin
Zayn
Aku mengerti keadaan kamu
Eyang
Oh ya sayang, ini ada makanan untuk kamu
Eyang
Zayn sengaja buatkan makanan ini
Eyang
Eyang sudah cerita bukan, jika Zayn seorang koki di salah satu resort dekat pantai ini.
Ayisha
(menatap kotak makan)
Ayisha
Apakah aku terlalu dingin dengan Zayn?
Ayisha
(berkata dalam hati)
Olivia
*Ayisha, kamu nggak lupa-kan dengan janji kita?*
Terik yang mulai redup, tiba-tiba tergantikan dengan suara gemuruh dan rintihan hujan.
Ayisha masih duduk di antara kesunyian halte yang mulai menyapanya.
Ayisha
Allahumma sayyiban nafi'an
Ayisha
Seharusnya tadi aku bawa payung dari rumah Eyang.
Ayisha
(menatap langit yang masih redup)
Suara langkahan kaki berdiri tepat disamping Ayisha.
Ardan
Apakah aku harus selalu mengingatkanmu?
Ayisha
(sekilas menatapnya)
Ardan
Untung saja aku lewat sini.
Ardan
(memberikan salah satu payungnya)
Ayisha
Terima kasih, tapi aku ingin menunggu saja hingga hujannya reda.
Ardan
Hujannya sangat deras sekali
Ardan
Pakailah, jika aku sudah pergi.
Ardan
(meletakkan salah satu payung di samping tempat duduk)
Ardan
Aku nggak mau kamu sakit.
Ayisha
(berkata dalam hati)
Ayisha
Kenapa kamu masih peduli padaku, Ardan?
Ayisha
(berkata dalam hati)
Ayisha
Aku harap bisa melupakanmu.
Ayisha
(menatap payung Ardan)
Ayisha
(berlari di tengah derasnya hujan dan meninggalkan payung itu)
Tepat di tengah perjalanan Ayisha berlari, seseorang menyela diantara langkahnya dan berdiri tepat dihadapannya.
Hamzah
Apakah kamu ingin sakit?
Hamzah
Karena kamu sudah menolong salah satu pasien saya, kali ini saya akan mengantarkan kamu pulang.
Ayisha
Rumah saya sudah dekat kok.
Ayisha
(menggigil kedinginan)
Hamzah
Kedua matamu berkata lain
Hamzah
Kamu sedang menghindari sesuatu bukan?
Hamzah
Maka dari itu kamu lebih memilih berlari daripada berteduh.
Hamzah
Mau sampai kapan kita berdiri disini?
Hamzah
Kamu kedinginan bukan?
Hamzah
In syaa Allah, saya orang baik.
Hamzah
Jadi, sebagai ucapan terima kasih saya kemarin. Saya ingin mengatarkan kamu pulang.
Hamzah
Ayo, kebetulan mobil saya depan toko itu.
Ayisha
Terima kasih Dokter
Ayisha
Sudah mengantar saya dengan selamat
Ayisha
Kalau begitu saya masuk dulu
Hamzah
Sebelum tidur, kompres dahi atau lehermu dengan air hangat
Abi
Kemarin kamu diantar siapa?
Ayisha
Kebetulan Ayisha tidak sengaja bertemu dengannya di jalan, Abi.
Ayisha
Dia adalah seorang dokter.
Ayisha
Dan sebelumnya Ayisha pernah membantu mengobati luka salah satu pasiennya.
Abi
Ingat ya, jaga batasanmu.
Umma
Nggak seharusnya kamu bersikap terlalu tegas dengan anak kita.
Abi
Karena anak kita adalah seorang wanita yang harus benar-benar dijaga.
Umma
Tegas boleh, tapi jangan berlebihan
Umma
Ada kalanya kita beri dia ruang untuk memilih keputusannya sendiri.
Ayisha
Ayisha senang sekali
Ayisha
Lihat Umma dan Abi seperti ini
Ayisha
Kalian berdua adalah yang terbaik
Abi
Sayang, bagaimana keadaan Eyang?
Ayisha
Alhamdulillah, Eyang sehat dan baik-baik saja.
Abi
Alhamdulillah, Abi lega mendengarnya.
Abi
Abi belum sempat kesana, karena pekerjaan Abi ini.
Ayisha
Sebenarnya, Olivia ingin bicara apa ya denganku?
Ayisha
(berkata dalam hati)
Olivia
Assalamu'alaikum my bestie
Olivia
Maaf ya, aku terlambat.
Ayisha
Nggak apa-apa kok, aku juga baru sampai
Olivia
Aku ada kejutan untuk kamu.
Olivia
(memberikan sebuah undangan)
Olivia
Dalam beberapa hari ke depan aku akan sibuk.
Ayisha
(menatap undangan tersebut dengan terkejut)
Episode 3
Ayisha
Kamu akan menikah dengan Ardan?
Olivia
Ayisha, kenapa diam?
Olivia
Apakah ada yang salah dengan undangannya?
Ayisha
In syaa Allah, aku datang.
Olivia
Aku senang mendengarnya.
Selama perjalanan, langkahnya seketika berusaha untuk membeku. Namun, dirinya tetap berjalan dan hanya fokus terhanyut ke dalam pikirannya itu.
Air matanya seketika tak kunjung berhenti menetes.
Hingga suara seseorang mengalihkan pandangannya itu.
Rian
(berlari menghampirinya)
Rian
Ternyata benar, itu kamu.
Ayisha
Kak Rian sendiri sedang apa disini?
Rian
Lho, suka-suka aku dong
Rian
Kebetulan hari ini aku libur
Rian
Oh ya, kebetulan juga kita bertemu disini
Rian
Aku butuh bantuan kamu
Ayisha
Maaf Kak, kebetulan hari ini aku sedang ada sedikit pekerjaan
Rumah sehat "Lentera Hijau"
Ayisha
Kenapa Kak Rian, ajak aku kemari?
Ayisha
(menatap bangunan minimalis yang terlukis indah)
Rian
Sebenarnya, di hari liburku ini aku mendapat tugas dari temanku yang kemarin kamu lihat di perpus
Rian
Tapi kamu tahu sendiri-kan, hari ini adalah hari liburku.
Rian
Jadi, aku butuh istirahat
Ayisha
Maksud Kak Rian, aku menggantikan tugas Kak Rian disini?
Affan
(berlari menghampiriku)
Hamzah
Kenapa kamu bisa bersama Rian?
Hamzah
Sejak kapan kamu punya asisten?
Hamzah
Kamu nggak ada niat untuk menghindar dari tugas kamu-kan?
Hamzah
(menatap sinis Rian)
Rian
Wah, ternyata Dokter Hamzah selain seorang dokter bisa juga baca pikiran orang
Hamzah
Jadi, kamu menyuruh dia untuk menggantikan tugasmu?
Ayisha
Nggak apa-apa kok, saya menggantikan tugas Kak Rian disini
Rian
Terima kasih banyak, kamu adalah peri kutu buku terbaik
Rian
Lagian kamu adalah pengunjung tetap perpustakaan kami
Rian
Jadi, itu adalah sebuah penghargaan dari aku pribadi
Hamzah
Sudah selesai basa basinya?
Rian
Ya sudah, aku pergi dulu
Rian
Good luck peri kutu buku
Rian
(berlari menuju taksi)
Hamzah
Jika kamu keberatan kamu bisa menolak permintaannya
Hamzah
Rian selalu seperti itu lari dari tanggung jawabnya
Ayisha
Lagian aku juga ingin mengenal tempat ini
Ayisha
Tempatnya terlihat tenang dan nyaman
Ayisha
(tersenyum menatap sekitar)
Hamzah
Bagaimana keadaanmu setelah kemarin hujan-hujanan?
Ayisha
Affan mau main apa dengan Kak Ayisha?
Affan
Kak Ayisha, jangan dekat-dekat dengan Dokter mzah
Ayisha
Apakah dia pemarah?
Affan
(menggelengkan kepalanya)
Affan
Dokter mzah baik sama seperti Kak Ayisha
Ayisha
Lalu, kenapa Kakak harus menjauhinya?
Affan
Nanti perawat itu akan marah dengan Kakak
Affan
(menunjuk ke arah seorang wanita)
Alisa
Sebaiknya kamu sarapan dulu
Alisa
Dari pagi kamu belum sarapan-kan?
Hamzah
Jangan bersikap seperti ini lagi denganku
Hamzah
Ingat, suamimu bekerja keras di luar sana
Alisa
Dia ada di luar kota dan dia juga nggak pernah peduli denganku
Alisa
Untuk apa aku harus meminta perhatiannya, sementara saat dia pulang nggak pernah sedikitpun menghargai kebaikanku
Hamzah
Apakah kamu tahu salah kamu dimana?
Hamzah
Ada pada kejujuranmu
Alisa
Maksud kamu, aku selalu berbohong kepada suamiku?
Hamzah
Itu urusanmu dan suamimu
Alisa
Satu hal yang harus kamu tahu Hamzah
Hamzah
(menghentikan langkah)
Alisa
Aku ingin semua ini selesai
Alisa
Aku lelah berpura-pura terus seperti ini
Alisa
Apa yang kamu ketahui tidak seperti apa yang aku rasakan selama ini?
Alisa
Apa kamu pernah kehilangan orang yang paling kamu cintai?
Alisa
Pasti pernah bukan, kita pernah merasakan hal yang sama
Alisa
Aku tahu rasanya pasti berat sekali
Alisa
Termasuk untuk diriku sendiri
Alisa
Kamu tahu-kan, aku sangat mencintai Kakakmu
Alisa
Lalu, ketika restu kedua orang tuamu tidak berpihak padaku
Alisa
Semuanya seketika hilang seperti debu
Hamzah
Jangan bahas itu lagi
Hamzah
Jika kedatangan kamu hanya untuk memperkeruh suasana disini
Hamzah
Lebih baik kamu pergi dari sini dan jangan pernah ganggu aku lagi
Ayisha
Aku bisa merasakan apa yang dokter Hamzah alami dulu
Ayisha
(berkata dalam hati)
Ayisha
Sayang, Kak Ayisha mau lihat keadaan dokter Hamzah dulu ya
Ayisha
Pasti mengingat kembali masa lalu yang menyimpan luka itu sesak
Ayisha
Seperti ada yang mencekik dan seakan-akan luka itu datang lagi
Ayisha
Apakah ini juga alasan kamu menjadi seorang dokter?
Hamzah
Kamu tahu apa tentang Kakak saya?
Hamzah
Saya sedang nggak ingin bercerita tentang masa lalu saya
Ayisha
Masa lalu biarlah berlalu, yang kita hadapi adalah masa sekarang
Ayisha
Saya nggak ingin dengar masa lalu dokter
Ayisha
Saya hanya ingin mengatakan bahwa seorang dokter tidak pantas terluka dihadapan semua pasiennya
Hamzah
(menatap anak-anak yang sedang berjemur)
Ayisha
Apakah dokter tahu? Saya juga pernah merasakan hal yang sama dengan dokter, tapi berbeda
Ayisha
Perjodohan saya dengan seseorang yang selama ini saya cintai, harus berhenti
Ayisha
Dan ternyata langit memberikan jawaban langsungnya kepadaku
Ayisha
Bahwa dia akan menikah dengan salah satu teman sekolahnya
Ayisha
Penuh teka-teki bukan?
Ayisha
Begitulah kehidupan, kita tidak tahu kemana langkah ini akan membawa kita
Hamzah
Apakah kamu seorang penulis?
Ayisha
Kenapa dokter mengatakan seperti itu?
Hamzah
Semua kata-katamu seperti seorang penulis
Ayisha
Aku hanyalah perempuan biasa yang tak punya pekerjaan apa-apa
Ayisha
Dan sedang fokus memperbaiki diri saja
Hamzah
Bahkan perempuan di luar sana sibuk bekerja kesana kemari
Ayisha
Terkadang juga aku ingin seperti mereka, tapi nggak bisa
Ayisha
Seketika aku sedang menutup diri dari kacamata dunia
Ayisha
Apakah dokter punya impian?
Hamzah
Semua orang pasti punya
Hamzah
Ada satu impian yang menjadi harapanku sekarang
Hamzah
Kakakku sadar dari komanya
Ayisha
Kakak dokter sedang di rawat di rumah sakit sampai sekarang?
Ayisha
Karena sudah bertanya tentang impian dokter
Ayisha
Impianku saat ini, aku harap semuanya berjalan dengan baik
Ayisha
Sepertinya air mata dokter sudah redup
Hamzah
Jadi, kamu bercerita seperti itu karena ini tujuanmu
Ayisha
Jika dokter merasa seperti itu
Ayisha
Alhamdulillah, ceritaku tadi sedikit mengubah suasana perasaan dokter
Ayisha
Kenapa berterima kasih?
Ayisha
Aku hanya asal cerita saja
Hamzah
Tapi ceritamu jujur
Hamzah
Sekali lagi terima kasih sudah membantuku disini
Ayisha
Kalau begitu saya pamit dulu
Hamzah
Kamu tidak ingin bergabung makan siang bersama kami disini?
Ayisha
Terima kasih tawarannya
Ayisha
Tapi saya harus pulang, kebetulan Abi sudah menelpon saya dari tadi
Hamzah
Kalau begitu saya akan mengantar kamu pulang
Ayisha
Sebaiknya dokter menemani semua relawan disini
Ayisha
Saya bisa pulang sendiri
Ayisha
Nggak biasanya busnya lama?
Ayisha
Apa aku pesan taksi aja?
Affan
(berteriak dari balik kaca mobil)
Hamzah
Kebetulan Affan ingin ikut denganku
Hamzah
(keluar dari mobil)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!