NovelToon NovelToon

Musuh Jadi Cinta?

1. PROLOG

//HAPPY READING//

Jihan Nafia Afthani anak kedua dari keluarga Afthani sekaligus penerus keluarga Afthani, Perusahaan terkaya nomor satu di Indonesia.

Pasti kalian bertanya-tanya kan anak kedua? pasti ada Kakak kenapa tidak Kakaknya saja yang menjadi penerus perusahaannya kenapa malah Adiknya? karena disurat wasiat tertera nama JIHAN NAFIA AFTHANI entah mengapa almarhuma Kakeknya memilih dia bukannya Kakaknya tetapi Kakaknya tidak mempersalahkan surat wasiat itu ia malah membantu Adiknya lewat perusahaan-perusahaan yang lain, tempat dimana perusahaan Adiknya berkerja sama dengan perusahaan lain.

Ya, Jihan mempunyai banyak perusahaan karena banyak yang mau bekerja sama dengan perusahaan Afthani. Nama Afthani adalah nama almarhum Kakeknya yang mendirikan perusahaan itu.

Awalnya ini hanya perusahaan biasa berkat kerja kerasnya serta dibantu Wahyudin, dan Reyhan sehingga menjadi perusahan besar yang bercabang dimana-mana. Wahyudin adalah nama Ayahnya sedangkan Reyhan adalah nama Kakaknya.

Melihat anak-anaknya rukun tapi kadang kala bertengkar hal sepele pria paru baya yang menjabat menjadi Ayah itu pun terharu walau pun mereka tak punya Ibu tapi mereka saling menyayangi, dan saling melengkapin satu sama lain. Ya mereka tidak mempunyai Ibu, Ibunya meninggal karena melahirkan Jihan dulu.

Saat dimana seorang gadis yang harusnya tumbuh dengan kehangatan sosok Ibu tetapi Jihan tidak. Gadis itu dipaksa belajar bisnis, bisnis, dan bisnis. Percayalah menjadi Ceo muda itu tak semuda membalikkan buku.

Di Indonesia tepatnya ditanah kelahiran Jihan. Ada dua perusahaan yang terkaya yaitu perusahaan Afthani, dan perusahaan Victorio. Kedua perusahaan itu saling mengikat kontrak kerja sama namun tetap saja pemilik perusahaan Victoria ingin lebih.

"WOY BANGUN! alaram lu berisik." Teriak Reyhan sang Kakak, mengetuk secara beruntal kamar Adiknya itu.

Masih pagi, namun suara menggelegar milik Kakaknya itu amat membangunkan tidur sang gadis yang kini tengah mengusap kedua matanya dengan tangannya. Sesekali gadis itu menguap kecil.

"Iya-iya, sabar ah!" Balas Jihan dengan nada kesal lalu membukakan pintu. Menatap malas ke arah Abangnya yang telah mengusik tidur cantiknya "Apa sih? mau minta tanda tangan iya? entar dulu kalo mau minta tanda tangan." Sambung Jihan dengan nada pura-pura sombong.

"Sadar woy! artis aja enggak." Ucap Reyhan malas sambil menatap datar wajah Adiknya itu.

"Iya-Iya, ngapain pagi-pagi gangguin artis ha?"

Pemuda yang menjabat menjadi Kakaknya ini kalo lagi sayang, sayang banget. Tapi kalo lagi nyebelin, nyebelin banget. Contohnya seperti ini.

"Pagi? buka dulu mata lu! sekarang siang dodol, ngigau nih anak."

"Ha?" Beo Jihan dengan kaget sambil melirik jam alaramnya yang sedari tadi berbunyi, dan ternyata benar udah jam 07.45 Jihan pun menutup kencang pintu kamarnya lalu melesat ke kamar mandi.

"Iya sama-sama, gak ada sopan-sopannya punya Adek! heran."

🔥LIKE🔥

Kawasan SMA Garuda nampak telah sepi pertanda jika bel pertanda masuk kelas telah berbunyi sedari tadi. Namun seorang gadis dengan setelan seragam putih abu-abu nampak berlari disepanjang koridor dengan keringat yang membanjiri seluruh tubuhnya.

Kaki jejangnya terus saja mempercepat laju larinya hingga tak melihat lagi sekelilingnya. Gadis itu adalah Jihan "Hosh...hosh hampir sampai."

BRUGH!

Bunyi itu amat kencang dipenjuruh koridor sekolahan. Jihan tak melihat dengan jelas siapa yang menabraknya, ia langsung mengambil buku-bukunya yang berserakan dilantai karena ulah laki-laki yang tadi menabraknya ini. Laki-laki itu hanya menatap datar Jihan yang tengah sibuk lalu pergi dari sana seolah tak terjadi apapun.

Setelah selesai merapikan buku-bukunya, gadis itu bangkit berdiri seraya menatap tajam punggung tegap didepannya ini.

"Eh lo nggak minta maaf? nggak bantuin juga! lo jangan mentang-mentang anak orang kaya lo bisa bebas ngeremehi siapa aja! sorry gue bukan tipe orang yang mudah ditindas, dasar cowok bren*sek! gak punya sopan santun!" Kesal Jihan dengan nada tinggi, membuat laki-laki didepannya berhenti berjalan lalu berbalik menatap Jihan dengan tatapan datar.

Nampak pemuda itu menoleh ke kanan lalu ke kiri seolah tengah mencari sesuatu "Lo nggomong sama gue?" Tanyanya santai sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Kagak dengan setan, dan setannya didepan gue."

"Gini deh gue gak punya waktu buat debat sama lo, nih ambil." Ujarnya sambil menyodorkan sebuah kartu atmnya yang tentu saja ada nominal uang banyak disana.

Emang sih kalau dilihat-lihat dia kayak anak orang kaya, padahal tadi gue asal ngomong. Batin Jihan menatap dari atas ke bawah penampilan pria didepan nya ini, jujur saja dia agak emm tampan? sadar Jihan! mengapa dirinya malah mengagumi pria didepannya ini?

Jihan berdehem, tak mau ketauan memuji pria itu "Emang lo pikir gue orang minta-minta apa ha?" Kesal Jihan menepis kasar tangan pemuda itu, dan langsung pergi dari sana karena jam sudah menunjukkan angka setengah delapan yang artinya dia telat setengah jam!

Padahal dia anak baru yang artinya tak apa jika terlambat, namun Jihan tetap lah Jihan yang sejak kecil telah diajari disiplin tetapi entah mengapa dirinya kebabelasan hari ini. Salah kan laptopnya yang tadi malam menayangkan sebuah film bagus hingga Jihan tak tidur semalam.

"Hmm, cewek galak." Gumam pria itu melanjutkan kembali langkahnya yang sempat tertunda namun sebelum itu ia berbelok ke arah kantin untuk memesan makanan tentu saja. Masalah sekolah nanti saja.

🐾KOMEN🐾

Hari ini hari pertama masuk Sma, Bu Entik selaku wali kelas X IPA-A mewajibkan semua murid-murid untuk berkenalan. Tiba saatnya Jihan maju tuk memperkenalkan dirinya.

"Hallo! gue Jihan Nafia Afthani, panggil aja Jihan." Ucap Jihan dengan senyum semanis mungkin, bukannya memuji senyuman manis milik Jihan para murid-murid malah terkejut dengan nama belakang Jihan.

Temen sebangku Jihan pun ikut terkejut dan langsung menanyakannya ke Jihan, membiarkan beberapa anak murid yang menatap penuh tanya Jihan " Eh Afthani yang punya perusahaan terkaya di Indonesia itu kan?" Tanya gadis dengan kuncir Tany dirambutnya.

"Bukan kok kan nama nggak cuman satu, gue juga nggak tau kalo ada yang namanya mirip sama gue." Alibi Jihan dengan senyum canggungnya.

Ya, Jihan tidak ingin memberitahu identitas aslinya, dan malah memberikan identitas palsunya karena gadis itu tak ingin menjadi pusat perhatian lalu nantinya akan susah mencari teman.

"Oh hahaha, gua kira lo Afthani yang punya perusahaan terkaya di Indonesia itu." Balas gadis itu tertawa renyah, membuat Jihan juga ikutan tertawa. Untung saja, "Eh btw gue Maira Amarissa panggil aja Maira."

"Oh salken ya Maira!" Balas Jihan dengan senyumannya, membalas uluran tangan Maira.

"Gue Ending Victario panggil Rio." Ucap Rio datar yang kini tengah berdiri didepan untuk berkenalan, Pria itu dengan tak tau sopan santun langsung berkenalan didepan setelah jajan dikantin.

Oh jadi nama dia Rio! si pria bren*sek itu. Batin Jihan dengan tatapan yang tak bisa selow sedikit pun, tak sengaja tatapan mereka berdua bertemu dengan aura permusuhan tentu saja.

"Kyaa, bambang ganteng khuu! rasanya pengen peyuk." Teriak Maira alay, tatapan Jihan yang semula menatap Rio pun seketika buyar. Baik Jihan atau pun Rio mereka berdua sama-sama memalingkan wajahnya.

"Maira apaan sih!" Ucap Jihan karena kaget.

"Dia itu calon gue nanti! udah ganteng, kaya juga! meleleh dedek bang." Ucap Maira dengan mata yang berbinar-binar, dan sok imut. Matanya tak lepas sedikit pun dari Rio yang kini telah duduk dibangkunya.

"Biasa aja kali." Ucap Jihan dengan malas.

"Biarin, awas ntar suka lo!" Goda Maira.

"Dih amit-amit"

"Apa amin-amin?"

BERSAMBUNG~

MASIH TAHAP REVISI~,~

LIKE, KOMEN, VOTE, KASIH RANTING 5 DAN TAMBAH KAN VAFORIT 👈 JANGAN LUPA😢

SEE YOU NEXT CHAPTER😘

BABAY~

2. AWAL MULA KEBENCIAN

-----HAPPY READING----

Ting~

Itu bunyi nada dering handphone milik Jihan membuat Jihan diam-diam membuka handphonenya, dan membalas pesan dari Abangnya.

Bang Reyhan jomblo abadi :'v

Hoy! gimana Sma lu? baek-baek disono lu, entar dibully lempar aja kuah bakso.

Nanti gua bantuin kagak ngurus perusahaan?

(11.00)

Jihan tertawa pelan membaca pesan singkat itu, bagaimana bisa dirinya dibully? dulu saja waktu Smp dirinya yang membully bukan terbully.

Jihan Nafia Afthani

Telat dikit bang, siap Bang!

Iyalah bang.

(11.02)

Bang Reyhan jomblo abadi :'v

Anak teladan!

Eh lu nantik gua jemput kagak?

(11.02)

Jihan Nafia Afthani

yah iyahlah Bang Adiknya siapa hayo?

Kagak usah bang.

(11.02)

Bang Reyhan jomblo abadi :'v

Fixs gua coretan lu dari kk :v

Cie yang ngedet.

(11.02)

Jihan Nafia Afthani

Jahat bet dah.

Cie iri cie.

(Read)

Kalah omongan nih anak. Batin Jihan terkekeh, melihat pesannya hanya centang dua biru pertanda pesan itu telah dibaca. Jihan kembali mengetikkan sesuatu disana saat merasa ada yang janggal dengan Abangnya itu.

Jihan Nafia Afthani

Eh bang lu kagak kuliah?

(11.03)

Bang Reyhan jomblo abadi :'v

kagak gua ketiduran wkwk.

(Read)

Lah! padahal tadi bangun jam lima. Batin Jihan dengan nada kesal sambil melihat sekeliling takut-takut jika sewaktu-waktu dirinya terciduk main handphone saat pelajaran, bisa habis dirinya nanti jika terciduk main handphone nanti viral dadakan bagaimana?

Entah mengapa Jihan merasa diawasi oleh seseorang sedari tadi. Membuat Jihan menepis jauh-jauh firasat itu, dan kembali bermain handphonenya kali ini gadis itu berahli ke aplikasi oren dengan tulisan W.

Dirinya akan membaca sebuah novel kegemarannya disana yang kemarin tak sempat ia sambung.

"Bu maaf, Jihan nggak dengerin pelajaran anda Bu!" Lapor seseorang yang mampu membuat semua terdiam, dan menatap Jihan.

Jihan dengan refleks menaruh ponselnya dikolong meja lalu menelan susah payah salivanya saat gadis itu kini telah menjadi pusat perhatian.

"Ha?"

Mendengar laporan tersebut. wali kelas yang dijulukin Guru terkiller itu pun menatap tajam gadis yang kini menjadi pusat perhatian, "Gak ada ha-ha an kamu langsung berdiri diluar! masih siswi baru kok udah melanggar aturan aja!" Suruh Bu Entik dengan marah.

Ya ampun malunya aku. Batin Jihan sambil melototi Rio dengan tajam tapi Rio membalasnya dengan tertawa bahagia, dan jangan lupakan wajah mengejeknya itu!

Ih! liat aja lo! gue bakalan balas dendam! Batin Jihan sambil berjalan ke luar ruangan.

Lihat saja! dia akan balas dendam setelah ini.

Mam*us lo! berdiri sono sampe lumutan siapa suruh ngejek gue duluan. Batin Rio masih dengan tawa bahagianya.

Lelaki itu tak menyadari jika dirinya lah yang duluan mengibarkan bendera perang.

🍃VOTE🍃

"Sial! kenapa artis indonesia harus dihukum sih! gila! sial! awas aja lo pria jadi-jadian yang sayangnya cakep." Gerutu Jihan sambil berjalan ke kantin, sedetik kemudian Jihan menepuk mulutnya sendiri karena memuji untuk kedua kalinya.

"Dari pada gua diluar sampai lumutan mending gua disini sampai waktunya istirahat." Gerutuh Jihan lagi sambil menarik satu kursi yang akan ia duduki. Mulut gadis itu sudah ia monyong-monyongkan persis seperti ikan koi.

"Cewek kiw-kiw! minta nomor ktpnya dong!" Goda seorang laki-laki mengagetkan Jihan, dan membuyarkan semua gerutuh Jihan.

Jihan menoleh ke arah cowok itu, kali ini apalagi? namun sedetik kemudian senyuman terbit dibibir gadis itu kala melihat sahabat masa kecilnya dulu "Kayak Om-Om pedo lo gitu! eh lo sekolah sini juga?" Tanya Jihan tak percaya.

Farel Ardafa adalah sahabat semasa kecil Jihan dari tk sampai sekarang sekaligus salah satu perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaan Jihan, dia juga sudah dianggap Jihan abang kandungnya sendiri jadi tak heran jika mereka berdua terlalu akur.

"Iya gua sekolah sini, ngapain sih lo ngikutin gue muluk? bosen gue liat lo lagi! mana wajah lo kagak berubah jadi cantik lagi." Ejek Farel dengan diiringgi tawanya.

"Sembarang lo! oh iy-"

"Eh, ngapain belum pesen makanan?" Ujar Maira tiba-tiba muncul.

Jihan menatap Maira yang langsung duduk disebelahnya "Loh emangnya udah istirahat?" Tanya Jihan heran.

"Udah dari tadi cuy." Jawab Farel "Lo kira gue kesini ngapain?"

"Ya kali lo kesini buat liatin gue yang terlalu cantik ini." Seketika Farel bergaya seakan-akan ingin mengeluarkan semua ini perutnya.

"Siapa Han?" Tanya Maira sambil menatap penuh pesona ke Farel, nampaknya Maira tertarik dengan sahabat Jihan. Memang gadis itu! lihat yang bening-bening sedikit saja langsung gercep.

"Oh dia! kenalin dia Farel temen gua sejak kecil sampe bosen gue liatnya, Rel kenalin dia Maira temen sebangku gue." Ucap Jihan sambil memperkenalkan mereka berdua.

"Maira, temen Jihan."

"Farel, temen Jihan juga." Pemuda itu menjabat tangan Maira lama "Lo cantik." Ucap Farel tanpa rasa malu sedikit pun sementara Maira yang mendengar itu tersipu malu.

"Lo juga."

"Juga apa?"

"Juga cantik." Maira terkekeh begitu juga dengan Farel, jabatan tangan keduanya masih belum dilepaskan.

"Hmm, kacang mahal." Sindir Jihan dengan nada kesal.

"Beb disini ada orang ketiga nih beb gimana kalo ke kelas ku aja." Ajak Maira dengan tertawa kecil.

"Ayuk beb, eh iya cepet nyusul lo! biar gak zomblo aja lo! bosen gue liatnya." Ucap Farel dengan nada mengejek setelah mengatakan itu, mereka berdua pun pergi entah kemana.

"Nyesel gua ngenalinnya, mending gua ngerjain tuh pria jadi-jadian." Gumam Jihan sambil melihat dia dengan penuh kebencian, gara-gara laki-laki itu namanya langsung buruk diawal sekolahnya.

Waktu Jihan ngobrol tadi tak sengaja Jihan melihat Rio yang hendak ke kelas, Jihan pun membeli minuman karena terpikir ide yang sangat bagus diotaknya. Mumpung otaknya lagi encer! Jihan pun bergegas ke arah Rio, dan dengan sengaja menumpahkan minuman yang tadi dia beli kearah Rio.

Byurr.

Jihan berlaga sok bersalah "Awww... sorry gue sengaja, yah susu gue jadi kebuangkan sia-siakan! lagian baju aja bisa beli lagi kan? lo kan orang kaya?" Tanya Jihan dengan tertawa bahagia.

Yes! akhirnya bisa balas dendam juga, makan tuh sapa suruh ngerjain gue! kali ini gua yang menang. Batin Jihan masih dengan tawa bahagianya.

Rio tak memperdulikan gadis didepannya itu, dan langsung pergi meninggalkan Jihan dengan wajah yang merah padam sedangkan Jihan hanya tertawa saja.

"Sial! cewek gila! awas lo gue akan balas lo!" Rio melepas seragamnya saat berada diwc, "Pakek acara lengket juga! sial!" Gerutu Rio lagi sambil mencuci bajunya begitu juga badannya.

Aish, dia harus mengeluarkan uang kali ini untuk membeli baju yang baru. Tak mungkinkan dirinya memakai baju basah seperti ini? bisa malu nanti dirinya.

Semua karena gadis itu! Rio tak akan membiarkan Jihan lolos kali ini.

---BATAS SUCI---

NIH YANG MINTA CAST:V SORRY KALAU GAK SESUAI SELERA;) KALIAN BISA BAYANGIN KOK SEMAU KALIAN!

JIHAN NAFIA AFTHANI

BERSAMBUNG~

BANYAK BAT TYPO ASTAGA TvT

LIKE, KOMEN, KASIH RANTING 5, VOTE DAN TAMBAHKAN FAVORIT 👈 JANGAN LUPA😢

SEE YOU NEXT CHAPTER😉

BABAY~

3. PERJODOHAN

\=\=\=\=\=HAPPY READING\=\=\=\=\=

Tringgggg Tringgggg Tringggg.

Bel berbunyi tanda pulang sekolah, membuat para siswa atau siswi berbondong-bondong keluar kelasnya namun ada juga yang tetap tinggal karena urusan tersendiri.

Beda lagi dengan Jihan yang langsung memesan ojek online, gadis itu tak ingin merepotkan kedua keluarganya.

Selang beberapa menit ojek itu berhenti tepat didepan mansion mewah milik keluarga Afthani, Jihan dengan cepat membuka pintu mansionnya setelah memberi ongkos ke ojek tadi.

"Loh?" Ucap Jihan kaget setelah Melihat Rio yang tengah duduk disofanya dengan santai, dan disampingnya ada Saifudin Victorio, dan Hana Renata. Mereka adalah Papi, dan Maminya Rio.

"Sini sayang duduk!" Sambut Hana dengan ramah, dan tersenyum hangat ke arah Jihan yang kini malah bengong didepan pintu.

"Eh iya Te." Ucap Jihan tersenyum canggung lantas berjalan mendekati Hana, dan duduk disebelah Hana.

"Kok Te panggil Mami dong! mantu ku..." Ucap Hana percaya diri.

"Eh... i iya Mi."

"Apa sih Mi? kan aku belum setuju." Sahut Rio dengan malas, laki-laki itu terlalu malas menatap perempuan yang pura-pura polos didepan namun busuk dibelakang.

Loading~

Ha? maksudnya? Mami? menantu? belum setujuh? mereka ngapain ke rumah ku?Batin Jihan penuh pertanyaan dikepalanya itu.

Jihan pun langsung bertanya ke Papanya "Pa, apa ini maksudnya?" Ujar Jihan polos, dan bingung secara bersamaan karena tak tau apa-apa, sungguh dirinya seperti orang bodoh saja.

"Gini loh anak kesayangan Papa.... kami menunggumu pulang karena ingin meminta mu izin agar menyetujui pernikahan mu dengan Rio, anak sahabat Papa." Jelas Wahyudin, dan diiringgi oleh semua senyuman kecuali Jihan, dan Rio.

Jihan sontak kaget dengan ini semua, berarti ini perjodohan! dia dijodohin! dan lebih parahnya lagi dengan musuhnya sendiri!

"Eh iya sebelumnya ini anak saya Rio, pasti kamu udah kenalkan dari awal?" Tanya Hana masih dengan senyumannya yang tak pudar sedikit pun, Hana menggangap jika Jihan pasti mengenal Rio mengingat mereka berdua sekelas.

"Eh nggak kok Te! belum kenal." Jawab Jihan dengan canggung yang masih belum mencernah ini semua.

What! what! apa-apaan semua ini! perjodohan secarah tiba-tiba? apalagi dengan si kam*ret ini! no! no! gua harus tolak perjodohan ini! Batin Jihan kesal, enak saja dirinya dijodohin! emang ini zaman Siti Nurbaya.

Cih, belum kenal katanya! emang dia pikir gua gak bisa tolak perjodohan ini apa? Batin Rio menatap kesal Jihan sekilas.

"Mi!" Panggil mereka berdua kompak, membuat semua yang ada diruang itu terkekeh.

"Pfft, satu-satu yah sayang tanyanya ada apa emangnya hem?" Tanya Hana menatap Jihan, dan Rio.

"Dia duluan." Tunjuk Jihan, dan Rio dengan kompak lagi.

Ih, kenapa sih aku hari ini! Batin Jihan kesal sekaligus malu.

Apa-apaan gua ini! Batin Rio kesal, dan malu juga.

Pipi mereka berdua pun memerah secara kompak, Hana yang melihat tingkah laku mereka pun terkekeh.

Jihan langsung menghembuskan nafasnya dalam-dalam agak grogi sih karena selama ini dirinya tak pernah nolak orang dalam hal cinta karena dia jomblo ralat ini bukan hal cinta tapi hal serius!

"Emm gini loh Mi, bukannya Jihan nolak tapi Jihan rasa perjodohaan ini terlalu cepat deh Jihan kan perlu mempertimbangkannya." Ucap Jihan agak gugup, takut-takut jika mereka marah.

"Gak usah gugup gitu, Mami tau kok tenang saja... ayo sayang, Rio kita pulang." Ajak Hana ke suaminya serta Rio, dan tak lupa juga ia berjabat tangan ke Papa Jihan serta mengelus rambut Jihan sayang.

"Pa apa-apaan sih ini semua? Papa kan tau kalau Jihan gak mau dijodohin." Protes Jihan dengan kesal setelah keluarga Victario pergi dari sana.

"Gini loh! Papa tau kamu gak suka dijodohin, ini semua karena perusahaan kita agar berdiri kokoh dengan cara bekerja sama dengannya. Apa kamu tega ngebiarin Abang kamu dan Papa bekerja keras sendirian gak ada yang bantuin? gak masalah sih kalo kamu batalin perjodohaan ini." Jelas Wahyudin, dan melangkah kakinya menuju kamarnya.

Karena merasa kasihan dengan Kakak, dan Papanya yang berjuang mati-matian demi memperjuangkan perusahaannya sedangkan Jihan yang seharusnya mengurus perusahaan itu malah diam saja. Mau tak mau Jihan harus menerima perjodohaan itu.

Jihan akan mencari cara untuk tunangan saja setelah itu dirinya akan memutuskan Rio dengan cara membuat konflik bohongan, selesai kan?

"Tunggu Pa, yah Jihan mau menerima lamaran itu." Ucap Jihan malas, Papanya yang berdiri tak juah darinya langsung memeluknya erat.

"Makasih yah Jihan, bagaimana kalau nanti kado pernikahan mu kalung yang dibuat khusus gimana?" Bujuk Wahyudin dengan senyumanya.

"Wah, mau dong Pa." Senang Jihan dengan manja, dan langsung memeluk Wahyudin balik.

Dia tau Papanya ingin menghiburnya, jujur saja Papanya selalu memberinya sebuah kalung jika ia naik kelas atau rangking satu tapi memberinsebuah? ia harus menuruti kata-kata Papanya. Beginilah dunia bisnis! yang kaya akan dijodohin dengan yang kaya pula tak peduli soal cinta.

Ini cuman demi Papa bukan demi cowok gila itu atau apalah, pokoknya demi Papa! Batin Jihan mengembun-embun.

Dikediaman Victario.

"Apa sih Mi, Mami ngapain jodoh-jodohin aku segala?" Protes Rio kesal, sedari tadi kekesalannya itu ia tahan namun Maminya itu malah menyuruhnya berjabat tangan dengan Jihan tadi!

Bagus! sungguh bagus sekali!

"Apa kamu mau Daddy kamu mengurus perusahaan sendirian?" Jawab Hana marah.

"Tapi kan nanti aku juga yang ngurusnya." Ucap Rio membela diri.

"Hey! ingat ini! kalo misalkan kamu berani nolak perjodohaan ini Mami gak akan segan-segan membuang game mu semua dan jika kamu berani buat cerai sama Jihan Mami gak akan pernah anggap kamu anak Mami lagi!" Kesal Hana mengancam, dan disertai pelototan tajamnya.

Setelah mengucapkan itu, Hana pun langsung pergi menuju kamarnya.

"Sial lagi gue! kenapa harus cewek itu sih? gak ada cewek lain apa? ternyata dia keluarga Afthani ya... gue pikir dia keluarga kampungan. Mau gak mau gue harus nikah dia demi menyelamatkan game gua, dan perusahaan." Gerutuh Rio malas sembari memainkan gamenya.

☆KASIH RANTING 5☆

Maira Amarissa

Han >__<

(20.00)

Jihan Nafia Afthani

Whay?

(20.01)

Maira Amarissa

Gue ditembak ama bebeb Farel dong😙

(20.01)

Jihan Nafia Afthani

Selamat~ jangan lupa traktirannya yah~!

(20.02)

Maira Amarissa

Ya tenang saja! nanti gue beliin semua ampe orangnya juga :v eh btw udah dulu yah beb gua nelpon, bye~

(Read)

"Dasar bucin." Gumam Jihan tertawa kecil sambil menggelengkan pelan kepalanya, kemarin mereka sempat bertukar nomor waktu berkenalan jadi jangan kaget jika Maira tiba-tiba men-whatsapp Jihan "Enak ya jika kita nikah dengan orang yang kita cinta...."

"Dek lu bisa batalin kok perjodohaannya." Ucap Reyhan menepuk pundak Adiknya pelan, dan entah sejak kapan ia berdiri disitu.

"Apa sih Bang ngagetin aja!" Ucap Jihan terkejut, Reyhan tuh selalu kalau masuk kamar Adiknya gak pernah ketuk pintu maen masuk aja! jika ditanya mengapa pasti jawabnya 'mager ngetuk' padahal hanya sekedar mengetuk saja butuh energi lebih.

"Hmm, gak papa kok Bang." Sambung Jihan sambil tersenyum lebar.

"Gak usah dipaksa kalau gak suka, kan kita saling membutuhkan jadi gak ada yang rugi."

"Abang ngomong apa sih? gua, dan Rio tuh saling suka Bang, ih Abang dosa loh kalau berburuk sangka begitu." Alibi Jihan karena tak mau membebani pikiran Abangnya.

"Oh untung saja, tapi lu jangan sampai gila ya?" Tanya Reyhan lega, dan mulai menggoda adik perempuannya itu.

"Maksudnya Bang?" Tanya balik Jihan.

"Yah habis dari perjodohaan ini lu ketawa-ketawa sendiri dikamar ini." Jawab Reyhan masih mengoda Adiknya itu "Butuh ruqyah dek?"

"Ah itu karena teman gua bucin Bang, tapi kalau Adiknya gila kakaknya juga dong." Goda Jihan balik namun...

Hening seketika.

"Canda Bang." Ucap Jihan merinding.

---BATAS SUCI---

ENDING VICTARIO.

BERSAMBUNG~

UDAH DIREVISI >_<

LIKE, KOMEN, KASIH RANTING 5, VOTE DAN TAMBAH KAN FAVORIT 👈 JANGAN LUPA 😢

SEE YOU NEXT CHPATER😉

BABAY~

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!