"Karann!Ran!" teriak Mirna,Mama Karan dari arah dapur.
Karan yang sedang merebahkan diri di sofa mendegus kesal,dan menghampiri Mamanya dengan malas.
"Apa sih Ma?" tanya Karan saat ia sudah berada di dapur.
"Ini tolong kamu anterin ke rumah tetangga baru kita,rumah no 6," ujar Mirna sambil memberikan Karan kue yang sudah di bungkus rapi.
"Emang ada?kapan pindahnya?" tanya Karan,mengerutkan dahinyya
"Aish,Ada lah kalau nggak ada ngapain Mama nyuruh kamu nganterin ini kue?Kemarin soreh," jawab Mirna,"Oh iya,katanya anaknya seumuran kamu,ganteng loh ran anaknya,sopan pula," lanjut Mirna,tersenyum menggoda anaknya.
"Ih apa sih Ma."
Mirna hanya terkekeh,melihat ekspresi kesal abaknya,kemudian melanjutkan aktivitas memasaknya lagi.
Kini Karan sudah ada di depan rumah tetangga barunya.Dengan ragu ragu,ia memencet bel rumah tersebut.
Pintu rumah terbuka,hingga menampilkan seorang laki laki bertubuh tinggi tegap, berkulit putih bersih dan berambut kecoklatan yang mengenakan kaus hitam dan celana selutut.
Baik Karan maupun cowok tersebut sama terkejut.Bedanya,cowok tersebut bisa mengendalikan ekspresinya.Sedangkan Karan sudah melotot dengan mulut terbuka.
"Ekhem," cowok itu berdehem,membuat Karan kembali sadar dari keterkejutannya.
"Al ka..."
Ucapan Karan terpotong dengan suara wanita nyaring dari dalam rumahnya,Karan prediksi itu adalah suara mamanya Al.
"Al...eh ada tamu kah?,suruh masuk Al."
'Kalau tamunya kayak dia nggak perlu disuruh masuk,juga udah masuk sendirinya' batin Al
Benar saja,Karan dengan senang hati langsung masuk ke rumah Al tanpa disuruh dua kali.
Karan menghampiri Mama Al di ruang tengah.
Sepertinya ia tak asing dengan wanita yang kini duduk di sofa membelakangi dirinya.
"Tante Lelita!" panggil Karan
Lelita,Mama Al yang tengah membaca majalah dihadapannya langsung mendongak.
"Karan kan?Anaknya Mirna?" tanya Lelita bersemangat
"Iya tante ini Karan."
Lelita langsung memeluk Karan heboh.
"Yaampun udah gede ya,padahal dulu masih kecil banget.Makin cantik juga," puji Lelita "Ayo duduk ran duduk,"ajak Lelita
"Tante bisa aja,tante juga awet muda."
"Ah kamu bisa banget bikin tante gr," Jawab Lelita malu malu
Al sedari tadi memperhatikan keduanya dengan malas,di single sofa pojok.Kemudian melanjutkan bermain game di ponselnya.
"Oh,iya.Ini tante dari mama buat tante," Karan memberikan kue itu kepada Lelita
"Yaampun,repot repot banget.Salamin ya buat mama kamu,makasih ya ran."
Karan mengangguk,"Tante baru pindah ya?"
"Iya,kemarin soreh tante pindah."
Lelita menepuk jidatnya. "Al kamu bikinin Karan minuman sana,pasti dia haus," suruh Lelita kepada cowok dingin itu.Al hanya mengangguk malas dan pergi dari sana.
Memang benar, meskipun Al terkenal disekolah dengan sifatnya yang dingin,cuek dan perkataan pedasnya.Dibalik itu, Al adalah seseorang yang patuh dah sopan kepada orang yang lebih tua darinya.Serta ia sebenarnya adalah cowok penyayang, termasuk anak kecil,ya Al menyukai anak kecil.
"Ah,tante nggak perlu repot repot."
"Nggak repot kok,Ran kamu satu sekolah kan sama Al?"
"Eh,iya tante satu sekolah satu kelas juga."
"Menurut tante nih ya,kalian cocok kalau kalian pacaran," kata Lelita random.
'maunya gitu te,anak tante tuh dinginnya kayak es kutub' gerutu Karan dari hati.
"Ah apa sih tante," jawab Karan tersipu
Pembicaraan Karan dan Lelita sanggat random mulai dari Al hingga dunia modeling Karan sampai gosip baru yang berdar di social media
Karena terlalu asyik berbicara dengan Lelita, Karan sampai lupa waktu.Pasalnya,meskipun usia Lelita terbilang sudah 37an ia tetap up to date mengenai berita berita masa kini yang bahkan,Karan sebagai remaja pun tak tahu.Apalagi wajah Lelita yang cantik dan awet muda membuatnya terlihat masih berumur 20-an
Karan pun memutuskan untuk pulang ia berpamitan kepada Tante Lelita.Bertepatan saat itu,Al datang dengan segelas sirup jeruk.
Katakanlah Karan memang tak tahu diri,sedari tadi dalam hati ia mengerutu.Mengenai tentang bahan tambahan apa yang Al tambahkan untuk membuat sirup hingga selama ini.Padahal,hanya menuang dari botol ke gelas saja,tapi lamanya seabad.Bahkan saat ia berbicara dengan Lelita yang terbilang memakan waktu Al tak kunjung datang.Sedangkan saat ia akan pulang, Al datang dengan raut wajah datar seperti biasa.
Al menyodorkan sirup jeruk itu bertepatan saat Karan berdiri.
"Umm..nggak usah gue juga mau balik."
"Minum,hargain gue," ucap Al tajam tepat di telinga Karan
Karan segera menuruti kemauan Al.
"Ya ampun, kalian emang cocok banget," sahut Lelita sambil berjalan menuju dapur,tak ingin menganggu mereka berdua.
Al memutar bola mata kesal kepada mamanya.Cocok dari mananya Al hanya memaksa ini cewek untuk minum.Tidak lebih.
"Terima kasih,lain kali kalau mau bikin minuman jangan kelamaan,keburu tamunya pulang," kata Karan sembari tersenyum hangat,sebelum hilang ditelan pintu utama.
Sesampainya di kamar bernuansa pink,gadis dengan rambut ombre hijau itu langsung merebahkan tubuhnya diatas kasur.
Ia tersenyum bahagia.Bagaimana tidak, seorang Aldevan Daffandra,cowok yang ia kagumi dalam diam sejak kelas 11 lalu.Kini menjadi tetangga kompleknya sendiri.Ditambah sebuah kenyataan bahwa, ternyata Al adalah anak dari Lelita,teman dekat mamanya sendiri.
"Oke,mulai sekarang gue,Karan Jevina Berlino akan berjuang mendapatkan hati seorang cowok frozen, Aldevan Daffandra secara terang terangan!" ucap Karan yang kini berpindah posisi berdiri didepan cermin kamarnya.
Seorang gadis berseragam putih abu abu yang ketat kini memegang kepalanya bingung,mulutnya berkomat kamit menyumpah serapahi mobil merahnya yang bannya kempes ditengah jalan.
Nahasnya,hari ini ia memang sengaja mengambil jalur yang sepi untuk menghindari kemacetan.
Semenit yang lalu ia sudah menelfon sopir rumah untuk menjemput dan mengurus mobilnya.Namun tak kunjung datang.
Saat ia memutar badannya,dari kejauhan ia melihat motor besar merah yang ia yakini adalah,ya,siapa lagi kalau bukan Al.
Cewek itu segera berdiri di tengah tengah jalan membuat sang pemilik motor itu berhenti mendadak.
"Minggir!" ucap Al dingin.
"Al gue bareng lo ya,mobil gue nggak bisa jalan," kata Karan to the point
Al melirik sekilas ke arah mobil merah yang terparkir di tepi jalan.
"Nggak bisa jalan?lo gendong aja sana!"
"Ish,Al garing tau!"
"Emang gue ngelawak?"
"Enggak,Yaudah kalau gitu gue aja yang lo gendong," Karan tersenyum jail "Ikhlas lahir batin kok gue kalau lo yang gendong," lanjutnya
Al mendegus, "Siapa lo?"
"Gue? Karan Jevina Berlino,calon ibu dari anak anak kita!"
Karan tertawa puas,sedangkan Al hanya menatap Karan datar.
"Ck,minggir lo,kalau lo lagi lomba gombal jangan disini,ganggu!"
"Enggak,Sebelum lo izinin gue buat nebeng dimotor lo sampai ke sekolah nanti!"
Al memutar bola matanya malas. "Yaudah cepet!"
Karan tersenyum senang sembari menaiki.motor besar Al.Katakanlah Karan norak,karena sedari tadi ia senyum senyum tidak jelas.Ini merupakan pertama kalinya Karan dibonceng Al.Ya,meskipun dengan paksaan Karan tadi.
••••
Sesampainya disekolah,Al dan Karan menjadi pusat perhatian orang orang sekitar.Bahkan ada yang secara terang terangan berbisik bisik.
Pasalnya Al adalah cowok cuek dan dingin,ia baru saja digosipkan dekat dengan anak Ipa-3,Ralina Tyvana.Wakil Ketua Osis SMA Jayabakti.
"Anjay,gandengan baru bro?" sambut Reonal saat Al memarkirkan motornya dekat dengan motor teman temannya.
Karan terkekeh mendengar pertanyaan Reonal dan ia segera turun dari motor besar Al.
"Belum nal,tapi tunggu aja.Semoga teman lo yang kayak es tehnya Bu Marwa peka kalau gue suka dia," ujar Karan tanpa merasa bersalah atau malu.
Usai mengatakan itu, gadis cantik itu segera pergi dari parkiran menuju kedua temannya yang menatapnya penuh tanda tanya.
Perkataan Karan membuat ketiga teman Al berseru heboh.Sedangkan Al hanya menatap ketiganya datar.
"Lo serius nggak ada hubungan apa apa sama Karan?" Tanya Davon,teman satu tempat duduknya.
"Hm," jawab Al cuek,seperti biasa.
"Gimana sih lo berdua,si kulkas batu ini kan sudah punya calon pacar sendiri," Farel menoyor kepala Davon dan Reonal dari belakang.
Keemapat cowok itu kini berjalan beriringan menuju kelas masing masing.Al satu kelas dengan Davon sedangkan Reonal dengan Farel ada di kelas Ips-1
"Kalau lo sama Ralina,mending Karan buat gue," Kata Farel
Kini giliran Davon yang menoyor kepala Farel
"Lo mau sama Karan tapi Karan nggak mau sama lo," ejek Davon
"He monyet,mana mungkin Karan nggak mau sama seorang Farel Aditiya.Cowok ganteng,kaya,pintar dan jelas setia!" ucap Farel menyombongkan diri.
Reonal mengeplak kepala Farel dari samping,"Setia lo bilang?cewek lo aja dimana mana!"
"Iri bilang boss!" kata Farel
"Nggak ada ceritanya bos iri sama babu," balas Reonal lagi.
"Mana ada monyet kebun binatang ngaku ngaku jadi bos."
"Anj**g babu nggak tau diri."
"Monyet lo!"
"Babu,anj**g!"
Reonal dan Farel terus berdebat,mendebatkan hal tidak penting.Hingga sampai di perempatan mereka berempat berpisah.Al dengan Davon ke timur dan Reonal bersama Farel ke barat.
"Santan Karan lo hutang jelasin ke kita berdua tentang Al?" Peringat Aura yang di angguki anggukan kepala oleh Nana.Sahabat Karan.
"Ah,iya,Lo tahu? sekarang Al jadi tetangga komplek gua dong!"
"Serius lo?kapan?"
"Terus kalian jadi berangkat sekolah bareng kayak tadi?"
"Iyalah,ngapain gue bohong,kemarin." Jawab Karan "Enggak,tadi mobil gue bannya kempes terus gue ketemu dia yaudah gue maksa buat nebeng dia."lanjutnya.
"Anjir lo,gue kira dia sukarela ngajak lo bareng,"kata Nana,sambil mengunyah permen karetnya.
"Kulkas jalan gitu mana mungkin dia sukarela nebengin cewek,kecuali wakil ketua osis kita tuh."
Karan menghela nafas kasar.Benar sih,apa yang dikatakan Aura.Bahkan satu sekolah pun tahu,kalau Ralina adalah satu satunya cewek yang dekat dengan Al.Hal itu membuat insiden tadi dimana saat Al membonceng Karan mereka langsung menjadi pusat perhatian.
Apalagi,Karan Jevina Berlino.Seorang model muda yang meraup penghargaan dimana mana, dengan penampilannya yang mampu menghipnotis semua penonton.Beserta catatan BK yang menumpuk,membuat namanya dikenal seantero sekolah.
Berbeda dengan Ralina Tyvana.Wakil ketua osis sekolah,pintar dan tak kalah cantik dari Karan.
Aura menyengol lengan Karan,saat tiba tiba dari arah bersebrangan nampak Al bersama Devon berjalan menuju kelas.
"Al tuh."
Tanpa aba aba,Karan segera berlari menghampiri Al.
Sedikit lagi ia akan sampai,tetapi,seorang cewek yang baru saja Aura bicarakan, kini berjalan disamping Al yang disambut senyuman dan usapan kepala dari cowok itu.Membuat langkah Karan terhenti dan berbalik,menuju temannya yang kini menatapnya tak tega.
Senyuman licik tersirat dari paras cantik itu.
Dipojok belakang,Karan mentap Al kagum, sekaligus sendu.Kejadian berberapa jam lalu, berputar jelas di memorinya.Bagaimana Al memperlakukan Ralina dan tersenyum kearah Ralina dengan tulus.Seharusnya, Karan terbiasa dengan hal itu,mengingat dirinya sudah menyukai Al,satu tahun lalu secara diam diam.Namun,entah,saat ini rasanya berbeda.
Mulai sekarang,oh ralat- dari dulu ia harus bersaing dengan seorang Ralina.Bedanya, dulu ia bersaing secara diam diam,kini ia akan bersaing secara terang terangan.
Wanita umur 30-an memasuki kelas 12-IPA-2.Membuyurkan lamunan Karan.Sebut saja Bu Tari.
"Selamat pagi anak anak!"
"Pagi bu!"
"Seperti yang kalian tahu, minggu lalu kita sudah melaksanakan ulangan harian matematika.Hari ini,pembagian hasil ulangan kemarin." Kata Bu Tari.
Bu Tari,mulai membagikan kertas hasil ulangan dan tak lupa menyebutkan angka hasilnya.
Hampir seluruh siswa, mendapat nilai diatas rata rata.Kecuali,gadis yang duduk di pojok kelas bersama teman blasterannya. Siapa lagi kalau bukan, Karan.
Gadis cantik,model muda dan hidupnya yang menyenangkan.Kehidupan yang diimpikan oleh sebagian gadis remaja ada pada Karan.Tetapi,ia termasuk murid yang pemalas,beserta isi otak yang pas pasan,Karan lemah dalam hal akademik.
"Karan lagi,Karan lagi!" Bu Tari geleng geleng kepala, "Berapa nilai kamu Karan?" tanya Bu Tari
"10," jawab Karan santai tanpa beban
Bu tari menghela nafas kasar.Lelah dengan salah satu muridnya ini.Semakin hari,nilainya semakin menurun,tak ada kemajuan.Saat ia mendapat les tambahan matematika,ia jarang sekali masuk.Ditegur dan dihukum pun tetap sama.
"Oke, ibu putuskan.Mulai hari ini,Aldevan Daffandra ibu minta tolong sama kamu buat private-in Karan di pelajaran Matematika.Kalau sampai,di ulangan berikutnya nilai Karan tidak ada perkembangan.Nilai kamu saya potong juga!"
Karan sedari tadi menahan kantuk,terbangun ketika mendengarnya.
'Apa ini mimpi?' pikirnya
"Bu, kenapa harus saya?Kenapa tidak Fero ada Siska saja?" Al angkat bicara
Fero dan Siska adalah anak peringkat 2 dan 3.Sedangkan peringkat satu,jangan ditanya,Al adalah jagonya.
"Karena, di ulangan ini nilai kamu yang paling sempurna.Sudah tidak ada penolakan Aldevan!" peringat Bu Tari.
Tahu seperti ini kemarin, Al bakal sengaja menurunkan nilainya.
Karan dari tadi hatinya bersorak senang.Kalau ia tidak ingat disini ada Bu Tari, mungkin ia akan berjoget ria disini.Mengungkapkan kebahagiaan sederhananya.Dewi Fortuna kali ini berpihak kepadanya.Melalui ini ia akan bisa dekat dengan Al.
"Untuk Aldevan dan Karan.Private bisa dimulai hari ini,lebih cepat lebih baik.Kamu Karan tiak ada bolos-bolosan lagi.Aldevan, kalau sampai Karan bolos,catat dan beritahu saya!" tegas Bu Tari
"Tenang Bu,saya tidak akan bolos, bahkan saya tidak ada niat buat bolos kalau yang ajarin saya Al." Kata Karan tanpa ragu.
Seluruh kelas langsung bersorak,menggoda mereka berdua.Karena untuk pertama kalinya, Karan menunjukan rasa sukanya kepada Al, secara terang terangan seperti ini.Al hanya menatap kedepan,dengan raut datar.Seolah tak mendengar ocehan cewek itu.
"Bagus!ingat,nilai di ulangan selanjutnya harus lebih baik dari sekarang.Al kamu siap?"
Al terdiam,tak menjawab.Membuar Karan gemas dan menjawabnya.
"Al,siap dong.Masa cuma ngajarin calon istrinya matematika aja nggak siap,apalagi nanti ajarin anak anak kita!" celutuk Karan tanpa dosa
Lagi lagi keadaan kelas menjadi riuh.Setelah Karan mengatakan itu, secara terang terangan untuk Al.
Bu Tari hanya geleng geleng kepala melihat muridnya itu.
Suara dering ponsel dari tas Bu Tari, membuatnya segera keluar.Untuk hari ini, beliau sengaja memberikan free class untuk kelas IPA-2.
Karan yang melihat itu, langsung bangkit dari tempat duduknya.Sehingga mengundang tanda tanya dari Aura.
"Mau kemana lo?"
"Samperin masa depan."
"Sinting!"
Al yang tengah bermain game di ponselnya, mendongak sebentar dan melanjutkan aktivitasnya lagi.Rautnya terlihat ogah ogahan menatap Karan.
Karan menarik entah kursi siapa dan segera duduk didepan Al.Memandangi setiap inci wajahnya.
"Woi Kari ayam lo kenapa sih?" tanya Devon,teman sebangku Al yang heran dengan tingkah cewek ini.
"Gue lagi ngeliat seni."
"Seni apaan? yang ada lo lagi ngelihat temen gue.
"Nah,itu seninya.Pencampuran sel dari papa Al dan Mama Al sanggat rapi, sehingga, menghasilkan Aldevan Daffandra.Cakep,cool,ganteng,handsome." Jawan Karan, matanya tetap serius menatap Al.
"Bego lo."
"Yoi thanks!"
Devon menepuk jidatnya pelan.Cantik cantik stres.
"Al!" panggil Karan
Tak ada jawaban.
"Alll!"
Masih sama.
"Aldevan Daffandra!"
Tak ada perubahan.
"Al sayangg!"
Berhasil!
Al menghentikan bermain gamenya dan menatap Karan kesal.
"Ciee suka ya dipanggil sayang," goda Karan.
"Lo ada perlu apa?kalau nggak penting mending lo minggir!"
"Jahatnya,nanti privatenya mulai nanti kan?"
"Bu Tari udah bilang tadi,telinga lo bermasalah?"
Bukan Al namanya kalau kata katanya tidak menohok.
"Bukan telinga gue,tapi,hati gue bermasalah gara gara lo!"
"Ck!" decak Al seraya berdiri.
"Mau kemana?" tanya Karan,ikut berdiri.
"Bukan urusan lo!"
"Tapi gue kepo,pengen tau!"
"Siapa lo?sampai ingin tau tentang gue."
"Karan,calon masa depan lo."
"Mimpi!" balas Al tajam,kemudian pergi begitu saja.
"Jahatnya.."
Devon yang melihat itu, antara kasihan dan ingin tertawa.
"Sabar,lo suka dia,lo harus tanggung resikonya."
"Oke gue harus semangat!" Karan menyemangati diri sendiri.
"Alll tunggu!!" teriak Karan,mengikuti Al yang berjalan jauh darinya.Karena langkah Al yang lebar.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!