NovelToon NovelToon

DO OR DIE? (DOOMSDAY)

BAB 1. Awal yang baru.

[ Selamat datang di dimensi universal. Jiwa anda berhasil bertransmigrasi ke dalam raga baru. ]

[ Mulai penyesuaian. ]

[ 10%... 50%.... 100%. ]

[ Jiwa lama dan raga baru berhasil di cocokan. ]

...****************...

...****************...

Di suatu pagi yang cerah, sesosok gadis nampak masih tertidur lelap bahkan setelah matahari menunjukkan sinarnya.

Samar-samar, muncul suara-suara aneh yang dalam benaknya, berpikir itu hanyalah sebuah ilusi.

Tapi suara-suara itu terus terngiang-ngiang di telinga sang gadis, membuat tidurnya merasa terganggu.

"Eeeeennngg...."

"Hah? Apa? Sepertinya seseorang baru saja berbicara di kepala ku." ucap seorang gadis yang kini menatap linglung di atas ranjang.

Ia mengusap kedua matanya, agar membuat penglihatannya semakin jelas.

[ Host, saya lah yang berbicara dengan anda. ]

"What the f...." ucap sang gadis yang tersentak dan langsung membelalakkan matanya.

Hampir saja, dia tadi melontarkan kata-kata yang kasar jika ia tidak dengan bijak menahannya. Akhirnya gadis itu bangun dengan wajah linglung.

"Siapa yang berbicara? Tunjukan wujud mu! Kau bukan hantu penasaran kan?" tanya gadis itu beruntun, sambil meneliti seluruh area yang di tempati nya.

Raut wajahnya kini menunjukkan bahwa saat ini ia sangat berwaspada. Bagaimana tidak? begitu dirinya membuka mata, ia disuguhi oleh pemandangan kamar yang nampak asing baginya.

[ Saya adalah sistem yang akan membantu anda bertahan di dunia Apocalypse. ]

"Sistem? Dunia apocalypse?" tanya gadis itu lagi.

Sejenak, gadis tersebut akhirnya mengerti apa yang terjadi padanya.

"Itu berarti, jiwa ku pasti telah bertransmigrasi ke dalam tubuh ini, kan?" tanya sang gadis menuntut kepastian.

[ Ya. ]

Jawaban singkat dari suara di kepalanya telah memperkuat keyakinan yang ada di dalam benaknya. Oleh sebab itu, sang gadis tidak mempertanyakan hal yang tidak penting tentang kenapa dia bisa ada disini? atau bagaimana dia bisa kembali ke dunia aslinya.

"Lalu, ceritakan semua yang kau ketahui tentang identitas pemilik tubuh!" titahnya.

Sistem juga bukan tipe yang suka bertele-tele. Ia pun langsung menjelaskan semua yang bersangkutan dengan pemilik tubuh.

.....

Athena Lawrence, seorang mahasiswa semester pertengahan berusia 20 tahun. Dia merupakan putri angkat dari seorang jenderal besar di ibu kota.

Saat ini, gadis itu tidak tinggal bersama sang ayah angkat sebab kecanggungan yang kuat terhadap keluarga tersebut. Ayahnya, memiliki karakter kuat, tegas, dan sulit di bantah.

Begitupun dengan kakak laki-laki angkatnya yang jarang ia temui. Ia juga memiliki karakter yang sama dengan sang ayah kandung.

[ Untuk nama ayah angkat anda, beliau bernama Revan James Radea. Sementara nama kakak angkat anda adalah Reagan Alpharieus Radea. ]

"Lalu bagaimana hubungan pemilik tubuh dengan mereka?" tanya Athena kembali.

[ Hubungan pemilik sebelumnya dengan keluarga angkatnya sedikit canggung. Itu karena pemilik tubuh belum terbiasa dengan perubahan situasi yang mendadak ini. ]

"Tunggu, maksud mu pemilik tubuh ini belum lama di adopsi?" tanya Athena bingung.

[ Benar. Secara sah, sang pemilik tubuh telah resmi bergabung dengan keluarga Radea selama 1 tahun. Namun beliau menolak untuk tinggal di ibu kota bersama keluarga angkatnya dan memilih untuk tinggal di apartemen seorang diri. ]

"Sepertinya sudah cukup bagiku untuk mengetahui beberapa hal tentang pemilik tubuh." gumam Athena, sambil melihat ke sisi jendela.

Phoenix, nama samaran sang jiwa di masa lalu, atau bisa kita panggil Athena, bukanlah orang yang penasaran dengan kehidupan pribadi orang lain.

Terutama, jika itu mengenai pengalaman hidup pemilik raga sebelumnya. Jika pemilik tubuh mengizinkannya untuk mengakses ingatannya, maka dia akan berterima kasih.

Gadis tersebut kini beranjak dari tempat tidur dan melangkah secara perlahan menuju arah jendela kamarnya. Ia mengangkat sedikit tirai yang tergantung di jendela kamar, kemudian mengawasi pemandangan yang sekarang nampak aman dan damai ini.

"Jika apa yang dikatakan sistem itu benar, maka kedamaian ini tidak akan berlaku lama." batin Athena, seraya mengernyitkan keningnya.

"sekarang katakan padaku, kapan apocalypse akan datang?" tanya Athena tiba-tiba.

[ Itu tidak kurang dari 3 hari dari sekarang. Bahkan saat ini, sudah ada zombie yang mulai bermunculan di berbagai negara. ]

Seketika, gadis itu terdiam mendengar jawaban yang di berikan sistem.

"APA? KAU TIDAK BERCANDA KAN!" teriak Athena kaget.

"3 hari! hanya tersisa 3 hari lagi sebelum virus bodoh itu muncul. Apa yang bisa ku persiapkan dalam 3 hari?" tanya Athena sembari bergerak gelisah.

Tak berapa lama, ia terburu-buru mengeluarkan buku catatan dan pena. Duduk di meja belajar, Ia mulai merencanakan apa-apa saja yang bisa ia beli dengan keuangan seorang mahasiswa.

"Makanan, air, bensin, dan alat pertahanan hidup, adalah sesuatu yang harus aku miliki." gumam Athena.

"Akh, benar! Mobil! Aku juga membutuhkannya. Lalu senjata dingin dan senjata api." lanjut gadis itu menuliskan apapun yang terlintas di pikirannya.

Athena kembali membaca daftar yang telah ia buat. Sesaat, dia kembali mengerutkan kening.

"Masalahnya sekarang bukan hanya waktu, tapi juga mengenai uang yang harus aku keluarkan untuk membayar semua barang-barang ini." gumam Athena lesu.

Gadis tersebut baru saja mengecek jumlah dana yang tersimpan dalam rekening pribadi pemilik tubuh. Jumlah uang yang dimiliki pemilik raga tidaklah banyak, tapi lumayan untuk mengumpulkan persediaan bahan materi selama 1 tahun.

Sayangnya, hal itu tidak termasuk untuk mobil dan senjata. Bahkan jika dia menggunakan sebagian uang tersebut untuk membeli kendaraan dan senjata, itu tidak akan terlalu berguna sebab apa yang di butuhkan Athena bukanlah hanya sekedar kendaraan yang akan mengantarnya ke tempat tujuan atau pisau untuk memotong buah dan daging hewan.

Berjalan bolak-balik seraya mengigit kuku ibu jari nya, Athena akhirnya teringat kembali pada sistem yang baru saja berbicara padanya.

"Sistem! Kau bilang kau akan membantu ku dalam menghadapi bencana apocalypse ini kan?" tanya Athena tiba-tiba.

"Sekarang katakan padaku, bagaimana caranya aku bisa mendapat mobil yang telah di modifikasi juga senjata kuat yang bisa langsung menebas leher para zombie itu dalam waktu 3 hari?" lanjut sang gadis bertanya dengan nada yang antusias.

Athena sudah mengerti mengenai beberapa detail tentang dunia apocalypse yang di maksudkan sistem.

Sebagai seseorang yang hobi membaca, bagaimana dia tidak mengetahui beberapa novel bergenre Doomsday?

Oleh sebab itu, beberapa cara telah terbesit di pikiran gadis itu mengenai cara yang tepat untuk membunuh para mayat hidup tersebut.

[ Pertama anda bisa membuka status anda. Di sana terdapat beberapa hadiah yang di berikan sistem sebagai hadiah pemula. Kemudian, anda dapat meng-klik tulisan mall yang tertera dalam layar. Host dapat berbelanja di mall sistem. ]

"Bahkan ada hadiah untuk pemula juga?" ucap Athena kaget.

"Wow, aku seperti hidup di dunia game, bukan dunia apocalypse." lanjut gadis itu berkomentar sambil terkekeh pelan.

"Buka status!" ucap Athena kembali.

[ Status. ]

[ Nama : Athena Lawrence.

 Level : 1

 Usia : 20 tahun.

 Ketahanan fisik : 10

 Kecepatan gerak tubuh : 10

Kekuatan : 10

 Poin : 5

 Koin : 10.000

 Inti kristal : 0

 Mall \=> ... ]

"Ini benar-benar persis seperti dalam game, tapi apa gunanya inti kristal ini? Bukankah benda itu adalah sesuatu yang tumbuh pada otak zombie?" tanya Athena.

Dia tahu sedikit mengenai game, sebab ia sendiri telah membaca beberapa novel ber tema kan game virtual.

[ Benar host, inti kristal ini dapat anda tukar dengan koin. Sementara anda dapat menggunakan koin untuk berbelanja di mall sistem. Semua yang anda butuhkan dan inginkan, tersedia dalam mall. ]

"Apalah kau sedang mempromosikan diri sendiri?" tanya Athena bercanda.

Dia tidak berkomentar lebih mengenai koin dan mall sistem. Gadis tersebut lebih tertarik pada jumlah poin yang di miliknya.

"Berapa rata-rata jumlah poin kekuatan, kecepatan gerak tubuh, dan ketahanan fisik yang di miliki setiap orang di dunia ini?" tanya Athena tanpa sadar.

[ Terkecuali ahli beladiri, Tentara, Polisi, nilai rata-rata poin keseluruhan untuk wanita adalah 7 atau 8, sedangkan untuk laki-laki ialah 9 sampai 10. ]

"Jadi kemampuan ku bisa dikatakan sama dengan para lelaki di luaran sana. Not bad!" gumam Athena seraya mengelus ujung dagunya.

"Lalu, bagaimana dengan ahli yang tadi kau sebutkan, berapa banyak poin status yang mereka miliki?" tanya Athena lagi.

[ Itu tidak lebih dari 15 poin. ]

"15 poin. 5 poin lebih tinggi dari pada yang aku miliki." ucap Athena sambil mengelus ujung dagu nya.

"Tapi tidak apa-apa, perlahan aku pasti bisa menaikan poin status ku sehingga setara dengan para ahli disini, atau bahkan lebih." ucap Athena percaya diri.

.

.

.

TO BE CONTINUE.

BAB 2. Kemampuan Ruang.

"Lalu bagaimana aku mendapatkan poin sistem ini?" tanya Athena.

[ Cukup dengan meningkatkan level anda. Saat level anda naik 1 tingkat, sistem akan memberikan anda 1 hingga 10 poin secara acak, sesuai dengan kesulitan yang anda hadapi. ]

[ Adapun cara menaikan level, anda hanya harus membunuh zombie, makhluk mutan, atau manusia yang telah berevolusi. ]

Athena mengerutkan kening ketika mendengar kata-kata 'manusia yang berevolusi'. Ia tentu mengerti mengenai apa yang di jelaskan sistem mengenai poin dan cara menaikan level.

Itu kurang lebih sama seperti game yang sering ia mainkan. Namun maksud dari 'manusia yang berevolusi', apakah itu dimaksudkan kepada mereka yang telah membangkitkan kemampuan seperti yang di gambarkan novel-novel itu?

"Manusia yang berevolusi ini, apakah maksudmu adalah orang-orang yang telah membangkitkan kemampuan super?" tanya Athena.

[ Ya, host. Pecahnya bencana apocalypse, bukan hanya berdampak negatif pada seluruh mahkluk hidup. Tapi terdapat hal positif juga yang terjadi pada penduduk planet ini. Meski jumlahnya tidak banyak, akan tetapi, setidaknya ada beberapa hewan, tumbuhan, serta manusia yang bisa bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan dan membangkitkan kekuatan super. ]

"Jelas ini bukan berita yang baik." gumam Athena sambil mengerutkan keningnya.

Hewan dan tumbuhan yang berevolusi akan sedikit banyak membahayakan nyawa manusia. Terutama bagi mereka yang tidak memiliki alat tempur atau kemampuan melindungi diri.

Memikirkan bagaimana ia akan bertahan di zona yang berbahaya, Athena segera merancang rencana dan bahan materi apa saja yang harus di beli.

Setelahnya, gadis itu turun dari ranjang dan mengacak-acak laci serta lemari, hingga ia menemukan sebuah buku kecil yang merupakan buku tabungannya.

"Dengan semua uang ini, aku bisa membeli berbagai macam keperluan ku untuk bertahan selama beberapa tahun. Adapun senjata dan kendaraan..." ucap Athena.

"... Sistem, kau bilang mall mu menjual segala macam sesuatu yang ku butuhkan kan?" tanya gadis itu tiba-tiba.

[ Ya. Anda bisa yakin jika mall sistem menjual apapun yang anda butuh kan! ]

Sistem menjawab dengan percaya diri, membuat gadis tersebut menghela nafas lega. Selama ia mendapatkan inti kristal, dia dapat menukarnya sesegera mungkin dengan koin sistem dan membeli apapun yang ia inginkan.

"Baguslah! Tapi, apakah apapun yang kau maksud itu termasuk membeli sebuah kemampuan?" tanya Athena asal.

Jika itu sama seperti game yang pernah ia mainkan, dirinya penasaran, apakah sistem juga bisa menyiapkan teknik tempur atau kemampuan?

[ Ya! Anda juga bisa membeli segala macam kemampuan, dari kemampuan pengendalian elemen, sampai kemampuan khusus. ]

"Kemampuan khusus? Seperti apa contohnya?" tanya Athena bingung.

Jika itu pengendalian elemen dasar seperti api, air, es, tanah, angin, logam, emas, ruang, petir, dll, ia masih tahu dan itu banyak tertulis di novel-novel yang sering dirinya baca.

Tapi kemampuan khusus? Seperti apa kemampuan khusus tersebut?

[ Itu seperti kemampuan telepati, teleportasi, kecepatan super, pendengaran super, pengelihatan super, dll. ]

"Ah, ternyata seperti itu." ucap Athena seraya mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

"Apakah ada kemampuan ruang dalam mall mu?" sambung gadis tersebut, bertanya.

[ Tentu saja ada, Host! Anda bahkan bisa memilih ukuran dan luas dari ruang dimensi yang anda inginkan. ]

[ Terdapat total 5 jenis kemampuan ruang dimensi. Ruang berukuran 500 meter, 1000 meter, 3000 meter, 5000 meter, dan yang terakhir adalah tanpa batasan. ]

"Tanpa batasan?" tanya Athena kembali.

[ Artinya anda bisa menaruh apapun dan sebanyak apapun tanpa khawatir ruang akan terisi penuh, sebab ruang tidak memiliki batas ukuran. ]

Athena terkejut mendengar ruang dimensi yang tidak terbatas. Itu akan sangat berguna baginya jika ingin menaruh apapun tanpa harus khawatir ruang penuh.

"Berapa harga yang harus aku bayar untuk mendapatkan ruang tersebut?" tanya Athena antusias.

[ Untuk mendapatkan ruang tanpa batas, harga dari kemampuan tersebut adalah 1.000.000 koin. ]

"Satu juta? Apakah tidak ada diskon untuk pemula?" tanya Athena sambil membelalakkan kedua matanya.

Gadis tersebut tidak menyangka jika harga yang di tawarkan tidak main-main. Dia bahkan hanya mendapatkan hadiah koin sebesar 10.000. Bagaimana ia menambahkan 2 angka nol lagi di belakangnya jika zombie saja belum muncul?

[ Sayangnya tidak ada diskon yang tersedia untuk saat ini. ]

"Cih!" ucap Athena meremehkan.

Meski begitu, sistem sama sekali tidak tersinggung dengan apa yang di pikirkan sang tuan mengenainya.

"Lalu rekomendasikan yang termurah, yang masih bisa ku beli dengan koin yang aku punya!" titah gadis itu kesal.

[ Untuk yang termurah, anda bisa memilih ruang dimensi berukuran 500 meter terlebih dahulu. Barulah di masa depan, anda dapat meningkatkannya menjadi 1000 meter, atau hingga tak terbatas. ]

[ Adapun harganya, ini sungguh ramah di kantong anda. Ruang dimensi berukuran 500 meter memiliki harga 7000 koin. ]

"7000? Itu masih cukup mahal, tapi aku harus memiliki kemampuan ini. Ruang dimensi yang layaknya gudang berjalan dan tak terlihat ini akan sangat berguna bagi setiap orang untuk bertahan hidup di apocalypse." gumam Athena.

"Tunggu sebentar, kau bilang aku dapat meningkatkannya? Bagaimana caranya" tanya Athena dengan nada yang sedikit terburu-buru.

[ Mudah saja, anda bisa menaikan level kemampuan dengan menukarkannya dengan koin. ]

[ Bagaimana pun, koin terbentuk dari inti Kristal yang telah di murni kan. Itu sama dengan anda menyerap inti kristal yang telah di murni kan. Itu lebih aman. ]

"Oke, aku mengerti. Kalau begitu aku ingin membeli ruang tersebut." ucap Athena langsung.

Baginya yang akan mengumpulkan bahan materi, ruang ini sangatlah penting untuk masa depannya. Dan untuk masalah peningkatan, ia bisa melakukannya secara perlahan.

[ Pembelian diterima. ]

[ 10%... 20%... 50%... 70%... 100%. ]

[ Pembelian berhasil. ]

[ Host, silahkan cek kemampuan baru anda. ]

Tanpa banyak kata lagi, gadis yang baru saja mendapat kemampuan baru segera mengeceknya. Senyumnya perlahan melebar setelah memeriksa gudang pribadinya sendiri.

"Apakah aku bisa memasukan makhluk hidup kedalam sana?" tanya Athena penasaran.

[ Negative, ruang tersebut hanya berfungsi pada benda-benda mati. Adapun makhluk hidup? Mereka akan segera terusir dari ruang dalam beberapa detik dan mati. ]

"Apakah benar-benar tidak bisa?" tanyanya dengan nada kecewa.

Dia pikir, dirinya bisa memasuki ruang seperti protagonis dalam novel yang sering ia baca. Terutama, dia ingin beternak dan menanam beberapa tumbuhan. Namun nyatanya ia terlalu melebih-lebihkan.

[ Bahkan jika ruang tersebut tidak dapat di masuki, setidaknya waktu di dalam sana konstan, sehingga hidangan apapun yang anda masukan tidak akan mengalami perubahan apapun. Juga tidak akan ada pembusukan, pelapukan, dll. ]

Sistem sepertinya mengerti apa yang di sesalkan tuan barunya itu dan segera memberitahukan kelebihan ruang dimensi.

"Yah, fungsi itu juga masih baik. Aku tidak boleh terlalu serakah." ucap Athena yang telah menenangkan suasana hatinya.

"Lalu, untuk sisa koin yang aku miliki, aku ingin menukarnya dengan kendaraan kuat, juga senjata dingin dan panas." lanjut gadis tersebut berucap.

Begitulah, ia menghabiskan 10.000 koin gratis yang dirinya dapat sebagai hadiah pemula.

Setelahnya, selama 3 hari berturut-turut, waktunya dihabiskan untuk berburu makanan, minuman, serta membeli berbagai alat pertahan diri.

Dalam sekejap, waktu datangnya bencana besar yang meluluhlantakkan dunia akan tiba dalam beberapa menit.

Tringg...

Tring...

"Hallo, Athena." sapa orang di seberang dengan nada yang terdengar gelisah.

"Hallo, Ayah! Ada apa?" tanya Athena mengerutkan kening.

Saat ini, baik jaringan internet atau pun jaringan listrik belum mengalami masalah. Peralatan elektronik masih dapat digunakan dengan baik, salah satunya handphone.

"Dimana kamu sekarang?" tanya sang ayah dengan nada suara yang serius.

"Aku di apartemen." jawab Athena dengan sedikit bingung.

Kenapa ayahnya menanyakan keberadaannya?

"Dengar, sesuatu yang buruk mungkin akan segera terjadi di seluruh dunia. Ayah telah memerintahkan beberapa bawahan ayah untuk menjemputmu dan membawamu ke ibu kota. Tolong jangan menolak, karena ini sangat darurat." ujar sang ayah.

Athena kembali mengerutkan keningnya. Ayahnya tahu bahwa beberapa saat lagi apocalypse akan terjadi. Tapi darimana ia mengetahui informasi itu?

"Sistem, apakah ayah telah mengetahui pasal pecahnya apocalypse?" tanya Athena dalam hati.

[ Ya! Pada dasarnya, zombie telah muncul sejak 1 minggu yang lalu. Namun para petinggi menekan berita tersebut agar tidak membuat warga khawatir dan merangsang kepanikan publik. ]

Tidak mendengar jawaban putrinya, pria di seberang telepon sedikit panik, takut jika putrinya akan terus menolak usulannya.

"Hallo, Athena! Dear! Tolong dengarkan ucapan ayah satu kali saja, oke. Jangan membantah!" ucap sang ayah tegas.

"Baiklah, aku akan menuruti kata-kata ayah. Aku akan segera membereskan barang-barang ku. Kapan mereka akan tiba?" ucap Athena setuju.

Sang ayah menghela napas lega mendengar putrinya yang saat ini mematuhinya. Ia pun segera menjawab pertanyaan sang putri dan mengatakan jika anak buahnya akan tiba dalam beberapa jam.

"Kalau begitu sampai jumpa di ibu kota, ayah." ucap Athena.

"Yah, Kamu harus tetap ber waspada terhadap orang asing. Jangan gampang percaya dan jangan bersikap lembut." balas sang ayah sambil memberi sedikit nasehat.

"Aku tahu." jawab Athena singkat, namun hatinya tersenyum senang.

Setidaknya, di dunia ini masih ada yang menyayanginya.

.

.

.

TO BE CONTINUE.

BAB 3. Pecahnya Kiamat.

Suara tabrakan kendaraan tiba-tiba terdengar kencang dan saling bersahutan dari jalan raya yang sering di lewati banyak pengemudi, membuat Athena yang sedang mengistirahatkan matanya langsung terbuka.

Dengan langkah yang cepat, Athena segera turun dari ranjang, kemudian berjalan menuju jendela dan mengintip dari balik tirai.

Ini mungkin sudah masuk jam tengah malam, tapi jalanan masih nampak ramai dengan lalu lalang kendaraan Bagaimanapun, ini masihlah kota yang sibuk.

Dan sekarang, suara mesin kendaraan yang sering mereka dengar, kini berganti dengan teriakan minta tolong.

"Akh... Tolong selamatkan aku! Selamatkan aku!" teriak salah seorang pengemudi.

Banyak orang yang terbangun di tengah tidur lelap mereka. Semua orang langsung penasaran, kemudian bergerak menuju jendela untuk mengetahui apa yang terjadi.

"Apa yang terjadi? Mengapa berisik sekali di luar?" tanya sesosok wanita dewasa.

Wanita tersebut merupakan salah seorang penghuni di gedung apartemen yang sama dengan Athena.

Ia berjalan tanpa semangat ke arah jendela dengan wajah mengantuk untuk melihat apa yang terjadi.

"Banyak pengendara saling menabrakkan kendaraan mereka? Apa yang terjadi pada para pengemudi itu? Apakah mereka semua mabuk?" tanya seorang wanita wanita itu lagi pada dirinya sendiri.

"Apa yang kau lihat?" tanya seorang pria dewasa yang tengah berjalan sambil menguap ke arah wanita tersebut.

Dapat di pastikan mereka kemungkinan adalah pasangan.

"Lihatlah sendiri." ucap sang wanita.

Pria itu kemudian berjalan cepat ke arah jendela dan memperhatikan kondisi di luar gedung. Ia membulatkan matanya ketika melihat kecelakaan beruntun yang terjadi di depan matanya.

"Apa yang terjadi? Mengapa mereka saling menabrakan diri? Dan..."

Pria itu tidak bisa berkata-kata lagi. Banyak mobil yang tiba-tiba seperti kehilangan kendali.

Terlebih, saat korban yang masih bisa dapat bergerak keluar dari mobil, sebelum sempat ia meminta tolong, tubuhnya mendadak bergerak kaku dan berjalan dengan lambat.

"Aneh! Apa yang terjadi dengan mereka? Apakah mereka sedang melakukan prank?" ujar pria itu bingung.

"Aku rasa mereka tidak akan tidak akan sampai merusak mobil sebanyak itu hanya untuk mem prank orang-orang." jawab sang istri.

"Terlebih, ini sudah hampir tengah malam. Siapa orang waras yang mau melakukan lelucon seperti itu?" lanjut sang istri berkomentar.

Segera, setelah ia menyelesaikan ucapannya, suara gedoran pintu yang di selingi suara minta tolong terdengar.

"AKH.. TOLONG! ORANG TUA KU MENJADI GILA! MEREKA TERUS INGIN MENGIGIT KU." jerit sesosok pemuda yang menggedor pintu tetangga nya.

"Apakah kau mendengar suara teriakan itu? perlukan kita membuka pintu?" tanya sang istri merasa cemas.

"Jangan, kita masih tidak tahu kondisinya sama sekali. Lebih baik kita mengamati terlebih dahulu." jawab pria itu bijak.

"Lalu apa yang harus kita lakukan? Apakah kita akan tetap diam saja? Dalam kondisi seperti ini, kita seharusnya memanggil ambulans dan polisi bukan?" tanya wanita itu cemas.

"Oke, tapi sebaiknya kita tetap di sini. Situasi diluar nampak aneh. Entah mengapa aku memiliki firasat buruk sekarang." jawab sang perempuan.

Sayangnya, baik ambulan atau polisi yang dipanggil tidak pernah menjawab teleponnya.

"Ini aneh, semua nomor darurat yang bisa di panggil sama sekali tidak terhubung." ucap sang wanita itu panik.

Wanita itu terus menekan tombol darurat untuk meminta bantuan, sayangnya tidak ada satupun yang menanggapi.

Pria di dekatnya tidak menjawab, tapi dia tahu, sesuatu yang buruk mungkin telah menimpa negaranya.

....

Teriakan kembali bergema, namun kali ini bukan berasal dari jalanan, melainkan dari beberapa unit apartemen lainnya.

Jeritan minta tolong terdengar seperti alarm yang membangunkan banyak orang dari kebingungan nya.

Tak lama, suara jeritan dan tangisan menjadi lebih banyak. Banyak orang berlarian di lorong apartemen, mencoba mencari pertolongan.

Raungan serta desisan menyertai suara tangisan minta tolong. Ada juga suara seram seperti seseorang sedang menyantap makanan lezat, namun pada kenyataannya, itu adalah monster yang memakan daging manusia.

Saat ini, hampir semua lorong dan seluruh unit di penuhi jerit tangis serta genangan darah.

Athena menampilkan raut acuh tak acuh mendengar kebisingan di tengah malam ini. Ia telah lama siap untuk mendengar gabungan suara lengkingan di awal bencana pecah.

"Apa yang di takdirkan terjadi, memang harus terjadi." ucap Athena sambil menghela nafas, kemudian berbalik meninggalkan jendela kacanya.

Ia duduk dengan tenang di atas sofa sambil menikmati hot chocolate favoritnya. Gadis itu masih harus menunggu pengawalnya tiba sebelum memulai petualangan di dunia yang penuh bahaya.

1 jam kemudian, terdengar suara tembakan dari arah luar. Athena yang mendengarnya dengan cepat berjalan ke arah jendela untuk melihat dan memastikan, apakah itu pengawal yang disediakan ayah angkatnya atau bukan.

Dilihatnya, 2 mobil berjenis Hummer dan 1 truk telah memasuki pekarangan gedung apartemen yang di tinggali Athena.

Mereka terlihat parkir tepat di dekat pintu masuk. Beberapa orang terus menembak, tidak membiarkan zombie mendekat atau masuk ke dalam gedung.

Sementara sisanya memusnahkan zombie-zombie yang berada dalam gedung.

Teriakan minta tolong bergema di seluruh area gedung. Sayangnya, misi mereka bukanlah untuk menyelamatkan orang-orang disini melainkan putri atasan mereka.

Tanpa memperdulikan teriakan-teriakan itu, mereka menerobos maju hingga sampai di lantai yang ingin mereka tuju.

Tangan salah satu tentara terangkat, bersiap mengetuk pintu. Namun sebelum pintu terketuk, pintu tiba-tiba terbuka, menampilkan sesosok gadis cantik berambut panjang dan berwarna hitam legam yang memakai pakaian piyama berwarna pink.

"Nona Athena?" tanya salah seorang pengawal yang merupakan tentara pilihan.

"Aku sendiri. Apakah kalian orang-orang yang ayah sebut untuk menjemput ku?" tanya Athena basa-basi.

Dia memperhatikan semua orang yang berada di balik pintu masuk-keluar unitnya, dan mengangguk pelan.

"Ya, kami yang di minta jenderal besar untuk menjemput anda. Anda bisa memanggil saya Daniel, saya merupakan kapten dalam tim ini." jawab pria bernama Daniel.

"Kalian masuk dulu. Aku tidak berniat untuk pergi sekarang, jalanan gelap dan tidak stabil. Lebih baik kita berangkat saat matahari sudah terbit. Lagipula, aku yakin kalian juga butuh istirahat" ujar Athena kemudian berbalik masuk kedalam unitnya.

Para pengawal yang berisikan 5 orang itu saling menatap dan akhirnya menyetujui keputusan akhir sang nona.

Apa yang di katakan gadis itu ada benarnya. Bahaya bisa datang dari kegelapan dan mereka telah merasakannya saat dalam perjalanan kemari.

.....

Kelima tentara tersebut melangkahkan kakinya memasuki unit apartemen nona-nya. Karena gadis itu adalah bukan tipe orang yang suka boros dan menyia-nyiakan sesuatu, maka dia juga memasukkan semua barang furnitur yang ada di unit apartemennya.

Yang tersisa hanyalah ranjang hangat di kamar pribadinya, serta sofa yang di gunakan para pengawal tersebut untuk istirahat di ruang tamu.

....

Ketika mereka tiba di ruang tamu, melihat hanya ada 2 sofa panjang yang terpajang di dalam ruang, kelima tentara itu tercengang.

Apakah nona Athena baru saja di rampok?

Mengapa hanya ada sofa saja di ruang tamu miliknya?

Namun sebelum pertanyaan itu terungkap, seorang gadis datang dengan kasur lipat besar di tangan.

Langsung saja, salah seorang tentara yang paling dekat posisinya dengan gadis itu, dengan sigap membantu membawakan kasur lipat tersebut.

"Kasur ini untuk kalian istirahat, cukup untuk 3 orang. Adapun sisanya, mereka berdua bisa tidur di sofa." ucap Athena.

Untungnya, ruang tamu unit yang ditinggali gadis tersebut cukup luas. Ditambah dengan barang yang telah di kosongkan Athena, ruang tamu yang awalnya luas semakin terlihat luas.

Athena berbalik dan kembali membawakan selimut juga bantal untuk para tentara itu.

"Nona Athena memiliki mental yang kuat. Beliau tidak terlihat takut atau khawatir dengan kejadian yang terjadi di sekitarnya." ucap salah seorang anggota tim, berkomentar.

"Beliau mungkin sudah mendengar mengenai kejadian ini dari tuan Revan, sehingga dapat menyiapkan mentalnya sesegera mungkin." jawab Daniel, sang kapten.

"Ah, benar juga. Tapi tetap saja aku tidak bisa untuk tidak kagum dengan kemampuan beradaptasinya." balas sang anggota.

Para pengawal mengobrol santai di ruang tamu apartemen, mengabaikan teriakan yang saling bersahutan di luar unit apartemen.

Bukannya mereka tidak ingin menolong, sebagai tentara, tentu saja mereka memiliki ideologi untuk membantu warga yang membutuhkan bantuan.

Sayangnya, fokus mereka saat ini adalah mengawal putri angkat dari jenderal besar ke ibu kota dengan selamat. Sehingga dengan menyesal mereka harus mengabaikan beberapa orang yang membutuhkan bantuan.

.

.

.

TO BE CONTINUE.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!