...༻PROLOG༺...
suasana sore yang menjelang petang membuat keindahan yang luar biasa di alam Dewa. di sebuah istana terlihat jelas berbagai hiasan dan pernak-pernik menghiasi setiap sudutnya.
seorang pria gagah dengan hanfu merah bercorak Naga mendatangi sebuah ruangan yang di penuhi aroma lilin yang wangi. Pria itu tersenyum bahagia melihat seorang wanita dengan hanfu merah yang menjadi baju pengantin mereka sedang menunggu.
sang pria kemudian mendekat dan mengangkat kain penutup di kepala sang wanita dan berkata "xue Bing-chan..., aku benar benar tidak menyangka bahwa aku akan memperistrimu... " ujar pria itu membuka perlahan kain penutup.
Namun, ketika kain penutup kepala itu di buka. wanita bernama xue bing-chan langsung berdiri dan menusuk dada bagian jantung pria itu dengan senyum licik. "huh...., long yi-chen aku kira rencanaku tidak akan berhasil. tapi sungguh sayang sekali kau terlalu bodoh..." ujar xue bing-chan.
Long Yi-Chen dengan rasa tidak percaya dan rasa sakit yang menusuk jantungnya menatap ke arah Xue Bing-chan. "Bing-chan..., apa ini semua...? kau ingin membunuhku...?" lirih long yi-chen dengan mata berkaca-kaca.
Xue bing-chan kemudian mencabut belati yang ada di dada long yi-chen dengan senyuman jahat hingga membuat long yi-chen memuntahkan seteguk darah. "kau pikir aku memang benar-benar mencintaimu...? tidak..., aku hanga mencintai kekuasaan mu. dan setelah kau mati..., tahta kaisar alam dewa akan jatuh ke tanganku. dan kau jangan khawatir..., karena aku akan memalsukan kematianmu..." ucap wanita itu tanpa ragu.
long yi-chen yang berlutut kesakitan kemudian mendongak kan kepala dan menatap xue bing-chan. "kau..., berani sekali kau...!!!" tekan long yi-chen yang mengeluarkan aura penindasan yang hebat dan membuat xue bing-chan terjatuh.
long yi-chen kemudian mencekik leher wanita itu hingga kaki xue bing-chan terangkat dari tempatnya berpijak. "ah...., long yi-chen percuma saja kau melawanku. belati yang ku gunakan sudah ku oles dengan racun ular iblis penentang surga yang tak ada obatnya....!!! hahahahah.....!!!" sarkas xue bing-chan.
long yi-chen yang kehilangan tenaga akhirnya melepaskan xue bing-chan dari serangannya. dan kini tubuh pria itu tidak bisa berbuat apa pun. cahaya keemasan bersinar dari tubuhnya.
long yi-chen yang tahu jika ajalnya sudah dekat kemudian berkata. "xue bing-chan....!!! langit dan bumi menjadi saksi bisu penghianatan mu....!!! aku long yi-chen bersumpah di kehidupan selanjutnya aku akan menghabisi mu dan akan ku baluri rambut panjangku dengan darahmu....!!!" tekan long yi-chen.
kini tubuh kaisar alam dewa itu mulai semu menghilang menjadi butiran cahaya seperti pasir yang terbang ke udara. xue bing-chan kemudian tersenyum lalu keluar dari kamar tersebut.
kini wanita itu menuju ke arah aula kekaisaran, para tetua dan petinggi alam dewa sedang berkumpul merayakan pernikahan yang tanpa mereka ketahui bahwa kaisar telah mati. xue bing-chan yang berpura-pura sedih memasuki aula dengan tatapan kosong menuju singgasana.
salah satu tetua yang melihatnya kemudian berkata "permaisuri..., apa yang anda lakukan? ini adalah malam anda dan baginda... "ujar tetua itu.
xue bing-chan yang sampau di depan tahta kemudian mengumumkan. "dengarkan aku para hadirin....!!!, mulai hari ini tahta alam dewa berada di bawah kekuasaan ku...!!!. dan hal ini adalah titah baginda sebelum wafat...!!!" ujarnya dengan lantang dan tangis air mata yang palsu.
semua orang terkejut mendengarnya, salah satu tamu kemudian membantah. "omong kosong...!!!, apa yang terjadi pada baginda...?!!" ujarnya.
xue bing-chan menjawab "baginda telah tiada di pangkuan ku..., jiwanya kini telah tersebar. baginda tiada karena racun ular iblis penentang surga di pertarungan alam dewa-iblis beberapa hari yang lalu... hiks... hiks... hiks... " terang wanita keji itu.
semua orang hanya bisa terdiam dan berlutut, di lubuk hati mereka long yi-chen adalah seorang pahlawan dan pemimpin yang adil. bahkan tanpa adanya long yi-chen mereka tidak tahu akan bagaimana melawan para iblis.
kini semua orang menatap ke arah xue bing-chan dan berkata serempak. "mohon janda permaisuri membimbing alam dewa ke arah cahaya kebajikan..!!!" tekan semua orang yang meneteskan air mata.
xue bing-chan kemudian berkata. "ini adalah janjiku sebelum baginda wafat..., aku pasti akan melindungi alam dewa sekalipun bertaruh nyawa...!!!" tekan wanita jahat itu dengan kebusukan di hatinya.
...༻Bab 1༺...
lima ratus tahun kemudian. di sebuah malam dengan di ikuti hujan badai dan guntur yang membuat suasana terasa menakutkan terlihat jelas seorang pria berdiri di depan pintu kamar.
sementara itu di dalam kamar itu terdengar suara jeritan seorang wanita dan seorang tabib wanita yang mencoba membantu. tabib itu kemudian berkata "terus nyonya bai, kepalanya sudah terlihat..., ayo nyonya sedikit lagi.... " tekan tabib itu.
wanita yang hendak melahirkan itu kemudian meneteskan air mata menahan rasa sakit yang luar biasa "aaaahhhh.....!!!" teriak wanita itu.
persalinan berjalan sangat lama bahkan memakan waktu empat jam lamanya. seorang pria yang menunggu di depan pintu itu kemudian berkata. "tabib... apa yang terjadi pada istriku..?!! apa dia baik-baik saja...?!! " tanya pria itu.
tabib kemudian menjawab. "tuan bai, aku tidak pernah mengalami kejadian mengalami seperti ini sebelumnya... sudah hampir lima jam namun bayinya masih tidak ingin keluar...!!!" ujar tabib itu.
tiba-tiba, angin berhembus kencang dari luar, petir menyambar ke segala arah di kediaman itu. pria bermarga bai itu yang merupakan seorang kultivator menyegel kediamannya dengan pembatas untuk menahan serangan petir itu.
pria itu kemudian berkata. "apa ini...? kelahiran anak ku bukan lah hal yang biasa..., bahkan aura langit mengeluarkan kegaduhannya.... " ujar pria itu.
di saat yang sama, akhirnya wanita bermarga bai itu mengeluarkan seluruh tenaganya demi melahirkan buah hatinya. "aaahhhh.....!!!" pekiknya kesakitan.
dan akhirnya, suasana yang mencengkam itu reda dengan tangisan bayi di ruangan itu hingga terdengar ke luar. tepat di saat yang sama, badai berhenti, petir tak lagi menyambar, awan hitam yang sirna, dan munculnya fajar membuat semua orang bernafas lega.
tabib kemudian membersihkan bayi itu, tuan dan nyonya bai itu kini dapat secara langsung melihat putra mereka. tuan bai kemudian menghampiri istrinya dan berkata "bai-ning..., anak kita telah lahir... " ujar pria itu meneteskan air mata dan mencium kening istrinya.
wanita bernama bai-ning itu kemudian membalas. "bai zi-ling..., nama apa yang akan kita berikan padanya...?" tanya bai ning dengan lembut.
tabib yang datang langsung menyerahkan bayi kecil itu di samping sang ibu. bai zi-ling menatap putranya dan berkata "kelahirannya membuat alam mengeluarkan tangisannya..., ketika dia terlahir alam memberikan senyumannya. putra kita akan di beri nama Bai Yi-Chen... " ujar bai zi-ling dengan tatapan hangat ke putranya.
Bai-ning kemudian berkata "Bai yi-chen...? namanya terdengar sangat akrab..., suatu hari nanti dia akan menjadi kultivator, alkemis, atau pedagang yang hebat... " ujarnya.
"aku tahu itu.... " sahut bai zi-ling.
...༻𓆉༺...
lima belas tahun kemudian. keluarga bai hidup dengan tentram tanpa adanya pertikaian. keluarga bai selain di karuniai Bai Yi-Chen sebagai anak pertama, mereka juga melahirkan seorang putra yang merupakan adik Bai Yi-Chen yang di beri nama Bai Qing-He.
selisih usia antara keduanya tidaklah jauh, mereka berbeda usia dengan jarak lima tahun. Bai Yi-Chen telah tumbuh menjadi remaja yang tangguh dan mengambil jalan yang sama seperti ayahnya Bai zi-ling sebagai seorang kultivator.
berbeda halnya dengan Bai Qing-He. Bai Qing-He lebih memilih mengambil jalan seperti ibunya Bai-Ning sebagai seorang alkemis. setiap hari Bai Qing-He selalu berlatih memurnikan pil, selain untuk di gunakannya sendiri namun juga untuk di berikan pada sang kakak untuk membantunya berkultivasi.
kini di sebuah paviliun Bai Yi-Chen sedang berkultivasi di kamarnya yang merupakan rutinitasnya setiap hari. Bai Yi-Chen menyadari sebuah kejanggalan di kamarnya namun berpura-pura seolah tidak tahu apapun.
tepat di saat itu, seseorang berjalan mendekat ke arah Bai Yi-Chen. Bai Yi-Chen yang merasakan adanya gerakan langsung spontan mengarahkan lima pedang ke arah suara itu yang akhirnya menjebak seseorang dengan menjepit pakaiannya ke dinding kayu dengan pedangnya.
tak lama, orang yang berjalan mengendap-endap itu membuka suara. "wwaaa....!!!, kakak ini aku....!!!" tekan sosok itu dengan lantang.
Bai Yi-Chen yang tahu kemudian mendekat dan hendak membebaskan sosok itu. "Bai Qing-He...? apa yang kau lakukan dengan pakaian hitam seperti mata-mata di sini...?" tanya Bai Yi-Chen.
Bai Qing-He kemudian bernapas lega dan merogoh kantong di lengan hanfunya. "huhh..., untung aku tidak mati karena serangan jantung. jika tidak siapa yang akan membuatkan mu pil kultivasi setiap hari ha...?" kata Bai Qing-He dengan rasa bangga.
Bai Yi-Chen hanya bisa menghela nafas. "huh itu..., oh ya kau belum menjawab pertanyaanku..., kenapa kau memakai pakaian hitam ini...?" tanya Bai Yi-Chen sembari menyipitkan mata dengan curiga.
Bai Qing-He yang mendengar pertanyaan itu hanya bisa tertawa kecil sembari menggaruk kepala yang tidak gatal sebelum menjawab. "eh.. hehe... itu.... " tepat sebelum Bai Qing-He menjawab terdengar suara seseorang.
"BAI QING-HE....!!! BERANINYA KAU KABUR LAGI...!!! KAU BILANG INGIN MENJADI ALKEMIS TAPI KAU SENDIRI MALAS BERLATIH.....!!!" sarkas suara wanita yang tak lain adalah ibu mereka Bai-Ning.
Bai-Ning kemudian menjewer kuping anak keduanya itu, bahkan Bai Yi-Chen yang seorang kultivator sampai merinding melihatnya. tak sampai di situ, Bai Qing-He masih berusaha membantah ibunya. "ah ibu...., itu aku tidak kabur. tapi hanya ingin menyerahkan pil kultivasi untuk kakak.... " bantahnya mencoba membela diri.
Bai Yi-Chen yang tahu siasat adiknya hanya bisa berkata. "kau memang memberikanku pil kultivasi ini..., tapi bukankah aku sudah mengambil jatahku sebanyak tujuh pil kemarin untuk satu minggu? jadi kenapa kau memberikanku lagi....?" balas Bai Yi-Chen.
Bai Qing-He hanya bisa tertegun dan berbisik pelan. "kakak tolong aku~". mendengar itu Bai Yi-Chen jadi lebih semangat mengerjai adiknya itu. "apa? minta tolong? memangnya ada apa...?" balas Bai Yi-Chen.
Bai Qing-He hanya bisa menghela nafas. "huh... sudahlah, memang tak ada guna aku minta bantuan dari mu untuk membebaskanku dari mahkluk terkuat di dunia (ibu)... " lirih Bai Qing-He.
Bai-Ning yang tahu jika Bai Qing-He sedang membahas dirinya kemudian langsung mengangkat cubitannya semakin tinggi. "berani sekali membohongi ibu mu..... " ujar Bai-Ning dengan nada datar.
sementara itu, Bai Qing-He hanya bisa berbicara dalam hati. "(habislah aku.... huhu~)" batinnya.
melihat adiknya sudah terdiam kini membuatnya cukup puas. Bai Yi-Chen akhirnya memohon pada ibunya. "ibu..., sudahlah bebaskanlah qing-he... jangan terus terusan memarahinya. walaupun dia nakal tapi dia juga tetap anak mu... " bela Bai yi-chen.
mendengar kakaknya mulai membelanya, Bai Qing-He kemudian berkata. "kakak benar..., ibu tolong ampuni aku aku tidak akan bolos lagi minggu ini... " sahutnya.
mendengar itu, Bai Yi-Chen hanya bisa menatap aneh ke arah sang adik sembari membatin. "(dasar anak bodoh..., aku inisiatif menolongnya tapi dia malah jatuh ke lubang yang ia gali...? sepertinya ibu akan bereaksi lagi... huh...)" batinnya.
"BAI QING-HE...!!! APA MAKSUDMU MINGGU INU...?!! JADI KAU AKAN MENGULANGINYA LAGI HA....?!!" tegas Bai-ning hingga suaranya menggema di paviliun tempat tinggal Bai Yi-Chen.
"(huh... aku harusnya tahu kalau anak ini hanya pintar dalam bidang alkemis bukan untuk membujuk... )" batin Bai Yi-Chen.
Bai Yi-Chen akhirnya kembali memanggil nama ibunya. "ibu.... " panggilnya sembari menggelengkan kepala.
Bai-Ning yang melihat putra pertamanya kemudian melepaskan jewerannya. "huh..., hari ini kau ibu ampuni karena kakak mu. andai dia tidak sayang dan membelamu sudah ku suruh berlutut kau tiga hari di aula leluhur...." ancam Bai-Ning yang membuat dua putranya menelan ludah.
"glekk..."
tak lama setelahnya terdengar suara seorang pria. "ada apa ini..., pagi-pagi sudah membuat ribut. suara kalian terdengar sampai ke seluruh paviliun dalam kediaman Bai... " ujar Bai Zi-Ling.
melihat sang ayah yang datang, dua anak itu menyatukan kedua tangan mereka dan memberi salam. "salam Ayah... " ujar keduanya.
tak berselang lama Bai-Ning mendekat ke arah Bai Zi-Ling dan berkata. "lihatlah..., kalian terlalu memanjakan anak ini. dia bahkan berani kabur saat aku mengajarinya penyulingan pil baru..." tunjuk Bai-Ning pada putra keduanya.
dan yang terjadi adalah, Bai Yi-Chen dan Bai Zi-Ling saling menatap dan membantah perkataan Bai-Ning serempak. "bukan kah kau yang selalu memanjakannya....???" ujar Bai Yi-Chen dan Bai Zi-ling.
༻FLASHBACK ON༺
di suatu pagi Bai Zi-Ling memarahi Bai Qing-He karena berani memanjat pagar dan kabur dari kediaman karena ingin bermain keluar.
"BAI QING-HE...!!! apa yang sedang kau lakukan ha..?!! berani sekali kau memanjat pagar dan ingin kabur.... , jika tidak pasti kau akan hilang seperti gelandangan....!!!" murka Bai Zi-Ling.
Bai-Ning yang tidak tega anak keduanya di marahi kemudian membantah. "apa yang kau lakukan Zi-Ling...!!! dia ini masih kecil dan tidak tahu apa pun...!!!" bela Bai-Ning.
"ning'er..., kau ini jangan terlalu memanjakannya. dia ini sudah besar..., usianya bahkan sudah hampir sepuluh tahun... " ujar Bai Zi-Ling membela diri.
"ah tidak...!!!, di mata ku dia ini masih anak kecil...!!!" bantah Bai-Ning.
༻FLASHBACK OFF༺
Bai-Ning yang mendengarnya kini mencoba membantah lagi. "i.. itu... itu kan dulu waktu belum sepuluh tahun..., sekarang dia sudah sepuluh tahun kan...?" ujarnya.
Bai Yi-Chen kemudian berkata. "apakah ibu yakin...?" tanyanya dengan mengangkat satu alis.
༻FLASHBACK ON༺
satu minggu yang lalu Bai Yi-Chen tengah berlatih seni bela diri. namun tiba-tiba terdengar sebuah suara.
"jebyur....!!!"
terdengar suara benda jatuh di kolam ikan depan aula kediaman Bai. Bai Yi-Chen yang penasaran kemudian menghampiri asal suara itu. dan alangkah terkejutnya dia melihat sesuatu.
"Qing-He....?!! apa yang kau lakukan di kolam ini...?!!" kejut Bai Yi-Chen.
Bai Qing-He yang pada saat itu berenang renang di kolam dangkal kemudian berkata tanpa rasa bersalah. "tentu saja berenang..., kakak apa kau tidak mau mencobanya...?" jawab Bai Qing-He dengan senyum tanpa dosa.
Bai Zi-Ling yang kebetulan lewat kemudian bertanya pada Bai Yi-Chen. "Yi-Chen....!!!, apa ini? kenapa adikmu di kolam ikan....?!!" tanya Bai Zi-Ling selaku ayah.
Bai Yi-Chen hanya bisa menghela nafas dan berkata. "huh... ayah, kenapa kau tidak tanya langsung pada putra keduamu..." ujar Bai Yi-Chen dengan nada datar dan mata yang menatap adiknya.
Bai Zi-Ling yang tahu kalau hal itu adalah ulah Bai Qing-He sendiri kemudian bertanya. "Qing-He..., apa yang kau lakukan...?" tanya Bai Zi-Ling.
Bai Qing-He kembali menjawab. "ibu sedang menyuling pil pesanan seseorang untuk di lelang..., katanya aku boleh bermain sesuka hati asal tidak melukai diri sendiri..." jawabnya.
dan itu adalah jawaban yang langsung membuat Bai Zi-Ling dan Bai Yi-Chen tertegun dan terdiam kaku di tempat.
༻FLASHBACK OFF༺
"jadi apa masih kurang bukti....?" tanya ayah dan itu serempak yang adalah Bai Yi-Chen dan Bai Zi-Ling.
sementara itu, Bai Qing-He sedang mengendap-endap keluar dari kamar Bai Yi-Chen. namun dengan cepat Bai Yi-Chen meraih kerak hanfu adiknya dan menahannya agar tidak keluar.
"eh.. itu... eh... anu..., eeh sudah lah itu sudah berlalu. kenapa kalian mengungkitnya lagi....?" ujar Bai-Ning kewalahan.
Bai Yi-Chen dan Bai Zi-Ling saling menatap kembali dan berkata. "bukankah kau yang memulai dengan bilang jika kami memanjakan rubah kecil ini...?" ujar mereka serempak.
Bai-Ning kemudian menyerah. "huh..., baiklah itu salah ku. tapi siapa tahu jika dia juga akan kabur saat belajar membuat pil dengan ku... " sesal Bai-Ning.
"jadi boleh kah kalian melepaskan ku...?" tanya Bai Qing-He dengan wajah berlagak polos.
"Tidak...!!!" jawab Bai Zi-Ling, Bai-Ning, dan Bai Yi-Chen.
kini mereka berkumpul di taman kediaman Bai untuk membahas sesuatu.
"Tuanku..., berapa pengeluaran kita bulan ini...?" tanya Bai-Ning.
Bai Zi-Ling kemudian membuka catatan pengeluaran. "pengeluaran kita bulan ini adalah... bahan penyulingan pil seharga seratus tiga puluh lima koin emas..., lalu ada bahan pangan kita untuk kebutuhan satu bulan lebih seharga enam puluh koin emas..., dan gaji tiap pelayan empat ratus koin emas untuk satu bulan dan kita punya dua puluh pelayan di sini...." jelas Bai Zi-Ling panjang lebar.
Bai-Ning kemudian menyipitkan mata dan mengelus dagunya dengan jari karena tengah berfikir. "baiklah... Yi-Chen..., berapa pemasukan kita bulan ini...?" tanya Bai-Ning pada putra pertamanya.
"aku dan ayah berhasil menjual habis kain..., tusuk konde..., dan juga perhiasan lainnya. kain biasa di jual dengan harga tujuh koin emas..., kain sutra kami jual seharga lima belas koin emas...., untuk tusuk konde kayu persatuan kami jual seharga lima puluh koin perak..., untuk tusuk konde emas kami jual seharga dua koin emas ke atas begi tu pula dengan perhiasan lainnya..... " jelas Bai Yi-Chen panjang lebar yang makin membuat Bai-Ning berfikir keras.
"baiklah..., kalau begitu jika di total maka keuntungan kita mencapai ribuan koin emas tiap bulannya. lalu bagaimana dengan penjualan pil...?" tanya Bai-Ning yang seharusnya di tunjukan pada Bai Qing-He.
namun, tak ada respon sedikitpun dari Bai Qing-He yang asik mengejar kupu-kupu di taman itu. yah tentu saja Bai Zi-Ling dan Bai Yi-Chen hanya bisa terdiam.
Bai-Ning yang tak mendengar suara putra keduanya itu dengan mata tertutup kemudian memanggil lagi. "Bai Qing-He...? Bai Qing-He....?" panggilnya namun tak ada respon.
karena tak ada respon, akhirnya Bai-Ning membuka mara dan berjalan ke arah Bai Qing-He. "Qing-He..., ibu sedang bertanya padamu.... " ujar Bai-Ning dengan nada datar.
Bai Qing-He yang baru sadar kemudian hanya bisa berbalik badan dan menelan ludah. "eh ibu..., ada apa memanggilku....?" tanyanya dengan senyum tanpa dosa.
Bai-Ning yang tak tahan langsung menggandeng tangan putra keduanya duduk di samping nya berkumpul bersama suami dan anak pertamanya. "aku bertanya berapa pemasukan kita dari pelelangan pil...?" tanya Bai-Ning mengulang.
"oh..., pil kultivasi kelas satu berisi tujuh biji dalam satu kantong di jual lima puluh koin emas..., pil kultivasi kelas dua berisi tujuh biji dalam satu kantong di jual seratus koin emas. begitu pula dengan pil tingkat tinggi lainnya semakin tinggi levelnya harganya naik lima puluh koin. sementara untuk pil pemurnian yang biasa di lelang..., kita selalu mendapat puluhan ribu sekalu lelang. tapi sayangnya ibu hanya bisa membuatnya satu tahun sekalu karena bahan yang susah di cari.... " jelas Bai Qing-He panjang lebar kali tinggi.
Bai-Ning kemudian berdiri dari tempat duduknya dan menatap Bai Yi-Chen putra pertamanya. "oh ya Yi-Chen...., bagaimana kultivasimu akhir-akhir ini...?" tanya Bai-Ning.
...༻𓆉༺...
Bai Yi-Chen kemudian menjawab pertanyaan ibunya. "kultivasiku ya...?, eh... aduh bagaimana mengatakannya....?" gumam Bai Yi-Chen.
Bai-Ning yang sedikit ragu kemudian menepuk pundak putra pertamanya dengan lembut sembari berkata. "Yi-Chen...., tidak mengapa jika tingkatan mu rendah. itu sudah biasa menjadi hambatan kultivasi..." ucap Bai-Ning.
Bai Yi-Chen kemudian menjawab pertanyaan ibunya dengan sedikit was-was. "itu...., aku sudah berada di ranah pejuang tingkat delapan budidaya menengah... " jawabnya sembari menunduk.
Bai Zi-Ling yang tadinya sedang meminum teh akhirnya menyemburkan isi mulutnya sembari menatap tak percaya pada sang putra. "Ra... Ranah pejuang tingkat delapan...? Yi-Chen apa kau bercanda...? anak seusiamu kebanyakan masih di ranah pemurnian tingkat tujuh....!!!" kejut Bai Zi-Ling tak percaya.
Bai Yi-Chen yang tidak menahu tentang hal itu kemudian mengulurkan tangan kanannya. "kalau ayah tidak percaya..., ayah bisa memeriksa dantianku..." balas Bai Yi-Chen.
tingkatan Ranah dalam dunia ini di bagi menjadi sepuluh, yaitu:
Ranah pemurnian
Ranah pejuang
Ranah Prajurit spiritual
Ranah panglima spiritual
Ranah kaisar spiritual
Ranah pemurnian roh
Ranah setengah dewa
Ranah dewa sejati
Ranah kaisar dewa suci
Ranah dewa abadi
dan tiap tingkatannya ada sepuluh tingkat dengan pembagian budidaya awal, menengah, dan akhir.
dan kebanyakan orang yang ada di ranah pejuang adalah pemuda di atas delapan belas tahun, sedangkan Bai Yi-Chen menggapai ranah itu pada lima belas tahun.
sementara itu, Bai Zi-Ling yang memeriksa tekanan spiritual pada dantian Bai Yi-Chen dan alangkah terkejutnya dia mengetahui anaknya tidak berbohong. "i.. ini sungguhan...? kau memang berada di ranah pejuang tingkat delapan..!!!" seru Bai Zi-Ling.
Bai Qing-He dan ibunya Bai-Ning pun turut terkejut akan hal itu. "a... apa....?, Ranah pejuang....?!!" seru mereka.
Bai Qing-He kemudian mendekat ke pangkuan kakaknya sembari berkata. "wah...!!!, kakak kau hebat sekali...!!!. mungkin kah kau jenius kultivasi...?!!" tanyanya.
Bai-Ning kemudian menepuk kepala putra pertamanya. "Yi-Chen..., ini adalah berita bagus untuk keluarga bai. dengan kultivasimu yang berkembang ini pasti akan mengangkat derajat keluarga kita... " ujar Bai-Ning.
Bai Yi-Chen kemudian berkata. "ibu aku tahu itu..., Tapi... apakah kalian tidak merasa aneh tentang kultivasiku yang terlalu cepat....?" tanya Bai Yi-Chen.
Bai Zi-Ling kemudian melirik putra keduanya dengan seksama. "Hei Qing-He..., lalu bagaimana dengan dirimu...? apa ranah mu sekarang....? dan kau bisa membuat pil tingkat berapa ha...?" tanya Bai Zi-Ling selaku Ayah.
Bai Qing-He hanya tersenyum dan menjawab. "aku...? tentu saja aku sudah bisa memurnikan pil tingkat tiga. dan untuk kultivasi..., aku ada di ranah pemurnian tingkat enam puncak... " ujarnya dengan bangga.
Bai Zi-Ling hanya bisa mengangkat separuh alis dan mengangguk beberapa kali. "Hhmm...., itu sudah cukup lumayan sepertinya.... " ujar Bai Zi-Ling.
namun setelahnya, Bai Qing-He kembali tersenyum dan berkata. "eitss..., jangan salah dulu. biarpun aku tidak terlalu kuat. tapi setidaknya aku bisa menciptakan senjata Rahasia ku sendiri...!!!" serunya dengan bangga.
kini Bai Zi-Ling, Bai-Ning, dan Bai Yi-Chen terheran heran dan ingin tahu tentang senjata rahasia anak kedua keluarga itu. "senjata Rahasia....?" tanya mereka serempak.
Bai Qing-He kemudian mengangguk dan mengeluarkan sebuah botol. "yup..., kalian lihatlah botol pil ini... " tunjuk Bai Qing-He mengangkat botol di tangan kanannya.
kini keluarga itu memperhatikan jelas apa yang ada di tangan Bai Qing-He.
"kalian lihatlah..., botol ini bukan botol biasa. jika penutupnya di buka maka ini akan memunculkan bom api...., sekarang lihat lah. ketika kalian membuka penutupnya usahakan tetap memegang lubang botol..., setelah itu arahkan botol ke target dan lemparkan... " terang Bai Qing-He dengan panjang lebar.
dan setelah itu, Bai Qing-He mempraktekannya. dan tibalah pada saat melempar. di saat ia melemparkannya ke arah patung di tengah halaman keluarga bai. terdengar suara ledakan yang sangat kuat.
"BOOM...!!!"
dan akhirnya patung yang di lepar botol itu langsung hancur menjadi puing-puing kecil.
semua orang di kediaman tentunya langsung kaget. para pelayan berhamburan keluar dari tempat mereka bekerja mengurus bahan-bahan dagangan. kini mereka langsung berhadapan dengan Bai Zi-Ling.
"tuan... tuan... ada suara keras tadi. seluruh kediaman bahkan mendengarnya tuan...!!!" ujar salah satu pelayan pria.
Bai Zi-Ling kemudian menghela nafas berat dan menunjuk pada patung yang hancur. "kalian lihat itu..., awalnya ada benda apa di tengah halaman kediaman bai...?" tanya Bai Zi-Ling yang sebenarnya hendak menjelaskan.
salah satu pelayan wanita kemudian menjawab. "menjawab tuan...., awalnya ada patung batu berbentuk pohon di sana. tapi sekarang sudah tidak ada... " jawab pelayan itu.
Bai-Ning kemudian memberi penjelasan. "maaf semuanya sudah membuat kalian terkejut..., putra kedua kamu sedang berlatih ilmu bela diri dan tak sengaja meledakkan patung itu dan membuat kalian kaget.... " jelas Bai-Ning.
Bai Yi-Chen kemudian menambahkan. "semuanya maaf sudah mengagetkan..., kalian kembali lah bekerja.... " titah Bai Yi-Chen.
para pelayan kemudian menjawab serempak. "Baik Tuan Muda.... " jawabnya.
dan para pelayan itu akhirnya pergi sembari berbincang.
"hei apa kau merasakan hal yang sama...? tuan muda pertama entah kenapa ketika aku melihatnya seolah ia memiliki aura yang agung dan menenangkan... "
"iya aku juga merasakannya.... "
"eh kalian tahu...? dengar-dengar ketika tuan muda pertama lahir..., nyonya bai harus menunggu lima jam dalam malam itu. selain itu katanya di hari kelahiran tuan muda pertama di temani dengan badai yang besar.... "
"eh aku tahu tentang ini..., bahkan katanya ketika tuan muda pertama lahir dengan suara tangisannya..., badai besar langsung berhenti dan fajar terbit dengan indah di gerbang kekaisaran... " ujar salah satu pelayan.
hal yang mereka bicarakan memang seharusnya menyanjung Bai Yi-Chen. namun, justru kebalikannya Bai Yi-Chen tidak suka hal itu di ungkit. karena mengingat hal itu sama saja dengan membayangkan rasa sakit yang di terima oleh ibunya Bai-Ning.
dengan hati murung dan wajah datarnya, Bai Yi-Chen langsung berteriak dengan keras. "DI LARANG BERGOSIP DI JAM KERJA...!!! JIKA ADA YANG BERANI MAKA LEPASKAN SERAGAM PELAYAN KELUARGA BAI DAN TINGGALKAN KEDIAMAN INI...!!!" tekannya yang membuat Bai Qing-He langsung berpindah tempat ke belakang Bai-Ning.
"glek... "
di suasana tegang itu para pelayan hanya bisa menelan ludah dan menelan kembali kata yang mereka ingin lontarkan. kemudian semuanya menghadap ke arah Bai Yi-Chen dan berlutut.
"a.. ampuni kami tuan muda pertama.... " mohon para pelayan.
Bai Yi-Chen akhirnya beranjak dari tempatnya dan menuju ke barisan pelayan yang ketakutan. "sudah beberapa kali aku sampaikan..., tidak ada yang boleh membicarakan atau bergosip di kediaman bai terutama tentang keluarga bai. kali ini kalian aku ampuni..., namun jika terulang maka hukuman sepuluh pukulan punggung untuk orang itu.... " tegasnya yang melepaskan aura intimidasi dan ketegasan yang kuat.
Bai-Ning kemudian menepuk pundak Bai Yi-Chen. "semuanya kalian boleh pergilah.... " ujar Bai-Ning pada tiap pelayan.
para pelayan kemudian berdiri dan langsung pergi dari tempat mereka.
Bai-Ning kemudian membawa putra pertamanya itu duduk di tempatnya yang tadi dan berkata. "sudahlah...., begini tidak lah baik. bagaimana jika kau berlatih bersama ayah mu...? dan ibu akan berlatih membuat pil bersama adik mu di sini...?" tawar Bai-Ning.
Bai Yi-Chen hanya memberikan anggukan singkat dan berdiri lalu mengambil pedangnya di samping meja.
Bai Zi-Ling yang menatap suasana kacau kemudian memanggil Bai Qing-He. "Qing-He..., ambilkan tungku untuk mu dan ibumu. Hari ini kita akan berlatih bersama... " ujar Bai Zi-Ling yang langsung berdiri.
Bai Qing-He kemudian menjawab. "baiklah..., kalian tunggu sebentar aku akan kembali... " balasnya yang langsung berlari menuju ke ruang obat yang menjadi tempat latihan dirinya dan ibunya.
Bai Zi-Ling kemudian saling berhadapan dengan Bai Yi-Chen dan berkata pada putranya. "Yi-Chen..., ayo serang ayah...!!!" tegas Bai Zi-Ling.
Bai Yi-Chen kemudian dengan cepat berlari ke arah sang ayah dan mengangkat peedangnya.
"Ting... "
"Ting... "
"Ting... "
dentingan pedang terdengar sangat nyaring. Bai Qing-He yang baru kembali dengan dua tungku menyaksikan pertarungan antara kakak dan ayahnya.
Bai-Ning kemudian memanggil Bai Qing-He dari kejauhan. "Qing-He...!!! kemarilah...!!!" panggilnya.
kini keluarga itu sama sama berlatih.
Bai-Ning mengeluarkan bahan obat, kemudian mulai meracik pil tingkat empat bersama Bai Qing-He.
kembali pada pertarungan Bai Yi-Chen, Bai Zi-Ling kini benar-benar kewalahan dengan serangan putranya.
Bai Yi-Chen kemudian mengeluarkan serangannya. "teknik spiritual..., tebasan bulan beku...!!!" tegasnya yang melayang dengan ilmu peringan tubuh. sementara di belakang tubuhnya terdapat sebuah formasi yang mengeluarkan balok es yang runcing dan menyerang ke arah Bai Zi-Ling namun dapat di hindari.
sementara pada latihan Bai Qing-He, dia terus menerus gagal memurnikan pil. ketika pil itu sudah mulai terbentuk, pil itu tiba tiba saja menggosong karena api spiritual yang di gunakannya terlalu banyak, kadang ada yang terbuang karena terlalu mentah. dan kadang bahkan ada yang meledak.
"ayo teruskan Qing-He...., kau harus bisa memurnikan pil tingkat empat yang paling dasar ini... " tegas Bai-Ning serius.
Bai Qing-He dengan keringat bercucuran berkata. "ibu ini susah sekali...!!!, apa tidak ada pil tingkat empat dasar yang paling mudah...?!!" rengeknya.
Bai-Ning menjawab. "tidak ada.., ini adalah pil yang paling dasar. kau harus bisa menguasainya... " titah Bai-Ning.
latihan mereka terus berlanjut hingga sore. dan saat langit mulai gelap mereka akhir ya beristirahat.
"baiklah..., latihan kita hari ini selesai. sekarang ayah akan pergi mandi air hangat..." ujar Bai Zi-Ling dengan santai.
"aku juga akan mandi dulu... " ujar Bai Yi-Chen yang langsung menuju ke Paviliun-nya.
"aku dan Bai Qing-He akan membereskan bahan obat dan tungku dulu..., ayo Qing-He... " ujar Bai-Ning.
"iya... " balas Bai Qing-He.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!