Terlihat seorang wanita Tengah berjalan menyusuri jalanan tanpa alas kaki serta penampilan yang acak-acakan
dengan ekspresi putus asa ia terus melangkah seolah tanpa tujuan, matanya terlihat sembab dan tak bersemangat sama sekali
"Mengapa ini terjadi, aku bahkan tidak tau kesalahan apa yang ku buat di masa lalu sampai aku harus menerima kenyataan sepahit ini"
Alea menangis tersedu-sedu lagi dan lagi, meratapi nasibnya yang begitu tragis, baru saja beberapa saat yang lalu ia telah kehilangan pekerjaan nya sekaligus gelar sebagai seorang designer terbaiknya terlah raib seketika, di tambah di saat yang bersamaan sang kekasih yang sudah bertunangan dengan nya sejak beberapa bulan yang lalu tanpa sebab memutuskan hubungan mereka secara sepihak dan Alea tak bisa berbuat apa-apa
Flash back on
Di kantor tempat lea bekerja
"BRAKK". Setumpuk berkas baru saja di hempaskan tepat di hadapan Alea sehingga membuat ia terlonjak kaget
"Apa-apaan ini Alea, tolong jelaskan padaku apa yang terjadi sebenarnya!!"
Seorang pria yang diyakini itu adalah atasan (bos) Alea di kantor, ia baru saja tiba di hadapan Alea dan langsung marah besar tanpa bisa dicegah lagi
"Jika tidak bisa membuat karya mu sendiri setidaknya jangan menjiplak karya milik orang lain,_ kau tau seberapa besar kerugian perusahaan karna perbuatan mu" sambungnya
"Tuan Rangga ijinkan saya menjelaskan nya, saya benar-benar tidak tau apa-apa soal ini tuan, saya tidak melakukan apapun, yang saya buat itu memang benar adalah karya saya sendiri"
"Lalu apa ini hah?!". Tuan Rangga menunjuk ke arah selembar kertas di atas mejanya
"Kau bilang itu adalah karya milik mu, lalu mengapa perusahaan lawan juga memiliki nya, bahkan mereka menunjukkan sketsa nya, jika itu memang desain mu lalu kenapa milik mereka bisa lebih sempurna" sambungnya nya dengan penuh emosi
Rangga menghembuskan nafas kasar, ia mengangguk beberapa kali seolah merasa tak habis pikir dengan apa yang terjadi
"Alea, Saya akui kau memang sangat berbakat di bidang ini, dan kau juga termasuk designer papan atas, dan kemampuan mu telah di akui oleh dunia"
"Tapi pernahkah kamu berfikir bahwa sekali saja kau melakukan sebuah kesalahan tidak perduli sekecil apapun itu,, tidak hanya karirmu yang akan hancurkan, tapi perusahaan dan juga ribuan karyawan akan ikut terseret bersamamu" sambung Rangga
"Lalu apa yang bisa saya lakukan untuk menebusnya tuan, tolong berikan saya satu kesempatan sekali lagi untuk membuktikan kalau saya tidak bersalah"
"Hanya ada satu cara!!" Rangga terdiam sejenak, ia sangat tau betul, tidak mudah mendapatkan seseorang dengan bakat dan kemampuan yang luar biasa seperti Alea, tapi saat ini jika ia tidak melepaskannya maka masa depan perusahaan tidak bisa di jamin lagi
"Katakan tuan, saya akan rela melakukan apapun asalkan perusahaan akan baik-baik saja"
"Satu-satunya cara hanyalah,.. kamu di pecat"
"A-di pecat?!".
Alea seketika terdiam, tubuhnya langsung terkulai lemas tak berdaya, ia telah meniti karir selama empat tahun lamanya, dan selama empat tahun berturut-turut pula ia terus mendapatkan hadiah (apresiasi) atas kegigihan nya,
Menyandang gelar sebagai seorang designer ternama dan telah meraih banyak penghargaan, namun tak pernah tersirat di benaknya, hanya dengan satu kesalahan saja telah mampu menghancurkan karir yang ia jalani slama bertahun-tahun
Setelah beberapa saat... Alea telah selesai mengemasi barang-barangnya dan bersiap akan meninggalkan kantor tempat ia bekerja, saat sedang mengamati sekitar
POV Alea
Di ruangan ini, entah berapa banyak kenangan yang sudah ku buat, empat tahun sudah aku mengabdikan diri pada Angkasa group, dan kini telah tiba saat nya aku akan pergi
meski hati ini merasa tidak rela, tapi apa yang bisa ku lakukan, aku hanya bisa pasrah dengan apa yang akan di rencanakan Tuhan selanjutnya
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah puas mengamati seluruh ruangan, kini akupun sudah berdiri tegak di depan gedung mewah itu, sebuah gedung yang memiliki 57 tingkat, di mana aku telah menghabiskan waktuku selama empat tahun untuk mengabadikan diri dan mengembangkan bakat di sini, susah senang hari-hari ku, aku melaluinya dengan penuh suka cita di gedung ini
namun baru saja beberapa saat yang lalu, semuanya sudah berubah menjadi serpihan kenangan belaka, tapi aku tidak menyesali nya,
Perjalanan hidupku masih panjang dan aku yakin rencana Tuhan kedepannya akan lebih baik lagi
Saat Baru Saja aku akan melangkah meninggalkan tempat itu, tiba-tiba aku di kejutkan dengan suara dering ponsel milikku sendiri, aku buru-buru mengambilnya dari dalam tas ku
Dan aku melihat si penelpon itu ternyata tak lain adalah pujaan hati ku, ya.! Aku memang sudah memiliki kekasih dan kami juga sudah bertunangan, tinggal menunggu beberapa bulan lagi kami akan segera meresmikan hubungan kami
"Hallo sayang!"
"Apaan sih sayang-sayang, j*jik banget tau!"
DEG, Alea terlonjak saat mendengar kata-kata kasar barusan, namun ia hanya berusaha untuk tetap berfikir positif. "Maksud kamu apa, kok ngomongnya gitu?!"
"Alea, aku mau kita mengakhiri pertunangan ini sekarang juga"
"Apa?!" Adit apa maksud kamu, aku tidak mengerti!"
"Alah udah deh gak usah pura-pura beg* kamu, aku udah lihat dengan mata kepalaku sendiri, barusan kamu keluar dari hotel sambil gandengan sama pria lain kan?!"
"Apa..?!!". Alea kaget saat mendengar pernyataannya Aditya (tunangan Alea) barusan
"Adit tapi aku gak kemana-mana, ini aku baru aja keluar dari kantor, aku benar-benar gak ngerti maksud kamu apa?!"
"Sudahlah gak perlu cari alasan lagi, saat ini juga hubungan kita udah berakhir, aku udah terlanjur j*Jik sama kamu tau gak??!!"
Tepp... panggilan pun telah di akhiri oleh Aditya secara sepihak
Sementara Alea yang sebenarnya masih tidak mengerti apa-apa, ia mencoba mencerna setiap kata-kata yang di sampaikan oleh tuangan nya itu, Alea berusaha menolak kenyataan dan beranggapan bahwa semuanya yang terjadi barusan hanyalah sebuah mimpi buruk belaka,
Saat ia berusaha menepis pemikiran yang ia anggap negatif, namun tiba-tiba ia di sadarkan dengan ada nya sebuah bunyi notif pesan masuk di ponsel milik nya
Alea yang merasa dirinya baru saja terbangun dari mimpi buruk nya namun kini ia kembali bermimpi lagi, dan dalam mimpi itu ia merasa dunianya telah hancur sudah
ketika ia membuka ponselnya, Isi pesan itu bukan sebuah kata-kata melainkan sebuah foto yang baru saja di kirim oleh Aditya, Alea dibuat terkejut untuk yang kesekian kalinya saat melihat siapa yang ada dalam foto tersebut
.
.
.
BERSAMBUNG
"ini tidak mungkin, foto itu,?! Wajah itu benar-benar sangat mirip dengan ku, tapi dia jelas-jelas bukan aku, bahkan cara berpakaiannya nya saja sudah sangat jelas berbeda"
Aku sampai terheran-heran ketika melihat dengan mata kepalaku sendiri, wanita yang ada di foto itu memiliki wajah yang sama seperti ku, tapi itu sudah pasti bukan aku
Aku bahkan pagi-pagi sekali sudah berada di kantor, tapi bagai mana mungkin ada orang di dunia ini yang bisa memiliki wajah yang sangat mirip, bahkan bukan hanya itu, dari postur dan tinggi badan pun memiliki kesamaan hampir 90%. aku sangat tidak percaya ini
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Di tengah perjalanan pulang, aku tidak tau apa yang aku pikirkan saat ini, aku merasakan duniaku telah hancur dan tak ada lagi yang tersisa,
Aku menyandarkan tubuhku pada sebuah tembok besar di pinggir jalan, setelah beberapa lama aku terlalu sibuk berperang dengan otakku, baru saja aku kehilangan pekerjaan di tambah lagi dengan kisah percintaan ku yang tiba-tiba kandas di perjalanan tanpa suatu alasan pikiran ku benar-benar sudah kacau, begitupun dengan hidup ku
Saat aku telah larut dalam kesedihan, ku lihat sepasang kaki jenjang telah berdiri tepat di samping ku, kaki jenjang itu sangat putih dan mulus, dia mengenakan sepasang Heels bermerk
tiba-tiba ada sebuah suara yang memanggil namaku
"Lea!"
Suara itu sangat lembut, sehingga akupun segera mendongakkan kepala ku untuk melihat keatas, (melihat wajah nya)
Dan... Bak tersambar petir di siang hari, aku kembali di kagetkan dengan kenyataan yang ada di hadapan ku,
aku merasa kalau saat ini aku telah melihat diriku sendiri, tapi dengan penampilan versi lain, jika diriku yang nyatanya selalu memakai pakaian formal setiap hari seperti kemeja jaz dan celana jeans atau pakaian kerja lainnya
namun kali ini aku seolah melihat diriku dengan penampilan baru, yakni memakai gaun seksi dengan lebih terbuka, aku dengan susah payah menelan air liur ku, berusaha untuk memastikan kalau yang terjadi di hadapan ku saat ini bukan lah sebuah mimpi
Dia tersenyum,,, iya!! Aku baru saja melihatnya tersenyum ke arah ku, padahal aku jelas-jelas tidak merasa kalau diriku sedang tersenyum
"Ya Tuhan, tolong bangunkan aku segera dari mimpi ini, ini benar-benar tidak lucu sama sekali" gumam ku tak percaya
"Hemm, aku Yunira... kakak mu"
Dia tersenyum sekali lagi padaku dan memperkenalkan diri nya, tidak! Aku benar-benar merasa ini hanya sebuah mimpi, tadi dia bilang apa? Dia bilang dia kakak ku
"Kakak?!" aku menatap nya dengan penuh tanya dan ia seolah langsung mengerti dengan tatapan ku
Beberapa jam kemudian
Kini ia telah membawaku ke rumah nya, rumah itu tidak terlalu besar, namun juga tidak terlalu kecil, tanpa protes aku pun dengan patuh aku malah mengikutinya.
Saat duduk di ruang tamu, dia menuangkan segelas air putih untuk ku, dan tanpa bicara ia menyodorkan sebuah handuk padaku dan akupun menerimanya tanpa banyak bicara
"Mandilah,!! kakak akan menunggumu di sini, kita akan bicara setelah kamu merasa lebih baik"
Dia berkata dengan sangat lembut, aku merasa seolah diriku telah terhipnotis oleh nya, sehingga dengan patuh aku pun melakukan semua hal yang ia suruh
Tak butuh waktu lama aku pun sudah selesai mandi dan kini aku telah merasa lebih baik sebelumnya, aku menghampiri nya dan kini posisi kami telah duduk dengan saling berhadapan
Dia masih menatap ku dengan terus-menerus sampai-sampai aku merasa serba salah di buatnya, Kulihat dia tersenyum lagi, oh tidak, apa yang aku pikirkan, lagi pulang mengapa dia terus-menerus tersenyum begitu, apa mau dia sebenarnya
"Lea, kakak tau kamu memiliki banyak pertanyaan dalam benak mu saat ini, itu sebabnya kakak membawamu ke sini dan akan menceritakan semuanya"
Dia memulai percakapan lebih dulu dan menyodorkannya sebuah amplop berwarna coklat di hadapanku,
"Apa ini?!" tanya ku
"Buka lah"
Dia tidak menjawab nya, kecuali hanya dengan menyuruh ku untuk membukanya
Di dalam amplop itu terdapat beberapa buah foto yang salah satunya memperlihatkan sepasang suami istri yang tengah menggendong bayi kembar mereka, aku yang masih belum mengerti akan situasi ini tentu saja aku bingung
"Kamu pasti akan bertanya mengapa aku meminta mu mu untuk melihat foto itu bukan?!"
Dia bicara dengan percaya diri seolah merasa kalau ia benar-benar telah menebak isi pikiran ku
"Sepasang suami istri itu adalah orang tua kita, dan bayi kembar itu adalah kita berdua" Aku hanya tetap terdiam saat dia menjelaskan padaku namun belum sepenuhnya
"24 tahun yang lalu telah terjadi sebuah kecelakaan yang melibatkan kita berempat, kita yang waktu itu masih berusia kurang dari satu tahun masih tidak mengerti apa-apa"
"Hingga aku telah dewasa, Aku baru tau kalau aku telah di selamatkan dan di adopsi oleh seorang wanita dari keluarga berada, namun...-
Dia menceritakan padaku tentang apa yang terjadi sebenarnya, meski aku tidak tau apakah itu benar atau tidak tapi yang jelas saat ini aku hanya ingin mendengarkan ceritanya
"Namun ketika aku sudah menginjak usia ke 24 tahun, ibu angkat ku jatuh sakit dan hidupnya sudah tidak lama lagi, dia menceritakan pada ku tentang semua yang terjadi si masa lalu, saat itulah aku baru mengetahui bahwa selama ini ternyata aku memiliki adik kembar" sambungnya
Aku diam dan menyimak apa yang ia ceritakan, namun lambat lain aku malah tertarik untuk terus mendengarkan nya hingga tuntas
"Lea, tau kah kamu, semenjak saat itu aku berusaha meyakinkan diriku bahwa aku memiliki seorang adik perempuan yang saat ini ia juga masih hidup dengan baik, jadi aku terus berusaha untuk mencari keberadaan nya, hingga akhirnya aku melihat mu di suatu tempat, dan aku mencoba untuk menyelidiki mu, dan dugaan ku ternyata benar, kamu adalah saudara kembarku, yang aku tau hanya kamu satu-satunya keluarga kandungku yang tersisa"
Aku terlonjak ketika mendengar dia mengatakan kalau hanya aku yang ia miliki satu-satunya sebagai keluarga kandung, ya g itu artinya.... "Tunggu,.. Maksud kamu, hanya kita berdua, lalu?!".
"Benar,! Ayah dan ibu telah meninggal dalam kecelakaan 24 tahun yang lalu, dan hanya kita berdua yang tersisa"
"Jadi...?!". Aku menatap tak percaya pada wanita yang kini telah mengaku sebagai kembaranku
Jika di tanya apakah aku percaya atau tidak dengan kenyataan ini, namun entah mengapa aku merasakan hatiku seolah tergerak saat mendengar ceritanya
.
.
.
BERSAMBUNG
Keesokan harinya, aku terbangun dari tidur ku setelah melewati satu malam panjang, aku teringat akan kejadian kemarin yang aku pikirkan itu benar-benar seperti mimpi namun kenyataannya itu benar-benar terjadi
Pagi ini aku telah membuat janji dengan Kak Yunira, kami akan melakukan tes DNA di rumah sakit terdekat, sebenarnya aku menolak untuk melakukan itu, namun dia memaksaku dengan dalih agar tidak ada keraguan lagi dalam hati ku untuk mengakui Nya sebagai saudara kandung
di perjalanan menuju rumah sakit, tiba-tiba ponselku berdering, ku pikir itu dari kak Nira tapi ternyata bukan, rupanya panggilan itu dari sahabatku Rima
"Hallo Rima, ada apa?!" tanya ku saat panggilan sudah terhubung
"Lea kamu baik-baik saja kan?!"
"Kamu gak ada niatan buat b*nuh diri kan, jangan ya Lee, jangan sampai itu terjadi!!" sambungnya
Aku tau arah pertanyaan itu, dan aku juga tau, kalau pertanyaan nya tidak yang aneh-aneh berarti dia bukan sahabat ku, sahabatku itu pasti sedang mengkhawatirkan keadaanku karna ia tau kalau aku baru saja di pecat dari perusahaan dan sekaligus di putuskan oleh Adit baj*ngan itu
"Tenang saja rim, aku oke kok, lagian gak sampai b*nih diri juga kali rim" jawab Ku santai
"Beneran, kamu gak bohong kan?!"
"Idih... ngapain aku bohong, ini sekarang aku lagi di jalan, mau ke rumah sakit"
"Hah!! ngapain ke rumah sakit, kamu sakit kah?!"
Aku sedikit menjauhkan ponsel dari telingaku karna suara rima yang terlalu nyaring saat bertanya
"Gak lah, aku gak sakit kok, aku cuma Mmm". Aku tiba-tiba kepikiran, apa aku harus mengatakan yang sebenarnya pada sahabat ku kalau aku mempunyai saudara kembar, atau justru sebaliknya aku rahasiakan dulu tentang itu
"Hallo Lea, kenapa diam, kamu beneran sakit Lee, buruan kasih tau di mana rumah sakit nya biar aku nyusul sekarang?!" tanya nya yang membuat ku tersadar dari lamunan
"Gak kok Rim, kamu gak perlu nyusul, lagian aku cuma mau nengok anak nya teman sekantor aku yang katanya lagi sakit dan di rawat"
spontan aku tersadar kalau barusan aku telah asal bicara, namun aku berharap Rima dapat mempercayai ucapan ku
"Oalah kirain kamu beneran sakit, tapi beneran nih kamu gak papa??" tanya nya lagi
"Iya beneran kok, aku gak papa kamu tenang aja"
"Ya udah kalo gitu aku lega denger nya"
"Iya, btw udah dulu ya soalnya aku lagi nyetir nih"
"oke deh, bye-bye"
percakapan pun telah berakhir, aku menyimpan kembali ponselku kedalam tas, sementara mataku kembali terfokus ke jalanan
Setibanya di rumah sakit, aku memutuskan untuk masuk lebih dulu sambil menunggu kak Nira datang, namun setelah menunggu beberapa jam entah mengapa kak Nira belum juga datang
Aku bermaksud untuk menelponnya namun ternyata ponsel ku lebih dulu berdering dan aku melihat si penelpon itu rupanya kak Nira
"Hallo kak, aku udah dari tadi nungguin kakak kok belum datang?!" tanya ku yang langsung to the points
"Aduh lea maafin kakak ya, kakak baru ngabarin kamu sekarang, soalnya tadi kakak ada urusan yang sangat mendesak dan gak bisa datang, kakak benar-benar minta maaf ya Lee"
"Oh ya udah gak papa kak, kalo gitu aku pulang aja"
"Iya Lee, kamu pulang dulu aja nanti kakak bakal ke rumahmu, kita makan siang bareng"
"Oke siap kak, kalo gitu Uda dulu ya"
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah dari rumah sakit, aku memutuskan untuk langsung pulang saja, lagi pula tidak ada yang bisa ku lakukan kecuali pulang ke rumah dan menenangkan diri
Untuk saat ini aku belum kepikiran untuk mencari pekerjaan lagi, aku masih trauma dengan kejadian kemarin, rasanya masih sulit di percaya, jelas-jelas dengan susah payah aku membuat karya ku sendiri dan merekalah yang menjiplak nya tapi mereka malah membalikkan fakta dan menuduhku yang sudah mencuri desain mereka
Ah sudahlah, memikirkan itu semua hanya akan membuatku merasa pusing, biarkan waktu yang akan menjawab dan kebenaran akan selalu jadi pemenang nanti nya
Setibanya dirumah, aku merasakan perutku keroncongan dan aku memutuskan untuk mencari sesuatu yang bisa ku makan terlebih dahulu, barangkali akan ada cemilan di kulkas, sambil menunggu jam makan siang nanti dengan kak nira, tapi tiba-tiba aku kepikiran, kenapa aku gak memasak sendiri aja nanti biar kak Nira bisa mencoba nya
Aku tersenyum sendiri dan dengan penuh semangat aku melangkah ke dapur untuk melaksanakan rencana ku dan...
"Clek"
Alangkah terkejutnya aku saat membuka Lemari penyimpanan makanan (kulkas)
"Astaga... Kulkasku... Bahkan secuil makanan pun tak ku temukan didalamnya, kulkas ini bahkan lebih bersih dari pada kulitku". aku bergumam sendiri merutuki nasibku yang begitu malang ini
"Bodohnya aku, apa yang akan ku masak untuk makan siang nanti dengan kak Nira, padahal ini adalah momen pertama aku akan makan dengan saudara kandung ku satu-satunya" lambungku
Aku lupa kalau stok bahan makanan ku di rumah sudah habis, dan sekarang aku bahkan tidak memiliki apapun untuk di makan, "Huhh, seperti aku harus keluar lagi untuk membeli bahan makanan"
Saat aku akan mengambil kunci mobil dan bersiap akan keluar lagi tiba-tiba bel rumah ku berbunyi
Ting-tong,,, ting-tong...
"Tunggu sebentar...". Aku berjalan menuju pintu dan membukanya
Klek.
"Hai,..". aku kaget, ternyata kak nira yang datang dan langsung menyapaku
"kakak?!"
Kak nira masuk dengan membawakan dua buah kantong plastik berisi penuh yang aku sendiri tidak tau apa isi nya, jika aku tidak salah menebak seperti nya itu makanan, ah alangkah baiknya jika seandainya tebakan ku itu benar, dengan begitu aku tidak perlu lagi capek-capek untuk keluar
"Seperti nya kau akan pergi! Apa aku datang bukan di waktu yang tepat?!" tanya kak Nira
"Enggak kok, ku pikir tadinya aku mau keluar buat beli makanan, soalnya stok makanan ku di kulkas sudah habis"
"Oh itu,, gak usah, ini kakak udah beliin banyak makanan sekalian buat isi kulkas kamu juga"
Ka nira menyodorkan dua buah kantong plastik berisi penuh itu padaku, sejujurnya aku sangat senang tapi entah mengapa aku juga merasa tidak enak pada kak nira, bagaimanapun ini adalah momen pertama kami akan makan siang bersama tapi aku sudah merepotkan dia
"Kakak maafin aku!" kataku dengan suara lirih namun masih bisa di dengar oleh kak Nira
"Kenapa harus minta maaf, lagian kamu punya salah apa sama kakak sampai harus minta maaf gitu...?!"
.
.
.
BERSAMBUNG
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!