"Leukimia"
Salwa menjatuhkan kertas hasil pemeriksaan itu. Air mata sudah mengalir deras membasahi pipinya. Dia benar-benar tidak menyangka akan menderita penyakit ini.
Salwa berjalan gontai menyusuri lorong rumah sakit. Pikiran nya kacau saat ini. Bagaimana dengan adik nya jika Dia harus pergi meninggalkan nya untuk selamanya? Apa umur Dia akan bertahan lama? Bagaimana dengan adiknya yang masih membutuhkan nya? pertanyaan itu memenuhi fikiran Salwa. Tiba tiba ponsel nya berdering menyadarkan Salwa dari lamunan nya. Dia pun segera merogoh tas nya dan mengangakat telepon yang tidak ada nama nya itu.
"Hallo Assalamualaikum " kata Salwa lembut dan segera menghapus air matanya
"Hallo, apa benar ini dengan keluarga Dinda Nur Syaida?" tanya seseorang di sebrang sana tanpa menjawab salam Salwa.
"Iya. Ini siapa ya? Kok kenal adik saya?" tanya Salwa yang mengerutkan keningnya tidak mengerti
"Apa anda bisa segera ke rumah sakit Marquez hospital. Adik anda kecelakaan dan keadaan nya kritis saat ini"
Deg
Salwa langsung terduduk lemas di lantai rumah sakit. Dada nya begitu sesak mendengar kabar adiknya kecelakaan dan keadaan nya kritis.
'Cobaan apa lagi ini Ya Allah" batin Salwa menangis terisak
"Hallo mbak... Hallo" teriak orang yang masih menelepon Salwa
Salwa pun tersadar dari lamunan nya Dia segera mengambil ponsel nya dan menghapus air matanya yang tak mau berhenti mengalir.
"Iya. Dimana adik saya? kebetulan saya sedang di rumah sakit Marquez hospital " kata Salwa pada si penelpon
"Di ruangan UGD mbak. Cepetan kesini ya" kata nya
"Baik saya segera kesana. Assalamualaikum "
Salwa langsung berdiri dengan susah payah. Salwa berjalan tergesa gesa menuju ruang UGD. Saat sampai disana, Salwa melihat ada dua orang wanita cantik sebaya dengan adiknya. Sepertinya itu teman kuliah adiknya Salwa.
"Assalamualaikum " sapa Salwa
"Waalaikumsalam " kata mereka sambil menoleh ke arah Salwa
"Apa kalian teman Syaida?" tanya Salwa
"Iya Kak, kami teman kampus nya. Perkenalkan nama saya Dina dan ini Rika" jawab nya menunjuk temannya
"Saya Salwa, Kakak nya Syaida" kata Salwa ramah
"Sebenarnya apa yang terjadi pada adik saya?" tanya Salwa
"Kami tidak tahu kronologis nya Kak. Tapi kami hanya melihat Syaida pas jatuh dari lantai atas ke lantai bawah" kata Dina
"Apa? jadi Syaida jatuh" kata Salwa kaget
"Iya Kak dan kami langsung menolong nya karna Syaida luka parah di bagian kepalanya Kak" jawab Rika
Salwa langsung terduduk di kursi tunggu, kakinya terasa lemas menerima kenyataan ini. Tidak mungkin jika adik nya jatuh tanpa sengaja. Salwa tahu betul kalau adiknya itu tipe orang yang berhati hati dan tidak ceroboh. Sekarang Salwa merasa kepala nya berdenyut hebat sampai Dia meringis dan memegangi kepala nya.
'Allahuakbar.. Astagfirullah.. Ya Allah kuatkan lah hambamu ini menerima semua cobaan mu. Hamba yakin Engkau sangat menyayangi hamba sehingga Engakau memberi cobaan ini. Kuatkan lah hamba Ya Allah' Salwa terus berdoa dalam hatinya
Tiba tiba dokter keluar dari ruangan UGD itu. Salwa pun langsung berdiri dan menghampiri dokter.
"Bagaimana keadaan adik saya dok?" tanya Salwa
Dokter memejamkan matanya sambil menghembuskan nafas berat.
"Kondisinya sangat memprihatin kan. Pasien harus segera dioperasi karna ada gumpalan darah di otak nya. Itu pun harapan untuk bisa selamat hanya sedikit" kata Dokter pesimis
Salwa langsung menutup mulut nya dengan air mata yang sudah mengalir deras. Sungguh, cobaan seolah tak berhenti untuk terus menerpa kehidupan Salwa. Gadis berusia muda, yang sudah harus menjadi dewasa di waktu yang belum semestinya.
"Berapa biaya operasinya dok?" tanya Salwa
"Sekitar 70 juta" jawab dokter
Kali ini Salwa terkejut dan bingung harus mencari uang kemana sebanyak itu. Salwa bukan lah orang kaya. Dia hanya orang miskin yang tak punya apa apa. Salwa terus berfikir bagaimana caranya Dia mendapatkan uang sebanyak itu tapi dengan cara halal. Salwa bahkan melupakan penyakit nya. Sekarang yang Dia fikirkan hanya kesembuhan adiknya.
Entah angin apa yang membuat Salwa mengayuh sepeda nya ke arah toko bunga tempat nya bekerja. Salwa bermaksud ingin meminjam uang pada bos nya.
"Assalamualaikum " ucap Salwa sambil masuk ke dalam toko
"Waalaikumsalam " jawab Alisya dan Siska
"Salwa, kau kenapa?" tanya Alisya yang melihat mata Salwa yang sembab dan wajah nya terlihat sangat pucat
"Mbak tolong saya mbak" kata Salwa terisak sambil menggenggam tangan Alisya, bosnya di toko bunga ini.
"Kau kenapa? Tenang dulu, ceritakan pada mbak" kata Alisya memapah Salwa untuk duduk di kursi yang ada disana.
"Ceritalah Salwa" kata Alisya setelah mereka duduk
"Mbak, adik saya kecelakaan di kampus nya dan keadaan nya kritis. Sekarang Dia harus dioperasi mbak" kata Salwa masih terisak
"Dan saya membutuhkan uang untuk biaya operasi adik saya mbak. Saya mau meminjam uang pada mbak. Saya bingung harus minta bantuan siapa lagi. Saya tidak punya siapa siapa lagi, mbak" kata Salwa, kali ini bahunya sudah bergetar karna menangis
"Sabar Salwa. Aku akan mencoba membantumu sebisa ku" kata Alisya mengelus punggung Salwa
"Emang berapa biaya operasinya, Salwa?" tanya Siska yang dari tadi hanya diam mendengarkan cerita Salwa itu.
"70 juta mbak" kata Salwa
"Baiklah kita akan usaha kan. Tapi kamu harus mau menerima syarat dari kita nanti, apapun itu kamu tak boleh menolak nya " kata Siska
Alisya mengerutkan kening nya mendengar ucapan sahabat nya ini.
"Iya Mbak. Saya akan turuti apapun itu asal tidak membuat saya berdosa. Saya hanya butuh uang itu untuk operasi adik saya" kata Salwa tanpa berfikir apa syarat yang akan Siska berikan padanya.
Saat ini Salwa hanya memikirkan keselamatan adiknya. Itu saja. Salwa terlalu takut kehilangan adik nya. Cukup ibunya yang meninggal kan Salwa untuk selamanya dan Ayah nya yang sampai saat ini Salwa tidak tahu dimana keberadaan nya setelah Ayahnya membawa kabur uang hasil penjualan rumah ibunya. Sungguh malang nasib Salwa.
Bersambung
Dukungannya jangan lupa ya... like komen di setiap chapter .. kasih hadiahnya dan votenya juga..
Salwa kembali mengayuh sepedanya menuju Marquez hospital. Sementara itu Siska dan Alisya prgi pulang ke rumah Vano. Sesampainya disana mereka sudah disambut ramah oleh para suami mereka dan juga Papi Hendarto.
"Ada apa kamu mengajak kami berkumpul disini?" tanya Reno suami Siska
"Ada yang mau aku bicarakan sama kalian" kata Siska
"Apa?" kata Hendarto penasaran
"Gini ya aku sama Alisya sudah punya calon istri yang cocok untuk Kak Satya " kata Siska membuat semuanya bingung
Alisya juga menatap Siska dengan tatapan bingung karna Dia juga tak tahu apa maksud Siska.
"Apa maksudmu sayang?" tanya Reno
"Jadi aku mau Kak Satya nikah sama Salwa" kata Siska membuat Alisya membelalakan mata nya.
"Salwa? siapa Salwa?" tanya Hendarto bingung
"Salwa pegawaiku Pi, Dia gadis baik dan solehah" kata Alifiya
"Apa kalian yakin Satya bakal mau menikahi nya?" tanya Hendarto lagi
"Untuk urusan Salwa bisa kita yang atur Pi. Tapi Papi sama kalian harus bisa membujuk Kak Satya. Kalian kan ingin Kak Satya tak berhubungan lagi dengan Bella. Nah inilah cara satu satu nya Pi" kata Siska menjelaskan
"Oke kalau gitu Papi bakalan bujuk Satya. Papi percaya sama pilihan kalian. Papi sudah tidak tahan melihat Satya terus terusan di jadikan ATM berjalan sama Bella" kata Hendarto
"Oke. Papi percayakan semuanya pada kami. Tapi sekarang Salwa sedang butuh bantuan kita " kata Alisya yang akhirnya mengerti tujuan Siska
"Apa? Salwa membutuhkan apa?" tanya Hendarto
Alisya pun menceritakan soal Salwa yang membutuhkan uang untuk biaya operasi adik nya. Alisya juga memberi usul agar Satya lah yang meminjamkan uang nya pada Salwa.
"Baiklah Papi akan bilang sama Satya dan membujuk nya." kata Papi
Mereka pun mengangguk setuju. Setelah semua urusan selesai akhirnya Siska dan Reno pun pulang ke rumah nya.
Hendarto pun segera menghubungi Satya dan menyuruh nya datang ke rumah nya. Karna selama ini Satya tinggal sendiri di apartemen nya.
"Assalamualaikum " kata Satya yang langsung masuk ke dalam rumah dan menghampiri Hendarto.
"Waalaikumsalam. Kamu sudah sampai " kata Hendarto
"Ada apa Papi menyuruhku datang kesini?" tanya Satya langsung duduk di sofa depan Papi nya.
"Papi butuh uang 70 juta untuk bantu temannya Alisya adik ipar mu. Papi juga mau kamu menikahi gadis ini" kata Hendarto to the point
Satya langsung terbelalak kaget mendengar ucapan Papi nya itu. Untuk masalah meminjamkan uang Dia jelas tak masalah. Tapi ini, Dia harus menikah dengan wanita yang bahkan Satya pun belum kenal dan tak pernah bertemu.
"Apa maksud Papi? Aku tidak mau Pi" kata Satya menolak
"Papi mohon Sat, kasian Dia tidak punya siapa siapa lagi. Kamu harus mau menikahinya Sat" kata Papi tak mau menyerah
"Satya gak mau Pi. Kalau untuk masalah uang Satya akan kasih, tidak dibayar juga tidak papa cuma 70 juta kan" kata Satya tegas
"Tapi gadis itu tidak mau menerima uang nya jika kamu tidak mau menikahi nya. Gadis itu tidak akan bisa membayar uang sebanyak itu Sat. Dia orang miskin dan tak punya siapa siapa" kata Papi berbohong
"Satya gak mau Pi. Satya hanya akan menikah sama Bella" Satya berdiri dan berjalan ke arah pintu
"Jika kamu masih menganggap Papi ini orang tuamu, maka turuti lah permintaan Papi. Kamu lupa permintaan terakhir Papa mu Satya" kata Papi berhasil menghentikan langkah Satya
"**Turutilah semua kata Papi mu"
"Carikanlah pendamping yang baik untuk Satya kalau bisa yang seperti ibunya**"
Kata kata terakhir Papa nya itu terngiang ngiang di telinga Satya. Dia menoleh ke arah Papi nya yang sudah berdiri dari duduk nya.
"Papi mohon Sat, turutilah permintaan Papi kali ini" kata Hendarto memelas sambil meneteskan air mata
Satya yang melihat Papi nya sampai menangis pun merasa sangat bersalah karna membantah permintaan nya. Mau bagaimana pun Satya sangat menyayangi Papi nya ini meskipun Papi bukanlah orang tua kandungnya.
"Kenapa Papi ingin sekali Satya menikahinya?" tanya Satya sambil berjalan mendekati Papi nya
"Dia gadis solehah Sat, Dia pasti gadis baik yang bisa membuatmu lebih baik lagi. Dia juga yatim piatu kamu harus menolong nya. Kamu tahu kan pahala seseorang jika memabantu anak yatim piatu " kata Papi masih membujuk nya
Satya diam masih mencoba memikirkan keputusan apa yang akan di ambil nya.
'Gadis solehah, gadis baik baik. Cihh mana ada gadis seprti itu mau menjual dirinya demi uang' batin Satya
"Ayolah Sat... Kamu harus mau menuruti permintaan Papi kali ini. Papi gak mungkin menikahkan kamu dengan wanita yang gak baik Sat. Ayolah Papi yakin gadis ini bakalan membuatmu bahagia " bujuk Papi
Satya masih diam merenungkan semuanya. Satya juga tak tega menolak Papi nya apalagi Papi sampai meneteskan air mata memohon padanya. Tapi disisi lain Satya masih mencintai Bella dan Dia hanya ingin menikah dengan Bella.
"Baiklah Pi Satya mau" kata Satya akhirnya menyerah juga
"Terimakasih Sat"kata Hendarto tersenyum puas.
Satya hanya mengangaguk dan berdiri lalu pergi keluar rumah untuk kembali ke apartemen nya.
Besok pagi nya Salwa mengayuh sepedanya ke toko bunga. Semalam Salwa tidur di rumah sakit menjaga Syaida adiknya. Jarak dari rumah sakit ke tempat Salwa kerja memang sangat jauh. Makanya Salwa berangkat lebih pagi dari biasanya.
Sesampainya disana Salwa segera masuk dan menghampiri bosnya yang sudah ada di dalam toko.
"Assalamualaikum " ucap Salwa
"Waalaikumsalam. Loh kamu ko kerja Sal? kan ade kamu masih di rumah sakit" kata Alisya
"Hmmm. Iya mbak saya semalam tidur di rumah sakit dan sekarang saya mau bekerja saja" kata Salwa
"Oh ya mbak soal uang itu apa bisa saya meminjam nya pada mbak?" tanya Salwa ragu ragu
"Maaf Sal, untuk uang sebesar itu aku tidak bisa membantumu. Tapi kamu tenang saja Kaka ipar aku mau membantu mu. Tapi dengan satu syarat...." kata Alisya menggantungkan ucapan nya.
"Apa syarat nya mbak?" tanya Salwa
"Kamu harus menikah dengan Kaka iparku" kata Alisya hati hati
Salwa terkejeut mendengar ucapan bosnya itu. Dia tak percaya bahwa syarat nya adalah harus menikahi seseorang yang bahkan tak pernah Dia tahu dan kenal.
Salwa adalah gadis solehah yang tak mengenal cinta dan pacaran. Salwa hanya akan jatuh cinta da mencintai suaminya kelak. Tapi jika Dia harus menikah dengan kaka nya Alisya yang Salwa tahu Dia adalah seorang CEO kaya raya. Itulah yang membuat Salwa sadar diri akan hal itu.
"Tapi mbak apa kaka mbak yakin mau menikah dengan Salwa?" tanya Salwa
"Dia mau Salwa, ayolah ini demi adikmu" kata Alisya membujuk Salwa
' Ya Allah apa ini takdirmu untuk hamba? Jika memang ini adalah yang terbaik untuk hamba maka hamba akan menjalani nya dengan ikhlas Ya Allah' Salwa berdoa dalam hati
"Gimana Salwa?" tanya Alisya tak sabar
Salwa menghela nafas nya dan memejamkan matanya sebelum Dia memastikan jawaban nya.
"Insya Alla mbak saya bersedia menikah dengan kaka nya mbak. Tapi apa boleh saya meminta uang nya secepat nya karna Saya membutuhkan nya segera mbak " kata Salwa menunduk
"Iya nanti saya bilang pada kaka ipar aku ya Salwa" kata Alisya tersenyum senang
Salwa hanya mengangaguk lalu Dia mulai bekerja merapikan bunga bunga yang ada di toko nya.
..................
Satya sudah mendapat kabar dari adiknya Vano kalau Satya harus cepat memberi kan uang nya pada Salwa.
"Kenapa si mereka sangat menginginkan ak
gue menikah dengan gadis murahan itu. Dia bukan gadis baik baik seperti yang mereka bayangkan. Bahkan Dia rela menjual harga dirinya demi uang." Satya berbicara sendiri dengan nada kesal nya
Satya pun akhirnya meminta bertemu langsung dengan wanita yang akan dinikahi nya. Satya kini sudah berada di dalam mobilnya untuk menuju toko bunga 'ALVANO' punya adik ipar nya itu.
Sesampainya disana Satya langsung masuk dengan gagah nya. Kaca mata hitam yang Dia pakai semakin menambah pesona nya.
"Kak sudah sampai?" kata Alisya saat melihat kaka ipar nya itu masuk ke dalam tokonya.
Satya mengedarkan pandangan lalu menghampiri adik nya yang sedang duduk di kursi plastik di toko itu.
"Mana Dia?" tanya Satya dingin
"Dia siapa Kak?" Alisya mengerutkan kening nya tak mengerti
"Jangan pura pura bodoh Alisya" kata Satya dingin
Alisya hanya bisa menghela nafas melihat kelakuan kaka iparnya yang tak pernah berubah. Selalu dingin setiap berbicara dengan siapapun. Satya seperti ini setelah meninggal nya orang tua kandungnya dan sekarang Dia hanya mempunyai Papi yang sebenarnya adalah paman nya.
"Salwa lagi ke masjid Kak, solat dzuhur " jawab Alisya
"Ohh jadi nama nya Salwa" kata Satya
"Assalamualaikum " ucap Salwa yang baru pulang dari masjid
Mereka berdua pun menoleh ke arah Salwa. Sesaat Satya terpana melihat penampilan Salwa yang tertutup dan wajah nya yang cantik natural tanpa polesan make up. Tapi setelah Satya ingat kalau Salwa adalah wanita yang akan menghancurkan hubungan nya denga kekasihnya Bella. Satya kembali emosi dan sangat membenci Salwa.
"Waalaikumsalam. Eh Sal udah pulang ya. Ayo sini aku kenalin sama calon suami mu" kata Alisya antusias
Salwa hanya mengangaguk dan berjalan menghampiri Alisya dan Satya. Salwa terus menundukan kepala nya ketika sudah berada diantara mereka.
"Salwa kenalkan ini kaka iparku nama nya Kak Satya dan Kak Satya ini Salwa calon istri kaka" Alisya mengenalkan mereka sekaligus menggoda kaka nya
'Cihh. Calon istri' batin Satya kesal
"Satya " mengulurkan tangan nya masih dengan ekspresi dingin dan datar
"Salwa" menjabat tangan Satya sebentar dan cepat melepaskan nya.
'sombong sekali Dia sampai tak mau bersalaman lama sama gue.Terus gak mau lihat wajah gue lagi' batin Satya kesal
"Kamu ikut saya, ada yang harus saya bicarakan tentang pernikahan kita" kata Satya tanpa menoleh ke arah Salwa dan masih dengan nada dingin nya
"Baik Mas" kata Salwa masih menundukan kepala nya
"Oke kalau gitu kalian cepatlah pergi. Semoga kalian cocok dan bisa menjadi pasangan yang bahagia" kata Alisya tersenyum senang
Satya hanya mengangguk dan langsung berlalu pergi tanpa menghiraukan Salwa dan Alisya.
"Saya pamit dulu ya mbak. Assalamualaikum " pamit Salwa pada Alisya
"Waalaikumsalam " jawab Alisya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!