Tamu undangan sudah memenuhi hotel untuk menyaksikan jalannya prosesi ijab kabul putri pemilik perusahaan BAE corporation.
MENIKAH
Najwa Zaira Effendy
Putri
Tn Benazir Ahmed Effendy & Ny Iqlimah
Dengan
Arkhan Gauraf Mahendra
Putra
Tn Aamir Mahendra & Ny Liliana
Undangan inilah memaksa seorang Alexander Putra Anandhan 27 tahun, sekaligus assisten pribadi diperusahaan keluarga Effendy, menikahi CEO cantik putri dari pemilik perusahaan BAE corp, dengan terpaksa.
-
Hotel yang tadinya tenang, menunggu kedatangan calon mempelai pria, kini menjadi riuh seluruh isi ruangan ini. Bagaimana tidak, calon mempelai putra sampai berjam jam, belum menampakkan batang hidungnya.
Tuying tuying...
Ponsel Xander berbunyi.
Xander langsung merogoh benda pintar yang ada disaku celananya.
"Nomor tak dikenal ?? Ada apa menelponku ? ah, siapa tau penting" Xander bicara dalam hatinya.
Xander berjalan menjauhi kerumunan tamu undangan, dan dia segera menggeser ikon hijau untuk menerima panggilan
"Apa!!?" Xander terkejut seketika, setelah mendapat kabar dari seberang sana, bahwa rombongan calon pengantin pria, mengalami kecelakan beruntun, dan menewaskan seorang Arkhan calon suami Najwa.
Hassan tadi sempat melihat Xander menerima telpon dari seseorang, tapi dari siapa, Hassan tidak tau.Yang jelas, sewaktu Xander menerima sambungan telepon dari seseorang, Xander menjauh dari dirinya, dan dari kerumunan tamu tentunya.
"Xander kemana? menerima telepon lama banget" Hassan mulai menyapuh ruangan, mencari dimana sosok Xander berada "Nah itu dia orangnya" Sambungnya
Hassan berjalan mendekati Xander
Plok "Xan" Hassan menabok lengan Xander. Tapi Xander yang dipanggil tidak bergeming.
Hassan memegang kedua pundaknya "Xander!! ada apa? kenapa kau?"
Hassan adalah kakak sedarah Najwa, sekaligus seorang CEO sebelum Najwa menggantikan dirinya.
Hassan mulai mendekati Xander, yang masih terlihat diam.
"Hai !"
"Bang, Arkhan" Xander
Hassan memandang Xander heran "Kamu ngomong apa Xan!!?" Hassan bingung, melihat Xander tampak pucat "Arkhan apa maksudmu?"
Hassan yang sedari tadi berdiri didepan Xander, akhirnya segera sadar.
Hassan memandang Xander tidak seperti biasanya, seperti orang kesambet pikir Hassan.
Daripada nungguin Xander yang tak kunjung membalas pertanyaannya, Hassan mencoba memutar otaknya.
Ia segera meraih ponsel yang ada digenggaman Xander. Ia rebut dan mengecek siapa tadi yang menelponnya.
Xander yang direbut ponselnya juga tak bergeming alias pasrah saja.
Daripada kelamaan menunggu Xander bicara, Hassan mulai menelpon balik dan ternyata,
"Apa!!? Innalillahi wainna illahi roji'un" Hassan shock seketika.
Tuan Ahmed dan Anand segera berjalan mendekati putra putra mereka yang terlihat shock semua.
Mereka berdua akhirnya beradu pandang "Ada apa ini nak /son, bang?" Ucap Ahmed dan Anand bersamaan.
"Arkhan dad... Ia kecelakaan dan tewas seketika di TKP" Ucap Hassan yang masih memegang ponsel milik Xander.
Sedangkan Xander masih membisu, membatu, entah apa yang dipikirkan, sehingga ia belum bisa mengucap kata kata apapun.
Tiga pria dewasa sudah mulai panik...Tentunya bukan Xander ya.. Karena Xander masih bingung.
Didalam pikirannya, hanya satu yaitu nasib bosnya bagaimana?? dan menjelaskannya harus seperti apa?
Ahmed langsung mendekat dan berbisik ke Anand..
"Nand... Apa tandanya, kita berjodoh"
"Maksud tuan?"
"Dulu, kau bercita cita ingin berbesan denganku kan? waktu istrimu melahirkan Xander, kau kecewa. Karena rupanya, anakmu laki laki, bukan perempuan. Kau masih ingat?"
"Tuan.. Apakah artinya, Xander akan kau angkat menjadi manantumu?"
"Tepat. Dari dulu kau memang cerdas dan setia kepada keluarga kami, begitu pula dengan Xander. Dia pemuda yang tekun dan sabar membimbing Najwa, memimpin perusahaan ini. Satu lagi, aku tidak mungkin mengusir tamu undangan, yang telah datang bukan? bagaimana pendapatmu? apa kau setuju?"
"Saya setuju tuan..Tapi, bagaimana kalau mereka menolak?"
"Kita coba"
Ahmed mendekati Xander, dan Anand mendekati penghulu yang mulai gelasahan karena menunggu calon pengantin pria yang tak kunjung datang.
Najwa belum tahu bahwa calon suaminya telah tiada sebelum akad.
Ahmed sudah merangkul bahu Xander
"Emm tuan.." Xander baru tersadar, bahwa yang merangkulnya ternyata komisarisnya
"Kenapa, kaget? Anaku Xander, bisakah kau membantu daddy sekali lagi" Ahmed masih setia merangkul Xander, Ia mengajaknya berjalan mendekati meja akad nikah.
"Apa itu tuan?" Tanya Xander sambil memandang Ahmed bingung.
Xander memang sejak dulu menganggap Ahmed adalah bos papinya. jadi, meskipun Ahmed menyebut dirinya daddypun, Xander tak pernah ikut ikut menyebutnya daddy, seperti Hassan dan Najwa.
Ahmed sudah mendudukkan Xander didepan meja akad, selayaknya Xander yang akan menikah.
"Apa maksud tuan?" Tanya Xander bingung.
"Duduklah..Tunggulah Najwa turun" Jawab Ahmed yang menampilkan wajah memohon.
Najwa sudah mulai turun, ditemani Tulsi putri dari Dr Ilham Zayn, adik dari Anand, sekaligus menantu Ahmed istri dari Hassan.
Dengan wajah yang bingung, Xander memandang Ahmed, serta Anand, meminta penjelasan.
"Nak... Kau yang akan menjadi menantuku. Kau tidak ingin daddy malu kan? kau tidak ingin Najwa kecewa kan? bantulah daddy ya? tolong, kau bisa?" Lagi lagi wajah Ahmed mengharap, agar Xanderlah yang harus menanggung semuanya.
Xander masih linglung, untuk tunangan saja dia belum berfikir, apalagi disuruh menikah.
Xander memandang papinya penuh pertanyaan "Pi.." Masih berwajah bingung
"Nak..Terimalah" Hanya itu yang bisa keluar dari rongga mulut Anand.
Xander memandang Anand, Ahmed, dan seluruh orang yang ia kenal, seakan dialah yang harus bertanggung jawab mengenai masalah ini.
Xander menghela nafas panjang. Dan Xander hanya bisa pasrah.
Xander mengangguk "Ya, aku bersedia"
Kini Xander melirik wanita yang sudah duduk disebelahnya. Ia adalah seorang presdir, sekaligus calon istri dadakannya.
Hatinya sedikit tercubit, bagaimana bisa menikah dengan proses seperti ini.
Kini penghulu sudah menanyakan, apa calon mempelai sudah siap? mahar juga siap?
Anand mulai mengeluarkan dompet dari sakunya, ia menyerahkan pada Wahidah.
Begitu pula dengan Xander, ia mengeluarkan dompetnya, dan menyerahkannya pada maminya.
Wahidah yang tiba tiba menerima dompet dari suami serta anaknya, ia langsung ngeh dan mulai menarik uang yang berada didompet mereka berdua.
Wahidah segera menggabungkan uang mereka berdua "Delapan juta duaratus limabelas ribu rupiah. Ah yang limabelas ribu aku taruh didompet papi sepuluh ribu, didompet anaku limaribu hihi cukup deh untuk mereka berdua haha" Wahidah terkikik dengan ulahnya sendiri.
Tapi tidak sampai disitu, ia juga mengeluarkan uang pribadinya dari tasnya "Tigajuta tigaratus duaribu rupiah. Hah, parah juga aku mah. Ah sudahlah, yang penting ntar papi aku gosok, siapa tau keluar dolarnya hihi"
Wahidah langsung menyerahkan uang mahar kepada penghulu "Ini pak, sebelas juta limaratus ribu rupiah. Silahkan dihitung kembali semoga pas"
Pak penghulu menghitung uang tersebut, disaksikan oleh seluruh tamu yang berada digedung tersebut
Setelah dihitung uang yang mereka serahkan berjumlah 11.500.000 pas. Maka, acara akadpun segera dilakukan
Dan itulah mas kawin dadakan dari sang ajudan
BERSAMBUNG....
Najwa sudah duduk, dimana Xander telah duduk Susana terlebih dahulu
Dia belum tahu siapa yang duduk silah disebelahnya.
Najwa berfikir, hanyalah Arkhan belahan hatinya. Bukan pemuda lain yang selalu membantunya dihari harinya ia bekerja dikantor. Serta tak jarang diluar kantorpun Xander tak luput dari permintaan permintaan yang sifatnya menyuruh meskipun kata kata yang dilontarkan Najwa "kakak aku minta tolong"
Permintaan memaksa seperti itu, sudah menjadi momok yang susah ditinggalkan oleh seorang Najwa yaitu ketergantungan terhadap Xander sang assisten pribadi.
Sebelumnya, Wahidah telah berbisik kepada putranya "Son, qolbitunya sudah dihafalin belum?"
"Taulah mi.. Kalau gagal ya biarin" Jawab Xander dengan malas
"Eh, anak satu mau salah-salah. Jangan bikin malu papi sama mami Son"
Xander hanya melirik, tanpa ingin menjawab ocehan dari maminya
-
"Baiklah, kalian sudah siap nak?" Ucap Ahmed yang akan menikahkan putrinya dengan sang assisten, lebih tepatnya dengan sang ajudan putrinya.
Xander mengangguk
Mereka berdua masih berjabat tangan, yaitu Xander dengan Ahmed.
"Bismillahirrohmanirrohim... "
"Ananda Alexander Putra Anandhan bin Anandhan Nicolas, saya nikahkan engkau terhadap putri saya Najwa Zaira Effendy binti Benazir Ahmed Effendy, dengan mas kawin uang sebesar sebelas juta lima ratus ribu rupiah, dibayar Tuuuunai..."
Najwa mulai bingung, kenapa Xander yang disebut dalam akadnya, bukankah calonnya Arkhan. Mana Arkhan? mata Najwa melirik kepada pemuda yang ada disampingnya.
Dengan satu tarikan nafas, dengan lantangnya Xander berucap
"Saya terima nikah dan kawinnya Najwa Zaira Effendy binti Benazir Ahmed Effendy, dengan mas kawin tersebut dibayar tuunai" Ucap Xander lantang. Meskipun sebenarnya ia terpaksa
Xander tidak punya pilihan lain. Hanya satu pilihannya yaitu, ia tidak ingin membuat mertua dadakannya menanggung malu.
Mungkin inilah jalan hidup satu satunya, nasib seorang ajudan.
Cinta tak pernah ditanyakan, untuk siapa ia dilahirkan. Bahkan, tulang rusuk yang hilang satupun, harus menambalnya dengan keterpaksaan, yang ia tanggung untuk menikahi bosnya tanpa persiapan apapun. Sungguh drama yang sangat mengenaskan.
"Bagaimana para saksi" Ucap pak penghulu
Sah!!
Sah!!
Sah!!
"Alhamdulillah"
Mereka berdoa dipimpin oleh pak penghulu.
Sekarang mereka sudah sah sebagai suami istri.
Kini mereka berdua mulai menanda tangani dokumen pernikahan. Giliran tiba Najwa akan tanda tangan, ia membaca nama suaminya bukanlah nama Arkhan melainkan Alexander Putra Anandhan "Apa maksud semua ini" Najwa berkata dalam hatinya tapi tak disadari, ia menanda tangani semuanya meskipun agak ragu.
Dan tanda tangan terakhir yang tinggal sedikit, yaitu satu coretan garis tidur dibawah tanda tangannya, ia langsung sadar
"Dad... Kok, kenapa ini nama pengantin pria bisa berubah nama" Najwa menatap daddynya penuh pertanyaan "Dad, jawab Najwa dad !!"
Ahmed seketika diam tidak bisa menjawab walau sekatapun "Dad, mana Arkhan, kenapa jadi dia disebelahku" Tunjuk Najwa pada Xander, yang kini telah resmi menjadi suaminya.
Xander terdiam. Dia tidak bisa berkata apa-apa.
Jika boleh ia berteriak, lebih baik ia minggat dari acara ini
"Sayang, tenangnya dulu" Ahmed sudah mendekati putrinya
Najwa mulai melirik Xander dengan tatapan membunuh "Kenapa kamu yang duduk disebelahku kak? Maksud kakak apa? Aku tidak mau menikah denganmu!!.. Mana Arkhanku? Mana!! " Najwa sudah mencengkram jas yang dipakai oleh Xander
"Sayang. Lepaskan tanganmu. Kau tidak sopan dengan suamimu" Lerai Ahmed
Najwa kembali menatap Ahmed minta penjelasan "Apa yang terjadi daddy! Kenapa bisa berganti diaaaa!!!" Ucap Najwa sambil menunjuk-nunjuk muka Xander, dengan bringasnya
Mata Najwa sudah berderai.
Tangan Najwa kembali mencengkram kedua lengan Xander tanpa ampun. Sampai Xanderpun terlihat meringis karena tertusuk kuku Najwa yang agak runcing.
Sekali lagi, Xander diam tak bergeming. Menjawabpun percuma, nasi sudah menjadi bubur.
Ahmed merengkuh Najwa entah sudah berapa kali "Anakku.. Suami sahmu adalah Xander nak, bukan Arkhan" Ucapnya dengan mata yang sudah memerah
"Tidak bisa. aku tidak mau !! Mana Arkhanku daddy!!"
Ahmed tidak menjawab
Seketika, Najwa berdiri dan melepas genggaman Ahmed
Sambil berderai Najwa memberontak "Daddy, aku tidak pernah mencintai dia !!" Tunjuk Najwa pada Xander "Kenapa daddy tega menikahkan aku dengannya!!"
Ahmed yang tadinya duduk, akhirnya ikut berdiri mendekati putrinya
Bagaimanapun, Ahmed tidak sanggup melihat putrinya menangis dihari bahagianya, apalagi harus menjelaskan apa yang sesungguhnya terjadi kepada putrinya.
Ruangan yang tadinya sudah hilang dari tegang karena pernikahan,kini mulai tegang lagi karena pengantin wanita yang menolak untuk menerima Xander sebagai suaminya.
"Nak... Xander adalah laki laki yang telah menyelamatkan kamu agar tidak gagal menikah. Dia pemuda yang baik" Rayu Ahmed
"Tapi aku tidak mencintainya dad hwahiks. Sekarang dimana Arkhan? DIMANA DADDY !!!"
Wajah Najwa sudah seperti parit sawah yang hitam meleleh dipipi mulusnya. Eyeliner dan mascara, mungkin itulah yang menjadi penyebab lebarnya noda hitam, yang dibanjiri oleh airmata Najwa.
Dengan berat hati, akhirnya Ahmed berkata jujur "Arkhan telah tiada nak.. Ia tewas menuju kemari karena kecelakaan"
"Apa!!" Najwa mendongak dan menatap ayahnya, lalu, memukul dada Ahmed "Aku tidak percaya daddy.. Daddy pasti bercanda.. Aku ingin melihatnya dad.. SEKARANG!!!"
Najwa sudah kehilangan akal sehatnya. Ia mengurai tangan Ahmed, lalu berlari kedepan
Najwa sudah melepas dan membuang highheel nya
Ia lempar kesembarang arah
Xander dan Hassan, langsung mengejar Najwa, kemana arah Najwa berlari.
Dan, seluruh tamu undanganpun, ikut berhamburan, tapi lebih tepatnya, mereka hanya ingin menontonnya saja.
Kedua keluarga pengantin sudah panik
"Tuan bagaimana ini, apa yang harus kita lakukan" Anand ikutan panik
"Entahlah Nan, abang dan kakak sudah mengejarnya. Kita jangan ikut-ikutan"
Anand mengangguk pasrah
-
Hassan mengedarkan pandangannya dipintu keluar hotel
"Itu dia" Tunjuk Hassan sambil berlari
Begitu meraih pundak adiknya, ia menarik tangan Najwa dan meraihnya dalam pelukan.
Xander hanya bisa menyaksikan interaksi kakak adik tersebut. Ia tidak berani meraih apapun.
Terlalu sakit Xander mendengar bentakkannya
"Dia pikir, aku cinta apa sama dia. NGGAK!!! untuk bermimpi saja, aku tidak mau menikahi dia, apalagi kenyataan. Dasar gadis sombong" Umpat Xander dalam hati "Seharusnya, aku yang harus kecewa bukan? Seorang pria, menjadi korban, untuk menikahi gadis manja. Malang benar nasibku"
-
Mereka bertiga sudah diluar hotel.
Hassan terus menenangkan Najwa dengan merangkulnya. Sedangkan Xander, lagi lagi dia tidak tau harus berbuat apa.
Daripada menahan sesak, Xander segera berlari menuju parkiran, dimana mobil yang ia bawa, untuk segera dibutuhkan sekarang.
"Mana bisa Najwa tenang bang!! Arkhan bang!?Arkhan Hwaaaaa" Najwa menangis meraung raung
"Iya iya abang faham"
-
Kini, mobil sudah didepan mata. Xander memang cekatan, tau apa yang mereka butuhkan.
Tak disuruhpun, Xander langsung turun dari mobil dan membukakan pintu belakang untuk pasangan kakak beradik ini. Dan satu lagi, ia lebih memilih menyetir mobil daripada menenangkan bosnya.
Hassan dan Najwa sudah masuk dikursi belakang. Hassan tetap merangkul adiknya untuk menenangkannya.
Tak ada kata babibu, Xander langsung menancap gas menuju rumah sakit, dimana seluruh orang pengiring pengantin pria, 90% mengalami luka luka
-
Penampilan Najwa sudah acak acakan. Bahkan, senyuman yang tadi sempat terbit sebelum akad nikah berlangsung, kini, berubah seperti boneka seram.
Xander sudah tidak sanggup lagi untuk melihat wajah bosnya, yang kini telah ia nikahi dengan terpaksa.
🍥🍥🍥🍥🍥
Semoga terhibur....jangan lupa tinggalkan jejak terimakasih
Dirumah sakit
Mobil baru berhenti diparkiran rumah sakit.
Xander baru saja melepas seatbelt miliknya. Dan baru membuka lock agar pintu mobil bisa terbuka.
Begitu sudah bisa dibuka, Najwa langsung keluar dan berlari masuk kerumah sakit, meskipun tanpa alas kaki.
Najwa mungkin tidak merasa sakit pada kakinya, karena rasa itu sudah tertutup dengan mendengar kabar, kalau Arkhan telah meninggalkannya untuk selamanya
Tetapi, kedua pria jangkung ini yang ikut merasakan nyeri, dikala mereka melihat, dan harus mengejar gadis yang masih menggunakan kebaya sambil berlari tanpa rasa sakit
Masih diikuti kedua pemuda tampan yaitu Xander yang barusan sah menjadi suaminya, serta abangnya yaitu Hassan.
Banyak pasang mata yang menyaksikan aksi kejar kejaran seperti difilm.
Kini, mereka menyaksikannya dengan live.
Bahkan, ada yang sengaja mengabadikan momen tersebut lewat video.
-
Mereka telah sampai dimana gerombolan ibu ibu serta bapak bapak yang masih menggunakan baju sopan.
Dengan nafas terengah-engah, Hassan dan Xander berhenti mengejar Najwa.
Kini, dilorong pavilium telah didorong seonggok mayat dibrangkar yang sudah rapih diselimuti kain batik, yang akan disemayamkan dirumah duka terdahulu
Najwa, Hassan, Xander, mereka telah berdiri didepan jenazah Arkhan.
Najwa menatap beberapa orang yang masih menggunakan baju sopan. Mungkin, mereka semua adalah bagian dari keluarga calon pengantin laki laki.
Diantara mereka, ada salah satu orang yang dikenal oleh Najwa.
Begitu pula dengan seseorang yang dimaksud Najwa. Ternyata, mereka sudah saling mengenal.
Gimana tidak kenal ,dia adalah salah satu kakaknya Arkhan, yaitu Saif.
Saif mendekati Najwa yang masih bingung dalam kesedihan.
Mata Najwa sudah sembab. Ditambah, dengan tampang yang sudah kacau balau. Yaitu, sanggul kemana, lipstik kemana.
Najwa memang sudah menjadi tontonan publik
Ada yang penasaran dan merasa iba, ada juga yang mengejek seperti orang gila
Tetapi, begitu tau kronologisnya, semua dibuat terisis mendengar kisahnya
"Adik ipar..." Ucap Saif
Najwa langsung menoleh kearah Saif
"Bolehkah kami tetap memanggilmu dengan sebutan itu?" ada jedah.
Tetapi, Najwa masih tak bergeming. Seakan masih ingin kejelasan yang sebenar-benarnya, tentang seseorang yang berada dibalik kain batik yang sudah tertutup rapat sampai kewajah.
Saif sudah berdiri disamping mayat adiknya. Ia memegang kain yang tepat berada diwajah Arkhan
Saif membukanya dengan pelan "Inilah Arkhan. Calon suamimu" Ucap Saif yang sudah tercekat, dan tidak bisa berbicara apa apa lagi.
Najwa menutup mulutnya tidak percaya
Wajah Arkhan yang dulu gagah dan tampan, kini berubah menakutkan
Arkhan benar-benar pergi tanpa pamit.
Tubuh Najwa sudah bergetar menahan tangis. Ia merosot dan menangis histeria
Hassan yang mengetahui adiknya sudah banjir airmata, ia segera merangkulnya kembali.
"Tidaaaaaaaakkkkk...Hwaaaa hiks hiks. Arkhaaaannn..."
Najwa berusaha berdiri berpegang pada brangkar yang sudah ada jenazah Arkhan disana
"Kau pasti bercandakan Arkhan. Kau pasti berpura-pura tidur. Ini hanya prank kan, benarkan ? Kau berjanji, bahwa hari ini kau akan mengucap janji suci padaku. Bangun Arkhan. BANGUN !!! Sudah waktunya akad nikah. Lihatlah, lihatlah aku Arkhan. Aku sudah memakai baju pengantin kita. Lihat Arkhan! LIHAT !!!"
Najwa menjerit sambil ingin merobek bajunya
Najwa berdiri sambil tertawa dan menangis "Dan, aku sudah sangat cantik menyambutmu. Mana bajumu Arkhan. Mana Arkhaaan !!!"
Hassan menyuruh pada keluarga Arkhan, agar jenazah Arkhan segera dipulangkan
Hassan segera merengkuh kembali adiknya.
Ia ikut menangis. Ia peluk adiknya kedadanya
Sebagai abang, tentunya tidak akan tega melihat adiknya terpukul seperti itu.
Xanderpun ikut tak kuasa meneteskan airmata melihat Najwa menangis
Namun, Xander tetap berusaha kuat karena dia seorang laki laki. Hanya saja, ia tidak tega melihat tuan putrinya bersedih.
Xander segera menyekah airmatanya dengan cepat.
Xander mendekati mereka berdua. Karena brangkar yang membawa Arkhan, sudah dibawa kemobil ambulan, untuk meninggalkan rumah sakit
Najwa kembali histeris "Arkhaaaaaaan"
Bukkkk
Najwa jatuh pingsan, tepat dipangkuan Xander.
Kini giliran Xanderlah yang mengangkat istrinya, untuk membawanya ke ruang IGD
Xander dan Hassan berlarian menuju ruang tersebut
"Dokter, dokter. Tolong nona kami!" Teriak Xander, lupa kalau wanita yang diangkatnya adalah istrinya.
Perawat segera berlarian mendorong brangkar, untuk segera menolong calon pasien
Najwa sudah didorong masuk, diruang IGD
Xander mulai mondar mandir didepan pintu ruangan tersebut
Hassan yang melihat aksi Xander, benar benar dibikin pusing.
"Xan"
Xander menoleh
"Duduklah. Aku pusing melihatmu mondar mandir didepan pintu"
Xander diam. Ia hanya melirik Hassan tanpa bicara
"Aku benar-benar pusing melihatmu seperti setrikaan tau nggak"
Xander duduk dengan gamang "Aku juga pusing bang. Kalau terjadi apa apa dengan nona, tuan pasti akan marah bang pada kita"
"Kenapa marah. Kita capek Xander"
Xander menyugar rambutnya "Kita tidak bisa menjaganya" Suara Xander melirih, sambil menunduk gontai
-
Terdengar pintu ruangan IGD telah terbuka. Dan dokter yang menangani pasien sudah diambang pintu.
Xander langsung mendongak dari duduknya, lalu berlari mendekati dokternya bersama Hassan
"Bagaimana keadaan nona/adik saya dok" Diucap bersamaaan
"Adik kalian baik-baik saja. Dia hanya shok dan stres berlebih"
"Sekarang, apa boleh kami menemuinya dok"
"Silahkan"
"Terima kasih dok"
-
Najwa sudah sadar, dan sudah duduk. Kali ini, dia sudah diperbolehkan pulang, tanpa harus menginap
Dokter memberikan resep, untuk segera mereka tebus
Kali ini, Xander lebih memilih mengantri diapotik, untuk menebus obat
Sedangkan Hassan, ia mengalah untuk menemui Najwa adiknya
"Najwa"
"Bang hiks hiks" Mereka berdua kembali menangis dan berpelukan
Hassan mengurai pelukannya "Kita pulang sekarang?" Tawar Hassan.
Najwa hanya mengangguk saja karena agak pusing
"Baiklah ayo"
-
Setelah diambang pintu utama rumah sakit, Hassan dan Najwa menunggu Xander yang belum menampakkan wajahnya
Begitu Xander terlihat, Hassan segera meminta kunci mobil yang berada ditangan Xander
"Kontaknya Xan"
"Kontak??"
"Iya, sini in. Gantian aku yang mengemudinya"
Xander segera merogo saku celananya untuk mengambil kontak tersebut
"Ini bang"
Hassan segera meraih kontak tersebut "Dimana kau taruh mobilnya"
"Sebelah sana bang" Tunjuk Xander pada deretan mobil sebelah pos parkir
"Oh, tunggu kalian disini"
-
Kini Hassan sudah duduk dikursi kemudi
Ia segera melajukan mobilnya, untuk menjemput Najwa dan Xander
Hassan sudah menghentikan mobilnya didepan mereka berdua
Xander melongok jendela mobil depan yang sengaja dibuka oleh Hassan
"Duduklah kalian dibelakang berdua Xan"
"Bukannya aku saja yang menyetir bang"
"Tidak perlu. Masuklah kalian"
Xander lagi-lagi menyerah tanpa batas
Mereka segera duduk dibelakang, setelah mendapat perintah dari Hassan
Xander dan Najwa hanya terdiam tanpa bicara secuilpun
"Ehhem" Hassan berdehem "Tadi urusan administrasi sudah beres Xan?"
"Sudah bang"
"Minta ganti abang nggak?" Hassan melirik spion yang ada diatasnya
"Tidak perlu bang"
"Yang bener ??" Ledek Hassan
Xander hanya diam
"Eh iya, abang lupa. Najwa, sekarang menjadi tanggung jawabmu"
"ABAAAANNNNNNG!!!!!"
🍥🍥🍥🍥
Semoga terhibur...Jangan lupa like vote coment tengkiu love you all
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!