Siang itu di bandara dipenuhi dengan wartawan yang akan meliput kedatangan putri konglomerat Chandra Kusuma,yang baru datang dari inggris,
seorang wanita memakai masker berjalan keluar dari bandara,dan dengan cepat para wartawan menyerbu dan mencecar wanita itu dengan berbagai pertanyaan,
Namun saat wanita itu membuka maskernya,semua wartawan itu terkejut karena wanita itu bukanlah putri dari konglomerat Chandra Kusuma,
Disisi lain,,
seorang wanita memakai baju cleaning service terlihat keluar dari bandara dengan celingukan sana sini,
Perlahan dia berjalan menuju area parkir,dan wanita itu adalah Amelia Chandra Kusuma,yang sedang di incar oleh wartawan, Amelia menyamar karena tidak mau terekspos oleh wartawan,
Amel mencoba mencari tempat untuk bersembunyi, agar tak ketahuan oleh wartawan, namun sayangnya penciuman para wartawan itu sungguh tajam,dan dapat melihat pergerakan Amelia
hingga Amelia harus berlari agar tidak tertangkap oleh para wartawan,, hingga akhirnya Amelia masuk ke sembarang mobil,yang tengah parkir di bandara,
"pak supir tolong cepat jalankan mobilnya"ucap Amel dan entah kenapa supir itu langsung menuruti perkataan Amel,
Amel menghela nafas lega, kemudian menyandarkan tubuhnya pada kursi mobil
"hampir saja aku ketangkap basah"ujar Amel
"eeehmm"suara seorang pria berdehem
"astaga,ternyata ada orang disebelah gue"Amel terkejut mendengar suara itu,
"maaf mas aku numpang mobilnya gak pa' ya"ujar Amel dengan raut wajah malu
"sudah masuk mobil orang sembarangan baru permisi"jawab Juna dengan ketus
"iya maaf mas, soalnya darurat,kenalin mas namaku Amelia panggil saja Amel"ucap Amel sambil mengulurkan tangannya
"sudah tahu"Juna merasa kesal dengan Amel yang Sok akrab
"tahu apanya mas"tanya Amel yang tak paham
" ya nama kamu lah"Juna semakin kesal
"tahu dari mana"tanya Amel lagi
"dari TV"ucap Juna singkat
"ooooh,,kirain masnya peramal"kekeh Amel
"Pak supir tolong anterin aku ke club Moonlight ya"pinta Amel
"siang siang gini ke club, dasar wanita gak bener"gumam Juna dalam hati
"mas,,mas sini tak kasih tahu"Amel menarik tangan Juna, membuat tubuh Juna menempel pada tubuh Amel,
"lihat mas itu foto calon suamiku, terpampang nyata di papan reklame, gantengnya calon suamiku,jadi gak sabar pengen cepat ketemu"celoteh Amel
"ya jelas ganteng lah itu kan foto gue"gumam Juna dalam hati
Juna yang sedari tadi memakai masker,dan kacamata hitam, membuat Amel tak mengenali Juna,dan Juna memakai masker karena dia juga menghindari para wartawan,agar tidak terekspos,
Juna ke bandara adalah atas perintah mamanya, untuk menjemput Amel
"calon suamiku namanya Arjuna Suryanata CEO dari Suryanata Grup,keren kan mas"Amel tak henti hentinya mengoceh
"ya jelas keren lah,,dan gue terpaksa mau nikah sama lo,karena mama gue yang maksa, kalau bukan karena mama,mana mau gue nikah sama orang yang gak gue cintai"Juna terus bergumam dalam hati
mamanya Amel dan mamanya Juna,sudah bersahabat sejak lama,dan mereka sepakat untuk menjodohkan anak mereka
Amel setuju untuk menikah dengan Juna, karena dia memang sudah lama jatuh hati pada Juna,tapi lain halnya dengan Juna yang keberatan dengan perjodohan itu dan terpaksa menerima karena mamanya selalu mengancamnya dengan berbagai hal,
terdengar nada pesan masuk dari ponsel Juna,lalu Juna membaca pesan yang ternyata dari mamanya
("Juna kamu sudah menjemput Amel,?")
pesan dari Bu Laras mamanya Juna
("sudah ma")
("mana buktinya?")
Lalu Juna menjepret wajah Amel dari samping, Amel sedang memandang keluar jendela,
("foto Amel terkirim")
("ya sudah,antar dia kerumahnya")
("🙂")Juna mengirim emote
Lalu supir Juna yang bernama Romi menghentikan mobilnya di depan Club Moonlight,
"Mbak Amel sudah sampai di club"ucap Romi
"terimakasih banyak ya mas,dan pak supir"ucap Amel yang tidak dibalas Juna
Amel turun dari mobil Juna,,dan Juna menyuruh Romi menjalankan mobilnya
"kenapa bos pura' gak kenal sama non Amel"Romi penasaran dengan sikap bosnya itu,
"lihat orangnya aja males gue,lo liat sendiri kan,mana ada orang siang' ke club,mau ngapain coba, mau jadi mucikari, berarti semua berita di TV dan internet itu benar, kalau dia bukan wanita baik',,"Juna berpikir negatif
"hati' bos jangan kelewat benci, nanti jatuh cinta loh"celetuk Romi
"gue jatuh cinta sama dia,,jangan harap gue akan jatuh cinta sama dia, bahkan dalam mimpi sekalipun"tegas Juna
di sisi lain,,
setelah berhenti di depan Club,Amel menyebrang jalan, melewati pembatas jalan lalu menuju sebuah ruko berlantai dua,
"Amel,!"teriak Cindy sahabat Amel
"Cindy,!" Amel menghampiri Cindy,lalu keduanya berpelukan dengan hangat,
"kangen banget gue sama lo,udah lima tahun kita gak ketemu"ujar Cindy
"iya gue juga kangen banget sama lo"ucap Amel
Biasanya dua sahabat ini hanya berkomunikasi lewat ponsel secara intens
"kita masuk dulu yuk, lihatin dalam ruko,cocok gak buat kita buka cafe di disini"ajak Amel
"siap bestie"ucap Cindy
Walaupun Amel putri dari konglomerat,tapi dia lebih suka jadi orang yang mandiri, memilih memulai usahanya sendiri,
di rumah keluarga Chandra Kusuma*
Bu Riska sedang mondar mandir di ruang keluarga menunggu kedatangan Amel
"mana Amel, kenapa belum datang, masak barangnya udah nyampe orangnya entah kemana"gumam Bu Riska
"paling dia lagi sama si Cindy ma"sahut Ferdi
Ferdinand Chandra Kusuma adalah kakaknya,Amel
"mama gak melarang dia sama siapa tapi, harusnya dia pulang dulu, minimal kasih kabar biar kita gak khawatir, entah kapan dia bisa bersikap dewasa"Bu Riska ngomel
Tak berapa lama kemudian
"mama,,! Aku pulang"Amel masuk rumah dengan berteriak
"Amel kemana saja kamu, kenapa gak langsung pulang"Bu Riska marah
"maaf ma,,tadi Amel ketemu Cindy dulu,kita lihatin ruko yang nantinya mau kita jadikan cafe"jelas Amel
"ya sudah,kamu istirahat dulu, jangan lupa nanti malam Juna sama mamanya mau kesini,kamu jangan kemana mana"ujar Bu Riska
"beneran Juna mau kesini ma,"Amel girang
"iya,,tadi Tante Laras yang ngabari"ucap
Bu Riska
rencananya malam ini Bu Laras dan Bu Riska akan membahas pernikahan Amel dan Juna,yang akan dipercepat
Malam harinya,,
Ting-Tong!!
Suara bel rumah Amel berbunyi,ART membukakan pintu
"eeh Bu Laras,mari silahkan masuk"ucap ART
"Laras kamu sudah datang, Juna ayo masuk"ujar Bu Riska
"malam Tante,"sapa Juna sambil mencium tangan Bu Riska
"Amel mana,,Ris?"tanya Bu Laras
"bentar lagi dia turun,biasa anak gadis kalau dandan lama"kekeh Bu Riska
Sesaat kemudian Amel turun,lalu duduk disebelah Bu Riska
"malam Tante,,Tante apa kabar"sapa Amel
"malam sayang, kabar Tante baik"balas Bu Laras
"apa tadi Juna mengganggu kamu saat menjemput mu di bandara"tanya Bu Laras
Amel yang tak paham maksud Tante Laras,hanya menggaruk kepalanya yang tak gatal,
"gak kok Tante,"ucap Amel
"emangnya tadi Juna jemput kamu Amel?"tanya Bu Riska
"bener Riska,ini buktinya"Bu Laras menunjukkan foto Amel yang dikirim Juna,dan Amel ikut melihat foto itu,sontak Amel terkejut
"inikan gue tadi siang,kok bisa sih,jadi orang yang dimobil tadi siang itu Juna"Amel menatap tajam ke arah Juna,dan Juna cuek saja tak menghiraukan tatapan Amel
"Juna tahu gue dan pura' gak kenal sama gue,sebenci itukah lo sama gue Juna"gumam Amel dalam hati
~£Q~
Juna yang sadar dirinya sedang di tatap oleh Amel, kemudian beranjak dari duduknya
"Tante boleh saya bicara denga Amel"ujar Juna
"tentu saja boleh,Amel kamu ajak Juna gazebo sekarang"ucap Bu Riska
Lalu Juna menggandeng tangan Amel,menuju gazebo di taman samping rumah
"gak suka kok gandeng tangan"gumam Amel dalam hati
"dengar Amel,,kamu tahu kalau aku gak setuju dengan pernikahan ini,jadi kamu jangan berharap apapun dariku"ungkap Juna
"maksud mu berharap tentang apa tuan Arjuna"Amel menatap tajam Juna
"tentang perasaan mungkin atau apapun itu"Juna pun bingung menjelaskan
"tak kenal maka tak sayang,dan perasaan itu akan muncul dengan sendirinya kalau kita sudah saling mengenal satu sama lain"ucap Amel dengan yakin
"kalau gitu kita kenalan lagi, kalau tidak boleh berharap lebih, setidaknya kita bisa mulai berteman"
Amel mengulurkan tangannya pada Juna
"perkenalkan tuan Arjuna,aku Amelia Chandra Kusuma"lalu Juna menyambut uluran tangan Amel
"tidak perlu panggil tuan cukup Juna saja,kita hanya berteman tidak lebih"ucap Juna
"kita lihat saja nanti Juna,apa sebaiknya kita beri judul saja pada hubungan kita,, pertemanan dalam pernikahan atau teman rasa suami gitu"kekeh Amel
"Udah kayak drama aja pakai judul segala"sahut Juna
Dirasa sudah cukup berbicara dari hati kehati,Juna dan Amel masuk kembali kedalam rumah
"Amel ayo sini kita makan dulu, Juna kamu duduk disebelah Amel"ujar Bu Laras
"Juna aku dan mamamu sudah memutuskan agar kalian menikah bulan ini, tidak usah pakai tunangan, langsung menikah saja"ungkap Bu Riska
"apa tidak terlalu buru buru ma"ungkap Juna
"sudah kalian nurut saja "ujar Bu Laras
"ya udahlah terserah mama"jawab Juna dengan nada ketus
Keesokan harinya,,
"Juna nanti kamu antar Amel, fitting baju pengantin, sekalian beli cincin pernikahan"ujar Bu Laras
"heeem"jawab Juna singkat
"mama serius Juna"ujar Bu Laras
"iya iya, nanti aku antar dia"Juna bicara dengan tangan yang sibuk mengetik laptop
"kenapa wanita itu selalu merepotkan,mau menikah saja ribet banget"gumam Juna
Siang harinya Juna menjemput Amel,dan Amel yang sudah siap sedari tadi, langsung menghampiri Juna yang menunggu di dalam mobil
Amel masuk kedalam mobil Juna,Amel begitu terpesona melihat ketampanan Juna,dan membuat jantung Amel berdetak kencang
"MaaasyaAlloh gantengnya menyala mirip artis negeri wakanda Varel Bramastha"gumam Amel dalam hati
"semoga aja dia gak denger detak jantung gue"bisik Amel
"ngomong yang jelas,biar orang gak salah paham ujar Juna
"ayo jalan,,"Amel mengalihkan pembicaraan
Juna melajukan mobilnya menuju butik gaun pengantin yang terkenal di ibukota, setelah beberapa saat mengemudi mereka sampai di butik
Amel nampak begitu antusias dan buru' masuk ke dalam butik,Amel memilih beberapa gaun,yang cocok dengan seleranya, kemudian Amel mencoba gaun itu satu persatu
Juna hanya duduk di sofa sambil memainkan ponselnya,dia sama sekali tidak peduli dengan Amel yang sedang sibuk memilih dan mencoba gaun
"Juna lihat sini,bagus gak"Amel meminta pendapat Juna, mendengar suara Amel, fokus Juna teralihkan dari ponselnya,lalu menatap Amel dengan tatapan kagum
laki laki mana yang tidak tertarik dengan kecantikan Amel, yang parasnya dan bodynya mirip artis negeri wakanda Prilly Latuconsina
"ganti gaun yang lain"ucap Juna
Kemudian Amel mengganti dengan gaun yang lain, lalu menunjukkan pada Juna,, dan Juna yang tadinya acuh tak acuh mulai, menunjukkan rasa pedulinya pada Amel
"ini terlalu terbuka,,ganti"ucap Juna lagi
Setelah 5 kali gonta ganti gaun,Amel yang tadinya semangat,kini mulai kesal
"Juna,jadinya aku harus pakai yang mana?!"ucap Amel dengan nada kesal
"mbak gaun yang dipesan mama saya sudah ready"tanya Juna pada pelayan butik
"sudah mas,ini sudah dikemas"kata pelayan
"kamu kasihkan ke dia"Juna menunjuk Amel
"maksud kamu apa Juna,,! kamu ngerjain aku ya,!"ucap Amel sambil menghentakkan kakinya ke lantai, dengan wajah kesal dia masuk ke ruang ganti
Juna tersenyum puas karena sudah berhasil ngerjain Amel
"emang enak dikerjain"ujar Juna
Lalu keduanya pergi ke mall, untuk membeli cincin pernikahan,Amel yang masih kesal dengan kejadian di butik, hanya diam saja dengan wajah cemberut
Juna yang sedang mengemudi, sesekali melirik ke arah Amel,lalu Juna menyalakan musik, untuk memecah kesunyian,namun Amel mematikannya,dan itu terjadi sampai berulang kali, membuat Juna kesal
"maksud lo apa,ini mobil gue,lo jangan seenaknya sendiri"ujar Juna kesal
"gue gak suka musik"ujar Amel kata kata itu terucap begitu saja, padahal Amel paling suka dengerin musik
"kalau lo gak suka,lo tinggal turun dari mobil gue sekarang,!"Juna mulai emosi
"ok,,gue turun sekarang,lo Minggiran mobilnya atau gue akan lompat dari mobil sekarang"Amel mengancam
lalu Juna menghentikan mobilnya,Amel langsung turun dari mobil, tanpa mengatakan apapun,lalu berjalan menjauh dari mobil juna
"S!al, kalau dia sampai ngadu ke mama bisa habis gue di ceramahi mama"gumam juna
Lalu Juna turun dari mobil,dan mengejar Amel yang berjalan lumayan jauh dari mobil Juna
"Amel tunggu,,"Juna memanggil Amel sembari berlari kecil menghampiri Amel
Juna menarik tangan Amel, karena Juna menarik terlalu kuat, membuat tubuh Amel,jatuh kedalam pelukan Juna,suasana romantis pun terjadi, keduanya saling bertatapan mata, dengan tatapan yang dalam
Jantung Amel berdetak kencang,hal seperti inilah yang sering muncul dalam mimpi Amel, bedanya saat ini yang Amel rasakan bukanlah mimpi
lalu Juna mendorong pelan tubuh Amel agar menjauh dari tubuh Juna
"Mel,gue minta maaf,gue emosi tadi,dan omongan itu keluar gitu aja dari mulut gue, sekarang lo masuk lagi kedalam mobil"Juna mencoba membujuk Amel
"lo pikir gue ini pegawai lo, kalau lo suruh keluar gue harus keluar, kalau lo suruh masuk gue harus masuk,sorry Juna gak segampang itu"
Lalu Amel menjauh dari Juna dan menghentikan taksi yang lewat, kemudian Amel pergi meninggalkan Juna
"S!al,gue harus ngomong apa nanti sama mama,"Juna memukul Angin
Lalu terbesit di pikiran Juna untuk mengikuti Amel,Juna segera masuk ke dalam mobil,mengejar taksi yang di tumpangi Amel, untungnya taksi belum terlalu jauh,jadi Juna masih bisa mengikutinya
Amel berhenti didepan Club Moonlight kemudian membayar taksi,lalu Amel turun dari taksi berjalan menuju cafe
Juna yang mengawasi Amel dari jauh, merasa penasaran dengan apa yang akan dilakukan Amel
"kenapa dia suka sekali ke club, siang' lagi,"ujar Juna sambil terus mengawasi Amel
Lalu Amel menyebrang jalan melewati pembatas jalan menuju sebuah ruko, melihat itu Juna mengerutkan keningnya,karena penasaran Juna melajukan mobilnya dan berhenti tepat di depan Club Moonlight
"oooh ternyata gue salah paham sama
dia,,gue pikir dia beneran pergi ke Club"gumam Juna
lagian mas Juna ini juga aneh, yang namanya Club malam bukannya ya pasti malam,mana ada siang' club buka, kecuali club sepak bola 😁
~£Q~
Juna masih mengawasi Amel, kemudian dia mengambil ponselnya lalu menghubungi Romi
"Romi,lo cari tahu informasi Ruko yang ada di sebrang Club Moonlight sekarang"ujar Juna
"siap bos,,"jawab Romi
tak berapa lama kemudian terdengar nada pesan masuk di ponsel Juna, lalu Juna membaca pesan dari Romi yang berisikan informasi tentang Ruko yang didatangi Amel
"jadi dia mau buka cafe disini,apa gue gak salah, dia kan tuan putri dari CK Grup,masak mau buka cafe"gumam Juna
"aaah b*dh* amat,dia mau ngapain juga,bukan urusan gue, sekarang gue harus mikirin cara buat ngejelasin sama mama masalah gue dan Amel tadi"lalu Juna menjalankan mobilnya menuju kantor
Memang dasar anak mama,yang ada di pikiran Juna cuma menjaga perasaan mamanya,dan tidak mau memikirkan perasaan Amel
Sementara itu di Ruko,,
Amel masuk ke dalam Ruko sambil memasang wajah cemberut, kemudian duduk di kursi
"lo kenapa Mel,,kusut amat muka lo"tanya,Cindy
"gue lagi kesel sama Juna,,"jawab Amel
"gue gak salah denger,,lo si ratu bucin bisa kesel sama Juna,dah luntur cinta lo"goda Cindy
"luntur luntur,,emang pewarna kain luntur,,gue kesel karena dia tadi sengaja ngerjain gue"curhat Amel pada cindy
"ya bagus dong,,"ujar Cindy
"maksud lo,, bagus dimananya?"ucap Amel
"harusnya lo seneng,,berarti si Juna masih punya selera humor, orangnya gak kaku,gak seperti gosip yang beredar"jelas Cindy
masih punya selera humor,,
"bener juga sih,,terus gue harus gimana,dong sekarang"Amel merasa bingung
"ya gak tau,,lo pikir aja sendiri"ucap Cindy
"sudahlah gue urus itu nanti,, sekarang kita fokus ke cafe dulu"ujar Amel
"ini daftar orang yang melamar jadi karyawan,ini daftar furniture yang harus dibeli,ini daftar bahan untuk menu cafe, nanti yang lainnya nyusul"jelas Cindy sambil menumpuk berkas di depan Amel
"haha,,gak sia sia gue punya partner kaya lo,ok gue cek satu persatu dulu"lalu Amel meneliti berkas yang diberikan Cindy
"permisi mbak,,"suara seorang pria dari luar cafe
"ya,,ada perlu apa mas,,"tanya Cindy
"saya mau wawancara kerja"tutur pria itu
"oooh mau wawancara, kirain mau minta,donasi"ujar Cindy
"siapa ndy,?"tanya Amel
"calon karyawan lo,,"ucap Cindy
"permisi Bu,,saya mau wawancara"ucap Matthew
"nama lo siapa"tanya Amel
"Saya Matthew Abdul Aziz Bu"jawab Matthew
"Haha,,nama lo kok beda dengan penampilan lo, sorry gue gak bermaksud apa'"ujar Amel
Amel memperhatikan pria yang berbadan tinggi kurus kulit sawo matang dengan gaya rambut cepak
"gak pa' Bu,ini karena emak saya dulu pengen nikah sama bule,tapi malah dapetnya orang Betawi asli, jadi nama saya blasteran tapi body SNI"kekeh Matthew
"ok, perkenalkan diri lo secara lengkap"
"nama saya Matthew Abdul Aziz,usia 25 tahun, pendidikan terakhir S1"
"tunggu,, tunggu,,lo lulusan S1"Amel meneliti lagi profil Matthew,diberkas yang Cindy kasih
"lo kan lulusan S1, ngapain mau kerja di cafe,dan ini IPK kamu 3,50,keren kamu, banyak prestasi non akademik lagi,"Amel merasa aneh
"biasalah Bu persaingan ibukota,orang pinter kalah sama orang bejo,"kekeh Matthew
"ok,,gue terima lo,,dan lo kerja mulai hari ini,juga satu lagi jangan panggil gue Bu,,"
"baik Bu eeh bos,,tapi beneran saya langsung,kerja sekarang"tanya Matthew
"kenapa kamu gak mau?"ujar Amel
"ya mau lah Bu eeeh bos,mau bos"ucap Matthew
"tapi nama lo terlalu berat di mulut gue,,biar enak gue panggil Memet aja, gimana?"
Cindy yang mendengar ucapan Amel seketika langsung tertawa
"anak orang tu Mel,, jangan kebangetan lo"ucap Cindy sambil terkekeh
"Memet pun Memet lah bos,,dari pada saya nganggur di rumah di omelin emak saya terus"ungkap Memet
"begini amat nasib kaum duafa,mau dapet kerja harus ganti nama,"gumam Memet
"bagus,, sekarang ikut kita ke lantai atas,gue mau dekor ruang kerja gue"ujar Amel
"siap bos"jawab memet
Lalu Amel, Cindy dan Memet,naik kelantai dua
disisi lain*
Juna tak fokus dengan pekerjaannya dan masih memikirkan tentang alasan apa yang akan dia bilang sama mamanya,
alasan Juna selalu menuruti keinginan mamanya adalah karena mamanya memiliki riwayat penyakit jantung dan Juna tak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada mamanya, walaupun kadang keinginan mamanya selalu bertentangan dengan hatinya Juna
"Romi,,!"panggil Juna
Romi yang mendengar bosnya memanggil, bergegas mendatangi Juna di ruang kerjanya
"ada apa bos"tanya Romi
"gue mau lo cari tahu apa saja yang diperlukan di cafe"ucap Juna
"cafe yang mana bos?"tanya Romi
"lo mau gue tabok biar ingat,ya cafe si Amel lah,yang gue suruh selidiki tadi pagi"
"iya maaf bos,,saya lupa"ucap Romi
"ya sudah,lo cari tahu sekarang"
"baik bos"ucap Romi
Beberapa saat kemudian
"ini daftar furniture yang dibutuhkan di cafe non Amel bos"Romi memberikan sebuah map berkas lalu Juna menelitinya
"ok,lo beli semua barang ini, terus lo kirim ke cafe Amel sekarang"
"sekarang Bos,?"tanya Romi
"gak,,! Tunggu kiamat kurang dua hari "celetuk Juna dengan nada tinggi
"masih lama tu bos"celetuk Romi
"sekarang Romi,,!"tegas Juna
"iya,,iya bos,,saya kirim sekarang"kemudian Romi bergegas melaksanakan perintah Juna
Tak berapa lama kemudian di cafe Amel
seorang kurir membawa dua truk furniture
"Permisi,, permisi"suara kurir
"ada perlu apa mas" tanya Memet
"ini saya mau ngantar barang"jawab kurir
"tunggu bentar ya mas"Memet bergegas memanggil Amel
"Bos,,ada orang ngantar barang"ucap Memet
"barang apa met?"lalu ketiganya keluar dari,cafe
"permisi mbak,,ini barang barangnya mau di taruh dimana"tanya kurir
"ini lo yang beli ndy"tanya Amel
"bukan gue Mel"ujar Cindy
"Terus siapa dong"Amel penasaran
"ini di nota tertulis Arjuna Suryanata mbak"lalu kurir itu memberikan nota pada Amel
Lalu Amel mengambil nota itu dan mengeceknya,benar saja memang Juna yang mengirim semua barang itu
"hahaha,,"Cindy tertawa lepas
"dia pikir kita ini mau jual perabotan apa, sebanyak ini mau ditaruh di mana coba"kekeh Cindy
"ya udah taruh di dalam aja semua,Met lo bantuin mereka masukin baran
"siap bos"
"calon suami lo ternyata perhatian ya Mel,gak nyangka gue kalau dia bakal beliin ini semua"
"dari mana lah dia dapet info tentang cafe gue"Amel mencoba menebak
"gue tahu,, pasti dia dapet info dari si Lexi Kakak gue, soalnya dia yang bantuin gue ngelist semua barang"ucap Cindy
"tapi kan gak semua barang,yang ada di list itu mau kita pakai semua, niatnya sih bagus tapi gak gini juga kali"Amel tak paham maksud Juna
"tapi lo happy kan,dapet kiriman dari ayang lo itu,"kekeh Cindy
Mendengar ucapan Cindy,Amel tersenyum lebar, lalu masuk kedalam cafe,
~£Q~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!