Suara keras yang di hasilkan dari speaker ponsel milik seorang pria, menghentak Tante nya nya yang baru saja datang membeli sarapan.
Pria itu adalah Niko Dinata — umur 23 tahun, perawakan yang ideal, tinggi badan 177cm — rambut belah dua bergaya mullet, ada bekas luka jahitan akibat kecelakaan maut.
Ya, nasib pria itu ditinggal mati oleh kedua orang tuanya saat perjalanan pulang liburan dari Bandung.
Mobilnya, tidak sengaja ditabrak dari belakang oleh pengendara lain di Tol Cipali saat perjalanan pulang ke arah Cirebon.
"Main game terus ya kamu Niko, kamu kapan niatan cari kerja nya? jangan numpang terus di rumah tante dengan malas-malasan" Omel Kiara sambil menghela nafas nya sedikit.
Kiara adalah adik kandung dari ibunya Niko. Beliau mau menampung Niko di rumahnya dengan senang hati. Niko sekarang tinggal bersama Tante, beserta suami dan anaknya yang bernama Anggi.
Tidak ada jawaban dari pemuda itu, Niko lebih memilih fokus menatap layar kaca di ponsel nya dalam posisi miring.
"Niko Dinata. Dengar gak sih yang tante bilang barusan!"
"Hm" Niko menyahutnya.
"Cepat kamu mandi terus sarapan, kamu bukan anak kecil yang mau nya di suruh-suruh saja"
Betapa sewotnya Kiara melihat kelakuan Niko yang malasnya minta ampun.
Setelah game nya berakhir kalah, Niko berdiri dari tempat duduk, dia malah pergi keluar rumah untuk mencari angin.
Hembusan angin itu tiba-tiba menerbangkan anak rambut seorang gadis yang sedang berjalan melewati depan rumah saat itu.
Niko melihat keanggunan gadis itu.
Anehnya, Niko belum pernah melihat dia sebelum nya di dekat rumah.
"Apa dia tetangga baru?." Batin Niko sambil mengerutkan kening.
Merasa diperhatikan. Eca menoleh ke arah Niko, dan Niko membuang wajah nya cepat-cepat biar tidak membuatnya risih.
"Siapa sih, ga jelas banget." gumam Eca pada dirinya sendiri.
Karena penasaran Niko mengikuti nya dari belakang, matanya tercoreng karena Hanif selaku pacarnya telah menjemput nya untuk pergi ke kampus bersama.
Eca Permatasari gadis berusia 21 Tahun, seorang mahasiswi jurusan akutansi di Universitas UNTAG Kota Cirebon.
Di kampus nya, Eca baru saja menyelesaikan studi akhirnya di semester 5. Selain mempunyai wajah seperti boneka, Eca juga terbilang aktif menjalankan ekstrakurikuler di kampus nya.
Tak heran kalau Eca di kagumi banyak kaum Adam, bahkan banyak yang mengharapkan Eca putus dengan Hanif di kampus nya.
Kita balik lagi ke arah Niko yang kini sedang berada di pasar tradisional, yang dimana pasar ini selalu ramai sepanjang hari.
Bruk!!
Kaki sebelah Niko terangkat di kursi — menakutkan pedagang sayur yang ada disana.
"Iuran keamanan mingguan, cepat" Pinta Niko sambil menadahkan telapak tangan.
Pedagang itu memberinya uang 10 ribu, dan Niko beralih ke tempat lain sampai akhirnya uang terkumpul 100ribu lebih.
Senyum di wajahnya seketika mengembang ketika sedang menghitung hasil palak nya Minggu ini.
"Yes, Ini lebih dari cukup" Kata Niko.
Niko pergi dari area pasar, menghampiri rumah makan untuk membeli makanan enak yang sekiranya cukup untuk mengisi perut seorang ibu dan anak yang sedang kelaparan di kolong jembatan.
Di sisi lain, ada Eca sedang berjalan pulang untuk singgah ke tempat makan bersama kedua teman nya, tiba-tiba saja...
Brak!!
Baru saja Niko keluar dari rumah makan padang, seluruh makanan yang di belinya itu jatuh mengenaskan di trotoar, Bersama dengan gadis itu yang tersungkur di trotoar.
Niko mengeraskan rahang karena tidak puas, melihat lalu terdiam siapa yang telah menabraknya.
Valeska terhentak, langsung menolong Eca untuk bangun dari trotoar.
"Maaf mas, saya kurang fokus liat jalan, aduh makanan nya — mau saya gann...tiii gak" Eca melambatkan suara ketika melihat wajah Niko.
"Lah, kamu yang tadi pagi?. Kamu tetangga Eca bukan sih?" Tanya Eca lanjut bicara.
Risma menyela obrolan untuk ngedumel "Dih, cowok macam apa engga minta maaf duluan"
"Cepat, kamu ganti makanan yang sudah kamu jatuhkan" Pinta Niko dengan tatapan tajam.
"Si anying bukan nya minta maaf, malah maki-maki cewek!" Protes Valeska.
"Tau tuh, cowok macam apa kata gitu!" Sambung Risma.
Eca menahan sewot teman-teman nya "Sudah biarin Ris, Vale, kita masuk dulu ke rumah makan, ga enak di lihatin" Kata Eca.
Niko menyeringai dengan senyuman licik.
Dua bungkus makanan utuh telah di ganti oleh Eca, disini Niko asal pergi tanpa pamitan dan berterima kasih.
Membuat Risma dan Valeska tak henti-henti nya untuk menggeleng kepala dan mengurut dada sabar.
Saat kembali memesan makanan, Eca melihat isi dompet nya yang kosong melompong tanpa ada isi uang kertas di dalamnya.
Uangnya sudah habis untuk membeli ganti rugi makanan pria itu.
"Kita pulang saja yuk" Ajak Eca.
"Eh, ga jadi makan nya?" Kata Risma
Eca menggeleng kepala, dia langsung menggeret kedua lengan temannya menuju halte yang dimana nantinya dia akan memesan ojek online, untung saja papahnya sudah mengisi saldo di aplikasi gojek milik Eca.
Di kolong jembatan, Niko langsung memberi dua bungkus makanan untuk ibu dan anak yang sedang tertidur karena menahan lapar.
"Bu, maaf Niko telat kasih makan sore nya, tadi ada cewek resek yang buat masalah ke Niko"
"Terima kasih nak, semoga Allah membalas kebaikan kamu" Ucap seorang tunawisma itu.
"Amin" Kata Niko dengan tersenyum, lalu dia meraih ponsel nya karena merasa bergetar di saku celananya.
Niko membuka kunci ponsel nya, lalu menggeser tombol hijau ke atas dan menempelkan benda pipih itu di telinga nya.
"Niko kamu lagi ada dimana?, motor nya mau dipakai sama Tante, cepat kamu pulang ke rumah" Titah Kiara.
"Oh iya tan maaf, Niko otw pulang Tan, tunggu" Kata Niko.
Setelah telepon itu dimatikan, Niko berpamitan ke tunawisma itu dan pulang ke kediaman rumah nya.
"Jaga rumah dulu ya Niko, kamu jangan kemana-mana, Anggi lagi ada eskul di sekolah, dia pulang sedikit telat" Kata Kiara.
"Um Herman juga belum pulang Tan?" Tanya Niko.
"Belum, suami Tante lembur kerja hari ini" Jawab Kiara sambil menyalakan mesin motor dan berpamitan ke Niko.
"Hati-hati di jalan tante?" Kata Niko.
Setelah Kiara sudah pergi menjauh, Niko langsung berbalik badan mengarah ke pintu rumah.
Seseorang tiba-tiba datang, menghalang Niko yang ingin masuk ke dalam rumah.
"Tunggu, apa kamu Niko Dinata?" Kata orang itu.
"Iya um" Jawab Niko.
Niko mengerut kening samar "Kok kaya kenal sih um" Katanya.
Tiba-tiba Eca menghampiri papahnya yang akan mengobrol dengan Niko.
"Papah sedang apa disini?" Sahut Eca.
Keadaan menghening setelah Eca melihat Sang ayah sedang bertatapan wajah dengan Niko Dinata.
"Papah kenal sama orang ini?" Kata Eca.
"Iya, papah ingat wajah orang ini, dia juga ada bekas luka di pundaknya, papah yakin dia korban kecelakaan yang selamat" Jawab Pak Roby.
"Apa!!" Eca membeo.
**
Flashback on
Dua tahun yang lalu saat Niko berusia 21 tahun.
Di suatu keluarga orang kaya yang di tengahnya ada seorang pria yang bukan lain itu adalah Niko Dinata.
Ingin pulang dari Bandung yang kebetulan Niko, ayah dan ibunya saat itu sedang berlibur di sebuah villa terbesar di kota itu.
Melewati sebuah rangkaian acara di perusahaan terbesar yang ayah nya pegang kala itu.
Awalnya mereka pulang tanpa hambatan dengan mobil pribadi nya, sialnya saat mereka berada di tol Cipali, mobil itu mendadak mesin nya mati di tengah jalan.
Membuat mobil sedan berwarna hitam milik Pak Roby dari arah belakang menghantam nya, hingga mobil yang di tumpangi Niko terbalik mengenaskan.
Kedua orang tua Niko meninggal di tempat, sedangkan Niko sendiri selamat dari maut dalam keadaan posisi pundaknya terhempit oleh pintu mobil sambil meringis minta tolong.
Saat di tolong dan di bawa ke rumah sakit, Niko dinyatakan koma selama berminggu-minggu.
Tuhan masih sayang ke Niko dengan memberi nya keselamatan untuk melanjutkan hidup, tapi kenapa tuhan memberi takdir untuk Niko menjadi preman pasar dalam kondisi nya yang sekarang?
Ya, setiap manusia memiliki alur hidup yang berbeda-beda. Tuhan maha adil dengan membolak-balikkan takdir secepat kilat.
Faktanya setelah kecelakaan itu, Pak Roby langsung mengajak Niko untuk masuk ke perusahaan nya yang dia pegang sampai saat ini, Niko pun Nerima tawaran itu dan masuk sebagai jajaran orang penting di perusahaan nya.
Berkat kepintaran Niko, perusahaan yang sedang di kembangkan oleh Pak Roby sekejap berubah total menjadi perusahaan terbesar dengan pemasukan yang sangat tinggi.
Hal itu sangat di apresiasi oleh Pak Roby, namun itu berlangsung singkat setelah paman nya yang bernama Rudi langsung membawa Niko ke panti asuhan untuk melanjutkan hidup.
Di panti asuhan, Niko menjadi orang yang pendiam dan tidak banyak bicara, rasa trauma masih menghantui nya dan juga dia masih terbayang-bayang dengan wajah sang ibu yang meninggal dalam keadaan mengeluarkan air mata.
Setiap nasihat dari sang ibu selama masih hidup, masih terekam jelas di memori otak nya.
Niko di panti asuhan terbilang cukup lama, hampir satu tahun disana.
Kiara memutuskan membawa Niko dari panti asuhan, Kiara terus memotivasi hidup nya sampai Niko benar-benar bangkit dari keterpurukan nya.
Tapi itu di luar ekspektasi nya Kiara, Niko menjadi gelap dan dia menjadi preman di sebuah pasar hingga sekarang, rasa putus asa lah yang mengubah hidupnya menjadi seorang penjahat.
Flashback Off.
**
Respon pertama yang Niko berikan kepada seseorang yang tengah mengobrol tepat di depan matanya adalah kerutan alis. Pemuda itu membawa tampang bingung nya saat melihat ada Eca tengah bersama orang yang membuat orang tua nya tiada.
"Maaf um, ini anak um?" Tanya Niko dengan sopan. Ngiranya Eca datang untuk melabrak Niko saat itu tapi itu diluar ekspektasi nya.
"Iya ini anak um, kamu Niko kan? Almarhum ibu Amelia dan bapak Suhendra?" Kata Pak Robby.
"Iya um saya Niko Dinata yang membantu perusahaan um pasca kecelakaan itu" Confess Niko.
Pria paruh baya itu menghela nafas lega, tersenyum penuh arti, sebelum memeluk Niko begitu saja. Membuat anak gadis yang sedang bersamanya nya terkejut.
"Jangan hilang lagi ya nak, maafin um yang tidak bisa mencari mu selama kamu menghilang saat kerja di perusahaan um"
"Maaf um tiba-tiba menghilang gak kasih kabar, dulu Niko mendadak dibawa paman ke panti asuhan um" Kata nino
"Pa-pah maksudnya apa ini?" Kata Eca masih mempertahankan bingung nya tentang situasi yang tepat di depan bola matanya.
Melepaskan pelukannya, pria itu mengulurkan tangan dengan senyuman tulus "Mau kembali kerja di perusahaan um?"
Niko langsung membungkuk untuk mencium punggung pergelangan tangan dari Pak Roby tanpa menjawab pertanyaan darinya.
Eca bersalah sangka, dipikiran dia adalah cowok yang tak mempunyai tata krama saat bertemu dengan nya di depan rumah makan padang. Bahkan sampai membuat kedua teman nya marah-marah ke Niko.
"Maaf yah ini salah um sudah buat hidup kamu jadi sendirian dan kesusahan" Kata Pak Roby.
Niko menggeleng kepala "Um ga perlu minta maaf seperti itu, Hidup Niko juga bukan tanggung jawab um, sampai ingin bawa Niko kembali ke perusahaan um" Kata Niko yang bingung ingin merespon seperti apa.
"Berkat kamu perusahaan um jadi lebih maju dan pemasukan nya sangat luar biasa, setelah kamu menghilang, perusahaan um kembali sepi, tidak ada orang hebat yang bisa menggantikan kamu" Kata Pak Roby.
"Hm—" Kata Niko sambil melirik wajah Eca yang begitu sangat manis.
"Oh iya Niko kenalin ini anak um, dulu um pernah cerita ke anak gadis um tentang pemuda yang ingin um kenalin ke dia, tapi kamu lebih dulu menghilang"
Eca mengulurkan tangan nya sambil menyebutkan nama "Eca Permatasari, panggil saja Eca"
Niko menjawab uluran tangannya dengan tersenyum "Niko Dinata"
"Oh iya Niko sekarang kamu tinggal bersama siapa di rumah ini?" Tanya Pak Roby.
"Sama Tante Kiara um, adik kandung nya almarhum Bu Amelia" Jawab Niko.
"Oh jadi yang barusan pergi naik motor itu Tante kamu ya?" Kata Pak Roby.
"Iya um, dikira Niko um tidak ngelihat Tante Kiara waktu pergi" Jawab Niko.
"Eca, Niko" Panggil Pak Roby tiba-tiba.
Keduanya langsung menjawab kompak.
"Iya um" "Iya Pah"
Pak Roby langsung menggandeng pergelangan tangan mereka, Membawa nya masuk ke dalam mansion mewah nya yang dilapisi emas.
"Mamah, Tiffany — papah pulang" Teriak Pak Roby memanggil keluarga nya.
"Iya pah" Sahut Tiffany dari balik sofa, seketika matanya memincing melihat seseorang yang sangat tidak dia kenal hadir di rumahnya.
"Pah, itu kan?" Kata Tiffany menggantung kata
"Ini Niko, cowok yang kamu taksir dulu saat papah bawa kamu ke perusahaan" Kata Pak Roby.
"HAH, teteh naksir orang itu?" Kata Eca.
"Iya dulu teteh sempat suka, kalau dia ga pergi mungkin teteh sudah di jodohkan sama dia" Kata Tiffany.
"HAH" Eca dan Niko kompak membeo.
Bu Susilowati datang menghampiri ketika ada teriakan dari suaminya "Iya pah selamat datang, mau makan?" Katanya sambil menyalimi tangan nya.
"Jangan buat papah malu, lagi ada tamu" Desis Pak Roby menunjuk seorang Niko
Bu Susi langsung menoleh ke arah Niko "Dia siapa pah?"
"Duduk dulu" Titah Pak Robby.
"Niko tolong kamu panggil Tante kamu yang ada di rumah untuk ke rumah um ya" Pinta um Roby, Niko langsung menurut dan menelpon Tante Kiara.
Kebetulan posisi Kiara saat itu sudah kembali dari Alfamart, saat di telpon dan di beri tahu Niko yang sudah berada di kediaman rumah Pak Roby, Kiara langsung menuju ke tempat Niko berada.
Disini pak Roby langsung membicarakan sesuatu langsung ke inti.
"Untuk Niko dan Ibu Kiara saya minta maaf atas undangan dadakan ini, berhubung kalian disini saya mau bilang sesuatu tentang perjodohan Niko dengan anak saya Eca."
"HAH"
Selain mendadak bersuara melengking seperti burung beo, kedua bola mata Eca juga nyaris menggelinding.
Kedua orang tua Eca nampak serius dengan perjodohan nya, untuk menebus dosa besar yang telah mereka lakukan sampai membuat kedua orang tua Niko meninggal dunia.
"Um tidak mau hidup kamu menderita, semua fasilitas kerjaan, tempat tinggal, dan akomodasi lainnya nanti biar um yang urus, itulah kenapa alasan um jodohin kamu dengan anak um" Kata Pak Roby.
"Pah, gimana dengan kuliah Eca nanti, Eca harus fokus menyusun proposal skripsi pah, belum lagi nanti ada KKN, terus Eca juga harus nyari lowongan intership buat magang kerja, tugas kuliah Eca banyak pah!" Protes Eca.
"Saya bantu" Langsung di jawab Niko.
Eca melirik Niko "Emang kamu bisa? kamu juga nganggur kan? Ga tau menahu tentang pendidikan kuliah"
"Cukup sampai situ bicaranya kamu eca, kalau Niko ga bisa apa-apa kenapa perusahaan papah bisa maju" Tukas Pak Roby.
Kiara sedikit mengerut kening "Maaf pak, saya sedikit lancang bertanya, perusahaan apa ya?" Katanya.
"Ini perihal perusahaan saya bu, yang menawarkan produk sepatu kekinian, dulu Niko membantu perusahaan saya sampai omset penjualan perusahaan meningkat sangat pesat"
Kiara dengan wajah terkejut dan bangga langsung menoleh ke Niko, lalu langsung menyetujui perjodohan nya dengan Eca.
"Saya setuju dengan perjodohan nya, karena Niko sendiri kalau tidak ada yang memberinya kasih sayang, dia akan semakin malas, takutnya potensi dalam dirinya hilang" Begitu kata Kiara yang mulutnya sangat licin untuk mengatakan itu.
Eca menunduk kepala malas setelah mendengar perkataan tantenya Niko.
Tiffany mengangkat tangan "Fany juga setuju"
"Ibu setuju" Ini kata Bu Susilowati.
Niko mengangguk dengan senyum ketika Pak Roby melihatnya. "Niko setuju um"
"Oke um juga setuju"
Setelah semua keluarganya setuju, mau gak mau Eca harus menerima kenyataan tentang perjodohan dari orang tuanya.
"Eca setuju pah" Kata Eca.
Tak lama berselang Pak Roby menyuruh Tiffany untuk mengambil sepaket cincin pertunangannya.
Ya, beliau satu ini emang dari dulu sudah merencanakan perjodohan anak gadis bungsu nya dengan orang yang beliau hancur kan hidupnya.
"Ini pah" Kata Tiffany memberi sebuah kotak kecil yang di dalam nya ada cincin emas seberat 4 gram untuk wanita, dan untuk pria sendiri beratnya 7 gram.
"Um ini berapa harga cincinnya, Niko yang bayar mumpung Niko masih nyimpan uang lebih sepeninggalan orang tua" Kata Niko.
"Ga perlu Niko, Simpan saja uangnya buat kehidupan kamu setelah menikah" Jawab Pak Rudy.
Kiara menyela obrolan "Niko mending kamu pakai uang nya sebagian buat mahar nya Eca"
"Oh iya" Kata Niko menatap wajah Kiara, lalu dia menatap wajah Eca "Eca maaf, untuk mahar kamu mau menerima berapa dari saya"
Tiffany menyenggol pinggang Eca dengan lutut tangannya. "5 miliar" Celotehnya dalam bisikan.
Eca berdecak lalu menatap serius ke Niko untuk menjawab pertanyaan nya "Uang dua juta rupiah dan perlengkapan alat sholat untuk Eca"
"Dan juga Eca ada sebuah permintaan untuk kamu Niko, kamu nanti akan jadi calon suami baik Eca, Eca gamau lihat penampilan kamu yang seperti ini, itu yang pertama"
"Yang kedua, kamu harus bisa bimbing Eca jika Eca berjalan ke jalan yang salah"
"Yang terakhir, kamu harus bantu ngerjain tugas kuliah Eca di kampus dari balik layar"
"Kamu sanggup?" Kata Eca.
"SANGGUP!" Tegas Niko tanpa memberi jeda untuk memikir.
Mendadak Pak Roby menepuk tangan, Tiffany , Bu Susilowati dan Tante Kiara juga ikut menepuk tangan.
"Itu baru cowok yang dapat di andalkan, jangan cuma bisa main game dan bermalas-malasan dirumah" Ini kata Kiara.
"Apa sih tante, ga di rumah ga disini ngomel mulu" Jawab Niko.
Sebelum Niko dan Kiara pulang ke rumah, mereka ditahan oleh Pak Roby yang sudah menyiapkan sebuah makan malam untuk syukuran kecil nya.
Niko memakan hidangan dengan penuh nikmat, Eca menoleh lalu mengerut kening.
"Sore tadi kamu beli dua nasi Padang sekarang makan lagi?, gak kenyang apa" Kata Eca.
Niko menggerakan bola matanya mengarah ke wajah Eca, lalu dia memilih ga menjawab apa-apa.
Karena Niko tidak mau kebaikan pada dirinya di umbar-umbar.
"Kenapa ga jawab sih aa" Kata Eca
Niko mengalihkan pembicaraan lain "Yang tadi pagi yang antar kamu ke kampus, cowok kamu?"
Mendadak sekali Niko berbicara seperti itu, sampai membuat Eca panik mengambil minuman yang ada di dekatnya karena sedang tersedak makanan.
"Eca hampir lupa tentang Hanif!!" Kata Eca.
Hanif Naufal nama panjangnya, teman-teman nya biasa memanggilnya Hanif, kekasih Eca yang hampir 2 tahun bersama.
Suatu moment tertentu membuat Eca melupakan kekasihnya, emang parah sekali gadis satu ini.
"Bisa kamu putusin, jangan lebay" Kata Tiffany.
"Bisa putusin? Teteh ih, hubungan neng ga seremeh itu, neng juga sudah dua tahun sama dia" Kata Eca.
Apit tak henti-henti nya tersenyum, karena dia sendiri belum saling kenal dengan keduanya, mendengar secara baik apa yang mereka bicarakan.
Sampai akhirnya, acara perjodohan selesai dia pun langsung pergi menuju rumah tante nya.
Eca tidak mencegah, hanya saja Tiffany yang sedikit mengejar kepergian nya untuk mengucapkan sesuatu.
"Maaf Niko, untuk masalah Eca, dia orang nya mudah tersinggung dan mudah marah — kadang juga cengeng, tapi dia paling mudah untuk di dekatin..."
"Hm gitu, thanks infonya" Jawab Niko yang begitu jutek, membuat Tiffany menggeleng kepala dengan senyuman.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!