Akhir abad ke-20 kalender Masehi, teknologi yang dikembangkan oleh manusia telah bekembang secara signifikan. Dan salah satu dari teknologi tersebut, yaitu Virtual Box telah mengalami peningkatan yang sangat pesat.
Sekarang manusia tidak hanya dapat melihat game virtual berbekal Virtual Box, namun mereka juga dapat langsung merasakan langsung sensasi dunia virtual tersebut melalui Virtual Box yang telah ditingkatkan ini.
Maka dari itu juga, sejak terciptanya benda ini sudah banyak orang maupun kelompok yang mencoba peruntungan mereka dalam bidang game virtual. Namun begitulah jalannya dunia, tidak semua kelompok ini berhasil meraup untung dari penjualan game mereka.
Sebagian dapat disebut untung namun sebagian lagi tidak dapat disebut mendapatkan sepeserpun keuntungan dari game mereka. Tercatat sudah puluhan perusahaan mencoba membuat game virtual mereka sendiri.
Pada masa itu juga sangat banyak produser produser game virtual merauk untung besar besaran serta banyak juga produser game yang langsung gulung tikar meski game mereka belum berusia sepuluh tahun.
Tapi satu hal yang pasti adalah tidak ada produser game yang berhasil bertahan selama setengah abad, kebanyakan akan langsung tutup setelah beroperasi sekitar sepuluh tahun.
Dan jika mereka beruntung akan berhasil beroperasi sekita dua puluh tahun atau lebih. Meski dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar namun tetap saja banyak produser game yang terus berusaha mengembangkan serta menciptakan game virtual.
Meski pada akhirnya mereka juga akan tersingkir setelah beberapa tahun berdiri tapi hal itu tidak menyurutkan minat mereka dalam produksi game virtual.
Dan salah satu dari mereka adalah yang baru-baru ini diberitakan dimana-mana. Fairy Tale Company, sebuah perusahaan yang baru-baru sempat menjadi sorotan publik dengan game virtual ciptaan mereka yaitu Etheria Realms.
Hal ini bukan karena pemandangan yang ada didalam game itu, melainkan karena Fairy Tale Co. menyediakan sistem dimana pemain bisa menukarkan mata uang dalam game menjadi mata uang dunia nyata.
Yang mengartikan hanya dengan bermain game saja, seorang pengangguran dapat menghasilkan uang setara dengan gaji seorang dokter bahkan pengacara.
Hal ini juga menciptakan berbagai pertanyaan tentang seberapa besar modal yang dimiliki oleh Fairy Tale Company, bahkan ada yang sempat meragukan sistem tersebut. Mengingat Fairy Tale Co. merupakan perusahaan game yang namanya baru terdengar, membuat hal itu dapat diwajarkan.
Normalnya orang orang hanya memandang sebuah game sebagai dunia kedua mereka, tempat bebas dimana mereka bisa mencari hiburan dari beratnya kehidupan di dunia nyata.
Namun karena sebuah sistem yang diterapkan oleh Fairy Tale Co. di game mereka, yang membuat Etheria Realms memiliki tingkat realitas yang sangat mendekati dunia nyata.
Banyak yang berpikir bahwa Fairy Tale Co. mengambil langkah yang sangat pintar, mengingat dulu juga ada game serupa yang mengusung tingkat realitas yang sama, namun tidak berhasil bertahan lama karena jumlah pemain yang menurun tiap tahunnya.
Fairy Tale Co. disisi lain selain membuat game mereka sedekat mungkin dengan dunia nyata, juga menyediakan sistem penukaran mata uang untuk menarik minat pemain demi memainkan game mereka, dengan begini pemain akan berpikir dua kali tuk meninggalkan Etheria Realms.
Namun yang menjadi masalah utamanya adalah keraguan para pemain dengan sistem penukaran mata uang ini, mengingat Fairy Tale Co. juga merupakan perusahaan game yang namanya baru baru ini naik daun.
Keraguan itu nyatanya segera menghilang, saat Fairy Tale Co. mengungkapkan bahwa dibutuhkan Virtual Box khusus yang telah ditanami Chip game mereka didalamnya. Sehingga selain perlu membeli Virtual Box baru, pemain juga dikatakan perlu membayar biaya bulanan tuk bisa terus bermain Etheria Realms.
Hal tersebut ternyata sempat menuai pro dan kontra, namun disisi lain tidak sedikit juga orang yang memuji Fairy Tale Co. dengan langkah cerdas yang mereka lakukan tuk membuat pemain memainkan game mereka dan disisi lain terus meraup keuntungan.
Sistem penukaran mata uang ternyata juga tidak semata-mata berhasil membuat game tersebut kebanjiran pemain. Nyatanya dihari pertama perilisan game tersebut, jumlah pemain yang memainkannya hanya berkisar diangka ribuan.
Meski nyatanya hal tersebut tidak berlangsung terlalu lama, jumlah pemain aktif di Etheria Realms secara perlahan meningkat drastis dari hari ke hari. Meskipun terdapat beberapa sistem yang membuat repot pemain, nyatanya hal itu tidak menjadi sebuah halangan tuk bertambahnya pemain baru.
Dan seminggu setelah Etheria Realms resmi dirilis, game tersebut telah memiliki total milyaran pemain aktif yang terus bertambah setiap harinya. Hal ini juga secara tidak langsung membuat Fairy Tale Co. semakin diperhitungkan, serta membuat mereka semakin sering tersorot oleh kamera.
----->><<-----
Seorang pemuda berusia 20-an tahun meletakkan sebuah kotak hitam besar di atas mejanya. Pemuda itu duduk di kursi berpangku tangan, dan terlihat termenung menatap boxs hitam dihadapannya.
Namaku Arya Saputra, aku adalah seorang mahasiswa semester akhir yang sedang mengalami krisis keuangan. Aku memang sering bekerja serabutan tuk membiayai hidupku, namun tuntutan biaya hidup yang besar membuatku semakin terpojok.
Hubungan ku dengan keluargaku bisa dikatakan sangat buruk, itulah sebabnya semenjak berpisah dengan mereka aku sama sekali tidak menerima sepeserpun uang dari mereka, membuatku terpaksa bekerja part time demi memenuhi kebutuhan hidup dan menyelesaikan kuliahku.
Dari yang ku dengar Etheria Realms bisa digunakan untuk menghasilkan uang, sebab itulah aku berada di kondisiku yang saat ini. Aku telah menggunakan lebih dari separuh tabunganku hanya untuk membeli Virtual Box Etheria Realms.
Itupun yang kubeli adalah versi yang paling murah dengan dukungan sistem yang paling minim, aku hanya bisa menghela nafas panjang dan tidak berani lagi membuka isi dompetku.
Menghiraukan hal itu, aku membawa Virtual Box itu ke kamarku di lantai dua, aku tinggal disebuah kost-an kecil yang cukup murah. Pemilik kost-an ini sangat baik karena mau menyewanya padaku dengan harga miring, yah walau dari yang kudengar penyebab akan hal itu karena kost-an ini pernah menjadi tempat bunuh diri.
Meskipun begitu faktanya aku tinggal dengan damai-damai saja sih di kost-an ini, tidak pernah sekalipun terjadi peristiwa mistis seperti yang dikatakan oleh orang-orang.
Sesampainya di kamar ku, aku memasang semua perlengkapan Virtual Box ini sesuai yang tertera dibuku panduan.
Selepas memastikan semuanya terpasang sesuai panduan, aku duduk didepan laptop ku untuk mencari beberapa panduan bermain Etheria Realms. Bukan artinya aku tidak memiliki pengalaman dalam dunia game, hanya saja ini adalah game virtual pertamaku.
Dari yang kubaca hal paling mendasar yang harus dilakukan pemula adalah mengambil Job dan menaikan level. Job atau Class sendiri merupakan suatu sistem yang menentukan gaya bermain serta kemampuan dari seorang pemain dalam suatu game RPG, job juga pada dasarnya dibagi dalam tiga jenis yaitu, Combat, Support dan Produksi, job juga dibagi menjadi beberapa tingkatan yang dibagi dalam empat tingkatan.
Job paling rendah dan Job paling dasar dari semuanya atau sering disebut sebagai Junior Job. Job tingkat ini adalah awal dari perjalanan panjang para pemain demi meraih job tingkat lanjut mereka, Junior Job memiliki beberapa kemampuan dasar yang akan terus dibawa oleh pemain bahkan hingga job tingkat lanjut mereka.
Sedang tingkat kedua adalah Senior Job yang dapat diraih setelah mencapai level seratus dan menyelesaikan beberapa persyaratan untuk mengambil Job tersebut, sebagai job lanjutan dari Junior Job, Job tingkat ini tentunya membawa beberapa dasar kemampuan dari Junior Job sebelum mereka.
Dan tingkat terakhir adalah Elite Job, sebuah Job yang menjadi puncak pencapaian dari seorang pemain dan akan memberikan efek yang luar biasa pada mereka setelah mereka berhasil mencapainya.
Namun dari yang beredar di Forum game, ada satu lagi tingkatan yang berada diluar tiga tingkat yang lain. Disebut sebagai Mysterious Job, job jenis ini digadang-gadang sudah seperti Cheat legal dalam sebuah video game, mengingat pada game game virtual RPG terdahulu juga ada sistem serupa, bukan tidak mungkin Etheria Realms pun ada hal semacam itu.
Bukan tanpa alasan pemain menduga akan adanya job tingkat khusus, mengingat beberapa petinggi guild guild besar terlihat pernah memperlihatkan kekuatan tempur yang diluar batas level mereka.
Setidaknya aku sudah tau hal pertama yang harus aku lakukan, aku kemudian mencari informasi lebih lanjut. Tidak ada hal yang benar-benar menarik, yang ada hanyalah informasi mengenai berbagai cara mencari uang didalam Etheria Realms.
Dan salah satunya adalah berbuat kejahatan seperti merampok, aku malah lebih tertarik dengan salah satu cara yang ditunjukan dengan menjual kebutuhan bagi pemain di forum maupun langsung didalam game.
Jadi aku memutuskan untuk mengambil Job Alchemist, aku berniat menjadi Alchemist agar memudahkan ku dalam mencari receh. Setidaknya aku ingin modal yang ku gunakan kembali secepat mungkin, ngomong ngomong didalam Etheria Realms Job jenis produksi tidak memiliki tingkat lanjutan.
Job ini akan memberikan bonus yang cukup bagus sejak awal, Job jenis produksi juga mengenal sistem tingkatan sebagai pengganti peniadaan job tingkat lanjut mereka.
Salah satu contohnya sendiri adalah Alchemist yang ingin aku ambil, seorang Alchemist biasanya akan memiliki peringkat tersediri sesuai dengan tingkat obat obatan yang mampu mereka buat.
Dimulai dari Junior Alchemist dan Senior Alchemist kemudian berlanjut hingga Furnace Lord, Alchemist Master dan Alchemist Grandmaster. Diketahui saat ini saja belum ada pemain yang Berhasil mencapai tingkat Senior Alchemist, disebabkan Job jenis produksi sangat jarang akan peminat, jumlah pemain yang menjadi Alchemist sekalipun juga sangatlah sedikit.
Belum lagi sudah menjadi rahasia umum juga kalau pemain dengan Job produksi selalu menjadi target bagi pemain yang menjadi perampok dan sejenisnya, hal itu dikarenakan setiap pemain akan menjatuhkan berbagai item saat mereka mati.
Dan pemain yang memakai Job produksi biasanya membawa berbagai barang siap jual pada diri mereka, sehingga membunuh pemain dengan Job produksi memang terlihat sangat lah menguntungkan, mengingat kau bisa mendapatkan berbagai item berharga secara gratis.
Aku hanya tersenyum masam melihat informasi itu, namun itu sama sekali tidak menyurutkan keinginanku untuk menjadi Alchemist. Jadi aku mulai memakai Virtual Gear ku dan memulai game virtual pertamaku ini.
'Selamat datang di Etheria Realms'
'Dari pencarian yang kami lakukan, anda terdeteksi belum memiliki akun sama sekali didalam game kami!'
'Apakah anda ingin mendaftarkan diri?'
Baru beberapa saat yang lalu aku memakai Virtual Box, yang memaksaku untuk terlelap. Saat aku kembali membuka mataku, aku telah berada disebuah ruangan dengan ubin putih memenuhi ruangan.
"beginikah rasanya ketika kesadaran manusia dikirim ke dunia virtual?" Arya memperhatikan ruangan tempat ia berdiri dengan seksama.
"Yap, aku ingin mendaftar!"
'Pilihan dikonfirmasi!'
'Melakukan Scan'
'Scan selesai! Silakan masukan nama pemain anda!'
Sebuah keyword transparan muncul dihadapan ku, disertai dengan sebuah kolom penginputan nama, aku sendiri memutuskan untuk memakai nama yang biasanya ku gunakan saat bermain game.
'Nama dikonfirmasi!'
'Apakah anda ingin menggunakan opsi mengubah penampilan karakter?'
"Tentu!"
Dalam sekejap mata keyword disamping ku lenyap dan digantikan oleh hologram cerminan diriku atau bisa dikatakan karakter yang akan ku pakai nantinya. Disamping ku juga sudah tersedia menu untuk mengubah penampilan karakter dengan berbagai opsi, termasuk opsi untuk mengubah ras juga.
Aku tidak melakukan terlalu banyak perubahan, hanya menghapus beberapa tahi lalat serta mengubah warna pupil mata dan gaya rambutku saja. Karakter dari Arya terlihat tidak memiliki banyak perbedaan dengannya, mungkin hanya rambutnya yang berwarna abu-abu dan pipil berwarna ungu lah yang membedakan keduanya
"Baiklah, sepertinya ini sudah cukup!..." Aku menekan tombol konfirmasi, satu persatu dari menu untuk mengubah penampilan karakter mulai menghilang setelahnya.
'Penampilan Dikonfirmasi!'
'Anda dapat memilih kota pertama anda, atau membiarkan sistem menentukan kota pertama anda!?'
"Baiklah, karena aku belum menentukannya maka aku serahkan pada sistem saja!"
'Pilihan dikonfirmasi!'
'Mengirim pemain ke kota rekomendasi dalam 10 detik!'
'Selamat menikmati petualangan anda!'
Perasaan ketika aku pertama kali memakai Virtual Gear kembali terulang, aku yang tidak bisa melakukan apa-apa hanya bisa menutup mata. Dan saat aku sudah dapat membuka mataku, pemandangan disekitar ku benar benar telah berubah sepenuhnya.
Tidak ada lagi ruangan serba putih, kini aku telah berada disebuah alun alun sebuah kota, uniknya arsitektur disekitar ku benar benar khas arsitektur Eropa pada abad pertengahan.
"Hm... Medieval Age... Tidak buruk."
Aku berdecak kagum, meski ini hanyalah sebuah game namun semua yang dirasakan oleh kelima indraku seperti berkata lain. Aku lalu membuka status in game milikku, didalam Etheria Realms status setiap pemain akan ditampilkan dalam bentuk sebuah kartu.
[Nama: Ferran
Fame: 10
Title: -
Hp: 100/100
Mana: 50/50
Stamina: 100%]
[Job: Novice]
[Str: 5
Int: 5
Sta: 5
Vit: 5
Agi: 5
Poin disimpan: 0]
[Skill: (0)]
Aku tersenyum tipis melihat statusku sebagai serang pemain baru, mengabaikan hal itu aku kembali menyimpan kartu identitas milikku dan berjalan mencari Job center, tempat mengubah Job tiap pemain.
Aku juga sesekali memperhatikan kota tempatku pertama memulai tersebut, tidak banyak pemain yang berlalu-lalang, mungkin juga karena masih siang. Kebanyakan pemain akan berburu saat siang hari, dan beristirahat di malam hari seperti keseharian biasa mereka dalam dunia nyata.
Dimalam hari pemain ataupun NPC akan mendapatkan status pengurangan jarak pandang, hanya beberapa ras saja yang tidak terpengaruh oleh status ini. Status ini dapat dikurangi dengan memakai penerangan, namun bukan itulah masalahnya.
Dalam malam hari akan ada beberapa monster yang jauh lebih ganas dari pada monster yang berkeliaran disiang hari, mengingat pemain terkena status pengurangan jarak pandang. Akan sangat sulit jika mereka harus berhadapan dengan monster monster ini, apalagi sebagai monster nokturnal tentunya mereka juga jauh lebih ahli dalam bertarung dalam kegelapan serta mendapatkan penambahan status yang signifikan dalam kegelapan malam.
Itulah sebabnya sangat jarang ada pemain yang mau berburu dimalam hari buta. Perlu waktu cukup lama bagiku mencari Job Center, mungkin akan sedikit lebih cepat jika saja aku mau bertanya.
Job Center merupakan sebuah bangunan besar yang cukup untuk dimuati oleh beberapa ratus orang sekaligus, saat aku masuk terlihat ada dua antrean yang cukup panjang. Yang pertama adalah antrean untuk Combat Job yang panjangnya hampir mencapai sepuluh meter, dan juga antrean untuk Support Job yang tidak lah terlalu panjang.
Aku lalu melirik meja resepsionis untuk Job kelas Produksi yang bahkan tidak terlihat satupun pemain yang mengantri disana, aku tersenyum canggung sebelum pergi ke meja resepsionis tersebut membuat banyak pemain memperhatikan diriku.
...----->><<-----...
Beberapa pasang mata memperhatikan Ferran yang berjalan menuju meja resepsionis untuk job kelas produksi, mereka terlihat tengah membicarakan dirinya. Disaat yang sama orang yang disorot sendiri sedang mencoba untuk tenang, walaupun keringat dingin tengah mengalir dipunggungnya, akibat rasa gugup dipandang oleh banyak orang.
"Permisi aku ingin mengambil Job Alchemist!"
Resepsionis wanita yang duduk dibelakang meja tersebut terlihat sedikit terkejut, dia awalnya tengah membaca sebuah buku ketika tiba-tiba Ferran muncul dihadapannya.
"A-ah.. baik, tolong tunggu sebentar!" Resepsionis wanita itu mengambil sebuah buku lainnya dan meminta Ferran menulis namanya disana, Ferran sedikit mengerutkan dahinya ketika mendapati hanya tertulis kurang dari sepuluh nama didalam buku tersebut.
Selepas Ferran menulis namanya, resepsionis wanita itu kembali mengeluarkan sebuah buku, kotak putih serta sebuah tas selempang. Ferran kembali mengerutkan dahinya ketika melihat seberapa tebal buku yang wanita dihadapannya baru keluarkan.
"Ujian untuk menjadi Alchemist dibagi dalam tiga tahap, tahap pertama anda akan diuji dalam ujian tertulis..." Resepsionis itu mengangkat dan menyodorkan buku tebal bersampul hijau yang baru saja ia keluarkan.
"Sebelum ujian anda bisa mencoba menghafalkan isi buku ini terlebih dahulu... Ujian akan dilakukan dalam satu jam lagi, jadi anda bisa mulai bersiap sekarang!"
Ferran menerima buku tersebut, resepsionis kemudian meminta Ferran menunggu didalam. Ruangan untuk menantang ujian Job produksi adalah sebuah ruangan dengan meja dan bangku yang disusun bertingkat, terlihat cukup mirip dengan ruangan kelas dalam akademi sihir sebuah dunia fantasi, pikir Ferran.
Ferran duduk disalah satu bangku dan segera membuka buku ditangannya, dia terlihat membolak-balik halaman sejenak sebelum bergumam, "674 halaman!... Tch! Kau pasti bercanda!?... Mencoba dia bilang hah?!"
Tanpa punya pilihan lain Ferran segera membaca isi buku tersebut satu per satu, awalnya dia merasa sedikit terpaksa hingga lama kelamaan mulai semakin penasaran dengan isi buku tersebut dan tanpa sadar satu jam telah berlalu, resepsionis wanita sebelumnya masuk keruangan dan meletakan beberapa lembar kertas dan kotak putih diatas meja.
"Tuan Ferran waktu telah habis! Anda dapat menutup buku anda sekarang, karena ujian akan segera dimulai!"
"Hm.. oh baiklah"
Ferran meletakan bukunya diatas meja yang segera diambil oleh sang resepsionis, Ferran lalu diberikan sebuah kertas serta pena.
"Baiklah anda bisa memulai ujiannya... Sekarang!" Resepsionis itu meletakan sebuah jam pasir diatas meja sebagai patokan waktu dari ujian pertama.
Tanpa basa-basi Ferran segera membalik kertas ujiannya, dia sedikit menyipitkan matanya ketika melihat soal soal yang tertulis diatas kertas.
'Sudah kuduga!... Kebanyakan soalnya adalah tentang takaran umum dalam pembuatan potion...' pikir Ferran seraya tersenyum lebar.
Ferran dengan cepat mengisi tiap soal didalam kertas tersebut, tak perlu waktu lama baginya untuk menyelesaikan ujian pertama, bahkan jam pasir diatas meja sekalipun belum berkurang terlalu banyak.
"Aku selesai!.."
"Hm... Apa anda yakin? Waktunya masih panjang lho!... Lagipula seyakin itukah tuan Ferran pada jawaban anda?..." Resepsionis itu terlihat sedikit terkejut ketika Ferran menyelesaikan ujian kurang dari sepuluh menit, dia bahkan menganggap Ferran hanya asal jawab lembar ujian.
Tanpa sepatah katapun Ferran segera menyerahkan kertas ujiannya sebelum kembali duduk, resepsionis itu terlihat masih mencibir Ferran namun sepertinya pemuda itu tidak terlalu peduli.
"Hm... I-ini?!" Resepsionis itu kembali terkejut ketika melihat kertas ujian milik Ferran, bahkan dia terlihat membersihkan kaca matanya terlebih dahulu sebelum kembali memperhatikan kertas tersebut dengan teliti.
'Ah... Dia terkejut... Hah... Wajar sih, kebanyakan pemain tidak akan sanggup menghafal takaran beberapa puluh resep sekaligus, bahkan aku kagum dengan diriku sendiri yang mampu melakukannya...'
Dak!!!...
Wanita itu memukul meja, raut wajahnya terlihat masih sulit percaya akan hal dihadapannya, "Sialan... Sulit diperaya ada yang bisa lulus dengan nilai sempurna!..." Dia terlihat bergumam pelan, namun mengingat ruangan itu cukup hening jadi Ferran dapat mendengar gumaman tersebut cukup jelas, membuat pemuda itu menaikan alisnya.
"Ah.. uhuk... Ehem... Selamat tuan Ferran karena berhasil lulus ujian pertama dengan nilai sempurna!... T-ta-tapi jangan senang dulu, karena ujian sebenarnya baru saja dimulai!... Aku akan menjelaskan ujian kedua dan ketiga jadi mohon dengarkan baik-baik!.."
[Berhasil lulus dalam Ujian pertama Job Alchemist dengan nilai sempurna!
Menghadiahkan
Alchemist's Basic Knowledge Book ×1
Herbalist Book ×1
Alchemist's Sling Bag]
Sebelum menjelaskan, resepsionis itu memberikan dua buah buku dengan sampul biru dan hijau serta sebuah tas selempang dengan cukup banyak kantong dibagian luarnya, tas tersebut ternyata merupakan tas khusus yang biasanya digunakan untuk membawa berbagai macam potion serta bahan bahan potion serta memiliki cukup banyak ruang didalamnya, Ferran menyimpan hadiah tersebut sebelum mendengarkan penjelasan resepsionis tersebut dengan seksama.
Ujian kedua dari pengambilan Job Alchemist adalah pencarian bahan pembuatan potion, serta praktek langsung dalam pembuatan potion. Dalam ujian ini pemain bisa mendapatkan hingga tiga resep potion secara gratis, namun hal itu tentunya kembali lagi pada keberuntungan setiap orang.
Pertama Ferran akan mengambil tiga resep dari kotak putih yang dibawa resepsionis sebelumnya, ada dua belas resep didalamnya dan setiap resep memiliki jumlah tertulis tersendiri yang berbeda-beda.
Ferran mengangguk pelan sebelum memasukan tangannya kedalam kotak putih tersebut, dia tidak terlalu berharap banyak jadi dia segera mengambil tiga buah gulungan kertas setelah berhasil mencapainya.
"Hm... Hoh... Sepertinya dewi keberuntungan sedang bersamamu ya hari ini?!..."
Ferran memiringkan kepalanya karena sedikit tidak mengerti dengan arah pembicaraan resepsionis tersebut.
"Life Recovery Potion, Anti Poison Potion dan Poison I! Selamat kau mendapatkan tiga resep tersebut, jadi!... Ujiannya adalah kau harus memilih salah satu resep dan mencari bahan bahannya untuk praktek pembuatannya, aku menyarankan Life Recovery Potion sih... Bagaimana?" Resepsionis itu menyerahkan tiga gulungan ditangannya pada Ferran.
"Hm... Aku tidak keberatan sih, kalau begitu... Dimana aku bisa mencari bahan bahannya?"
Resepsionis itu mengangguk pelan, "Bahan bahan untuk Life Recovery Potion hanya terdiri dari tiga barang, dan semuanya terdapat di hutan sebelah barat. Kuharap kau sedikit berhati-hati dalam memburu Red Slime! Terutama jika kau belum melengkapi perlengkapanmu!..."
Ferran menaikan alisnya, dia baru saja teringat bahwa isi tasnya hanyalah sepuluh potong roti kering, dan lima botol air minum serta 50 perunggu. Pemain biasanya bisa mendapatkan senjata gratis jika lulus dari pengambilan job dengan nilai memuaskan, namun mengambil Job Alchemist sama sekali tidak memberikan senjata pada Ferran, jadi dia harus membelinya sendiri, membuat pemuda itu tersenyum pahit.
"E-ehem... Aku sama sekali belum memiliki senjata! Jadi... Apa kau memiliki rekomendasi toko yang menjual senjata murah?"
Resepsionis itu menaikan alisnya mendengar pertanyaan Ferran, "Hm.. ah, kalau begitu pergilah ke toko Plum, disana menjual banyak barang barang murah!... Tapi jangan mencoba membeli bahan bahan potion, karena kau harus mencarinya sendiri! Ah... Aku baru ingat!"
Wanita dihadapan Ferran mengambil sebuah kertas dari laci dan menulis sesuatu, "Ini!.. lokasi tempat itu cukup tersembunyi, jadi mungkin kau akan sedikit kesulitan mencarinya!"
Ferran menerima dan melihat isi kertas tersebut, disana tertulis petunjuk arah yang berawal dari sebuah gang sempit disebelah restoran. Ferran juga mengerutkan dahinya setelah membaca petunjuk arah yang berliku-liku tersebut, dia hendak bertanya tapi resepsionis dihadapannya hanya menjawab kalau dia sangat yakin akan petunjuk arah buatannya.
Ferran menggembungkan pipinya mendengar jawaban tersebut, dia lalu berterima kasih dan segera pergi ke toko yang dimaksudkan.
Ferran melihat sebuah toko bobrok dihadapannya, dia telah berhasil mencapai toko yang dimaksud oleh resepsionis sebelumnya, namun memerlukan waktu cukup lama untuk melakukannya.
Hal lain yang lebih menyita perhatian Ferran adalah eksterior toko yang sangat tidak meyakinkan, kayu yang menjadi bahan berdirinya toko itu telah lapuk dimakan air, belum lagi dengan wilayah kumuh disekitar toko tersebut, Ferran jadi berpikir bahwa toko ini tidak berniat berdagang.
Mencoba menghiraukan semua itu Ferran mendorong pintu dengan sedikit kesulitan, suara lonceng dapat terdengar ketika dia memasuki toko. Diluar dugaan Ferran, interior toko benar-benar bersih, bau harum herba mengisi ruangan toko, membuat Ferran sejenak melupakan bau dari wilayah kumuh di luar toko.
"Fyna!!!... Awas kau ya!! Aku pasti-... Eh?..."
Seorang wanita muda, seumuran dengan Ferran, berambut merah, keluar dari sebuah ruangan dibalik meja kasir. Dia terlihat sangat kesal namun kekesalannya menguap begitu saja ketika mengetahui bahwa orang yang masuk bukanlah seperti apa yang ia pikirkan.
Ferran dan wanita itu saling bertatapan, suasana menjadi sangat canggung hingga sang wanita mencoba mencairkan suasana.
"E-A-Ahahaha... Maaf jika aku mengejutkanmu, anu... Aku pikir kah orang lain. Oh ya, ngomong ngomong apa yang kau perlukan, kau dapat kesini aku yakin seseorang memberitahukan lokasi toko ini padamu..."
Ferran mendekati meja kasir, "Aku ingin membeli senjata sih, ku dengar dari resepsionis penguji job kelas produksi tempat ini menjual senjata murah!.."
"Hoh...? Yuna mengatakan itu, ah apa kau berniat menjadi Alchemist?" Wanita itu melirik tas selempang yang Ferran pakai.
"Begitulah... Aku memerlukan senjata untuk memburu Red Slime!"
Wanita dihadapan Ferran mengangguk pelan mendengar jawabannya, "Hmm... Kalau begitu senjata apa yang kau perlukan? Oh ya, ngomong ngomong kita belum berkenalan kan, namaku Lauria salam kenal!..."
Ferran menjabat tangan Lauria, "Ferran... Aku hanya mencari sebuah belati, dan jika mungkin dengan pedang!"
"Belati ya..." Lauria menunjuk sebuah kotak kayu yang terletak didinding sebelah kanan Ferran, "Kau bisa memilih sendiri disana, dan jika kau mencari pedang ada di tong-tong sebelahnya!"
Ferran mengangguk pelan dan menghampiri kota kayu yang Lauria tunjuk, disana terdapat tumpukan belati yang sudah cukup berdebu. Ferran melihat satu persatu belati di kotak tersebut.
"Ngomong ngomong, apa kau berniat mencari bahan ramuan di hutan barat?"
"Wanita yang kau panggil Yuna menyarankanku untuk kesana! Apa ada masalah?" Balas Ferran tanpa menoleh sedikitpun.
"Iya... Mungkin ini bisa disebut sedikit masalah sih... Uhum, beberapa petualang sepertimu memonopoli tempat tersebut dan melarang siapapun mengambil herba dari sana!.."
Ferran menghentikan gerakannya yang baru saja mencabut sebuah belati dari sarungnya, dia melihat kearah Lauria dengan tatapan tidak percaya sekaligus khawatir.
"Sungguh?" Ucap Ferran dengan tatapan tidak percaya.
"Sungguh!!..." Balas Lauria penuh keyakinan.
----->><<-----
Ferran menggebrak meja kasir setelah mendengar penjelasan lengkap dari Lauria, sebelumnya dia memang sempat meminta penjelasan lebih lengkap mengenai hal tersebut. Sekelompok pemain yang Lauria duga dari kelompok yang sama, mengaku menguasai wilayah hutan barat yang ditumbuhi berbagai bahan obat, mereka biasanya akan menjual Herbal herbal tersebut dengan harga sedikit diatas pasaran.
Para NPC dan banyak pemain memang sempat melayangkan protes, namun pada akhirnya mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Kota ini pada dasarnya dikuasi oleh seorang Viscount, dan bangsawan tersebut secara kebetulan memiliki hubungan dengan kelompok tersebut, jadi tidak ada yang berani menyentuh kelompok itu untuk sekarang.
Tidak hanya memonopoli wilayah yang ditumbuhi berbagai herbal, mereka juga memonopoli tempat berburu serta pasar membuat banyak orang mengalami kesulitan karenanya.
"Yah... Mau bagaimana lagi, kita juga tidak bisa berbuat apapun terhadap mereka, dari pada itu!..." Lauria mendekatkan kepalanya pada Ferran seolah ingin membisikan sesuatu, "Apa kau tertarik dengan informasi mengenai lokasi lain yang menjadi tempat tumbuhnya herba dan Red Slime?.."
Alis Ferran naik turun mendengar hal itu, "Dari nada bicaramu ku tebak, pasti kau menginginkan sesuatu sebagai bayarannya?!.."
Lauria tersenyum penuh makna dan tertawa licik melihat Ferran yang langsung menangkap maksudnya, "Hmm... Tentu saja!.. kau tidak berpikir informasi ini bakal gratis kan?..."
Ferran menghela nafas mendengar jawaban dari wanita dihadapannya, "Katakan!!.."
"Mudah saja!... Aku hanya akan memberikan satu syarat, saat kau telah resmi menjadi Alchemist kau hanya boleh menjual potionmu disini! Bagaimana?..."
"... Apa aku punya pilihan? Hah... Baiklah katakan dimana lokasi tempat itu!?"
Lauria mengeluarkan sebuah pisau kecil dan kertas kosong yang sudah menguning, "Kau terburu-buru sekali! Pertama-tama!... teteskan darahmu disini! Ini sebagai tanda bukti kontrak kita! Jika salah satu dari kita melanggarnya maka dia akan menerima hukuman!..."
Ferran menaikan alisnya mendengar hal itu, dia baru tau ada hal semacam itu didalam game ini. Pemuda itu menyipitkan matanya menatap Lauria, dia merasa gadis itu berusaha menjebaknya kedalam sesuatu yang sangat merepotkan.
"Apa kau bisa menjelaskan tentang kontrak darah ini terlebih dahulu?" Tanya Ferran.
Lauria tersenyum tipis melihat Ferran tidak langsung menyetujui kontraknya, "Ini dinamakan kontrak darah, kontrak darah hanya bisa dilakukan jika kedua belah pihak sudah menyetujui akan sesuatu. Dan jika salah satu pihak melanggar kontrak yang telah ditentukan maka dia akan menerima hukuman dari langit, sebagai tambahan... Kontrak darah juga bisa berlangsung dari generasi ke generasi!..."
Ferran memegangi dagunya terlihat berpikir sejenak, 'Dia mengatakan bahwa aku hanya boleh menjual potionku pada tokonya, apa mungkin dengan membuat kontrak ini aku juga tidak bisa menjual potionku di forum?... Tidak... Aku tidak bisa mengambil resiko'
Ferran memejamkan matanya sebelum membukanya kembali dan menatap Lauria, "Aku meminta kelonggaran dalam kontrak ini, bukankah berlebihan? sebuah informasi seperti itu kau tukarkan dengan semua potion buatanku? Belum lagi keuntungan yang kudapat bisa saja jauh dibawah keuntungan mu!"
"Hm... Kau mengatakan hal itu seolah potionmu sangat berharga, memangnya kau dapat nilai berapa di ujian pertama hah?... Sempurna?...." Lauria tersenyum mengejek melihat Ferran yang mencoba mengganti kontrak mereka.
"Aku memang mendapatkan nilai sempurna, dan jika tidak percaya kau bisa bertanya pada resepsionis job produksi yang kau panggil Yuna itu!..." Balas Ferran tak mau kalah dari Lauria.
Lauria melotot tidak percaya mendengar hal itu dari mulut Ferran, Lauria sulit percaya akan perkataan Ferran. Namun mengingat Resepsionis penjaga Job produksi juga bisa menjadi saksi perkataan pemuda itu, mau tak mau Lauria harus menerima fakta itu dengan berat hati.
"B-baiklah... Bagaimana jika aku menawarkan tempat bermalam, tempat meracik potion dan berbagai kebutuhan untukmu?..." Senyuman Lauria bergetar mengucapkan hal itu, namun dia juga tidak ingin melepaskan kesempatan mempekerjakan Alchemist dengan bakat yang terlihat menjanjikan seperti Ferran.
"Hm... Terlihat menarik, jika kau setuju aku menjual potionku ke satu toko lainnya maka aku bisa menyetujui kontrak ini!..." Ferran menyilangkan tangannya didadanya dan tersenyum penuh kemenangan, melihat Lauria yang hanya bisa tersenyum pahit menerima permintaan perubahan kontrak dari Ferran.
Ketika darah Lauria dan Ferran menyentuh kertas kosong diatas meja, sebuah tulisan dengan aksara yang tidak Ferran mengerti mulai tertulis dengan tinta berwarna merah darah.
Saat akhirnya kertas tersebut sudah benar benar penuh dengan tulisan, Ferran akhirnya dapat melihat bahwa kertas tersebut seolah seperti sebuah kontrak yang sudah ditandatangani oleh dua belah pihak.
[Anda membuat kontrak darah dengan Lauria!
Anda hanya dapat menjual potion anda pada tokonya dan toko Forum Etheria Realms!
Jika anda melanggar kontrak darah anda akan dikenakan pinalti penghapusan karakter pemain!]
Lauria mengangkat kertas tersebut, dan saat itulah kertas itu secara perlahan mulai terbakar tanpa api hingga lenyap tak tersisa, "Baiklah!.. dengan ini kontrak kita selesai, aku akan menuliskan lokasinya, mengingat tempat tersebut sangat tersembunyi!..."
Ferran mengangguk pelan meski bibirnya masih sedikit bergetar ketika melihat notifikasi yang baru saja masuk, Ferran sedikit memikirkan tentang kontrak darah miliknya, dan merasa baru saja berhasil lolos dari mulut singa.
Ferran kembali ke kotak kayu yang menyimpan ratusan belati sebelumnya, mengingat dia belum memilih senjata.
"Hm...?" Ferran mengambil sebuah belati yang cukup menarik perhatiannya, belati itu memiliki satu bilah tajam serta memiliki mata bilah yang cukup runcing, dengan panjang bilah 20 sentimeter serta gagang kayu yang dililit oleh kain putih.
[Gale Fang
Rare Lv.10
Req: (Agi ≥ 5)
Sebuah belati yang telah diberikan Enchantment sihir, yang membuat penggunanya dapat bergerak lebih gesit.]
[Atk: 78
Dur: 67%
- Slash type damage +20%]
[Ability: (1)
(Wind Slice Enchantment
Motion Speed +25%
Enchantment sihir dalam belati ini bisa mempercepat gerakan penggunanya.)]
Ferran menimang belati tersebut sejenak sebelum mengangguk pelan, dia lalu membawanya ke meja kasir disaat yang bersamaan Lauria juga menyerahkan sebuah kertas dengan petunjuk arah padanya.
"Ini..."
"Berapa harga untuk yang satu ini?" Ferran menunjukan belati ditangannya.
"Oh kau bisa mengambilnya secara percuma! Anggap saja ini sebagai hadiah tambahan dalam kontrak kita!.."
Ferran menaikan alisnya namun tetap diam saja, dia menerima kertas ditangan Lauria dan mengangguk pelan. "Baiklah... Sepertinya ini sudah lebih dari cukup, kalau begitu aku pergi dulu!"
"Hati-hati dengan monster dijalan!!"
Ferran keluar dari toko tersebut dan mulai kembali mengikuti petunjuk arah pemberian Yuna, kali ini Ferran tidak memakan waktu terlalu lama karena telah melewati jalan yang sama sekali sebelumnya, jadi dia sudah cukup mengingat jalan menuju toko Plum.
Tempat rahasia yang diberitahukan oleh Lauria adalah sebuah gua dikaki gunung yang berada disebelah utara kota, pintu masuk goa tersebut sangatlah tersembunyi hingga tidak ada orang yang mengetahuinya selain Lauria sendiri.
Ferran sendiri memerlukan waktu sekitar setengah jam untuk menemukan pintu masuknya, sebuah pohon besar dengan lubang setinggi satu meter di salah satu sisi pohon tersebut yang tertutupi oleh semak belukar, membuatnya sangat sulit dilihat jika tidak benar-benar dicari.
Pohon tersebut tumbuh cukup melekat dengan bebatuan tanah gunung dibelakangnya, sehingga lubang di pohon tersebut seara tidak langsung terhubung dengan lubang dibalik pohon ini yang mengarah langsung ke sebuah gua didalam gunung.
Lorong untuk memasuki goa sendiri hanya setinggi satu meter, hal tersebut memaksa Ferran untuk melanjutkan perjalanan dengan merangkak.
Perlu sekitar sepuluh menit untuk Ferran dalam posisi merangkak mencapai bagian dalam goa. Ferran terpana untuk waktu yang lama ketika dia telah berhasil keluar dari lorong setinggi satu meter sebelumnya, goa yang yang masuki memang sama sekali tidak memiliki penerangan sinar matahari.
Namun didalam goa itu terdapat kristal, kunang-kunang serta jamur yang menghasilkan cahaya secara mandiri. Meski tidak bisa dikatakan cukup terang, namun setidaknya cahaya mereka cukup untuk mengusir kegelapan goa.
Goa ini juga memiliki sebuah kolam kecil yang dihuni oleh sekawanan Slime dan beberapa monster lainnya, seperti Rock Turtle dan Canon Fish. Sedang disisi lain tanah di tempat ini juga dipenuhi oleh berbagai herba serta material untuk menempa, Ferran bahkan sempat mengusap matanya untuk memastikan kalau dia sedang tidak berkhayal.
Ferran segera menggelengkan kepalanya, dia bergegas memetik bahan bahan untuk membuat Life Recovery Potion. Pada dasarnya bahan dasar dalam pembuatan sebagian besar potion adalah Mossblossom, sebuah tanaman herbal yang daun dan bunganya memiliki banyak khasiat, tanaman ini akan selalu laku di pasaran dan selalu dicari oleh berbagai orang terutama Alchemist.
Ferran tidak mengambil banyak, dia hanya mengambil secukupnya atau mungkin cukup untuk sepuluh hingga lima belas percobaan pembuatan ramuan.
[Anda memetik herbal dengan cara khusus terus menerus!
Skill 'Herbalist' dipeljari!
Title 'The Herbalist' Didapatkan!]
Ferran baru saja selesai memetik dua bahan untuk pembuatan Life Recovery Potion dan dia langsung disuguhi oleh notifikasi baru dari sistem membuatnya tersenyum lebar, Ferran lalu mengecek skill dan title baru yang ia dapatkan untuk informasi lebih jelasnya.
[The Herbalist
Mempertahankan kesegaran herbal yang dipetik oleh pemain setidaknya selama 42 jam setelah dipetik dan menaikan kualitas herbal yang dipetik sebesar 50% serta meningkatkan Efek ramuan yang dipakai oleh pemilik title sebesar 45%.]
[Herbalist
Beginner Lv.1
Kualitas herbal yang dipetik meningkat sebesar 10%, serta memperkuat efek ramuan yang digunakan oleh pemain sebesar 5%]
Ferran tersenyum semakin lebar melihat deskripsi dari title dan skill yang baru saja ia dapatkan tersebut, dia lalu berdiri dan melirik kolam kecil didalam goa yang dihuni oleh sekumpulan Slime dan Cannon Fish.
[Red Slime
Common Lv.5
Monster umum yang masuk kedalam jenis Slime, core mereka menjadi bahan yang sangat berguna dalam pembuatan potion]
Ferran mencabut belatinya dan mulai menarget salah satu Slime yang berada tidak jauh darinya, Slime biasanya menyerang atau mempertahankan diri mereka memakai tentakel jeli yang dapat mereka ciptakan secara bebas di tubuh mereka. Mereka tidaklah kuat hanya saja sedikit merepotkan, apalagi jika jumlah mereka lebih dari satu.
Tidak perlu waktu lama bagi Ferran untuk membunuh satu Slime, meski perbedaan level mereka adalah lima level namun dengan kemahiran permainan pisaunya Ferran mampu menaklukan satu Slime cukup cepat.
Ferran akhirnya keluar dari goa itu saat hari sudah mulai sore, dia segera bergegas kembali menuju kota untuk melanjutkan Ujiannya yang terakhir, demi menjadi seorang Alchemist.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!