NovelToon NovelToon

Dia Tidak Setia

Bab 1

Di bawah guyuran air hujan yang sangat deras, Yuana menangis sesenggukan dan ia merasa kecewa dengan Farhan kekasihnya

"Apa salahku Mas? Sampai kamu selingkuh dengan Intan yang tak lain adalah sahabatku sendiri" ucap Yuana yang melihat dengan jelas dimana Farhan sedang berciuman dengan Intan di apartemen milik Farhan

Yuana yang ingin memberikan kejutan kepada kekasihnya malah melihat hal yang tidak seharusnya ia lihat

"AAARRGGHHHHH!" Yuana berteriak sekeras-kerasnya agar hatinya lega

Setelah puas berteriak, Yuana kembali berjalan menuju ke apartemen miliknya

Tidak butuh waktu lama untuk Yuana sampai di apartemen miliknya

Yuana langsung masuk ke dalam kamar mandi dan ia segera menghidupkan shower nya

"Aku sangat membencimu Mas dan sampai kapanpun aku tidak akan pernah memaafkan mu" gumam Yuana

Disaat sedang mandi, ponselnya berdering terus dimana Farhan yang berulang kali sedang menghubunginya

Hampir satu jam Yuana ada di dalam kamar mandi dan ia lekas keluar sambil menggunakan kimono handuknya

Yuana tidak memperdulikan ponselnya yang masih saja berdering dan ia langsung memejamkan matanya

Keesokan harinya dimana jam menunjukkan pukul delapan pagi

Yuana yang enggan membuka matanya langsung terperanjat ketika mendengar suara ketukan pintu apartemennya

Tok

Tok

Tok!

Yuana bangkit dari tempat tidurnya dan segera menuju ke arah pintu apartemennya

Ceklek!

Suara pintu yang dibuka oleh Yuana dengan mata yang masih mengantuk

"Sayang, kamu kenapa tidak mengangkat ponselmu? Apa kamu tidak lihat semua jam berapa?" Tanya Farhan dengan wajah yang emosi

Yuana mengambil air putih dan segera meminumnya tanpa menghiraukan perkataan Farhan yang dari tadi mengoceh

"Sayang, kenapa kamu diam saja? Apa yang terjadi pada kamu?" Tanya Farhan sambil menggenggam tangan Yuana

Yuana langsung melepas tangannya dari genggaman tangan Farhan

"Yuana, kamu kenapa? Bicaralah jangan diam saja!" Bentak Farhan

Yuana tersenyum sinis dan ia mengambil surat pengunduran dirinya. Ia juga melepaskan cincin yang diberikan oleh Farhan

"A-apa maksud kamu? Kenapa kamu mengembangkan cincin ini dan surat apa ini?" Tanya Farhan

"Itu surat pengunduran diriku dan mulai sekarang ayo kita putus" Jawab Yuana

Mendengar perkataan dari Yuana, Farhan langsung menggebrak meja makan sampai kacanya retak

Kemudian ia tidak segan-segan menampar pipi Yuana sampai mengeluarkan darah di sudut bibirnya

"Lekas pakai pakaianmu dan kita berangkat kerja bersama. Aku tidak menerima surat pengunduran dirimu" Farhan memasang kembali cincin di jari Yuana

Yuana yang tidak terima dengan perlakuan Farhan langsung mengambil botol yang langsung ia pecahkan

"Keluar dari apartemenku atau botol ini akan mencabut nyawamu!" ucap Yuana yang sudah muak dengan perlakuan dari Farhan

Yuana meminta agar Farhan lekas menikah dengan Intan

Mendengar perkataan dari Yuana, Farhan langsung menjadi salah tingkah dan ia langsung meminta maaf kepada Yuana

Farhan mengatakan kalau apa yang dilihat Yuana itu semuanya salah paham

Yuana mengambil surat dan cincin itu yang langsung ia lemparkan ke wajah Farhan

Ia meminta kepada Farhan untuk tidak lagi masuk ke kehidupannya

"Ok kalau itu mau kamu, aku ingatkan lagi kalau kamu tidak akan berkerja di manapun!" Farhan merupakan sosok yang sangat penting di dunia bisnisnya sehingga ia bisa mengatakan seperti itu kepada Yuana

Farhan sangat yakin kalau Yuana pasti tidak akan mendapatkan pekerjaan dan kembali lagi kepada dirinya

Yuana yang sudah tidak mau mendengar ocehan dari Farhan, langsung menutup pintu apartemennya dan kembali naik ke atas tempat tidur

Sejak kakaknya meninggal dunia, Yuana memutuskan untuk pergi ke luar negeri bersama Farhan

Yuana tidak menyangka jika Farhan mempunyai sifat kasar dan selama berpacaran dengan Farhan. Yuana sering mendapatkan tamparan dan pukulan dan keesokan harinya Farhan selalu meminta maaf dan berjanji untuk tidak akan mengulanginya lagi

Disaat sedang melamun, tidak terasa air mata Yuana menetes dan ia kembali memejamkan matanya

Sementara itu di tempat lain dimana Farhan membuang cincin dan surat pengunduran diri Yuana

"B-bagaimana bisa dia tahu tentang hubunganku dengan Intan? Apakah semalam dia?" Farhan langsung ingat kalau semalam hari jadian mereka yang ke 7 tahun

Disaat yang bersamaan tiba-tiba Intan datang dan langsung memeluk Farhan

"Ada apa sayang? Kenapa wajahmu murung seperti itu?" Tanya Intan sambil mencium bibir Farhan

"Yuana sudah mengetahui hubungan kita" Farhan juga mengatakan kalau Yuana juga sudah mengembalikan cincin dan surat pengunduran dirinya

Intan yang mendengar perkataan Farhan langsung tertawa riang

"Sayang, sudah lupakan saja Yuana. Bukankah masih ada aku disini" ucap Intan yang merasa kalau dirinya sudah berhasil merebut Farhan dari tangan Yuana

Farhan langsung tersenyum dan ia membopong tubuh Intan

"Hari ini kita bersenang-senang saja sayang, bukankah kamu seorang CEO" ucap Intan yang meminta Farhan untuk libur bersama dirinya dan merayakan kepergian Yuana yang mereka anggap seperti sampah

Farhan pun mengiyakan permintaan Intan dan ia menghubungi sekretarisnya untuk membatalkan semua meetingnya

Ia juga mengatakan kalau Yuana sudah mengundurkan diri dan tidak akan memberikanmu pesangon

Mendengar perkataan dari Farhan, Intan tertawa dalam hati

Jam menunjukkan pukul tujuh malam dimana Yuana berada di Bandara

Yuana memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan ia akan memulai hidupnya yang baru

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah bisa melupakan pengkhianatan kalian berdua" ucap Yuana dalam hati

Disaat akan masuk kedalam pesawat, Yuana tidak sengaja menabrak tubuh seseorang

Lelaki itu langsung memegang pinggang Yuana agar tidak jatuh

"M-mas Haris...."

"Yuana...."

Mereka tidak menyangka jika akan bertemu lagi setelah beberapa tahun setelah kematian Kak Feby

Haris mengajak Yuana untuk masuk kedalam pesawat dan kebetulan tempat duduk mereka berdekatan

"Bagaimana kabarmu? Apa yang kamu lakukan disini?" Tanya Haris sambil memberikan secangkir teh hangat yang ia minta ke pramugari tadi

"K-kabarku buruk Mas" Yuana meminum segelas teh hangat itu

Haris ingat betul kalau Yuana dulu mempunyai kekasih yang bernama Farhan

Feby dulu sempat menolak hubungan Yuana dan Farhan karena sifat Farhan yang menurut Feby tidak baik

"Kalau kamu mau cerita,dengan senang hati aku akan mendengarnya" ucap Haris

Yuana memandang wajah mantan kakak iparnya yang dari dulu selalu baik kepadanya

Pesawat pun mulai lepas landas dan ia langsung menceritakan semuanya kepada Haris

Haris mengambil sapu tangan dan memberikannya kepada Yuana untuk mengusap air matanya

"Apa salahku sampai mereka berdua berbuat seperti itu? Hatiku sakit sekali Mas" ucap Yuana sambil menangis sesenggukan

Banyak penumpang yang mendengar kisah Yuana dan mereka yang ada disana juga ikut menangis

Haris meminta ijin untuk memeluk Yuana yang sedang menangis

Yuana menganggukkan kepalanya dan memberikan ijin kepada Haris untuk memeluknya

Haris menepuk-nepuk punggung Yuana dan memintanya untuk meluapkan tangisannya

"Janji sama Mas kalau ini tangisan kamu yang terakhir" pinta Haris

Melihat Yuana yang sudah tenang, Haris memintanya untuk tidur

Yuana menganggukkan kepalanya dan ia langsung memejamkan matanya

Haris meminta agar Yuana bersandar di bahunya agar tidurnya nyenyak

Bab 2

Mereka telah sampai di Bandara Yogyakarta, Haris meminta Yuana agar mau ia antarkan sampai rumah.

"A-apakah tidak merepotkan Mas Haris?" tanya Yuana.

Haris mendekati Yuana dan langsung menyentil dahinya. "Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu?" Haris pun langsung menggandeng tangan Yuana dan mengajaknya masuk kedalam mobil. Sebelum mengantarkan Yuana pulang ke rumah, Haris mengajaknya untuk mencari sarapan di tempat mereka dulu saat ada Feby.

Haris masih hapal dengan makanan kesukaan Yuana yang saat itu selalu ikut kemana Feby pergi.

Yuana melihat mantan kakak iparnya yang sedang fokus menyetir dan tak berselang lama Haris menghentikan mobilnya di depan rumah makan langganan mereka.

"Ayo kita turun" ajak Haris yang meminta Yuana untuk turun dari mobil dan segera mereka masuk kedalam rumah makan. Haris meminta Yuana untuk duduk sambil menunggu dirinya yang sedang memesan beberapa makanan dan minuman. Setelah memesan, ia langsung duduk di hadapan Yuana.

"Yuana, kamu sedang melamun apa?" tanya Haris yang dari tadi memperhatikan Yuana yang sedang murung dan melamun.

Yuana menggelengkan kepalanya dan ia mengatakan kalau sedang tidak melamun apa-apa. Haris meminta kepada Yuana untuk selalu cerita kalau ada masalah dan jangan memendamnya sendirian.

Tak berselang lama makanan dan minuman yang mereka pesan telah tiba. Haris meminta Yuana untuk segera menikmati sarapannya.

"Rasanya masih seperti dulu, tidak ada yang berubah" ucap Haris saat menikmati nasi pecel yang ia makan.

"Iya Mas, rasanya masih tetap sama seperti yang dulu. Hanya saja..." Yuana jadi mengingat mendiang kakaknya yang sangat senang jika sarapan disini.

Haris meminta Yuana untuk tidak bersedih lagi karena disana Feby sudah tenang. Mereka pun kembali melanjutkan sarapannya sampai tidak terasa makanan mereka sudah habis dan Haris lekas membayar semuanya.

Setelah itu Haris kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah Yuana.

Lima belas menit kemudian mereka telah sampai di depan halaman rumah Yuana. Rumah yang sangat kotor dan sudah lama Yuana tidak pulang kerumah. Banyak sekali dedaunan yang rontok begitupun juga banyak pohon yang mati karena tidak pernah disiram.

"M-mas, terima kasih sudah mengantarku sampai ke rumah" ucap Yuana.

Haris menganggukkan kepalanya dan ia langsung berpamitan kepada Yuana. Ia tidak bisa mampir lama karena masih ada urusan yang harus ia selesaikan.

Setelah Haris pergi meninggalkan rumahnya, Yuana masuk dan sejenak ia merebahkan tubuhnya sebelum nanti ia harus beres-beres rumah yang sangat kotor.

Yuana menatap langit-langit kamar sambil membayangkan bahagianya dulu ketika masih ada Papa, Mama dan Kak Feby. Tidak ada tangisan dan hanya ada canda tawa dalam keluarga mereka.

"Pa, Ma, Kak Feby. Aku rindu kalian" Yuana sudah tidak bisa menahan air matanya lagi dan ia menangis sampai akhirnya tertidur pulas.

Sementara itu Haris sudah sampai di rumahnya dan ia segera masuk ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Jam 11 nanti ia harus menghadiri meeting di hotel Miami. Disaat sedang berada di bawah guyuran shower tiba-tiba ia teringat Yuana yang menangis di pesawat.

"Kenapa tiba-tiba aku memikirkan dia?" gumam Haris yang segera menyelesaikan mandinya dan bersiap-siap untuk berangkat ke Hotel Miami.

Haris yang sudah berpenampilan menarik dengan memakai kacamata hitam membuat ketampanannya tidak diragukan lagi. Banyak sekali wanita yang ingin menjadi istri Haris, tetapi Haris lebih memilih untuk sendiri dulu.

Sesampainya di Hotel Miami, Haris langsung masuk kedalam ruangan dimana kliennya sudah menunggu kehadirannya.

"Selamat siang Tuan Haris" sapa Tuan Fattah sambil menyodorkan tangannya ke arah tangan Haris.

Setelah bersalaman, mereka berdua langsung memulai meetingnya. Mereka berdua berencana ingin membangun sebuah cafe di Pulau Bali.

Fattah sangat tertarik dengan kerja sama itu dan akhirnya mereka berdua langsung menandatangani kontrak kerjasama. Haris berharap kerja sama ini akan berhasil.

Sudah hampir Maghrib mereka melakukan meeting sampai pada akhirnya Haris berpamitan kepada Fattah.

Setelah selesai meeting, Haris memutuskan untuk ke rumah Yuana dan memutuskan untuk membeli beberapa bahan makanan untuk Yuana. Ia tahu betul kalau di rumah Yuana masih belum ada apa-apa.

Sementara itu Yuana baru saja membuka matanya dan melihat ruangan yang semuanya gelap.

Tok

Tok

Tok!

Yuana langsung bangkit dari tempat tidur saat mendengar suara ketukan pintu dan ia mengambil sapu untuk berjaga-jaga jika ada seseorang yang tidak dikenal masuk kedalam rumahnya. Ia tidak berani bersuara sampai akhirnya sapu yang ia bawa langsung ia gunakan untuk memukul seorang yang ada di depan pintu.

"Yuana! Apa yang kamu lakukan?" Tanya Haris sambil memegang kepalanya yang terkena pukulan sapu.

Yuana langsung membuka matanya dan langsung terkejut ketika melihat Haris yang ternyata sedang mengetuk pintu.

"M-mas, maafkan aku. Aku tidak tahu kalau Mas Haris disini" Yuana mengajak Haris masuk kedalam rumah dan ia meminta Haris untuk duduk di ruang tamu

Yuana mengambil kotak P3K dan mengambil obat merah untuk mengobati luka yang ada di kening Haris.

"Maafkan aku Mas, aku kira tadi pencuri" Yuana merasa bersalah kepada Haris karena sudah memukulnya dengan sapu sampai keningnya berdarah.

Haris langsung tertawa terbahak-bahak mendengar perkataan Yuana yang sedang ketakutan karena sudah memukul dirinya. Ia melihat rumah Yuana yang masih berantakan belum disapu.

"Kamu sudah makan?" Tanya Haris.

"B-belum, aku tadi ketiduran dan barusan bangun" jawab Yuana sambil salah tingkah.

Haris bangkit dari duduknya dan keluar untuk mengambil beberapa belanjaan dan bungkusan makanan yang telah ia beli tadi.

"Aku akan menyiapkan semuanya dan kamu lekaslah mandi dulu" pinta Haris.

Yuana menganggukkan kepalanya dan ia langsung masuk ke dalam kamar mandi. Ia tidak menyangka jika Haris akan kerumahnya dengan kondisi rumah yang masih berantakan.

"Andaikan saja aku tahu kalau Mas Haris mau kesini, pasti aku akan lekas membersihkan rumah ini" gumam Yuana di dalam guyuran shower. Ia pun lekas membersihkan tubuhnya dan setelah selesai mandi Yuana memutuskan untuk segera keluar membantu Haris.

Yuana langsung membelalakkan matanya saat melihat rumahnya yang sudah bersih dan makanan juga sudah tersaji di meja makan.

"Ayo kita makan malam dulu setelah itu Mas akan mengajakmu mengobrol" ajak Haris.

Yuana tidak menyangka jika Haris akan membeli banyak sekali lauk. Haris juga sudah mengisi lemari dapur dengan beberapa bahan pokok lainnya.

"M-mas, seharusnya tidak usah seperti ini. Aku bisa belanja sendiri" ucap Yuana.

"Selama ada Mas disini, kamu tidak perlu mengatakan seperti itu lagi" ujar Haris yang tahu jika Yuana sedang mengalami masalah keuangan.

Setelah selesai makan, Haris mengajak Yuana untuk duduk di ruang tamu untuk mengobrol.

"Ada apa Mas? Kelihatannya serius sekali?" Tanya Yuana dengan jantung yang sudah berdetak kencang.

"Mas sedang membutuhkan asisten pribadi dan maukah kamu bekerja di tempat Mas?" Haris memandang wajah Yuana dan berharap agar Yuana mau menerimanya.

Yuana dalam keadaan dilema karena itu putusan yang sangat sulit tetapi di satu sisi ia juga membutuhkan pekerjaan.

"Bagaimana? Apakah kamu mau untuk menjadi asisten pribadiku? Aku yakin kalau kamu pasti bisa" Haris mencoba untuk menyakinkan kepada Yuana.

Yuana akhirnya menganggukkan kepalanya dan ia menerima pekerjaan yang ditawarkan oleh mantan kakak iparnya itu.

Mendengar jawaban dari Yuana, Haris langsung bisa bernafas lega.

Bab 3

Keesokan paginya dimana Yuana telah bersiap untuk berangkat ke kantor milik mantan kakak iparnya. Pagi ini Harus sudah berada diperjalanan menuju ke rumah Yuana.

Sesampainya didepan halaman rumah, Yuana langsung masuk kedalam mobil Haris.

"Selamat pagi Yuana, sudah siap hari pertama kerja?" Tanya Haris sambil memberikan roti dan susu coklat untuk sarapan terlebih dahulu.

"Terima kasih Mas" Yuana mulai menikmati roti dan susu coklat yang diberikan oleh Haris.

Haris melihat Yuana yang asyik dengan roti coklatnya sampai tidak sadar ada coklat di ujung bibirnya. Ia mengambil tisu dan memberikannya kepada Yuana.

Yuana yang malu langsung membersihkan coklat yang ada di ujung bibirnya.

"M-mas, turunkan aku disini saja. Aku tidak mau karyawan lain akan salah paham dengan kita" pinta Yuana yang tidak mau jika nanti Karyawan Haris akan cemburu karena Yuana bisa bekerja di perusahaan Haris dengan cara mudah.

Haris pun langsung menghentikan mobilnya dan ia meminta Yuana nanti untuk segera masuk ke ruangan Haris. Ia segera melajukan mobilnya menuju ke parkiran mobil.

Yuana melihat Haris yang sudah masuk ke dalam perusahaannya dan tak lama kemudian ia menyusul masuk juga. Disaat akan masuk ke dalam, Yuana dicegat oleh Bella yang tak lain adalah seorang resepsionis.

"Siapa kamu? Kenapa ada disini?" tanya Bella dengan sangat sinis.

Yuana langsung mengeluarkan id card yang menunjukkan kalau dia asisten pribadi Haris.

Melihat id card milik Yuana, Bella langsung meminta maaf dan mempersilahkan Yuana untuk masuk ke dalam ruangan Haris.

"Lain kali bertanyalah dengan sopan, kita bekerja di bidang pemasaran jadi harus ramah kepada pengunjung" ucap Yuana.

Bella menganggukkan kepalanya dan ia tidak senang dengan apa yang dikatakan oleh Yuana.

Yuana masuk ke dalam lift dan segera menuju ke ruangan dimana Haris sudah menunggunya disana.

Tok

Tok

Tok

"Masuklah...." ucap Haris.

Yuana membuka pintu dan melihat beberapa OB yang sedang menaruh meja dan kursi yang akan dipakai olehnya. Kemudian Haris mempersilakan Yuana untuk segera duduk di kursi yang sudah ia siapkan.

Banyak sekali karyawan Haris yang melihat jika saat ini ia sudah memiliki asisten pribadi. Karena semenjak Feby meninggal dunia, Haris tidak mau memakai asisten atau sekretaris pribadi. Ia terkenal dengan pemimpin yang sangat disiplin sampai semua pekerjaan ia handel sendiri tanpa bantuan asisten pribadi.

Haris memberikan beberapa susunan pekerjaan yang harus dilakukan oleh Yuana.

Yuana membaca susunan pekerjaan itu dan ia melihat kalau jam sebelas nanti harus menemani Haris untuk meeting ke luar kota.

"Saya, akan menyiapkan semuanya untuk meeting nanti" Yuana langsung bangkit dari duduknya dan ia menuju ke ruangan lain untuk mengambil beberapa dokumen yang akan dibawa nanti.

Haris kembali ke tempat duduknya sambil menunggu Yuana yang masih berada di ruangan lain. Dan beberapa menit kemudian Yuana telah kembali keruangannya sambil membawa beberapa dokumen yang sudah siap semuanya.

"Bagaimana kalau kita berangkat sekarang, Pak? Saya tidak ingin jika nanti terlambat karena kena macet" ajak Yuana

Haris langsung mengambil kunci mobilnya dan segera mereka berdua menuju ke kota Semarang.

Sementara itu di tempat lain dimana Farhan sedang memandangi foto Yuana. Ia masih belum tahu jika Yuana sudah berada di Indonesia dan akhirnya ia memutuskan untuk menuju ke apartemen Yuana. Ia akah memberikan satu kali lagi kesempatan kepada Yuana agar mau bekerja di perusahaannya lagi.

Farhan menghentikan mobilnya di depan apartemen Yuana dan ia melihat lampu apartemen milik Yuana yang tidak hidup. Ia pun segera menuju ke apartemen milik Yuana.

Tok

Tok

Tok

"Sayang, buka pintunya. Aku minta maaf soal kejadian waktu itu. Ayo kita berbaikan lagi" ucap Farhan dengan penuh percaya diri. Karena tidak ada jawaban dari Yuana, Farhan kembali mengetuk pintu sampai akhirnya tetangga samping apartemen Yuana membuka pintu dan mengatakan kepada Farhan kalau Yuana sudah pergi dari apartemennya.

Tetangga Yuana tidak mengatakan kalau Yuana sekarang berada di Indonesia karena ia sangat tahu bagaimana perilaku Farhan terhadap Yuana.

Farhan langsung turun dan kembali masuk kedalam mobil. Ia mencoba untuk menghubungi Yuana tetapi nomor Yuana sudah tidak aktif lagi.

"AAARRGGHHHHH!" Farhan memukul-mukul setirnya sampai tangannya keluar darah dan baru kali ini ia merasakan sakit hati ketika Yuana sudah berani meninggalkannya.

Farhan kembali pulang dan besok ia akan mencari tahu dimana sebenarnya mantan kekasihnya itu. Ia sudah sampai di apartemennya dan melihat Intan yang sudah berdiri di depan pintu apartemen sambil membawa beberapa bungkus makanan an minuman keras kesukaan Farhan.

"T-tangan kamu kenapa Mas?" Tanya Intan yang melihat tangan Farhan yang mengeluarkan banyak darah.

Farhan membuka pintu apartemennya dan mengajak Intan untuk masuk ke dalam. Intan lekas mengambil obat merah untuk mengobati luka Farhan.

"Hubungi Yuana dan tanyakan dimana dia sekarang" Ucap Farhan.

Intan langsung mengernyitkan dahinya saat mendengar perkataan Farhan yang memintanya untuk menghubungi Yuana. Ia pun langsung menolaknya dan meminta Farhan untuk melupakan Yuana.

"Sayang, aku tidak bisa melupakan Yuana begitu saja dan aku juga tidak mau kalau kamu pergi meninggalkanku" ucap Farhan yang ingin menang sendiri.

Intan meminta Farhan agar melupakan Yuana dan harus memilih dirinya yang selalu ada disamping Farhan.

"Baiklah kalau kamu tidak mau menghubungi Yuana, aku yang akan mencarinya sendiri dan mulai malam ini kita sampai di sini saja" ucap Farhan yang tidak takut jika kehilangan Intan karena ia bisa mendapatkan yang lebih dari Intan.

Intan yang mendengarnya langsung ketakutan karena jika ia putus dengan Farhan, ia kembali miskin dan tidak punya apa-apa lagi.

"B-baiklah aku akan menghubungi Yuana" ucap Intan yang langsung mengambil ponselnya dan menghubungi Yuana.

Mereka berdua tidak mengetahui jika Yuana sudah membuang nomornya yang lama karena ia tidak mau jika Farhan maupun Intan mengganggu kehidupannya lagi.

"A-aku tidak bisa menghubungi Yuana, Mas" Intan sangat ketakutan jika Farhan tetap akan meninggalkannya.

Farhan meminta Intan untuk mencari keberadaan Yuana sampai dapat atau ia akan meninggalkannya seperti apa yang ia katakan tadi. Setelah itu ia meminta Intan untuk segera keluar dari apartemennya.

Intan mengerucutkan bibirnya karena ia sangat jengkel dengan sikap Farhan yang seenaknya sendiri. Padahal Intan sudah membelikan makanan dan minuman kesukaan Farhan tetapi apa balasannya, ia malah meminta Intan untuk pergi dari apartemennya.

"Semua ini gara-gara Yuana, kenapa dia tidak m**i saja sehingga hubunganku dengan Mas Farhan baik-baik saja" gumam Intan yang langsung pergi meninggalkan apartemen Farhan.

Setelah kepergian Intan, Farhan kembali mencoba menghubungi Yuana dan berharap jika Yuana mau mengangkat ponselnya.

"Sayang, ayo kita balikan lagi. Aku masih mencintaimu" ucap Farhan yang kemudian membuka makanan dan minuman yang dibawa oleh Intan tadi.

Farhan langsung melahapnya sampai habis tanpa memperdulikan Intan yang kelaparan dan sekarang sudah berada di rumah kostnya dengan memegang perutnya yang berbunyi keroncongan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!