NovelToon NovelToon

Lorong Tak Berujung (Endless Aisle)

Mengejar popularitas

Di suatu hari, Luna, Reno, Aska, Aldi dan Adi berniat untuk mengunggah video yang menurut mereka bisa menjadi salah satu postingan yang viral di akun YouTube mereka.

Mereka pun berpikir, dan setuju untuk pergi ke sebuah desa yang terkenal dengan keangkeran nya.

Desa itu bernama desa Angka yang berarti "angkara murka'', entah siapa yang memberi nama itu, hingga kini pun masih penuh dengan misteri.

Di suatu pagi, di desa muara, ke lima sahabat ini pun nekad untuk pergi ke desa sebelah yang bernama desa Angka.

"Mau kemana kalian pagi-pagi seperti ini."

Ujar salah seorang petani yang kenal dengan orang tua mereka.

"Mau ke desa Angka pak, sekalian pak, senyum sedikit pak, bapak lagi masuk di Chanel YouTube kita pak."

Ujar Reno yang justru merekamnya.

"Astaghfirullah, jangan kesana!!!, apa lagi kalian berlima, sebaiknya jangan di lanjutkan."

Ujar si petani yang melarang mereka untuk pergi.

"Memang nya kenapa kalau berlima pak?, justru bagus, hotel berbintang lima saja mahal."

Jawab Aldi yang justru menganggap itu sebagai candaan.

"Hus!!!, jangan ngeyel kalian, cepat pulang ke rumah!!."

Ujar si petani yang masih tetap melarang mereka.

"Kita bukan ayam paman, main hus saja."

Ujar Aldi yang justru tertawa bersama dengan Adi.

"Kita tidak percaya dengan hal yang begituan, jadi tidak perlu berlebihan."

Ujar Reno yang langsung mengajak mereka pergi.

"Kalau tidak percaya, kenapa kalian justru ingin kesana?."

Tanya si petani yang masih mengejar mereka.

"Cuma cari followers saja pak, siapa tau followers kita melonjak tinggi jika kita mencari informasi disana."

Ujar Reno yang masih memegang kamera di tangan nya.

Petani pun akhirnya menyerah, dan membiarkan mereka pergi, hanya saja petani itu berniat untuk memberi tahu pada ayah mereka jika sampai sore hari mereka belum kembali pulang.

Reno pun langsung melambaikan tangan nya pada si petani, yang ternyata teman baik ayah nya.

"Aduh,,, sudah susah di kasih tahu ini anak, kasihan sekali kamu Andi."

Ujar petani yang berbicara sendiri.

Di tengah perjalanan

"Reno!!!, sebaiknya kita tidak usah ke sana, aku merasakan hal yang aneh dari tadi."

Ujar Luna yang merupakan pacar Reno.

"Sama Luna, aku juga merasakan hal yang sama seperti kamu, seperti ada yang melarang kita kesana."

Ujar Aska yang berperasaan sama dengan Luna.

Ternyata, Luna melihat seorang nenek-nenek yang menggelengkan kepalanya, seakan mengatakan jika Luna tidak pergi ke sana.

"Itu hanya perasaan saja Luna, pasti kepikiran bapak yang tadi kan?."

Ujar Reno yang memeluk tubuh Luna.

"Tapi Reno, aku melihat sendiri, ada nenek-nenek yang melarang aku kesana."

Jawab Luna yang ketakutan saat itu.

"Mungkin itu pertanda Luna?."

Ujar Aska yang langsung melihat ke arah sekeliling nya.

"Aihhhh,,,, takhayul Luna, jangan percaya dengan ucapan Aska,dia hanya menakuti kamu."

Ujar Aldi yang melihat wajah Aska dengan tatapan mata yang tajam.

"Aku hanya bicara, tidak perlu marah juga."

Jawab Aska yang tidak nyaman saat di lihat oleh teman temannya.

"Kalau kalian tidak mau ikut pulang saja sana!!, kita juga tidak butuh kalian berdua."

Ujar Adi yang langsung menarik tangan Reno dan Adi.

Luna dan Aska pun saling bertatapan mata, mereka bingung antara ikut atau tidak.

"Ayolah sayang, tenang saja, aku akan menjaga kamu, jadi tidak perlu takut."

Ujar Reno yang kembali lagi menjemput Luna dan Aska.

"Ayolah ka, jangan penakut begitu, masa jagoan takut dengan hantu."

Ujar Reno yang juga membujuk Aska untuk ikut.

Aska dan Luna pun akhirnya ikut berjalan bersama, aneh nya, desa yang begitu dekat justru terasa jauh dan menghabiskan banyak waktu.

"Ya elah, kirain dekat, ternyata jauh."

Ujar Aldi yang baru sadar jika perjalanan mereka sangat jauh.

"Aku pernah kesini dengan ayahku, sepertinya kita salah jalan, setahuku hanya setengah jam jika kita berjalan kaki."

Ujar Aska yang ternyata pernah datang ke sana.

"Jadi kamu pernah kesini, bagus lah kalau begitu, jadi kita tidak perlu takut lagi."

Ujar Reno yang ternyata sedikit merasa takut.

"Hmmm, ternyata kamu juga takut Reno?."

Ujar Aska yang tersenyum pada Reno.

"Sedikit, tapi tenang, buktinya kamu juga masih hidup sampai sekarang."

Jawab Reno yang tersenyum pada Aska.

Aska pun hanya tersenyum dan terus berjalan bersama dengan teman temannya.

Warung satu

Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak di warung yang mereka lewati.

"Kita istirahat dulu, sekalian isi bensin, perut ku sudah lapar."

Ujar Reno pada teman temannya.

"Tunggu, sepertinya tidak ada warung disekitar sini."

Ujar Aska yang merasa aneh dengan adanya warung yang ada didepan matanya.

"Tidak ada warung bagaimana, apa kamu sudah pernah kesini?."

Ujar wanita setengah baya yang keluar dari warung itu.

"Belum bu, kita belum pernah kesini, teman saya memang sok tau bu."

Ujar Adi yang langsung menjawab pertanyaan dari pemilik warung itu.

Semua nya pun memesan makanan, aneh nya, semua makanan hampir tersedia di sana.

"Ka, pesan lah sesuatu, jangan sampai kamu kelaparan nanti."

Ujar Reno yang akan memakan mie kuah kesukaan nya.

"Aku tidak lapar, kamu saja."

Jawab Aska yang melihat Aldi dan Adi yang begitu lahapnya memakan semua yang mereka pesan.

Reno pun melihat Luna yang juga tidak ikut makan, seperti nya Luna percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Aska.

"Bagaimana ini, aku tidak jadi makan, apa yang harus aku lakukan."

Ujar Reno yang berbisik ditelinga Aska.

Belum juga menjawab, Aldi dan adi pun langsung berebut makanan yang di pesan oleh Reno.

"Buat aku, kamu yang itu saja."

Ujar Aldi yang langsung mengambil mangkok mie instan milik Reno.

"Kenapa mereka tidak kenyang-kenyang, padahal sudah banyak yang mereka makan."

Ujar Luna yang langsung memegang tangan Reno.

Bulu kuduk Aska pun langsung berdiri, saat ibu pemilik warung mendatangi nya.

"Sudah makan nya?."

Tanya ibu pemilik warung yang melihat tumpukan piring kosong yang ada diatas meja mereka.

"Sudah bu, sekalian bu, kita salam-salam buat para fans kita bu, kalau disini ada warung yang super enak."

Ujar Adi yang langsung mengambil kamera yang ada dileher Reno.

Setelah selesai mengambil gambar, Aldi pun langsung membayar semua biaya yang mereka makan,

"Berapa bu semuanya?."

Tanya Adi yang langsung mengambil dompet nya.

"Tidak usah di bayar, justru ibu senang jika ada pelanggan baru yang datang."

Jawab ibu pemilik warung dengan wajah nya yang kini berubah menjadi makhluk yang menyeramkan.

"Aghhh,,,,, aghhh,,,,''.

Teriak kompak mereka berlima yang langsung berlarian.

"Aku tidak percaya, lantas apa yang aku makan."

Ujar Aldi yang langsung memegang perutnya yang diikuti oleh Adi.

Rumah kosong

Hari sudah mulai gelap, mereka pun akhirnya bersembunyi di sebuah rumah yang besar, mereka berharap jika ada seseorang yang tinggal di sana.

"Apa kita sudah jauh dari warung itu?."

Tanya Luna yang lelah setelah beberapa lama berlarian.

"Sepertinya sudah jauh, sebaiknya kita minta tolong saja."

Ujar Adi yang melihat rumah besar yang sudah ada didepan matanya.

"Aska!!!, kamu kenapa, apa kamu melihat sesuatu?."

Tanya Luna dan Reno yang hampir bersamaan.

"Agh,,, sakit sekali,,".

Ujar Aska yang tiba-tiba merasakan sakit di kakinya.

"Apa kamu terjatuh saat berlari tadi?."

Tanya Reno yang langsung memeriksa kaki Aska.

Sementara itu, Aldi dan Adi justru masuk ke dalam rumah itu, sementara tangan Aska menunjuk ke arah mereka.

"Aska,,, bicara lah,,ada apa?."

Tanya Luna yang khawatir saat melihat Aska yang tiba-tiba tidak bisa berbicara.

Tiba-tiba, hujan turun dengan derasnya, membuat Reno dan Luna langsung mengangkat tubuh Aska dan masuk ke dalam rumah besar itu.

Apa yang akan terjadi pada mereka?

Penasaran kan,,,,

Tunggu di bab berikutnya.

Rumah ghaib

Hari sudah malam, hujan pun masih turun begitu deras nya, memaksa mereka untuk masuk ke dalam rumah besar itu.

"Luna, kemana Aldi dan Adi?."

Tanya Reno yang masih memegang tubuh Aska.

"Aku lihat mereka masuk kesini, tapi aku tidak tahu kemana mereka pergi."

Jawab Luna dengan tubuh nya yang basah karena air hujan.

"Aihhhh,,, anak dua ini suka asik sendiri."

Ujar Reno yang langsung meletakkan tubuh Aska yang masih kesakitan.

"Aska, bicaralah,,,kita tidak akan tahu jika kamu tidak berbicara."

Ucap Luna yang mencoba berbicara pada Aska.

Sayang sekali, Aska masih belum bisa berbicara saat itu, matanya hanya melihat ke arah tangga yang menuju ke atas.

"Reno, mungkin Aska menyuruh kita untuk naik ke atas."

Ujar Luna yang hanya menduga dengan apa yang dia baca dari raut wajah Aska.

Seketika itu, Aska langsung menggeleng kan kepalanya, dan menunjukkan tangan nya ke arah luar.

"Bagaimana kamu ini Luna?, Aska menyuruh kita untuk keluar."

Ujar Reno yang melihat tangan Aska yang menunjuk ke arah luar.

"Aska, diluar hujan, lagi pula Aldi dan Adi masuk ke dalam rumah ini, kita harus mencari mereka berdua terlebih dahulu."

Jawab Luna yang tidak mau meninggalkan Aldi dan Adi.

Aska kembali menggelengkan kepalanya,

Seakan memberi tahu pada Luna dan Reno, hanya saja Aska tidak bisa mengatakan nya langsung.

Keanehan pun terjadi, terdengar suara pintu yang terbuka dan tertutup sendiri,

ada pula suara langkah kaki yang terdengar tanpa wujud.

"krek, krek, krek, krek."

Suara itu berkali-kali muncul dan terdengar oleh mereka bertiga.

"Luna, suara apa itu?."

Tanya Reno yang terlihat mencari arah suara itu datang.

"Aku tidak tahu, mungkin itu suara Adi dan Aldi."

Jawab Luna yang asal bicara pada Reno.

Waktu pun terus berjalan, suara aneh terus pun terus terdengar, bahkan suara langkah kaki pun terdengar sangat jelas dari lantai atas.

"Deg,,,deg,,,deg,,."

Terdengar suara detak jantung mereka bertiga yang akan bersahutan.

Ada sesuatu yang menetes dari atas, membuat mereka semakin ketakutan,

"Darah,,,darah,,, Luna ini darah."

Teriak Reno yang melihat darah yang menetes di wajah nya.

"Tidak,,,,Adi,,, Aldi,, kalian berdua dimana?."

Tanya Luna dengan sedikit nada yang berteriak memanggil kedua teman nya.

Sementara itu, Aska masih menunjuk kan tangan nya ke arah luar, hingga akhirnya Luna dan Reno pun langsung membawa Aska Keluar dari rumah itu.

Baru saja hendak melangkah kan kaki, tiba-tiba kaki Luna seakan ada yang menahan nya.

"Aaaa,,,,,lepas,,,,, tolong,,,."

Teriak Luna yang ketakutan saat ada sesuatu yang menahan kakinya.

"Setan,,,berani sekali kalian mengganggu Luna, sini kalau berani, wujud kan diri kalian!!!."

Teriak Reno yang berusaha untuk menarik kaki Luna.

Semakin di tarik, semakin kuat tarikan makhluk yang tak berwujud itu.

Tidak ada pilihan lain, selain terus berjalan perlahan dengan kaki Luna yang masih tertahan.

Tak lama kemudian, mereka pun akhirnya sampai di depan gerbang rumah besar itu.

Kini, keanehan pun kembali terjadi, kaki Luna berhasil lepas dari jeratan gaib,

"Reno, aku tidak mau disini, sebaiknya kita pulang saja."

Ujar Luna yang melihat kaki nya yang terluka saat itu.

"Aihhhh,, kaki kamu Luna, kenapa bisa sampai begini, padahal tadi tidak seperti ini."

Ujar Reno yang melihat kaki Luna yang berwarna biru, tampak seperti bekas tangan kuat yang mencengkram Luna.

Setelah berhasil menjauh dari rumah itu, tiba-tiba Aska pun bisa berbicara kembali.

"Aku sudah bilang, jangan masuk!!!, kenapa kalian tidak mendengar kan aku."

Ujar Aska yang marah pada Luna dan Reno.

"Kamu tidak bicara apapun Aska, kamu tidak memberi tahu kita."

Jawab Reno yang masih memegang kaki Luna.

"Aduh,,, cepat bungkus kaki kamu Luna, jangan biarkan sampai membusuk dan menyebar ke bagian yang lainya."

Ujar Aska yang langsung menyobek bajunya dan mengikat luka Luna.

"Aaaaa,,,aku tidak mau mati di sini, aku mau pulang."

Teriak Luna yang histeris saat itu.

"Kita tidak akan bisa pulang, sebelum ada yang datang menyelamatkan kita."

Ujar Aska yang memberi tahu pada Luna dan Reno.

"Jangan asal bicara kamu Aska, jangan mentang-mentang kamu sudah pernah kesini, dan kamu bisa seenaknya bicara seperti itu.''

Jawab Reno yang langsung memukul Aska.

"Hentikan!!! , ini bukan saatnya untuk bertengkar, apa lagi kalau sampai saling terbunuh."

Teriak Luna yang mencoba memisahkan mereka berdua.

"Sekarang kita harus mencari Aldi dan Adi yang terjebak di rumah itu."

Ujar Luna yang akhirnya membuat mereka berhenti berkelahi.

"Rumah???? , rumah yang mana Luna!!!."

Jawab Aska yang melihat wajah Luna.

"Rumah besar itu Aska, kenapa kamu jadi berlagak lupa."

Ujar Reno dengan penuh emosi pada Aska.

"Konyol kalian berdua, tidak ada rumah disini, tidak ada!!!."

Teriak Aska yang membuat Luna dan Reno kaget.

"Lalu,,, itu apa kalau bukan rumah."

Jawab Reno yang langsung melihat ke arah rumah besar yang sempat mereka masuki.

"Aaaaaaa,,,,,aaaaaa,,,,aaaaa."

Teriak Luna yang melihat rumah besar itu berubah menjadi kuburan besar.

"Diam kamu Luna,,, jangan berisik."

Ujar Aska yang langsung menutup mulut Luna dengan tangan nya.

"Tunggu sampai matahari terbit, baru kita ke sana dan menyelamatkan Adi dan Aldi."

Ujar Aska yang memberi tau pada Luna dan Reno.

"Adi,,,Aldi,,,apa mereka masih hidup Aska?."

Tanya Luna dengan suaranya yang pelan.

"Aku tidak tahu, aku juga tidak pernah ke sana."

Jawab Aska dengan nafasnya yang tersengal.

Beberapa saat kemudian,,,,

Mereka melihat beberapa rombongan orang yang datang ke kuburan itu,

Seperti ada yang meninggal dunia jika dilihat dari pandangan mata mereka.

"Aska, kita minta tolong saja pada mereka."

Ujar Reno yang hendak berjalan ke arah rombongan itu.

"Jangan konyol Reno, tidak ada perkampungan disini, sudah jelas jika tidak akan ada yang datang ke sini."

Jawab Aska yang menyuruh Reno dan Luna untuk bersembunyi.

"Adi dan Aldi ada disana, apa kamu akan membiarkan mereka!!."

Ujar Luna yang hendak berjalan menuju kuburan itu.

"Aaaaaaa,,,, sakit sekali kaki ku,,,,."

Ujar Luna yang langsung terjatuh dan tertahan oleh Reno yang langsung menangkap tubuh nya.

Tiba-tiba, salah satu rombongan itu melihat ke arah mereka bertiga, seakan dia tahu dengan kedatangan manusia.

"Diam,,,aku sudah bilang dari tadi Luna."

Ujar Aska yang menutup mulut Luna.

Luna pun mengangguk kan kepala nya, dan memilih untuk melihat apa yang memang sedang terjadi di depan mata nya.

waktu pun terus berjalan, rombongan itu pun kembali pulang, dan meninggal kan kuburan itu.

Matahari pun mulai terbit, Aska pun langsung bergegas menuju ke pemakaman itu.

"Adi,,Aldi,, cepat bangun."

Ujar Aska yang langsung menarik tangan mereka berdua.

"Apa sih kamu ini ka, aku sedang enak disini."

Jawab Aldi yang tidak mau pergi dari tempat itu.

"Gila kamu,, lihat apa yang ada disini, apa kamu mau disini selama nya?."

Tanya Aska yang menyuruh Adi dan Aldi melihat ke sekeliling nya.

Kaget bukan main, rasanya seperti tidak percaya, apa yang mereka rasakan sangat berbeda dengan kenyataan nya.

Masih dalam kondisi syok berat, aldi dan adi pun mengikuti Aska yang membawa mereka keluar dari pemakaman itu.

Sesal pun tidak bisa membuat mereka kembali, mau tidak mau, mereka harus bertahan hidup di dunia yang berbeda.

Penasaran dengan kisah nya, ikuti terus update terbaru nya setiap hari.

Pintu ghaib

Setelah terjebak di kuburan yang menjelma menjadi rumah besar, kini ke lima sahabat ini pun, memilih untuk pulang kembali ke desanya.

"Sebaiknya kita pulang saja, aku tidak mau mati konyol di sini."

Ujar Aldi yang merasa ketakutan saat itu.

"Bukannya kamu tidak percaya dengan takhayul Aldi?."

Tanya Aska yang tersenyum pada Aldi.

"Awalnya aku tidak percaya, sekarang aku sudah cukup muak dengan semua kejadian ini."

Jawab Aldi yang mulai berontak dengan keadaan yang sering mereka alami.

"Reno, coba kita lihat video yang kemarin kamu rekam, sebenarnya kita ada dimana sekarang."

Ujar Aska yang meminta kamera yang ada di leher Reno.

"Lihat saja sendiri, aku tidak mau melihat penampakan lagi."

Ujar Reno yang langsung memberikan kamera nya.

Beberapa saat kemudian,,,

"Aihhhh,,,coba ulang dari awal Aska."

Ujar Luna yang ingin melihat awal perjalanan mereka.

Terlihat jelas saat mereka berbicara dengan petani yang sempat melarang mereka untuk pergi.

"Pantas saja, kita sudah terlalu jauh."

Ujar Aska yang melihat wajah teman temannya.

"Apa maksudnya Aska, jauh bagaimana?? , kita hanya perlu waktu setengah jam untuk pulang kembali ke rumah kita."

Jawab Adi yang belum mengerti maksud Aska.

"Setengah jam disini, berbeda dengan setengah jam di alam gaib Adi."

Ujar Aska yang terlihat menahan air matanya.

"Aska,,, jangan buat aku merasa takut, kita pulang saja Aska."

Ujar Luna yang memaksa Aska untuk pulang.

"Kita tidak bisa kembali Luna, kita akan selamanya berada di sini."

Jawab Aska yang memberi tahu pada Luna dan semua teman-teman nya.

"Kita tidak percaya, jangan karena kamu lebih tahu, kamu bisa seenaknya berbicara seperti itu."

Ujar Aldi yang juga tidak percaya dengan ucapan Aska.

Sementara itu, Reno terlihat sangat frustasi, ketakutan bahkan berbicara sendiri.

"Reno,tenanglah,kita akan mencari jalan keluar."

Ujar Adi yang melihat tajam mata Aska.

"Keluar, tidak semudah itu Adi!!!, aku sudah bilang dari awal, jangan main-main di sini."

Ujar Aska yang marah saat terus disalahkan karena menakuti mereka semua.

"Siapa yang main-main, kita tidak main-main, bukan nya kita ingin terkenal?."

Ujar Adi yang berbicara awal mereka memilih tempat ini.

"Bukannya terkenal, yang ada kita hilang."

Jawab Aska yang tersenyum pada Adi.

Aska pun langsung mengajak mereka untuk melihat kembali video yang sengaja mereka simpan sebagai konten di channel YouTube nya.

"Seharusnya kita pergi kesini, tapi kita salah masuk, tebak apa yang dapat kalian lihat."

Ujar Aska yang menunjukkan tangan nya pada pintu masuk yang mereka lalui.

Semua nya pun kaget, mereka sadar jika saat itu tidak ada pintu yang mereka lewati.

"Apa itu Aska?, aku tidak melihat nya waktu itu."

Ucap Luna yang melihat wajah Aska.

"Pintu gaib, pintu masuk ke alam gaib."

Jawab Aska dengan jawaban nya yang tegas.

"Pintu gaib apa lagi Aska, ya sudah, kita kembali lagi kesana dan ikuti jalan nya, bukannya itu sama saja."

Ujar Adi yang menganggap sepele pintu itu.

Belum selesai berbicara, mereka pun dikagetkan dengan suara orang yang tertawa saat melihat wajah mereka berlima.

"Ha,,,ha,,ha,,,, kasihan sekali kalian."

Ujar seorang yang terlihat di mata mereka.

"Siapa anda, jangan ganggu kami."

Ujar Reno yang langsung memeluk tubuh Luna.

"Kasihan,, kalian akan hidup selamanya disini, ha,,,ha ,,ha,,."

Jawab pak tua yang berbicara pada mereka.

"Kami ingin pulang pak, tolong lah kami."

Ujar Aldi yang langsung meminta tolong pada pak tua itu.

"Aku dan kalian akan selamanya disini, hanya saja, kalian bisa keluar jika bisa menembus lorong."

Jawab si pak tua yang langsung berjalan meninggalkan mereka.

Mendengar ucapan dari pak tua, mereka pun langsung bertatapan mata.

"Dimana lorongnya pak?."

Tanya Aska yang baru ingat dengan niat awal mereka.

Hanya saja, tubuh pak tua itu sudah hilang entah kemana.

"Lorong itu, bukannya kita akan kesana?."

Tanya Reno yang langsung bergegas untuk mencari tahu dimana lorong itu.

"Mau cari kemana?, kita saja salah masuk, "

Jawab Aska yang pernah melihat lorong itu.

"Bagaimana kamu ini Aska?, katanya kemu pernah ke sini!!!."

Ujar Adi yang langsung menarik baju Aska.

"Hentikan!!!, mungkin maksud Aska, kita sudah salah masuk ke pintu gaib, sehingga jalan yang kita lalui berbeda dengan jalan yang Aska lewati dulu."

Jawab Luna yang langsung memisahkan mereka berdua.

"Jangan buang-buang waktu, sebaiknya kita lanjutkan perjalanan ini."

Ujar Aska yang menyuruh mereka untuk pergi.

"Kita mau kemana ka?, apa kamu sudah tahu jalan pulang?."

Tanya Reno yang berjalan mengikuti Aska.

"Kita coba kembali ke titik awal, dan kita ulangi lagi dari awal."

Ujar Aska yang berjalan paling depan.

"Dasar sok tahu sih, tadi katanya nggak bisa, sekarang mau mengulang."

Ujar Adi yang masih berseteru dengan Aska.

"Aku bukan sok tahu!!!, aku juga ingin pulang!!! ,sama seperti kalian."

Jawab Aska yang langsung berhenti dan menyerang Adi.

Keributan tak bisa dihindari, hanya saling menyalahkan satu sama lain, mereka tidak sadar jika hari sudah hampir malam.

"Hentikan Aska, sebaiknya kita lanjutkan agar kita bisa kembali pulang."

Ujar Reno yang langsung memisahkan mereka berdua.

"Jangan sekarang, kita harus cepat sembunyi sebelum menjelang malam."

Jawab Aska yang langsung berlari menuju arah hutan.

Melihat Aska yang berlari, mereka pun langsung mengejar Aska, bagaimana pun juga, Aska lebih tahu tempat ini.

"Diam dan jangan bersuara."

Ujar Aska yang langsung memberi tahu pada teman-temannya.

Benar saja, suasana malam hari semakin mencekam, berbeda dengan suasana di desa muara, tempat mereka tinggal saat itu.

"Aaaaaaa,,, tolong aku,,,".

Teriak Adi yang tertarik badan nya oleh sesuatu yang tiba-tiba muncul.

"Aska,,, tolong Adi, kasihan dia."

Ujar Luna yang menyuruh Aska untuk menolong Adi.

Anehnya, Aska hanya diam dan melihat saat tubuh Adi ada yang menyeret nya.

"Sialan kamu Aska!!!."

Ujar Reno yang langsung mengejar kemana tubuh Adi terseret oleh makhluk yang tak kasat mata.

Sementara itu, Aldi dan Luna mengikuti nya dari belakang.

"Adi,,,, dimana kamu,,,,".

Teriak Reno yang kehilangan Adi.

Adi tiba-tiba menghilang di tengah kegelapan malam, tak ada suara yang terdengar lagi dari mulut nya.

Reno, Luna dan Aldi pun berkumpul dan kembali ke tempat Aska berdiri.

"Aska,, kenapa kamu diam saja, kenapa kamu tidak mau menyelamatkan Adi?."

Tanya Reno yang marah pada Aska.

"Percuma, kita tidak akan bisa menyelamatkan nya."

Jawab Aska yang menghela nafas nya dalam-dalam.

"Konyol kamu Aska, bagaimana kamu bisa tahu, tapi kenapa kamu biarkan Adi hilang."

Ujar Aldi yang langsung menarik tubuh Aska.

"Aku sudah bilang, sebaiknya jangan di terus kan, kenapa kalian masih nekad juga."

Ujar Aska yang tidak mau disalahkan saat itu.

"Maaf Aska, aku terlalu menyalahkan kamu."

Ujar Reno yang juga menghela nafasnya yang sangat berat.

"Bau busuk apa ini?."

Ujar Reno yang berdiri di samping Luna.

"Iya, kenapa ada bau busuk, tapi kenapa arahnya ada didekat kita."

Jawab Aska yang juga mencari arah bau busuk itu.

Semua mengikuti bau busuk itu berasal,

dan betapa kagetnya saat mereka berhenti tepat di depan kaki Luna.

"Luna,,bau busuk itu berasal dari kaki kamu."

Ujar Aska yang membuat semuanya kaget.

"Apa luka itu membusuk?, apa mungkin menyebar ke bagian lain."

Ujar Reno yang langsung membuka kain yang menutupi kaki Luna.

"Tidak mungkin,, aku tidak mau mati disini Reno."

Ujar Luna yang menangis saat Reno mencoba membuka luka Luna.

Bagaimana kisah perjalanan mereka,

kita akan lanjutkan di bab berikutnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!