Rania Nadhira prawira.itu adalah nama lengkap yang seharusnya Rania sandang tapi sayangnya Rania tidak di izinkan menyandang nama keluarga prawira di belakang namanya
Rania sering menambah-nambahkan nama keluarganya sendiri katanya itu semua doa berharap keluarganya mau mengakuinya seperti ke empat saudaranya
Ya Rania Nadhira anak ke empat dari lima bersaudara
Kakak pertamanya bernama Rahardian Prawira atau sering di panggil kak Hardi
Kakak keduanya bernama Raka Prawira
Kakak ketiganya bernama Rama prawira adik kembar Raka
Dan si bungsu bernama Raisya putri prawira yang akrab di panggil Raya
Keluarga prawira wangsa adalah sebuah keluarga kaya raya yang memiliki banyak bisnis yang sudah menggurita di mana-mana
Keluarga prawira wangsa juga termasuk dalam deretan keluarga berpengaruh di negara mereka
Rania Nadhira adalah anak perempuan dalam keluarga prawira wangsa yang tidak menyandang nama nama keluarganya entah apa sebabnya
Rania sudah pernah menanyakan hal itu pada bi Marmi Art di keluarga besar itu yang selama ini merawat dan memperhatikan Rania
Rania sempat berfikir jika dia bukanlah anak kandung dalam keluarganya itu tapi bi marmi mengatakan jika Rania anak kandung mama Sania dan papa Jhonatan
Bi marmi pun pernah menceritakan pada Rania jika nyonya Sania Berjuang antara hidup dan mati saat menghadirkan Rania kedunia ini
Tapi entah mengapa mereka malah membedakan kasih sayang mereka pada anak-anaknya
Tapi sudahlah Rania tidak ingin memikirkannya dia akan bertahan dan terus mencari cara agar mereka memperhatikannya juga mendapatkan kasih sayang walaupun Rania mereka panggil si anak badung dan pembuat onar
Seperti siang ini rania lagi-lagi menjadi biang keributan
Rania beberapa hari ini merengek pada mama dan papa juga kakaknya untuk membelikannya sepatu sekolah dan juga tas sekolah tapi tak kunjung di kabulkan permintaannya
Rania sering melihat adiknya memesan online dari aplikasi orange dan mamanya tidak pernah melakukan protes
Rania pun mencobanya awalnya Rania hanya berniat membeli tas ransel sekolah dan juga sepatu tapi saat melihat aplikasinya rania jadi kalap dan memesan beberapa jenis barang dan itu atas nama sang mama
"Rania Nadhiraaaaaaa" teriak nyonya Sania mama Rania dengan wajah memerah karena marah
"kenapa sih ma teriak-teriak seperti itu!?" ucap papa Jonathan prawira wangsa papa Rania
"pasti anak badung itu buat masalah lagi kan ma?!" celetuk Rahardian Prawira kakak pertama Rania Nadhira atau Sering di panggil Hardi
"ya pastinya sih kak,siapa lagi yang bisa buat mama murka seperti ini kalau bukan si pembuat onar itu" ucap Raka Prawira kakak kedua Rania
"emangnya kak Rana ngapain sih ma!?" tanya Raisya putri prawira adik Rania
"lihat tuh Anak kurang ajar itu pesan paket banyak banget atas nama mama" tunjuk mama sania pada tumpukan paket yang ada di atas meja ruang tamu
"ya ampun sebanyak itu!?!!" mereka terkejut dengan banyaknya paket yang menumpuk di atas meja ruang tamu
mereka pun mendekati meja lalu melihat apa yang di pesan oleh Rania
Papa Jhon hanya geleng-geleng kepala melihat itu semua bukan hanya hari ini rania melakukan itu tapi sudah sangat sering tapi kali ini rania memesan online bayak barang biasanya Rania hany memesan online makanan ataupun minuman
"tapi kok mama tau jika ini pesanan kak Rana!?" tanya Raya (Raisya)
"tuh lihat ada namanya juga di belakang nama mama" jawab mama Sonia
"bi Marmi panggilkan Rana kemari" ucap papa jhon dengan suara lantang
"ba-baik tuan" jawab bi marmi lalu segera berjalan cepat menaiki tangga menuju kamar nona mudanya itu
tok tok tok
"non,non Rana,ini bibi non" ucap bi Marmi mengetuk pintu kamar nona mudanya itu
Ceklek
Pintu kamar Rana Terbuka dan Rana melihat bi marmi berdiri di depan pintu kamarnya itu
"ada apa bi!?" tanya Rana tersenyum pada pengasuhnya itu
"itu non,non Rana di panggil oleh Tuan" jawab bi Marmi
"oh iya bi,nanti rana turun " jawab Rana Santai
Bi Marmi pun meninggalkan kamar nona mudanya itu
"pasti kena damprat lagi nih,tapi yang pastinya mama sudah bayar semua paketnya dong" ucap Rana
walaupun hatinya sedikit takut pada papanya tapi jika tidak seperti itu dia tidak akan pernah mendapatkan apa yang di inginkannya
kerena selama ini kedua orang tua dan kakaknya tidak pernah mau memenuhi permintaan Rana
Rana menjadi gadis bar-bar hanya untuk mencari perhatian keluarganya
" ada apa ma pa!?" tanya Rana saat sudah berada di dekat keluarganya
"lihat ini,ini pesanan kamu semua kan!?" tanya mama Sania
"eh paketnya udah nyampe ternyata !?" bukannya menjawab pertanyaan mama sania tapi Rana malah mendekati meja Dengan tersenyum membolak-balikkan paketnya tanpa memperdulikan tatapan kebencian keluarganya
"kalau pesan itu harus tau diri dong" ucap Raka dengan juteknya
degg
Jantung Rania berdetak kencang saat mendengar ucapan kakak keduanya itu
"kali ini mama maafkan kamu tapi lain kali mama tidak akan membayar pesanan kamu lagi" ucap mama Sania
"iya ma maaf,tapi kan Raya juga sering mesan mesan online dan mama yang bayar mama juga nggak protes " jawab Rana mencoba membela diri
"ya tentu saja kalian beda dong" jawab mama sania
Degg
Lagi lagi hati rana terasa sakit mendengar ucapan mamanya yang mengatakan jika dia dan adiknya itu beda
Dimana letak perbedaan mereka!? Mereka adalah anak perempuannya bahkan usia Rana dan Raya hanya beda setahun saja
"maaf" jawab Rana menundukkan kepalanya
"huuuu dasar biang kerok " ucap raka menoyor kepala adiknya itu lalu belalu dari sana
Rama pun pergi dari sana tanpa mengucapkan sepatah kata pun pada Rana
Begitu pun dengan Raya pergi tanpa berkata apa-apa
"lain kali di fikir dulu,kamu kira uang itu akan datang dengan sendirinya jika tidak di cari!? Jangan seenak jidatmu saja pesan-pesan seperti ini" ucap Hardi begitu pedasnya lalu pergi dari sana
"awas aja kamu kalau masih seperti ini memesan sampah yang tidak berguna seperti ini habis-habis kan uang saja dasar pemborosan "ucap mama Sania mencubit pinggang Rana dengan memutarnya membuat Rana meringis menahan rasa sakit di pinggangnya tapi Rana hanya diam saja dia menangis dalam hati
Setelah melepaskan cubitan di pinggang rana mama Sania pergi meninggalkan rana dan papa Jonathan
"bereskan kekacauan ini" ucap papa Nathan dan pergi dari sana
Bi Marmi yang melihat itu semua meneteskan air matanya
Dia merasa kasihan pada nona mudanya itu yang selalu saja di bedakan dari saudaranya yang lain
Rana mengambil paket-paket pesannya,bi marmi datang membantunya dan membawa semua paket pesanannya kedalam kamarnya di lantai dua
Saat Rana dan bi marmi melewati keluarganya mereka membuang muk tak ingin melihat Rana
"makasih ya bi" ucap Rana saat mereka sudah berada di dalam kamar Rana
"sama-sama non" jawab bi Marmi begitu tulus
"bibi tinggal dulu ya non soalnya bibi masih ada pekerjaan " ucap bi marmi berpamitan
"iya bi sekali lagi makasih ya bi" jawab Rana
Setelah bibi pergi rana pun mulai membuka satu persatu paket pesanannya walaupun di temani tetesan air matanya
Ucapan dan tindakan mamanya membuat Hati Rana terluka lagi
Malam menjelang setelah sholat Maghrib Rana baru keluar dari dalam kamarnya dan langsung menuju meja makan karena dia yakin keluarganya semua pasti berkumpul di meja makan
"malam ma,pa,kakak,abang,adek" sapa Rana lalu mendudukkan dirinya di kursi tempatnya biasa dudu kursi paling ujung sedangkan saudara-saudarinya duduk berdekatan dengan kedua orang tuanya
"hemm "hanya itu jawaban yang Rana dapatkan itupun hanya deheman dari sang kakak yangain hanya diam
Rana hanya mengepalkan tangannya di bawah meja, tapi Rana tidak pernah mau protes pada mereka semua karena hanya bentakan dan cacian yang akan mereka lontarkan untuk Rana
Setelah duduk Rana mengambil makanannya sendiri tidak seperti saudaranya yang lain ibunya akan mengambilkan makanan untuk mereka
"ma tolong dong udang tepungnya " ucap Rana karena udang tepung yang di inginkannya ada di depan Raka dan itu jauh dari jangkauan Rana yang berada di ujung
Raya yang mendengar itu segera bangkit dari duduknya dan berniat memberikan udang tepung yang kakaknya inginkan
"mau kemana kamu raya !?" tanya sang mama
"mau kasi ini kekak Rana ma!!" jawab Raya
"duduk,dia itu punya kaki dan tangan biar kakakmu sendiri yang ambil" ucap mama Sania
Raya pun kembali duduk di tempat duduknya
"jangan manja kamu Rana,sana ambil sendiri " ucap papa Nathan
"iya pa maaf " jawab Rana dan berdiri dari duduknya lalu mendekati tempat duduk adiknya Raya di mana di hadapannya itu ada udang tepung yang di inginkannya
Rana mengulurkan tangannya untuk mengambil Udang tepung kesukaannya tapi belum juga tangannya sampai di piring wadah Udang itu mama Sania sudah menegurnya
"jangan ambil banyak-banyak dua aja adik sama kakakmu masih mau " ucap mama Sania
"iya ma" jawab Rana hatinya terasa berdenyut sakit karena mamanya mementingkan saudara saudaranya padahal mereka sudah makan banyak sedangkan Rana belum makan satu pun
"ini kak punya Raya,Raya sudah bosan makan ini" ucap Raya Memberikan dua ekor Udang tepung miliknya
Rana hanya tersenyum dan mengucapkan terima kasih pada adiknya itu karena Rana memang sudah biasa mendapatkan lebih atau sisa adiknya jika adiknya sudah bosan baik itu pakaian maupun makanan
"makasih dek"jawab Rana
"iya kak sama-sama " jawab Raya merasa senang karena kakaknya mau menerima sisanya walaupun dia belum memakannya
Rana kembali ketempat duduknya dan memakan makanannya
"Pa Rana belikan ponsel baru dong,ponsel Rana layarnya pecah pah kemarin nggak sengaja jatuh dari saku baju Rana" ucap Rana sambil memakan makanannya
"bisa nggak sih kalau makan itu nggak ribut,bikin nggak nafsu makan aja" ucap Raka meletakkan sendoknya dengan kasar hingga piringnya berdentang keras terkena sendoknya
"maaf kak" jawab Rana menundukkan wajahnya
" lekas habiskan makanan kalian" ucap papa Nathan tegas dan mereka pun segera menyelesaikan makan mereka
Setelah makan mereka meninggalkan meja makan sedangkan Rana membantu bik Marmi membereskan meja makan
"nggak usah non biar bibi saja yang selesaikan " ucap bi Marmi
"nggak apa-apa bi " jawab Rana dan terus membantu bik Marmi
Setelah semua bersih Rana meninggalkan bi marmi di dapar dan menuju ruang keluarga ingin bergabung dengan keluarganya
Saat Rana akan sampai di dekat dimana keluarganya berkumpul Rana mendengar rengekan kakaknya Raka yang meminta motor baru pada Ayahnya
"Pa aku mau beli Motornya Bang Reza soalnya motornya itu bagus banget pa lagian bang Reza jualnya murah " ucap Raka
"emangnya di jual berapa dek!?" tanya Hardi
" 300 juta kak" jawab Raka
"ya sudah besok kakak ikut kamu liat motornya kalau cocok kita beli" jawab Hardi
"beneran ya kak!?" tanya Raka memastikannya
"beneran " jawab Hardi
"makasih kak,kakak memang is the best deh pokoknya " ucap raka bahagia
Rana tersenyum melihat kakaknya bahagia dan dia berfikir jika meminta kakaknya untuk mengganti ponselnya yang rusak pasti tidak masalah karena ponsel yang di inginkannya hanya harga beberapa juta sedangkan kakak keduanya meminta Motor yang harga Ratusan juta pun di iyakan
"kak Ardi,Rana juga dong di beliin ponsel ya" ucap Rana duduk di samping sang ibu lalu memeluk lengan ibunya tapi segera di tepis oleh mama Sania
"ihhhh apaan sih kamu,sana gerah tau" ucap mama Sania
"maaf ma" ucap Rana tersenyum walaupun dalam hatinya meringis pilu karena selalu saja dapat penolakan jika mendekati keluarganya kecuali sang adik
"mau ya kak Gantiin ponsel Rana!?" ucap Rana lagi karena tidak mendapatkan jawaban dari dang kakak
"Nanti kalau kakak punya uang" jawab Hardi ketus lalu berdiri dari duduknya dan pamit pada mama dan papanya lalu naik kelantai dua menggunakan lift
Tak lama semuanya pun meninggalkan Rana sendirian di ruangan itu tanpa mengucapkan sepatah katapun
Rana hanya tersenyum melihat semuanya dia sudah terbiasa di perlakukan seperti itu tapi rana tidak pernah bosan mendekati mereka demi untuk mendapatkan perhatian mereka
Setelah semua keluarganya masuk kedalam kamar mereka masing-masing Rana pun naik ke kamarnya yang juga berada di lantai dua di lantai yang sama dengan ke empat saudaranya akan tetapi kamar rana berada di ujung dan akses kekamarnya menggunakan Tangga biasa tidak sama seperti ke empat saudaranya
Bahkan kamar Rana dan saudaranya yang lain itu di beri penyekat alasannya agar Rana tidak kekamar saudaranya untuk merecokinya
Rana masuk kedalam kamarnya dan duduk di atas tempat tidurnya yang hanya tempat tidur biasa beralaskan kasur kapuk yang sudah mulai mengeras karena sudah bertahun-tahun tak pernah di ganti tapi Rana tidak pernah protes Rana hanya sibuk membuat ulah demi bisa menarik perhatian keluarganya
Rana mengambil tas sekolahnya yang baru di beli lewat online
Rana sengaja melakukan itu semua karena selama ini permintaannya tak pernah di turutin makanya Rana nekad memesan online semua kebutuhannya seperti tas ransel,sepatu,buku tulis dan alat-alat tulis lainnya
"untung saja aku punya ide cemerlang pesan online perlengkapan sekolah kalau enggak tas dan sepatu tinggal aku ikat pakai tali rafia " ucap Rana mengelus semua perlengkapan sekolahnya yang baru satu persatu
"tapi kenapa aku nggak sekalian pesan seragam sekolah ya kan seragamku sudah berulang kali di jahit" ucap Rana
"tapi biarlah aku akan menabung uang jajan untuk beli seragam baru biar nanti pas naik kelas 11 pakai seragam baru kan tinggal beberapa bulan lagi udah naik kelas yang penting sekarang aku harus lebih giat lagi belajar biar dapat juara umum " ucap Rana
"pasti mama dan papa bangga pada Rana kalau bisa jadi juara umum dengan nilai terbaik " ucapnya lagi membayangkan Mama dan papanya memeluknya karena sudah membuat mereka bangga
Rana tersenyum senyum sendiri membayangkan itu semua
Rana segera mengambil buku tugas yang di berikan oleh gurunya
Rana segera menyelesaikannya dan semua tugasnya selesai saat jam dinding di kamarnya menunjukkan pukul sebelas malam
Setelah menyelesaikan tugasnya rana membereskan peralatan sekolahnya lalu mengistirahatkan tubuhnya
...****************...
Mampir disini juga ya di karya baru mak othor semoga para pembaca setia mak othor nggak merasa kecewa dengan ceritanya
Makasih untuk semuanya 🥰😍😍😘😘😊😊🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙏🏻
Pagi menjelang Rana terlambat bangun dari hari biasanya
"Astaghfirullah sudah jam enam pagi " ucap Rana lalu bergegas masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri
Setelah mandi Rana segera memakai pakaian sekolahnya karena hari ini Rana sedang kedatangan tamu bulanan hingga tak melaksanakan kewajibannya sebagai ummat muslim
setelah Rapi Rana menyandang tasnya di pundaknya lalu turun kelantai bawah dan langsung menuju meja makan semua keluarganya sudah berkumpul di meja makan sedang menikmati sarapan pagi mereka di selingi canda tawa
Rana tersenyum melihat kehangatan dalam keluarganya itu
"pagi ma pagi pa kakak Abang adek" ucap rana menyapa semua anggota keluarga nya
"pagi juga kak,kok tumben ikut sarapan!?" tanya Raya membalas sapaan sang kakak namun yang lain hanya diam saja
"telat bangun dek, soalnya ngerjain tugas sampai jauh malam" jawab rana tersenyum pada adiknya itu lalu duduk di kursi yang biasa di tempatnya
Sejak Rana ikut bergabung sarapan Dengan mereka tidak ada lagi suara canda, mereka diam menghabiskan sarapannya
"kak ardi Rana nebeng ya di mobil kakak"ucap Rana pada Hardi kakak tertuanya
"nggak bisa aku mau ke temu klien , jadi kamu nggak bisa numpang " jawab hardi lalu berdiri ddan berpamitan pada kedua orang tuanya juga adik-adiknya
Hardi pun menyempatkan mencium pucuk kepala Raya
Rana sangat iri pada adiknya itu karena begitu di sayangi oleh semua orang
"kak Raka Rana ikut kakak kesekolah ya" ucap Rana karena dia fikir mereka sekolah di tempat yang sama berbeda dengan kakaknya Rama yang sekolah di tempat lain dan arah mereka pun berlawanan
"aku ada janji dengan Dimas dan Angga "jawab Raka lalu pergi setelah berpamitan pada orang tuanya
Raya pun berpamitan pada kedua orang tuanya juga pada Rana
""Rana ikut papa ya" kali ini Rana memohon pada papa Nathan yang ternyata juga menolaknya dengan alasan harus segera berangkat kekantor
Rana menghembuskan nafasnya pasrah lalu berpamitan pada mamanya karena gari semakin siang takut dia akan terlambat sampai di sekolah
Rana berlari kecil menuju Halte tempatnya menunggu bis sekolah datang seperti biasa akan tetapi Rana sudah terlambat hingga bis yang biasa di tumpanginya sudah pergi
"Ya Allah mudahkan ada angkot yang lewat atau kang ojek lah biar aku bisa segera sampai di sekolah mana hari ini pak ikbal mau ngasi ulangan harian "gumam Rana
Tin tin
"neng Rana kok masih disini?" tanya mang ujang penjual nasi goreng langganan Rana yang jual di dekat sekolah
"iya pak ketinggalan bus,ini lagi nunggu angkot " jawab Rana
"kalau gitu ayo ikut bapak aja kebetulan bapak mau ke warung ini" Ucap mang ujang
"nggak usah deh pak nanti ngerepotin " jawab Rana
"nggak repot neng kan searah,dari pada neng terlambat ini sudah jam berapa!! Ucap mang ujang
"iya deh mang ,rana ikut"jawab Rana lalu mengambil helm yang mang ujang berikan
Lalu rana naik ke boncengan motor mang ujang
"udah siap neng!?" tanya mang ujang
"siap mang" jawab Rana dengan ceria
"oke kalo gitu kita lets go " ucap mang ujang lalu melanjukan motor maticnya
"makasih ya mang" ucap rana menyerahkan helmnya pada mang ujang
"iya neng sama-sama, semangat ya belajarnya biar jadi orang yang sukses nanti" jawab mang ujang dengan tulus mendoakan Rana
"aamiin ya rabbal alamiin " ucap Rana
Lalu segera berlari kesekolahnya yang gerbangnya sudah hampir tertutup
"oak Tahir tunggu " teriak Rana
Pak Tahir pun menghentikan kegiatannya menarik pintu pagar
"kok tumben telat non!?" tanya oak tahir karena dia Sangat tau jika rana sering cepat datang
hos hos hos
"telat bangun pak soalnya kerja tugas ampe jauh malam " jawab Rana ngos ngosan
"ya sudah sana buruan masuk kelas nanti gurunya Udah keburu masuk duluan kekelas kamu" ucap pak tahir mengingatkan Rana
"ah iya, makasih ya pak Rana masuk kelas dulu " jawab Rana dan segera berlari menuju kelasnya
Benar saja,Rana baru mendudukkan bokongnya sang guru sudah masuk
"untung aku nggak keduluan pak ikbal" ucap Rana mengelus dadanya dan mengatur nafasnya yang masih ngos-ngosan
Rana dan teman-temannya pun mengikuti jam pelajaran pak ikbal hingga bel istirahat berbunyi
"untung saja semalam aku belajar kalau enggak pasti kertas ulanganku kosong " ucap teman-teman Rana menghela nafas lega setelah ulangan harian yang di berikan oleh pak ikbal tadi
"kekantin yuk, perutku udah mulai demo nih" ajak Lesti sahabat Rana
Tapi bukan lesti kejora ya pemirsa,🤭🤭🤭🤭
"iya nih aku juga sudah lapar,yuk ah kekantin " sahut Auren
"Hee,yuk gasken"Kayla juga menyahuti ucapan kedua sahabatnya itu
"yuk Ran kita kekantin ngisi tenaga"Lesti menarik tangan Rana dan mereka berempat pun berjalan menuju kantin
"wah nggak dapat tempat duduk kita kalau begini " ucap Kayla celingak-celinguk mencari tempat duduk
"iya Uda nggak ada tempat kosong " sahut Auren
"eh itu ada yang baru selesai makan" tunjuk Rana
"oh iya,Rana dan Kayla kesana ya ambil tempat duduk biar kita berdua yang mesan" ucap Lesti
"oke " jawab Rana dan Kayla
"oh iya Kalian mau pesan apa?!" tanya Lesti
"yang biasa aja deh les" jawab Rana
"iya aku juga samain aja ma rana" sahut kayla
"Oke " jawab lesti mengangkat jempolnya lalu menarik tangan auren
sedangkan Rana dan Kayla segera ketempat duduk yang kosong
Tanpa Rana sadari di belakang mereka Ada Raka dan para sahabatnya
"Ran aku mau tanya sesuatu sama kamu tapi kamu jangan marah ya" ucap Kayla
"apa sih kay!?" tanya Rana
"Ran Sampai kapan kamu ngejar-ngejar kak Raka dan kak Akza!? Apa kamu nggak malu dihina sedemikian rupa
Apa tidak ada laki-laki yang lain, banyak kok Ran yang jauh lebih baik dari mereka !"ucap Kayla
Rana hanya menundukkan kepalanya karena Raka selalu memarahinya dan teman-temannya menghina Rana mengatakan gadis murahan dan ganjen
Rana melakukan itu hanya untuk menarik perhatian sang kakak
"aku mohon Ran berhentilah merendahkan dirimu,aku tidak ingin kamu terus terusan di hina oleh mereka,oleh teman-teman sekolah kita" ucap kayla lagi
"suatu saat nanti aku akan berhenti kay dan tidak akan menggangu mereka " jawab Rana tiba-tiba
"aku akan menunggu waktu itu tiba Randan aku akan menjadi orang yang pertama merasa bahagia jika kamu berhenti mengejar mereka " ucap Kayla menepuk-nepuk punggung tangan sahabatnya itu
ketiga sahabat Rana memang tidak tau siapa rana sebenarnya mereka hanya tau jika rana anak pembantu di rumah Raka
Mereka semua juga tau jika Rana tinggal di rumah Raka tapi bukan anggota keluarga prawira tapi anak sang pembantu
"nih makanannya,maaf ya lama soalnya antriannya puaaanjaaaang banget " ucap Lesti heboh
"nggak apa-apa les,yuk segera makan waktu istirahat sudah hampir habis" ucap Kayla
Mereka berempat pun makan tanpa suara sampai makanan mereka habis tak tersisa
Setelah makan mereka kembali ke kelas mengikuti pelajaran berikutnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!