NovelToon NovelToon

Jodoh Yang Sebenarnya

Kisah

POV Sofi.

Tiba-tiba aku tersentak dengan panggilan keras dari luar kamar, dan membuka pintu dengan keras. Suara itu membuatku sangat ketakutan. Sudah lama penderitaanku dimulai. Sejak ayah tiada didunia ini.

"Hei mau sampai jam berapa kamu tidur?, dasar anak malas!!! Anak gadis sudah siang begini masih molor saja" Ucap bu Ratmi.

"Ba- baik bu, maaf semalam aku tidur terlalu malam karna lembur" Kataku tergagap.

"Cuci semua pakaian dan bereskan dapur!" Bu Ratmi memerintah dengan nada tinggi.

"Iya... iya...Buu, akan Sofi kerjakan semuanya" Jawabku berurai airmata.

POV Author.

Ya, sofi adalah anak yg penurut

dia anak pertama dari dua bersaudara

Dia mempunyai adik yg bernama yasmin.

Tapi perlakuan Ibu Ratmi kepada kedua anaknya sangatlah berbeda sedari kecil,

Sofi sering diperlakukan tak adil.

Bu Ratmi selalu membading-bandingkan Sofi dan adiknya. Padahal, mereka sekandung.

Entah apa yg membuat perlakuannya berbeda terhadap kedua anaknya. Sofi tak ingin menanyakan hal ini pada sang Ibu, terlalu takut untuk mendengar jawabannya.

Ibunya selalu membelai Yasmin, menciumnya, memeluknya penuh kasih sayang. Sedangkan kepada Sofi, Ibu Ratmi selalu mendiamkannya.

Ibu Ratmi.

Berkata jika ingin menyuruhnya saja. Diluar itu dia tidak ingin berbicara dengannya karena dia sangat mirip degan mendiang ayahnya. Sebelum meninggal, beliau telah kembali bersama isteri pertamanya tanpa memberinya harta warisan apapun. Dan itu membuat Ratmi sangat muak.

Di dalam hati Sofi, dia merasa dirinya hanya menumpang tidur didalam rumah itu.

Dia hanya tidur sebentar dan bermalam dikamarnya sendiri. Siangnya bekerja dicafe, dan tidak pernah berani menyentuh makanan yg ibunya buat. Beruntung, dia selalu makan kenyang diCafe tempatnya bekerja. Kadang, dia membawa pulang makanan yang tersisa untuk dia makan pada malam hari.

Dia selalu takut dan takut kepada ibunya yg terlalu kejam terhadapnya. Satu rumah dengan keluarga. Namun jarang berinteraksi dengan keluarganya sendiri. Itu sangat tersiksa bukan? Namun Sofi anak yang kuat mentalnya, hingga dia bertahan sampai saat ini.

Seperti biasa, setelah semua pekerjaan selesai, sofi segera mandi dan memakai seragam dan sepatu seperti biasa ia kenakan keCafe.

Sofi hanya memakai make up natural dengan sedikit polesan lipstik nude. Sofi tidak pernah berdandan menor. Namun, dia selalu terlihat memukau. Banyak pria-pria pelanggan Cafe yang menginginkan Sofi. Tapi Sofi sudah sedikit mempunyai perasaan terhadap Firman atasannya sendiri.

Sofi menuju ruang tengah, mengambil helm, mengambil kunci motor dan memanaskannya.Yasmin juga telah bersiap-siap pergi ke sekolah. Sepertinya akan berangkat bersama.

"Yasmin? ayo kita berangkat bareng sekalian kan searah" ucap Sofi.

"Ya kak sebentar ya, Yasmin ambil tas dulu, Ibuuuu kita berangkat ya?"

Sang ibu berlari setelah mendengar Yasmin memanggilnya untuk berpamitan.

"Hati-hati ya nak sayang"

Sofi dan Yasmin menyalami ibunya

Ibu Ratmi mencium Yasmin dan memeluknya tapi tidak dengan sofi, ibu Ratmi melihatnya datar. Sakit !! itu yang Sofi rasakan.

Sofi yg terbiasaa dengan perlakuan ibunya pun selalu merasakan sedih.Tapi, sofi berusaha tegar dan tak memperdulikan perasaannya, dia selalu terlihat ceria dimata orang lain. Dia selalu berdoa dan yakin suatu saat ibunya akan berubah dan menyayanginya, sama seperti menyayangi Yasmin.

Setelah semuanya siap Sofi mulai mengendarai motornya dengan kecepatan sedang.Tak lama kemudian, sampailah mereka di sekolah Yasmin.Yasmin segera bergegas memasuki gerbang sekolah.

Tanpa ada kata sedikitpun yg keluar dari mereka berdua diperjalanan yg menempuh waktu 20 menitan.Yasmin juga sama-sama dingin. Padahal, Sofi adalah kakak yg baik

Tapi entah kenapa Yasmin seperti menjaga jarak, mungkin ibunya berkata yang tidak-tidak kepada Yasmin karena kebenciannya. Hingga mempengaruhi dia yang selalu berkata seperlunya saja.

Selama ini, belum ada kesempatan untuk mereka berbicara dari hati kehati. Karena ibu selalu mengawasinya. Dalam hati, tentu Sofi ingin seperti yg lainnya. Seperti layaknya seorang kakak adik pada umumnya. Saling menyayangi da mengasihi satu sama lain.

"Dah kak, makasih ya dah antarin Yasmin" teriak Yasmin yang posisinya sudah mulai menjauh.

"Iya sama-sama Yasmiin" jawab Sofi yang terus memandangi adiknya sampai menghilang dari pandangan.

Sofipun melanjutkan perjalanannya ke Cafe yang sebentar lagi sampai di tempatnya.

Sofi menangis dan berteriak dijalanan seperti orang yang tidak waras. Dia biarkan masalahnya berlalu bersama angin yg berhembus, dan membuat dirinya sedikit lebih lega.

"Ada apa dalam diriku YaaTuhaan, siapa diriku sebenarnya? Kenapa semenjak ayahku tiada semua ini berubah??

apa salahku?" Sofi terus berteriak dengan airmata berurai.

Ya, ayahnya telah meninggal saat umurnya masih 10 tahun karena penyakit jantung. seperti itu kata ibunya. Dia masih kecil saat itu yang tidak tau menau tentang penyakit. Semenjak itulah penderitaannya dimulai. Semua langsung berubah seketika. Kasih sayang yang dia rasakan hilang dalam sekejap.

Kini, Sofi sudah berumur 22 tahun, adiknya sebentar lagi lulus SMA berusia 18 tahun.

Sofi dan Yasmin hanya berselisih 4 tahun, tapi seperti seumuran. Juga sama-sama cantik, tapi kulit Sofi lebih mirip ayahnya yang sedikit kebule-bulean. Juga wajahnya luwes wanita jawa. Kalau adiknya... tidak mirip ayahnya sama sekali, dia lebih banyak mirip ibunya.

***

Sesampainya diCafe...

.

.

.

.

.

Harap maklum, saya belum bisa merevisi. Saya pemula, benar-benar baru belajar. Ceritanya mungkin sangat membosankan. Kalau tidak suka silahkan diskip aja part-partnya.

Terlambat masuk

Sofi berlari cepat-cepat masuk kedalam Cafe dan sempat terhuyung karena takut terlambat.

Alamak... udah ditunggu dipintu sama sibos !! mati aku...!!

"Mmm....mmaa-aaf aku sedikit terlambat Kak?, lain kali aku tidak seperti ini lagi" ucap sofi tergagap pada pemilik Cafe itu yg sedang berdiri dihadapannya menahan kesal dan amarah. Bagaimana tidak marah, banyak pelanggan yang mengeluh karena pesanannya tak kunjung datang. Teman yang lain sudah kelabakan.

"Kemarin juga seperti itu, kamu selalu terlambat bukan? Ahh sudahlah lebih baik kamu langsung bekerja, cepat! Bantu yang lain. Teman-temanmu sudah sangat kerepotan dari tadi" Ucap pemilik Cafe yg bernama Firman ardiansyah. Dia langsung pergi memasuki mobilnya meninggalkan Cafe.

Firman Ardiansyah

Dia berumur 28 tahun dan sangat tampan,tinggi 180 cm berkulit putih dan tegap

Dia orang yg tidak terlalu dingin, tapi ramah terhadap siapapun. Tapi jangan kalau marah, jangan ditanya. Tatapannya begitu menakutkan.

Firman orang yg sangat disegani oleh banyak org, karena ia pengusaha sukses karena jerih payahnya sendiri. Cafe The Firman's yg sudah bercabang dibanyak tempat membuatnya bisa membuka banyak lowongan pekerjaan.

Orang tuanya tinggal di luar negri, dulu sempat mempunyai masalalu yang buruk diIndonesia. Jadi mereka memutuskan pindah kesana. Orangtuanya memang sudah menetap disana dan membiarkan Firman di Indonesia agar menjadi laki-laki yg mandiri.

Di cafe inilah, Firman bersantai dan beristirahat. Mengontrol pekerjaannya dari sana bersama asisten setianya yang bernama Bayu. Karna dilantai dua dia bangun hunian nyaman yg megah mirip seperti apartemen yang lengkap dan mewah.

Karna kesuksesan yg diraih tentunya banyak wanita yg menyukainya. Ngga sedikit Orang tua yang meminta menikahi anak gadisnya.

Bahkan ada yg menawarkan diri. Tapi begitulah firman, dia belum ingin mencintai siapapun setelah divonis mempunyai penyakit yang tidak bisa disembuhkan.

Dia juga pernah menjalin hubungan janda beranak satu, dengan harapan dapat menerima dirinya apa adanya. Tapi apalah daya, setelah mengungkapkan kejujuran, perempuan itu memilih pergi meninggalkannya. Dan sekarang dia sudah menjomblo hampir lima tahun.

Tiap hari, Firman pergi untuk mengecek sendiri Cafe-cafenya yg ada di ibukota.

Karna dia yakin keberhasilan terjadi karna kegigihannya. Dia bukan tipe pria yang suka bermalas-malasan.

Walau terkadang dalam hatinya ingin mempercayakan Cafe pada seseorang, lalu dia tinggal menikmati hasilnya dengan duduk santai, tapi tidak begitu, dia meyakini beda tangan akan beda hasil. Maka dari itu, selama dia mampu akan dia pimpin sendiri dengan bantuan sahabat sekaligus asistennya.

"Sofi... kamu naik ya. Tolong bersihkan kamarku, sekalian tolong masukkan baju-bajuku kedalam kantong laundry. Jangan lupa kunci kembali kamarnya. Aku pergi lagi sebentar" perintah Firman.

"Baik kak" jawab Sofi tanpa membantah.

Sofi memang terbiasa ditugaskan untuk membersihkan kamarnya. Sofi disini paling senior, teman-teman yg lain tergolong masih baru. Jadi Firman percayakan kebersihan lantai dua padanya.

Hari semakin siang dan Cafe semakin ramai

Banyak pelanggan dari mereka rata-rata anak-anak muda dan pegawai kantoran.

Sebagian dari mereka mengatakan Cafe ini cukup nyaman karena tempatnya instagramable banget. Punya banyak spot foto menarik. Di Cafe ini juga mempunyai banyak menu jajanan anak muda jaman sekarang.

Kesibukan inilah yg mampu membuat Sofi bahagia dan bisa sedikit melupakan masalahnya dirumah. Dia bahkan sering berlama-lama disana. Dan yang pasti, tidak ingin jauh-jauh dari cintanya.

Saatnya makan siang, Sofi menuju kedapur karena mencium aroma yang sangat enak.

"Dewi, Sintia! mumpung lagi sepi kita makan siang yuk. Makannya bareng aja biar enak gitu" ajak Sofi pada temannya.

"Ayo Sof kebetulan aku dah bikinin ayam goreng, sambal dan ada lalapan timun" Jawab Dewi antusias.

"Oh iya sin tadi aku dibawain rendang sama Ummi'ku" ucap Sintia bergabung dengan Sofi dan Dewi.

"Waduh enak bgt tuh! Lengkap banget menunya. Maaf ga bawa apa-apa. Aku juga gak bantuin kalian masak" jawab Sofi.

"Kan tadi kamu sibuk didepan... ya udah kita langsung makan aja. Ambil nasinya buruan, lapar nih !!" celetuk Dewi mengambil piring dan mereka siap makan bersama.

Mereka memang berteman baik, tak jarang mereka curhat satu sama lain. Masalah keejaan,pacar, keluarga dan teman-temannya.

Tapi berbeda dengan Sofi, dia sedikit tertutup dengan masalah keluarganya. Sofi hanya ingin Ibunya dikenal dengan baik didepan semua orang.

Sebenarnya Dewi dan Sintia tau bagaimana Ibu dan adiknya memperlakukan Sofi tidak baik.Tapi Sofi selalu terlihat tegar dihadapan mereka. Tidak pernah mengeluh.

Sebelum mereka bekerja diCafe ini memang mereka satu sekolah di salah satu SMA negeri. Sofi yang memberikan info pekerjaan setelah dirinya nyaman bekerja ditempat ini.

Gaji UMR, juga punya bonus dan uang makan.

Firman tergolong orang yang cuek juga tidak terlalu open. Dia hanya melihat hasil dan yang paling penting kebersihan. Tidak sulit bagi Sofi menyesuaikan diri bekerja disana. Oleh sebab itu dia semakin nyaman bekerja.

.

.

.

.

.

TINGGALKAN LIKE DAN JEJAK YAH AKAKK

Rindu

Pov Sofi

Setelah pekerjaanku selesai, aku pun segera kebelakang untuk mengambil tasku yang tercantel diruang ganti karyawan. Aku mengambil kunci motor dan bergegas pulang. Lelah dan letih yang aku rasakan. Aku berangkat pagi dan pulang malam.

Cafe ini belum diatur secara baik oleh tuannya. Jam kerja yang masih berantakan, juga terkadang harus lembur karena salah satu dari kami tidak berangkat karena alasan tertentu. Untungnya, aku punya stok tenaga yang banyak berkali-kali lipat dibanding anak seumuranku. Aku sudah dewasa sebelum waktunya. Jadi, aku menjalani hariku dengan tenang. Iam stong !!

Aku telusuri jalanan yg sudah membisu ketika pukul sudah menunjukkan jam delapan malam. Dengan kecepatan maksimal, dan sudah lumayan sepi yang aku lewati.

Aku berhenti disalah satu rumah yang sederhana, punya sedikit tanaman dan teras minimalis. Rumah ini tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil, pas untuk kami bertiga bertahan hidup dikota yang keras ini.

Ini rumahku, yang katanya peninggalan dari eyang. Tapi, beliau sudah almarhum beberapa tahun lalu.

Sesampainya didepan rumah, aku melepaskan sepatu dan menaruh helm ditempatnya. Keadaannya sepi... Sepatu Yasmin juga tidak terlihat. Aku yakin dia sedang pergi. Aku ketuk pintu, dan mengucapkan salam,namun tak ada yg menjawab. Ya.. benar dugaanku tidak ada orang.

Lalu ku rebahkan tubuhku di kasur lempes ini

Sudah berapa tahun aku tiduri tanpa bisa aku menggantinya dengan yang baru. Jika aku terbangun dari tidur, bukannya lebih baik malah semakin remuk rasa tubuhku. Tapi tak mengapa. Suatu saat pasti aku punya yang lebih bagus daripada ini. Berharap ada pangeran yang mempersunting dan membawaku pergi.

Aku harus bersyukur, mungkin banyak orang yang menginginkan hidup sepertiku. Tapi kadang aku suka mengeluhkan keadaan.

Padahal, Allah sudah menyiapkan yang terbaik untukku.

Tapi kali ini aku tidak bisa menahan rasa sedihku. Uangku telah habis, dan selalu habis untuk ku berikan pada ibuku. Bebelanja kebutuhan sehari-hari dan adikku sekolah.

Dan mungkin, aku hanya menyisakan sedikit uang untuk membeli bensin.

Walaupun kadang kurang! Pernah aku tidak dilayani saat kehabisan bensin dan uangku habis, hanya tersisa limaribu. Dengan susah payah aku mendorongnya sejauh tiga kilo meter. Untung jarak ke Cafenya sudah dekat. kalau tidak, aku bisa apa?

Aku jadi tulang punggung keluarga, ibuku tidak bisa lelah, beliau langsung sakit bila terlalu banyak bekerja. Pernah dulu bekerja cuci gosok, namun asmanya sering kambuh. Dan aku menghentikannya.

Oh ayaah...

Banyak sekali yg ingin ku tanyakan kepadamu. Seandainya ayah masih hidup

Mungkin aku tidak bekerja sekeras ini. Aku ingin melanjutkan kuliahku, seperti teman-teman yang lain. Melihat mereka membuatku iri yah...! Aku ingin keluargaku yang lengkap.

Aku benci perpisahan.

Kupandangi foto ayah dibingkai kecil, dan ku usap-usap dengan jariku. Aku sangat rindu pada ayah.

Apa kau tau Yah... Ibu dan adek selalu menjauhiku, mereka membenciku tanpa sebab yah... Padahal aku berusaha jadi anak yang baik dan kakak yang baik.

Ayah... besok aku libur aku akan ke makam tempatmu beristirahat. Aku menyayangimu ayah...

Tiba-tiba ada seseorang menggedor pintu dengan kerasnya. Aku tau itu pasti ibu.

Syukurlah, ibu sudah pulang.

TOK TOK TOK !!

"*K*enapa tidak pelan-pelan saja,aku masih bisa mendengar bu..." batinku sedih

Iya benar... ibuku yang mengetuknya. Ibuku sangat cantik. sepertinya habis pulang kondangan atau arisan.

"Ada apa ibu?" tanyaku lembut.

"Ibu baru saja pulang arisan, tolong jahitkan baju gamis ibu robek sedikit" perintahnya sambil menyodorkan bajunya.

"Baik ibu, kenapa dirumah sangat sepi? kemana Yasmin bu?" tanyaku penasaran.

"Dia mungkin sedang jalan dengan pacarnya, biar saja kan pacarnya org kaya. Nanti juga bawa oleh-oleh untuk Ibu !!"

"Tidak seperti kamu! Tiap hari kerja bertemu banyak orang tidak ada yg bisa kamu pacari. Coba seperti adikmu, dia pacaran sama orang kaya dan Ibu selalu di beri oleh-oleh mahal seperti tas ini" jawab ibu panjang lebar sambil memamerkan tas barunya.

"Astaghfirullah... sadarkan ibuku...beliau dibutakan oleh dunia. Sudahlah, sebaiknya aku jangan melawan. Jelas-jelas itu salah.

Lebih baik aku diam, sebaiknya aku jahit ini dan segera kekamar " batinku.

Setelah jahitannya selesai, aku berikan pada ibu dan segera aku segera berbaring ditempat tidur. Aku semakin terisak, sikapnya kenapa jadi seperti itu sekarang. Beliau benar-benar semakin menjadi. Tanpa sadar beliau menyuruhku berpacaran dengan orang kaya agar aku bisa morotin hartanya. Perintah seorang Ibu macam apa itu?

Jalan satu-satunya adalah tidur untuk sejenak melupakan peemasalahan hari ini. Aku tarik selimutku dan segera memejamkan mata.

Tapi, tidak seperti yang aku bayangkan, aku kembali terbangun pada pukul satu pagi dan kembali memikirkan perkataan ibu yang semalam. Akan seperti apa nasib adikku nanti jika terus dibiarkan seperti itu. Dia belum tau mana yang baik dan benar. Aku takut dia terjerumus dalam dosa besar.

Aku bangun dan mengerjakan sholat malam. Aku meminta pada Allah agar segera dibukakan pintu hidayah.

Aku melihat pantulan diriku didepan cermin, tubuhku semakin kurus wajahku pucat seperti mayat hidup. Aku terlalu banyak memikirkan masalah. Ibu... tolong perhatikan aku sedikit saja, mungkin hanya menanyakan keadaanku dan mempedulikannya, ku pasti sedikit lebih bahagia. Aku rindu kasih sayangmu.

Aku bosan melihat ibu tiap hari keluyuran ngga jelas bareng teman-temannya. Aku khawatir ibu membiarkan Yasmin berpacaran dengan siapapun. Pikirnya yang penting kaya raya dan sering membelanjakannya. Bagaimana nanti nasibnya? Kenapa keluargaku sangat rumit??

Banyak pertanyaan berkelebat dikepalaku. Apakah aku bukan anak ibu? Apakah aku bukan saudara kandungmu Yasmin? kenapa jadi seperti ini rasanya. Aaaaaargghhh !!Dimana keluargaku yang lain?

Andaikan aku bisa bertemu paman, banyak hal yang ingin aku tanyakan.

Dimanakah pamanku berada? Kenapa mereka seperti ditelan bumi. Tidak pernah ada kabarnya sama sekali. Aneh sekali rasanya.

Apa Ibuku melarang mereka bertemu denganku?

Bahkan tetanggapun seakan-akan menjauhi keluarga kami, karna ibuku yang kurang ramah, selalu marah-marah dan terkesan angkuh. Hidupku benar-benar buruk.

.

.

.

.

.

.

mohon dikoreksi ya readers ini novel pertamaku

jangan lupa tinggalkan like dan jejak

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!