Di sebuah desa bernama Twinleaf, yang dikelilingi oleh pegunungan dan padang rumput luas, terdapat sebuah desa yang terkenal dengan kebaikan hatinya. Di sana, hiduplah seorang anak berusia 5 tahun bernama Shaka. Namun, nasib berkata lain untuknya, ketika tragedi yang tak terduga merenggut kedua orang tuanya. Ditinggalkan dalam kesendirian, Shaka dititipkan kepada pemimpin desa, seorang lelaki bijak bernama Lucas.
Shaka tumbuh menjadi seorang anak yang pendiam dan pemurung. Dia tidak mudah untuk bergaul dan sering kali ditemukan menyendiri. Hidupnya dipenuhi dengan kekurangan dan kekurangan makanan, membuatnya sering merasa lapar.
Pada suatu malam, ketika Shaka terbaring di kasurnya dengan perut yang kosong, Lucas tiba-tiba muncul membawa sebuah karung makanan. Dengan senyum hangatnya, Lucas berbicara, "Maafkan aku, Shaka. Pekerjaanku hari ini sangatlah berat." Meskipun tersenyum, Shaka hanya diam dan tak menjawab.
Lucas membuka karung yang berisi nasi, roti, daging sapi, daging ayam, dan sosis dengan ukuran yang begitu besar. Shaka sangat terkejut melihat semua makanan tersebut di hadapannya, dan matanya berkaca-kaca saat ia menatap Lucas. "Tunggu apa lagi? Makanlah," kata Lucas dengan hangat.
Shaka dengan lahap memakan semua makanan tersebut, namun beberapa saat kemudian, ia mendengar suara perut Lucas yang membuatnya terhenti. "Paman, ayo kita makan bersama," ucap Shaka, dan Lucas pun terkejut dan senang. "Memang boleh?" tanya Lucas. Shaka menjawab, "Tentu, kita sama-sama lapar, bukan?"
Mereka berdua pun makan malam bersama dengan penuh kehangatan. Setelah makan malam, Lucas membawa Shaka ke sebuah bukit dan mengajaknya untuk berbicara. "Apakah ada yang ingin kau omongkan kepadaku?" tanya Lucas, lalu Shaka menatap bulan. "Hei, Paman, aku ingin melihat orang tua ku sekali saja," kata Shaka.
Lucas terkejut bahkan tidak bisa menjawab perkataan Shaka. Ia kemudian mengepalkan tangannya dengan erat dan berkata, "Orang tua mu masih hidup, Shaka." Shaka terkejut dan menatap Lucas, lalu tiba-tiba Lucas menangis.
Shaka bertanya dengan keheranan, "Apa?" lalu Lucas menjelaskan, "Orang tua mu masih hidup. Mereka berada di tempat yang sangat jauh dan memimpin sebuah guild yang hebat. Orang tua mu adalah pahlawan desa ini dan juga pahlawan dunia!"
Shaka masih terkejut dan sulit percaya bahwa orang tuanya masih hidup. "Kenapa kau tidak memberitahuku selama ini?" tanya Shaka.
Lucas menjawab dengan lembut, "Karena aku yakin, kau pasti akan menemui mereka."
"Apakah aku tidak boleh bertemu dengan mereka?" tanya Shaka. Lucas menjawab, "Ada waktu dimana kau akan bertemu dengan mereka, tapi tidak sekarang. Ibumu meninggalkan pesan kepadaku untuk menjaga mu dan menyembunyikan nasib mereka berdua."
Shaka bangkit dan pergi, meninggalkan Lucas sendirian. Lucas menutup matanya dengan lembut, lalu berkata, "Hanya ada satu jalan yang memiliki peluang agar kau bisa bertemu dengan mereka."
Shaka berhenti dan bertanya, "Apa itu?" Lucas menjawab dengan tegas, "Jadilah ksatria penyihir."
Shaka merasakan semangat yang membara di dalam dirinya. Dia tersenyum, dan Lucas pun terkejut karena melihat Shaka tersenyum untuk pertama kalinya.
"Akan kubuktikan," ucap Shaka, dan Lucas menjawab dengan penuh semangat, "Semangatlah, Shaka."
Selama 12 tahun, Shaka tekun berlatih dan memperkuat kekuatan sihirnya yang dikenal sebagai "Aura Chi". Saat ini, usianya telah mencapai 17 tahun, dan sikapnya berubah drastis setelah lucas membicarakan orang tuanya yang masih hidup.
Shaka telah bertransformasi menjadi seorang yang ceria dan penuh semangat. Dia siap untuk mengikuti jejak orang tuanya dan menjadi seorang ksatria. Dia memutuskan untuk mengambil bagian dalam program "Duel Knight", di mana dia akan bertarung melawan orang-orang asing dari daerah lain.
Program Duel Knight diadakan di sebuah kota bernama Nuvema, Kota ini terkenal karena menjadi rumah bagi 10 guild elite yang sangat dihormati.
Shaka berpamitan dengan orang-orang di desanya, dan Lucas melihatnya pergi dengan senyuman. Di sisi lain, seorang wanita tua yang dikenal oleh Lucas bertanya, "Apakah kau tidak memberitahunya?" Lucas menjawab, "Tidak, karena aku sudah menitipkan pesan kepadanya."
Shaka tiba di Kota Nuvema yang ramai dan penuh dengan ksatria. Saat berjalan, Shaka tanpa sengaja menyenggol bahu seorang kakek berbadan besar dan berotot. Shaka segera meminta maaf, tetapi kakek itu hanya diam dan menatap Shaka dengan tatapan tajam sebelum Shaka akhirnya pergi.
Duel Knight akan segera dimulai di Colosseum yang terletak di Kota Nuvema. Dengan semangat yang membara, Shaka segera menuju ke sana.
Shaka tiba di Colosseum dan masuk ke ruangan peserta. Di sana, sudah banyak peserta dari berbagai daerah yang berkumpul. Namun, ketika Shaka tiba, semua mata langsung tertuju padanya, membuatnya merasa terheran.
Tiba-tiba, seorang wanita datang, ternyata dia adalah panitia acara. Dengan ramah, wanita tersebut berkata, "Para hadirin, selamat datang di Duel Knight, di mana kalian, para rookie, akan saling bertarung. Silakan pergi ke arena."
Semua peserta bergegas menuju arena, termasuk Shaka.
Hatinya berdebar-debar, penuh antusiasme dan semangat untuk menghadapi tantangan ini. Dengan langkah mantap, Shaka siap untuk membuktikan kemampuannya dan menemukan petunjuk tentang orang tuanya yang masih hidup.
Semua peserta telah berkumpul di arena, yang diamati oleh ketua dari 10 guild elite. Setelah berkumpul di arena, mereka dibagi menjadi empat kelompok: Grup A, Grup B, Grup C, dan Grup D.
Shaka masuk ke Grup C, dan seorang pria berjas yang merupakan bagian dari panitia datang untuk menyambut mereka. "Selamat datang di Duel Knight, para rookie. Kami sangat menyambut kehadiran kalian," ucapnya dengan ramah. Namun, suasana berubah serius ketika panitia berikutnya, dengan wajah yang serius, mengumumkan peraturan.
"Peraturannya sangat sederhana: semua kekuatan diperbolehkan. Namun, jika ada peserta yang kehilangan kendali atas kekuatannya, mereka akan didiskualifikasi," kata panitia dengan tegas.
Kemudian, seorang penyihir datang dengan jubah merah, dan tiba-tiba, cahaya biru muncul dari arena. Tanpa peringatan, Shaka dan para peserta lainnya tiba-tiba berada di tengah hutan.
"Kita telah dipindahkan, ya?" ucap Shaka dengan heran. Suasana tegang terasa di sekeliling mereka, dan Shaka menyadari bahwa Duel Knight akan menjadi pertarungan yang sesungguhnya, di mana dia harus menggunakan semua kemampuannya untuk bertahan hidup dan maju ke tahap berikutnya.
Tiba-tiba, muncul sebuah benda berbentuk kambing yang melayang di udara dan mengeluarkan suara panitia. "Kalian dipindahkan ke sebuah arena lain yang disebut Wild Area.
Di sini lah kalian akan bertarung Beberapa peserta telah dipindahkan ke hutan, padang pasir, area pegunungan, area pegunungan salju, dan ada juga yang dekat dengan lava."
Dengan pengumuman tersebut, Duel Knight pun dimulai. Shaka langsung berlari, tanpa arah yang jelas. Tujuannya sekarang adalah menemukan peserta lain dari grupnya. Tiba-tiba, seseorang berambut kuning dengan jaket datang ke arahnya.
"Hei, kau di sana! Kau dari Grup C, bukan?" kata orang tersebut.
Shaka menjawab dengan antusias, "Ya, aku dari Grup C."
Orang tersebut tersenyum dan berkata, "Bagus, kita satu grup. Kenalkan, namaku Eldric."
Shaka juga tersenyum, "Salam kenal, Eldric. Namaku Shaka."
Eldric menganggukkan kepala, "Lalu, kita harus ke mana?"
Shaka menjawab dengan tegas, "Tidak tahu, kita jalani saja!"
Dengan semangat dan tekad yang sama, Shaka dan Eldric bersiap-siap untuk menghadapi semua rintangan yang akan mereka temui di Wild Area ini, sambil berharap bisa bertahan dan maju ke tahap berikutnya dalam Duel Knight.
Semua aksi para peserta ditampilkan melalui proyektor bernama "Crystalsky Viewcaster", sehingga dapat dilihat oleh para ketua dari 10 guild elite. Selain itu, ada sebuah benda bernama "Aetherwing" yang bertugas merekam semua aksi para peserta dan mengirimkannya ke Crystalsky Viewcaster.
Benda-benda ini diciptakan di sebuah pulau modern yang dipimpin oleh seorang ilmuwan jenius bernama Elbert Einstar. Saat para ketua guild menyaksikan pertarungan, tiba-tiba muncul seorang kakek berbadan kekar yang sebelumnya bertemu dengan Shaka. Tidak disangka, kakek tersebut adalah salah satu pemimpin dari guild.
Kakek itu menatap proyektor dan berkata Dengan serius, kakek tersebut memperhatikan Shaka dan bertanya, "Apakah kau bisa?"
Tidak lama setelah Shaka dan Eldric berlari, mereka diserang oleh seorang pemanah menggunakan panah yang meledak ketika mengenai tanah.
"Hampir saja!" ucap Eldric sambil mengelak, lalu Shaka bertanya, "Siapa di sana?"
Muncullah seorang pria bernama Hawk dari Grup A. "Nama saya Hawk, salam kenal," ucapnya sambil tersenyum. Eldric pun siap bertarung. "Jadi, kau ingin bertarung, ya?" kata Eldric sambil mengangkat satu kakinya, yang seketika mengeluarkan api yang besar.
"Shaka, biarkan aku yang menghadapinya," ucap Eldric, dan Shaka menganggukkan kepalanya sebelum pergi.
Hawk menatap Eldric dengan tatapan sinis. "Kau pikir kau bisa mengalahkanku?" tanyanya.
Eldric tersenyum percaya diri. "Kecepatan panahmu kalah dengan kecepatan kakiku!"
Duel pertama pun diumumkan: Eldric vs Hawk. Dengan hati yang teguh dan semangat yang membara, Eldric siap untuk menghadapi tantangan di hadapan mata.
Shaka kembali berlari untuk mencari anggota Grup C lainnya, namun tidak lama kemudian, dia diserang oleh serangan es. Beruntung, Shaka memiliki refleks yang cepat sehingga dia bisa menghindari serangan tersebut. Dengan tatapan waspada, Shaka berkata, "Siapa kau!"
Muncullah seseorang yang memakai jubah putih dengan bulu di tudungnya. Tangannya dilapisi oleh es, dan dia adalah Gray dari Grup B. "Ternyata aku tidak sendirian di sini," ucap Gray.
Shaka mulai mengepalkan tangannya, siap untuk bertarung. Dia memberikan aba-aba untuk menyerang.
Duel kedua pun diumumkan: Shaka vs Gray. Dengan tekad yang kuat dan semangat yang membara, Shaka siap untuk menghadapi tantangan yang lebih besar di hadapannya.
Sementara itu, para ketua guild mulai mengomentari pertarungan yang telah dimulai di berbagai lokasi. Ketua Guild Harpy bernama Dean berkata, "Pertarungan tahun ini sepertinya menarik." Flora, ketua dari Guild Valkyrie, menjawab, "Mari kita lihat seberapa jauh mereka bisa bertahan."
Kembali ke duel, Eldric saat ini sedang berhadapan dengan seorang pemanah yang tidak boleh dianggap remeh. Mata pemanah tersebut sangat tajam, bahkan mampu melihat dari jarak yang sangat jauh.
Mereka berdua beradu kecepatan, dan saat ada celah, Eldric langsung menendangnya sehingga pemanah tersebut terpental jauh. "Tch! Kecepatanmu boleh juga," ucap eldric.
Namun, pemanah tersebut bangkit kembali meskipun tulang rusuknya patah dan mengeluarkan muntah darah. Dia kemudian mengeluarkan anak panahnya lagi dari jarak yang sangat jauh dan menyerang Eldric.
Eldric dengan sigap menendang anak panah tersebut sehingga kembali lagi kepada pemanah tersebut.
Pertarungan sengit antara Eldric dan pemanah tersebut pun terus berlanjut, dengan keduanya bertekad untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.
Pertarungan antara Eldric dan Hawk semakin sengit, dengan beberapa panah Hawk berhasil mengenai Eldric. Namun, Eldric segera menggunakan teknik sihir penyembuh untuk menyembuhkan luka-lukanya sehingga tubuhnya kembali normal.
"Hm, kau menggunakan teknik penyembuh, ya? Tapi itu memiliki batasannya sendiri jika kau terus menggunakannya," kata Hawk. Namun, Eldric hanya tersenyum sambil berkata, "Kau pikir aku akan terus menggunakan teknik itu?" Sambil berkata demikian, kedua kakinya bersinar api, menunjukkan bahwa Eldric memiliki kekuatan lain yang siap dia gunakan.
Ketua Guild Fenrir Fangs bernama Ghetesis berkomentar, "Bocah dengan kaki api itu, dia adalah keluarga dari Vermilion yang dibuang." Dean menjawab, "Ya, aku tahu. Dia dibuang karena hanya mampu memunculkan api dari kakinya, tidak seperti naga yang mampu mengeluarkan api dari mulutnya atau tangan-tangannya."
Kembali ke pertarungan antara Shaka dan Gray, tangan kiri Shaka membeku karena serangan es Gray. Namun, Shaka dengan mudah menghancurkan pembekuan tersebut.
Gray menyentuh tanah dengan kedua tangannya, dan tiba-tiba serangan es bertubi-tubi muncul dari bawah tanah, membuat Shaka kerepotan untuk menghindarinya.
Setelah serangannya berhenti, Shaka berdiri di atas tanah yang telah membeku. "Kekuatanmu boleh juga," ucapnya sambil mengakui kemampuan Gray. Gray tersenyum, "Ya, kau juga."
Gray kembali menyerang dengan serangan es, tetapi Shaka dengan cepat menghancurkan semua serangan tersebut dengan tangannya. Kemudian, Shaka menendang wajah Gray dan meninjunya hingga terpental jauh.
Kembali ke pertarungan antara Eldric dan Hawk, Eldric saat ini dalam kondisi sekarat karena luka-luka yang dialaminya, termasuk kaki yang tertancap oleh anak panah. Tanpa memiliki ide untuk melawan balik, Eldric memutuskan untuk mundur terlebih dahulu.
Hawk tersenyum sinis dan mengatakan, "Kau pikir kau bisa lari dari ku?!" dengan teriakan yang kejam.
Eldric memasuki hutan yang lebih dalam dan bersembunyi di balik pohon, sambil memikirkan cara untuk menyerang balik. Dia kemudian dengan berani menarik anak panah yang masih tertancap di kakinya. "Bagaimana aku harus menyerang balik?" gumamnya sambil kebingungan.
Tiba-tiba, Eldric merasa bahwa Hawk sudah berada di hutan tersebut, sehingga dia segera berlari mencari tempat yang lebih aman untuk melindungi dirinya dan merencanakan strategi untuk menghadapi lawannya. Dalam situasi yang genting ini, Eldric harus menggunakan kecerdasan dan ketangkasannya untuk bisa bertahan dan mencari peluang untuk menyerang balik.
Eldric berhenti berlari dan melihat ke arah kedua tangannya. "Aku bisa mengeluarkan api dari tangan ku, hanya saja tenaga api nya jauh lebih besar dibandingkan aku mengeluarkannya dari kaki ku," ujarnya sambil memikirkan strategi selanjutnya.
Saat itu, sebuah anak panah menyentuh tanah dan meledak, mengenai Eldric. Hawk pun tertawa, "Hahaha! Kau pikir ini petak umpet?"
Eldric terbaring di tanah, namun dia memiliki waktu 10 detik untuk bangkit. Jika dalam 10 detik itu dia tidak bangkit, maka dia akan dinyatakan kalah dalam Duel Knight.
Dengan setengah sadar, Eldric mulai memikirkan cara untuk menang. Ketika hitungan mencapai 4 detik, dia bangkit kembali. Kedua tangannya pun mengeluarkan api.
Hawk terkejut dan berkata, "Wow, kau pikir dengan mengubah teknik bertarungmu bisa mengalahkanku?" Eldric menjawab dengan tekadnya, "Tenaga api ini jauh lebih besar dan kuat dibandingkan kaki ku ini."
Hawk menarik busurnya sambil berkata, "Kalau begitu, ayo buktikan!" Dengan tekad yang kuat, Eldric siap untuk menunjukkan kekuatannya yang sebenarnya dalam pertarungan ini.
Dalam keadaan yang genting, Eldric berhasil menghancurkan semua anak panah yang ditembakkan oleh Hawk, membuatnya terkejut. "Apa-apaan ini? Mengapa dia jauh lebih cepat dibanding sebelumnya!?" ucap Hawk sambil terkejut.
Tanpa menunggu, Eldric tiba-tiba menghilang, meninggalkan Hawk dalam kebingungan dan ketakutan. "Dimana kau?!" seru Hawk, namun Eldric muncul tiba-tiba di belakangnya dan menyerang Hawk dengan serangan bertubi-tubi menggunakan tangan dan kakinya, api yang dipancarkannya semakin besar hingga akhirnya meledak, menyebabkan hutan menjadi terbakar.
Hawk pun kalah dalam duel pertama, dan Eldric diumumkan sebagai pemenangnya.
"Sial, kau ternyata menyimpan racun di anak panahmu, ya? Dasar bajingan!" ucap Eldric sambil ngos-ngosan.
Setelah pertarungan itu, Eldric pingsan. Di sisi lain, Gray terkapar di tanah, sementara Shaka berdiri sambil melihat Gray yang terkapar.
Duel kedua kemudian diumumkan, dan kemenangan jatuh ke tangan Shaka. Dengan semangat dan kegigihan, Shaka siap untuk menghadapi tantangan selanjutnya dalam perjalanan menuju tujuan akhirnya.
-BERSAMBUNG-
Shaka melihat ke arah belakang dan melihat sebuah hutan yang terbakar, dan dia ingat bahwa Eldric ada di sana. Tanpa ragu, Shaka bergegas menuju ke sana dengan cepat.
Tiba-tiba, dia bertemu dengan seseorang yang memakai jubah putih dan membawa pedang. Ternyata dia seorang perempuan bernama Marine.
"Kau dari Grup C, bukan?" ucap Marine. Shaka menganggukkan kepalanya, dan Marine melanjutkan, "Eldric dalam bahaya, kita harus pergi ke sana! Aku akan memadamkan api nya."
Shaka bertanya, "Kau kenal Eldric?" Marine menjawab, "Ya, dia adalah teman masa kecilku. Aku merasakan bahwa energi Eldric semakin mengecil, itulah sebabnya aku pergi ke hutan itu." Shaka mengangguk, "Begitu ya."
Shaka dan Marine tiba di lokasi kebakaran hutan, dan situasinya semakin memburuk. Marine segera menggunakan sihir airnya yang besar untuk mencoba memadamkan api yang meluas.
Sebagian hutan sudah terbakar dan asapnya begitu tebal. Shaka memperhatikan seseorang yang akan datang melalui kabut, ternyata itu adalah Eldric yang basah kuyup dan berjalan dengan sempoyongan.
"Lain kali selamatkan aku dulu baru padamkan hutannya," keluh Eldric.
"Kau baik-baik saja?" tanya Shaka. Eldric menjawab, "Ya, begitulah. Tubuhku sempat terkena racun, lalu tiba-tiba saat aku sedang setengah sadar, ada seseorang yang menyembuhkanku, lalu pergi begitu saja."
"Syukurlah kau masih selamat," ucap Marine dengan lega.
Eldric melompat-lompat dengan penuh semangat, "Aku jauh lebih baik dari sebelumnya." Namun, dia masih merasa bahwa orang yang menolongnya itu adalah seseorang yang dikenalnya, meskipun wajahnya tampak samar di tengah kabut dan asap kebakaran.
Shaka, Eldric, dan Marine melanjutkan perjalanan ke arah barat, yang jika diteruskan akan membawa mereka ke sebuah area gunung berapi yang sedang aktif. Selama perjalanan, mereka berbagi cerita. Marine bertanya, "Hei Shaka, kau ingin masuk ke guild mana nanti?"
Shaka menjawab sambil memakan apel, "Aku akan menjadi player solo." Ungkapan Shaka membuat Marine dan Eldric terkejut.
"Eh, jika kau bergabung dengan guild, kau bisa mengerjakan tugas lebih mudah karena banyak yang membantu!" ujar Eldric.
Namun Shaka tetap teguh pada keputusannya, "Ya, aku tahu banyak risiko menjadi player solo, tapi aku memiliki tujuan untuk memilihnya." Marine dan Eldric pun terdiam.
Setelah perjalanan, mereka akhirnya tiba di wilayah gunung berapi, di mana lava tersebar di mana-mana. "Baiklah, kita sudah sampai," ucap Eldric.
Shaka bertanya, "Tujuan kita sebenarnya apa sih?" Marine menjawab, "Mencari rekan kita. Karena menurutku hanya kita bertiga yang ada di hutan itu. Salah satu anggota Grup C mungkin ada di sini." Dengan harapan menemukan rekan mereka, mereka melanjutkan perjalanan di tengah bahaya gunung berapi yang sedang aktif.
Mereka berjalan ke wilayah gunung berapi, di mana panasnya membuat Shaka harus membuka bajunya. Marine tersipu malu dan berkata, "Hei, gunakan bajumu! Kau tidak lihat, aku ini seorang wanita!" Shaka menjawab sambil mengeluarkan lidahnya, "Disini panas, mohon maklumi."
Eldric membuka jaketnya dan berkata, "Hei, Shaka, kau memiliki badan yang bagus juga ya?" Shaka menjawab, "Ya, aku melatihnya sejak berumur 5 tahun." Eldric bertanya lebih lanjut, "Lalu, apa kemampuanmu?"
Shaka menjawab, "Yaaa... aku bisa menggunakan teknik bela diri yang aku sebut aura chi."
Tiba-tiba, Marine menyuruh mereka berhenti dan mengatakan, "Ada yang datang!" Dengan sangat waspada, muncul sesosok makhluk lava raksasa yang sangat besar. Shaka terkejut, "Apa itu!?" Eldric menjawab dengan sinis, "Sudah jelas, makhluk yang intinya bukan manusia, dasar bodoh!"
Shaka menyuruh Marine untuk memadamkannya, tetapi kekuatan Marine tidak cukup untuk memadamkannya. "Sialan, jadi kita harus melawan dia ya?" ucap Eldric sambil kaki api nya menyala.
shaka mengepalkan tangannya dan seluruh tubuhnya mengeluarkan aura berwarna biru. Marine mengeluarkan pedangnya dan melapisi dengan air.
"Ayo, kita lawan semampu kita!" ucap Shaka, lalu Eldric dan Marine menganggukkan kepalanya dengan tekad yang kuat.
Shaka, Eldric, dan Marine terus melawan makhluk lava tersebut. Shaka menendang tangannya yang ingin menyerang Marine, dan tangan monster lava itu hancur. Namun, Shaka menyadari bahwa tangan monster tersebut cepat pulih karena memiliki kekuatan regenerasi yang sangat cepat.
Eldric melancarkan serangan dengan tendangan yang membuat monster lava terhempas, lalu Marine langsung menyerang dengan pedangnya yang dikuatkan dengan kekuatan air. Meskipun tubuh monster tersebut menjadi batu, namun ia masih hidup, membuat Shaka, Eldric, dan Marine bingung tentang cara mengalahkannya.
Ketika Shaka sedikit lengah, monster lava tersebut menangkapnya dan membantingnya ke tanah dengan sangat kuat. Lemparan tersebut begitu keras sehingga Shaka hampir jatuh ke sungai lava Dia berusaha keras untuk menahan dirinya agar tidak jatuh.
Marine berteriak kepada Shaka, "Shaka, tahanlah dirimu dengan kedua tanganmu! Jika kau terus masuk ke dalam, kau akan jatuh ke sungai lava!"
Shaka, sambil berusaha menahan rasa sakit, menjawab, "Sedang kucoba!" Dia berjuang keras untuk menahan dirinya agar tidak terjatuh ke dalam bahaya yang lebih besar.
Shaka bangkit kembali dengan cepat dan menyerang monster lava dengan tendangan ke kepala, membuat setengah mukanya hancur. Dengan penuh kepuasan, ia berkata, "Rasakan itu!"
Eldric menyampaikan, "Jika salah satu dari kita adalah pengguna sihir es, kita pasti bisa langsung menumbangkannya!" Marine menambahkan, "Air juga bisa!" Namun, Eldric menjelaskan bahwa serangan air hanya akan membuat monster tersebut tidak bisa bergerak untuk sementara waktu.
Monster lava itu bangkit kembali dan wajahnya yang hancur tadi pulih dengan sempurna. Shaka melompat dan menghujani monster tersebut dengan serangan bertubi-tubi, menciptakan dorongan yang sangat kuat hingga membuat tubuh monster itu hancur.
"mati kau!" ucap Shaka, tetapi tiba-tiba muncul serangan es bernama "Ace Burn" muncul dari jarak jauh, menyerang monster lava tersebut. Sebagian tubuhnya membeku dan dia tidak bisa bergerak, kemudian es mulai menutupi seluruh tubuhnya.
Shaka melihat ke arah asal serangan es itu dan ternyata Gray lah yang telah mengeluarkan kekuatan tersebut, dia juga yang bertarung dengannya sebelumnya. Wajah Gray terlihat babak belur akibat pertarungan dengan Shaka.
Setelah pertarungan itu, suasana menjadi canggung antara Shaka dan Gray yang saling berhadapan, sementara Eldric merasa mereka akan bertarung.
Namun, tidak lama kemudian, Shaka dengan senyuman mengucapkan, "Terima kasih telah menyelamatkan kami!" Gray terkejut mendengarnya, tidak menyangka Shaka akan berbicara seperti itu. Dia menjawab, "Tidak masalah, tapi hanya kali ini. Di pertarungan selanjutnya, aku tidak akan kalah."
Shaka dengan tenang menjawab, "Aku menunggu masa itu." Gray pun tersenyum dan berbalik pergi. Eldric bertanya, "Kemana kau akan pergi?" Gray menjawab, "Aku sudah kalah, aku hanya harus menunggu seseorang menjemput." Semuanya pun terdiam.
Lalu Shaka berkata, "Lalu dimana orang-orang yang kau bilang dari grup C? Di sini hanya ada gunung lava dan tanah hitam."
Eldric menjawab, "Dan bagaimana kau tahu salah satu dari mereka ada di sini?" Marine pun merasa malu dan berkata, "Aku hanya merasakan mereka ada di sini!"
Mereka memutuskan kembali ke hutan dan berjalan tanpa tujuan. Tiba-tiba, Shaka diserang oleh sebuah tongkat besar dan panjang. Ada seseorang yang bersembunyi di dahan pohon sambil memegang tongkat tersebut.
"Siapa kau?!" ucap Shaka dengan waspada, lalu orang itu menunjukkan tatapan yang sinis.
Semuanya kembali ke posisi mereka dan waspada untuk serangan yang akan datang.
Tidak lama kemudian, orang itu tersenyum dan berkata, "Wow, kau hebat bisa menghindari seranganku! Instingmu luar biasa!" ucapnya dengan kagum kepada Shaka dan yang lainnya.
Shaka, Eldric, dan Marine pun terkejut dan memasang wajah konyol karena mereka mengira orang itu adalah musuh.
Lalu dia berkata, "Hahaha, kalian pasti mengira aku ini musuh, ya? Tenang saja, aku dari grup C, sama seperti kalian. Nama ku Sun Ling, anak dari kera sakti Suasana pun kembali menjadi normal.
Shaka berkata, "Kera sakti itu monyet kan? Kenapa kau memiliki wujud manusia?" Perkataan Shaka membuat Sun Ling marah, lalu dia menyerang Shaka kembali. "Kurang ajar," ucap Sun Ling. Shaka menjawab, "Aku berkata fakta, bukan? Kau hanya perlu menjelaskan mengapa kau memiliki wujud manusia."
Sun Ling menjawab, "Itu karena aku memiliki dua wujud, wujud full kera dan manusia," sambil memutar-mutar tongkatnya dengan kedua tangannya. Sun Ling langsung melancarkan serangan tongkatnya kepada Shaka.
Shaka menghindari serangan tersebut, lalu tiba-tiba tongkat milik Sun Ling membesar perlahan-lahan, menjadi tongkat raksasa yang menimpa Shaka. Eldric dan Marine menjauh dari mereka berdua. "Sialan, dia malah menghancurkan hutan ini!" ucap Eldric. Dia berteriak, "Hentikan, Sun Ling!"
Sun Ling merasakan ada kejanggalan pada tongkatnya. Setelah dilihat kembali, Shaka sedang menahan tongkatnya yang besar itu. "Aku yakin ada dua tongkat sakti milik Kera Sakti, dan satu ini milikmu. Yang asli adalah milik ayahmu. Sialan berat juga!" ucap Shaka.
Shaka tidak lama kemudian tertindih, lalu Sun Ling berkata, "Yah, kurang lebih begitu. Jika aku memakai tongkat ayahku, kau pasti sudah mati."
Shaka muncul dari tanah yang lain, lalu langsung melompat dan menyerang Sun Ling yang lengah menggunakan sundulan kepalanya, membuat Sun Ling pingsan dan tongkatnya pun mengecil.
-BERSAMBUNG-
Ketika langit sudah sore, Sun Ling sadar dan melihat Shaka dan yang lainnya sedang makan bersama. Sun Ling yang baru sadar pun langsung meminta makanan kepada mereka, lalu Shaka memberikannya sepotong daging sapi.
Eldric memandangi Sun Ling dengan sinis. "Apa benar kau anak dari Kera Sakti? Kenapa kau langsung pingsan hanya karena disundul oleh Shaka?" tanyanya.
Sun Ling menjawab dengan mulutnya yang penuh, "Itu baru pemanasan! Lain kali akan kucoba tunjukkan kehebatanku!" ucapnya. Marine menyela, "Sudahlah, akhiri perdebatan ini."
Ketika keadaan kembali menjadi tenang, Sun Ling mengusulkan untuk langsung pergi ke garis akhir. Semua terkejut dan bingung. "Kenapa?" tanya Shaka.
Sun Ling menjelaskan bahwa semuanya sudah selesai. Grup C menghasilkan 30 anggota yang lulus dari awalnya 60, Grup A menghasilkan 55 anggota yang lulus dari awalnya 60, Grup B menghasilkan 40 anggota yang lulus, dan terakhir Grup D menghasilkan 20 anggota yang lulus.
Masing-masing grup memiliki 60 anggota, sehingga jika dijumlahkan, ada 145 anggota yang lulus. Shaka berkomentar, "Grup A hanya berkurang 5 orang saja, benar-benar orang-orang yang kuat." Sun Ling menambahkan, "Aku sempat mengalahkan 3 anggota dari Grup D, 4 anggota dari Grup A, dan satu orang dari Grup B."
Eldric bertanya, "Kau mengalahkan banyak orang ternyata, ya? Lalu siapa yang mengalahkan satu orang lagi di Grup A?" Sun Ling menjawab, "Entahlah."
Sun Ling memegang tongkatnya dan menunjuk ke arah selatan, berkata, "Kalau kita pergi ke arah selatan, maka kita akan sampai ke garis akhir. Perkiraan sampainya mungkin 30 menit."
Shaka dan yang lainnya, termasuk Sun Ling, memutuskan untuk pergi ke arah selatan. Anehnya, selama perjalanan mereka tidak mendapatkan gangguan atau serangan dari grup lain. Shaka berpikir mungkin benar-benar sudah berakhir.
Setelah 30 menit, mereka akhirnya sampai di garis akhir, di mana kemunculan mereka juga bersamaan dengan grup lain. Mereka melihat anggota Grup C lainnya dan segera berkumpul dengan mereka. Mereka juga melihat sebuah pintu raksasa dengan seorang pria tua, berotot besar dan kekar, yang memakai jubah putih.
Shaka pun ingat bahwa dia adalah seorang pria tua yang ia temui di kota. "Siapa dia sebenarnya?" ucap Shaka.
Pria tua itu tersenyum sinis dan berkata, "Aku tidak menyangka kalian bisa berhasil sampai kemari, terutama kalian Grup A. Aku tidak menyangka anggota kalian hanya berkurang 5 orang saja. Sungguh menakjubkan."
Suasana menjadi tegang. Lalu, pria tua itu menggebrakkan tangannya dan berteriak, "Tugas terakhir! Kalahkan aku jika kalian bisa! Aku adalah Kong, sang pemimpin Guild Minotaur!" Secara bersamaan, seluruh grup turun dan menyerang Kong.
Salah satu anggota Grup A menyerang secara langsung dengan menendang Kong, tapi serangan itu tidak berpengaruh. Kong dengan cepat menanggapi dengan memegang kaki anggota tersebut dan membantingnya ke tanah. Kemudian, Shaka mengaktifkan aura dan menyerang Kong dengan tinju dan tendangan secara bertubi-tubi.
Serangan itu sempat memojokkan Kong sebelum tangan Kong berhasil menangkap Shaka. Kong berkata, "Buah kekuatan, ya? Apakah kau tahu resiko memakannya?" Lalu, Kong langsung meninju tubuh Shaka, membuatnya muntah dan terkapar.
Di pikiran Shaka saat itu, ia bertanya-tanya, "Bagaimana dia bisa tahu bahwa aku adalah seorang pengguna buah kekuatan?"
Sun Ling turun dan membesarkan ukuran tongkatnya, lalu membantingnya kepada Kong. Namun, Kong dengan cepat berhasil menghindar dan membanting Sun Ling ke tanah. Sun Ling menyatakan kekecewaannya dengan mengucapkan "sialan!"
Dia kemudian mengecilkan ukuran tongkatnya dan bersiap duel dengan Kong. Dalam pertarungan ini, Kong tidak menggunakan senjata, tetapi mengandalkan kekuatan tangan kosong, sesuai dengan ciri khasnya.
Sun Ling menyerang Kong dengan tongkatnya berkali-kali, tetapi Kong berhasil menangkis semua serangan dan menendang Sun Ling. Kemudian, seorang perempuan dari Grup C bernama mana yang memiliki sihir psikis ikut campur, menyerang Kong dengan sihirnya yang membuatnya pusing sejenak. Sun Ling cepat bangkit kembali dan melancarkan serangan dengan tongkatnya, membuat Kong terhempas.
Kong kembali bangkit dengan tertawa sinis, lalu dengan kecepatan supernya, dia menghajar semua anggota dari semua grup tanpa ragu sama sekali. Wajah Sun Ling dihajar oleh Kong hingga babak belur.
Melihat situasi ini membuat semua anggota grup yang tersisa menjadi takut dan memutuskan untuk mundur. Namun, salah satu anggota Grup A yang sebelumnya ditumbangkan oleh Kong, bernama Lance, bangkit kembali dengan semangat. Dia menyuarakan kekecewaannya terhadap rekan-rekannya yang ingin menyerah.
Shaka juga bergabung dengan semangat Lance, mengingatkan bahwa garis akhir sudah di depan mereka. Eldric pun turun tangan, menyatakan bahwa sudah saatnya untuk bertarung, sementara Marine juga siap dengan pedangnya.
Nero dari Grup B, yang sebelumnya dikalahkan oleh Kong, juga bangkit kembali. Dengan senyuman sinis, dia menegaskan bahwa mereka yang takut hanya pantas menjadi penonton.
Sekarang, yang tersisa untuk menghadapi Kong adalah Nero, Lance, Shaka, Eldric, dan Marine. Kong menyatakan pengakuan atas keberanian mereka.
Dalam pertempuran yang semakin memanas, seorang perempuan dari Grup D bernama Rose juga turut serta bersama Shaka dan yang lainnya. Rose memiliki kekuatan sihir tanaman yang memungkinkannya untuk mengendalikan dan memunculkan tanaman di mana pun.
Kong, dengan nada sinisnya, meminta mereka untuk segera menyerangnya. Shaka dan yang lainnya melancarkan serangan secara bergantian, tetapi Kong masih bertahan dengan tangguhnya.
Tiba-tiba, Lance menyentuh tubuh Shaka dan meminjam kekuatannya. Dengan kekuatan yang baru, Lance berhasil menghajar Kong hingga terhempas.
Lance: "Aku pinjam kekuatanmu ya."
Shaka bertanya-tanya tentang apa yang terjadi, sementara Eldric menyadari bahwa sihir Lance adalah kemampuan untuk menyalin kekuatan orang lain.
Eldric: "Sihir miliknya adalah copy, dia bisa menyalin sihir seseorang."
Lance berbalik dan melihat ke arah Shaka.
Lance: "Kekuatanmu boleh juga."
Saat Kong masih terhempas karena serangan Lance, Nero segera memanfaatkan benda-benda logam di sekitarnya dan menjadikannya senjata laser yang mematikan.
Nero: "Mati kau, Pak Tua!"
Ketika senjata Nero meledak, Kong tidak terluka sama sekali. Dia langsung menghancurkan senjata yang dibuat oleh Nero dan menyerang Nero hingga terpental. Kemudian, Kong berlari menuju Lance dengan niat untuk menghantamnya juga.
Namun, tiba-tiba seorang pendekar pedang bernama Soraichi Onyx dari Grup A muncul. Dia melancarkan serangan tebasan berbentuk bayangan kepada Kong. Serangan itu mengikuti Kong kemana pun dia pergi dan akhirnya mengenainya saat Kong terpojok, membuatnya shock untuk sementara waktu.
Lance memberi pujian kepada Onyx atas serangannya, dan Onyx mengucapkan terima kasih.
Setelah shock, Kong bangkit kembali dengan tatapan sinis dan senyumnya. Dia menghajar Onyx dengan kecepatan supernya, membuatnya terpental, dan juga mencekik Lance dan membantingnya ke tanah.
Shaka dan Eldric maju untuk bertarung dengan Kong. Shaka membuatnya terhempas, dan Eldric menendangnya dari atas sehingga membuatnya jatuh ke tanah.
Kong bangkit kembali dan menyatakan bahwa pengguna buah kekuatan memang sangat menyebalkan. Lalu, dia melancarkan serangannya dari tanah dengan kekuatan yang bernama "star impact", menciptakan ledakan besar yang membuat semua peserta terkapar, termasuk Shaka dan yang lainnya, yang tidak bisa bergerak karena serangan besar dari Kong.
Kong: "Kalian hebat, ya. Aku akui kekuatan kalian."
Shaka: "Apakah dia ingin melanjutkan pertarungan ini? Disaat semuanya sudah sekarat!?"
Kong: tertawa "Selamat, kalian semua lulus."
Peserta: "Eh!?"
Situasi menjadi ricuh karena pernyataan Kong.
Kong: "Diam!"
Suasana menjadi hening lagi saat Kong melanjutkan, "Syarat lulus dari ujian terakhir ini adalah keberanian. Meskipun banyak di antara kalian yang mundur, tapi ada beberapa teman kalian yang mewakili kalian yang penakut. Aku harap, ketika kalian benar-benar menjadi ksatria, kalian tidak takut seperti ini!"
Semua bersorak, "Hore!"
Setelah ujian terakhir berakhir, seorang pria memakai jubah merah datang dan memindahkan semua peserta ke tempat perawatan. Di sana, luka-luka mereka yang parah diobati oleh tim medis.
Para kapten dari 10 guild elite tersenyum melihat pertarungan terakhir ini.
Dean berkata, "Sepertinya, angkatan tahun ini akan berbeda dengan tahun lalu."
Setelah luka mereka diobati, mereka makan malam bersama. Sun Ling datang menghampiri Shaka, dan Shaka terkejut melihat wajahnya yang dipenuhi luka memar dan mata yang bengkak.
Shaka: "Hei, kau tidak apa-apa?"
Sun Ling: "Ini hanya luka kecil, lupakan saja. Ayo kita makan bersama!"
Mereka makan malam bersama. Setelah makan malam bersama, satu persatu peserta pergi ke arena untuk memilih masuk ke guild yang diinginkan. Giliran Soraichi Onyx tiba, dan panitia bertanya, "Kau ingin masuk ke guild mana?"
Onyx: "Aku akan menjadi player solo."
Semua terkejut, termasuk panitia.
Panitia: "Apakah kau yakin?"
Onyx: "Ya, begitulah. Itulah tujuanku mengikuti ini."
Semuanya menerima keputusan Onyx. Giliran selanjutnya adalah Eldric, dia masuk ke guild Sphinx yang dipimpin oleh Zold Lion. Marine masuk ke guild Valkyrie, Sun Ling bergabung dengan grup Phoenix, Lance berada di guild Jotunn, dan Nero bergabung dengan guild Fenrir Fangs.
Giliran Shaka tiba, dan Shaka menyatakan bahwa ia juga ingin menjadi seorang player solo. Panitia meyakinkan keputusan Shaka, dan semua menerima keputusannya.
Total yang menjadi player solo ada lima orang, termasuk Shaka dan Onyx. Keesokan harinya, Shaka menyiapkan barang-barangnya dan sekarang ia telah resmi menjadi seorang ksatria yang tidak memiliki guild, atau biasa dipanggil sebagai player.
Shaka melihat ke arah Colosseum dan tersenyum, "Waktu begitu cepat ya. Aku bersyukur bisa berkenalan dengan kalian," ucapnya. Lalu Eldric datang untuk menemui Shaka, dan mereka saling berhadapan dan saling bertatapan. Eldric berkata, "Terima kasih, Shaka," sambil tersenyum, lalu mereka bersalaman.
"Semoga kita bertemu lagi di lain waktu," ucap Eldric. Shaka menjawab, "Ya, itu pasti!" Lalu Shaka bertanya, "Dimana Marine?" Eldric menjawab, "Oh, dia ada urusan penting. Nanti akan kutitipkan salammu kepadanya."
Shaka pun pergi meninggalkan kota Nuvema dan berencana akan pergi ke kota yang sangat dekat dengan kota Nuvema, bernama Kota Emerald. Lance menunggu Shaka di depan gerbang kota Nuvema, dan Shaka sangat kebingungan mengapa ia menunggunya.
"Jadi, kau memutuskan menjadi player ya?" ucap Lance dengan senyuman. Shaka menjawab, "Ya, begitulah kira-kira."
Lance berkata, "Ada salah satu player yang harus kau waspadai." Shaka terkejut dengan pernyataan itu, lalu Lance menunjukkan sebuah foto seseorang yang memiliki rambut panjang. "Dia adalah orang yang sangat bahaya, Max Lyxnton. Jika kau bertemu dengannya, kau hanya memiliki dua pilihan: bertarung dengannya atau melarikan diri untuk melindungi dirimu sendiri."
Shaka pun diam ketika Lance berkata seperti itu, lalu Shaka pergi melanjutkan perjalanannya menuju Kota Emerald tanpa memikirkan Max Lyxnton.
-BERSAMBUNG-
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!