Suara nya yang sudah pudar di ingatan, lekuk wajah yang sudah mulai sulit kuingat, derap langkahnya yang menjadi hal paling di rindukan, kini pergi menemui semesta yang abadi, berlanjut di kehidupan yang kekal.
Raganya yang sudah tak bisa ku peluk lagi, suaranya yang sudah tak bisa ku dengar, menghasilkan rindu yang entah apa obatnya, selain mendekapnya dengan harapan, yang tidak mungkin untuk terjadi.
"Bagaimana kabar mu di sana...? " Ucap seorang pria tampan, lirih.
"Apa kamu baik-baik saja....? " Ucap nya lagi.
Jam sudah menunjukan pukul satu dini hari tapi seorang pria pemilik mata tajam, masih betah duduk di bangku taman bunga , memandang langit malam dengan sorot mata sendu nya.
"Aku merindukan mu," ucap t pria tampan itu dengan dada yang begitu sesak.
Pria tampan itu mendongakan kepala nya, melihat langit malam yang di taburi ribuan bintang, terlihat sangat indah, tapi sayang kehidupan pria tampan itu tidak seindah dan seberuntung langit malam yang selalu di temani dengan ribuan bintang.
Tragedi tujuh tahun yang lalu, membuat hidup pria tampan itu hancur, Cinta nya pergi membawa seluruh dunia nya.
Lantas bagaimana cara nya pria itu akan melanjutkan hidup nya? Sedangkan separuh jiwa nya sudah pergi begitu jauh, membawa seluruh dunia nya, meninggal diri nya seorang diri, dengan luka yang sampai saat belum di temukan obat nya.
Pria itu adalah sosok laki-laki kejam di mata semua orang, dia adalah Raja Chaiden Gaver Wallace.
"Apa itu kamu sayang, kamu pasti lagi ngetawain aku kan" ucap Raja Wallace tersenyum getir melihat salah satu bintang yang paling terang.
"Tujuh tahun, tujuh tahun kamu pergi ninggalin aku, dan selama tahun juga aku selalu merindukan mu " lanjut Raja Wallace dengan dada yang begitu sesak, mata tajam nya juga mulai berkaca-kaca.
"Kamu tidak benar-benar pergi meninggalkan aku kan? nanti kamu akan kembali lagi kan sayang?" ucap Raja mulai meracau.
"Kamu tahu gak, toko yang kamu bangun dulu sekarang sangat ramai, banyak orang yang suka dengan semua yang di jual di toko kamu, kamu pasti senang kan? Aku juga selalu simpan semua hasil penjualan dari toko kamu, kamu pasti senang kan sayang?" ucap Raja Wallace tersenyum getir.
"Impian kamu sudah terwujud, ayo kembali, kembali sayang, kembali hiks....hiks...." ucap Raja Wallace, terisak.
Siapa yang menyangka sosok laki-laki yang memiliki pengaruh paling besar di kerajaan Wallace dan mampu menundukkan musuh nya hanya dengan tatapan mata nya, ternyata hanya lah topeng untuk menutupi kerapuhan hati nya.
Tidak ada yang tahu di balik sifat kejam nya ada hati yang sudah lama terluka, separuh jiwa nya pergi membawa seluruh dunia nya, meninggalkan kenangan, yang selalu pria itu dekap dengan segala kerinduan di hati nya.
Setiap malam pria pemilik mata elang itu selalu duduk termenung di bangku taman bunga dengan tatapan kosong nya, mengenang cinta nya yang telah pergi tujuh tahun yang lalu.
"Sudah tujuh tahun kamu pergi, dan sampai saat ini aku masih menunggu kamu, berharap kamu akan duduk di samping aku," ucap Raja Wallace di sela-sela tangisan nya.
"Bukan kah taman bunga ini adalah tempat yang paling kamu suka, kamu pernah bilang kan? Untuk selalu datang ke taman bunga ini setiap kali aku merindukan kamu, karena kamu akan selalu ada di taman bunga ini, tapi kenapa kamu bohong" lanjut Raja Wallace, dengan suara bergetar.
"Kamu bohong Queen, nyatanya selama tujuh tahun ini, kamu tidak pernah datang ke taman bunga ini lagi, aku tidak menemukan Queen ku," ucap Raja Wallace dengan linangan Air mata.
"Maaf aku masih sering menangisi mu diam-diam, percayalah tanpamu ini sungguh berat, aku tidak sanggup, hiks...hiks....Aku tidak sanggup sayang "
"Nyata nya sampai saat ini aku tidak pernah rela kehilanganmu, begitu tega semesta memisahkan kita begitu jauh" ucap Raja Wallace, dengan isakan tangis yang begitu pilu.
Gelap malam adalah saksi bisu betapa rapuh nya sosok laki-laki yang terkenal dingin dan kejam di kerjaan Wallace, hidup nya sudah lama hancur di tinggal pergi oleh sang pemilik hati.
Selama tujuh tahun ini diri nya tidak memiliki tujuan hidup, kehidupan nya begitu suram tidak ada semangat.
Kerinduan pada sosok perempuan yang begitu sangat di cintai nya begitu menyiksa perasaan nya, tidak ada hari dimana diri nya tidak merindukan cinta nya.
Rasa di hati nya masih Sama, walaupun sang pemilik hati telah terbang begitu jauh, tapi nyatanya hati nya masing sangat mengharapkan nya, masih berharap cinta nya kembali, perempuan yang selama ini sangat diri nya rindu kan, berharap untuk bisa kembali bertemu dengan sosok nya, yang sudah pergi jauh membawa setengah dari jiwa nya.
Apakah masih ada harapan untuk bisa bertemu lagi? Apakah itu mungkin di saat kenyataan berkata lain? 🥺
"Maaf, karena aku tidak bisa menjaga kamu hiks...hiks.... maaf karena aku belum bisa menjadi suami seperti yang seperti kamu ingin kan, maaf karena kelalaian dan kebodohan ku kamu harus merasakan itu semua hiks.....hiks....hiks..." ucap Raja Wallace, memukul-mukul dada nya yang terasa sangat sesak.
"Queen Maaf, maaf hiks....hiks... hiks.....maaf"
"Kembali sayang hiks....hiks.... kembali, aku merindukan mu hiks....hiks....hiks......"
"Aku tidak benar-benar meninggalkan ku kan? kembali sayang hiks.....hiks.....hiks....."
"Jangan hukum aku seperti ini hiks.....hiks...."
Raja Wallace menangis tersedu-sedu di bangku taman bunga milik istrinya, Raja Wallace menyesal karena tidak bisa menjaga istri nya, sehingga tragedi tujuh tahun yang lalu memisahkan diri nya dengan sang istri.
Dari kejauhan ada sepasang mata yang menatap sendu kearah Raja Wallace.
"Yang mulia Ratu, lihat lah laki-laki yang selalu anda goda selama ini, saat ini hidup beliau hancur, beliau begitu merindukan anda" batin Kenzo menengadahkan kepala nya melihat kearah langit malam.
Kenzo asisten pribadi sekaligus sepupu Raja Wallace, adalah salah satu orang yang menjadi saksi hancur nya hidup Raja Wallace selama tujuh tahun ini.
Selama tujuh tahun ini nyatanya bukan hanya Raja Wallace yang kehilangan Ratu Wallace, tapi seluruh rakyat kerajaan Wallace juga merasa kehilangan.
Rakyat kerajaan Wallace kehilangan sosok Ratu yang begitu tangguh, baik dan bijaksana, sosok perempuan hebat yang mampu membuat rakyat kerajaan Wallace sejahtera dengan segala kepintaran nya.
Tapi sekarang sosok itu sudah pergi meninggalkan mereka semua, meningal kan cinta nya.
"apakah kamu bahagia" ucap Raja Wallace dengan isak tangis nya.
"Kenapa kamu mengingkari janji kamu? kamu sudah berjanji untuk hidup lebih lama? tapi kenapa kamu pergi meninggalkan aku" lanjut Raja Wallace dengan lelehan air mata, yang lagi-lagi tidak mampu diri nya bendung.
"Bisakah kamu kembali? aku ingin memeluk mu, aku rindu..." ucap Raja Wallace lirih, memejamkan mata nya.
Air mata laki-laki itu terus mengalir dari pelupuk mata nya, laki-laki yang selama ini selalu menampilkan raut wajah datar nya, saat ini terlihat sangat menyedihkan, dengan tetesan air mata yang membasahi pipi tirus nya.
Raja Wallace terisak di temani dengan keheningan malam, tidak ada yang tahu bahwa laki-laki yang nampak kejam di mata semua orang itu selalu menangis di setiap malam karena merindukan cinta nya.
"Sayang aku rindu, peluk aku aku mohon hiks....hiks....."
Raja Wallace terlihat sangat kacau, hidup nya sudah hancur sejak tujuh tahun yang lalu.
"Entah di bumi bagian mana kamu berada saat ini" ucap Raja Wallace melihat kearah langit malam.
"Aku yakin kamu tidak benar-benar meninggalkan aku, nanti kamu akan kembali kan sayang ?" tanya laki-laki itu.
Raja Wallace tidak percaya bahwa Ratu nya sudah pergi, selama diri nya belum melihat jasad Ratu nya, Raja Wallace akan terus menunggu, Raja Wallace yakin istri nya suatu saat nanti akan kembali entah berapa puluh tahun lagi, Raja Wallace akan menunggu cinta nya.
"Bukan kah Saat ini aku terlihat menyedihkan, pasti saat ini kamu sedang tersenyum mengejek ku kan" lanjut Raja Wallace tersenyum getir.
"Aku rindu " ucap Raja Wallace untuk kesekian kalinya.
"Aku ingin kembali mendengar omelan kamu, bisakah aku mendengar nya lagi?" tanya Raja Wallace lirih
"Aku sudah tidak lagi memiliki tujuan untuk hidup sayang, bisakah kamu menjemput ku, ini terlalu sakit untuk aku dekap sendiri" ucap Raja Wallace, penuh kesakitan
"Bagaimana mungkin kamu menyuruh ku untuk hidup bahagia, sementara kebahagiaan aku itu hanya kamu sayang, dan sekarang kamu pergi meninggalkan aku sendiri, ini sakit Queen, ini sakit..." ucap Raja Lirih
Raja Wallace memukul-mukul dada nya yang terasa sakit dan sangat sesak.
"Queen aku merindukan mu," ucap Raja Wallace kembali terisak.
Rasanya masih sama, sakitnya masih terasa seperti pertama kali aku melihat wajah yang selalu tersenyum itu redup.
Masih kuingat jelas, rasanya jantungku berhenti berdetak saat melihat bibir yang selalu membuat dunia ku selalu baik-baik saja , tiba-tiba tertutup rapat tanpa jeda.
Senyuman terakhir nya yang sampai saat ini masih aku ingat dan menjadi hal yang paling aku rindukan dan juga penyesalan yang begitu mendalam, karena aku terlambat menyelamat kan nya, aku terlambat untuk membawa nya kembali pulang, Queen ku pergi.
"Queen sampai saat ini aku masih sangat mencintai mu, kamu adalah satu-satunya perempuan yang akan selalu Aku cintai"
"Aku tidak perduli sebanyak apapun mereka di luar sana, hanya kamu satu-satunya yang akan menjadi penghuni istana ku, kamu pemilik hati ini Queen," batin Raja Wallace tersenyum mengingat istrinya.
"Tidak pernah aku banyangkan, aku akan kehilangan kamu secepat ini, aku tahu ini tidak mungkin tapi aku akan tetap berharap bahwa kamu akan kembali," batin Raja Wallace, lagi.
🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼
Sementara di sebuah rumah lebih tepatnya gubuk yang berada sangat jauh dari pemukiman, ada seorang wanita cantik sedang berbaring dengan mata tertutup rapat, di temani dua pria kecil di sisi kanan dan kiri nya.
"Nenek kapan ibu akan bangun?" tanya salah satu pria kecil itu.
"Tidak akan lama lagi ibu kalian pasti bangun," jawab sang nenek.
"Nenek lihat, ibu menangis," seru pria kecil yang sedari tadi diam.
Tangan kecil nya mengelap tetesan Air mata yang keluar dari sudut mata ibu nya.
"Apa mimpi ibu sangat menakutkan? Kenapa ibu sering menangis?" tanya pria kecil itu senantiasa menghapus air mata ibu nya.
"Hey, ayo makan kakek sudah memanggang ayam hasil buruan kalian tadi" ucap pria tua yang baru saja datang.
Dua pria kecil itu menggeleng kan kepalanya tidak semangat.
"Brian, Damar apa kalian tidak ingin makan?" tanya sang kakek.
"Kapan ibu akan bangun kek?," tanya Damar dengan mata berkaca-kaca.
"Oh cucu ku jangan menangis," ucap sang kakek membawa cucu bungsu nya ke dalam gendongan nya.
Brian dan Damar pria kecil berumur enam tahun, memiliki iris mata begitu tajam, di umur nya yang masih enam tahun Brian dan Damar sudah jago bermain pedang dan memanah, kakek nya sudah melatih mereka sejak mereka masih berumur tiga tahun.
"Kakek turun, Damar sudah besar tidak perlu di gendong lagi," ucap Damar merenggut kesal.
"Memang nya kenapa kalau kamu sudah besar, kakek masih kuat menggendong kamu," ucap Kakek tersenyum kecil.
"Tapi Damar tidak mau di gendong," ucap Damar mengerucut kan bibir nya.
"Memang nya kenapa?" goda sang kakek.
Sang Nenek tersenyum melihat cucu bungsu nya sudah tidak sedih lagi, tatapan nya jatuh pada cucu sulung nya yang sedang memeluk perempuan cantik yang tidak sadar kan diri selama tujuh tahun ini.
"Brian," ucap sang nenek mengelus kepala Brian lembut.
"Brian ingin ibu..." ucap Brian Lirih.
sang Nenek menatap Sendu, walaupun Brian dan Damar bukan cucu kandung nya, tapi sang nenek sangat menyayangi mereka berdua.
Tujuh tahun yang lalu diri nya dan sang suami tidak sengaja menemukan perempuan yang sedang mengapung di atas sungai yang tidak jauh dari rumah nya, keadaan perempuan itu begitu mengenaskan dengan luka di sekujur tubuh nya.
Siapa yang menyangka ternyata perempuan itu masih hidup, walupun tubuh nya sudah di penuhi dengan luka dan racun di tubuh nya.
Sepasang suami istri itu membawa perempuan itu ke dalam rumah mereka dan mengobati luka nya, betapa terkejut nya sang nenek saat merasakan ada kehidupan di rahim perempuan itu.
Nenek itu begitu kagum melihat kondisi perempuan itu yang sangat mengenaskan tapi janin nya masih bisa bertahan.
Sepasang suami istri itu merawat si perempuan dengan telaten, mengeluarkan racun yang ada di dalam tubuh si perempuan, beruntung nya mereka merupakan orang yang mahir dalam pengobatan, mereka berdua berhasil mengeluarkan seluruh racun yang ada di tubuh si perempuan.
Tapi sayang perempuan itu tidak pernah membuka mata nya sampai sekarang, bahkan perempuan itu hamil dan melahirkan dalam keadaan tidak sadar kan diri.
Jangan tanya bagaimana cara lahiran nya, karena hanya Author yang tahu😁
"Sabar nak, pasti tidak lama lagi ibu mu bangun," ucap sang nenek.
"Ibu mu adalah perempuan kuat, percaya sama nenek, ibu mu akan bangun, sekarang Brian makan iya." Bujuk sang nenek.
"Iya"
Jawab Brian akhirnya mau untuk makan.
Brian turun dari tempat tidur ibu nya berjalan keluar menyusul kekek dan adik nya yang sudah keluar lebih dulu
"Nenek tidak tahu masalah mu seperti apa nak, tapi Nenek tahu kamu perempuan yang kuat, bangun lah kedua putra mu membutuhkan kamu," bisik sang Nenek di telinga si perempuan.
"Entah apa yang terjadi dengan kamu, sehingga kamu seperti ini, beruntung nya racun yang ada di tubuh kamu tidak sampai membahayakan janin kamu." Ucap nya, mengelus lembut kepala si perempuan.
"Anak-anak mu sudah besar, mereka begitu pintar dan juga tampan," ucap sang nenek Tersenyum kecil.
Lagi-lagi sudut mata perempuan itu merembes, mengeluarkan air mata.
"Kau mendengar nya?" Tanya sang nenek menghapus air mata si perempuan.
"Entah apa yang sedang kamu alami, kenapa kamu selalu menangis, bangun lah nak," ucap sang nenek lagi.
Nenek itu menatap sendu wajah cantik perempuan yang sudah tidak sadar kan diri selama tujuh tahun ini, tangan tua nya mengelus lembut pipi si perempuan.
"Kamu ini sebenarnya siapa? Kenapa kamu sampai mendapatkan luka seperti itu? Apa ada orang jahat yang melukai mu?" tanya Sang nenek prihatin.
Dirinya begitu prihatin dengan kondisi si perempuan waktu pertama kali diri nya menemukan di sungai.
"Nenek!"
"Apa ibu sudah bangun?" tanya Damar dan Brian yang baru masuk bersama sang kakek.
"Ternyata belum," ucap Damar sedih.
"Anak pintar dan pemberani tidak boleh sedih," ucap sang kakek mengusap kepala Damar.
"Nenek lihat, tangan ibu bergerak!"
Seru Brian yang sedari tadi melihat ke arah ibu nya.
Mendengar perkataan Brian Sang nenek dan kakek itu langsung melihat kearah perempuan yang tujuh tahun lalu mereka selamat kan.
Sepasang suami istri itu tersenyum haru melihat tangan si perempuan bergerak seperti yang di katakan Brian.
Brian dan Damar saling menggenggam, dengan tatapan mata yang tidak lepas dari ibu mereka.
"Ibu bangun," batin Brian dan Damar penuh harap.
Dua pria kecil itu sangat ingin melihat ibu mereka bangun, sedari mereka masih bayi ibu mereka tidak pernah membuka mata nya, Brian dan Damar ingin di peluk oleh ibu nya, selama ini mereka yang memeluk tubuh Ibu mereka tanpa mendapatkan balasan.
"k-king,"
Ucap si perempuan itu lirih, dengan mata yang masih terpejam
"K-king"
Ucap nya lagi.
Brian dan Damar mengusap air mata nya mendengar suara lirih ibu mereka.
"Bangun lah nak," bisik sang nenek.
"Hiks.....Hiks......Hiks.....Hiks......."
"Ibu bangun hiks.....hiks......"
Pecah sudah tangisan Brian dan Damar memeluk tubuh ibu mereka.
"Ibu hiks....hiks.... bangun ibu hiks.....hiks......"
Dengan perlahan mata yang sudah lama tertutup itu akhirnya terbuka, menampilkan manik mata yang begitu indah.
"Hiks.....hiks.....Ibu bangun hiks....hiks....."
Brian dan Damar belum menyadari bahwa Ibu mereka sudah membuka mata nya, dua pria kecil itu menangis memeluk tubuh ibu mereka.
Sang Nenek dan sang Kekak tersenyum haru, dengan mata memerah, melihat si perempuan akhirnya membuka mata nya.
"J-jangan menangis," ucap si perempuan Lirih.
Tidak tahu kenapa mata nya tiba-tiba memanas mendengar tangisan pria kecil yang sedang memeluk nya itu.
"Aku kenapa? Kenapa hati ku terasa sakit melihat tangisan dua anak kecil ini," batin Ivara.
Ivara? Iya perempuan itu adalah Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace. Ratu kerajaan Wallace, yang tujuh tahun lalu jatuh dari atas jurang saat tragedi penculikan.
Siapa sangka ternyata Ivara masih selamat, setelah mendapatkan banyak luka di sekujur tubuh nya dan racun yang bersarang di tubuh nya.
Definisi perempuan tangguh yang sebenarnya, adalah Ratu Ivara Zelda Geraldine Wallace, Ratu hebat dan bijaksana di kerajaan Wallace.
"Siapa anak kecil ini?" batin Ivara bertanya-tanya.
"I-bu"
Ucap Brian dan Damar tertegun melihat ibu nya sudah membuka mata.
"Ibu sudah bangun?" ucap Brian dan Damar
Brian dan Damar tersenyum kecil, menghapus air mata mereka.
Deg
"M-mereka," batin Ivara tertegun melihat wajah Brian dan Damar.
Jantung Ivara berdetak kencang melihat wajah anak kecil yang sedari tadi menangis, memeluk tubuh nya.
"Ibu" ucap Brian dan Damar, lagi
Deg
Deg
Deg
"A-apa? I-ibu?" batin Ivara.
Jantung Ivara semakin berdegup kencang mendengar panggilan dari dua pria kecil di depan nya.
Mata Ivara berkaca-kaca, ingin sekali Ivara berbicara menanyakan siapa anak kecil itu, kenapa wajah mereka begitu mirip dengan sosok laki-laki yang diri nya cintai dan rindukan.
"Ibu jangan menangis" ucap Damar menghapus air mata Ivara.
Mendengar perkataan Damar air mata Ivara semakin mengalir, mungkin kah mereka berdua andalah anak nya, buah cinta dengan dengan sang suami.
"Mereka berdua putra mu nak, mereka kembar," ucap sang nenek yang mengerti kebingungan Ivara.
"P-putra ku," ucap Ivara lemah.
"Iya, mereka berdua adalah putra mu yang hebat," jawab sang nenek mengelus kepala Ivara.
Air mata Ivara semakin luruh, jadi benar dua pria kecil ini adalah putra nya, Ivara ingin merengkuh dan mencium putra nya, tapi tubuh nya sangat sulit untuk di gerakkan.
Ivara menangis lirih, mencoba menyentuh putra nya.
"Ibu, aku Brian," ucap Brian si sulung
Seolah mengerti, dengan pintar nya Brian mengambil tangan Ivara .
"Ibu, aku Damar," ucap Damar si bungsu
Ivara tersenyum tipis dengan lelehan air mata, melihat wajah putra nya Ivara jadi teringat dengan suaminya.
"King, apa kamu baik-baik saja?" batin Ivara.
"Mereka ada di Dunia ini king, Pangeran kecil kita sudah hadir," batin Ivara menangis, dengan perasaan yang begitu sesak.
Ivara senang karena ternyata diri nya memiliki pangeran kecil, buah cinta bersama suami nya, tapi Ivara juga sedih, karena Ivara sekarang tidak tahu kabar suaminya bagaimana.
"apa kamu sudah melupakan aku?" batin Ivara.
"King aku kembali," batin Ivara, menetes kan air mata nya.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Deg
Raja Wallace yang masih berada di bangku taman, memegang dada nya yang tiba-tiba berdegup kencang.
"Ini"
Raja Wallace memegang dada nya yang berdegup begitu cepat, tanpa sadar Air mata nya kembali luruh.
Raja Wallace begitu menikmati Degupan jantung nya, sudah lama Raja Wallace tidak merasakan perasaan seperti sekarang, sudah lama jantung nya tidak pernah berdegup seperti sekarang ini.
Hanya satu orang yang bisa membuat jantung nya berdegup seperti sekarang ini.
Deg
"My Queen," batin Raja Wallace
Deg
Deg
Deg
Jantung nya semakin berdegup kencang, mengingat perempuan yang sangat diri nya cintai dan rindukan.
Mata tajam nya kembali berkaca-kaca, tanpa bisa di tahan, lagi-lagi Air mata nya kembali luruh.
"Ada apa ini?" ucap Raja Wallace memejamkan mata nya.
"Perasaan ini, sudah lama aku tidak merasakan nya," ucap Raja Wallace menikmati Degupan jantung nya.
"My Queen, apa kamu juga merasa kan nya sayang" ucap Raja Wallace tersenyum getir.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!