NovelToon NovelToon

You're always my mine...

Part 1

Pagi itu, hujan sangatlah deras ketika terjadi kecelakaan besar yang menimpa keluarga Alvaro. Seluruh anggota keluarganya meninggal di tempat kejadian. Hanya seorang bayi perempuan berusia 2 bulan yang selamat dari kejadian na’as itu. Nama bayi itu adalah Kania Rahma Alvaro.

Setelah kejadian itu, Kania akhirnya di rawat dan dibesarkan oleh keluarga sahabat ayahnya yaitu keluarga Galih.

Keluarga Galih kebetulan juga mempunyai anak laki-laki berusia 5 tahun yang bernama Anggara, biasa di panggil Angga.

Dari sinilah cerita berawal...

****

“Bunda..Bunda, adik Kania cantik ya..” ujar Angga

“Iya donk. Adik Kania cantik. Apa mas Angga sayang sama adik Kania?” tanya bunda sambil menggendong Kania

“Sayang donk, bun. Angga sayang sekali dengan adik Kania.” Ujar Angga polos

“Kalau mas Angga sayang, di jaga benar- benar ya adiknya. Jangan di ajak berantam. Ok, sayang!” ucap Bunda

“Ok, bund. Angga janji akan jaga adik sampai kapanpun.” Jawab Angga mantab.

Bunda yang mendengar jawaban dari Angga pun tersenyum bahagia. Karena Angga mau menerima dan menyayangi Kania seperti adiknya sendiri.

****

Hari demi hari, bulan ke bulan dan tahun berganti tahun. Tak terasa sudah 18 tahun berlalu. Kini sosok Kania sudah menjadi gadis yang cantik, anggun, dan sederhana. Sedangkan kakak tirinya Angga sudah beranjak dewasa dan sudah waktunya belajar untuk memegang sebuah perusahaan milik keluarga.

Namun identitas kedua anak ini tidak banyak orang yang tahu. Masalahnya mereka berdua hampir tidak pernah ikut campur dalam urusan perusahaan.

****

Saat ini perusahaan sedang dalam suasana yang sibuk. Bagaimana tidak, seluruh karyawan perusahaan sedang mempersiapkan pesta acara penyambutan Direktur baru. Tidak sedikit dari mereka yang membicarakannya.

Toilet adalah tempat yang paling pas untuk menggosip.

Hadeuh... jaman sekarang.. Rasanya mungkin tidak lengkap kali ya kalau tidak ada gosip. Hadeuh...(red. Author..😕)

“Eh sudah dengar belum katanya Direktur kita yang baru itu masih mudah lho.” Ucap Andin salah satu staf Akunting di perusahaan tersebut.

“Iya..aku juga dengarnya juga begitu sih.” Ucap Rena menimpali omongan Andin

“Bisa gawat kalau memang begitu.” Ujar Andin

“Kenapa memangnya ndin?” tanya Rena bingung

“Memang kamu tidak tahu apa kalau sekretaris Direktur kan perawan tua. Bisa-bisa Direktur kita yang baru ini di gaet sama tuh sekretaris.” Jelas Andin

“Benar juga kata kamu. Tapi seru juga kali ya lihat ada yang carmuk tiap hari. Jadi pingin cepat tahu gimana respon Direktur kita yang baru.” Seru Rena dan di iya kan oleh Andin.

Tak selang berapa lama...datang juga yang tadi sedang dibicarakan. Dengan cara jalan yang dibuat-buat, sang sekretaris pun memperbaiki riasan wajahnya yang kalau di bilang sih sudah cukup tebal. Tapi apa mau dikata, namanya juga mau carmuk. Syukur-syukur bisa dapat. Mungkin itu yang ada dalam pikiran sang sekretaris.

“Yup selesai. Kini saatnya... It’s show time.” Seru Sinta sang sekretaris sambil keluar dari toilet.

Dua orang staf yang tadi sedang membicarakan sang sekretaris pun hanya bisa geleng-geleng tak habis pikir.

'Kok bisa ada ya perempuan seperti itu?!' mungkin itu yang ada di pikiran mereka saat itu

“Pantas saja belum laku sampai sekarang. Lha dia tingkahnya seperti itu. Aku saja yang sama-sama perempuan melihatnya jijik apalagi laki-laki.” Ujar Andin diangguki oleh Rena.

Setelah mengatakan itu, mereka berduapun keluar. Tapi siapa yang sangka kalau ternyata ada seseorang yang mendengarkan percakapan mereka tadi. Ya dia adalah Kania yang tidak banyak orang yang tahu tentang identitasnya.

“Ow..cukup menarik....” Ucapku dengan senyum sedikit licik.

“drrt...drrt..drrt..” teleponku berbunyi

“Hallo mas.” Ucapku membuka percakapan

“Kamu ada dimana, dek?” tanya Angga

“Aku di toilet sebentar. Mas duluan saja masuk. Nanti aku menyusul.” Ucapku ke mas Angga.

“Ya sudah. Cepet susul, ya.” perintah Angga

“Iya mas. Dasar cerewet.” Jawabku sewot sambil menutup telepon.

“Nah..sekarang aku juga mau beraksi ah...😜” gumamku sambil jalan meninggalkan toilet.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Kira-kira apa yang akan di lakukan Kania ya?

Tunggu jawabannya di episode selanjutnya...

Tapi sebelum itu jangan lupa di comen dan di like ya...🙏

Part 2

Setengah jam lagi acara pesta penyambutan akan segera di mulai. Semuanya juga sudah berkumpul. Aku yang memang datang sedikit santai, akhirnya sampai di tempat pesta.

Namun ketika aku hendak masuk, aku di hadang oleh petugas penerima tamu.

“Nona, boleh minta kartu undangannya?” ucap petugas penerima tamu

“Saya tidak memiliki kartu undangan. Tapi keluarga saya ada di dalam. Anda bisa mengeceknya ke dalam.” Ucapku

“Baiklah, siapa nama keluarga nona?” tanya petugas

“Nama keluarga saya adalah Galih. Dan Direktur kalian yang baru, Pak Angga adalah keluarga saya.” Jelasku

“Apa? Tidak mungkin..!!” Ucap petugas tak percaya

Di saat kami sedang berdebat, lalu tiba-tiba saja seseorang mendatangi kami.

“Ada apa ini kok ribut-ribut?” tanya seorang perempuan yang tak lain adalah Sinta sang sekretaris Direktur.

“Ini mbak, katanya nona ini adalah saudaranya Direktur kita yang baru.” Jelas petugas

“Oh..masa’? gadis kampungan ini?” ucap sinta meremehkanku

“Maaf mba, tapi emang benar saya ini keluarganya pak Angga, Direktur kalian yang baru.” Jelasku yang masih dengan sabar menanggapi ucapannya

“Eh dengar ya gadis kampung.. kalau kamu ini keluarganya Direktur, maka saya adalah istrinya. Kamu dengar itu. Sudah sana pergi. Pengemis tidak di terima di sini.” Ucap sinta kasar

“Penjaga, bawa pengemis ini keluar, jangan biarkan dia masuk lagi ke perusahaan ini.” Perintahnya sok berkuasa

“Maaf nona, silahkan keluar.” Ucap penjaga

Akupun yang dari awal memang enggan untuk ikut acara, akhirnya menuruti kemauan sang sekretaris sombong itu.

******************************

Acara berlangsung khidmat. Banyak kolega dari perusahaan datang ke pesta itu dan banyak pula gadis dari anak pengusaha terkenal yang ingin berkenalan dengan mas Angga. Namun, semua di tolaknya dengan halus. Hal ini membuat sang ayah menjadi bingung...

“Nak, kenapa kamu menolak mereka? Mereka kan cantik, pintar, dan juga berasal dari keluarga terpandang.” Tanya Pak Galih, ayahnya mas Angga.

“Tidak Ayah, cintaku hanya untuk satu orang dan dia adalah Kania.” Jawab mas Angga mantap

Pak Galih pun tersenyum mendapati putranya yang tidak pernah goyah akan cintanya. Tapi pak Galih juga sedih, karena sampai sekarang aku belum tahu cerita yang sebenarnya

“Oh ya Yah, Kania sampai jam segini kenapa masih belum datang ya?! Padahal tadi dia bilang cuma ke toilet sebentar. Kenapa lama sekali. Apa toilet di perusahaan ini harus lewat jalan tol ya?” ucap mas Angga heran

“Hush kamu ini ada-ada saja. Mana ada toilet yang lewat jalan tol?! Kamu ngaco.” Ucap pak Galih

“Habisnya tuh anak lama sekali Tidak sampai-sampai. Lewat mana coba kalau tidak lewat tol.” Ucapku sewot

“Kamu ini ya. Biar begitu, kamu cinta matikan dengan dia?!” ledek pak Galih

“Iya juga sih. Terus tuh anak kemana?” tanyaku heran

“Coba kamu telepon dia lagi.” Perintah pak Galih dan mas Angga pun langsung mengambil HP nya

“tut...tut..tut..” bunyi nada sambung telepon

“Hallo...” Ucapku

“Dek, kamu dimana? Udah jam berapa ini. Kenapa masih belum nongol juga.” Ucap mas Angga emosi

“Mas...sabar mas. Dengerkan ceritaku dulu. Tapi mas janji, jangan marah.” Ucapku memastikan

“Iya..iya..” jawab Angga

“Begini mas, tadi aku sudah mau masuk ke dalam. Tapi aku di larang masuk karena tidak punya kartu undangan. Jadinya aku pulang deh. Sekarang aku sudah ada di rumah.” Jelasku

“O ya, kalau mas tidak percaya sama aku, takut aku mengada-ngada, mas bisa cek di CCTV perusahaan. Tapi ingat mas, jangan marah. Mereka hanya menjalankan tugas dan lagi pula memang ini yang aku mau. Aku dari awal memang ingin pulang.” Ucapku di ikuti tarikan nafas panjang dari mas Angga

“Baik, mas bakalan cek. Tapi mas tidak yakin bisa menahan emosi mas kalau ternyata mas sampai menemukan sesuatu yg di luar batas.” Ucap Angga mengancam

“Ya sudahlah, mas. Terserah apa kata mas saja.” Ucapku nyerah tapi tersenyum licik

“Rasakan pembalasanku. Suruh siapa begitu sombong di hadapanku” gumamku setelah menutup telepon

******************************

Tak butuh banyak bicara, akhirnya Angga pun mengecek CCTV dan seketika membuat wajahnya memerah. Pak Galih yang tahu dengan sifat anaknya ini, berusaha untuk meredam.

“Jangan... jangan sekarang. Sekarang bukan waktu yang tepat. Lebih baik kita lihat dulu apa maunya. Lagipula sekarang masih dalam suasana pesta. Tidak baik marah-marah. Tidak enak sama semuanya.” Ucap pak Galih

“Tapi yah, Kania, dia di sakiti seperti itu.” Ucap mas Angga dengan suara sedikit meninggi

“Iya ayah tahu. Tapi ayah punya ide, bagaimana kalau kamu ajak berunding saja dulu si Kania?” Ucap pak Galih

“Memangnya Kania mau yah?” tanyaku ragu

“Tentu saja mau. Masa’ kamu tidak bisa mengerti isyarat Kania ke kamu?” tanya Pak Galih

“Eh iya ya, yah. Benar juga. Ya sudah, nanti sampai di rumah akan aku rundingkan deh dengan Kania.” Jawabku sedikit mereda

“Nah begitu...ya sudah, kita lanjutkan yuk pestanya. Tidak enak meninggalkan mereka lama-lama.” Ucap pak Galih sambil merangkul anaknya, Angga.

.

.

.

.

.

.

Bersambung...

Kira-kira apa rencana Angga dan juga Kania ya? Lalu bagaimana dengan Sinta? Tunggu kelanjutannya ya.😉

Jangan lupa di comen dan di like ya...🙏

Part 3

Acara pesta pun akhirnya selesai. Namun ketika mas Angga di tinggal sendirian oleh pak Galih, Angga di tegur oleh salah satu perempuan.

“Selamat malam, pak Angga. Perkenalkan, nama saya Sinta yang akan menjadi sekretaris bapak nanti.” Ucap Sinta memperkenalkan diri

“Oh.. rupanya begitu. Ya sudah. Bekerja yang rajin ya.” Ucap mas Angga dengan dingin karena menahan emosi

“Yup terimakasih, pak.” Jawab sang sekretaris

Tak lama kemudian pak Galih datang.

“Ayo nak. Kita pulang.” Ajak pak Galih ke mas Angga.

“Kalian sudah mau pulang?” tanya Sinta kecewa karena dari tadi belum sempat TP..TP... alias tebar pesona.

“Eh, bu Sinta. Saya kira tadi siapa?! Maaf, bu.” Ujar pak Galih pura-pura kaget dan tidak tahu kalau di situ ada Sinta

“Ah Bapak bisa saja.” Ucap Sinta genit

Pak Galih yang sudah biasa melihat tingkah sekretarisnya itu pun hanya bisa senyum.

“Ayo yah, kita jadi pulang tidak nih?” Tanya Angga mengingatkan

“Oh... Iya.. Iya... Ayo kita pulang.” Jawab pak Galih ke mas Angga

“Bu Sinta, kami pulang duluan ya. Sampai bertemu nanti di kantor.” Ucap pak Galih ke Sinta dan Sinta pun mengangguk.

“Sungguh tampannya pangeran masa depanku. Biar bagaimana pun caranya, aku harus mendapatkanmu, sayangku.” Gumam Sinta dalam hati

***

Sesampainya di rumah, Anggapun langsung mencari sesosok perempuan yang sangat dia cintai.

“Adek... Kamu dimana?” teriak mas Angga

“Hei nak, tidak usah teriak-teriak begitu sih. Ini bukan di hutan tahu.” Celetuk pak Galih ke anaknya

“Ya, si Ayah ini. Aku rindu sekali dengan Kania.” Rengek mas Angga

“Nah tuh Kania..”Ucap pak Galih sambil menunjuk ke arahku

“Memang ada apa, yah?” tanyaku bingung

“Ini lho mas mu katanya rindu denganmu.” Jelas pak Galih

“Ish... Si mas ini. Buat apa juga rindu denganku. seperti sudah lama tidak bertemu saja.” Ucapku santai

“Ya dek, kamu mah begitu. Memang mas tidak boleh ya rindu denganmu?” rengek mas Angga sambil memeluk Kania

“Haiz yah, lihat nih anak ayah. Sudah jadi Direktur juga masih bertingkah seperti anak kecil.” Celetuk Kania

Pak Galih yang melihat tingkah kami pun hanya bisa geleng-geleng.

“Mas, mas bau. Sudah sana mandi dulu. Biar segar.” Ucap kania

“Masa’ sih, dek?!” tanya Angga sambil menciumi bajunya sendiri

“Ya sudah deh, mas mandi dulu ya kalau begitu.” Ucapnya dan aku pun mengangguk

***

“Mandi ternyata bisa buat segar ya...?” ucap mas Angga yang tiba-tiba saja datang duduk di dekat Kania

“Emang...” jawabku santai karena sedang serius nonton drakor.

“Eh dek, tadi tahu tidak orang yang seenaknya dengan adik itu siapa?” Angga memulai pembahasan

“Siapa?” tanyaku yang masih serius dengan drakor

“Dia itu ternyata sekretaris mas lho.” Jawab Angga

“Sudah tahu tuh” jawabku singkat

“Kok sudah tahu?” tanya Angga bingung

“Ya tahulah.. Kan waktu aku tadi di toilet, aku tidak sengaja mendenger gosip tentang dia.” Jawabku santai yang masih tetap fokus dengan drakor

“Gosip?”tanya Angga penasaran

“Iya, katanya dia itu perawan tua. Dia sepertinya bakalan merayu mas deh.” Jelasku

“Masa’ sih? pantas saja tadi dia kelihatan seperti ada udang di balik batu waktu tegur mas.” Ucap Angga yang tersadar

“hmm..” jawabku singkat

“Eh dek, menurut kamu bagaimana kalau kita kerjain sekretaris mas itu?” tanya Angga dengan senyum licik

“Kerjain gimana maksud mas?” tanyaku yang seketika menoleh ke arah mas Angga

“Besok kamu datang ke kantor mas ya jam 10.” Perintah Angga

“Tapi mas, untuk apa? Secara aku kan tidak boleh masuk. Lagipula aku juga tidak mau identitasku terbongkar hanya karena supaya aku bisa masuk ke dalam” tanyaku bingung

“Sudah kamu datang saja. Mas mau kamu jadi sekretaris dadakan mas dan urusan masuk ke dalam, serahkan sama mas. Tapi kamu hubungi mas ya kalau sudah sampai di lobi.” Pinta Angga

“Apa mas? Sekretaris dadakan? Masa bisa begitu? Lagipula aku tidak mau kalau ada yang tahu identitasku.” Ucapku memberi syarat

“Ya bisalah. Kenapa tidak bisa? Untuk masalah identitas, pokoknya beres, kamu tidak usah khawatir...” jawab Angga

“Ya sudah deh. Terserah mas saja.” Ucapku menyerah dan kembali fokus ke drakor

“Hehehe....” senyum licik mas Angga pun mengembang..

.

.

.

.

.

Bersambung...

Kira-kira bagaimana ya reaksi Sinta? Tunggu jawabannya di next episode...😉

Jangan lupa comen dan like nya ya...🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!