Jambi, 1 November 2024
"Komandan, apa anda akan turun dalam operasi kali ini?" tanya salah satu bawahannya ketika mereka masih di ruang rapat yang mulai terlihat sepi.
"Tentu saja, Drew! Ini operasi terakhir ku sebelum aku pensiun dua minggu lagi. Kenapa memangnya?" jawab sang Komandan sambil menoleh kearah bawahannya itu dengan wajah penuh tanda tanya.
"Apa niat Komandan tidak bisa di ganggu gugat? Rasanya tim ini tidak akan sama suasananya jika tidak ada Komandan," sahut wanita bernama Drew Baltimore dengan muka sendunya.
"Come on Drew? Kau kan tahu apa yang menjadi alasan ku untuk pensiun dini? Kalian akan mendapatkan Komandan yang hebat dariku tidak lama lagi. Terlebih M pastinya tidak akan membiarkan tim khusus ini kacau balau karena ditinggal Komandannya," kekeh sang Komandan dengan menepuk pelan bahu bawahannya itu.
Tim khusus dalam Agen rahasia CIA yang berpusat di Amerika beranggotakan dua puluh lima orang yang diketuai Komandan mereka yang bernama Zendaya Caroline Mahendra. Seorang wanita tangguh berdarah Indonesia-Kanada dari kedua orang tuanya.
Tim mereka yang beranggotakan dua puluh lima orang berasal dari negara yang berbeda-beda termasuk Drew Baltimore yang berkebangsaan Australia dengan rambut pendek blonde nya. Dari dua puluh lima orang anggota mereka, hanya empat orang yang ber gender perempuan termasuk pimpinan mereka Komandan Zee.
Komandan Zee ahli sniper dan menguasai semua keahlian beladiri, Bryan Wilhelm ahli Cyber dan hacker andalan tim ini, Drew Baltimore ahli penjinak bom, Lucius Antonius ahli strategi dan menguasai berbagai macam racun, Ruben Young dokter siaga yang juga ahli Wushu dan beladiri Tiongkok kuno, algojo kebanggaan mereka Peter Van der Waals yang berbadan besar seperti raksasa menjadi garda terdepan dalam setiap misi, Antoinette Lusiana yang ahli dalam menyamar dan menyelinap ke sarang musuh, Myla Jhonson sang ahli sniper sama seperti Komandan Zee, duo kembar Kazuya dan Kagumi yang selalu membawa katana mereka dalam setiap pertempuran dan lima belas lagi anggota mereka yang mempunyai keahlian yang sama dalam beladiri taekwondo dan Jiu-Jitsu.
Seperti yang sudah-sudah, Zee memasuki ruang pribadinya untuk berganti pakaian dengan memakai jeans hitam, kaos hitam ketat lengan pendek, jaket hitam, sepatu hitam kulit yang menutupi betisnya, serta masker yang selalu ada menutupi sebagian wajah cantiknya. Tidak ketinggalan topi hitam yang menutupi rambut kecoklatan Zee.
Dua buah senjata ia selipkan di kedua pahanya kiri dan kanan, dua buah belati yang ia taruh di pinggang karena sudah ada tempatnya. Ia memakai sarung tangan dan juga menyelipkan sebuah senjata lagi dibalik pinggang dalam jaketnya.
Zee keluar dari ruangannya dengan langkah yang mantap dan tegas. Ia berjalan menuju tempat anggotanya berkumpul menunggu instruksi darinya.
Ketika pintu terbuka, semuanya langsung menoleh kearah Zee yang berdiri tegak dengan tatapan matanya yang tajam.
"Kalian semuanya siap? Ingat, kita harus menyelamatkan sandera hidup-hidup dan pastikan tidak ada dari kalian semua yang terluka. Harus saling melindungi satu sama lainnya karena kita bukan hanya satu tim tetapi satu keluarga. Tim Alpha ikuti aku dan Tim Beta ikuti Luc untuk menjaga sekitar agar musuh tidak bisa kabur. Peter, kau ikut denganku!" ucap Zee memberikan instruksinya pada semua anggota Tim mereka.
"Siap, Komandan!" sahut mereka semua dengan tegas dan kompak.
"Bagus, ayo kita berangkat! Malam ini bajingan itu harus kita tangkap baik hidup ataupun mati!" tambah Zee lagi dengan mengangguk puas.
Ia pun keluar dari ruangan tersebut dan para anggota nya mulai ambil bagian dalam tim masing-masing. Mereka saling berembuk dengan rencana yang matang guna keberhasilan misi kali ini. Masing-masing ketua Tim saling bantu dalam melakukan strategi dan keputusan mereka berada dalam pengawasan Komandan Zee sebagai pimpinan kelompok khusus ini.
"Komandan, ayo berangkat!" panggil Myla yang bertindak sebagai sopir pada malam ini.
Zee mengangguk dan memasuki mobil duduk disamping Myla kursi depan. Sedangkan pria besar Peter memasuki bangku tengah dengan diikuti anggota tim Alpha di sampingnya dan dibangku belakang.
🌺🌺🌺
Sementara itu di bagian negara Eropa, sebuah Mansion megah diserang pasukan bertopeng sehingga Mansion megah itu dalam sekejap berubah menjadi lautan darah dan mayat-mayat yang bergelimpangan baik dari pihak musuh maupun dari pihak Mansion tersebut.
"King, cepat bawa Nyonya ke rumah sakit! Biarkan kami yang menghadapi mereka semua yang penting Nyonya dan bayinya harus selamat!" teriak tangan kanan Hades yang bernama Hwan dengan kencang sembari menembakkan senjatanya kearah musuh.
Pria besar bermata hijau emerald terhenyak dari lamunannya mendengar teriakan Hwan sehingga ia langsung berlari menuju kamar pribadinya.
Begitu pintu kamar terbuka, hati Hades sakit saat melihat sang istri berteriak kesakitan sambil memegang perutnya yang besar karena kehamilannya yang sudah besar.
"Apa yang terjadi? Kenapa istriku kesakitan begitu?" tanya Hades pada pelayan pribadi sang istri Miranda.
"Sepertinya Nyonya kontraksi, King! Saya takut Nyonya kenapa-napa disaat genting begini? Kita harus membawa Nyonya ke rumah sakit secepatnya sebelum terlambat," jawab Darya dengan wajah cemas akan keadaan sang Nyonya.
"Pergilah kalian, biarkan aku yang ada di sini! Darya, ikutlah bersama King dan Nyonya! Jaga mereka dengan nyawamu dan biarkan Ayah yang menunggu bajingan itu di sini! Mereka pasti tidak akan menyerah sebelum mendapatkan King ataupun keturunannya. King, pergilah sekarang juga! Saat ini kondisi kita terdesak dan jika saya selamat akan saya pastikan untuk mencari keberadaan kalian semua. Pergilah selagi Hwan masih kuat menahan mereka di luar," ucap Kepala pelayan Darius dengan tegas kepada Hades dan putrinya Darya.
Darya menangis mendengar perkataan ayahnya, ia memeluk pria paruh baya itu dengan erat sebelum ia mengikuti Tuan dan Nyonya yang sudah memasuki lorong rahasia yang ada di balik lemari wardrobe kamar tersebut.
Dor!
Dor!
Dor!
Suara tembakan terdengar bersahutan sebelum Darya menutup lemari tersebut dari dalam lorong.
Hades berjalan cepat sambil menggendong sang istri yang terus merintih kesakitan di dalam lorong yang sedikit sempit dan sedikit agak gelap. Namun Darya langsung menyalakan senter portabel yang menyerupai pena begitu ia berhasil menyusul Tuan dan Nyonya nya dari belakang.
"Honey, aku sudah tidak kuat lagi! Rasanya sakit sekali. Berjanjilah untuk selalu menjaga anak kita apapun keadaannya, Hon! Aaaaaaa!!!!!" ucap Miranda dengan napas terengah-engah lalu kembali berteriak kencang begitu gelombang cinta kembali datang.
"No, Miranda! Kau harus kuat demi aku dan anak kita! Bertahanlah sebentar lagi sampai aku membawamu ke rumah sakit!" ujar Hades dengan jantung berdegup kencang mendengar ucapan sang istri.
"King, Nyonya berdarah! Kita harus secepatnya keluar dari sini, King! Sepertinya kita tidak bisa membawa Nyonya ke rumah sakit karena terlalu lama!" pekik Darya saat melihat darah keluar dari belakang Miranda dan menetes di lantai lorong.
"Apa???Berdarah???" teriak Hades dengan wajah cemas dan hampir saja ia oleng saking kagetnya.
Bersambung....
Jambi, 2 November 2024
15 tahun kemudian...
Jakarta...
"Hiro!!! Cepat bangun! Jam berapa ini! Apa kau mau terlambat lagi ke sekolah??" teriak seorang perempuan matang yang berusia tiga puluh lima tahun dari depan pintu putranya.
Brak
Bunyi sesuatu yang berisik seperti ada yang jatuh di dalam kamar tersebut.
"Ah, sial. Lagi-lagi aku terlambat bangun karena keasyikan main game. Pasti Mommy kembali menjadi singa kalau tahu aku diam-diam begadang karena game," rutuk seorang remaja sembari memegang bokongnya yang sakit akibat mencium lantai kamarnya.
Remaja tersebut terjatuh dari tempat tidurnya karena mendengar suara menggelegar sang Mommy dari luar kamar.
"Hiro!!!" suara teriakan itu kembali terdengar sehingga remaja tersebut langsung bangkit berdiri.
"Yes, Mom! Aku sudah bangun dan sebentar lagi turun!" balas Hiro ikutan berteriak dari dalam kamarnya.
Olin yang mendengar teriakan dari kamar sang putra membuang kasar napasnya. Ia pun berjalan menuruni tangga menuju lantai bawah untuk menyiapkan sarapan untuk mereka berdua.
Zendaya Caroline Mahendra atau Olin Yamamoto memutuskan untuk kembali ke Indonesia kampung halaman sang ayah begitu ia pensiun dini dari pekerjaannya sebagai Komandan pasukan khusus CIA.
Ia mengubah namanya menjadi Olin Yamamoto mengambil nama belakang suaminya Kenji Yamamoto yang berkebangsaan Jepang. Olin memutuskan pensiun karena sang suami di vonis terkena kanker otak stadium tiga saat ia mengandung anak mereka yang baru berusia tiga bulan.
Olin ingin mengurus sang suami sembari berobat di Indonesia atas persetujuan sang suami dan kedua orang tuanya meskipun awalnya Kenji menolak keinginan Olin yang tiba-tiba saja ingin pensiun dini disaat karirnya berada di puncak tertinggi.
Namun usaha Olin hanya bertahan saat Hiro berusia lima tahun. Kenji sang suami akhirnya tutup usia setelah berusaha sekian tahun bersama istri dan putra kesayangannya di Indonesia. Sejak itu Olin memutuskan untuk berdua saja dengan sang putra hingga sekarang ini usia Hiro lima belas tahun.
Tap...
Tap...
Tap...
Suara derap langkah kaki terdengar menuruni tangga lalu menuju ruang makan dimana seorang wanita cantik sedang duduk di meja makan dan menoleh ke asal suara dengan tatapan datarnya.
"Pagi Mom. Oh come on, berikan putramu yang tampan ini sebuah senyuman manis agar hari-hari putramu ini berjalan dengan lancar," rayu remaja tersebut sambil melabuhkan kecupan di pipi wanita cantik tersebut.
Olin mendengkus mendengar rayuan sang putra yang mana membuat ibu tunggal tersebut membuang kasar napasnya.
"Ayo cepat makan sarapannya! Mommy tidak mau kau terlambat lagi datang ke sekolah! Apa kau tidak malu selalu terlambat sehingga menjadi langganan ruang BK?" ucap Olin dengan memicingkan matanya.
"Iya, Mom, iya! Hiro juga tidak mau terlambat, tetapi salahkan saja kasurnya yang terlalu empuk sehingga Hiro enggan untuk cepat-cepat bangun darinya," sahut Hiro dengan berbagai alasannya.
"Dasar, pintar sekali ngeles nya! Mana bisa benda mati disalahkan karena dasarnya saja kau yang malas bangun pagi!" omel Olin yang tidak pernah memercayai alasan sang putra.
"Hehehehe, Mommy pintar banget sih!" kekeh Hiro dengan memperlihatkan giginya yang putih dan rapi.
Ibu dan anak itupun memakan sarapannya dengan nikmat meskipun hanya berdua saja. Begitu selesai makan, Olin langsung membereskan semuanya dengan dibantu sang putra membawa piring bekas sarapannya ke tempat cucian piring.
Hiro memang didik Olin dari kecil agar mandiri sehingga hal terkecil apapun ia tidak pernah meminta bantuan orang lain termasuk membantu pekerjaan rumah.
Selagi ibunya mencuci piring, Hiro memakai sepatu dan memanasi motor matic kesayangannya untuk pergi ke sekolah. Saat ini ia duduk dikelas sepuluh SMA internasional di Jakarta.
"Mom, Hiro berangkat dulu! Mommy hati-hati ke toko nya! I love you," ucap Hiro dengan menyalami tangan sang Ibu dan mengecup kedua pipi sang Ibu sebelum menaiki motor kesayangannya.
"Iya, baik-baik di sekolah dan jangan berantem lagi!" sahut Olin sambil melambaikan tangannya.
Hiro hanya memberikan jempolnya karena motornya sudah bergerak keluar dari halaman rumah mereka menuju sekolahnya yang jarak tempuhnya hanya lima belas menit perjalanan.
🌺🌺🌺
Ditempat yang berbeda dengan udara yang sama, seorang remaja Bule memakan sarapannya roti dengan selai strawberry dalam diam dengan muka datar dan dingin sama seperti muka sang Daddy.
"Boy, apa kau siap ke sekolah barumu? Atau kau mau memilih sekolah sendiri dari yang dipilihkan oleh Uncle Fandy?" tanya seorang pria Bule dengan wajah datar dan dingin pada sang putra.
"No, aku di sekolah ini saja!" jawab remaja tersebut tanpa melihat kearah sang Daddy.
"Oke lah, untuk sementara kau berangkat diantar sopir karena kita belum terlalu mengenal jalanan kota ini!" ucap sang Daddy lagi sambil meneguk kopinya.
Hanya deheman yang keluar dari mulut remaja tersebut yang mana membuat pria matang tersebut membuang kasar napasnya.
Harley Devano Maxime atau yang biasa dipanggil Harry adalah putra tunggal Hades Kane Maxime yang baru saja pindah ke Jakarta dari Bali karena perusahaan Hades yang ada di Jakarta sedang berkembang pesat.
Duda yang ditinggal mati istrinya saat melahirkan sang putra memutuskan untuk meninggalkan Eropa menuju Asia yaitu Tiongkok China dan membangun pusat kerajaan bisnisnya dari awal setelah runtuhnya kelompok Mafianya karena pengkhianatan orang kepercayaan sang ayah.
Hades bekerja keras membangun semuanya dari nol dengan menggunakan uang simpanannya di Bank Swiss yang ia ambil sebelum meninggalkan negeranya.
Setelah bisnisnya di Tiongkok berjaya, ia mengembangkan usahanya di Indonesia yaitu Bali dan menetap di sana saat putranya berusia sepuluh tahun. Usahanya di Bali berkembang dengan pesat membuat Duda matang itu mengepakkan sayapnya di Jakarta sehingga dua bulan lalu ia memutuskan untuk pindah ke Jakarta dan mempercayakan usahanya yang di Bali kepada orang yang ia pilih tetapi tetap ia kontrol dari jarak jauh. Begitu juga dengan pusat usahanya yang ada di Tiongkok ia kelola daei jarak jauh dengan setiap bulan ia rutin mengunjungi bisnisnya yang ada di sana.
Darya masih tetap mengikuti Hades beserta Tuan Muda nya hingga saat ini meskipun ia sudah menikah dengan bawahan Hades atas pilihan Duda matang itu.
"King, ada pergerakan yang tidak biasa pada perusahaan yang ada di Bali. Julian mengatakan jika direktur keuangan bertemu diam-diam dengan saingan perusahaan yang ada di sana!" lapor Darya sambil mengelus perutnya yang sudah mulai terlihat membuncit.
"Cih, rupanya ada yang mau bermain-main dengan ku!" cibir Hades dengan mengetuk jemarinya di meja.
"Darya, katakan pada suamimu untuk pura-pura tidak tahu dan tetap awasi siapapun yang terlibat dengan tikus tersebut! Kumpulkan semua bukti dan setelah terkumpul semuanya, berikan pada Hwan. Biarkan pria itu yang membereskan mereka semua tanpa campur tanganku!" ucap ia lagi dengan menyeringai devil.
Bersambung...
Jambi, 3 November 2024
SMA Global School International (GSI)...
Harley turun dari mobil mewah di dalam pekarangan sekolah barunya dengan wajah datar dan dingin. Wajah Bule nya yang tampan membuat ia menjadi primadona dalam sekejap padahal disekolah tersebut banyak anak konglomerat yang blasteran, tetapi tetap saja pesona Bule asli membuatnya menjadi pemandangan baru di sekolah tersebut.
"Pak, pulangnya tidak usah dijemput karena aku mau pergi ke toko kue dulu!" ucap Harley dengan logat Inggris nya yang masih kental.
"Tapi Tuan Muda, nanti saya di marahin Tuan besar?" sahut Pak Min agak keberatan dengan permintaan Tuan kecilnya.
"Jangan khawatir, nanti aku akan telpon Daddy untuk minta izin!" ucap Harley dengan wajah datarnya.
"Baiklah, Tuan Muda! Jika Tuan Muda berubah pikiran telpon saja saya," jawab Pak Min dengan terpaksa menyetujui perkataan Tuan Muda nya.
Remaja tersebut hanya berdehem saja dan menutup pintu mobil seraya berjalan memasuki gedung sekolahnya.
Sementara itu di kelas sepuluh A, kegaduhan terdengar dari dalam kelas akibat hebohnya berita murid baru yang akan memasuki kelas mereka. Kelas sepuluh ada lima kelas, yaitu sepuluh A berisi anak-anak pintar yang jenius, sepuluh B berisi anak-anak konglomerat yang uang spp nya sebulan lima belas juta, sepuluh C berisi anak-anak pintar yang sekolah berdasarkan beasiswa FULL, sepuluh D berisi anak-anak campuran konglomerat dan kaum menengah dengan kemampuan standar, dan sepuluh E berisi anak-anak konglomerat dan kaum menengah yang nakal karena sering bolos dan suka membuat keributan, tetapi mereka pintar dan jenius.
"Eh, kalian tau gak guys! Gue denger dari akun lambe sekolah kita kedatangan anak baru yang masuk di kelas sepuluh!" ucap siswi kelas sepuluh A.
"Gilak, beneran tuh berita? Cowok apa cewek anak barunya?" sahut salah satu temannya dengan sangat heboh.
"Kalau gak salah cowok sih, terus katanya tuh cowok Bule, Guys! Makin banyak aja nih cowok-cowok ganteng di angkatan kita yang bisa bikin kita cuci mata dan betah ke sekolah," jawab yang memberikan informasi tadi.
"Yah, semoga saja tuh anak baru masuk kelas kita bukan kelas yang lain," celetuk temannya yang lain.
Para siswa-siswi itu kompak mengangguk mengaminkan celetukan temannya.
Di kelas sepuluh D, kehebohan juga terjadi di sana. Pasalnya Diandra selaku ketua kelas dipanggil Kepala sekolah karena ada anak pindahan yang akan memasuki kelas mereka.
"Guys, kelas kita kedatangan murid baru nih! Cowok Bule, lumayan bikin mata kita bertambah bening lihatin cogan setiap hari," celetuk wakil ketua kelas bernama Sandra.
"Beneran San? Lo gak boong kan?" sahut Amora dengan mata berbinar.
"Yoi, Diandra kok yang ngasih tahu di chat! Tuh cowok pindahan dari Bali dan dia memilih masuk ke kelas kita. Duh, makin meronta jiwa cogan gue karena banyak cogan yang menjadi penyemangat gue di sekolah," jawab Sandra dengan centil memegang kedua pipinya sambil goyang-goyang badan.
"Dih, elu San. Ijo mata lu setiap ngelihat cowok ganteng. Kakak kelas kita juga banyak kok yang Bule dan tampan-tampan," cibir Lolita sambil memasang liptint nya.
"Eh, kembang sepatu! Kakak kelas kita maupun cowok angkatan kita memang banyak yang ganteng, tetapi gue udah bosan lihatin mereka mulu. Lah, ini kan baru cogannya. Siapa tahu tuh cogan kepincut sama kecantikan gue yang paripurna ini," celetuk Sandra dengan sewot dan kembali sikap lemah lembut yang mana disoraki teman-temannya.
"Dasar teman gak ada akhlak kalian semua! Bukan nya ngedukung gue malahan jatuhin semangat gue," sungut Sandra dengan kesal.
Perdebatan mereka terhenti karena kedatangan Diandra dan juga wali kelas mereka dengan diikuti seorang remaja tampan yang berwajah datar dan dingin.
"Anak-anak! Kelas kita kedatangan teman baru pindahan dari Bali. Kamu, perkenalkan diri di depan!" ucap Miss Yulita selaku wali kelas sepuluh D didepan siswanya sambil menyuruh murid pindahan memperkenalkan diri.
"Hai semua, nama saya Harley Devano!" ucap Harry dengan singkat dan padat.
Perkenalan singkat Harry membuat semua murid dikelas tersebut termasuk wali kelas melongo. Pasalnya ia memperkenalkan diri dengan muka datar tanpa ekspresi dan auranya yang dingin membuat mereka semua menoleh ke bangku belakang.
"Astaga, sifatnya sebelas dua belas dengan kulkas kelas kita Hirota Kirei Yamamoto! Dah lah, bertambah satu lagi kulkas empat pintu di kelas kita, " celetuk Amora tanpa sadar yang mana membuat ia menjadi tatapan teman-temannya.
Miss Yulita hanya geleng-geleng melihat sifat siswa barunya sama persis dengan siswa nya yang bernama Hiro. Kegaduhan kembali terjadi membicarakan sifat anak baru sama persis dengan teman sekelas mereka bernama Hiro.
"Harap tenang, Anak-anak! Harley, silakan duduk di kursi kosong yang ada di sana!" teriak Miss Yulita dengan suara kerasnya.
Harry melangkah menuju kursinya tanpa banyak kata dan duduk nya bersebelahan dengan siswa kutu buku dengan kaca mata tebal bernama Jeffrey.
Kelas pun berjalan dengan lancar meskipun suasana heboh dan gaduh masih kentara di ruangan kelas karena memang muridnya rata-rata anak yang berisik dan suka membuat kehebohan serta keributan. Namun solidaritas mereka nomor satu karena mereka saling membantu baik dalam pelajaran maupun dalam bersosialisasi tanpa ada perundungan seperti kelas lain pada umumnya.
Teet... Teet... Teet...
Bel tanda kelas telah selesai berbunyi nyaring membuat murid-murid bersorak kegirangan karena mereka sudah tidak lagi berkutat dengan pelajaran yang mana membuat sebagian dari mereka pusing.
"Bro, mau langsung pulang apa mau ke basecamp dulu!" tanya Lucas pada Hiro yang sedang memakai hoodie nya.
"Pulang," jawab remaja itu singkat.
"Tumben lu langsung pulang? Memangnya Mommy cantik ada di rumah? Gak ke toko?" tanya Galaxy teman yang satunya dengan kening berkerut.
"Mommy ke toko. Gue lagi malas aja," jawab Hiro yang lagi-lagi membuat teman-temannya geleng-geleng.
"Ya sudah, kapan-kapan aja kita nongkrong di basecamp! Gue juga mau langsung pulang karena Nyokap minta dianterin ke rumah saudara!" sahut Kevin remaja berwajah oriental itu dengan menggendong tasnya.
Keempat remaja tersebut saling tos sebelum keluar dari kelas menuju parkiran.
Harry yang ingin ke toko bakery memutuskan berjalan kaki menuju halte bis. Ia penasaran saat tadi pagi melintasi toko bakery yang tiba-tiba saja menarik perhatian nya. Padahal sejujurnya ia tidak begitu suka dengan makanan manis, tetapi entah kenapa toko bakery tadi begitu menarik perhatian nya sehingga niatnya begitu kuat untuk mendatangi toko tersebut.
Harry menaiki bis dengan tenang dan langsung turun begitu di halte berikutnya. Namun langkahnya terhenti karena tiba-tiba saja ia dicegat segerombolan anak-anak sekolah lain yang menggunakan motor sport.
"Bos, ada anak GSI di sini! Kayaknya baru lihat deh tuh anak, Bos! Gimana kalau kita main-main dulu sambil membalas dendam pada anak GSI yang waktu itu menggagalkan rencana kita?" ucap salah satu dari mereka dengan tersenyum miring.
"Ide bagus, Glenn! Gue suka gaya lo! Ayo, guys, kita main-main dulu dengan anak GSI!" teriak sang ketua yang bernama Alaska dengan memberhentikan motornya di depan Harry.
Mereka mulai mengintimidasi Harry dengan menyentuh remaja tersebut, tetapi Harry tetap diam seperti patung tidak bergeming dengan provokasi mereka sehingga membuat ketua gerombolan tersebut murka dan langsung menghajar Harry secara tiba-tiba.
Satu orang di keroyok beramai-ramai sehingga membuat Harry terpojok dengan muka dan tubuh babak belur.
"Woi, banci lo ya! Main keroyokan aja kayak perempuan! Cuih, begini rupanya mental ketua De Luca yang tidak mampu duel, beraninya keroyokan ramai-ramai!" teriak seseorang yang membuat serangan mereka pada Harry terhenti.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!