"Arthur..."
lirih wanita itu yang sudah menjadi tunangan seorang Arthur Brayn Moreno, pewaris kekayaan keluarga Moreno. Tak hanya itu saja, bahkan Arthur dan ayahnya Damian Jacob Moreno merupakan pemimpin mafia kalangan bawah yang sangat disegani.
Arthur yang mendengar lirihan dibelakangnya pun menoleh pada wanitanya... "ada apa?" tanya nya dingin dan dengan wajah datarnya.
hawa diruangan itu menjadi dingin, serta tatapan Arthur yang begitu tajam menatap tunangan dihadapannya menambah rasa gugup livia yang ingin bicara dengannya..
" Apa kamu senang?..em m-maksudku kamu tidak keberatan dengan pertunangan kita?" tanyanya sambil menunduk menatap lantai dibawah sana.
Sebelah Sudut bibir pria itu pun tertarik sedikit keatas, namun hanya sebentar dan seketika dia berusaha mempertahankan kembali wajah tegasnya
"Apa wajahku ada dilantai itu?...bicaralah sambil menatap mataku" ucapnya sambil mengangkat dagu tunangannya dengan sebelah tangan kanan dan tangan kiri dimasukan kedalam saku celana.
"m..m-maaf" ucap livia sambil menahan kegugupannya berbicara pada Arthur. Entah mengapa setiap ia ingin atau hanya sekedar berdekatan dengan Arthur selalu merasa gugup, entah ini karena perasaan takut atau karena rasa suka yang ia pendam semenjak berumur 15 tahun.
Livia tidak bisa memungkiri rasa suka dan kagum terhadap Arthur yang sejak kecil selalu senantiasa menjaga dan melindunginya seperti adik kandungnya sendiri. Meski begitu Livia tidak berani melakukan hal lancang terhadap Arthur seperti sekedar memeluk kalau bukan pria itu duluan yang memeluknya.
Kini kedua tangan Arthur berpindah membingkai wajah yang kini menjadi wanitanya. "Biasakan menatap lawan bicaramu, jangan tundukkan pandanganmu. sebentar lagi kau akan menjadi istriku, wanitaku. Tidak ada yang boleh merendahkan wanitaku. kau paham?"...
Pipi livia bersemu merah mendengar ucapan Arthur, Arthur yang melihatnya lantas tersenyum lalu menarik livia kedalam pelukannya, mengusap bahu livia dan berkata, "perjodohan kita sudah direncanakan sejak lama, kalau aku keberatan aku tidak akan melakukan semua ini."
livia yang mendengar kalimat itupun lantas membalas pelukan Arthur dan tersenyum menyembunyikan wajahnya di dada bidang tunangannya, menghirup aroma maskulin yang membuatnya bahagia
Suasana sore menjelang malam mendukung kedua sejoli yang sedang berpelukan diatas balkon itu. namum tak berapa lama momen itu harus terganggu oleh kejailan adik Arthur yang bernama Kevin Drew Moreno.
" ekhem...ekhem" Arthur dan livia menoleh ke sumber suara yang berada dibelakang mereka, "ups...maaf aku mengganggu acara romantis kalian,"
ujarnya tersenyum jahil melihat kedua kakaknya melepas pelukan mereka, sebenarnya livia yang melepas pelukan dan mendorong dada bidang Arthur karena merasa malu, sehingga tercipta jarak diantara keduanya.
Arthur menatap tajam melihat kejahilan adiknya sehingga membuat livia malu merasa jengkel dibuatnya. bagaimana tidak, padahal Arthur merasa nyaman ketika memeluk Livia. "Sangat mengganggu" ujar pelan Arthur sambil mendelikkan matanya kearah lain.
"ada apa kevin?" tanya livia
"aku hanya mau bilang kalau kalian sudah ditunggu untuk makan malam bersama" ujarnya
"aku dan Arthur akan segera menyusul, kau pergilah duluan."
setelah kevin pergi, livia menggenggam tangan Arthur dan menariknya. Namun baru satu langkah livia berhenti karena tangannya terasa tertarik, lalu menoleh pada tangannya yang masih menggenggam tangan Arthur, lalu beralih menatap wajah Arthur yang memasang ekspresi yang sulit diartikan.
livia kemudian menarik tangannya kembali "m-maaf"...
Kemudian berbalik melangkah menuju ruang makan, namun belum 5 langkah dirinya merasakan tangan melingkar dipinggangnya, siapa lagi kalau bukan Arthur. Arthur pun menarik pinggang livia sehingga tubuh mereka lebih dekat dan berjalan menuju ruang makan untuk makan malam bersama.
.....
....Suasana dimeja makan setelah makan malam...
"jadi kapan kau akan menikahi putriku, son?" tanya Damian pada Arthur yang duduk disebelahnya.
"aku akan menikahinya kurang dari 2 minggu lagi dad" ujarnya sambil menatap kewajah cantik tunangan yang berada disebelahnya.
Livia yang mendengar itu dibuat tersenyum dan pipinya menjadi merah, lalu menundukkan wajah guna menyembunyikan rona dipipinya.
Sarah yang mendengar kalimat putra sulungnya pun berkata, "sebaiknya jangan lama², aku tidak sabar menantikan cucu dari kalian" ujar sarah dengan girang...
Livia yang mendengar itu dibuat semakin malu
...----------------...
Setelah berbincang diruang makan tadi, Arthur kini mengantar Livia sampai kekamarnya. Namun saat livia masuk dan akan menutup pintunya Arthur menahannya, Livia yang dibuat bingung pun bertanya "Apa kamu ingin mengatakan sesuatu?"
Tanpa menjawab partanyaan itu Arthur pun masuk dan langsung menutup pintunya. mendorong tubuh livia dipintu itu lalu mengurung dengan kedua tangan diletakkan dikedua sisi tubuh livia "aaaak...." livia menahan dada bidang Arthur yang wajahnya semakin mendekat " apa yang kamu lakukan Ar...?"
"kenapa?...apa ada yang salah?, kita sudah bertunangan dan sebentar lagi akan menikah" sebenarnya tidak ada yang salah pada kalimat itu, namun Arthur hanya ingin bercanda dengan wanitanya sebelum tidur.
menatap mata wanitanya yang terpejam erat, Arthur mendekatkan wajahnya. Livia yang merasakan hembusan nafas diwajahnya tak bisa mengendalikan degupan jantungnya...
Deg...
Deg..
Deg..
Cup..
Arthur melabuhkan kecupan dikening livia agak lama sebelum pergi meninggalkan kamar itu.
Setelah mendapat ciuman dikeningnya livia menjadi salah tingkah. Ia tak bjsa berhenti tersenyum setelah apa yang dilakukan Arthur padanya...meskipun hanya kecupan di dahi..namun hal itu mampu membuat hati seorang Livia berbunga-bunga.
Setelah membersihkan diri livia pun tidur dengan senyum diwajahnya
...Zoe Livia Moreno...
Gadis cantik ini sejak bayi dititipkan oleh orang tuanya kepada keluarga Moreno, karena pada saat itu usia Livia masih 9 bulan ditemukan mengenaskan bersama kedua orang tua kandungnya. Perkelahian antar klan tidak sengaja mengakibatkan bahaya pada pihak tak terlibat, keluarga kandung Livia.
...Flashback on...
Keluarga Livia hanya orang tua dan ia yang saat itu sedang berkendara dengan mobil mereka tak sengaja peluru salah sasaran dari musuh dunia bawah keluarga Moreno mengenai bagian mobil yang sedang melaju itu sehingga ayah Livia yang sedang menyetir dibuat terkejut lalu banting setir hingga terguling dan terbakar...
Damian yang berada disana melihat kejadian itu segera menghampiri..
"Astaga..." Sampainya Damian disisi mobil yang setengah terbakar itu, kemudian memeriksa keadaan orang yang ada didalamnya.
Hingga dia mendengar suara tangisan bayi yang memilukan, terdapat luka lebam di dahinya akibat benturan di mobil itu.
Damian tak tinggal diam, ia segera mengangkat bayi perempuan itu dalam pelukannya
"Tenang nak, kau sudah aman sekarang bersamaku" ucapnya mencoba menenangkan dan mengusap punggung bayi itu yang sedari tadi menangis
"Segera periksa orang tuanya! Bawa mereka kerumah sakit!" perintah Damian kepada Anak buahnya
"Baik bos" patuh anak buah itu segera melakukan tugasnya
.....Rumah Sakit....
Setelah diperiksa dokter, keadaan orang tua Livia sudah kritis. Ibunya yang sudah meninggal saat berusaha melindungi Livia dari benturan, tinggal ayahnya yang masih bisa bernafas.
Damian yang berada disana bersama Livia kecil yang sudah tertidur digendongannya karena lelah menangis, menghampiri pria itu...
"Tuan...." lirih nya menatap Damian yang menggendong putrinya
"Aku.... menitipkan anakku ....padamu..." ucapnya pelan dengan napas tersenggal..hingga kegelapan menghampirinya.
Hanya kalimat itu yang mampu terucap dari mulut pria itu..
"Maaf...Aku akan menjaga putrimu dengan baik" ucapnya pelan menatap pada tubuh tak bernyawa dihadapannya, lalu mengeratkan pelukannya pada bayi digendongannya hingga bayi itu merasa terusik lalu kembali tertidur.
-Mansion Utama-
Sarah yang saat itu sedang mengandung anak kedua, Kevin. Menatap pada suaminya yang baru saja pulang dengan seorang bayi perempuan digendongannya, Sarah dengan suasana hati yang berubah ubah karena hormon hamil pun berperasangka buruk pada suaminya...
Dengan mata berkaca² sarah menghampiri suaminya " Anak siapa yang kamu bawa?" menyangka suaminya memiliki simpanan diluar sana dan mereka memiliki seorang anak yang berada digendongan suaminya.
Damian yang melihat wajah sedih istrinya itu langsung berkata "sayang.. jangan salah paham dulu. Duduklah, aku akan menjelaskan semuanya"
Sarah pun mau tak mau menuruti perintah suaminya.
..........
Dan disaat itulah Damian langsung menceritakan kejadian tadi
setelah mendengar penjelasan Damian, sarah merasa bersalah karna sudah berpikir suaminya yang tidak tidak
"maaf, aku pikir...dia anak dari...ah sudahlah"
Damian yang mendengar itu langsung saja merangkul istrinya
"jangan berpikir yang aneh², aku hanya mencintaimu...hanya padamu, tidak dengan wanita yang lain"
"jadi rencana kedepannya bagaimana nasib anak ini?" Sarah yang masih dipelukan suaminya pun bertanya
Mereka menatap bayi perempuan yang masih tertidur disofa itu...
"Aku harus meminta persetujuanmu dulu..." Damian menatap mata istrinya. "apa kamu setuju dia menjadi anak kita?"
Sarah yang mendengar itu lantas tersenyum..."tentu saja, aku ingin dia menjadi putri kita. Mengingat bayi dalam kandunganku itu laki² lagi...tidak ada salahnya kita mengangkat anak perempuan ini. Dia juga terlihat cantik dan manis, Siapa nama bayi ini?..maksudku siapa nama putri kita?"
Damian dibuat tersenyum mendengar istrinya senang mereka mengangkat anak itu sebagai anak mereka.."Livia..... Zoe Livia Moreno" ucap Damian, "Putri kita..... Livia"
"Livia...nama yang cantik" ucap Sarah
...Flashback off...
...Arthur Brayn Moreno...
Arthur merupakan pria berdarah Spanyol-London putra sulung Damian Dan sarah.
Dia memiliki sifat yang dingin dan mempunyai tatapan mata yang tegas seperti ayahnya, namun hanya dengan keluarganya ia bisa bersikap hangat.
Arthur yang saat itu berumur 6 tahun tidak menyangka akan memiliki adik angkat perempuan yang sangat menggemaskan. Arthur tidak masalah adik perempuannya bukanlah anak yang terlahir dari rahim yang sama dengannya, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia... Arthur semakin menyayangi adiknya itu, kevin maupun Livia.
Namun dia tidak secara gemblang menunjukan betapa ia sangat menyayangi keduanya... ia akan melindungi kedua adiknya dibalik sifatnya yang dingin dan tak tersentuh.
Saat umurnya memasuki usia 20 tahun Damian memintanya untuk dijodohkan dengan Livia. Arthur yang mendengar permintaan itu tak dapat menolaknya...disisi lain ia pun baru saja patah hati karena kekasihnya memilih melanjutkan karirnya sebagai model dinegara lain, NewYork.
mantan kekasihnya tidak mengetahui se kaya apa Keluarga Arthur... Padahal jika mantannya tidak bekerja juga tidak akan kekurangan apapun kalau masih bersama arthur.
Sejak usia 18 tahun Arthur di didik ayahnya dengan keras... mulai dari berbisnis hingga bertarung, makanya Arthur memiliki badan yang kekar dan berotot sama seperti ayahnya. Ia menekuni pekerjaannya sebagai mafia dan pemimpin perusahaan bersama ayahnya, mereka memiliki organisasi mafia yang disegani didaratan eropa bernama ROSAS NEGRAS yang artinya Mawar Hitam
Meskipun Arthur terlihat dingin, namun Livia tahu Arthur sangat menyayangi keluarganya. selain tampan, gagah, mapan...perilaku kasih sayang dibalik sifatnya yang tegas itulah membuat Livia jatuh hati pada Arthur.
...****************...
Livia mengetahui dirinya hanya anak angkat saat usia 10 tahun. Damian dan Sarah yang saat itu mengajaknya ke makam orang tua kandungnya merasa sangat sedih.. Namun ia bersyukur Damian mau mengangkatnya sebagai anaknya. dilindungi dan Dicintai keluarga yang utuh, dan tak akan kekurangan apapun walau tak bekerja
saat usia Livia memasuki 20 tahun...ia mengetahui bahwa akan dijodohkan dengan Arthur.
Sebuah kabar yang sangat membahagiakan bagi Livia, akan menikah dengan pria yang ia cintai diam². Ia menyukai dan mengagumi Arthur sejak umurnya 10 tahun meski Arthur seringkali bersikap dingin padanya namun ia tau arthur menyayanginya
'apakah ini mimpi' ucapnya dalam hati sambil menyentuh dadanya merasakan debaran jantungnya berdetak cepat
Dirinya yang berjalan sambil menunduk menabrak sesuatu yang keras
Bruk
"aaaak....." masih memejamkan matanya ia merasakan sebuah tangan menahan pinggangnya agar tak terjatuh.
Perlahan Livia membuka matanya.. Hingga matanya dan mata Arthur melihat satu sama lain.. Arthur menatapnya dengan intens dan ekspresi yang sulit diartikan
"kau tampan sekali..." gumam livia sambil menatap wajah Arthur
Arthur yang mendengar itu menarik sebelah sudut bibirnya
suara Arthur terdengar dan menyadarkannya dari lamunan..
"ketika berjalan jangan tundukkan pandanganmu, masih untung aku yang kau tabrak.. Bukan tembok."
"eh..."Livia mengerjapkan matanya segera menjauhkan tubuhnya dari Arthur. Namun Arthur malah mengeratkan pelukannya
"jangan banyak melamun, kau tak akan tahu ada menciummu diam²" ucap Arthur mendekatkan wajahnya pada Wajah Livia.
Livia mendorong tubuh Arthur lebih kuat sehingga tercipta jarak diantara mereka
"apa maksudmu...? Aku tidak melamun" elak Livia
"bukan apa², aku akan pergi ke kantor.. Jaga dirimu" ucap Arthur setelahnya ia mendekat pada livia dan memberi kecupan dipipinya setelah itu langsung pergi
Cup
Livia yang masih dengan keterkejutannya memegang pipinya yang Arthur cium tadi
'aku bisa gila'
Madrid, Spanyol
pagi-pagi sekali Livia sudah bangun, ingin menjadi calon istri yang berguna... Livia segera pergi ke kamar calon suaminya mempersiapkan kebutuhan Arthur untuk ke kantor.
ceklek
Livia membuka pintu kamar Arthur pelan, masuk kedalam lalu menutup pintunya lagi.
melihat Arthur yang masih tertidur Livia langsung saja pergi ke kamar mandi menyiapkan air untuk Arthur, setelahnya mempersiapkan pakaian, dasi, serta sepatu.
Kaki Livia melangkah ke ranjang dimana Arthur masih tertidur, dilihatnya jam menunjukan pukul 06.35. mendudukan diri di sisi ranjang itu, tangannya bergerak mengusap rahang tegas milik Arthur...
"Ar...Bangunlah" bisiknya ditelinga Arthur.
Namun setelahnya....
"aaaak...." Livia terkejut karena tiba tiba Arthur menariknya sehingga kini tubuh Livia berada diatas Arthur, wajah mereka sangat dekat bahkan Arthur mampu mencium aroma lembut kekasihnya
Arthur mendekatkan wajahnya mengendus leher
kekasihnya, menghirup aroma menenangkan disana.
"mmh..." lenguhan Livia yang merasa geli
Perlahan berpindah mengecup kedua pipi, dahi, kedua mata Livia dan terakhir mendaratkan kecupan dibibir wanitanya...Livia yang merasakan benda kenyal dibibirnya itu mengerjapkan matanya berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Arthur
Namun Arthur malah menahan tengkuknya hingga ciuman itu semakin dalam.
Perlahan Arthur melumat bibir manis itu, Livia yang untuk pertama kalinya berciuman hanya diam saja karna tidak mempunyai pengalaman apapun tentang berciuman .
5 menit mereka berciuman...kini Arthur memindahkan posisinya, mengungkung Livia dibawahnya tanpa melepas ciumannya dan menahan badan dengan meletakan kedua tangan disisi tubuh livia
Merasakan perlakuan Arthur yang lembut, livia pun melingkarkan tangannya dileher kekasihnya membuat Arthur tersenyum dan semakin memperdalam lumatannya.
Lama mereka berciuman hingga tak menyadari Sarah memperhatikan mereka lewat celah pintu yang dibukanya, melihat adegan itu Sarah pun tersenyum lalu kembali menutup pintu pelan agar dua sejoli itu tidak terganggu.
Sebenarnya tujuan Sarah datang ke kamar Arthur ingin membangunkan putranya itu, namun putrinya sudah datang lebih dulu. Saat akan berbalik dia dikejutkan oleh kehadiran kevin yang sudah berdiri dibelakangnya sejak tadi Sarah menutup pintu..
"Astaga!..... Apa yang kau lakukan?" geramnya pelan pada kevin sambil menjewer telinga putra keduanya itu
"aw..aw...mom.. sssss...Sakit tau" pekiknya kesakitan. padahal sarah tidak terlalu kuat menarik telinganya, Kevin hanya melebih-lebihkan saja
"apa kamu ingin membuat mommy jantungan?" ujar sarah melepas jewerannya
"mana ada mom... Aku tadi memperhatikan dari jauh mommy sedang mengintip kamar kak Arthur, hayooo mommy ngapain?" tanya kevin menggoda mommynya masih sambil mengusap telinga yang masih kesakitan itu.
"ssst...jangan berisik kamu, ayo pergi dari sini" titahnya pelan sambil meletakan telunjuk didepan bibirnya
"hmm... Aku jadi penasaran deh" ucapnya sambil celingak celinguk menatap pintu kamar yang tertutup itu.
"ayo pergi dari sini atau mommy goreng ikan peliharaan kamu yang dikamar itu!" ancam sarah pada kevin, padahal ancaman itu hanya candaan untuk mentakut-takuti kevin saja
"mommy tidak asiiiik... Selalu menggunakan ikan peliharaanku sebagai ancaman, baiklah..baiklah.. aku akan pergi dari sini" ujarnya ingin protes anamun ia urungkan melihat pelototan dari mommynya, merasa sebal kemudian pergi meninggalkan depan kamar Arthur.
Sarah yang melihat itu geleng² kepala "ada ada saja" kemudian pergi menyusul kevin ke meja makan.
......................
Sementara itu, didalam kamar Arthur. Arthur dan Livia masih berbaring usai ciuman panas mereka tadi dengan Livia yang bersandar didada telanjang Arthur..
"Ar..." tanya Livia yang jarinya bergerak acak didada bidang kekasihnya
"Hm..." Arthur berdehem sambil memejamkan matanya
"Apa kamu tidak kekantor?..."
"Kamu terus bertanya hal yang sama setelah ciuman panas kita, aku masih bisa memenuhi kebutuhanmu 10 tahun kedepan jika 1 hari saja tidak kekantor... apa masih ingin ditanyakan, hm?" jawab santai Arthur yang masih memejamkan matanya.
"mmm...tidak, Ar... Apakah ciuman kita tadi yang pertama kali untukmu?" tanya Livia ragu²
Mendengar pertanyaan itu Arthur membuka matanya, " apa kamu ingin mendengar kejujuran yang membuatmu kecewa?...menurutku yang penting sekarang adalah kita menjalin hubungan serius dan kita akan menikah, itu artinya kamu milikku dan aku milikmu."
Livia hanya diam saja mendengar ucapan Arthur itu.
Tok... Tok... tok....
Mendengar suara ketukan pintu itu Arthur pun bangkit dan beranjak membuka pintu...
ceklek...
"Tuan muda, saya mengantarkan sarapan Tuan dan nona muda" ujar maid itu sambil memegang troli yang terdapat hidangan sarapan
"hm... pergilah" kata singkat Arthur sambil membawa troli itu masuk ke dalam kamar.
Livia yang masih duduk diatas ranjang yang melihat itu " pasti karna kita lama, mommy dan daddy sudah menunggu kita dari tadi" ucapnya seraya beranjak dari ranjang menuju sofa dan duduk de sebelah Arthur.
Arthur menarik pinggang Livia sehingga kedua tibuh mereka merapat, "mommy dan daddy pasti mengerti apa yang kita lakukan, makanya mereka tidak memanggil kita" kata² Arthur membuat pipi Livia merona.
"setelah ini bersiaplah" ujar Arthur
"mau kemana?" tanya livia
"Apa kamu bisa tidak bertanya.. turuti saja kata²ku" gemas Arthur mencubit pipi livia pelan.
...----------------...
Setelah menyelesaikan sarapan mereka dikamar dan bersiap-siap, kini mereka berada didalam mobil. Arthur menjalankan mobilnya sendiri tidak dengan supir namun tetap membawa bodyguard dibelakangnya.
Sebelah tangan nya menyetir dan satu tangannya lagi menggenggam tangan calon istrinya lalu mengecupnya sekilas.
"kita akan kemana Ar?"
"nanti kau akan tau" ucapnya masih menyetir dengan pandangan lurus ke jalan.
...
Akhirnya sampailah mereka ditujuan, Butik. Ya, Arthur mengajaknya kesana untuk melakukan fitting baju pernikahan mereka. Meski pernikahan mereka tertutup dan hanya dihadiri keluarga inti saja mencegah terjadinya sabotase dan melindungi identitas istrinya dari bahaya musuh, Arthur ingin memberikan yang terbaik untuk istrinya nanti.
"Selamat datang Tuan dan nona Moreno" sapa pemilik butik ramah yang bernama madam Glo. Livia membalas sapaan itu dengan senyuman diwajahnya
"Tunjukkan beberapa gaun yang aku minta kemarin!" titah Arthur pada madam Glo
"baiklah, ayo nona ikuti aku ke sebelah sana" ajak madam Glo mengarahkan mereka pada gaun² yang sudah disiapkan disana.
Livia tak bisa menyembunyikan senyuman bahagianya melihat jejeran gaun pernikahan yang akan ia kenakan nanti..
...----------------...
Setelah melakukan fitting... kini mereka akan kembali ke mansion dikarenakan Arthur harus mengurus masalah dipelabuhan setelah mendapatkan telpon dari asisten kepercayaannya tadi dimana tempat klan mafia nya mengirim barang ilegal diserang klan mafia lain
mobil memasuki pekarangan mansion dan berhenti didepan pintu besar itu,
saat hendak turun Livia kembali menoleh pada Arthur
"Ada apa?" menatap lekat kekasihnya
"berjanjilah untuk baik² saja, jangan terluka" pinta Livia sembari mengusap rahang tegas Arthur.. Lalu mengecupnya sebentar kemudian menjauhkan wajahnya
"aku tidak bisa menjamin, aku akan mengusahakannya" ujar Arthur meraih tengkuk Livia kemudian melumat sebentar bibir manis itu.
Setelah itu Livia turun dari mobil, dan Arthur melajukan mobilnya
livia menatap mobil yang mulai menghilang dibalik gerbang itu kemudian masuk kedalam
...
'ya tuan'
"jangan biarkan dia keluar sendiri, jangan sampai terluka sedikitpun. Kau tau kan apa yang terjadi jika tergores sedikit saja?.."
'ya tuan, saya paham' patuh bodyguard itu melaksanakan perintah bosnya
...
"kaaaaak.....!" Livia menoleh pada suara teriakan kevin yang menghampirinya dengan membawa aquarium kecil berisi banyak ikan hias didalamnya.
"eh...ada apa ini kenapa kau memberikannya padaku?" heran Livia mengangkat aquarium kecil itu karena kevin menyerahkan nya dengan tiba²
Kevin dengan tergesa², " kak tolong selamatkan ikan²ku dari mommy," belum menyelesaikan kalimatnya Sarah sudah datang menghampiri kevin dengan spatula ditangannya
"keviiin....! mau kemana kamu anak nakal?" berusaha meraih kevin yang terus menghindar dan berlindung dibalik tubuh Livia
"mom...kevin...kalian ini kenapa? Apa yang terjadi?"..heran Livia merasakan pusing karna kevin dan Sarah memutari tubuhnya kesana kemari, kevin yang terus menghindar dan Sarah yang terus meraihnya
"Stoop !" teriak Livia menghentikan keduanya namun setelah itu kevin mengambil aquarium dari tangan kakaknya dan berlari menuju kamarnya
"heeei...kemari kau anak nakal!" Livia menahan tangan mommynya
"mom...sudahlah nanti mommy kelelahan, memang apa yang dilakukan kevin? sebenarnya ada apa ini?"
Sarah yang masih dengan kekesalannya," anak nakal itu mengambil 2 pot tanaman kesayanganku tanpa sepengetahuanku..entah dibawa kemana tanaman itu"
"biar aku yang bicara dengannya nnti mom" ujar livia mencoba menenangkan Sarah
"bilang padanya, jika tanamanku tidak kembali maka ikan peliharaannya yang akan aku goreng" ucapnya kemudian berlalu menuju dapur
Livia yang melihat itu geleng² kepala...kemudian melangkahkan kakinya menuju kamar kevin
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!