Jam pelajaran hampir selesai, namun sebagian murid telah meninggalkan kelas mereka karena jam pelajaran terakhir guru mereka mendadak tidak bisa masuk.
Hanya memberikan tugas berkelompok yang beranggotakan empat orang, yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.
" Gimana dong, mana sebagian anak-anak pulang lebih dulu dan sebagian dari mereka asik dengan dunianya sendiri. "
" Hmm "
Merasa kesal, dia menggebrak meja dengan sangat keras.
Brak
Sontak semua murid menengok ke arah sumber suara tersebut, begitu juga dengan gadis yang sejak tadi disampingnya.
" Dengar baik-baik, sepulang sekolah kalian semua murid kelas XI IPA 2 harus standby grup WA. Awas aja kalau ada yang nggak ngerespon, gue colok ya mata kalian. "
Jika ketua kelas telah mengaum, dipastikan tidak akan ada yang berani melawannya. begitu pula dengan sahabatnya sendiri yang takut akan kemarahannya.
...----------------...
" Besok gue nggak jemput lo pulang. Gue ada janji sama temen gue. "
" Terserah. Gue bisa naik taxi, udah sana pulang. "
" Awas aja kalau lo telpon gue sambil ngerengek kek bocah. "
"..."
" Bilang makasih kek, kebiasaan. "
" Mm, makasih abang ganteng yang ganteng spek idol korea. Udah, puas? "
" Yehh, dasar lu bocah. "
Adel berjalan memasuki rumahnya yang cukup besar dan megah, dengan menggendong ransel dan membawa sedikit bingkisan yang tadi dibelinya dijalan.
" Mami di mana bi, udah pulang kan? "
" Udah non, nyonya ada di taman belakang. "
Dengan langkah cepat, Adel segera menuju ke taman belakang rumahnya.
Tampak segar dan sejuk dipenuhi oleh berbagai tanaman hias yang indah, serta harga yang sangat fantastis memenuhi halaman belakang.
" Mami aku pulang. "
" Sayang. Bentar ya, mami cuci tangan dulu. "
Tanpa menunggu lama mereka berdua pun mengobrol dan bercerita seperti biasanya selepas pulang sekolah tiba.
" Mana sih Cilla, dia bilang harus standby grup tapi orangnya malah nggak muncul-muncul. "
Tok...tok..tok
" Non ada kiriman seperti biasa, mau diambil atau bibi tolak aja? "
Deg
' Lagi? Dia enggak bosen apa selalu aja ngirim sesuatu yang berbeda tiap harinya. Semenjak dua minggu terakhir gue sama sekali nggak bisa nemu siapa dalangnya. '
" Bi, biar aku aja yang ambil sekarang. Siapa tau kan dalangnya ngikutin dan sembunyi di sekitar sini. "
" Bibi anter ya non. Bibi takut non kenapa-napa. "
" Iya bi. "
...----------------...
Seluruh kantin dipenuhi murid-murid yang sedang dilanda kelaparan, ada yang terburu-buru, santai, saling berebut makanan hingga ada pula yang menikmatinya sambil bermain gadget.
Masa SMA memang sangatlah berharga dan menyenangkan, mungkin sebagian lagi itu hal yang biasa dan mungkin masa terburuk. Karena setiap orang berbeda-beda merasakan kehidupan yang luar biasa ini.
" Bocah!! " Teriak seseorang yang berada di ujung koridor sana.
" Hey bocah. Gue panggil kenapa nggak nyaut sih. "
" Jidat lo yang bocah. Lo ngapain coba panggil Adel bocah, lu tau kan dia tuh nggak mau di panggil bocah njir. "
" E-eh, Cilla. Jangan marah-marah dong, orang yang di panggilnya aja diem melulu. Kenapa Cilla marah sih nanti ilang loh cantiknya. "
Cilla mendorong tubuh Kevin hingga menubruk dinding yang berada dibelakangnya.
" Berisik ya lo, mau gue pukul muka lo yang sok kegantengan itu hah? "
Kevin terkekeh pelan, dia bersandar di dinding dengan lengan yang dimasukan ke dalam saku celananya.
" Aduh takut banget. Mm, gimana kalau lo cium gue aja. Lumayan loh gue yang ajak lo duluan. "
Dengan wajah yang sudah merah padam, Cilla segera pergi meninggalkan mereka berdua. Dan tidak lupa dengan ucapan manis yang selalu Cilla berikan.
" BRENGSEK LO !!! "
Kini yang tersisa hanya mereka berdua, namun Adel benar-benar terlihat amat sangat kesal.
" Mau lo apa sekarang. "
" Eh... bentar dong gue belom juga cerita hehehhe. "
Adel segera pergi menuju ke tempat yang sudah biasa dia kunjungi.
...----------------...
" Sangat cantik. Minggu depan hadiahnya lebih manis loh sayang. Hmm, rambut yang terurai, baju piyama yang lucu dan senyum yang sangat manis. Hehehe "
Selepas pulang sekolah, Adel dan teman-teman terlebih dulu pergi ke sebuah toko buku yang tidak jauh dari sekolahnya. Dalam tugas kelompok, mereka berempat harus membeli buku yang telah ditugaskan oleh gurunya.
" Gimana ini, bukunya nggak ada lagi. Harus cari kemana lagi ini. Dua minggu harus selesai dan segera dikumpulkan, tapi bukunya kosong. "
Cilla benar-benar putus asa hingga perutnya sedikit berbunyi dan terdengar oleh yang lainnya.
" Sebaiknya kita makan siang dulu gimana? Di sebrang sana ada cafe yang baru di buka. "
" Boleh tuh, kelihatannya enak. Lo kok tau sih ada cafe yang baru buka? "
" I-itu aku tau dari kakak pelayannya, waktu pergi ke toko buku seminggu yang lalu. "
' Seminggu yang lalu? '
" Buruan gue laper. Heh dit, lo yang bayarin ya. Lo kan banyak uangnya hehehe "
" Dih ogah. Lo aja, ini buat traktir pacar gue. Bayar uang sendiri-sendiri aja. "
Pertengkaran akan segera dimulai, mereka berdua selalu saja ribut akan hal konyol. Jika tidak dengan Kevin, maka Adit sasaran empuk untuk bahan keributan yang sempurna.
Ketua kelas dan wakil ketua kelas yang selalu saja memulai perdebatan yang tak bisa dipungkiri.
Meskipun sering bertengkar, mereka tetap akur di situasi yang memungkinkan kerja sama diantara keduanya.
...---------------...
Drrt...drrt
Kevin idiot :
Gue di depan, keluar sekarang. Buruan nanti pacar gue marah.
Adel memutar bola matanya malas melihat isi pesan yang Menyuruhnya segera bergegas keluar.
" Sayang mau kemana? udah rapi aja nih. "
" Aku mau ke rumah Cilla dulu mah, ada tugas. Nggak lama kok paling jam delapan udah pulang. "
" Sama siapa? Atau pacar kamu yang jemput? "
Sofia terkekeh geli apa yang dia ucapkan pada putri cantiknya. Namun siapa sangka, Adel hanya menghela napas dan menghiraukannya. sudah hal biasa Sofia selalu menggoda putrinya, lantaran sampai sekarang Adel masih belum mempunyai seorang kekasih.
" Hehehe, becanda sayang. Hati-hati yaa. "
Selama perjalanan mereka berdua hanya diam tanpa suara.
Sesampainya di tempat, mereka telah disambut oleh teman-teman.
" Widih. Gue masih nggak percaya sama lo berdua, kek bukan sodara anjir. Seandainya kalau bener bukan sodaraan, lo cocok bro sama Adel yang cantik jelita. "
" Yang bener aja, lo nggak liat tuh mantan dia. " Tunjuk kevin.
Sontak Angga menutup mulutnya rapat-rapat dan pergi meninggalkan mereka bertiga.
" Cilla mana? udah dateng belum? "
" Dia lagi di jalan, bentar lagi sampe. "
" Kenapa nggak lo aja yang jemput. Gue bisa naik ojeg online. "
" Kagak mau jauh. Lagian gue mau ke rumah pacar gue dulu, nanti gue balik lagi. "
Dengan kecepatan penuh, Kevin melajukan motornya pergi untuk menemui sang kekasih.
...****************...
Suara ketukan pintu dari sang bibi mengusik tidur Adel yang bergelung dengan selimutnya.
" Non bangun non, udah siang non. Sudah jam tujuh lebih. "
" Mmm, iyaa bi udah bangun kok. "
Adel turun ke ruang makan setelah selesai mandi dan berganti pakaian. Hari ini kedua orang tua Adel pergi ke luar kota untuk perjalanan bisnis keluarganya.
Sudah menjadi hal wajar jika dia selalu sendirian di rumah. Adel tidak benar-benar sendiri di rumahnya, karena ada bibi Inah yang selalu menemaninya sejak dia kecil. Dengan hanya membaca buku atau menonton film kesukaannya dia sudah merasa lebih baik.
Kevin idiot :
Lu pasti sendiri, mau gue temenin nggak? Gue traktir deh. Lo mau es krim vanila nggak? "
Adelia :
Nggak usah gue ada banyak di rumah. Lo traktir aja pacar kesayangan lo jangan ganggu gue.
Kevin idiot :
Gue lagi marahan sama pacar gue. Nanti malem gue ajak lo main ya. "
Adel merasa kurang bersemangat untuk pergi ke luar rumah, apalagi nanti malam seseorang pasti akan memberikannya hadiah seperti biasa.
Adel menyandarkan punggungnya di sandaran sofa, untuk bersantai dan menonton televisi menghilangkan rasa bosan.
Ting tong
" Hai bocah. "
Adel tersentak ketika mendengar panggilan keramat itu yang sering dia dengar dari sepupunya sendiri yang tidak lain Kevin si idiot itu. Entah itu sepupu kakak atau pacarnya, Kevin selalu usil dan sering mencari perhatian lebih.
Namun begitu, dia sangatlah baik bagaikan seorang kakak yang menjaga adiknya sepenuh hati.
" Ini es krim vanila kesukaan bocah kecil yang manis. "
Sekantong keresek penuh dengan es krim dan juga camilan enak.
" Apaan sih lo. " Adel merebut kantong keresek itu dan bergegas kembali duduk.
Kevin hanya terkekeh pelan, bagaimana bisa seorang Adelia akan menolak es krim kesukaannya yang selalu tersedia di dalam lemari pendingin.
Adel menoleh kiri kanan " Lo ke sini sendiri? " tanyanya.
" Ada Angga, dia lagi beli nasi goreng. Bentar lagi dia sampe. "
Malam hari tiba. Mereka masih asik dengan film yang berlangsung lama.
Hingga suara bi Inah membuyarkan semuanya.
" Non, di depan- " Adel memotong ucapan bi Inah dengan cepat.
" Ada paket yaa bi, bentar aku yang ambil. "
...----------------...
Bel istirahat telah berbunyi. Semua murid berbondong - bondong keluar kelas.
Adel berjalan ke arah toilet, dan menyuruh Cilla untuk pergi dulu ke kantin karena dia ingin menyelesaikan urusan kamar mandinya yang sedari tadi dia tahan selama pelajaran berlangsung.
Tanpa menunggu lama, Adel keluar dari kamar mandi dan segera menuju kantin. Namun, dalam perjalanan ke kantin dia tidak sengaja mendengar seseorang yang sedang ribut di halaman belakang sekolah.
Dan sepasang kekasih yang sedang beradu argumen itu adalah Kevin dan Kekasihnya. Mereka benar-benar bertengkar hebat hingga memukul dada bidang milik Kevin.
" Gak usah macem-macem ya, Kevin! "
"Gue udah minta maaf sayang. "
Hening beberapa saat, ketika tiba-tiba Kevin berbisik dan mengecup pipi kekasihnya.
' Duh sial!! kenapa gue harus liat yang begituan lagi. Gue cabut, kasian Cilla nunggu lama. '
kini Adel bersama Cilla berada di kantin menikmati makanan yang di pesannya.
Jam istirahat berlangsung dengan tenang tanpa hambatan, meski sedikit ada drama yang tak terduga.
" Oh ya, gimana kabarnya kak Bas? "
" Dia udah mendingan. Mungkin minggu depan dia udah masuk sekolah. "
Cilla sedikit ragu untuk menanyakan hal yang mungkin akan menyinggung Adel.
" A-Adel. Gimana soal pelaku misterius itu? "
Adel hanya menggelengkan kepala, dia juga tidak bisa menyelidiki siapa orang di balik paket yang terus menerus datang ke rumahnya hingga saat ini.
" Apa lo sama sekali nggak curiga sama kak Bas. Lo tau sendiri kan dia suka banget sama lo dari kelas sepuluh. " tekan Cilla.
" Gue nggak yakin. Belum ada bukti sama sekali kalau itu emang kiriman kak Baskara. Kalaupun iya, ngapain juga dia pake nama anonim. "
Di Rofftop sudah ada Kevin yang sedang menyandarkan punggungnya di dinding. Ia sedang menunggu Angga membawa teman-temanya.
Kevin mengerutkan keningnya saat melihat Cilla datang di balik pintu.
" Lo ngapain di sini. Sana pergi gua sibuk ada urusan sama temen- temen gue. "
Lelaki itu menyedekap kedua lengannya " Kenapa? Buruan cabut. "
Cilla mengepalkan tangannya " Gue ada urusan! "
Kening Kevin berkerut dan berjalan mendekati Cilla yang berada di ambang pintu.
" Apa? "
Plak!
Sangat kencang tamparan yang Cilla layangkan hingga membuat Kevin nyaris tersungkur.
Tamparan penuh kebencian yang telah lama dia pendam selama ini kini memuncak begitu saja.
" BRENGSEK !! Manusia macam apa lo yang nggak tau masalah sepupu lo sendiri. Bahkan lo sama sekali nggak curiga kalau sepupu lo nyembunyiin sesuatu. "
" Emang gila lo. " Lanjut Cilla dengan amarah yang menggebu-gebu.
Kevin masih belum mengerti dengan perkataan Cilla. Sebab, belakangan ini Adel sama sekali terlihat biasa-biasa saja.
Angga dan teman-temanya telah datang sedari tadi, serta menyaksikan kejadian yang sangat cepat itu. Mereka segera memisahkan Cilla dan menghampiri Kevin.
" Maksud lo apa. "
Cilla beranjak pergi meninggalkan mereka semua tanpa berkata satu patah pun, yang menyisakan rasa penasaran tentang perkataan Cilla tadi.
...----------------...
Berjam-jam proses belajar mengajar, hingga suara bunyi bel pulang pun berbunyi. Semua murid antusias dan segera bergegas untuk pulang karena sudah lelah belajar. Tidak sampai di situ, sebagian murid masih harus mengikuti les ataupun mengerjakan tugas yang belum selesai.
Suara keributan memenuhi koridor depan kelas XI IPA 2. Mereka sangat heboh hingga salah satu siswi berteriak histeris kegirangan akibat melihat kegantengan segerombolan cowok-cowok XI IPA 1 yang tiba-tiba datang berkunjung ke kelas XI IPA 2.
Meski mereka semua tau tujuannya adalah untuk menemui seseorang yang ada sangkut pautnya dengan salah satu dari mereka.
" Adelia. " Suara lembut dan hangat memanggil Adel yang sedang memasukan buku-bukunya dan bersiap untuk pulang.
Ini kali pertama Adel mendengar seorang Kevin Yolan, orang yang di kagumi oleh seluruh siswi SMA 1 ANGKASA memanggil namanya seperti itu.
Biasanya dia hanya memanggil Adel dengan panggilan yang selalu dia ucapkan sedari kecil hingga tumbuh dewasa.
Kevin berjalan mendekat, mengelus puncak rambut Adel dengan sangat lembut.
" Lo sakit? Gue anter ke dokter ya. " Tanya Adel sembari mengecek kondisi dahi Kevin.
Kevin segera menepis dengan lembut dan membereskan buku-buku yang sedari tadi Adel beres kan. Adel bergidik ngeri, melihat perlakuan yang tiba-tiba seperti ini.
Ini bukan hal biasa, karena sejak kecil dulu Kevin selalu perhatian dan selalu khawatir pada Adel. Dia menganggap bahwa Adel adalah adik imut kesayangannya. Dan setelah beranjak dewasa, Kevin selalu usil namun diam-diam dia selalu membantu ketika Adel dalam kesusahan.
...****************...
" Cilla, kenapa sih. Lo berdua nggak lagi berantem kan? "
Mendengar perkataan Adel, Cilla hanya diam saja dan menghiraukan pertanyaan yang Adel berikan.
" Anterin Cilla pulang. Nanti gue traktir lo makan sepuasnya. "
" Gue? " Seru Angga
" Siapa lagi yang suka traktiran. "
" Anjir lo ya. Oke deh berangkat. "
Adel makin bingung, apa yang sedang terjad di sini? Adel pikir, Kevin bersikap baik karena ada sesuatu di balik ini semua.
Setibanya di parkiran, Adel bingung karena selama ini Kevin selalu membawa motor kesayangannya. Ini juga kali pertama Kevin membawa mobilnya ke sekolah.
" Tumben, setan apa yang merasuki seorang Kevin Yolan. "
" Silahkan masuk tuan putri. "
" Gue nggak mau masuk. Harusnya pacar lo, kenapa harus gue. Gue naik taxi aja deh. "
Kevin masih berada di posisi yang sama, membiarkan pintu mobil terbuka lebar agar Adel bisa masuk.
Adel membuang napasnya kasar, dan segera masuk.
Kevin segera menutup pintu dan berjalan memutar ke sisi pintu pengemudi. Dia menarik seulas senyum.
Kevin mengemudikan mobilnya menuju rumah Adel. Selama perjalanan, sesekali menoleh ke sebelahnya di mana Adel duduk.
Sejak tadi gadis itu terdiam sambil menatap ke luar jendela.
Kevin menghentikan mobilnya di parkiran kedai es krim langganannya. Mata Adel seketika berbinar, ia segera turun dari mobil dan pergi tanpa memperdulikan Kevin yang sibuk merapihkan penampilannya.
...----------------...
Bel sudah berbunyi sejak beberapa jam yang lalu, dengan langkah santai dia berjalan menuju kelasnya. Ada beberapa siswa yang masih di depan kelas menunggu guru datang, ada pula yang sudah duduk di bangkunya masing-masing.
Murid-murid yang masih nongkrong di depan kelas biasanya guru mereka berhalangan masuk atau sedang ada rapat dadakan.
Sejak dari tadi teman-teman Kevin menunggu di dalam kelas sembari asik bermain game, ada pula yang hanya membaca buku kosong.
" Dari mana? Nemuin pacar lagi, hehehe " Sindir Angga.
Kevin hanya berjalan melewati mereka dan terduduk lesu. Mereka semua terkejut serta panik luar biasa melihat wajah pucat Kevin dengan keringat yang bercucuran.
Angga buru-buru ngasal mengambil tisu dari teman cewek sekelasnya untuk mengelap keringat di wajah Kevin. Sedangkan Marvin, dia segera pergi ke ruang UKS untuk meminta obat.
" Lo enggak apa-apa vin. "
" Mmm, oke. "
" Oke dari mana, badan lo panas anjir. keringet dingin lagi gila kali lo. " Celoteh Angga sembari mengelap keringat yang masih bercucuran itu.
Mendengar kegaduhan itu, semua murid yang ada di kelas histeris dan berbondong-bondong menghampiri Kevin. Dan salah satu dari mereka segera berlari keluar kelas untuk menemui seseorang.
Ketua kelas memastikan bahwa Kevin baik-baik saja, dia juga membantu mengelap keringat di wajah Kevin. Namun seseorang menepis dan menghadang agar menjauh darinya.
" Jangan cari kesempatan dalam kesempitan. "
" E-eh. Gue cuman bantu aja. Lagian gue ketua kelas di sini, gue juga bertanggung jawab atas anggota kelas kita. " Jelasnya.
...----------------...
Seseorang berlarian dengan langkah cepat, sampai-sampai dia tidak sengaja menabrak seseorang di depannya.
Bruk
Mereka berdua terjatuh bersamaan. Mereka saling meringis kesakitan.
" Kalau jalan pake mata. Punya mata kan lo. "
Dia membangunkan temannya secara hati-hati
" Lo nggak apa-apa kan? "
Gadis itu segera bangun dan merapihkan pakaiannya tanpa memperdulikan seseorang yang dia tabrak tadi. Segera gadis itu bergegas pergi meninggalkan mereka berdua.
" Sialan lo. Woy minta maaf lo sekarang!! "
Cilla mendengus kesal karena gadis itu sama sekali tidak merasa bersalah telah menabrak Adel hingga jatuh kesakitan.
Berbeda dengan Adel, dia hanya diam dan menenangkan Cilla yang mengutuk gadis itu sejak tadi.
Meskipun perih, tetapi Adel masih bisa menahannya dan tidak memperlihatkannya kepada Cilla.
" Udah Cilla, nggak apa-apa. Kita harus segera ke perpus, murid yang lain udah nunggu. "
Dengan kesal Cilla menoleh ke arah Adel yang terlihat biasa saja saat seseorang telah menabraknya dan tidak meminta maaf kepadanya.
Dalam perjalanan menuju Perpustakaan, mereka tak sengaja melihat Marvin berlarian membawa obat dan sebotol air minum.
" Marvin. Ada apa, kenapa berlarian di jam pelajaran. Dan itu buat siapa? " Adel menghentikan Marvin yang sedang buru-buru.
" Kevin. Dia kayaknya sakit. "
" Apa? Kevin sakit. " Teriak Cilla penuh kekhawatiran.
Tanpa berpikir panjang, Cilla segera bergegas ke kelas untuk menemui Kevin. Sedangkan Adel, mencari seseorang untuk membantunya membawakan buku paket ke kelasnya.
Semua orang masih berkerumun melihat kondisi Kevin yang semakin memburuk. Mereka sama sekali tidak percaya bahwa Kevin tiba-tiba sakit di saat yang tidak tepat.
" Kevin !!! "
Seorang gadis yang menerobos masuk menyingkirkan orang-orang yang mengerumuni Kevin. Dia segera mengelus puncak rambut Kevin dengan hati-hati dan segera mengelap keringatnya.
Gadis itu sangat panik dan dia sama sekali tidak menyadari akan perilakunya yang tidak seperti biasanya.
Bahkan teman tongkrongannya saja tidak percaya apa yang mereka lihat ini.
" Cilla. Lo ngapain di sini. " Lirihnya.
" G-gue... ketemu Marvin tadi di jalan. "
Sekilas Kevin tersenyum tipis tanpa sepengetahuan orang lain, termasuk orang yang tepat di sebelahnya itu.
Marvin datang dengan membawa obat dan air minum, Cilla segera membantu Kevin untuk meminum obatnya.
Meski telah meminum obat dan menunggu beberapa menit, panas di tubuh Kevin masih belum saja turun.
Dengan sigap, Cilla segera menyuruh Angga untuk membawa Kevin pergi ke rumah sakit. Namun, seseorang menghentikannya.
" Biar gue aja. "
Deg... Deg...
Seketika langkahnya terhenti. Cilla mengurungkan niatnya untuk membawa Kevin pergi.
" Gue aja. Dia kan pacar gue. Biar gue yang urus. "
Liana, gadis manis itu bintangnya anak kelas IPS yang terkenal akan parasnya yang cantik. Hubungan mereka terungkap ketika kenaikan kelas berlangsung di saat pertengkaran hebat yang menimpa mereka berdua. Dan saat itu juga semua orang tau bahwa Liana adalah kekasihnya Kevin.
" Gue yang ambil alih ya. " Pintanya yang mendekat memapah Kevin.
Tidak hanya sendiri Angga segera membantu agar Liana tidak kesusahan memapah Kevin yang bertubuh lebih besar dari Liana.
...----------------...
Kevin membuka kedua matanya perlahan, merasa ada yang mengganggu tidurnya.
" Di mana Liana? "
Adel membuang napasnya kasar, di saat seperti ini dia masih saja menanyakan kekasihnya.
" Udah pulang. Dia bilang ada urusan di tempat les. "
Perlahan Kevin segera bangun dan menyandarkan punggungnya menatap kosong ke langit-langit. Adel hanya diam tanpa bersuara, dia tau betul apa sebenarnya terjadi pada kevin.
Suara ketukan pintu menghentikan obrolan mereka berdua .
" Gue udah bawa mobil, lo berdua mau pulang sekarang. "
Lelaki itu masih termenung di ambang pintu menunggu persetujuan mereka berdua. Sesekali matanya melirik dengan tatapan yang sulit diartikan.
Tanpa menunggu lama, dia melangkah menuju sudut ruangan untuk membawa kursi roda.
" Buruan turun. Atau mau gue gendong? "
" Kalau nggak kuat ngomong aja. " Sambungnya.
...****************...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!