NovelToon NovelToon

Aku Mencintaimu Karena Allah

Prolog

Fatima zahira adalah seorang perempuan yang sangat menyayangi kedua orang tuanya, ia tidak pernah menolak permintaan kedua orang tuanya hingga saat ia dijodohkan, ia menurut saja dan ia juga sangat rajin melakukan sholat. ia bekerja sebagai staff biasa pada salah satu perusahaan yang cukup terkenal.

"Abi, Umi. aku... aku minta waktu 3 hari untuk menjawabnya. Aku harap Abi dan Umi mau memberiku waktu untuk berfikir karena ini menyangkut masa depanku. " ucap Fatima setelah Abi dan Uminya merencanakan perjodohan dirinya dengan sahabat mereka.

Kedua orang tua Fatima pun mengangguk mengerti akan keputusan anak mereka. Mereka akan menerima keputusan Fatima baik itu diterima atau tidak yang terpenting mereka telah menyampaikan maksud baik ini.

Fatima tau suatu saat ia akan di jodohkan tapi ia tak menyangka akan secepat ini. Awalnya ia sudah menduga karena Abi dan Uminya melihat ia tak terlalu dekat dengan seorang laki-laki maupun mempunyai teman dekat. jadi perjodohan seperti ini akan terjadi tinggal menunggu waktu saja. Tapi tidak saat karirnya naik dan saat ia sedang ingin berlama-lama bermanja dengan kedua orang tuanya. Apalagi ia tak punya saudara karena Ia merupakan anak satu-satunya di keluarganya.

Menolak untuk saat ini pun tidak ada gunanya apalagi jika harus menolak permintaan kedua orang tuanya. Ia sangat sayang pada mereka. Tak peduli apapun Ia akan melakukannya jika hal tersebut masih bisa dilakukannya. Seperti saat ini permintaan kedua orang tuanya untuk menjodohkannya dengan sahabat mereka.

******

Berbanding terbalik dengan Farid naus. ia memang menyayangi kedua orang tuannya tapi ketika kedua orang tuanya ingin menjodohkannya ia menolak mentah-mentah. Ia tak mau menerima perjodohan itu karena sebenarnya ia sudah mempunyai seorang kekasih walaupun ia dan kekasihnya tidak mendapat restu dari kedua orang tuanya.

Bukan karena cantik atau kayanya, tapi kedua orang tua farid tidak merestui hubungan mereka karena asal dan sifat Sonya, pacar Farid. Mama Syita dan Papa Hadi, mereka tidak tau. Meski sudah berjalan lama dan saling tau, kedua orang tua Farid tetap saja mengatakan tidak untuk Sonya. Walau telah Farid coba berkali-kali pun.

Farid adalah seorang presdir tempat Fatima bekerja meskipun mereka berdua satu kantor tapi mereka bahkan hanya pernah beberapa kali bertemu itu pun cuma sebentar saja. Mereka bahkan tidak tau menahu bahwa kedua orang tua mereka adalah sahabat dan berniat menjodohkan mereka berdua.

"Apa! Dijodohkan aku tidak mau Ma, Pa. Aku sudah mempunyai kekasih. Lagian Papa dan Mama juga sudah tau tentang Sonya. Aku juga sudah besar bisa memilih calon pendampingku sendiri dan itu adalah Sonya." ucap Farid menolak dengan tegas saat tau ia akan dijodohkan dengan seseorang yang belum dikenalnya.

Fadid menolak karena ia sudah mempunyai kekasih dan perjalanan kisah mereka pun sudah lama meskipun saat ini mereka belum juga mendapatkan restu dari kedua orang tua Farid

"Tapi sayang perempuan itu ngga jelas asalnya lagian Mama dan Papa belum terlalu kenal dengan orang tuanya sedangkan yang mau Mama dan Papa jodohkan padamu dia anak baik baik, tak seperti pacarmu itu. " ucap Mama Syita mencoba membujuk farid. Sedangkan Papa Hadi hanya diam saja menunggu jawaban selanjutnya dari Farid.

"Pokoknya tidak akan Ma! ini menyangkut masa depan aku. Biar aku sendiri yang memutuskan." ucap Farid bersikeras

"Jadi kamu tidak mau menerima perjodohan ini?" Tanya Papa Hadi yang mulai memegang dadanya yang mulai terasa sakit.

Papa Hadi yang menderita penyakit jantung tiba-tiba penyakit yang dideritanya kambuh dan itu membuat Farid dan Mama Syita khawatir.

"Pa, Papa. " teriak farid cemas

"Cepat siapkan mobil. Kita bawa Papamu kerumah sakit." Ucap Mama Syita sangat kekhawatiran melihat keadaan suaminya yang mulai kehilangan kesadaran

Farid pun bergegas mengambil mobil dan membawa papanya kerumah sakit terdekat. Ia kaget. Ia tak tau akan jadi seperti ini. Jika saja ia tau, ia akan mencoba mengulur-ulur waktu dulu. Sekarang ia merasa sangat bersalah.

TBC...

Makasih yang udah mau baca ceritaku ini dan mau memberikan votenya ya...

By Peony_8298

1. Setuju

Sakit jantung papa Hadi tiba-tiba kambuh jadi Farid dan mamanya langsung membawanya kerumah sakit. Setelah diperiksa oleh dokter, Papa Hadi dibawa keruangan vip dan harus menjalani rawat inap selama beberapa hari di rumah sakit.

"Pa, maafin Farid udah ngebentak Papa.  " ucap Farid saat berada disamping Papa nya yang mulai agak baikan namun masih tetap harus bermalam dirumah sakit.

Dengan penyesalan yang mendalam Farid tertunduk karena baru kali ini Farid berani membentak papanya. Ia bahkan tak sadar bisa melakukan hal seperti itu hanya gara-gara seorang wanita dalam hidupnya.

"Nak ikuti kemauan Papamu ini. Sekali ini saja tak lebih. Papa tau ini menyangkut masa depanmu tapi satu hal Papa tau apa yang terbaik untukmu. " jelas Papa Hadi

"Tapi Pa, Farid ngga bisa. Bagaimanapun masalah ini tetap menyangkut masa depan Farid. Farid tetap pada pendirian Farid, Pa." ucap Farid yang membuat jatung papanya kambuh lagi

"Udah, sana pergi. Jangan datang kesini lagi." Ucap Papa Hadi sebelum sakitnya kambuh kembali

" pa... pa... dokter, dokter tolong Papa saya, dok. " panggil Farid panik

Papa Hadi kembali ditangani oleh dokter sedangkan Farid dan Mamanya kembali menunggu di luar ruangan.

"Farid, mama mohon! kamu mau. Apa kamu tega melihat Papa mu jatuh sakit seperti itu? " ucap Mama Syita

" Beri Farid waktu Ma, nanti Farid fikirkan lagi. " ucap Farid pada akhirnya

Bagaimana pun Farid harus tetap memberikan jawaban terbaik bagi kedua orang tuanya terkhusus bagi Papa Hadi yang mengharapkan agar Farid menerima perjodohan itu.

Farid berbeda dengan Fatima yang saat ini sedang berkumpul dengan kedua orang tuanya di ruangan keluarga yang tengah bersantai untuk memberikan jawaban tempo hari.

"Nak bagaimana? apa kamu sudah mendapat jawabannya?  Nak ini sudah hari ketiga loh. jadi Abi mau mendengar jawaban mu sekarang. Semoga jawabmu tak mengecewakan kami " ucap Faisal, Abi Fatima

" Ya Allah semoga keputusanku ini dapat menjadi berkah bagiku dan bagi kedua orang tuaku, aamiin." batin Fatima sebelum mengutarakan isi hatinya.

"Emm... Abi, Umi. Fatima nurut aja." ucap Fatih  menundukkan kepalanya

"Benarkah?  Terima Kasih nak, sudah mau nurutin apa maunya Abi. " ucap Abi Faisal sangat senang mendengar keputusan anaknya 

" Umi, kita harus segera mengabarkan berita yang gembira ini pada pak Hadi " ucap Abi Faisal

"Iya Abi, nanti Umi akan mengabari mereka secepatnya " ucap Umi Dian tak kalah senangnya.

Fatima hanya mendengar apa yang dikatakan kedua orang tuanya. Ia senang karena dapat membahagiakan kedua orang tuanya walaupun hal ini belum seberapa tapi ia sangat senang melihat kedua orang tuanya sedang tersenyum. Apalagi ia sangat menyukai senyum kedua orang tuanya ia berpendapat bahwa 

*senyum kedua orang tua adalah senyum tulus yang tak akan pernah bisa tergantikan oleh beribu-ribu senyum orang lain*

Dan kebenaran itu benar adanya.

" Abi, Umi. Fatima ke dapur dulu ya! mau nyiapin makan malam. " pamit Fatima 

Yah, Fatima sangat suka memasak. ia mulai mempelajarinya dari umminya sejak ia berumur masih delapan tahun walaupun tergolong muda tapi tak ada kata tak bisa kalau belum dicoba. Saat Fatima sedang asik-asiknya memasak Umi Dian datang dan menghampirinya di dapur.

"Nak. " panggil Umi Dian

"Eh aumi, ada apa mi? " tanya Fatima

"Apa benar keputusan kamu itu udah diserahin semuanya pada Abi dan Umi? apa kamu terpaksa menerima permintaan Abi agar Abi ngga kecewa? " tanya Umi Dian berturut-turut bagaimana pun ia tetap seorang ibu yang tau akan perasaan anaknya dan ia jugalah yang melahirkannya. Kurang apa lagi?

"Fatima ngga terpaksa mi karena Fatima masih mengigat orang tua tidak akan membuat anaknya hidup tersiksa apalagi melihat anaknya hancur. Fatima awalnya ngga mau mi tapi setelah Fatima mengingat-ingat kata-kata itu lagi, Fatima yakin bahwa restu orang tua sangat berharga bagi anak-anaknya. " ucap Fatima

"Fatima, anakku. Maafkan Umi bila umi telah menyakiti perasaanmu. " ucap Umi Dian langsung memeluk anaknya.

"Tidak Umi, Umi jangan minta maaf. Harusnya Fatima yang bisa berkata seperti itu saja. " ucap Fatima membalas pelukan sang Umi.

"Sayang kamu adalah permata kami yang akan selalunya menjadi permata kami walaupun nantinya kamu sudah mempunyai suami kelak. " ucap umi dian seraya memeluk Putri semata wayangnya erat.

"Sini biar umi bantu. " tawar Umi Dian

Fatima menganggukkan kepalanya pertanda ia terima bantuan dari uminya. Walaupun ia bisa mengerjakannya sendiri. Selesai memasak, Fatima dan Uminya kembali menata piring yang telah terisi makanan.

"Nak, gih panggil Abimu dulu. " ucap Umi Dian

"Iya Mi. " ucap Fatima

Mereka bertiga makan malam dalam keheningan dikarenakan saat sedang makan tidak dianjurkan untuk berbicara kecuali ada hal yang mendesak.

Setelah mencuci piring-piring yang kotor Fatima pamit pada kedua orang tuanya yang berada di ruangan keluarga untuk kembali kekamarnya. Sesampainya di dalam kamarnya, Fatima kembali merenungkan tentang keputusannya tadi.

" semua akan menjadi apa yang aku idam-idamkan dulu, mendapat suami yang mencintaiku apa adanya, baik dan juga penyayang. apakah semua itu bisa terwujud lewat perjodohan ini " batin Fatima bertanya-tanya.

Ia merebahkan dirinya diatas ranjang dan mulai membaca doa tidur, 3 kul sebanyak 3 kali dan ayat kursi setelah membaca doa itu, ia mulai memejamkan matanya. belum juga beberapa menit,  ia sudah tertidur dengan lelapnya seakan masalahnya sudah terselesaikan.

****

Sedangkan dirumah sakit, Farid masih mengengam erat tangan Papa nya. Ia seakan takut ditinggal pergi oleh Papa nya.

Papa Hadi mulai membuka matanya. bukannya bertanya bagaimana keadaannya malah ia bertanya tentang pertanyaannya pada anaknya tadi.

" nak, kamu mau kan menuruti permintaan Papa? " tanya Papa Hadi

Farid melihat kearah mamanya meminta persetujuan atas pertanyaan papanya. Farid mengharapkan bahwa mamanya membantu dirinya agar bisa menolak perjodohan itu tapi malah Mama nya mengangguk setuju. Alhasil Farid juga menganggukkan kepalanya tanda ia setuju pada perkataan Papa nya. Tapi sebelum itu ia meminta pada Papa nya agar dapat dipertemukan oleh orang yang mau dijodohkan dengannya.

"Iya, sayang. Mama dan Papa akan mempertemukanmu dengan dia. nanti setelah Papamu keluar dari rumah sakit ini ya. " ucap Mama Syita

" i... iya ma. "  ucap Farid

"Farid, kamu pulanglah. Biar Mama yang menemani Papamu. lagian di rumah ada adikmu. Kasihan dia. " ucap Mama Syita

"Baiklah ma, oh ya, tadi dokter bilang Papa sudah bisa pulang besok. " ucap Farid

" benarkah! itu adalah berita baik nak. " ucap Mama Syita

"Baiklah Farid pamit pulang dulu. Assalamualaikum. " pamit Farid

"Wa'alaikum salam hati-hati dijalan. " jawab Mama Syita

Farid pulang kerumahnya, diperjalanan ia kembali memikirkan apa yang harus dikatakan pada sonya kekasihnya. Apa ia akan berkata putus atau ia akan berkata bahwa ia dijodohkan. Hal itu membuat ia pusing. Walaupun mereka berpacaran telah lama tapi tetap saja itu membuatnya pusing.

"Aduh, sudah sudah. Hal ini membuatku pusing saja. " ucap Farid sambil memegang kepalanya yang terasa berdenyut-denyut.

---

"Assalamualaikum. " ucap Farid saat memasuki rumahnya

"Wa'alaikumsalam, Aden." ucap Bibi Iyem asisten rumatangga

"Apa Naila udah pulang Bi? " tanya Farid

"Udah den. Malahan non Naila datangnya kayak ngga bersemangat gitu den." Aduh Bi Iyem

"Apa dia ngga jadi pergi sama teman-temannya ya? " tanya Farid dalam hatinya

"Bi, aku kekamar dulu ya. " pamit Farid

"Iya den. " ucap Bi Iyem

Sesampainya Farid dikamarnya, ia bergegas mandi dan setelah itu ia naik ketempat tidurnya. Sebelum benar-benar merebahkan tubuhnya, Farid kembali membaca doa sebelum tidur.

"Siapa wanita itu, mengapa senyumnya sangat indah untuk dilihat? " Farid pun mulai mendekati wanita berjilbab itu saat ia semakin dekat, tiba-tiba....

Tbc....

jangan lupa vote & komennya yaaa

By Peony_8298

2. Ternyata

"Siapa wanita itu, mengapa senyumnya sangat indah untuk dilihat."

Saat Farid mulai mendekati wanita berjilbab itu, saat ia semakin dekat tiba-tiba saja Ia terbangun.

"Astagfirullah." ucap farid berkali kali

Ternyata itu hanyalah sebuah mimpi tapi entah mengapa Farid merasakan bahwa mimpinya tadi benar-benar nyata. Setelah menenangkan dirinya, ia pun beringsut dari tempat tidur untuk mengambil air wudhu.

Farid pun menjalankan rutinitas malam yang sering ia lakukan yaitu solat disepertiga malam. Sehabis itu ia kembali melanjutkan mengaji Al Qur'an beberapa menit dan ia pun balik lagi ketempat tidurnya. Meskipun ia sudah bersusah payah untuk bisa memejamkan matanya tetapi tetap saja matanya tak mau diajak komprmi. Ia pikir mungkin gara-gara mimpi yang tadi.

Tak jauh berbeda dengan Farid, seorang wanita sehabis menjalankan rutinitas malamnya tak bisa tertidur mengigat ia akan dijodohkan oleh seseorang yang tak dikenalnya. Ya, dia adalah Fatima! ia tak bisa tertidur, ia terus-menerus mengingat perjodohannya. Padahal jauh didalam lubuk hatinya, ia sudah lama mengagumi seseorang yang hanya ia dan tuhannya yang tau.

Setelah bergelut di pikiran mereka masing-masing, tak terasa hampir bersamaan Farid dan Fatima tertidur dengan sangat pulasnya.

*********

Keesokan harinya dirumah Farid, Farid tengah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Setelah itu ia keluar dari kamarnya menuju ruangan makan. Sesampainya disana Farid melihat adiknya, Naila yang lagi sarapan sendirian.

"Nai, tadi malam kamu pulang jam berapa?" tanya Farid

"Jam 9 malam kak." ucap Naila

"Siapa yang antar." tanya Farid menyelidiki sambil memicingkan matanya penuh selidik.

"Sama Diva kok, kak. Nai ngga macam-macam." ucap Naila

"Nai, kalau dah malam jangan pulang jam 9 lagi. Kamu tuh perempuan. Ngga baik pulang jam segitu apalagi Papa dan Mama ngga ada dirumah." ucap Farid memperingati

"Iya kak maaf. Nai akan usahain." ucap Naila

"Bukan diusahain tapi ngga di lakukan lagi. sudah ayo makan nanti kakak akan mengantarmu kuliah." ucap Farid berhenti menasehati adiknya yang baru beranjak dewasa.

"Baiklah kak tapi apa kakak tak ada pertemuan pagi?" ucap Naila

"Iya adiku sayang." ucap Farid

Farid sangat menyangi adik satu-satunya ini yang bawel dan juga baik. Farid pun mengantarkan adiknya kekampus selesai itu ia berangkat kekantornya. Sesampainya disana farid memarkirkan mobilnya diparkiran khusus mobil.

Selama perjalanan keruangannya tak jarang para karyawan wanitanya selalu saja terpesona olehnya karena tampan. ditambah lagi ia adalah ceo siapa yang tak terpesona olehnya.

Farid lantas masuk ke lift khusus para petinggi perusahaan. Disana ia sudah bisa terlepas dari tatapan dari wanita-wanita yang terpesona olehnya dan mengganggunya. sesampainya di lantai tempat ruangannya berada, Farid keluar dari lift dan bergegas masuk ke dalam ruangannya. Setelahnya ia menelpon Kia, sekretarisnya.

"Kia, bisa datang kerungan saya sekarang." ucap Farid pada Kia sekretarisnya

"Baik pak." ucap Kia

Kia masuk kedalam ruangan Farid sebelum tadi ia terlebih dahulu mengetuk pintu ruangan Farid. Farid menjelaskan pada kia mengapa ia memanggilnya, Kia pun jadi mengerti apa yang diucapkan Farid.

"Baik pak saya akan melaksanakannya." ucap kia

"Ingat kosongkan jadwalku besok saja tak lebih." ucapnya sekali lagi

" iya pak." ucap Kia

Kia keluar dari ruangan Farid dalam perjalananya keruangannya ia tetap saja teringat ucapan atasannya. Seperginya Kia, Farid lantas menelpon Mamanya menanyakan kabar ayahnya. selesai itu ia pun melanjutkan pekerjaannya lagi memeriksa sejumlah dokumen yang harus ditandatanganinya.

*******

Di lain sisi, Rina yang teman seruangan Fatima hendak meminta tolong padanya karena ia tiba-tiba me dapat telpon mendadak dari orang rumah yang menyuruhnya agar segera pulang. Walhasil satu-satunya orang yang dapat Rina minta tolong adalah Fatima.

"Fatima bisa minta tolong ngga? " ucap Rina

"Bisa kok, mbak. mau minta tolong apa?  " tanya Fatima

"Ini, mbak mau minta tolong bawakan berkas dari devisi pemasaran harus diberikan pada pak Farid, tapi Mbak lagi ada panggilan telpon mendadak dari rumah. kamu bisakan mengantikan Mbakmembawakan berkas ini keruangan pak Farid. Tolong ya, Fat. " ucap Rina

"Iya ngga masalah mbak lagian aku ngga ada kerjaan lagi saat ini." ucap Fatima

"Terima kasih ya, Fat. Mbak pergi dulu. Lain kali mbak akan mentraktir kamu makan deh." ucap Rina sebelum akhirnya pergi.

Fatima pun pergi mengatarkan berkas-berkas keruangan Farid, ia merasa deg-degan bukannya mau bertemu atas tapi lelaki yang ia kagum-kagumi selama ini. Yah dia adalah Farid calon suaminya yang sampai saat ini masih dirahasiakan orang tuanya dari dirinya.

Sesampainya didepan ruangan Farid, ia pun berkata pada Kia bahwa ada berkas yang mau ia sampaikan. Setelah diizinkan oleh Kia, Fatima pun mengetuk ngetuk pintu ruangan Farid. Farid yang mendengar ada orang yang mengetuk pintu ruangannya pun lantas menyuruhnya masuk.

Fatima yang sudah dipersilahkan masuk memutar knop pintu sangat hati-hati, ia mulai melangkahkan kakinya kearah Farid namun Farid masih tetap saja mengerjakan perjaannya tanpa melihat Fatima yang sudah berada dihadapannya Saat ini.

"Taruh saja disini." ucap Farid sambil menunjukkan tempat yang masih kosong dimejanya untuk menaruh berkas yang dibawa Fatima.

"Di... di diisini pak " ucapnya gugup secara ini sudah kedua kalinya mereka bertemu langsung.

Pertemuan mereka yang pertama saja sudah membuat Fatima apalagi yang kedua. Tetapi Fatima selalu saja berdoa kepada sang maha Kuasa agar dijagakan hatinya dari  hal-hal yang buruk yang bisa membuat rugi dirinya dan selalunya saja ia beristigfar jika ia mengigat Farid lagi.

"Ada lagi?  " Farid mendongak melihat Fatima yang tak kunjung juga meninggalkan ruangannya.

"Tidak pak. saya permisi dulu." Seakan tersadar Fatima secepatnya pamit undur diri

"Tunggu, apa kita tak pernah bertemu ? " merasa pernah bertemu, Farid malah menghentikan Fatima yang sudah hampir mencapai pintu keluar.

"Pernah pak hanya sekali saja." Seketika Fatima berbalik melihat Farid

"Kamu dari devisi mana? " tanyanya lagi

"Dari devisi pemasaran Pak." ucap Fatima

Belum juga farid bertanya lagi seseorang masuk kedalam ruangannya yang tak lain adalah pacarnya Sonya

"Sayang... eh ada orang lain ternyata, maaf nanti aku masuk lagi kalian lanjutkan lagi pembicaraannya." ucap sonya beranjak keluar kembali namun saat Sonya sudah memegang knop pintu, Farid menghentikannya.

Sedangkan Fatima yang masih berada disana terkejut "Sayang! jadi pak Farid sudah mempunyai pacar." batin Fatima terasa nyeri seketika

"Jangan dia udah mau keluar juga kok. Iya kan Fatima? " ucap Farid

"I... iya pak saya cuma mau memberikan ini saja. Kalau begitu saya permisi." ucap Fatima

Fatima pun keluar dari ruangan Farid. Ia tak menyangka seseorang yang ia kagumi salama ini sudah mempunyai seorang kekasih. Ia juga tak boleh memikirkan orang lain lagi pasalnya ia akan dijodohkan dalam waktu dekat ini jadi ia harus fokus terhadap dirinya bukannya pada orang lain dan jalan satu-satunya adalah melupakan dia yang sudah mempunyai seseorang di hatinya.

"Kok tumben datang kesini." ucap Farid saat Fatima sudah keluar dari ruangannya.

"Aku mau katakan sesuatu tapi kamu jangan marah ya." ucap Sonya takut-takut Farid tidak mau menerimanya.

"Katakanlah." ucap Farid

Farid tak mau berbicara soal dirinya dulu, ia lebih baik mendahulukan Sonya karena dilihat dari cara penyampainnya ini sangat penting.

"Aku... aku mau kita putus Fa." ucap Sonya

"Putus tapi mengapa?" seketika Farid berdiri

"Aku mau mengembangkan bisnisku diparis Fa. Juga berkumpul dengan keluargaku disana." ucap Sonya

"Baiklah jika itu maumu, aku tak marah kok jadi kamu tak perlu merasa bersalah." ucap Farid dengan lapang dada

"Beneran?" tanya Sonya tak percaya. Ia sebenarnya berharap Farid menahannya tapi ia juga takut jika sampai menahannya. Ia awalnya dilema sebelum pergi ke kantor Farid.

"Betul Sonya." ucap Farid

"Kalau begitu, aku harus pergi sekarang karena sebentar lagi jam penerbangan aku akan tiba." ucap Sonya

"Secepat itu? " tanya Farid tak menyangka.

"Iya Fa, aku pergi dulu ya. Jaga kesehatan mu baik-baik dan jangan banyak begadang " ucap Sonya seraya memegang tangan Farid.

"Oya aku akan mengingatnya. Kamu juga harus hati-hati disana, jika butuh bantuan jangan sungkan hubungi aku." ucap Farid

Sonya pun pergi dari ruangan Farid sedang Farid masih merenungi kata-kata Sonya yang tanpa ia bicara pun hubunganya dengan Sonya sudah berakhir.

"Apa kah ini jalanmu ya Rabb agar aku menerima perjodohan ini, jika memang ini adalah jalan mu maka aku memohon padamu agar kelak aku bisa mencintainya lebih dari mencintai Sonya." batin Farid

Sore harinya Farid pun pergi kerumah sakit menjemput ayahnya yang akan pulang. diperjalan pulang kerumah, Papa Farid bertanya padanya tentang ia dengan pacarnya.

"Farid apa kamu sudah memutuskan hubunganmu dengan Sonya? " tanya Papanya

"Iya Pah, Sonya tadi datang kekantor dia ..." ucap Farid seakan ragu apa yg harus ia katakan.

"Apa katanya?" timpal Mama Syita

"Awalnya aku mau katakan tapi ia terlebih dahulu meminta putus dariku jadi ya beginilah kami sudah putus sekarang." ucap Farid lesu

"Kok sonya minta putus." tanya mamanya ingin lebih tau

"Sonya akan pergi keparis melanjutkan bisninya disana Ma." ucap Farid

"Udah dengan begitu kamu ngga merasa bersalah sama dia karena sebentar lagi kamu akan papa jodohkan." ucap papa Farid

"Iya." ucapnya singkat

Sesampainya dirumah mereka, Naila dan Mbo Inem menyambut mereka semua.

"Selamat datang kerumah papa. Aku sudah sangat kangen sama papa." ucap Naila seraya memeluk papanya.

"Anak papa yang satu ini... papa juga sangat rindu padamu." ucap papa Hadi

Malam harinya, Sesuai kata mama Syita, ia pun menelpon Umi Dian untuk datang besok kerumah mereka membahas perjodohan anak-anak mereka. Umi Fian pun sangat senang ternyata perjodohan anak mereka bisa terwujud tanpa ada hambatan lagi.

"Abi besok mbak Syita dan keluarganya akan datang keruma untuk membahas perjodohan Fatima, bi." ucapnya antusias

"Benarkah mi? " tanya Abi Faisal antusias

"Kalau bisa Fatima minta izin dulu sama atasanya pasti dia bisa ikut bi " ucap umi Dian

Tbc....

By Peony_8298

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!