Setiap Rintik Menyimpan Cerita
Perkenalan
Author
kita kenalan dulu yuk sama tokoh tokohnya,biar gak pada bingung hehe
Nadia
- Nama: Nadiana prameswari ( Nadia )
- Gender: Perempuan
- Usia: 17 tahun
- Kepribadian: Pendiam, introvert, suka membaca, dan sering terlihat merenung sendiri di taman sekolah. Ia sosok yang bijaksana namun pemalu, dan memiliki sedikit kesulitan mempercayai orang lain.
- Hobi: Membaca novel klasik dan menulis jurnal harian.
Raka
- Nama: Delvano Rakasya ( Raka)
- Gender: Laki-laki
- Usia: 17 tahun
- Kepribadian: Ramah, ceria, dan populer di kalangan teman-temannya. Meski tampak percaya diri, ia menyimpan kegelisahan dan keraguan tentang masa depannya.
- Hobi: Bermain basket dan mendengarkan musik.
Aldo
- Nama: Aldovano atmaja ( Aldo)
- Gender: Laki-laki
- Usia: 17 tahun
- Kepribadian: Setia kawan, supel, namun kadang terlalu blak-blakan. Sahabat dekat Raka sejak SMP.
Dina
- Nama: Diana amara ( Dina)
- Gender: Perempuan
- Usia: 17 tahun
- Kepribadian: Periang, setia, dan pengamat yang baik. Sahabat terdekat Nadia.
Pak arief
- Nama: Pak Arief santoso ( Arier )
- Gender: Laki-laki
- Usia: 45 tahun
- Kepribadian:Bijaksana, tenang, dan penuh perhatian. Guru bahasa Indonesia di sekolah mereka + wali kelas
Author
eee... ini cuma aku kenalin 5 orang doang aja ya,tokoh yang lain biar nyusul hehe
Author
much untuk kalian semuaa🥰😘💐❤
Author
maaf ya kalo ceritanya kurang menarik atau agak agak lain gitu.... 😔
Lorong sekolah yang sunyi
Lorong sekolah pada jam istirahat. Nadia berjalan pelan sambil membawa tumpukan buku. Raka sedang bersandar di dekat loker, berbicara dengan teman-temannya. Saat ia melihat Nadia lewat, buku-buku yang dibawa Nadia tiba-tiba jatuh berserakan.
Raka
"Nad... berat nggak tuh? Jatuh juga akhirnya."
*melirik dan menghampiri, dengan nada santai*
Nadia
"Hehe, iya... tadi, aku kira bisa bawa semuanya."
*Tersenyum malu, membungkuk mengambil buku-buku*
Raka
"Kadang nggak perlu maksa. Ada gue di sini, santai aja."
*Membantu mengambil buku, ekspresinya tetap tenang*
Nadia
"Iya, makasih ya, ka."
*tersenyum lembut*
Raka
"Udah, bawa segini aja. Sisanya biar gue."
*menyerahkan buku terakhir ke Nadia*
Mereka barjalan bersama menuju perpustakaan
Nadia
"Eh, Raka... makasih banyak, ya."
*Berjalan di samping Raka, agak ragu-ragu*
Raka
"Nggak masalah. Ngomong-ngomong, sering banget ya kamu di perpus?"
*melihat ke depan, dengan nada cuek*
Nadia
"Iya... aku suka tempat yang tenang."
*tersenyum kecil*
Raka
"Sama. Kadang pengen aja duduk sendirian. Biar nggak bising."
*mengangguk pelan*
Nadia
"Kamu kayaknya nggak suka ramai, ya?"
*tertawa kecil*
Raka
"Ya, tergantung. Kadang enak juga rame-rame, tapi ya... tenang tuh beda."
*mengangkat bahu*
Membuka pintu Perpustakaan
Dibawah sakura yang bersemi
Sore itu, langit mulai mendung, dan seperti biasanya, Raka menunggu di bawah pohon sakura. Ia bersandar pada batang pohon dengan tangan dimasukkan ke saku jaket, matanya memandang ke arah taman yang sepi. Sesekali, ia melihat jam tangan seolah memastikan waktu.
Langkah kaki pelan mendekat
Nadia
"Kamu nunggu lama, ka?"
*Tersenyum kecil saat mendekat*
Raka
"Nggak juga. Gue tau lo bakal datang, kok."
*melirik Nadia tanpa mengubah posisinya*
Nadia tersipu mendengar ucapan Raka. Mereka kemudian duduk di bawah pohon sakura, menikmati suasana sore yang sunyi. Kelopak sakura berguguran pelan, menciptakan pemandangan yang indah. Sejenak, tak ada yang berbicara; mereka hanya saling diam, menikmati kehadiran satu sama lain.
Nadia
"Ka, kadang aku pikir… kenapa ya, pohon ini selalu terasa beda setiap kali kita di sini?"
*Berbisik sambil melihat kelopak yang jatuh*
Raka
"Mungkin karena lo yang bikin beda. Tempat ini nggak sama kalo nggak ada lo."
*mengangguk pelan*
Nadia tersenyum malu, dan ia merasa jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Kata-kata Raka yang sederhana selalu berhasil membuatnya merasa istimewa, meski Raka mengatakannya dengan ekspresi datar seperti biasanya.
Nadia
"Kamu… suka banget ya, sama suasana tenang begini?"
*Mengangguk pelan*
Raka
"Iya, gue suka. Tenang, nggak ada yang ribet. Tapi... akhir-akhir ini gue sering kepikiran banyak hal."
*Menganggukkan kepala*
Nadia
"Apa? Tentang kita?"
*Melirik Raka penasaran*
Raka terdiam, seolah ragu untuk menjawab. Pandangannya tetap lurus, namun ada kilatan kegelisahan di matanya yang biasanya tenang.
Raka
"Nggak cuma tentang itu, Nad. Masa depan gue... ekspektasi keluarga... kadang gue mikir, bisa nggak sih gue lepas dari itu semua?"
*Menarik nafas*
Angin berdesir di antara kelopak bunga sakura
Nadia
"ka, nggak semua hal harus kamu pikirkan sendiri. Aku... ada di sini buat kamu."
*Menyentuh bahu Raka pelan, mencoba memberinya ketenangan*
Raka hanya mengangguk kecil, tapi ekspresi wajahnya menunjukkan bahwa dukungan Nadia berarti banyak baginya. Mereka kembali terdiam, tenggelam dalam pemikiran masing-masing, tapi ada rasa tenang yang mereka temukan saat bersama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!