Kota Madain adalah kota kecil yang berada di pesisir pantai dengan rata-rata mata pencaharian penduduknya bekerja sebagai seorang nelayan.
Kota Madain terkenal sebagai kota penghasil ikan terbesar di kawasannya, kualitas ikan yang mereka dapatkan cukup baik hingga menjadikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung untuk mendatangi kota tersebut.
Hampir sebagian wilayah pantai Kota Madain sudah dirubah menjadi pelabuhan, hampir setiap harinya ada puluhan kapal yang berlabuh maupun berlayar.
Di suatu hari yang cerah, ada fenomena yang mengejutkan terjadi di kota pelabuhan tersebut.
Sebuah fenomena alam yang tidak lazim, mencekam, serta menakutkan, membuat para penduduknya tidak akan lupa dengan peristiwa itu sampai belasan tahun lamanya.
Fenomena itu terjadi ketika hari masih siang dan matahari begitu terik menyinari bumi, sebuah gumpalan awan hitam tiba-tiba terbentuk di langit dan dengan cepat ia menyebar hingga menutupi seluruh kota.
Dalam waktu kurang dari satu menit, gumpalan awan hitam tersebut mengubah suasana Kota Madain yang cerah jadi mendung gelap.
Para penduduk keluar dari gedung atau rumah mereka, saling menoleh ke langit dan bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi, tidak ada tanda-tanda hujan datang atau badai akan menghampiri sebelumnya tapi kenapa langit begitu gelap?
Hujan yang paling deras sekalipun tidak akan mendatangkan awan se'mendung itu, seolah awan di atas langit seperti akan mengeluarkan bencana pada orang-orang di bawahnya.
Keheranan para penduduk akhirnya terjawab ketika sambaran petir muncul disekitar awan hitam tersebut. Petir yang keluar berwarna emas, tidak hanya satu tetapi ada ratusan petir emas yang terlihat di atas langit.
"Ini... Apa yang sebenarnya terjadi?!"
"Kenapa ada fenomena seperti ini, mungkinkah langit sedang marah pada kita?"
Para penduduk tampak mematung di tempat, mereka berpikir sama bahwa fenomena ini bukanlah tanda yang baik bagi mereka.
Seolah semuanya belum selesai, sebuah mahluk tiba-tiba muncul di salah satu gedung kota lalu terbang ke langit.
Para penduduk menutup mulut dengan kedua tangan, lutut mereka mendadak terasa lemas, sebagian bahkan langsung jatuh terduduk di tanah.
Mahluk yang muncul tersebut adalah seekor naga petir berwarna hitam, lengkap dengan sisik, tanduk, dan matanya yang memerah. Mahluk itu terbang di udara, bergerak memutar di sekitaran awan.
Tubuh naga petir itu berukuran raksasa, ia meraung dengan suara keras yang memekakkan telinga.
Para penduduk ketakutan setengah mati, anak-anak mulai menangis histeris, mereka yang bisa bergerak memilih berlari sekuat tenaga sementara sebagian lainnya yang memiliki mental lemah, kehilangan kesadaran karena begitu takutnya.
Dengan ukurannya yang besar, rasanya tidak sulit bagi naga tersebut memporak porandakan Kota Madain dan membunuh sebagian besar penduduk disini, namun untungnya setelah beberapa waktu, naga yang terselimuti petir hitam itu tidak ada tanda-tanda akan menyerang siapapun, ia hanya bergerak serta meraung selama beberapa waktu sebelum kemudian ia turun ke sebuah gedung, tempat dirinya muncul pertama kali.
Disusul naga petir itu menghilang, awan gelap di atas langit perlahan mulai pudar hingga akhirnya cuaca menjadi cerah kembali.
Para penduduk hanya bisa diam membisu, walaupun kejadian itu hanya berlangsung selama beberapa menit namun demikian terasa panjang bagi mereka.
Meski naga itu telah menghilang namun ketakutan yang mereka rasakan masih ada, tubuh mereka yang gemetar, berkeringat dingin, serta sulit digerakkan.
Pandangan semua penduduk kemudian jatuh pada gedung dimana naga petir tersebut muncul dan menghilang. Gedung itu berlantai empat, tepat dibagian lantai paling atas atapnya sudah hancur berkeping-keping.
***
Liu Yuwen mengatur nafasnya yang memburu, jantungnya berdetak kencang kala naga petir masuk ke dalam tubuhnya.
Berbeda dengan kejadian sebelumnya, kali ini naga petir yang keluar saat Liu Yuwen menerobos begitu besar kekuatannya hingga menyebabkan fenomena di atas langit dan menghancurkan tempat penginapannya.
Liu Yuwen telah berhasil menerobos ke Alam Kaisar menggunakan artefak misterius selama dua bulan melakukan latihan tertutup di kamarnya.
Ketika naga petir muncul, lagi-lagi Liu Yuwen tak bisa menggerakkan tubuhnya dan hanya bisa menyaksikan bagaimana naga petir itu terbang mengisi langit kota.
Saat naga petir masuk ke dalam tubuhnya, barulah Liu Yuwen bisa bergerak kembali, walaupun sudah menyaksikan untuk kedua kalinya, tetap saja Liu Yuwen ketakutan ketika menyaksikan mahluk dalam legenda tersebut apalagi kali ini ukurannya jauh lebih besar dibandingkan sebelumnya.
"Sebenarnya mahluk apa itu, dan kenapa ia muncul ketika aku berpindah ranah?" Liu Yuwen yang nafasnya sudah teratur, mulai bangkit dari posisi bersilanya.
Kultivasi Raja Bayangan begitu misterius sampai Liu Yuwen sendiri kebingungan dengan metode kultivasi tersebut. Disisi yang lain dia merasa kultivasi ini sangat kuat tetapi disisi yang berbeda, Liu Yuwen tidak nyaman dengan fenomena mistis yang sering dia rasakan.
Masuknya naga petir ke dalam tubuh Liu Yuwen lagi-lagi memberikan kekuatan padanya.
Liu Yuwen bisa merasakan ada unsur elemen baru di dalam dantiannya, sekitar ada tiga elemen tambahan yang kini bisa Liu Yuwen gunakan.
"Petir dan cahaya, akhirnya aku bisa menggunakan elemen ini..." Liu Yuwen merasa antusias saat menyadarinya, dua elemen yang dimaksud paling sering digunakan Liu Yuwen dikehidupan pertama juga paling dikuasai, wajar saja bagi pemuda itu merasa semangat.
Selain elemen baru, Liu Yuwen juga bisa memunculkan satu sayap di punggungnya. Sayap itu memiliki panjang dua meter, berbulu hitam pekat serta memancarkan aura kegelapan.
Sayap itu muncul ketika Liu Yuwen refleks mengalirkan qi ke seluruh tubuhnya saat ingin mengecek kekuatan elemennya, sontak saja pemuda tersebut langsung terkejut dibuatnya.
"Ini... Bagaimana..." Liu Yuwen menahan nafasnya.
Sayap tersebut benar-benar seperti bagian dari tubuhnya, Liu Yuwen bisa menggerakkan dan mengepakkannya sesuai keinginannya.
Ketika qi yang dialirkannya berhenti, seketika sayap tersebut menghilang. Setelah beberapa kali mencobanya, kurang lebih Liu Yuwen sudah mengerti cara kerja sayap tersebut
Yang mengganggu pikiran Liu Yuwen tidak hanya pada sayap itu melainkan sesuatu yang dirasakannya. Ketika sayap itu muncul, kekuatan Liu Yuwen bertambah satu tingkatan dari Alam Kaisar Tahap 1 menjadi Alam Kaisar Tahap 2.
"Aku belum pernah mendengar ada metode kultivasi semacam ini dalam kehidupanku, sebenarnya dari mana Kultivasi Raja Bayangan berasal?" Liu Yuwen bertanya-tanya.
Liu Yuwen menemukan metode Kultivasi Raja Bayangan dari reruntuhan kuno yang ia temukan secara tak sengaja, tidak banyak informasi yang ia ketahui tentang metode kultivasi tersebut selain catatan bahwa kultivasi Raja Bayangan merupakan metode kultivasi terbaik yang pernah ada.
Setelah menggunakan Kultivasi Raja Bayangan di kehidupan keduanya ini, Liu Yuwen mulai mengerti catatan titu karena ia bisa merasakan bagaimana hebatnya metode kultivasi tersebut.
"Andai di kehidupan pertama aku menggunakan Kultivasi Raja Bayangan, mungkin aku sudah mengarungi banyak dunia..." Liu Yuwen menggeleng pelan, segera menghentikan pikiran tersebut karena kenyataannya, ia mati oleh seseorang yang dirinya percayai dan kekuatannya yang tinggi sekalipun tidak menyelamatkannya dari kematian.
Liu Yuwen kemudian mengambil artefak yang tergeletak tak jauh darinya, ia memandang artefak tersebut sambil tersenyum tipis.
Sebab artefak ini kultivasi Liu Yuwen memang melesat cepat, tidak heran bagaimana dunia persilatan begitu banyak yang menginginkannya.
Liu Yuwen akui artefak itu sangat berguna namun disisi lain ia sadar pengaruh buruk akibat adanya artefak itu di dunia persilatan.
Seorang kultivator tidak perlu lagi berlatih keras untuk menaikan kekuatan, selama ada artefak tersebut di tangan mereka maka ia bisa menjadi kultivator tingkat tinggi.
Masalahnya artefak misterius tersebut hanya mampu menaikkan tingkat kultivasi saja, mereka tidak mampu meningkatkan kemampuan fisik, jumlah benang qi, atau menambah pengalaman bertarung seseorang.
Tanpa ketiga pondasi itu semua, kultivator yang lahir cenderung akan lebih lemah dari kultivator yang sering berlatih secara alami.
Liu Yuwen bisa membayangkan kondisi dunia persilatan di kekaisaran ini dalam beberapa puluh tahun berikutnya jika para kultivator bergantung pada artefak tersebut.
Lamunan Liu Yuwen terpecah ketika ada pengurus penginapan masuk ke dalam kamarnya, sontak Liu Yuwen langsung memindahkan artefak itu ke dalam cincin ruang.
"Tuan, bagaimana dengan kondisimu, aku melihat ada seekor naga terbang ke arah kamarmu!?" Pengurus penginapan itu datang dengan wajah panik, dadanya kembang-kempis tidak karuan.
"Aku baik-baik saja, naga itu tidak membahayakanku." Liu Yuwen tersenyum lembut.
"Tapi, tapi, naga itu-..."
"Aku juga melihatnya..." Liu Yuwen mengangguk pelan. "Kupikir aku akan mati, tapi naga itu tidak berdampak apapun padaku."
Liu Yuwen mencoba menenangkan pengurus penginapan itu, sudah dua bulan berlalu ia tinggal di penginapan ini sehingga hubungannya dengan sang pengurus cukup dekat.
Setelah lebih tenang, barulah Liu Yuwen memberikan air putih padanya. Liu Yuwen bisa melihat kecemasan pengurus itu terhadapnya.
"Lalu dimana naga itu sekarang Tuan?"
Pengurus melihat kamar Liu Yuwen yang kini hampir seperti puing-puing dimana di bagian atapnya ada lubang yang sangat besar.
Liu Yuwen menjelaskan bahwa naga itu menghilang secara misterius ketika ia memejamkan mata, penjelasan Liu Yuwen memang sulit di mengerti oleh pengurus penginapan namun tidak ada penjelasan yang menyalahkan pernyataan tersebut.
Liu Yuwen lalu mengeluarkan kantong kulit yang berisi belasan keping emas pada sang pengurus sebagai ganti rugi karena kamar yang ditinggalkannya rusak.
Pengurus penginapan awalnya menolak karena dirasa itu bukan salah Liu Yuwen tetapi mengingat atasannya akan memperhitungkan masalah kerusakan ini dan mungkin memotong gajinya untuk perbaikan nanti, akhirnya ia menerima koin emas tersebut.
"Terimakasih Tuan, dengan begini kami bisa memperbaiki bagian kamar yang rusak, kami-..." Pengurus terlalu terfokus pada koin emas hingga saat kepalanya terangkat dan menatap wajah Liu Yuwen, seketika ucapannya terhenti di udara.
Liu Yuwen menaikan alisnya saat melihat keanehan tatapan pengurus tersebut yang terasa ganjil, ia kemudian menanyakan alasan reaksi dibaliknya.
"Tuan, kenapa dengan bola matamu?"
"Mataku? Apakah ada yang salah?"
"Ehm, tidak ada tapi matamu berubah warna keunguan." Pengurus penginapan memberikan cermin kecil pada Liu Yuwen.
Liu Yuwen menerima cermin itu dan seperti yang dikatakan sang pengurus, matanya sudah berubah warna.
Liu Yuwen mengerutkan dahi, 'Kenapa mata bulan ini aktif, padahal aku merasa tidak sedang menggunakannya?'
Sebelumnya Liu Yuwen harus mengalirkan qi ke matanya agar bisa mengaktifkan mata bulan tersebut namun kini tanpa diaktifkan secara sadar, kelopak matanya sudah berubah warna.
Liu Yuwen mencoba menonaktifkannya namun tidak kunjung berhasil, mata bulannya sudah aktif secara pasif bahkan tanpa perlu penggunaan qi.
Liu Yuwen memang tidak tahu satu fakta kecil bahwa teknik mata klan Wuming itu akan aktif dengan sendirinya ketika keturunannya sudah mencapai Alam Kaisar.
Sesudah Liu Yuwen menerobos ke ranah tersebut, mata bulan akan aktif secara permanen dan Liu Yuwen tidak bisa menonaktifkannya kembali sampai kapanpun.
"Mungkin ini akibat naga petir itu..." Liu Yuwen menjawab asal untuk pertanyaan sang pengurus.
"Apa itu mempengaruhi mata Tuan?"
"Tidak, justru penglihatanku merasa jadi lebih baik." Liu Yuwen tersenyum canggung.
Liu Yuwen kemudian mengutarakan niatnya bahwa dia akan pergi dari penginapan ini sekarang juga.
Sejak awal Liu Yuwen berencana tinggal di Kota Madain sampai dirinya menerobos ke Alam Kaisar, kini ia sudah melakukannya jadi tidak ada alasan bagi Liu Yuwen untuk tetap tinggal di kota pelabuhan tersebut.
Tujuan Liu Yuwen berikutnya adalah kembali ke ibukota, lebih tepatnya ke istana kekaisaran. Tujuan dirinya masih sama yaitu Liu Yuwen harus mendapatkan Bunga Krisan Es yang dimiliki pemerintahan.
Bunga Krisan Es tetap menjadi prioritas penting bagi Liu Yuwen sekarang, dengan membuat Pil Bunga Krisan lah kekuatannya bisa meningkat pesat lebih dari artefak misterius ini.
Dengan kekuatannya yang sudah mencapai Alam Kaisar, Liu Yuwen lebih bisa menjaga dirinya, bahkan dengan kekuatannya yang sekarang ia mampu menghadapi Tetua Tertinggi dengan mudah.
Belum lagi dalam perjalanan ada kemungkinan Liu Yuwen akan menerobos kembali mengingat perjalanannya ke Ibukota mencapai belasan ribu kilometer, lebih jauh dibandingkan ia memulai perjalanan di Kota Dharavi seperti sebelumnya.
***
Liu Yuwen langsung meninggalkan Kota Madain di hari itu juga, dengan kekuatan barunya, kecepatan ia bergerak beberapa kali lipat lebih cepat dari biasanya.
"Jika menurut peta ini maka jalur tercepat ke ibukota harus melintasi gurun..." Liu Yuwen membentangkan peta.
Gurun tersebut dinamai Gurun Tanpa Batas, sebuah gurun yang cukup luas hingga mencangkup 30% wilayah Kekaisaran Langit Utara.
Tidak ada orang yang hidup atau tinggal di gurun itu, selain karena tidak ada air, gurun tersebut dihuni oleh berbagai jenis siluman yang berbahaya.
Liu Yuwen tidak punya banyak pilihan selain harus menyebrangi gurun tersebut jika ingin lebih cepat ke ibukota. Dengan jaraknya sekarang, Liu Yuwen bisa samai ke Gurun Tanpa Batas sekitar satu bulan lagi.
'Andai sayap ini muncul sepasang mungkin aku bisa terbang...' Liu Yuwen menghela nafas panjang sambil mengeluarkan sayap tersebut, sayangnya sayap itu hanya keluar satu saja.
Sebenarnya kalau Liu Yuwen bisa menggunakan elemen angin sekarang juga, dirinya bisa saja terbang dengan teknik yang dimilikinya.
Liu Yuwen menggelengkan kepala, percuma ia mengeluhkan takdir yang tak bisa dirubah walau dirinya protes ataupun merasa tidak terima. Untuk saat ini Liu Yuwen hanya perlu mengandalkan kekuatannya.
Akhirnya Liu Yuwen kembali melanjutkan perjalanan, tanpa tahu bahwa dunia persilatan beberapa waktu belakangan ini sedang mengalami kejadian besar.
Sekte aliran hitam pada dasarnya selalu mementingkan kelompok mereka sendiri, ingin lebih kuat, lebih terkenal, lebih disegani diantara sekte yang lain sehingga wajar jika mereka tidak mau memiliki relasi dengan sekte aliran hitam yang lain.
Di kasus tertentu, sekte aliran hitam bahkan bisa saling bermusuhan dengan sesamanya, meski rumit tapi kenyataannya aliran hitam juga mempunyai konflik internalnya tersendiri.
Beberapa tahun belakangan ini, di aliran hitam muncul sebuah organisasi misterius. Mereka hanya beranggotakan tujuh orang namun setiap anggota dari organisasi tersebut adalah kultivator tingkat tinggi yang kekuatannya belum pernah ada di Kekaisaran Langit Utara sebelumnya.
Dalam beberapa bulan saja, sudah ada belasan sekte kecil yang ikut gabung ke organisasi tersebut, dalam satu tahun, sekte menengah aliran hitam juga ikut gabung bersama mereka.
Kultivator aliran hitam mulai bertanya-tanya siapa organisasi itu karena kedatangannya begitu mengejutkan hingga bisa menyatukan sekte aliran hitam dengan mudah.
Belakangan diketahui bahwa organisasi itu bernama Tujuh Dosa Pedang, sebuah organisasi yang tengah membentuk aliansi untuk menyatukan seluruh aliran hitam.
Semua sekte yang bergabung ke aliansi mereka diberikan sumberdaya melimpah, tidak heran kenapa banyak sekte jadi tergiur dan ingin bergabung dengan organisasi tersebut.
Sekte aliran hitam yang sudah gabung memang terbukti memiliki banyak peningkatan signifikan, kekuatan anggota mereka cenderung jadi lebih kuat, kultivasinya meningkat pesat.
Setelah dua tahun kemunculannya, hampir semua sekte kecil-menengah aliran hitam tunduk di bawah organisasi Tujuh Dosa Pedang. Seolah belum selesai, kini organisasi itu mulai mengincar sekte besar.
Sekte besar aliran hitam cenderung lebih arogan dan mereka menganggap kelompoknya lebih unggul dari organisasi Tujuh Dosa Pedang.
Meski organsiasi tersebut memberikan surat terbuka agar mereka mau bergabung secara sukarela, berjanji akan memberikan sumberdaya tingkat tinggi namun sekte besar aliran hitam tetap tegas menolaknya.
Awalnya organisasi Tujuh Dosa Pedang hanya mengirimkan utusan mereka saja namun karena selalu mendapatkan penolakan, akhirnya anggota dari organisasi itu turun tangan dan mendatangi sekte besar tersebut.
Anehnya hanya dalam waktu kurang dari dua jam, sekte besar yang arogan itu langsung tunduk dan mau ikut bergabung dengan organisasi Tujuh Dosa Pedang.
Wajah Patriark sekte besar itu diliputi banyak ketakutan, tidak ada lagi tampang arogan kala anggota organisasi itu muncul dihadapannya.
Patriark sekte besar tersebut akhirnya menyadari bahwa organisasi Tujuh Dosa Pedang bukanlah kelompok biasa, walau berjumlah tujuh orang saja tapi kekuatan mereka sudah tidak lagi ditingkatan Alam Kaisar.
Perlahan tapi pasti, diikuti yang pertama, sekte besar lainnya mulai bergabung dengan organisasi Tujuh Dosa Pedang sehingga dalam waktu lima tahun, sekte aliran hitam hampir seluruhnya bergabung dalam aliansi yang dibentuk organisasi tersebut.
Sesudah merasa semua aliran hitam berada di tangan mereka, barulah organisasi Tujuh Dosa Pedang mulai menjelaskan tujuan aliansi mereka dibentuk yaitu untuk menghancurkan klan Wuming dan mengumpulkan artefak.
Awalnya kebanyakan sekte aliran hitam kebingungan karena dengan kekuatan tujuh anggota organisasi itu, seharusnya tidak sulit bagi mereka menghancurkan klan Wuming namun organisasi Tujuh Dosa Pedang hanya menjelaskan bahwa ada situasi yang membuat mereka tidak boleh diketahui keberadaannya khususnya sampai terdengar sekte aliran putih.
Memang selama beberapa tahun tersebut, meski menjadi organisasi aliran hitam terkuat yang pernah ada, Tujuh Dosa Pedang selalu menyembunyikan identitas mereka dari dunia persilatan.
Bahkan di aliran hitam sekalipun hanya orang tertentu yang mengetahui keberadaan mereka.
Tidak ada yang tahu bahwa dalang sebenarnya dibalik hancurnya klan Wuming adalah organisasi Tujuh Dosa Pedang, mereka menggerakkan sekte aliran hitam dibalik bayangan tanpa harus menyentuh atau ada yang mengetahuinya.
Untuk tujuan kedua mereka yaitu mengumpulkan artefak, sebenarnya artefak sudah lebih dulu ada sebelum organisasi Tujuh Dosa Pedang membentuk aliansi.
Kebanyakan sekte yang sudah memiliki artefak sejak awal merasa keberatan untuk menyerahkan artefak tersebut pada organisasi Tujuh Dosa Pedang namun ketika diberitahu bahwa organisasi itu akan menghadiahkan seratus pusaka Nirvana bagi siapapun yang menyerahkannya, sebagian sekte aliran hitam jadi tergoda dan sukarela memberikannya.
Meski ada pilihan, sebenarnya sekte yang memiliki artefak tidak dalam posisi memilih, bagi mereka yang menolak memberikan artefak tersebut, organisasi tidak segan akan mengambilnya walaupun itu harus secara paksa.
Kini sudah enam artefak yang dimiliki organsiasi Tujuh Dosa Pedang, dari mereka lah diketahui bahwa sebenarnya potongan artefak tersebut berjumlah dua belas.
Kini yang tersisa tinggal enam potongan artefak lagi, empat diantaranya berada di sekte aliran putih, satu berada di seorang pemuda yang jatuh ke Lembah Kematian sementara potongan sisa yang terakhir masih belum diketahui keberadaannya.
"Tinggal satu lagi potongan artefak yang belum diketahui, jadi apa kita harus mencarinya lebih dulu atau langsung merebut dari sekte aliran putih?"
Disebuah ruangan, organisasi Tujuh Dosa Pedang tengah melakukan pertemuan, meski anggota mereka ada tujuh orang namun yang hadir di pertemuan tersebut hanya berjumlah tiga orang, dua diantaranya laki-laki dan satu perempuan.
Yang bertanya sebelumnya adalah seorang perempuan di anggota tersebut, ia memiliki julukan sebagai Pedang Kemalasan.
"Merebut artefak dari sekte aliran putih bukan hal sulit bagi kita, sejak dulu kita bisa mengambilnya kapan saja." Salah satu laki-laki di ruangan itu menjawab, dia disebut sebagai Pedang Kerakusan.
"Oh, lalu bagaimana dengan artefak yang jatuh ke Lembah Kematian, kau tidak berpikir kita akan mengambilnya juga bukan?" Pedang Kemalasan menguap, perempuan itu meski bertanya namun ekspresinya seolah tidak memiliki semangat.
"Biarpun tidak mudah bukan berarti mustahil, yang berbahaya dari lembah itu adalah racunnya, selama obat penawar racun itu sudah dibuat, mengambil artefaknya bukan lah hal yang sulit." Pedang Kerakusan menggeleng pelan.
"Apa kau sudah memerintahkan orang yang ahli racun di kekaisaran ini membuatnya?"
"Ya, katanya dia membutuhkan waktu, jadi aku biarkan dia berkutat di ruangannya." Pedang Kerakusan kemudian melirik laki-laki satunya lagi. "Bagaimana pendapatmu?"
"Tidak ada yang harus kita diskusikan, kita tunggu Senior Yan datang kesini." Pria terakhir di ruangan tersebut diberi gelar Pedang Kesombongan, dirinya sedang fokus mengelus-elus pedang pusaka miliknya agar tampak lebih mengkilap.
Pedang Kerakusan menghela nafas, ia ingin bertanya pada perempuan Pedang Kemalasan lagi namun wanita itu sudah tertidur di kursinya.
Pedang Kerasukan menghela nafas kedua kalinya, akhirnya ia memilih menunggu Senior Yan, pemimpin organisasi mereka untuk datang ke ruangan ini.
Sesuai namanya, organisasi Tujuh Dosa Pedang beranggotakan tujuh orang yang memiliki kemampuan pedang tingkat tinggi. Mereka mempunyai gelar masing-masing yang menjadi simbol dosa besar manusia, dimulai dari Pedang Kerakusan, Kecemburuan, Kemalasan, Kesombongan, Amarah, Nafsu, dan Ketamakan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!