NovelToon NovelToon

Cupu Fake

1,sekolah baru

Visual Bastian

visual Adinda

"ADINDA KIRANA PRATAMA, " Teriak seorang wanita paruh baya sambil menggoyang goyangkan tubuh adinda yang masih tertidur.

"Ampun deh mah, masih pagi juga, "Balas Dinda yang kembali tertidur sambil memeluk guling.

"Adinda bagun! atau mamah akan guyur kamu nih, " Ancam wanita paruh baya tersebut yang ternyata adalah ibu dari Adinda.

Saat Adinda mendengar akan di guyur ia langsung saja bangun dari tidurnya dan berlari ke arah kamar mandi.

Sedangkan ibunya yang melihat anak itu hanya menggeleng melihat tingkah nya.

Adinda adalah anak ke tiga dari pasangan, Amalia adisty dan juga Putra pratama, Adinda memiliki dua kakak yang masing masing berbeda satu tahun, kakak yang pertama bernama, Adhitia Daniel pratama, dan juga lintang anjasmara pratama.

"PAGI SEMUANYA? " Teriak Adinda yang baru saja turun dari tangga dan menghampiri keluarga nya di meja makan.

"Astaga ya ampun dinda kamu ngapain? " Ucap mamah nya Adinda yang melihat penampilan aneh Adinda.

"Hahahahahha, " Semua yang ada di meja makan tertawa melihat penampilan Adinda saat itu.

Adinda biasanya kalau sekolah akan menggunakan pakaian yang ketat ketat namun pada saat itu, Adinda malah berpenampilan nerd dia menggunakan kaca mata bulat yang besar, dan rambut yang di kuncir dua.

"Apaan sih kalian itu, " ucap Adinda sambil cemberut dan langsung duduk di kursi bersebelahan dengan kedua kakaknya.

"Ngapain juga lu berpenampilan kek gitu? aneh tau gak, " Sinis Daniel tanpa menatap Adinda.

"Gini ya kak, aku kan baru pindah yah kesini, aku gak mau kak ada orang yang deketin aku cuman karena, aku cantik dan kaya jadi aku mau rubah penampilan aku, " Jelas Adinda sambil mengambil sepotong roti.

Sedangkan yang lainnya hanya mengangguk mengerti dengan ucapan Adinda dan langsung melanjutkan sarapannya.

"Din lu berangkat ama siapa?" Tanya Lintang yang sudah selesai sarapan.

"Sama kak Lintang aja lah, males aku sama kak Daniel, gak asik orang nya, "Balas Adinda yang langsung berpamitan dengan kedua orang tuanya.

Sifat Daniel itu memang pendiam namun kalau lagi mood nya bagus Banget, dia juga bisa bersikap lembut, berbeda dengan Lintang dia adalah orang yang jail dan suka sekali bertengkar dengan Adinda, namun mereka juga sangat dekat.

Adinda langsung masuk ke dalam mobil milik Lintang tersebut, Adinda awalnya sekolah di SMA bangsa, namun karena ada masalah di sana ia memutuskan untuk pindah ke sekolah arwana tempat di mana kakak kakaknya bersekolah, Adinda adalah siswa kelas 1 SMA sedangkan lintang kelas 2 dan Daniel kelas 3.

Di dalam mobil tidak ada obrolan sama sekali, mereka berdua sibuk dengan pikiran nya masing masing.

"Kak aku turun di sini aja yah, soalnya aku gak mau ada orang yang tau kalau kakak adalah kakak aku, "Adinda langsung turun dari mobil Lintang dan berlari meninggalkan Lintang di sana.

Sementara itu lintang hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat kelakuan adiknya, sampai segitunya.

Adinda berlari menuju gerbang sekolah tersebut, namun semua mata tertuju padanya, semua orang membicarakan penampilan dinda pada saat itu, bahkan ada yang menertawakan Adinda.

*Siapa itu kok cupu amat sih?.

hahaha, paling juga anak beasiswa.

dasar cupu, gak pantes tau gak lu ada di sini iyuh*.

Dan masih banyak lagi ucapan yang mereka Lontarkan pada Adinda, namun Adinda tidak peduli sama sekali dengan ucapan mereka, dia terus saja berjalan melewati koridor sekolah menuju ruang kepala sekolah.

"Permisi" Sopan Adinda.

"Masuk aja " Jawab seseorang yang berada di ruangan tersebut.

"Pagi om, "Adinda tersenyum pada seorang pria yang berada di sana.

"Kamu siapa? bukanya yang mau masuk itu si adinda yah kok malah kamu," heran seorang pria yang ternyata itu adalah kepala sekolah sekaligus paman nya Adinda.

"Ya ampun paman, paman gak kenal ini Adinda," jelas Adinda sambil memperlihatkan senyum nya.

"Ya ampun Adinda kenapa kamu penampilan nya kayak gini? " heran pamanya yang melihat Adinda berpenampilan nerd.

"Ya elah paman biarin napa, Adinda itu mau merasakan yang namanya di bully" ucap Adinda sambil mendramatisir ucapannya.

"Ya ampun dasar kamu itu ada-ada aja, " ucap pamannya sambil menepuk jidatnya.

"Ya udah paman aku kelasnya di mana. "

"Di kelas X IPA 3."

"Apa om di IPA? aku gak mau, maunya masuk IPS aja lah! " tolak Adinda sambil cemberut karena ia paling anti sama pelajaran kimia.

"Gak bisa di bantah, " kekeh pamannya.

"Iya udah deh iya Adinda pergi dulu yah paman" pasrah Adinda yang langsung keluar dari ruang tersebut menuju kelasnya.

Sesampainya di depan kelas yang di tunjukkan oleh pamannya tersebut, Adinda terdiam sejenak memandangi pintu kelasnya, sepertinya sudah ada guru di dalam.

tok tok tok.

Adinda mengetuk pintu itu, lalu keluar lah seorang guru dengan tampilan yang menyeramkan.

"Permisi pak saya murid baru di sini" sopan Adinda.

"Oh baiklah, " guru tersebut mempersilahkan Adinda untuk masuk ke dalam kelas nya.

"Kamu perkenalkan diri kamu!."

"Nama saya Adinda Kirana P, panggil aja saya Dinda, atau Adinda juga boleh" Adinda memperkenalkan dirinya.

Ngapain lagi dia di sini

Ih dasar si cupu.

Hasil beasiswa tuh.

Sementara itu Adinda bersabar sambil mengelus dadanya, mendengarkan semua orang berbicara padanya.

"Jangan berisik! Adinda kamu duduk di sana di bangku yang kosong, " tegas pak Wawan guru yang sedang mengajar tadi.

Adinda langsung saja menuju kursi yang di maksud, ia duduk di sebelah wanita yang seperti nya baik, dia juga cantik.

"Hay, salam kenal, nama gue Sherly" sapa wanita tersebut sambil mengulurkan tangannya.

Adinda langsung membalas uluran tangan sherly tersebut sambil tersenyum," Aku Adinda."

"Oh iya kamu jangan dengerin ucapan mereka yah, biasa mereka itu takut ke saingan kali, jadi biarin aja " ucap Sherly sambil tersenyum manis pada Adinda.

"Tuhan ternyata di dunia ini masih ada aja yah, wanita yang baik cantik lagi, pasti ni yah yang bakalan jadi pacarnya sherly pasti beruntung banget" batin Adinda.

"Kamu mau kan jadi temen aku? " ucap Sherly.

"Oh mau banget," balas Adinda ke girangan.

Setelah lumayan lama belajar, akhirnya waktu istirahat pun tiba.

"Ok anak anak cukup sekian pertemuan kita hari ini" ucap pak Wawan sambil bergegas meninggalkan kelas.

Semua murid pun berhamburan ke luar ada yang ke kantin dan masih banyak lagi.

"Din ke kantin yuk? aku laper, " ajak Sherly.

"Emmm boleh, " Adinda pun menyetujui ucapan Sherly.

Sekarang mereka sudah menuju sebuah kantin yang berada di sekolah tersebut, mereka berjalan berdua sambil asik mengobrol, dengan semua pasang mata melihat mereka aneh.

Karena pasalnya Sherly itu adalah orang yang sangat berhati-hati dalam memilih teman, namun sekarang sherly terlihat begitu akrab dengan murid baru yang bahkan jauh di bahwa Sherly, Sherly juga termasuk murid populer di sekolahnya, karena Sherly juga memiliki paras di atas rata rata, namun tetap cantik Adinda jika tidak sedang menyamar

Ngapain tuh si cupu ama si Sherly.

Ia nih gue aja yang udh lama di sini kagak tuh seakrab itu.

Dasar si cupu sok ke gatelan.

Pasti si sherly di pelet lagi ama dia.

Biasa mau numpang tenar dia.

Dan masih banyak lagi ucapan ucapan yang tak pantas di lontarkan pada Adinda, namun Adinda tidak peduli, selagi itu tidak mengganggu dia.

Sampailah mereka di sebuah kantin sekolah, sudah banyak orang yang sedang makan dan mengobrol di sana.

"Din di sana yuk? "ajak Sherly sambil menunjuk sebuah meja yang kosong.

Adinda pun menyetujui ajakan Sherly, dan bergegas menuju meja yang di tunjuk Sherly.

Namun ternyata kebetulan di sebelah meja yang Adinda dan Sherly tempati ada meja kak Lintang, kak Daniel dan juga teman temanya.

"Din kamu kenal sama mereka gak? " tanya Sherly.

"Siapa? "

"Itu tuh mereka, " Sherly menunjuk ke arah meja Daniel.

"Gak" Adinda berbohong dengan mengatakan bahwa ia tidak mengenal mereka.

"Aku mau bicara sama kamu, tapi jangan bilang siapa siapa yah?"ucap Sherly dengan serius.

"Ok."

"Sebenernya aku tuh suka loh sama kak Daniel, orang yang ada di salah satu mereka. "

Adinda pun sontak terkejut mendengar ucapan Sherly barusan.

"Apa Sherly suka ama kakak gue, gak salah dengar gue barusan, suka dari apanya coba Sherly ama kakak gue kak Daniel, mendingan kak Lintang kali" batin Adinda.

"Hey, kenapa bengong?"

"Eh iya, emang nya yang mana kak Daniel? " Adinda pura-pura tidak tau Daniel.

"Aku kenalin yah, yang ada di sebelah kanan itu namanya, kak Lintang, terus di deket kak Lintang ada kak Daniel yang katanya kakak nya kak Lintang, terus di depan kak Daniel ada kak Rian, terus aku tuh yah paling kesel sama cowok yang ada di depan kak Lintang namanya kak Bastian, dulu aku pernah suka sama dia, tapi karena dia itu ngeselin jadi gak jadi deh suka sama dia, tapi aku sukanya sama kak Daniel, mereka itu adalah cowok yang paling di idolakan di sini " jelas Sherly pajang kali lebar.

"Sherly kamu kan cantik kenapa kamu gak deketin aja kak Daniel? dia pasti mau kok sama kamu, "ucap Adinda sambil memainkan iPhone nya.

"Kak Daniel itu orang nya dingin banget, aku jadi canggung deketin nya, " balas Sherly sambil tersenyum.

"Ya kamu coba aja dulu siapa tau aja berhasil!."

"Ya udah lah nanti aku coba."

Kring kring kring.

Waktu istirahat pun telah habis semua murid kembali ke kelas mereka masing-masing.

2,pertemuan pertama

Jam pulang sudah tiba, semua murid segera berhamburan keluar kelas menuju gerbang sekolah, namun tidak dengan Adinda.

"Kamu kenapa din, gak pulang? " tanya Sherly yang heran melihat Dinda malah diam di bangkunya sedangkan semua orang sudah keluar.

"Kalau kamu mau duluan, duluan aja soalnya aku malas berdesak desakan, " balas Adinda sambil menyenderkan kepalanya ke tembok.

"Ya udah aku duluan yah, supir aku pasti udah nungguin, " Sherly langsung saja pergi meninggalkan Adinda yang masih terdiam di kelas.

"Ya udah sana" Adinda melambaikan tangannya pada Sherly.

Sebenarnya Adinda bukan malas berdesak desakan, namun ia tidak mau ada orang yang liat dia naik ke mobil Lintang.

Setelah terlihat sepi adinda langsung keluar dari kelas nya menuju ke parkir, menghampiri kakaknya.

Brukk.

Adinda bertabrakan dengan seorang pria yang sepertinya ia pernah melihatnya.

"Aduh sorry gue gak sengaja gue lagi buru-buru, " Adinda pun meminta maaf pada laki laki yang ia tabrak barusan.

"Makannya kalau punya mata itu pake, jangan cuman di pakai kaca mata doang, "bentak lelaki tersebut sambil memegang kacamata Adinda.

"Kan gue udah bilang maaf, ya udah napa lagian juga gue gak sengaja nabrak loh,"kesal Adinda, iakan sudah minta maaf kenapa lelaki itu malah balik marahin.

"Terserah lo, "lelaki itu kembali membentak Adinda sambil melanjutkan perjalanan nya.

"DASAR COWOK RESE, GILA" teriak Adinda yang kesal dengan perlakuan lelaki itu.

Saat mendengar teriakan Adinda lelaki itu menghentikan langkahnya sambil berbalik menatap Adinda dengan tatapan yang tajam, sebelum kembali melanjutkan langkahnya.

Adinda pun kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran sekolah, setelah ia sampai di parkiran ia langsung saja masuk ke dalam mobil Lintang.

"Ya ampun Dinda, gue udah bulukan nungguin lo lama amat, kemana aja luh? "tanya Lintang setengah berteriak.

"Sorry kak, tau gak kak tadi tuh aku nabrak cowok yah, aku tuh udah minta maaf sama dia eh dia malah tetep marahin aku, kan Dinda jadi kesel kak, "jelas Adinda yang masih kesal sama lelaki yang ia tabrak tadi.

"Siapa namanya? " tanya Lintang, sambil memajukan mobilnya.

"Ya mana Dinda tau lah kak, kan Dinda baru aja masuk sekolah nya juga, emang Dinda peramal apa bisa tau semua nama yang ada di sekolah ini dalam satu hari, " ketus Adinda.

"Ya elah biasa aja kali."

Setelah agak lama di dalam mobil merekapun sampai di rumah.

"MAMAH INI ADINDA YANG CANTIK TIADA TARA UDAH PULANG, " teriak Adinda yang sudah masuk ke dalam rumah.

"YA AMPUN DINDA KAMU TUH BISA GAK SIH GAK USAH TERIAK, "balas mamah nya.

Sementara itu Lintang hanya menutup telinganya mendengar mamah dan adik nya teriak-teriak gak jelas.

"MAMAH JUGA TERIAK" Adinda kembali berteriak.

"Kenapa sih kayak anak kecil aja teriak-teriak? ini bukan hutan, " ketus Daniel dengan nada datarnya dan mata yang tetap fokus ke televisi.

"Eh kak Daniel udah pulang, " Adinda langsung menghampiri kakak nya itu sambil tersenyum manja.

"Geli tau gak, "ucap Daniel yang melihat adik nya manja manjaan pada nya.

"Biarin napa kak, kak tau gak kak temen aku ada yang naksir tau gak sama kakak, cantik kok kak orang nya, kakak mau yah sama dia," mohon Dinda pada kakaknya yang masih fokus menatap televisi.

"Gak, " balas Daniel dengan datar dan tatapan dinginnya.

"Ih kakak mah gak asik ah, " Adinda pun melepaskan tangannya yang tadi memegang tangan Daniel, dan pergi ke kamar nya dengan kesal karena sikap Daniel yang ngeselin.

Sementara Daniel hanya menatap kepergian adiknya dengan tersenyum sedikit, ia suka kalau liat adik perempuan nya itu ngambek sama dia.

Sementara di kamar Adinda langsung membaringkan badannya tanpa mengganti seragamnya terlebih dahulu, ia sudah sangat lelah pada hari ini.

Namun tiba-tiba ada seseorang yang mendorong pintu kamar nya dengan sangat keras.

"KAKAK BISA GAK PELAN-PELAN AKU KAGET, " teriak Adinda yang kesal karena kakaknya membuka pintu kamar dengan mendobraknya.

Sedangkan Lintang hanya tertawa, menampakkan muka tak berdosanya itu.

"Anterin gue yuk ke supermarket? " pinta Lintang yang langsung duduk di sebelah adinda yang tertidur.

Sementara Adinda tak menggubris sama sekali ucapan Lintang, ia tetap tertidur sambil memeluk guling miliknya.

"Ya udah lah kalau gak mau mah, tadinya sih gue mau traktir lu, " ucap Lintang sambil beranjak meninggalkan Adinda.

Adinda yang mendengar kalau kakaknya akan mentraktir dirinya, ia lagsung bangun dari tidurnya.

"Ok Dinda ganti baju dulu, kakak tunggu Dinda di bawah, " ujar Adinda.

"Dasar bocah, denger mau di traktir aja nyangut, " gumam Lintang sambil beranjak keluar kamar Dinda.

Setelah kurang lebih 5 menit Lintang menunggu Adinda di ruang TV akhirnya Adinda datang.

"Yuk kak pergi, " ajak Adinda yang langsung saja menarik tangan Lintang.

"DEK GUE MAU CEMILAN," Teriak Daniel yang sedari tadi tidak beranjak dari depan TV, emang tuh kakak nya Adinda yang satu itu kalau udah mager ya udah sampe subuh juga dia kuat die di depan TV.

Adinda kembali ke depan kak Daniel.

"Uang nya mana? "ucap Dinda sambil meminta uang ke Daniel.

"Dasar itungan, " Jawab Daniel sambil mengeluarkan uang seratus ribuan 5 lembar.

"Makasih kak, " ucap Adinda ke girangan, sambil kembali lagi ke luar.

Setelah sampai di sebuah supermarket.

"Kk aku mau ke sana dulu yah" ucap Adinda sambil menunjuk ke arak snack yang ada di sana.

"Ya udah sana, nanti kalau udah tungguin kakak di kasir. "

"Ya udah kak bay. "

Saat Adinda akan menuju ke tempat yang ia tunjuk tadi, lagi lagi ia bertabrakan dengan orang.

Bruuk.

"Sorry, gue gak sengaja, " sopan Adinda sambil menundukkan badannya.

Namun Adinda kaget kalau orang yang ia tabrak itu ternyata sama dengan orang yang tadi ia tabrak di sekolah, ia masih ingat persih orang yang membuat ia kesal tadi.

"Lu lagi? "bentak Adinda sambil menunjuk ke arah lelaki itu.

"Emang lu kenal ama gue? " tanya balik pria tersebut.

Adinda melamun, dan menyadari sesuatu, kalau ternyata saat ini kan dia tidak sedang menyamar jadi lelaki itu tidak akan mengenal dia.

"Eh sorry gue pikir temen gue, ya udah gue duluan yah, " ucap Adinda berbohong.

Namun saat Dinda akan meninggalkan lelaki tersebut, ia malah di tahan dengan cara, tangannya di tarik oleh lelaki itu.

"Boleh kenalan?" tanya lelaki tersebut.

"Nama gue Dinda, "ucap Adinda sambil mengulurkan tangan nya.

"Gue Bastian," jawab Bastian yang membalas uluran tangan Adinda.

"Oh tuh orang namanya Bastian, tadi aja di sekolah gue penampilan nya cupu, dia marah-marah ama gue, giliran gue udah berubah eh ngajak kenalan, tapi bentar bastian, kayak pernah denger nama itu," batin Adinda.

"Ya udah Bas aku ke sana dulu yah, dah," Adinda meninggalkan Bastian yang masih terdiam melihat kepergian Adinda sambil tersenyum.

"Ya udah dah, aku harap kita bisa ketemu lagi," balas Bastian sambil melambaikan tangannya, yang hanya di balas senyuman oleh Adinda.

Setelah selesai membeli apa yang dia perlukan, dia pergi ke kasir dengan membawa keranjang yang penuh dengan makan dan coklat.

"Ini mbak," Adinda pun langsung membayar semua yang dia beli, sambil menunggu kakaknya datang.

"Mbak semuanya jadi 450 ribu, " ucap mbak mbak kasir sambil menyodorkan belanjaan Adinda yang banyak.

Adinda langsung membayarnya belanjaan dengan uang yang tadi kakaknya berikan padanya.

Setelah agak lama menunggu, Lintang pun datang menemui Adinda.

"Udah? " tanya Lintang.

"Udah kok kak, " jawab Adinda sambil memperlihatkan belanjaan nya.

"Ya ampun Adinda banyak banget lu belanja, " Lintang pun kaget melihat adiknya itu membawa belanjaan sampai 4 keresek besar.

"Biarin napa bukan pake uang kakak ini kan, " ucap Adinda.

"Iya juga sih, ya udah tunggu bentar kakak bayar belanjaan kakak dulu. "

"Oke aku tunggu. "

Setelah selesai membayar belanjaan nya merekapun kembali ke luar.

"Nih" Lintang menyodorkan kresek yang berisi coklat, karena Lintang tau adik nya itu suka coklat, dan karena dia juga sudah janji akan mentraktir Dinda tadi.

Dinda yang senang pun langsung mengambil kantung kresek yang di berikan kakak nya pada dia.

"Makasih kakak ku yang baik hati. "

"Ya udah masuk! " Dinda pun masuk ke dalam mobil Lintang, selama perjalan tak ada obrolan di dalam mobil tersebut seperti nya mereka sibuk dengan pikiran nya masing-masing.

Setelah sampai di rumah Adinda keluar dari mobilnya dan langsung berlari masuk ke dalam rumah sambil membawa 5 kantung kresek.

"KAK DANIEL INI ADIK MU YANG CANTIK UDAH DATENG, " teriak Adinda sambil menuju tempat di mana Daniel dan ibunya berada sedang menonton TV.

"Berisik tau gak dek, " sinis Daniel.

"Gak papa lah kak, oh ya nih, " ucap Adinda sambil menyodorkan dua kantung keresek ke arah Daniel.

"Oh iya kak, kembaliannya aku beliin coklat semuanya, " sambung Adinda sambil tersenyum.

"Semerdeka lu aja lah dek, " sinis Daniel dengan tatapan yang seperti biasa.

"Ya udah makasih kakak ku yang ganteng, aku ke kamar dulu yah, " Adinda pun meninggalkan kakak nya dan mamah nya yang lagi asik menonton film.

Setelah sampai di kamar Adinda langsung saja membuka belanjaan nya, dan memakannya sambil menonton drama Korea di iPhone nya, sambil sesekali dia memikirkan Bastian.

"Ah ini kenapa lagi gue mikirin tu anak gak penting amat kayaknya," frustasi Adinda sambil mengacak-acak rambutnya.

Ia menonton drama Korea sampai malam, bahkan sampai dia ketiduran, dan melewatkan makam malamnya.

3,keributan

"YA AMPUN ADINDA CEPETAN BANGUN KAMU ITU HARUS SEKOLAH, " teriak Adisty yang melihat anak putri nya itu masih tertidur pulas sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 06:30.

Adisty menghampiri Adinda sambil menarik selimut yang di kenakan Adinda.

"Aduh mh dingin tau gak," Adinda kembali menyelimuti dirinya.

"Kamu itu mau sekolah atau enggak? " tanya Adisty setengah berteriak.

"Lima menit lagi deh mah, " balas Adinda yang masih menutup matanya rapat-rapat, rasanya berat untuk Adinda membuka matanya.

"Ok, tapi dengan satu sarat, mamah akan jual motor ke sayangan kamu, terus mamah juga akan potong uang jajan kamu selama satu bulan, puas, " bentak Adisty yang berhasil membuat Adinda buru-buru bangun dari tidurnya.

"mah jangan gitu dong nanti kalau aku gak jajan gimana? terus motor ke sayangan aku jangan di jual dong mh," Adinda memohon pada ibunya.

"Ya udah mamah gak akan potong uang jajan kamu dan juga gak akan jual motor kamu asalkan dalam waktu 10 menit kamu harus udah turun buat sarapan, " Balas Adisty yang langsung keluar dari kamar anak putri nya tersebut.

"Ihhh kenapa sih aku kan masih ngantuk?" gumam Adinda dengan pelan, sambil terpaksa melangkah kan kakinya ke kamar mandi.

Sementara itu di ruang makan sudah ada, ayahnya, mamahnya, dan juga kakak kakaknya Adinda.

"PAGI SEMUANYA INI ANAK PEREMPUAN SATU SATUNYA MAU SARAPAN, " teriak Adinda.

"Ya ampun Adinda pagi-pagi udah teriak-teriak aja, " ujar Ayah-nya sambil sibuk memakan sarapannya.

"Tau tu anak pagi-pagi, bikin ribut aja, " ketus Daniel.

"Biarin napa," balas Adinda yang langsung duduk di dekat Ayah-nya.

"Nih" Adisty pun menyodorkan satu roti pada Adinda.

Setelah sarapan mereka bertiga pun berpamitan pada keduan orang tuanya, Adinda masuk ke dalam mobil Lintang.

"Din ampe kapan si lu berpenampilan aneh kayak gitu? lu gak risih apa orang orang ngomongin lu? " tanya Lintang sambil tetap pokus pada mobilnya.

"Gini ya kak, aku gak risih kok, denger mereka ngomong apapun selagi mereka gak gangguin aku,malah aku seneng jadi kan aku tau mereka gak suka sama aku itu di awal, gak kayak dulu, " jelas Adinda yang hanya di balas anggukan oleh Lintang

Setelah sampai di depan gerbang sekolah, Adinda kembali meminta turun di tempat kemarin ia turun.

"Ya udah kakak pergi dulu yah, kalau ada apa-apa bilang aja sama kakak, " ucap Lintang sambil menjalankan kembali mobilnya.

Adinda langsung berlari menuju Gerbang sekolah, seperti biasa banyak orang yang menghujat nya, namun ia tak pernah peduli dengan itu. Setelah ia sampai di kelasnya Dinda langsung menghampiri Sherly yang sudah ada di sana.

"Sherly kamu udah ada di sini aja? " tanya Adinda yang melihat Sherly sudah datang di sekolah.

"Iya" balas Sherly.

"Oh iya boleh gue minta nomor loh gak? " sambung Sherly.

"Boleh kok, " Adinda pun menulis nomor nya di HP milik Sherly.

"Makasih."

"Hey gays, hari ini katanya jam kosong, soalnya guru guru nya mau pada rapat, " ucap salah satu siswa yang baru saja masuk ke dalam kelas tersebut.

Dan semua murid yang ada di kelas pun bersorak kegirangan, mendengar ada jamkos.

"Tumben ada jamkos? " ujar Sherly.

"Gak papa, rejeki anak soleh, " balas Adinda sambil tersenyum.

"Ke kantin yuk, "ajak Sherly.

Adinda pun menyetujui ajakan Sherly, mereka berdua pergi menuju kantin, namun saat di perjalanan tangan Adinda di tarik oleh Lintang, sedangkan Sherly yang melihat Adinda di tarik oleh Lintang kebingungan.

"Gue pinjem dulu si Dinda nya yah?" teriak Lintang pada Sherly yang masih kebingungan.

Kerena di jalan banyak orang, sampai-sampai Lintang dan Dinda kini menjadi pusat perhatian.

Eh liat deh si cupu ngapain tuh ama gebetan gue.

Hahaha paling mau di marahin sama si Lintang.

Biar tau rasa tu si cupu.

Sampai lah Lintang dan Adinda di kelas nya Dinda, yang kebetulan di sana tidak ada orang.

"Apaan sih kak tarik-tarik tangan aku sakit tau gak? " kesal Dinda sambil mengelus-ngelus tangan nya yang merah karena di tarik oleh Lintang.

"Em gue pinjem duit dong," ucap Lintang sambil tertawa.

"Ihhh dasar nyebelin, emang kakak gak bawa uang? "tanya Adinda.

"Dompet gue ketinggalan Din, Plies lah Din," Lintang pun memohon pada Adinda.

"Ya udah nih, "Adinda menyodorkan uang 200 ribu.

"Ya ampun ade gue makin cantik aja, makasihh, " Lintang pun mencubit pipi Adinda sebelum kembali pergi meninggalkan Adinda.

Adinda pun kembali pada Sherly.

"Kamu kenal sama kak Lintang? "Sherly sangat penasaran dengan Lintang dan Dinda.

"Oh kak Lintang yah, waktu itu aku pernah ketemu sama kak Lintang gak sengaja, eh jadi keterusan deh ampe sekarang suka ketemu," Adinda kembali berbohong pada Sherly.

"Oh iya Sherly lu mau deket kan ama kak Daniel? ke sana yuk, " sambung Adinda sambil menunjuk salah satu meja yang di duduki oleh Daniel.

"Emang bakal di bolehin apa kalau kita gabung? "

"Ya kita coba aja dulu, " Adinda langsung menarik tangan Sherly.

"Kak boleh aku gabung gak? "tanya Adinda.

"Apah lu mau gabung? kalau cewe yang ada di belakang lu boleh gabung tapi kalau lu gak pantes deh buat berada di meja kita, " ketus Bastian yang juga ada di sana sambil tersenyum meremehkan Adinda.

"Sabar Adinda sabar, " batin Adinda.

"Em-" saat Adinda akan menjawab ucapan Bastian ia malah ke duluan oleh Daniel.

"Kalau mau gabung, gabung aja, " ucap Daniel dengan nada datarnya, dan tatapan kosong.

"Makasih kak, " jawab Sherly dan Adinda serentak.

"Apaan sih Nil? lu mau aja satu meja ama cewek cupu, " tegas Bastian sambil berdiri tidak Terima dengan ucapan Daniel yang mempersilahkan adinda duduk.

Sampai semua orang yang ada di kantin terdiam dan menoleh ke arah suara tersebut.

"Emang salah gue di mana? " tanya Daniel.

"Ya lo gak bisa lah biarin si cupu ini duduk di meja kita, turun dong reputasi kita," tegas Bastian sambil menunjuk ke arah Adinda.

Sedangkan Adinda hanya tertunduk mendengar ucapan Bastian yang barusan berani membentak nya, ia adalah orang yang paling tidam suka di bentak selain oleh mamahnya, Lintang yang melihat bastian bersikap seperti itu pada adik nya mulai angkat bicara.

"Apa salahnya sih dia duduk ama kita? toh dia juga manusia dia juga berhak duduk ama kita, gak pantes tau lu ngomong kayak gitu," bentak Lintang yang juga ikut berdiri menantang Bastian.

"Din emang manusia, tapi dia gak sederajat ama kita paham gak si loh, dia sekolah di sini juga pasti gara-gara beasiswa kan," teriak Bastian.

Mata Adinda sudah mulai memanas, sekarang badannya bergetar hebat, ia sudah tidak tahan menahan air matanya, rasanya waktu itu ia ingin sekali menceburkan lelaki itu ke sumur yang ke dalamannya mencapai 100 meter, biar gak ada yang menolong Bastian.

Sementara itu Lintang sudah tidak bisa menahan emosinya, dia menyuruh Sherly dan Adinda untuk pergi ke kelas.

"Dasar lelaki brengsek, " namun tidak di sangkan yang menonjok bastian buka Lintang, melainkan Daniel, bahkan semua orang yang di sana pun bingung.

"Sebenernya ada apa sih sama kalian? biasanya juga kalau gue ngebully seseorang lu semua biasa aja, kenapa yang kali ini kalian marah, " Bastian pun bingung dengan ke lakukan kedua sahabat nya tersebut, sambil memegang pipinya yang masih terasa sakit.

"Ini beda, kalau sampai lu gangguin dia lagi, lo berurusan sama gue, " ucap Daniel sambil memasang tatapan tajam.

Saat semua orang terfokus sama perkelahian ke tiga sahabat tersebut, mereka di Kaget kan dengan tatapan Daniel yang sangat menyeramkan membuat mereka semua kembali pada aktivitas nya masing masing.

Sementara itu di tempat lain, Adinda masih menangis, dengan semua orang yang melihatnya dan menatap Adinda dengan tatapan yang menyeramkan, sementara itu Sherly tetap berusaha menenangkan Adinda.

Gila yah tu cewek baru aja dua hari dia sekolah di sini udah bikin onar aja.

Dasar sampah, dia baru dua hari sekolah di sini udah bikin may idola kita berantem.

Gila emang tuh cewek.

Gak pantes lu kalau mau berdampingan dengan mereka.

Hahaha, gak level.

Dan masih banyak lagi ucapan yang membuat Adinda semakin sedih dan semakin sakit hatinya.

"Ke taman belakang sekolah yuk, " ajak Sherly yang di balas dengan anggukan Adinda.

Setelah mereka sampai ke taman belakang sekolah, mereka langsung duduk di sebuah bangku yang ada di taman tersebut.

"Sher gue salah apa sih sama si Bastian? kalau emang dia gak suka sama kedatangan gue, bisa kan ngomong baik-baik ama gue? gak gitu caranya, " jelas Adinda dengan suara yang serak.

"Iya kan gue udah bilang sama lo dia orangnya emang gak tau diri, dia suka ngerasa kalau dia itu cowok paling sempurna di sekolah ini," Sherly mencoba menenangkan sahabat nya itu sambil memeluk erat.

"Emang gue sejelek itu yah sampai dia gak bisa nerima gue buat duduk doang di meja nya. "

"Udalah lu gak usah pikirin dia."

Namun tiba-tiba ada seseorang yang menarik tangan Adinda dengan paksa.

"Lepasin kak! " Adinda mencoba melepaskan genggaman kak Daniel.

"Pulang! "tegas kak Daniel sambil terus menarik tangan Adinda.

"SHERLY GUE BISA JELASIN SEMUANYA SAMA LO, NANTI GUE KIRIM PESAN SAMA LOH, GUE BAKAL JELASIN SEMUANYA SAMA LOH TAPI JANGAN BILANG SAMA SIAPA SIAPA YAH, LOH JANGAN SALAH PAHAM DULU,"teriak Adinda yang masih terseret oleh kakak nya tersebut.

Sementara itu Sherly hanya bisa menghela berat melihat adinda dan Daniel, ia akan menunggu alasan Adinda.

Sementara itu semua orang menatap aneh, pada Adinda yang sedang di tarik tarik oleh Daniel.

Mereka sudah mulai sangat membenci Adinda, karena mereka berpikir kalau cewek cupu itu merebut Lintang, dan Daniel, dan juga membuat persahabatan mereka dan bastian juga ancur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!