Pukul 05.00 sore
Gendis belari pulang menuju rumah sambil terisak menangis ,sepanjang jalan dia terus berlari sambil menunduk karna dia takut ada yang melihat dirinya menangis,Tiba di rumah, gendis memencet bel rumah
TINGNONG...TINGNOONG...
"Ya sebentar" suara perempuan dari dalam menyahut sambil berlari kecil.
Gendis cepat cepat menghapus air matanya karna dia takut ibu nya melihat dia menangis,
Ceklek...pintu di buka dari dalam.
"Ya ampuun sayang kamu kemana saja ibu sangat khawatir,kenapa kamu baru pulang nak ?dan kenapa matamu merah apa kamu menangis?" Beruntun pertanyaan di lontarkan kepada gendis oleh ibunya.
Gendis hanya tersenyum sambil menggelengkan kepalanya
,"no.. bu aku tadi kelilipan di jalan,maaf bu tadi ada kelas tambahan aku tidak sempat memberi kabar dulu maaf ya ibu ku sayang"ucapnya sambil terus tersenyum lalu memeluk ibu nya.
Suci ibu gendis merasa aneh kapada putrinya yang satu ini,suci sangat tau gendis tidak akan pernah mengeluh atau pun memperlihatkan kesedihannya kepada nya,namun suci bisa apa sekalipun memaksa gendis untuk berterus terang dia akan mengelak lalu berkata "tidak apa apa",maka dari itu suci selalu menghawatirkan gendis.
"Ibu kenapa bengong sih,ayok bu masuk sudah sore nanti masuk angin"ucap gendis yang membuyarkan lamunan ibu nya.suci tersentak kaget lalu tersenyum dan menggandeng tangan anak nya supaya masuk bersama sama.....
Pukul 08.00 malam
Waktunya makan malam hampir semuanya sudah berkumpul di meja makan,
"Kemana amel apakah dia belum pulang"tanya baskoro tepat nya ayah gendis,mendengar nama kakak nya di sebut gendis menegang sejenak rasa sesak nya kembali menyeruak tiba tiba selera makanya hilang,,dan semua itu tidak luput dari pandangan suci,"ada apa dengan gendis kenapa dia tegang seperti itu?"monolog nya dalam hati.
"Dis apa tadi kamu melihat amel di kampus?kenapa dia belum pulang?"ucap baskoro kepada anak bungsunya,gendis tersentak kaget "i..y..aa yah aku tadi melihat nya di kampus,tapi aku tadi pulang duluan ,aku tidak tau di kemana"ucap nya dengan membuang pandangan,rasa sesak kembali menyeruak di dadanya.
Berbeda dengan suci,baskoro lebih membela amel karena menurut nya amel lebih cantik kulit nya putih, tinggi semampai, itu sesuatu kebanggan menurut baskoro ,ya karena menurut nya masih ada anak gadis yang bisa ia banggakan,,
Gendis memang berkulit dominan coklat tidak seperti amel,yang berkulit putih .
"Ck anak itu kemana malam malam begini belum pulang"decak baskoro kemudian.
"Sudahlah ayah kita makan saja duluan nanti juga pasti pulang,mungkin ada kelas tambahan atau kerja kelompok tapi dia lupa memberitahu kita,nanti aku coba telepon."ucap suci dengan lembut sambil mengelus tangan suaminya itu,
Akhirnya mereka makan dengan khidmat terkecuali dengan gendis yang selera makan nya sudah menguap entah kemana ,nanum dia memaksakan untuk makan karena perutnya pun sudah keroncongan.
Setelah makan baskoro berlalu begitu saja tanpa basa basi apapun,sedangkan gendis membantu ibunya membereskan sisa sisa makanan dan menyucinya tidak lupa menyisakan sebagian untuk kakanya.
"Ibu akau duluan kekamar ya bu ada tugas yang harus di selesaikan"ucap gendis kepada ibunya dengan lembut,suci hanya menganggukan kepalanya saja sambil tersenyum.
Di dalam kamar gendis menangis sejadi jadi nya dalam diam "ya allah sakit sekali" lirih nyaa,dia menangis di depan cermin riasnya
"Apakah aku sejelek itu?apakah aku serendah itu?tapi kenapa apa salahku?apa salah kulitku?hitam bukan berati kotor bukan?"monolog nya sambil terisak di depan cermin riasnya ,lalu dia melamun mengingat yang sudah terjadi tadi siang di kampus.....
Di kampus tadi siang
Gendis sedang makan siang bersama nuri sahabat nya itu mereka memakan makanan dengan ceria dan candaan yang di layangkan oleh nuri namun tiba tiba
"Heyyy gendiiis"ucap seseorang yang berteriak kepada nya,gendis tersentak kaget lalu menengok kebelakang dan ternyata itu adalah ica teman kampus kakanya dan di belakang ica ada amel beserta temannya yang lain.
"Iya ada apa ya?tidak perlu bertiak juga kali gendis ga budek tau" ucap nuri yang kaget sekaligus juga kesal ,sementara gendis hanya diam dan memperhatikan dia menunggu ica untuk bicara tanpa menyapanya.
"Aku baru tau kamu adik nya amel hihi,banyak sih simpang siur berita kamu adik nya amel,tapi kok bisa yaa kalian beda soalnya ups"ucap ica sambil menutup mulut nya menahan tawa,
"Apa maksud mu?"tanya gendis sambil menengok kepada kakaknya,namun amel hanya tersenyum puas tanpa membela adiknya itu.
"Apa kamu anak pungut ya dis ko bisa beda gitu,amel kenapa kamu tidak pernah bilang kalau gendis adik mu,apa kamu malu jika satu kampus tau kalau amel primadona kampus ini mempunyai adik yang kucel ini hahahaha" ucap ica lalu di sambung cekikikan tawa dari yang lainnya.
Dada gendis bergemuruh panas ,seperti ada batu besar yang menghantam nya saat ini gendis hampir menangis tapi dia tahan
"Tentu saja aku malu ca,lihat saja aku amel primadona kampus ini mana mungkin mengaku punya adik seperti dia..ya ampuun tidak ada yang akan percaya makanya aku memilih diam" ucap amel sembari menujuk ke arah gendis.
"Oh iya gendis awas kamu diam ya jangan bilang kepada semua orang kalau aku kakak mu,nanti kamu sendiri yang malu,gak akan ada yang percaya soalnya aku berkulit putih ,bersih,cantik,dan kamu?ah sudahlah pasti kamu juga paham gendis makanya perawatan supaya tidak hitam seperti itu kucel sekali kamu dis"sela nya lagi sambil menatap tajam.
"Ka..."lirih nya dia tidak percaya kakaknya berkata seperti itu,ya walaupun di rumah juga amel terkesan cuek acuh kepada gendis tapi gendis tidak menyangka kaka nya berkata seperti itu.
Setelah berbicara seperti itu gengnya amel pergi begitu saja berlalu tanpa berkata sepatahpun,gendis hanya bisa tertunduk dan menangis terisak rasanya sakit ketika dia di hina kakaknya sendiri,seorang kakak yang seharusnya melindungi adik tapi seolah olah menganggap musuh kepada adiknya,, entah lah, amel begitu tidak suka dari kecil kepada adiknya itu karena menurut amel gendis kucel karena kulit nya coklat tidak seperti dirinya putih seputih susu.
Gendis memang hitam namum dia memiliki muka tirus,hidung mancung,bulu mata lentik,mata yang indah teduh berwarna coklat tidak lupa dengan lesung pipi nya yang membuat dia begitu manis ketika tersenyum.
Berbeda dengan kakak nya amel kulit nya putih,hidung mancung namum tidak memiliki mata yang indah dan lesung pipi seperti adiknya,karena amel lebih mirip kepada ayah nya, namun kulitnya dari ibu suci sementar gendis lebih mirip ibu nya sama sama memiliki lesung pipi,namun kulitnya dominan seperti baskoro.
"Dis sudahlah lupakan saja mereka memang seperti itu kan dari dulu acuhkan saja ya!tapi kenapa kakak mu berbicara sekasar itu ya dis?"ucap nuri sambil memeluk sahabat nya itu,gendis hanya bisa mengangguk pasrah sambil tersenyum
Tok...took...toook..
"Dis sudah tidur nak?"
Seketika gendis tersentak kaget lamunannya buyar tanpa terasa gendis sudah melamun begitu lama ,dia cepat cepat menghapus air matanya dan membuka puntu kamar nya,
Ceklek...
"Iya bu ada apa?belum bu ini juga udah mau tidur kok"ucap nya sambil tersenyum dan menampakan kedua lesung pipinya.
"Kamu nangis lagi naak?kenapa ada apa?sekali kali coba lah cerita sama ibu mu ini jangan memendam masalah sendirian sayang"ucap suci dengan lembut sambil memegang bahu anaknya itu
"Ah tidak bu ini tuh tadi saking ngantuk nya lagi ngerjain tugas terus menerus menguap bu...jadi berair deh ,udah ya bu aku mau tidur dulu cape besok lanjut lagi ngobrol nya dadah ibu selamat mala" ucap gendis sambil memeluk ibunya lalu segera menutup pintu dan menguncinya.
"Maafkan aku bu"lirih nya lalu terduduk di depan pintu sambil terisak....
Pagi pagi sekali gendis sudah bangun lebih awal, dan kini gendis sedang berada di dapur membantu sang ibu memasak untuk membuat sarapan pagi
"Dis bagaimana tugas nya apa sudah selesai?cepatlah mandi nanti kamu terlambat,ini biar ibu saja yang urus"
"Sudah selesai bu,nanti saja bu tanggung sedikit lagi nanti setelah masakannya siap ibu tinggal hidangkan saja di meja makan ya bu" ucap gendis sambil terus berkutat di depan kompor,,
"Ibu tau dis kamu sedang tidak baik baik saja kenapa kamu nak siapa yang menjahili kamu sayang?" Gumam suci dalam hati dengan terus menatap sang anak dengan tatapan nanar..
Makanan sudah siap dan mereka sedang berkumpul di meja makan
"Selamat pagi semua waahh ayam goreng,emmm bau nya enak sekali bu"ucap seorang perempuan sambil berjalan ke arah meja makan..
"Mari makan sayang pasti kamu sudah lapar kan"ucap baskoro kepada anak kesayangannya itu
"Amell pulang jam berapa kamu semalam? Tugas apa yang kamu kerjakan sampai harus semalaman seperti itu?"ucap suci kepada amel sambil sedikit melotot,
"Sudahlah suci biarkan dulu amel makan ,masih pagi sudah mengomel seperti itu"ucap baskoro tidak kalah melotot kepada istrinya itu "makan dulu mel pasti kamu lapar"sambung nya sangat lembut ,,suci hanya bisa menghela napas kasar sambil menggelengkan kepalanya ,dia sangat tau kalau baskoro memang lebih menyayangi amel ketimbang gendis..gendis yang melihat pertikaian itu hanya bisa menunduk sambil meremas bajunya, karena tanpa sepengatahuan suci dan baskoro amel tersenyum mengejek kepada gendis...
Setelah kejadian tadi amel merasa sangat lega berkat ayah nya dia terbebas dari pertanyaan pertanyaan sang ibu,,"beruntung nya ayah lebih menyayangiku "gumam nya sambil terus tersenyum dan berjalan kearah kamar nyaa.
Berbeda denngan gendis amel cenderung sangat malas,dia tidak pernah membantu membereskan makananan setelah makan,dia akan selalu beralasan nanti kuku nya rusak atau alasan lainnya,sang ibu hanya bisa pasrah karena setiap mengomel kepada amel pasti baskoro akan selalu membela amel dan menyalahkan istrinya itu,berbeda dengan gendis,jangan pun membela bertegur sapa pun di rumah hanya seperlunya saja.
Di ruang tengah baskoro yang sedang bersiap untuk berangkat ke kantor tiba tiba di hadang oleh istrinya itu,
"Ada apa bu apa uang dapur sudah habis?"ucap baskoro tanpa menengok kepada suci,suci berdehem terlebih dahulu
"Yah jangan terlalu memanjakan amel,lihat sekarang dia susah di atur ,ibu takut pergaulan bebas menghampirinya ibu lihat dia pulang sangat larut sekali yah,,tolong lah tegur sekali kali jangan terlalu membiarkannya"ucap suci sendu
"Apa sih bu amel sudah besar,dengar sendiri kan amel bilang mengerjakan tugas biar lah bu amel itu anak baik baik ,ayah percaya kepada amel dia akan menjadi kebanggan keluarga kita berbeda dengan gendis"sambung baskoro dengan ketus
"Apa maksud ayah kenapa bilang seperti itu?gendis juga anak mu yah dia anak bungsu kita..dua duanya adalah kebanggan kita jangan seperti itu bersikap lah adil jangan hanya memanjakan amel saja"ucap suci yang mulai terpancing amarah nya ,dia sangat sedih ketika gendis selalu di bandingkan dengan amel putri sulungnya sendiri ,menurut nya kedua anak nya itu sangat cantik dengan ciri khas nya sendiri.
"Sudah bu diam kalau hanya mengajak bertengkar mending diam.ayah mau berangkat bekerja.dan apa maksud mu bu jelas berbeda amel dengan gendis lihat saja dari segi apapun amel jauh lebih bagus dari gendis dia cantik,putih,pintar bahkan ayah dengar dari temannya amel dia primadona kampus bu jelas ayah sangat bangga.."berang baskoro dengan sedikit berteriak lalu pergi meninggalkan istrinya yang masih diam mematung di ruang keluarga itu..suci yang baru saja di bentak oleh suaminya itu merasakan sesak dadanya.."ya allah ayah setega itu kamu dengan gendis "monolog nya sambil mengusap air matanya lalu pergi berlalu ke kamar nya...
Tanpa mereka sadari gendis melihat pertengkaran itu dengan memegang gelas di tangannya.iya gendis berniat ingin mengambil minum kedapur namun dia sayup sayup mendengar suara orang bertengkar ..
Pov gendis
Aku masih terpaku diam sambil memegang gelas yang akan aku bawa ke kamar karena aku masih syok dengan perkataan ayah tadi,kenapa ayah bisa setega itu apa sebenarnya masalah yang ada pada diri ku?hanya karena aku berkulit hitam?
Ahh rasanya sakit sekali ,aku tertunduk lemas sambil berjalan ke arah kamar ku ,"gendis tunggu...." aku sedikit tersentak ketika amel memanggil ku "iya apa kak" ucap ku sedikit malas..
Amel lalu tersenyum kepadaku tpi bukan senyuman ramah yang dia tunjukan,seperti senyuman mengejek dia tunjukan padaku..aku hanya mengangkat alis ku saja ,kenapa dia ada apa dengan nya ?..
"Kamu dengar tadi yang ayah katakan kepada ibu?"sambung nya sambil memandangku remeh,,aku sedikit melotot mendengarnya.ternyata dia juga menyaksikan pertengkaran ibu dan ayah?,
"Iya aku dengar kak!dan itu karena kakak coba saja kakak mau mendengarkan ibu,ibu tidak akan bertengkar dengan ayah"ucap ku setenang mungkin,lelah juga jika harus mengalah dan diam ,ucapan kemarin pun masih terngiang ngiang di telingaku sekarang apa lagi yang akan kak amel katakan kepadaku..
Dia langsung melotot "heh gendis kurang aja kamu yaa!apa maksud mu karena aku? justru itu karena kamu!coba saja kamu tidak lahir kedunia ini tidak akan pernah ada pertengkaran antara kedua orang tua kita!cih"ucap nya berang sambil menunjuk ke muka ku...aku tersentak kaget apa katanya salah ku?lahir di dunia ini?dangkal sekali pemikiran nya..
Lelah sekali aku menanggapinya ,jika aku melawan pun pasti akan mengadu kepada ayah,dan nanti aku yang akan di marahi seperti yang sudah sudah entahlah di sini aku adalah adik nya tapi ayah berfikir seolah olah kak amel adalah anak satu satu nya,yang siapapun tidak boleh ada yang mencela nya..
Dengan sangat dongkol aku pergi berlalu begitu saja meninggalkan ka amel yang sedang berdiri di depan ku..
"Heh gendis ga sopan kamu yaaa pergi nyelonong begitu saja gendiiiss hey dasar perempuan sialan kucell!"ucap nya dengan meninggikan suaranya.aku terus saja melangkah ke dalam kamar bodo amat dengan ka amel aku sudah cukup lelah dengan semuanya ...
Sudah hampir pukul 8 pagi dengan segera aku bersiap siap untuk bergi kulaih ,aku hanya memakai riasan make up sedikit saja dengan tone sesuai warna kulit ku,,sejujurnya aku sangat menyukai kulit ku yang terlihat eksotis ini warna coklat ,untungnya aku tidak pernah berjerawat dengan begitu kulit ku mulus tanpa noda namun gelap saja,,mungkin itu yang semua orang tidak menyukai ku termasuk ayah ku juga..aku keluar kamar dan mencari ibu dahulu untuk pamit,,
"Ibu gendis berangkat dulu ya bu"ucapku kepada ibu yang sedang menyiram tanaman di taman belakang,ibu memang mempunyai koleksi bunga di taman belakang..tiba tiba amel pun datang kepada ibu untuk pamit juga
"Bu aku juga pamit ya mau berangkat"ucap amel sambil berlalu pergi begitu saja tanpa mencium tangan ibu,tapi sebelum amel pergi terlalu jauh,ibu memanggil nya,"ameeelll sayang tunggu dulu naaakk" ucap ibu begitu lembut ,aku hanya diam mematung di sebelah ibu,kenapa ibu memanggil amel ada apa pikir ku..lalu amel berbalik dengan rasa malas nya dia putar arah berjalan ke arah ibu lagi.
"Ada apa bu?aku sudah terlambat!"ucap nya sedikit ketus,begitulah kak amel perangai nya tidak ada sopan sopan nya..
"Kamu kan kelas nya sekarang selalu sama jam nya dengan gendis adik mu ini.ajak lah gendis ,kasian jika dia selalu memakai angkotan umum "ucap ibu dengan senyuman mengembang.aku sedikit tersentak kaget ibu menyuruh ka amel membawa ku?mana mungkin mau dia saja sangat takut jika semua orang kampus tau aku adik nya.
Ya ayah membelikan ka amel mobil untuk pergi kuliah siapa lagi yang minta kalau bukan anak kesayangannya itu,,sedangkan aku jangan kan mobil motor saja ayah tidak mebelikan nya .ibu pernah meminta ayah untuk membelikan motor untuk ku,tapi ayah selalu menolak dengan alasan sayang uang nya,lebih baik di pake buat bayar kuliah..
"Apa bu?bareng?emmm aku akan mampir ke rumah ica bu untuk mengerjakan proposal terlebih dahulu ,masa aku harus membawa gendis ke rumah ica bagai mana kalau nanti dia terlambat iyakan gendis" elak nya sambil sedikit tergagap,,sudah ku duga pasti dia akan menolak.
"Sudah bu tidak apa apa gendis naik angkotan umum saja sudah biasa kok bu."ucapku dengan senyuman yang sangat tulus "sudah ya bu gendis berangkat dulu assalamualaikum."sambungku lagi sambil mencium tangan ibu dan melewati kak amel begitu saja..
kalau di bilang iri mungkin saja aku iri karena kak amel begitu di manjakan sekali oleh ayah,bahkan uang jajan pun sangat di bedakan,,recana nya nanti aku akan mencari pekerjaan sampingan untuk uang kuliah ku sendiri ,terlalu muak jika ayah selalu mengungkit biaya kuliah yang malah berbeda dengan ka amel ayah tidak akan pernah protes..
Angkutan umum behenti di depan kampusku segera aku masuk kedalam kelas karena sekitar 10 menit lagi sudah masuk..
Kelas ku sudah selesai ah tidak terasa sekali,aku buru buru langsung beres beres karena ingin segera pulang ,ketika aku ingin segera keluar kelas tiba tiba nuri memanggilku
"Diss tunggu dulu buru buru amat mau kemana?"
"Pulang nur rasanya lelah sekali"
"Kamu pernah bilang dis untuk mecari kerja untuk tambahan uang jajan mu kan"ucap nuri antusias aku pun berbinar mendengar nyaa
"Iya nur aku butuh nur"ucap ku tak kalah antusias
"Bude ku dis dia membuka toko buku dia membutuhkan penjaga buku dis aku sudah bilang kepada budeku,kalau kamu mau."ucap nya dengan senyum yang terus mengembang,,alhamdulillah akhir nya aku bisa mengurangi sedikit beban ayah,
"Tapi nur bagaimana jika aku ada kelas saat jaga toko," ucap ku bimbang
"Tenaaang saja dis toko buku nya di buka jam 3 sore sampai jam 10 malam"ucap nya berbinar.
Alhamdulillah aku senang sekali mendengarnya,
"Baiklah nur aku mau..mau banget makasih ya nur kamu baik sekali"ucap ku sambil memeluk nuri tidak terasa air mataku menetes begitu saja.
"Alah apasi kamu dis,jangan lebay deh ,aku ini sahabat mu pake makasih segala ,aku senang kalau kamu juga senang"ucap nya sambil membalas pelukan ku..
Nuri adalah satu satu nya sahabat baik ku,nuri orang yang tidak pernah membully ku.bahkan nuri bilang bahwa aku sangat beruntung memiliki kulit eksotis seperti ini katanya itu incaran bule..aku hanya bisa terkekeh saja mendengarnya,mana ada bule yang mau sama aku toh yang lokal saja ogah ogahan begitulah pikir ku ,,
"Iiihhh melamun saja sambil senyum senyum pula ada apa niihhh" ucap nya mengagetkan lamunan ku yang tadi
"Duh kamu ini nur ngagetin aja,aku senyum senyum sendiri tuh inget omongan kamu dulu looohh"
"Yaaang mana dis emang aku ngomong apaan"tanya nya dengan raut wajah bingung
Aku terkikik lucu melihat muka nya itu "yang kamu bilang aku incaran bule karena memiliki kulit hitam kaya gini"ucap ku sambil melihatkan tanganku
"Bukan hitam sayang eksotis coklat,dan memang iya tau kebanyakan bule tuh sukanya sama yang kaya kamu gini pokonya idaman bule deh"ucap nya begitu meyakinkan ,,aku hanya tertawa mendengarnya di susul dengam dia juga yang ikut tertawa cekikikan...
Sore hari pukul 17.00,di saat gendis akan segera pulang,hujan turun dengan sangat deras,
"Aduh kenapa hujan .perasaan tadi siang masih panas deh,aduh gimna ini?" Gumam nya dalam hati,mau tidak mau gendis harus menunggu dulu hujan mereda...
Sementara di tempat lain,,ada baskoro yang sedang beriap untuk pulang pun mendesah karena hujan yang turun secara tiba tiba,
Dengan terpaksa baskoro ber lari kecil ke arah parkiran karena dia naik mobil ,jadi dia tidak perlu meneduh.
Di dalam perjalanan menuju arah pulang,baskoro menyipitkan mata nya sejenak,
"Loh itu seperti pak erlangga,sedang apa dia?di bengkel?oh pasti mobil nya mogok ,wahh kesempatan emas nih ,aku akan mengajak nya mampir dulu kerumah,dan memperkenalkan erlangga kepada amel,siapa tau kan erlangga kepincut dengan kecantikan anak kesayangan ku itu,dan aku mempunyai menantu kaya raya."gumam nya sambil terus menyetir ke arah bos nya itu..
Tin...tiin...
Baskoro memencet klakson mobil nya,dan menyembulkan kepalanya dari balik kaca jendela ,
"Loh pak erlangga?sedang apa bapa sore sore begini ada di sini?apa mobil bapak mogok?" Ucap baskoro berbasa basi terlebih dahulu.
Sementara seseorang yang merasa namanya di panggil pun menoleh ke asal suara ,
"Eh pak baskoro,iya pak mogok" balas nya singkat dengan senyuman canggung,dia sedikit kaget bertemu karyawan nya di sini,
"Kalau begitu bapak bisa mampir dulu kerumah saya pak,di sana rumah saya di ujung sana,sambil menunggu mobil bapak beres .cuaca semakin gelap dan sebentar lagi adzan magrib, sebaiknya bapa mampir dulu."ucap baskoro sambil menujuk ke arah rumah nya yang tidak jauh dari bengkel.
"Terima kasih banyak tawaran nya pak,tapi saya sudah memesan taxi online namun dari tadi belum datang juga"tolak nya
"Mungkin juga taxi online nya macet pak,karena hujan nya deres banget,mending ikut saya pak mampir terlebih dahulu sambil menunggu hujan nya reda" paksa nya terus meyakinkan
Mau tidak mau erlangga pun menyetujui ajakan baskoro,mungkin ada benar nya juga dia bisa menunggu hujan nya sampai reda di rumah baskoro.
Erlangga adiwiata,dia direktur sekaligus pemilik perusahaan PT ADIWIATA WIJAYA
Tempat dimana baskoro bekerja.
Erlangga berparas tampan ,dengan rahang yang tegas,bibir yang tipis,mata yang berwarna hitam legam yang membuat dia sangat berwibawa,siapapun yang melihat nya pasti akan terkesima,
Dia memiliki kepribadian yang cuek,
Erlangga juga merupakan keturunan dari amerika serikat dan dia juga sempat tinggal di sana,dia pindah dari amerika ke indonesia pada saat erlangga berusia 25 tahun setelah menyelesaikan pendidikan nya,karena dia di utus oleh ayah nya untuk mengelola perusahaan yang sedang dia kelola sekarang ini....
Tingnong....tingnooong.
Ceklek...pintu di buka dari dalam
"Bu ini ada tamu spesial,dia bos ayah di kantor"ucap baskoro to the point
Bu suci reflek menoleh kepada erlangga,dengan senyuman sangat ramah bu suci berkata."mari masuk pak,maaf keadaan rumah kami begini,semoga bapa nyaman berkunjung kerumah kami"
Erlangga hanya mengangguk tanpa menjawab apapun,lalu mengikuti sang tuan rumah kedalam.
"Silahkan duduk,sebentar ya pak,saya ambil minum dulu" ucap suci sambil berlalu kedalam dapur
"Bu ..sini dulu bu sebentar"ucap baskoro dengan sedikit berbisik kepada istrinya itu.tanpa menjawab bu suci langsung meng hampiri suami nya itu.
"Di mana amel?suruh dia kesini dulu bu."
Bisik nya lagi.
"Loh buat apa pak?di depan sedang ada tamu,kenapa harus memanggil amel dulu?" Tanya nya dengan heran
"Cepatlah bu jangan dulu bertanya,lakukan saja" ucap baskoro dengan sedikit jengkel.
Mau tidak mau bu suci berjalan menuju kamar amel.
Tok....toookk...toook...
"Mel buka dulu pintu nya sebentar nak"
Toook...toook...toook..
Ceklek....pintu di buka dari dalam
"Ada apa sih bu aku sedang mengerjakan tugas nih"ucap nya dengan menyembulkan kepala nya dari dalam,
"Kamu di panggil ayah,ayah sedang di dapur,temui dulu ayah mu,dan di bawah juga sedang ada tamu.ibu tidak enak belum memberikan suguhan apapun,ayo"ucap bu suci pelan sambil berlalu
"Tamu siapa?kenapa ayah memanggilku?"gumam nya,dengan berat hati amel berjalan ke arah dapur untuk menemui ayah nya
Setibanya di dapur.."ada apa sih yah?kenapa memanggil amel?dan kenapa ayah diam di dapur?kata ibu juga ada tamu?kenapa malah memanggil amel?" Pertanyaan beruntun langsung di lontarkan kepada sang ayah
"Ssssttt...diam lah mel jangan banyak tanya dulu,cepat antar kan minuman dan makanan ini kepada tamu ayah."ucap baskoro tidak sabar.
Amel menautkan kedua alis nya,dia benar benar di buat bingung oleh sang ayah,
"Loh kenapa harus aku yah?kan itu tamu ayah!biar ibu saja lah,biasanya juga ibu yang mengantarkan nya kalau ada tamu."tolak nya
"Kamu ini amel cepatlah,tamu ayah sekarang ini beda,dia adalah bos ayah sekaligus pemilik perusahaan tempat ayah kerja.dan dia juga masih lajang belum menikah,siapa tau di nanti tertarik kepadamu,dia sangat tampan dan masih muda,cepatlah antarkan saja dulu"
Seketika muka bingung amel menjadi sangat cerah
"Kenapa ayah tidak bilang dari tadi" ucap nya sambil mengambil nampan
"semoga saja dia langsung tertarik kepadaku" selanya lagi dengan berjalan ke arah sang tamu...
Bu suci yang menyaksikan anak dan ayah nya itu hanya bisa menggelangkan kepala
"Ekhem permisi,maaf lama menunggu ini saya bawakan es teh manis,cuaca di luar sangat dingin jadi cocok dengan teh manis buatan saya ini" dengan senyum yang di buat secantik mungkin,lalu menyimpan nampan di atas meja yang berada di depan erlangga.
"Terima kasih" ucap nya dengan melirik sekilas kepada amel,
Amel merasa kikuk,karena pria di depan nya itu terkesan sangat cuek.
"Emm oiya pak,perkenalkan saya amel,anak nya pak baskoro,saya di suruh menemani bapak dulu disini ,karena ayah ketoilet dulu sebentar"ucap nya lagi berusaha membuka topik pembicaraan.
Tetapi lawan bicara nya hanya melirik sekilas lalu mengangguk,tidak begitu menggubris perkataan amel.
Lagi lagi amel di buat kesal dengan sikap cuek dan dingin dari erlangga.
"Sialan,kenapa dia sama sekali tidak tertarik dengan ku?dari tadi di ajak ngomong ngangguk ngangguk doang,terus hanya melirik sekilas saja,sudah cantik begini tapi tidak di lirik sama sekali." Rutuk nya dalam hati
Suasana menjadi canggung,karena di antara mereka tidak ada obrolan sama sekali,
Sedangkan erlangga masih saja cuek dan sibuk dengan gawai nya,tanpa ada niatan mengajak ngobrol lawan bicara di depan nya itu.
Tiba tiba saja mereka berdua di kejutkan dengan suara pintu utama yang tiba tiba terbuka dengan lebar..
Dan yang membuka pintu itu ialah gendis
Dengan badan yang basah kuyup dan mengigil kedinginan..
Sekejap gendis mematung di depan pintu dia sangat terkejut ,dia tidak tau jika sedang ada tamu,,
"Maa..aaf kak aku lupa memencet bel rumah,sekali lagi maaf" ucap nya sambil tertunduk malu.
Erlangga reflek menoleh,dia menatap dengan tatapan yang sulit di artikan ke arah gendis,
Dengan badan yang masih basah kuyup dan sedikit menggil ,gendis sedikit salah tingkah saat tau ada seorang laki laki yang menatap nya begitu intens,dengan beberapa detik padangan mereka bertemu cepat cepat gendis menundukan pandangan nya.
"Ya ampun gendis,sedang apa kamu?kenapa diam saja di sana?cepat masuk!dan ganti pakaian mu,jam segini baru pulang,kemana dulu kamu?cepat masuk!"omel baskoro yang baru selesai mandi,dia tidak sengaja melihat gendis berdiri di depan pintu utama dengan cepat baskoro menegur gendis supaya cepat masuk kamar,
karena menurut baskoro gendis menganggu waktu perkenalan amel dengan erlangga.
Tanpa menjawab omelan ayah nya,gendis sedikit berlalari ke arah kamar nya,dengan menundukan kepalanya amel terus merutuki dirinya sendiri,malam ini dia sangat malu karena kecerobohan itu,apalagi dia tidak sengaja melihat amel yang tersenyum mengejek saat gendis di omeli oleh ayah nya.
"Aduh maaf pak erlangga,dia anak bungsu saya,dia memang agak nakal berbeda dengan kakak nya amel ,amel tipe baik baik dia selalu ada di rumah ,kalo gendis ya bapak bisa lihat sendiri jam segini baru ada di rumah" ucap baskoro kepada erlangga
Erlangga yang mendengar baskoro menjelekan gendis,seketika menautkan alis nya,ada rasa tidak terima dengan ucapan pria di depan nya itu.
"Ekhm baiklah pak tidak masalah,oh iya pak,sepertinya hujan nya sudah reda,dan pihak bengkel pun sudah menghubungi saya tadi ,saya izin pamit pak,sekali lagi terimakasih banyak" ucap nya tanpa basa basi lagi,
"Loh pak buru buru sekali,istri saya sudah masak pak buat makan malam,mari pak lebih baik sarapan dulu,suatu kehormatan jika pak erlangga bersedia makan di rumah kami." Bujuk baskoro,karena dia belum puas mengenalkan amel kepada bos nya itu.
"Terima kasih banyak pak,tapi saya tidak bisa ibu saya sudah menelpon mungkin beliau khawatir karena jam segini saya belum pulang ke rumah" tolak nyan dengan sungkan,
Sejujur nya erlangga sangat risih dengan keberadaan amel,dia merasa ilfeel karena amel terlalu memaksakan diri.
"Baiklah pak,kalau begitu kapan kapan mampirlah kesini pak,pintu rumah ini akan selalu terbuka lebar untuk pak erlangga" sambung baskoro dengam berusaha mengambil hati bos nya itu.
Dengan anggukan pak baskoro meng iyakan tidak lupa juga dia berpamitan kepada semua orang yang ada di sana, kecuali gendis karena sejak kejadian tadi dia belum keluar dari kamar nya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!