Bab 1. Kekacauan Dunia.
London 10 Maret 2010. Negara Inggris.
Di kawasan pinggiran Kota Derby.
Seorang pemuda berusia 17 tahun bernama Daniel yang hidup sendirian setelah kecelakaan maut yang menimpa orang tuanya 2 tahun yang lalu. Dia di warisi sebuah rumah kecil yang bahkan kimi nyaris rubuh akibat termakan usia.
Meskipun rumah itu jauh dari kata layak, tapi baginya tempat itu adalah harta satu satunya yang dia miliki di tengah kerasnya hidup yang menyedihkan.
Meskipun hidup dalam kemiskinan Daniel termasuk anak yang cerdas. Kemampuannya yang menonjol membuatnya mendapatkan beasiswa di Galaxy Internal High school. Sebuah sekolah elit tempat anak anak orang kaya bersekolah.
Namun keberadaanna di sana justru seperti mimpi buruk dari pada prestasi. Di sekolah itu Daniel hanyalah di anggap si miskin yang tak sejajar dengan mereka.
Salah satu orang yang paling tidak suka padanya adalah Sammy. Salah satu anak dari seorang pengusaha kaya raya. Bagi Sammy, Daniel adalah aib. Seorang miskin seperti dirinya berani baraninya menunjukkan kecerdasan di lingkungan mereka.
Dia bersama dua anak buahnya yaitu Tony dan Ben tidak pernah melawatkan kesempatan sedikitpun untuk menghina, mengganggu dan bahkan menyiksa Daniel.
Di suatu pagi, di koridor yang sunyi Daniel berjalan dengan ransel lusuhnya. mencoba menghindari tatapan tatapan meremehakan.
Tiba tiba Sammy dan dua anak buahnya muncul di hadapannya.
"Oi, Daniel!" Sammy menyeringai.
"Kukira udik sepertimu harusnya sudah tahu diri. Apa kau fikir dirimu sudah cukup pintar hanya karena otakmu jauh lebih encer? Uang yang menggerakkan Dunia ini tahu?"
Daniel teridam, berusaha menahan diri. Dia tahu, jika melawan hanya akan membuatnya makin menderita.
"Apa kau tuli? Tony mendorong bahunya kasar. Membuatnya Daniel hampir tersungkur.
"Kenapa kalian tidak meninggalkanku sendirian? Suara Daniel pelan penuh dengan rasa putus asa. Namun permohonan itu hanya membuat Sammy tertawa lebih keras.
Menjauhkan dirimu dari sekolah ini adalah satu satunya cara untuk membersihkan nama baik sekolah kami Daniel." Ejek Sammy.
"Dan aku akan berhenti sampai kau menyadari jika kau bukan siapa siapa di sini."
Ben memegangi Daneil dari belakang dan Sammy melayangkan tinjunya di perut Daniel. Membuatnya meringis kesakitan.
BUGH!
"Aduh!
Daniel pun terjatuh. Dia memegangi peritnya sambil berusaha bangkit. Tapi, Sammy justru menendangnya tanpa belas kasihan.
Hari itu menjadi lebih buruk dari biasanya. setelah di siksa di sekolah. Sammy dan anak buahnya memutuskan untuk menyekap Daniel. Mereka menyeretnya ke sebuah pabrik limbah tua yang terbengkalai di pinggir kota.
Tempat itu kotor, gelap dan sunyi. Seolah olah mencerminkan kondisi hati Daniel saat ini.
"Ini tempat yang sempurna untuk pecundang sepertinu Daniel." Ucap Sammy sambil tertawa puas.
"Kenapa? Kanapa kalian membenciku sebegitu dalam? Daniel terbatuk suaranya terdengar lemah dan tersiksa.
Karena kamu tidak pantas berada di sekolah kami. Itu sebabnya." Kata Sammy dengan nada benci.
"Orang miskin seperti kau tidak layak mendapatkan pendidikan yang sama dengan kami. Kita ada di Dunia yang berbeda."
Sammy menoleh ke arah Tony dan Ben, lalu mengangguk. Keduanya mengunci lengan Daniel di belakangnya. Lalu Sammy meninju wajah Daniel tanpa henti. Meninggalkan memar di pipinya yang sudah lebam.
"Berhenti..."
Daniel memohon di sela sela rasa sakit yang menderanya. Namun suara lirihnya sama sekali tak di hiraukan oleh ketiganya.
"Kau pikir hanya karena kau cerdas kau bisa lebih baik daripada aku?" Sammy menyeringai.
"Cerdas saja tidak cukup. Dunia ini hanya menghormati mereka yang punya kekuasaan dan uang."
Dengan satu pukulan terakhir Daniel terjatuh di lantai. tubuhnya terbaring tak berdaya di lantai pabrik yang dingin dan berdebu. Tidak lama kemudian dia pingsan.
"Biarkan dia di sini, mungkin pada akhirnya dia akan sadar jika dia tidak layak menginjakkan kaki di sekolah kami." Kata Sammy sambil melirik Daniel dengan jijik.
Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan Daniel terbaring disana sendirian, dengan kondisi yang sangat menyedihkan.
Waktu terus berjalan, tidak terasa hari sudah mulai gelap. Cuaca yang tadinya cerah mulai terlihat mendung. Awan hitam menggumpal dan petir mulai menyambar
BLAR! BLAR!
Tidak lama kemudian turun hujan deras.
Tiba tiba sebuah fenomena aneh terjadi di seluruh Kota. Sebuah retakan kecil di udara menyebar ke segala arah. Dari celah itu mulai bermunculan zat hitam aneh sepeti ubur ubur yang menyebar ke seluruh kota. Semaki lama jumlahnya semakin banyak.
Di sebuah tempat di Halte Bus.
Seorang nenek tua sedang duduk bersama dnegan para penumpang lainnya. Tiba tiba sebuah zat hitam aneh melesat dan menempel di belakang lehernya.
Wanita tua itu terkejut.
"Ah..apa ini? Teriaknya.
Tapi tidak lama kemudian zat hitam itu melebur dan masuk ke dalam tubuhnya. Seketika tubuhnya bergetar hebat seolah sedang melakukan sebuah perlawanan. Beberapa detik kemudian. Tubuhnya berhenti bergerak. Dia hanya diam seperti patung, kepalanya tertunduk membuat semua orang yang ada di sana terkejut.
Tidak lama kemudian, tiba tian dia mengangkat kepalanya dan hak yang mengejutkan pun terjadi. Leher wanita tua itu tuba tiba menjulur dan memanjang kepalanya tiba tiba terbelah dan mekar seperti kelopak bunga yang di penuhi dnegan duri duri tajam.
WUSH! CRASH!
Kepala itu menyambar salah satu orang dari atas dengan utuh. mencengkeramnya lalu mengunyah tubuhnya.
KRATAK! KRATAK! KRATAK!
Suara tulang remuk pun terdengar.
Seketika semua orang menjerit dan berteriak dengan panik.
Kejadian serupa juga mulai terjadi ada zat hitam aneh yang menempel di salah satu tubuh seorang pemuda. Tidak lama kemudian dia juga melakukan hal sama seperti yang di lakukan oleh sang nenek barusan dia memangsa manusia dan mengunyahnya dengan suara yang sangat nyaring. Menimbulkan rasa ngeri dan merinding di sekujur tubuh.
Di saat yang sama hal yang serupa juga terjadi di kota kota lainnya. Dunia langsung di hebohkan oleh situasi darurat yang mengerikan. Bukan hanya di Negara Inggris tapi kejadian ini mulai menyebar ke Negara Negara lainnya.
Semua berita dan media massa langsung meliput fenomena mengerikan ini. Para ilmuwan dan para profesor dari berbagai Negara mulai melakukan berbagai macam penelitian dan pencegahan. Para pasukan militer juga mulai di kerahkan untuk mengatasinya.
Dalam waktu singkat Dunia langsung di landa krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Jutaan nyawa manusia mati, jutaan orang kini telah berubah menjadi entitas lain yang mengerikan.
Organisasi PBB segera mengadakan pertemuan darurat secara online untuk menangani masalah ini. Dalam waktu singkat, para profesor dan ilmuwan dari berbagai negara menyimpulkan melalui hasil penelitian bahwa zat hitam tersebut adalah sejenis parasit. Parasit ini memiliki kemampuan untuk menyusup ke dalam otak manusia, menguasai, dan akhirnya mengendalikan tubuh inangnya.
Pada saat yang sama, sebuah retakan ruang muncul di pabrik limbah yang telah lama terbengkalai. Dari celah itu, keluar sosok zat hitam menyerupai ubur-ubur. Parasit yang akhir-akhir ini menggemparkan dunia. Namun, berbeda dari sebelumnya, zat hitam ini tampak lebih kecil, dan tubuhnya menunjukkan tanda-tanda kerusakan akibat distorsi ruang dan waktu.
Zat hitam itu menggeliat, mencari wadah yang bisa menjadi inangnya agar dapat bertahan hidup. Tubuhnya sangat membutuhkan energi kehidupan untuk segera memulihkan diri. Tanpa inang, keberadaannya akan segera lenyap.
Dengan lemah, ia terus-menerus merayap, berusaha merasakan keberadaan di sekitarnya, berharap menemukan inang yang cocok. Setelah pencarian yang panjang dan hampir mencapai batas kekuatannya, ia akhirnya menemukan tubuh yang hampir mati, dengan sisa kehidupan yang sangat lemah. Dengan penuh harapan, zat hitam itu mendekati tubuh tak sadarkan diri tersebut, yakin ini adalah kesempatannya.
Dalam sekejap, zat hitam itu menyusup ke dalam tubuh sosok tersebut. Namun, karena kondisinya yang lemah, ia tidak mampu mengendalikan otak inangnya. Kini, ia hanya bersarang di tubuh tersebut, menjadi entitas ganda — dua jiwa dalam satu tubuh yang saling membutuhkan untuk bertahan.
Tak lama kemudian, keajaiban terjadi. Tubuh sosok yang terluka parah itu mulai pulih secara perlahan. Bukan hanya luka yang sembuh; struktur tubuhnya, mulai dari tulang, otot, dan jaringan lainnya mulai diperkuat dan dibangun ulang, membuatnya menjadi lebih kekar dan kuat dari sebelumnya.
Bab 2. Mendapatkan Kekuatan Baru.
"Hah... apakah aku masih hidup?" gumamnya.
Ketika dia melihat tubuhnya, matanya terbelalak. Dia menyadari bahwa tubuhnya telah berubah menjadi lebih kekar dan berotot, bahkan ada cetakan delapan roti di sana.
"Ini tidak mungkin!" serunya. "Apa yang terjadi padaku? Kenapa tubuhku bisa berubah seperti ini?!"
Dia mengamati setiap detail, mencoba memahami transformasi yang terjadi. "Apakah ini akibat dari sesuatu yang terjadi di sini?"
Tiba-tiba, sebuah suara menggema di benaknya.
"Aku lapar," ucap suara itu.
Daniel sontak terkejut. "S-Siapa itu? Siapa yang berbicara?" tanyanya sambil menoleh ke sana kemari.
Tak lama kemudian, zat hitam muncul dari tubuhnya, menggeliat dan menyalin wajah Daniel.
Melihat hal itu, Daniel semakin terkejut dan ketakutan. "Hah... S-Siapa kau?"
"Aku adalah Mordis, makhluk dari planet lain bernama Umbra. Kami datang ke planet ini untuk mencari sumber energi baru yang bisa menyuplai kehidupan kami," jawab suara itu.
Mendengar penjelasan tersebut, Daniel masih kebingungan. Otaknya tidak dapat mencerna informasi itu dengan baik.
"Lebih baik kita segera meninggalkan tempat ini dan mulai mencari makanan. Jika tidak, kita berdua akan mati. Dan satu lagi, kini kita telah bergantung satu sama lain. Sebisa mungkin, hindari cahaya, karena jika tidak, kita akan terbakar dan mati."
Daniel merasa seperti kerbau yang di cucuk hidungnya. Tanpa berpikir panjang, dia langsung melangkah keluar tanpa memperdulikan peringatan dari Mordis.
"NYAS! ARGH!"
Daniel berteriak saat kulitnya melepuh dan terbakar. Dengan cepat, dia berlari mencari tempat yang lebih teduh. Matanya terbelalak saat melihat luka bakarnya tiba-tiba diselimuti oleh semacam benang hitam yang meregenerasi sel-sel kulitnya.
"Dasar bodoh! Bukankah aku sudah memperingatkan mu?" ucap Mordis dengan nada kesal.
"M-Maaf, aku benar-benar tidak tahu," jawab Daniel, masih terkejut.
Faktanya, Daniel adalah anak yang sangat jarang bersosialisasi. Dia selalu merasa canggung, bukan karena dia tidak mau berinteraksi, tetapi karena semua orang tampak jijik saat berdekatan dengannya, terutama di sekolah. Hal ini membuatnya menjadi sosok penyendiri.
"Mungkin saat ini kau bingung dengan apa yang aku maksud, tapi sebentar lagi kau akan mengerti. Kemungkinan besar, banyak ras kami sudah berada di planet ini. Mereka mungkin sudah menguasai sebagian besar rasmu dan mengendalikan tubuh mereka sebagai inang."
Entah kenapa, Daniel tiba-tiba merasakan bulu kuduknya meremang. Dia merasa merinding, terutama saat menyadari bahwa tubuhnya kini dikuasai oleh entitas dari planet lain.
Mordis kembali berbicara. "Mulai sekarang, duniamu bukanlah tempat yang damai seperti sebelumnya. Kita harus bertarung untuk bertahan hidup. Kita perlu makan agar bisa terus berkembang dan menjadi lebih kuat."
"Makan? Apa yang harus kita makan?" tanya Daniel.
"Energi kehidupan. Kita bisa menyerap energi kehidupan untuk menjadi lebih kuat. Bagi kami, melahap manusia adalah cara tercepat untuk mendapatkan kekuatan," jawab Mordis.
"Terutama bagian otak dan jantung. Itu adalah nutrisi terbaik yang bisa secara cepat meningkatkan kekuatan kami dan mencapai evolusi yang lebih baik," tambahnya.
"Tapi karena kita berada dalam kondisi yang berbeda, kita juga bisa menyerap energi kehidupan makhluk lain hingga kering. Hasilnya sama saja," ucapnya dengan santai.
Mendengar kata-kata yang begitu brutal disampaikan dengan nada santai, Daniel terdiam seribu bahasa. Dia merasa ingin mual dan muntah, tetapi anehnya, tubuhnya tidak bisa melakukannya.
Siang itu sangat terik, akhirnya Daniel memutuskan untuk berteduh dan menuruti kata kata Mordis untuk bergerak di malam hari. Cahaya matahari ternyata benar benar bisa membakarnya. Itu adalah hal paling menyakitkan dalam hidupnya dan dia tidak ingin mengulanginya.
Waktu terus berjalan hingga tak terasa malam pun datang. Daniel segera bangkit duduknya. Tapi...
BRUGH!
Dia langsung jatuh terduduk.
"Sial apa yang terjadi? kenapa tubuhku sangat lemas? Umpatnya.
"Seperti yang aku katakan, kita butuh makanan. Kita harus segera mahluk hidup yang bisa kita serap energinya" Kata Mordis.
Tiba tiba
KRASAK..!
Telinga Daniel menangkap suara yang sangat jelas dari arah tertentu. Suara itu menggema sangat salam seperti Bass yang resonan, menggetarkan gendang telinganya.
Kemampuan pendengaran, penglihatan penciuman dan indera lannya kini lebih tajam dari sebelumnya. Kepekaannya terhadap gerakan apapun meningkat berkali kali lipat.
"Ada salah satu manusia yang telah di kendalikan.. bersiaplah kita akan membunuhnya dan menyerap vitalitasnya sebagai makanan." Kata Mordis.
Tubuh Daniel seketika menegang. Membunuh? itu adalah hal yang tidak pernah dia fikirkan seumur hidupnya.
"Kanapa? Kau takut? Jika kau takut maka kamulah yang akan mati dan makan olehnya." kata Mordis dengan sinis.
Daniel masih terdiam. Dia masih belum terbiasa dengan semua penjelasan Mordis. Dia sendiri bahkan juga belum menemui seperti apa sosok manusia yang telah menjadi inang dari sebuah parasit.
Menyadari isi pikiran Daniel, Mordis pun tidak lagi banyak berkomentar. lebih baik biarkan saja manusia ini merasakan bagaimana rasanya saat tubuhnya di potong dan di cabik cabik tanpa ragu oleh rasnya.
Tidak lama kemudian sosok yang keduanya bicarakan langsung muncul. Sosok itu adalah seorang wanita muda berusia 25 tahun. Gerakan tubuhnya tampak kaku dan agak kikuk. Saat melihat Daniel aura membunuhnya segera merembes keluar. Elemen kegelapan yang lumayan pekat langsung menyelimuti udara.
Melihat hal ini Daniel tercengang. Dia bingung tidak tahu harus berbuat apa. Tubuhnya membeku seolah tidak bisa bergerak. Tidak lama kemudian hal yang lebih mengerikan terjadi. Kepala wanita terbelah dan mekar seperti kelompok bunga dengan duri duri yang sangat tajam.
Di antara bagian tubuhnya yang terbelah langsung membentuk tantekel seperti sulur tajam yang membentuk mata bor. Sulur itu langsung melesat seperti anak panah menuju ke arah Daniel berada.
WUSH!
Sementara itu Daniel yang menjadi sasaran hanya diam membeku seperti orang bodoh. Melihat Daniel yang seperti orang tolol membuat Mordis sangat marah.
"Bergeraklah Bodoh!" Teriak Mordis dengan keras. suaranya bahkan sampai membuat Kepala Daniel berdengung.
Mortis terpaksa mengambil alih tubuhnya, berusaha untuk menghindar ke samping, namun..
"CRAK! ARGH!"
Bahu Daniel tertusuk sangat dalam.Tantekel itu berhasil menembus bahunya.
Dengan Reflek Daniel membayangkan tangannya berubah menjadi pisau tajam yang bisa memotong tantekel itu.
SLASH!
Tentekel itu benar benar terpotong. Tangan Daniel yang lainnya langsung mencabut sisa tentekel yang menancap di bahunya. Tidak lama kemudian zat hitam mulai menyelimuti lukanya dan regenerasi pun di mulai. Dalam hitungan detik luka itu langsung tertutup.
Bagaimana rasanya? Apakah kamu masih ragu ragu untuk membunuhnya? Jika masih ragu maka tetaplah diam seperti orang bodoh dan matilah." Kata Mordis dengan kesal.
Saat itulah akhirnya Daniel benar benar sadar jika dia ragu ragu dan tidak tegas dalam. Mengambil keputusan maka dia akan mati. Setelah menarik nafas dalam dalam akhirnya dia berkata.
"Baiklah Mordis. Mari kita bertarung bersama dan kalahkan bajingan ini." Ucap Daniel.
"Haha..itulah yang aku tunggu Daniel."
Dalam sekejap mata Daniel langsung merubah sikapnya.
Sementara itu sosok yang telah di kendalikan berkata
"Kau bekerjasama dengan manusia. Hukuman bagi penghianatan adalah kematian." Ucapnya dengan niat pembunuh.
WUSH!
Sebuah tantakel yang sangat tajam kini meluncur menuju Daniel. Namun berbeda dengan sebelumnya, kali ini Daniel bisa menghindarinya dengan mudah.
Tangannya membentuk sebuah pedang tajam seperti samurai dan dia pun mulai melesat dengan cepat sambil mengayunkan pedangnya.
WUSH!
Suara hembusan angin begitu tajam merobek udara.
TRANG TRANG TRANG
Pedang tajam Daniel bertabrakan dengan tantekel monster itu. Tidak mau kalah monster itu membentuk sebuah sebuah pisau besar untuk menangkisnya.
SRAING! SRAING! KLANG!
Jual beli serangan dengan kecepatan tinggi terus berlangsung, Daniel menebas menusuk dan juga menangkis semua serangan dari tantekel itu dengan begitu gesit dan fokus. Meskipun dia tidak pernah pertarung secara nyata tapi dalam fikirannya sudah ada banyak sekali tehnik pertarungan pedang yang dia kuasai.
Ini berkat sebuah game virtual reality yang sering dia mainkan dulu saat kedua orang tuanya masih ada. Sejak mereka meninggal semuanya berubah.
Daniel tidak menyangka keterampilannya dalam game benar benar bisa dia aplikasikan di Dunia nyata saat ini.
Kembali ke cerita
keduanya bergerak dengan sangat cepat ke sana kemari seperti kilatan bayangan hitam di bawah sinar bulan yang sunyi.
KLANG! KLANG!
Daniel melesat dengan sangat cepat, dalam sekejap mata tangannya yang berbentuk pedang tadi kini berubah menjadi tangan besar yang sangat berat dan kuat.
WUSH!
Tangannya terulur dangan kecepatan yang sulit di deteksi oleh mata.
DUAG! BRAK!
Mahluk itu langsung terpental sejauh 4 meter. Tanpa membuang waktu Daniel membayangkan jika dia lemah terhadap cahaya mungkin dia memiliki kelebihan dalam unsur elemen kegelapannya.
Dia pun mulai membayangkan sebuah gerbang teleportasi menggunakan bayangan elemen kegelapan dan memfokuskan sebuah tempat dimana itu adalah titik target.
WUSH! BLUP!
Tubuhnya langsung tenggelam ke dalam bayangannya lalu muncul lagi tepat di titik yang dia tentukan..yaitu tepat di belakang target dan...
JLEB!
Tangan Daniel mulai membentuk pedang pendek dan langsung menusuk jantungnya. Kejadian itu sangat cepat sehingga sang monster gagal menyadarinya. Dengan bantuan Mordis, Daniel mulai menerap energi kehidupan dari monster itu sehingga dia bisa merasakan energi yang sangat murni dan berlipat ganda mengalir ke dalam tubuhnya. Tidak lama kemudian tubuh monster itu mengering menyisakan kerangka yang di balut dengan baju tipis.
"I ini? Luar biasa sekali!" seru Daniel, merasakan kekuatan yang meningkat pesat dalam tubuhnya.
"Jangan cepat berpuas diri," Ucap Mordis dengan tenang. "Kita masih berada di tingkatan yang rendah, jadi perjalanan kita masih panjang. Tapi selamat atas pertarungan pertamamu." Di balik ucapannya yang tenang, Mordis kagum dengan kemampuan adaptasi Daniel.
Daniel bahkan mampu memanfaatkan elemen kegelapan tanpa harus diberitahu. Menyadari hal ini, Mordis merasa beruntung, meskipun masih lemah, Daniel tampaknya memiliki potensi besar untuk tumbuh menjadi jauh lebih kuat.
Bab. Mendapatkan VentaBlack.
Sebulan telah berlalu sejak umat manusia menghadapi bencana terburuk dalam sejarah. Serangan makhluk asing yang dikenal sebagai "Parasit." Kehadiran parasit ini mengubah dunia, menjadikannya penuh dengan monster mengerikan yang mengancam kehidupan setiap manusia. Ratusan juta nyawa telah hilang akibat kekejaman mereka.
Namun, di tengah tekanan yang luar biasa, umat manusia tak menyerah. Pikiran mereka berkembang, memunculkan berbagai ide dan usaha untuk menemukan cara melawan monster parasit ini.
Setelah banyak pengorbanan dan penelitian intensif, akhirnya sebuah kelemahan terungkap: para parasit ternyata rentan terhadap cahaya. Temuan ini memberikan secercah harapan dalam kegelapan yang menyelimuti hidup mereka.
Setelah melalui proses yang panjang dan pengorbanan besar, militer dari seluruh dunia berhasil menangkap salah satu monster ini—seorang manusia yang terinfeksi parasit. Dengan bantuan energi cahaya, sel-sel parasit ini berhasil dipisahkan dari tubuh inangnya. Parasit yang terpisah kemudian diekstrak menjadi cairan dan disimpan dalam tabung kaca untuk penelitian lebih lanjut.
Hasil penelitian tersebut mengejutkan para ilmuwan. Mereka menemukan bahwa cairan parasit itu mengandung senyawa yang, jika bersinergi dengan tubuh yang sesuai, dapat memberikan kekuatan luar biasa pada manusia. Dalam kondisi ini, manusia yang menerima senyawa tersebut bisa melampaui kemampuan manusia biasa, menjadi sosok dengan kekuatan yang disebut Meta Human.
Kabar ini menjadi angin segar bagi seluruh dunia. Akhirnya, umat manusia memiliki cara untuk melawan monster yang selama ini menjadi mimpi buruk bagi mereka.
Dua bulan pun berlalu. Dengan dukungan para Meta Human yang terus bertambah berkat Serum X, pertahanan militer negara-negara perlahan kembali stabil. Semakin banyak Meta Human yang lahir setelah menjalani proses penyuntikan Serum X, menambah kekuatan untuk melindungi umat manusia.
Monster-monster parasit, yang menyadari kelemahan mereka telah terungkap dan bahwa ada manusia dengan kekuatan baru yang dapat melawan mereka, mulai waspada. Mereka tak lagi berani menyerang secara terbuka, karena risiko ditangkap atau dimusnahkan menjadi semakin besar.
Beberapa hari kemudian.
BRUGH!
Suara benturan keras memecah kesunyian malam yang hening. Di samping tubuh monster yang jatuh, seorang pemuda berdiri dengan ekspresi datar di wajahnya.
"Ini monster ke-19. Kurang satu lagi untuk genap menjadi dua puluh," gumamnya.
Pemuda itu adalah Daniel. Selama beberapa waktu terakhir, dia telah sepenuhnya menerima kekacauan dan perubahan besar yang mengubah dunianya. Tapi, semua ini justru tidak memengaruhi emosinya. Baginya, invasi parasit malah membuat dunia lebih menarik, di mana segalanya kini ditentukan oleh kekuatan untuk bertahan hidup.
Status sosial, uang, dan kekuasaan tak lagi berguna di dunia ini. Kini yang diperlukan hanyalah satu hal yaitu kekuatan. Kekuatan untuk bertahan hidup di tengah kekacauan yang berlangsung.
Daniel pun selalu waspada. Ia menyaksikan bagaimana monster-monster bisa ditangkap dengan mudah oleh militer yang memiliki kekuatan setara dengan para monster itu sendiri. Dari informasi yang ia dapat melalui ponselnya, Daniel mengetahui bahwa orang-orang itu disebut Meta Human.
Namun, ada satu kekhawatiran yang mengganggu pikirannya. Jika militer melihatnya sebagai ancaman, ia pun bisa menjadi target perburuan mereka. Dan itu akan sangat berbahaya baginya; saat ini, ia masih terlalu lemah untuk menghadapi mereka.
"Kau benar, Daniel. Ini yang ke-19. Tinggal satu lagi, dan kita bisa akhiri perburuan malam ini. Kita bisa bergerak perlahan-lahan. Lagipula, sekarang kita sudah di level 4, dan patroli malam militer semakin sering terjadi," ujar Mordis.
Daniel mengangguk setuju. Kini ia berada di level 4. Menurut penjelasan Mordis, level kekuatannya bisa meningkat hingga level 9.
Tingkatan tertinggi dalam sejarah ras parasit di Planet Umbra.
Kekuatan Daniel dalam penguasaan elemen kepalan kini semakin mengesankan. Berkat penyatuannya dengan Mordis, yang merupakan parasit, tubuhnya dapat membentuk berbagai senjata yang kuat, lebih berbahaya dari sebelumnya. Setiap senjata yang dia ciptakan berasal dari material tubuhnya sendiri, memberikan dampak besar pada lawan.
Selain itu, Daniel memiliki Domain Kepalan yang mencakup area seluas 500 meter. Dalam wilayah ini, kekuatan dan kecepatan serangan tinjunya meningkat, memungkinkan dia untuk mengontrol pertempuran dengan lebih efektif. Lawan yang memasuki domain ini akan merasakan tekanan dan intensitas yang meningkat, membuat mereka lebih rentan terhadap serangan Daniel.
Dia juga memiliki kemampuan untuk melakukan teleportasi jarak pendek sejauh 2 meter. Ini memberinya keunggulan strategis dalam pertempuran, memungkinkan Daniel untuk menghindari serangan atau berpindah posisi dengan cepat untuk mengejutkan lawan. Kombinasi dari kemampuan ini menjadikan Daniel seorang yang sangat berbahaya dan adaptif di medan tempur.
Namun kelemahan terhadap cahaya menjadi masalah mendesak yang harus segera dipecahkan oleh Daniel. Tak bisa bergerak bebas di siang hari membuatnya sangat tidak nyaman, sehingga baru-baru ini dia memutuskan untuk mencari solusi dengan serius.
Setelah berselancar di internet dan membandingkan beberapa pilihan, akhirnya dia menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya—Ventablack, material hitam pekat yang terkenal mampu menyerap hingga 99,965% cahaya.
Sambil membaca tentang Ventablack, Daniel bergumam, “Sempurna... Dengan ini, aku bisa leluasa bergerak di siang hari tanpa khawatir lagi.”
Mordis, parasit yang tinggal di dalam tubuhnya, langsung menangkap nada antusias dalam suara Daniel. “Kau serius dengan benda ini? Tampaknya... luar biasa,” katanya, suaranya terdengar lebih bersemangat daripada biasanya.
“Lihatlah, Ventablack bisa menyerap hampir semua cahaya,” jelas Daniel dengan takjub,
“Dengan menyerap Ventablack, tubuh kita jadi memiliki kemampuan hampir 100% untuk menyerap paparan energi cahaya. Kita bisa bahkan bisa berburu di siang hari tanpa khawatir akan terluka lagi."
Mordis, yang semakin terpesona, merespon cepat.
“Bukan hanya luar biasa. Ini bisa menjadi revolusi dalam kekuatan kita. Aku bisa membayangkan kita melapisi seluruh tubuh dengan ini, menjadikan kita entitas yang tak terkalahkan, bahkan di bawah sinar matahari.”
Daniel mengangguk, seolah-olah merasakan perasaan Mordis yang semakin menyatu dengannya. “Ya, ini memberi kita kesempatan untuk leluasa bergerak kapan saja. Aku bisa menyusun strategi dan bergerak di mana pun tanpa harus menunggu saat gelap datang.”
Antusiasme Mordis tak tertahankan. “Kita harus mendapatkan benda ini, bagaimanapun caranya,” katanya penuh semangat.
Daniel tersenyum tipis, menyadari bahwa Mordis berbagi ambisinya dengan gairah yang bahkan lebih besar dari dirinya sendiri. Mereka segera mencatat lokasi penyimpanan Ventablack.
Lab VantaSecure. Sebuah fasilitas penelitian nanoteknologi khusus di tepian Kota Cambridge, Inggris.
Di dalam hati, Daniel merasa yakin.
“Ini adalah langkah pertama menuju adaptasi baru."
WUSH! TAP!
Seorang remaja berhoodie hitam mendarat di atas gedung, siluetnya menyatu dengan pekatnya langit malam. Tatapan tajamnya tertuju pada gedung megah sekitar satu kilometer di depannya, berpendar terang, bagai mercusuar di tengah kota yang sepi.
Angin malam menyibak ujung hoodienya, seolah menyambutnya. Ia berdiri tenang, memandang gedung itu dengan tekad yang bulat. Rencana sudah matang dalam pikirannya; ia akan mencapainya tanpa seorang pun menyadari kehadirannya.
"Surrey NanoSystems Laboratory," gumamnya pelan.
Gedung besar itu adalah tujuannya malam ini. Daniel, remaja ini, datang untuk mendapatkan Vantablack, material unik yang akan membuatnya tak terlihat baik di siang maupun malam. Dengan kekuatannya mengendalikan elemen kegelapan, Daniel yakin bisa melintasi penjagaan ketat tanpa terdeteksi.
"Mari kita mulai," bisiknya tenang.
Di bawah kakinya, elemen kegelapan mulai meresap, menyebar seperti aliran cairan hitam yang membentuk lingkaran selebar dua meter.
BLUP!
Tanpa ragu, Daniel menyelam ke dalam kegelapan itu, tubuhnya menghilang tanpa jejak, seolah menyatu dengan bayangan kelam. Lingkaran itu pun lenyap, seakan tak pernah ada.
Di atap gedung Surrey NanoSystems Laboratory, suasana hening. Angin malam berembus, menggoyangkan pepohonan di sekitar taman. Gedung ini berlapis teknologi keamanan canggih. Kamera tersembunyi, sensor gerak, dan alarm tekanan lantai, semua untuk menjaga aset terpentingnya: Vantablack, material tergelap di dunia, tersimpan aman di ruang penelitian di lantai paling aman.
BLUP!
Elemen kegelapan muncul di lantai atap, dan perlahan tubuh Daniel keluar darinya, seperti bayangan yang bangkit dari kegelapan. Setelah menjejakkan kaki di atap, ia memindai sekeliling, memastikan tak ada kamera yang mengarah padanya. Tugasnya malam ini sederhana namun penuh risiko: masuk, mengambil Vantablack, dan keluar tanpa memicu satu pun alarm.
Tanpa membuang waktu, Daniel bergerak menuju pintu akses ke dalam gedung. Ia merapatkan diri ke dinding, mengangkat kedua tangannya dan mengendalikan elemen kegelapan yang menyelimuti tubuhnya. Seketika, ia menjadi hampir tak terlihat, seperti bayangan samar di antara cahaya.
Di dalam gedung, suasana sunyi terasa mencekam. Sensor dan kamera tersebar di setiap sudut, namun dengan kemampuannya menyerap cahaya, Daniel nyaris tak terdeteksi. Dengan lincah, ia bergerak melintasi koridor, melompati sensor-sensor, hingga akhirnya tiba di depan sebuah pintu baja dengan kunci biometrik. Daniel tersenyum kecil.
"Tentu saja mereka membuatnya sulit," pikirnya.
Ia merogoh kantung dan mengeluarkan perangkat hacking yang telah disiapkannya. Dengan hati-hati, ia menempelkan perangkat itu pada pemindai biometrik dan mulai mengacak kode akses. Beberapa detik kemudian, terdengar bunyi klik halus—pintu terbuka. Tanpa ragu, Daniel melangkah masuk ke ruangan, dan matanya langsung tertuju pada tabung kaca berlapis baja di tengah ruangan, tempat Vantablack disimpan. Matanya berbinar.
"Di sinilah kamu berada," gumamnya pelan.
Dengan hati-hati, ia membuka tabung itu, memastikan tak ada sensor tersembunyi. Ia mengangkat lembaran kecil Vantablack, merasakan material itu di antara jarinya—sesuatu yang bisa menyerap hampir seluruh cahaya, yang akan menjadi senjata pamungkasnya di bawah terik matahari.
Namun, suara langkah kaki terdengar mendekat. Seorang petugas keamanan sedang melakukan pemeriksaan rutin, dan Daniel tahu dia harus segera pergi. Dengan cekatan, ia menyelipkan Vantablack ke kantong khusus di jaketnya, memastikan material itu aman. Ia lalu mengangkat kedua tangannya, menciptakan portal kegelapan kecil di lantai di bawahnya. Dengan tenang, ia melangkah masuk, tubuhnya tenggelam dalam kegelapan yang langsung menghilang begitu ia lenyap.
Beberapa meter di luar gedung, di tempat ia pertama kali muncul, elemen kegelapan kembali muncul di permukaan tanah. Daniel muncul dari sana, mengambil napas dalam dan tersenyum sambil memandang gedung yang baru saja dimasukinya.
"Vantablack berhasil aku dapatkan," bisiknya puas, menepuk kantong jaketnya. “Mulai sekarang, cahaya bukan lagi penghalang."
Dengan langkah ringan, Daniel menghilang ke dalam kegelapan kota, membawa Vantablack sebagai aset yang akan memperkuatnya untuk hari-hari yang akan datang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!