NovelToon NovelToon

Pria Bayaran Untuk Wanita Kaya Tersakiti

BAB 1

Pernikahan yang berdasarkan perjodohan ini sangat diharapkan oleh Rere untuk mendapatkan kebahagiaan. Sang suami, Saka juga mengharapkan hal yang sama untuk pernikahan mereka. Tepat pria itu mengatakan kepada Rere disaat pernikahan sudah berlangsung. 

“Aku ingin hanya kaulah yang menjadi istriku, Rere. Lebih tepatnya aku menganggap pernikahan kita ini sangat nyata,” Ucap Saka sambil tersenyum sangat manis kepada Rere yang tersipu malu. 

Meskipun awalnya Rere mengira jika Saka mau menikah dengannya hanya karna Rere memiliki kekayaan yang luar biasa. Tapi, kali ini perkataan Saka membuat Rere yakin jika ia sudah salah menilai sosok suaminya itu. 

“Semoga, Mas. Aku mengharapkan kebahagiaan di pernikahan kita ini, semoga kita bisa saling mencintai satu sama lain.” Sungguh tulus Rere mengatakan semua ungkapan itu. 

Tanpa diketahui olehnya Saka adalah pria yang memiliki sifat banyak palsunya. Ada sosok wanita dibelakang Saka yang selalu mengikat pria itu. Saka mencintai wanita itu, apakah Rere akan bisa memenangkan hati Saka nanti? Ntahlah, Saka ragu akan itu. 

Saka meraih tangan Rere, tangan wanita itu sangat dingin mungkin sangat gugup sepanjang akad tadi. Pandangan mata Rere terus tertuju pada Saka yang tersenyum manis kepada setiap tamu yang datang menyapa mereka. 

“Aku beruntung memiliki suami tampan seperti Saka..” Gumam Rere didalam hati, ia menjadi senang sekali mendapatkan takdir yang ditulis nenek nya itu. 

Tanpa diketahui oleh Rere yang sebenarnya Saka hanya membutuhkan kekayaannya saja. Sikap yang diberikan Saka selama ini adalah palsu, pria itu tidak pernah menganggap nyata pernikahan mereka. 

~

Lima tahun kemudian.. 

Rere membantu Saka merapikan pakaian untuk dibawa pria itu pergi, Saka akan melakukan perjalanan bisnis ke luar kota. Sepanjang membereskan pakaiannya Rere terus memikirkan semua yang sudah terjadi selama ini. 

“Mas.. Kemarin kamu ketemu sama Dokter Haris bukan?” Tanya Rere sembari mengunci semua koper yang akan dibawah Saka. 

Terlihat Saka duduk di pinggir ranjang sambil memainkan ponselnya. “Ketemu..” Jawabnya singkat. 

Rere menyusul duduk di samping Saka, ia memperhatikan Sang suami yang selalu sibuk dengan ponselnya sedari tadi. “Terus, apa kata Dokter Haris?” Tanya Rere, ia tidak pernah tahu tentang pemeriksaan Sang suami karna memang Saka tidak pernah mau ditemani. 

Pertanyaan Rere membuat Saka berhenti sibuk dengan ponselnya, ia menatap kesal Rere yang selalu saja bertanya. 

“Kata Dokter Haris, hasilnya tetap sama. Ayolah, sayang. Lemah syahwat, ini sungguh susah untuk diobati.” Jelasnya tapi sambil marah kepada Rere yang hanya sekedar bertanya. 

Saka langsung bangkit dari duduknya, seperti biasa Saka selalu marah kalau habis ditanya soal pengobatannya. “Kamu bertanya seolah tidak percaya denganku!” Ucap Saka dengan sangat kesal. 

“Mas..Sudah lima tahun kamu nggak bisa beri hak sebagai suami dalam hal batin, bahkan nafkah lahir. Aku diam bukan? Aku tidak pernah menuntut bukan?” Rere sudah tidak tahan dengan segala yang menyesakkan dadanya lagi. 

Kini keduanya saling tatap satu sama lain, Rere menatap sang suami menyedihkan sementara Saka menatap sang istri dengan sangat tajam. Jari telunjuk Saka menunjuk kearah Rere, sungguh nyalang tatapan mata pria itu. 

“Alah kamu alasan saja! Bilang saja kalau kamu mulai nggak bisa nerima aku yang banyak kekurangan ini kan?!” Tanya Saka dengan berteriak membuat tubuh Rere tersentak kaget. 

“Bukan begitu, Mas.. Aku hanya bertanya tentang perkembangan pengobatan Mas saja, tidak ada mengarah_”

“Aku juga tidak mau terus seperti ini, Rere. Aku tidak mau dalam keadaan seperti ini, aku mohon.. Mengertilah dan bersabarlah sedikit.” Pinta Saka, ia ingin berlalu pergi tapi terhenti karna melihat Rere hanya diam saja. 

Tangan Rere mengepal erat, ia tidak tahu harus berkata apa lagi. “Apa kamu sudah memiliki pria lain?” Tanya Saka secara tiba-tiba, malah menuduh sekarang. 

Pertanyaan Saka membuat kepala Rere langsung mendongak. “Aku memiliki pria lain? Maksud Mas apa?”

“Kau berselingkuh dariku? Awalnya kau Terima dan tidak banyak menuntut, lalu kenapa hari ini kau_”

“Cukup, Mas!” Sela Rere, ia berjalan mendekati Saka yang terus menatapnya. “Aku tidak pernah berselingkuh karna aku bukanlah tipe wanita yang seperti itu, ingat itu!” Rere langsung berbalik badan, ia menjadi kesal karna sang suami menuduhnya yang tidak tidak. 

Rere bisa saja menerima segala kekurangan Saka tapi ia tidak akan menerima dituduh yang tidak tidak. 

“Maafkan aku, Mas.. Aku tidak meragukan dirimu tadi, hanya saja aku bertanya perkembangan pengobatan mu saja tidak lebih.” Jelas Rere akan apa maksud pertanyaan yang telah membuat keributan tadi. 

Terlihat Saka menjadi merasa bersalah, ia menghela napas panjang lalu memeluk Rere dari belakang. Tangan Saka memegang tangan Rere, ia mengelus tangan itu dengan sangat lembut. 

“Maafkan aku yang tidak berguna ini, sayang. Maafkan suamimu yang tidak berguna ini..” Ucap Saka, ia menangis sedih sambil memeluk Rere. 

Mendapati Saka rapuh seperti itu membuat Rere menjadi sedih, ia langsung berbalik badan hingga saling berhadapan dengan sang suami. 

“Aku juga minta maaf, Mas. Tidak apa, kita akan coba cari pengobatan yang lebih akurat lagi.” balas Rere, ia membalas pelukan Saka lebih erat lagi. 

Sungguh Rere sangat mencintai Saka, ia tidak tahu kehidupannya akan seperti apa jika tanpa Saka. Meskipun semua ini sangat berat untuk Rere jalani, tapi ia tidak pernah berhenti sedikitpun dari semua hal yang sudah terjadi. Apapun kekurangan Saka yang selama ini ditunjukkan padanya tidak pernah membuat Rere mundur sedikitpun. 

Tanpa diketahui oleh Rere dibelakang tubuhnya sendiri Saka sedang berbalas pesan dengan wanita yang sangat ia cintai. Lalu, Saka memasukkan ponselnya kedalam saku celana. 

“Aku harus pergi..” Saka merela pelukan tersebut, ia mengelus pipi Rere. 

“Baiklah, Mas. Hati-hati, aku menunggu kepulanganmu disini..” Ucap Rere, ia mengecup bibir Saka meskipun harus sedikit men jinjit. 

Sementara Saka juga melakukan hal yang sama tapi juga melakukan lumatan bibir, setelah merasa puas langsung melangkah pergi meninggalkan Rere yang terus memperhatikan kepergiannya. 

“Huh.. Aku harus mencari dokter yang bisa menyembuhkan suamiku..” Ucap Rere pada dirinya sendiri. 

Sungguh Rere tidak tahu padahal selama lima tahun ia selalu berusaha mengobati sang suami. Tapi, semua dokter tersebut tidak ada yang berhasil menyembuhkan Saka. Rere mengambil ponselnya yang tergeletak di nakas, ia ingin menghubungi sekretaris pribadinya. 

“Halo, Silas. Aku ingin kau mencari dokter yang lebih profesional untuk menyembuhkan suamiku.” Setelah mengatakan keinginannya segera Rere bersiap-siap untuk menuju Perusahaan miliknya. 

Rere merupakan seorang CEO perusahaan bidang berbelanja terkaya di negaranya. Rere merupakan satu-satunya keturunan dari keluarganya hingga membuat Rere sebagai sosok yang kaya raya. Saka hanyalah butiran debu untuk Rere, kalau tidak ada Rere mungkin kehidupan Saka akan menjadi gembel. 

BAB 2

Seorang pengantin wanita duduk manis di pinggir ranjang menantikan pengantin pria masuk. Wanita itu adalah Rere, ia sungguh gugup hingga tidak mampu berkata-kata lagi. Bagaimana tidak gugup, Rere dan Saka adalah pasangan yang dijodohkan maka sudah pasti tidak pernah berbicara satu sama lain secara pribadi sebelumnya. 

Rere hanya mematuhi keinginan sang Nenek agar dirinya menikah dengan Saka. Sosok pria yang katanya rajin bekerja dan baik hati serta bersimpati tinggi akan semua orang. 

“Sifat Saka baik, Nenek yakin jika dia sangat cocok untukmu. Dia tidak seperti pria lain yang hanya menginginkan hartamu saja.” 

Ucapan sang Nenek beberapa hari yang lalu membuat Rere tersenyum bahagia. “Meskipun aku belum mengenal dia secara detail tapi dia memang pria baik seperti yang dikatakan nenek.” Ujar Rere sambil menatap dirinya di pantulan cermin kamar hotel. 

Pandangan mata Rere mengarah pada dua angsa yang diatas tempat tidur lebih tepatnya ada disebelahnya. Rere menjadi malu melihat kedua angsa itu, ia akan melakukan malam pertama. Sungguh gugup sekali, ia takut jika mungkin tubuhnya tidak menarik untuk Saka nanti. 

“Maaf membuatmu lama menunggu..” Suara itu membuat Rere tersadar dari apa yang ia pikirkan. 

Rere melihat ke asal suara, terlihat Saka yang berdiri tepat dihadapannya dengan kedua tangan tersimpan di kantong celana. 

“Tidak apa, Mas. Tidak lama kok, emm baru saja..” Balas Rere, ia gugup sekali sebenarnya. 

Mata Saka mengelilingi area kamar pengantin untuknya dan Rere ini, ia tersenyum sangat tipis. “Ada hal penting yang aku ingin katakan, Rere. Dan aku sangat malu mau mengatakan ini..” Ucapan Saka membuat Rere semakin gugup saja. 

“Malam pertama diantara kita tidak akan terjadi, karna aku lemah syahwat.” Ungkapan Saka membuat Rere terkejut bukan main. 

Bahkan spontan Rere sampai melotot sempurna mendengarnya. “Sudah pasti karna itu aku tidak akan bisa berhubungan denganmu, aku minta maaf..” Ungkap Saka lagi, ia menunduk malu kepada Rere yang hanya terdiam. 

Terkejut sudah pasti, hanya saja Rere bingung harus berekspresi apa dengan semua ini. Sungguh kenyataan yang mengejutkan dan menakjubkan, sampai Rere keluh dan bingung harus berkata apa lagi dengan semua hal ini. 

“Sudah lama Mas menderita ini?” Tanya Rere, ia merasa semua ini percuma saja segala persiapan malam pertama mereka. “Apakah Mama tahu semua ini?” Tanya Rere beruntun, ia harus tahu segalanya bukan. 

“Mama tidak tahu, aku takut memberitahu dia tentang semua ini. Hanya kau dan aku saja yang tahu, Rere. Aku mohon, tolong sembunyikan semua ini dari siapapun.” Semua perkataan serta permintaan Saka mendapatkan anggukan mantap dari Rere. 

“Aku mengerti, Mas. Terimakasih sudah jujur tentang hal sebesar itu, aku senang Mas tidak menyembunyikannya.” Ucap Rere, ia memegang tangan Saka lalu mengecup tangan itu sampai lama. 

“Kau tetap mau menerima aku?” Tanya Saka, ia malah yakin kalau Rere akan meminta cerai tadi. 

“Kenapa aku tidak menerimamu, Mas? Pernikahan bagiku bukan hanya sekedar kawin saja, melainkan hal lain. Aku menerima semua itu, nanti kita akan mengobati penyakit Mas secara diam-diam dari Mama dan Nenek.” Jelas Rere, lalu ia memeluk Saka sangat erat. 

Tentu saja Saka senang dengan semua fakta itu, ia sudah duga jika Rere mudah sekali ditipu dan dimanfaatkan. Saka tersenyum sinis sambil membalas pelukan Rere, dibalik pintu yang tidak ditutup rapat olehnya terdapat ada wanita yang sangat ia cintai. 

“Aku berhasil, Zoya.. Aku mencintaimu..” Ucap Saka ya meskipun dengan bahasa isyarat hanya Zoya saja yang mengerti itu. 

Saka sangat mencintai Zoya, ia tidak akan pernah menyentuh wanita lain selain Zoya saja. 

“Besok aku akan menghubungi dokter ternama, Dia pasti bisa menyembuhkan Mas nantinya. Jadi, jangan khawatir..” Ujar Rere, ia mencoba memaklumi segala hal yang sudah terjadi. 

Menurut Rere, segala resiko akan Rere hadapi tidak peduli rintangan apa itu. Ia menerima Saka apa adanya, ia sangat menyayangi dan mengerti suami tidak tahu dirinya itu. 

Kenangan masa lalu itu membuat kepala Rere semakin sakit, ia kira semua masalah atas penyakit Saka akan selesai dua bulan atau bahkan lima bulan. Siapa sangka sampai waktu lima tahun, Saka tidak kunjung mendapatkan kesembuhannya. 

“Hem, aku tidak tahu harus bagaimana lagi dengan semua ini?” Rere terus mengeluh lelah dan bosan akan semua hal yang menimpa Saka. 

Saat ini Rere ada di ruangan kantornya, ia menatap terus menerus foto pernikahan dirinya sendiri dengan Saka. Rere tersenyum melihatnya, lalu ia kembali fokus dengan pekerjaan yang menumpuk. Tapi, disaat Rere ingin membuka laptopnya malah mendapat pesan dari Dokter Haris. 

Isi pesan:

“Aku mengadukan semua ini murni karna merasa pertemanan kita sudah lama, Rere. Suamimu tidak lemah syahwat, ia tidak menderita itu. Kau ditipu olehnya!”

Kedua alis Rere seakan mau mengkerut membaca pesan itu, ia menghubungi dokter Haris tapi tidak kunjung mendapatkan jawaban. 

“Apa maksudnya..” Rere tidak mau percaya tapi semua itu mengganggu pikirannya sendiri. 

Hingga satu persatu kejadian teringat dibenak Rere, ia teringat sekali jika pernah melihat Saka menonton video dewasa. Pria itu memainkan adiknya sendiri dan disaat itu sudah menegang. 

“Mas.. Sudah menegang, berarti Mas sudah sembuh bukan?”

“Tidak ada menegang, Rere. Kau salah lihat, tadi hanya sebagai bentuk pancingan saja, setelah itu milikku tidak akan bisa menegang lagi.” Jelas Saka, saat itu Rere percaya saja karna tidak mau berdebat dengan sang suami. 

Tapi, setelah ia pikirkan dan segala hal yang dijelaskan oleh dokter Haris sungguh berkaitan. Jika benar untuk apa Saka mengaku sampai segitunya bahkan memalukan kepada Rere. Untuk apa Saka melakukan itu? Apa niat pria itu sebenarnya? 

“Apa jangan-jangan Mas Saka tidak sebaik seperti apa yang aku nilai selama ini?” Rere menjadi sedih akan itu, tapi tidak dipungkiri ia kesal setengah mati karna ditipu selama lima tahun. 

“Aku harus menyelidiki semua ini!” Rere merapikan segala berkas di atas meja kerja miliknya, ia akan menyelidiki apa kebenaran yang sebenarnya. 

BAB 3

Rere menyuruh orang kepercayaan miliknya untuk mengikuti Saka secara diam-diam tanpa diketahui oleh pria itu. Menunggu kabar dari para mata-mata Rere terus termenung di dalam mobil, ia memegang terus cincin pernikahan mereka.

"Mas.. Semoga yang dikatakan dokter Haris itu tidak benar, aku tidak siap mendapati fakta jika kau membohongi aku sampai sejauh ini." Ujar Rere sembari memijat pelipisnya yang terasa sakit.

Lama menunggu akhirnya Rere mendapatkan kabar juga, salah satu mata-mata mengirimkan alamat kemana Rere harus pergi. Tanpa menunggu dengan tidak sabarnya Rere menuju ke lokasi dengan kecepatan tinggi. Rasa was-was serta takut ataupun kecewa telah membuat Rere menjadi hilang kendali.

Tidak dipungkiri Rere sudah sangat mencintai Saka, pria itu baik selama ini. Membantu Rere menghadap kesulitan dunia bisnis, dan mengajarkan Rere menarik para kolega penting. Selama ini juga Rere memberikan kedudukan paling tinggi untuk Saka, ia rasa itu sudah sangat cukup sebagai bentuk rasa kasih sayang dan cinta yang ia miliki selama ini.

"Aku kurang apa, Mas? Aku kurang apa?!" Teriak Rere yang semakin menginjak gas mobil hingga semakin melaju tinggi. Seakan tidak memikirkan nyawanya sendiri, yang Rere inginkan adalah fakta yang sebenarnya.

Lama menempuh perjalanan ternyata alamat yang dikirimkan mata-mata membawa Rere pada sebuah rumah mewah yang terletak di kawasan perumahan elite. Sebuah Rumah dengan Nomor 33 sebagai tanda dari mata-mata jika Saka ada di rumah itu.

"Apa benar Mas Saka ada disini.." Rere mengintip area garasi mobil, ia melihat ada mobil Saka yang terparkir disana.

"Itu mobil Mas Saka, dia mengatakan akan pergi ke Yogyakarta.. lalu apa semua ini?" Belum mendapatkan mobil Saka ada di tempat yang dicurigai saja sudah membuat Rere cemas dan khawatir.

Baru Rere ingin masuk malah ia mendengar suara tawa anak perempuan dan juga tawa Saka. "Grace senang karna Papa sekarang udah ada di rumah terus bersama kami.."

Seketika Rere langsung bersembunyi di balik tembok, ia menatap tidak percaya kearah Saka yang menggendong anak perempuan. Tidak tahu pasti tapi Rere duga jika bocah itu berusia lima tahun, sangat sesuai dengan usia pernikahan mereka.

"Gadis itu memanggil Saka dengan sebutan.. Papa?" Rere seakan mau pingsan mendengarnya, ia terus memukul pipinya sendiri apakah hanya mimpi atau nyata.

Tidak sanggup melihat lagi semua hal yang terjadi sungguh mengejutkan, Rere kembali memegang dadanya yang sangat sakit. Bahkan air mata Rere jatuh begitu saja, kembali ia memberanikan diri melihat semuanya lagi.

"Mas.. Mengapa kau tega melakukan semua ini padaku, kenapa..!" Rere membekap suaranya sendiri agar suara tangisnya tidak terdengar.

Dengan kedua mata sendiri Rere melihat Saka yang bermain dengan anak kecil yang sangat mirip dengannya. Tidak berapa lama muncul sosok wanita yang sangat tidak asing dimata Rere, ia seperti pernah lihat tapi lupa siapa nama wanita itu.

"Dia.. ah, dia Zoya. Jadi, kau berselingkuh dengan dia, Mas?" Rere sungguh tidak menyangka dengan semua ini, sungguh mulus cara Saka membohongi dirinya. Rere merasa sangat bodoh, ia telah ditipu habis-habisan oleh pria tidak bermodal seperti Saka.

"Menjijikkan!" Rere berlalu pergi, ia seakan mau muntah melihat semua ulah Saka. "Dasar pria tidak tahu diri! Kalau tidak ada aku.. Apa kau bisa memberi rumah mewah itu pada anak dan selingkuhanmu, Ha!" Rere mengumpat sendiri jadinya, ia sampai menendang ban mobil karena perasaan kesal dihati.

Tiba-tiba saja hujan seakan mendukung semua rasa sedih yang ada dihati Rere, seketika kepala Rere mendongak menatap langit mendung. Rere menangis lalu terjatuh di pinggir pasar, memegang badan mobil mahal miliknya.

"Mengapa aku diperlakukan seperti ini oleh suamiku sendiri, Tuhan? Aku selalu memberikan hal yang dia inginkan, tapi mengapa dia sejahat ini padaku?"

"Kenapa dia membohongi aku, kenapa?!" Teriak Rere, kembali ia melihat kearah rumah dimana Saka berada. Pintu rumah itu tertutup mungkin karna hujan, Rere membayangkan pasti Saka sedang menikmati setiap waktu yang indah bersama dengan selingkuhannya.

Selalu larut dalam kesedihan bukanlah kamus seorang Rere sama sekali, ia kembali bangkit untuk tetap kuat menghadapi segala pengkhianatan yang dilakukan Saka.

"Akan aku ikuti cara mainmu, Mas. Kau kira, hanya dirimu saja yang bisa selingkuh? Ck, kau akan menyesal!" Rere masuk kedalam mobil.

Didalam mobil Rere mengambil kaca di dashboard, ia melihat keadaan wajahnya yang sangat kacau hanya karna menangisi pria seperti Saka. "M0k0nd0, itulah Saka yang sebenarnya.." Rere melemparkan cermin itu begitu saja kebangku belakang.

Kembali Rere merasa harus merebut apa yang seharusnya ia lakukan sedari dulu, tidak akan ia diam menikmati segala kebohongan sang suami lagi.

"Silas.. Aku mau malam ini carikan aku pria bayaran yang bisa memuaskan dahagaku sekarang. Aku tidak perlu dia kaya yang terpenting dia bisa memuaskan aku, itu saja.." Ucap Rere dengan penuh keyakinan disebrang telepon kepada Silas yang merupakan orang kepercayaannya.

"Tapi, Nyo_"

"Malam ini, aku butuh pria itu malam ini. Bawa dia ke Hotel bintang lima milik kita, aku menunggu pria itu." Langsung Rere mematikan panggilan tersebut tanpa memikirkan apakah Silas mau atau tidak melakukan perintahnya.

Tangan Rere meremas erat stir mobil, dari kaca mobil ia melihat kearah rumah Saka. Meskipun karna hujan ia tidak bisa melihat dengan jelas, tapi didepan pintu Rere melihat dengan baik Saka yang sedang bercumbu mesra dengan Zoya didepan pintu.

"Tidak tahu malu!" Rere langsung menghidupkan mesin mobil, menginjak pedal gas dengan kekuatan penuh hingga melaju tinggi.

Sementara itu mendengar suara mobil yang melaju cepat membuat Saka menyudahi pagutan bibirnya bersama Zoya. Tentu saja hal itu membuat Zoya kesal, ia menatap tidak suka kearah Saka yang malah melihat kearah jalan.

"Apa yang Mas lihat?" Tanya Zoya, kembali ia melumat bibir Saka tapi malah pria itu menyudahinya. "Mas! Apaan si?!" Zoya kesal, disaat ia sedang horny paling tidak suka jika sang suami malah tidak fokus dengannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!