NovelToon NovelToon

Dewi Yang Terlahir Kembali

Episode 1

Aegle berbaring diatas ranjang tempat tidurnya, di dalam rumah kayu minimalis ditengah hutan. Ia menghela napas panjang menatap langit-langit rumah kayu tersebut.

“Huuuffff” hela napas panjang Aegle.

Dia kemudian beranjak dari tempat tidurnya, berjalan ke arah jendela kecil dikamarnya. Ia menghirup udara disekitarnya. Sembari menatap ke arah jauh keluar hutan. Ia lalu memandang kelangit menatap mentari yang bersinar lalu mengikuti arah jatuhnya sinar mentari itu. Cahaya itu masuk menembus pepohonan dihutan yang lebat ini. Yah, Eagle seorang gadis belia yang menetap dirumah kayu tepat ditengah hutan. Delapan tahun lalu ia dibawa oleh seorang kakek tua ke rumah kayu kecil ini. Aegle kembali mengingat masa kelamnya, dimana ia diperlakukan tidak adil oleh keluarganya, rasa sakit dan kecewa masih terbesit dibenaknya.

Dulu dia dibuang oleh keluarganya, hal ini karena ia tidak memiliki kultivasi seperti saudara-saudaranya yang lain. Bahkan auranya tidak dapat dideteksi oleh bola pendeteksi aura.

“Hmm, kenapa hanya auraku yang tidak bisa dideteksi? Apakah hanya aku di dunia ini yang tidak memiliki aura. Bahkan berkultivasi tahap dasar saja Aku tidak bisa.” batin Aegle, ia menatap nanar cahaya mentari yang menerpa pohon didepannya.

Ingatan menyakitkan yang pernah ia alami menjadi duri yang hingga saat ini masih terancap di dadanya. Padahal hanya kultivasi dan aura, mereka tega menelantarkan anak yang masih 8 tahun. Yah, tidak dapat dipungkiri bahwa aura merupakan segalanya di dunia ini, bahkan memiliki tingkatan yang berbeda. Aura dan kultivasi merupakan tanda kekuatan dan potensi seseorang di dunia ini. Mereka akan dibanggakan bahkan diagung-agungkan jika memeiliki aura dan kultivasi yang tinggi.

“Andai saja Aku memiliki aura, mungkin Aku tidak akan berada di rumah tua ini. Hufffff...” Ujarnya sembari menghela napas yang sekian kalinya.

Aegle menelungkupkan wajahnya dikedua tangannya yang terlipat, Ia merindukan Ibu, Ayah dan adiknya. Sayangnya mereka tidak merasakan hal yang sama. Pasalnya, Ibunya sendiri yang mengusirnya, Ia lebih membanggakan adiknya yang memiliki aura biru. Adiknya bahkan sudah bisa berkultivasi di umur 3 tahun, dan berada ditingkat gerbang ke 4 pada usia 6 tahun. Merupakan jelmaan manusia berbakat sesungguhnya. Masih terngian-ngiang dikepalanya apa yang diucapkan Ibunya saat mengusir dirinya.

“Kenapa kau tidak seperti adikmu Aegle? Tidak dapat Ibu pungkiri, kau tidak punya masa depan. Pergilah, jangan kembali! Sekarang kau bukan anakku lagi. Ucap Ibunya dengan penuh amarah dan malu. Apa yang diucapkan Ibunya selalu terbayang-bayang di ingatan Aegle.

Aegle diusir oleh Ibunya, bahkan Ayah dan Adiknya ikut berkontribusi mengusirnya, keluarga besarnya bahkan menendangnya dan melempari kotoran dan batu kepadanya. Aegle dianggap hina dan kotor karena tidak memiliki kultivasi dan aura.

Ia berjalan menyusuri sudut kota, mencari tempat berlindung. Wajah yang lusuh, pakaian yang compang-camping dan tentu saja perut yang selalu kosong. Tidak ada yang memberinya belas kasihan, bahkan merasa jijik kepadanya.

Selama berhari-hari ia terus berjalan hingga diujung sudut kota, hidupnya yang luntang-lantung dan kesepian membawanya bertemu dengan seorang kakek tua misterius yang mengenakan jubah putih gading. Entah dari mana asalnya. Aegle yang lelah dan juga kelaparan tiba-tiba saja terjatuh dan pingsan dihadapan kakek tua itu.

Walaupun pingsan samar-samar Ia melihat kakek tua itu menggendongnya. Kakek tua dengan janggut putih panjang serta keriput diwajahnya namun masih memiliki kesan kebijaksanaan dalam wajah itu.

Delapan tahun kemudian, Eagle telah menjalani hidupnya bersama Kakek tua misterius itu dirumah kayu yang renta ini. Bersama dengan Kakek Eagle mempelajari banyak hal tentang obat-obatan. Aegle juga mempelajari banyak tentang ilmu pengobatan dan ramuan-ramuan ajaib.

“Kamu memiliki hati yang bersih, kekuranganmu bukanlah akhir dari segalanya. Jangan berkecil hati.” Ucap kakek pertama kali mengajarkan ku tentang ilmu alkemi.

“Suatu saat kau akan menyadari kekuatan sebenarnya dari dirimu. Perbanyaklah pengetahuan dan keterampilan. Jadikan itu sumber untuk menumbuhkan kekuatan tersembunyimu.” Kata Kakek kepadaku.

Kakek selalu mengajarkan banyak hal didunia ini, bahkan dihutan tersembunyi ini, Aku dapat menumbuhkan kemampuan alkimiaku, seni meracik ramuan dari tanaman dan mineral.

Kakek pernah berkata, “Menyembuhkan orang juga merupakan kekuatan yang sangat besar daripada apapun. Itu adalah aura tersendiri bagi kita seorang alkemi sejati.”

Eagle tersadar dari lamunannya, Ia melihat Kakek yang baru saja kembali dari hutan membawa sebakul tanaman herbal.

Eagle tersenyum kegirangan, Ia menghampiri Kakek yang langsung ke dapur untuk meracik tanaman yang beliau dapatkan itu.

“Tanaman apa yang Kau dapatkan Kakek? Bukankah kita sudah memiliki banyak tanaman herbal dikebun yang ku pelihara?” Tanya Eagle.

“Ini tanaman Zing, kita belum memiliki ini.” Ucap Kakek menunjukkan tanaman tersebut.

“Benarkah, Aku belum pernah melihatnya. Apa manfaatnya. Bolehkah Aku menanamnya di kebun kita?” Ucap Aegle bersemangat.

“Tentu saja, tanaman ini bisa meningkatkan sirkulasi darah dan stamina. Aku ingin kamu meminumnya, sejak dulu fisikmu sangat lemah.” Sahut Kakek mulai meracik tanaman herbal tersebut.

“Aku berterima kasih padamu, Kek,” Aegle mengucapkan kata-kata itu sambil menatap sosok kakek yang sedang sibuk meramu ramuan.

“Tanpamu, aku tidak tahu bagaimana Aku jika tidak berjumpa dengamu.” Ucap Aegle dengan nanar matanya yang sedih.

Kakek tersenyum lembut, “Diantara kita sudah ditakdirkan untuk bertemu, Aegle. Dan suatu hari, kita juga akan berpisah, Kau tidak boleh hanya berdiam dirumah tua ini. Kau harus mencari sesuatu yang baru untuk dirimu sendiri. Mungkin saja, bakatmu itu sangat dibutuhkan oleh banyak orang.”

Aegle menatap keluar rumah, ia memandangi kebun kecil yang ia rawat selema beberapa tahun ini.

Tanaman yang Ia dan Kakek kumpulkan selama bertahun-tahun.

“Apa Aku harus meninggalkan semua ini? Aku sangat senang dengan diriku yang sekarang.” Ucap Aegle sedih.

Kakek hanya tersenyum dan membiarkan Aegle merenungi apa tujuan dan hal yang ingin dia lakukan kemudian hari.

Episode 2

Malam pun telah menyelimuti hutan belantara itu, seperti biasa Aegle akan bertengger didepan jendela melihat pemandangan yang berbeda dengan pagi hari. Saat pagi cahaya mentari lah yang menyinari hutan, namun dimalah hari tiga sumber cahaya yang tidak kalah dari matahari, yakni cahaya rembulan, bintang dan satu yang istimewa yakni cahaya kunang-kunang. Dua penampakan siang dan malam yang berbeda dengan ciri khasnya masing-masing. Namun, tetap sama berpegang teguh pada keindahan saat mata memandang.

Aegle menengok kebelakang, Ia mendapati Kakek yang sudah selesai dalam meracik ramuannya. Aegle pun beranjak dari tempatnya. Ia memandu Kakek ke meja tempat Ia menghidangkan malam. Ia selalu menunggu Kakek menyelesaikan aktivitasnya, kemudian menjamu makan bersama.

Seperti biasa, mereka akan melakukan banyak perbincangan dimeja makan. Biasanya Kakek akan menceritakan banyak hal atau juga menjelaskan tentang tumbuhan-tumbuhan atau mineral juga makhluk-makhluk tertentu yang bisa dijadikan ramuan untuk penyembuhan. Bukan hanya itu, banyak pengetahuan yang Kakek jelaskan kepada Aegle.

Hari ini Kakek menceritakan tentang desas-desus yang Ia dengar pagi tadi saat mencari tanaman. Ia mendengar bahwa penduduk mengatakan pernah melihat sosok mitologi yang sudah tidak pernah mereka temukan 1 milyar tahun yang lalu. Namun hewan itu kembali muncul. Penduduk mengatakan bahwa sosok mitologi itulah bangun dari tidurnya.

“Seperti apa sosok itu, Kek. Bagaimana wujudnya, apakah dia seekor hewan, atau tanaman atau manusia atau campuran?”

“Hm, Kakek pernah membaca gulungan yang mengisahkan tentang hewan ini. Hewan ini merupakan jelmaan dari kendaraan sang “Dewi”. Ia digambarkan sebagai serigala dengan ribuan ekor, kulitnya seputih salju. Matanya hijau dan akan bersinar ketika mengeluarkan kekuatannya. Selain itu, Ia memiliki sayap yang jika dibentangkan dapat menghancurkan dunia ini. Tubuhnya memancarkan banyak warna aura. Dia merupakan hewan yang dihormati dan ditakuti segala jenis makhluk.” Jelas Kakek.

“Apa benar hewan seperti itu ada di dunia ini? Bukan kah sangat menakutkan.” Ucap Aegle.

“Benar ada dan tidaknya, kakek tidak mengetahui itu. Namun, kenyataannya hewan itu tercatat digulungan sejarah.”

“Lalu, bagaimana hewan itu menghilang dari dunia ini. Bukankah dia memiliki kekuatan yang sungguh luar biasa?” Tanya Aegle penasaran.

“Pasalnya hewan itu hilang, ketika keberadaan sang “Dewi” menghilang. Semenjak itu dunia ini mengalami perubahan drastis. Banyak pertumpahan darah, pertempuran antara banyak makhluk. Kemudian, untuk mengatasi hal itu, Dewa Kaelthas diutus untuk membagi dunia ini. Hingga terpecahlah menjadi beberapa dunia. Dunia yang kita tempati ini, dunia kegelapan, dunia astral.” Lanjut Kakek memberi penjelasan.

“Siapa Dewi itu?” Tanya Aegle lagi.

“Dewi Aetheria, dan serigala yang menjadi kendaraannya adalah Lunaire.” Jawab Kakek.

Mata Aegle berbinar, ia sangat menikmati cerita ini. “Apakah mereka benar-benar ada?” Aegle bertanya, matanya berbinar dengan rasa ingin tahu.

“Di dunia ini, apa pun mungkin. Yang penting adalah keberanianmu untuk mencari,” jawab kakek dengan senyum misterius.

“Baiklah, selesaikan makanmu. Kemudian tidurlah. Hari sudah larut.” Sambung Kakek.

Aegle pun bergegas menyelesaikan makannya. Setelah itu, ia membersihkan meja-meja itu.

Sebelum tidur Aegle membasuh tubuhnya dengan berendam di air yang telah ia berikan ramuan racikannya.

“Baiklah kita tuangkan cairan Piper betle, Lavandula angustifolia, Ocimum basilicum dan terakhir ramuan dari Kakek yaitu Zing. Wah, ini sangat menakjubkan.” Ucap Aegle kegirangan.

Ia berendam di air yang telah ia campurkan ramuan hasil racikannya sendiri selama 10 menit. Sembari berendam, ia kembali mengingat cerita Kakek tadi. Masih terpikir dibenaknya, apakah hewan semengerikan itu pernah ada di dunia. Itu sangat menakutkan bukan. Jika saja dia berjumpa dengan hewan itu, apa yang akan terjadi.

Beberapa menit kemudian, Aegle telah menyelesaikan aktivitas berendamnya itu. Ia pun menyudahinya dan bergegas tidur karena hari sudah sangat larut.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Hai, di novel kalian akan menemukan banyak istilah latin yah.

Untuk itu mimin akan membuat bab khusus untuk menjelaskan istilah-istilah tersebut.☺️

Piper betle adalah tanaman daun sirih yang baik bagi kesehatan kulit, mengurangi bau badan, dan memberikan efek relaksasi.

Lavandula angustifolia adalah tanaman Lavender memiliki aroma menenangkan serta bermanfaat untuk relaksasi, tidur yang baik dan mengurangi stress.

Ocimum basilicum adalah tanaman daun basil juga memberikan aroma segar, dapat menenangkan pikiran, dan bersifat antiseptik

Zing atau Zingiber officinale adalah jahe yang dapat menghangatkan tubuh, membantu dalam meningkatkan sirkulasi darah, dan meredakan pegal.

Tanaman diatas benar ada di dunia nyata yah😁. Mimin menggunakan nama latin untuk memperindah bahasa yang ada di novel mimin hehehe...🤭

Episode 3

Cuaca yang sangat bagus, Aegle yang sudah bersiap untuk melakukan aktivitasnya seperti biasa, yakni mencari tanaman obat. Kali ini ia akan mendaki gunung yang berada di hilir sungai dari hutan tempat ia tinggal.

Aegle berjalan dengan riang, menyusuri hutan dengan terus bersenandung riang namun ia tetap waspada karena kali ini, ia akan pergi ke tempat yang lumayan jauh dari rumahnya. Dia yang tanpa fisik kultivasi dan ilmu bela diri harus terus waspada karena banyak bahaya yang mengintai. Bisa saja monster muncul dan menjadikannya santapan sedap.

Aegle sudah berada dibawah kaki gunung, gunung yang akan didaki Aegle tidaklah terlalu tinggi, ia bisa mencapai puncaknya hanya dalam waktu 30 menit. Namun, bagi orang yang memiliki kultivasi dapat mencapai puncak dalam waktu 15 menit bahkan hanya 10 menit jika kultivasinya sangat tinggi.

Aegle menghirup aroma segar yang dihembuskan oleh angin, aroma perpaduan pepohonan, air, bunga, tanaman, bahkan makhluk liar yang hidup dihutan itu. Ia tersenyum sumringah, tidak sabar tanaman apa yang akan ia temui di puncak gunung tersebut, ia sudah menghayal untuk meramu ramuan yang berbeda kali ini.

Suara merdunya bergema saat ia bersenandung dalam menapaki jalan setapak menuju puncak gunung, hingga ia tiba di puncak gunung. Angin bertiup hingga menjatuhkan tudung dikepala Aegle, rambut panjang berwarna silver kehijauan itu tersibak ditiup angin. Menandakan bahwa gunung telah menyambut kehadiran Aegle.

Mata Aegle terbelalak melihat pemandangan di puncak gunung itu, banyak tanaman yang belum ia temui sebelumnya.

Dengan riang tersenyum, “Aku tidak sabar menemukan tanaman baru. Kira-kira apa yang bisa Aku temui disini.”

Aegle pun mulai berjalan mengumpulkan tanaman, yang ia temui saat menyusuri puncak gunung tersebut.

“Alpinum.” Ucap Aegle tersenyum bahagia saat menemukan bunga yang hanya tumbuh dipuncak gunung. Ia pun bergegas memetik bunga itu.

Matanya yang sangat jeli mendapati brugmansia tanaman beracun namun ada bagian tertentu yang dapat dijadikan sebagai obat. Aegle dengan hati-hati memetik tanaman yang rupanya bunga berbentuk terompet.

“Huh...” Guman Aegle saat melihat sesuatu yang sangat familiar. Ekspresinya berubah terkejut saat melihat tanaman yang berada di pinggir puncak gunung.

“Itu... ituu kacang gajah. Aku sangat beruntung hari ini.” Teriak Aegle yang kemudian berlari menghampiri tumbuhan tersebut.

“Ini sangat langkah. Aku akan mendapatkan banyak uang jika menjualnya.” Ujar Aegle.

Aegle melirik sekitarnya, mencari keberadaan kacang gajah lainnya. Namun, tidak ia temukan. Mungkin karena status kacang gajah ini sangat langkah saat ini. Aegle sekali lagi menampakan wajah dengan polesan senyum yang terukir, ia merasa mendapatkan keberuntungan yang tiada tara.

Aegle yang sedang asyik mengutip tanaman yang kemudian, dimasukan ke keranjang yang ia bawah mendapatkan langit tiba-tiba gelap, seolah-olah awan hitam berkumpul untuk menutupi sinar matahari. Puncak gunung yang tadinya tampak cerah dan penuh kehangatan berubah suasana menjadi mencekam.

Aegle kemudian berdiri, memandangi langit. Ia mendapati awan hitam tiba-tiba mengepul disatu tempat. Perasaan Aegle tiba-tiba bercampur aduk. Pasalnya, cuaca tadi begitu cerah dan tenang, tiba-tiba berubah menjadi suram.

Bunyi dentuman yang sangat kuat terdengar hingga ke tempat Aegle, petir yang berkecamuk dilangit menambah buruknya suasana. Dari tengah hutan keluar cahaya merah menakutkan hingga menembus kepulan awan hitam.

Jantungnya berdegup kencang, dan rasa khawatir melanda pikirannya. “Apa yang terjadi? Oh tidak bukankah itu ditengah hutan, apa yang terjadi?” pikirnya panik.

Hujan tiba-tiba turun dengan derasnya, namun tanpa berpikir panjang, Aegle bergegas turun gunung, Ia khawatir terjadi sesuatu dengan Kakek. Ia berlari menuruni puncak gunung, menantang hujan yang mulai mengguyur, hujan yang semakin deras jatuh menusuk ke tubuh, hujan terus menyerbu bahkan mata Aegle tidak luput dari serangan hujan tersebut.

Dengan tubuh yang tanpa kultivasi dan fisik yang lemah, berlari terasa berat, air yang membuat tanah menjadi becek dan berlumpur serta licin membuatnya hampir terjatuh.

Namun, Aegle terus berlari rasa khawatirnya melebihi kelemahannya. Ia berlari sekencang mungkin, melewati pepohonan dan semak belukar.

Aegle terjatuh, lututnya menghantam tanah berbatu. Pakaian yang Ia kenakan berlumuran tanah. Ia merasakan sakit dilututnya yang terlihat berdarah, tetapi dia tidak menghiraukan. Dia bangkit lagi, berlari lebih cepat, setiap detak jantungnya bergetar penuh ketakutan.

Bayang-bayang masa kecilnya tiba-tiba saja terlintas, air matanya menetes bergabung dengan air hujan yang membasahi wajahnya. Entah kenapa ia merasa takut akan sesuatu.

“Kakek, semoga Engkau baik-baik saja. Semoga ini hanya kekhawatiran yang tidak berdasar.” Batin Aegle yang terus berlari tanpa henti.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Catatan:

Alpinum atau Leontopodium alpinum merupakan nama latin dari bunga Edelweiss. Biasanya, tumbuh di daerah pegunungan yang tinggi dan terpapar sinar matahari penuh.

Kacang Gajah (Vicia faba) merupakan tanaman yang kaya akan protein dan sering digunakan dalam pengobatan tradisional.

Brugmansia atau yang banyak dikenal orang dengan sebutan bunga terompet, biasanya tanaman ini dijadikan sebagai tanaman hias. Namun, dibeberapa bagian dari bunga terompet ini dapat dijadikan sebagai obat, walaupun harus digunakan secara hati-hati karena beracun.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!