Kisah ini di mulai kembali setelah 15 tahun yang lalu, dimana keluarga ternama yang di junjung tinggi di Uni Emirat Arab Hernandes terpecah belah. Fikron mengambil alih negara itu bersama ketiga rekannya Carlos, Jeff, dan Ghani. Fikron juga mengajak putra sulungnya Desmon untuk bergabung dengannya menguasai dunia. Sementara Alvarez yang menjadi tahanan Fikron di siksa bahkan hanya di beri makan seminggu sekali. Alasan Fikron menahan Alvarez, dikarenakan dia mempunyai segudang jaringan untuk menguasai Uni Emirat Arab.
Sementara keluarga Hernandes lainnya yaitu Zyan Hernandes kini hidup di India bersama putri dan menantunya. Menantunya Rakesh Vikram telah menjadi duta tambang terbesar di India. Dicto Hernandes adik Zyan Hernandes juga bekerja di perusahaan Rakesh sebagai manajer di sana. Putri Alvarez yaitu Veyna Hernandes kini menjadi seorang polisi wanita di Mumbai dengan pangkat Komandan Pasukan. Putra Alvarez yaitu Mijay Hernandes tubuh menjadi pria tangguh dengan wajah yang mirip seperti mendiang pamannya Vijay Bagaskara, kakak dari ibunya. Mijay sendiri tinggal di Dubai, tidak ada tujuan lain selain ingin membebaskan ayahnya. Mijay menyamar menggunakan nama samaran Jay dan berhasil menjadi anggota anak buah Desmon putra sulung Fikron. Mijay tidak sendiri. Dia juga di bantu oleh putra tunggal Dicto yaitu Altan Hernandes. Setelah 2 tahun Mijay di Dubai, Altan datang menyusul dan tinggal bersama di asrama khusus yang di berikan oleh Desmon. Sayangnya sampai sekarang Mijay dan Altan sama sekali belum menemukan keberadaan Varez, dikarenakan hanya Fikron lah yang menyembunyikan Alvarez dan hanya dia yang tau.
Rakesh juga mempunyai satu anak perempuan yang berusia 15 tahun dan di beri nama Esmes Vikram. Istri Rakesh yaitu Bella putri pertama Zyan lebih memilih di rumah mengurus ayahnya Zyan yang mulai sakit-sakitan dan juga ayah mertuanya Rendra Vikram yang sudah pensiun dari tentara. Bella tidak sendiri mengurus rumah, dia juga di bantu oleh bibinya yang sudah cukup tua yaitu Kyara Hernandes adik dari ibunya. Kyara menjadi sangat kuat ketika ia menjadi satu-satunya anggota keluarga Bagaskara yang masih hidup, setelah orang tua maupun kakak-kakaknya meninggal dunia. Kematian kakak keduanya Velyn sempat menjadi titik harapan terakhirnya untuk hidup di dunia. Namun putranya Altan selalu menyemangatinya dan memberikan harapan baru bagi Kyara. Velyn sendiri meninggal di karenakan sakit-sakitan sekitar 6 tahun yang lalu.
Sementara itu anak-anak Zyan yang lainnya yaitu Candra, Calianna, dan Launa Laura hidup di Los Angela, Amerika Serikat. Candra menjadi CEO di sebuah perusahaan pribadi miliknya yang berjalan dengan baik selama 7 tahun. Namun sayangnya setelah itu perusahaan Candra mendadak bangkrut dan banyak terlilit hutang. Perselisihan antara Candra dan adiknya Calianna terus berlangsung selama 15 tahun. Calianna sendiri menjadi seorang penyanyi yang cukup terkenal di LA, dan mampu membangun rumah untuk dirinya sendiri. Launa Laura juga tumbuh dengan prestasi yang cukup baik di bidang akademik. Laura sebagai penari balet, sementara Launa sebagai pemain gitar terbaik di kampus nya. Namun perselisihan kedua kakaknya mengakibatkan kedua saudari kembar ini ikut terpisah. Launa tinggal bersama Calianna, sementara Laura tinggal bersama Candra. Walaupun begitu, kasih sayang kedua saudari kembar ini tetap ada. Perselisihan 15 tahun lalu hingga kini membuat Candra dan keluarganya yang di India tidak lagi berkomunikasi. Candra memutus komunikasi dengan mereka bahkan melarang keras adik-adiknya untuk tidak menghubungi keluarga mereka. Larangan itu lah yang membuat Launa kesal dengan Candra dan memutuskan tinggal bersama Calianna.
Selain itu putri Zyan yaitu Kirana yang di kabarkan meninggal dalam peledakan 15 tahun lalu, ternyata selamat dan menikah bersama Zahir di sebuah perdesaan kecil yang berada di pegunungan Dubai. Zahir hanya bekerja sebagai kuli bangunan di desa itu dan hanya berpenghasilan kecil. Kirana juga mempunyai putri bernama Zira yang usianya 15 tahun. Selain Zira, Kirana juga sedang mengandung anak kedua mereka yang masih berusia 1 bulan. Karena ekonomi yang begitu sulit membuat Kirana dan Zahir terpaksa menyerahkan hak asuh Zira kepada kepala desa di sana. Walau begitu, tidak ada sedikit perdebatan atas hak asuh tersebut. Zira bebas mau tidur di rumah orang tuanya atau hak asuhnya.
Sementara di sisi lain, di sebuah desa kecil dekat kota Dubai. Selin hidup bahagia dengan putranya yang sudah berusia 15 tahun dan di beri nama Zafer. Untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, Selin membuka usaha dengan menjual roti dan hasilnya cukup untuk membiayai sekolah putranya. Zafer sendiri mempunyai ilmu bela diri yang cukup hebat sejak usianya 10 tahun. Dulu Selin pernah di panggil ke guru, dikarenakan mendapat laporan kalau putranya yaitu Zafer berkelahi dan membuat semua lawannya babak belur hingga masuk rumah sakit. Hal itu bukan di sengaja oleh Zafer, melainkan cara dia untuk melindungi diri dari anak-anak yang suka merundung dirinya. Semenjak saat itu, Selin melarang keras Zafer menggunakan ilmu bela dirinya.
"Mulai hari ini dan seterusnya kau tidak boleh menggunakan ilmu bela diri mu lagi. Percuma kau menggunakannya kalau pada akhirnya, mereka hanya memihak pada orang yang salah, " ujar Selin pada putranya. Hingga sejak saat itu Zafer tidak lagi menggunakan ilmu bela dirinya kecuali mendapatkan izin dari ibunya. Soal ayah? Zafer memang sering bertanya siapa ayahnya, namun Selin mengatakan dengan tegas bahwa ayahnya sudah tiada.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
^^^Hai semuanya. Apa kabarnya nie? Gimana pusing gak? Pusing gak sama silsilah keluarga Hernandes? Buat yang udah baca novel sebelumnya pasti paham ya. Tapi buat yang baru pertama kali baca novel ini. Sini deh Mimin coba bantu kenalin.^^^
Yang pertama, ada putra sulung Hernandes bernama ALVAREZ HERNANDES yang menikah dengan putri kedua Bagaskara, yaitu VELYN BAGASKARA (dalam cerita ini Velyn sudah meninggal ya guys). Mereka berdua juga mempunyai 3 orang anak ;
Veyna Hernandes yang sekarang berusia 37 tahun, tidak menikah.
Leyna Hernandes yang sudah meninggal pada usia 21 tahun.
Mijay Hernandes yang sekarang berusia 20 tahun, tinggal di Dubai.
Yang kedua, ada putra kedua Hernandes bernama ZYAN HERNANDES yang juga menikah dengan putri ketiga Bagaskara, yaitu ESMES BAGASKARA (dalam cerita ini Esmes sudah meninggal ya guys). Mereka berdua juga mempunyai 6 orang anak.
Bella Hernandes berusia 40 tahun, menikah dengan Rakesh Vikram. Dan mempunyai anak bernama Esmes Vikram.
Adycandra Hernandes berusia 38 tahun, tidak menikah dan hidup di LA.
Adykirana Hernandes berusia 38 tahun kembaran Candra. Menikah dengan Zahir Kanz dan mempunyai anak bernama Zira Kanz. Dan juga mengandung anak kedua yang masih berusia 1 bulan.
Calianna Hernandes berusia 23 tahun, dan menjadi penyanyi terkenal di LA.
Launa Hernandes berusia 20 tahun, berkuliah di LA.
Laura Hernandes berusia 20 tahun kembaran Launa, berkuliah di LA.
Yang ketiga, ada putra bungsu Hernandes bernama DICTO HERNANDES yang menikah dengan putri bungsu Bagaskara, yaitu KYARA BAGASKARA (di cerita ini Kyara masih hidup ya guys). Mereka berdua hanya mempunyai satu anak bernama ALTAN HERNANDES yang berusia 18 tahun dan tinggal bersama kakak sepupunya Mijay di Dubai.
...Gimana? Masih pusing? Kalau masih pusing baca aja alur ceritanya deh, wkwk. Atau gak baca ulang novel pertama HERNANDES : The Kindness Monster's. Oh ya, sebelumnya Mimin mau ingatin nama tempat, orang, makanan, adat, dan lain-lainnya murni pemikiran Mimin ya. Mungkin ada sekitar 75% berasal dari sumber mbah google, wkwk. Jangan lupa voting, like, dan share ke teman-teman kamu yang suka sama novel bergenre action, fiction, crime, mystery, roman, dan thriller....
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Siang itu Zafer dan ketiga temannya yaitu Athaar, Naashir, dan Umar baru saja pulang sekolah. Hari ini mereka berempat lulus dengan nilai yang cukup baik, dan akan melanjutkan sekolah ke tingkat SMA. Langkah ke empat sahabat ini terhenti ketika melihat beberapa preman suruhan Desmon datang ke desa mereka. Alasan mereka ke desa Jabbur hanya untuk mengambil paksa uang penghasilan para warga. Salah satu warga menolak memberikan uang tersebut di karenakan putri mereka sedang sakit, dan uang itu nantinya akan di gunakan untuk membeli obat putri mereka. Mereka kesal dan dengan jahatnya menarik putri mereka dan membawanya keluar.
"Kalian harus membayar pajak karena sudah tinggal di tanah tuan Fikron. Dan jika ada yang membantahnya, maka kalian siap menerim hukuman seperti orang tua itu, " ucap salah satu preman sambil menunjuk ke arah bapak tua yang sedang memohon agar mereka membebaskan putrinya. Mereka tertawa sambil mengelilingi gadis yang sedang sakit tersebut. Gadis itu nampak ketakutan dan sangat lemah. Zafer yang melihatnya ingin sekali menghajar para preman tersebut. "Tidak Zafer. Ingat kata mamah mu, " tegur Umar mengingatkan Zafer pada janjinya terhadap Selin. Zafer hanya bisa memendam amarah dengan meremas sebuah tiang jalanan. Terlihat para preman itu seperti mulai melucuti gadis tersebut di depan umum. Para warga di sana hanya bisa menunduk dan menangis menyaksikan kejadian tersebut di depan mata mereka. Zafer dan teman-temannya juga ikut menunduk dan memejamkan mata mereka. Setelah melucuti gadis tersebut, ketua dari para preman itu mendorong gadis itu hingga ke tanah dan mulai melakukan adegan tak senonoh. Setelah puas, gadis itu kembali di gilir oleh seluruh para preman tersebut. Gadis yang malang. Sialnya dia malah meninggal dunia karena tidak tahan dengan perbuatan yang di lakukan kepadanya. Singkat cerita, para preman itu pergi. Beberapa warga termaksud ayah dari gadis tersebut.
Ayah dari gadis itu tidak kuasa menahan air mata ketika melihat putrinya meninggal dunia di tangan para preman tersebut. Ayah itu terus memukuli dirinya sendiri karena tidak bisa menolong putrinya. Para warga di sana juga begitu menyesal dengan diri mereka sendiri karena tidak bisa menolong gadis tersebut. Jika mereka melawan, maka mereka akan di hukum oleh Desmon putra penguasa kota Dubai dengan cara di bakar hidup-hidup. Zafer dan teman-temannya pergi dari persembunyian mereka. Nampak pada besi tiang jalan tersebut, cap tangan Zafer berbekas di tiang tersebut karena remasan Zafer yang begitu kuat.
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
"Kau baru pulang nak, "
"Ma. Apa yang terjadi? Kenapa para preman itu datang lagi? Bukankah kemarin mereka sudah datang, "
"Untuk apa kau mengurusi mereka. Masuk kamar mu. Ganti bajumu. Setelah itu kita makan siang, "
"Mahh. Kenapa kau terus melarang ku berkelahi? Aku ingin sekali memberi pelajaran pada mereka, "
"Zafer. Jika kau terus membahas ini mamah tidak mau bicara dengan mu lagi, "
Zafer tidak melanjutkan perkataannya dan menurut apa kata mama nya. Setelah berganti pakaian, Zafer keluar dari kamarnya dan duduk di meja makan bersama mamanya.
"Bagaimana hasil raport mu?"
"Bagus mah. Aku lulus dengan nilai yang cukup baik, "
"Kamu mau sekolah di mana setelah ini?"
"Zafer ikut apa kata mamah, "
"Mamah dengar SMA Imperal Dubai adalah sekolah terbaik di kota ini. Kamu mau sekolah di sana?"
"Mah. Sekolah itu termaksud sekolah mahal, "
"Tapi kualitas pendidikannya bagus nak. Lagian Naashir, Athaar, dan Umar juga mamah dengar akan di kirim ke sekolah itu, "
"Mamah. Bagaimana dengan uang SPP nya?"
"Soal itu gak usah di pikirin nak. Yang terpenting itu pendidikan kamu, oke?"
"Baik mah, " jawab Zafer tersenyum. Inilah yang di suka Zafer dari mamahnya. Selain kebaikan dan kasih sayang. Selin lebih mengutamakan pendidikan Zafer ketimbang dirinya sendiri. "Mah. Nanti sore Zafer mau pergi main sama Umar dan teman-teman lainnya, " Selin mengangguk memperbolehkan dirinya pergi bermain dengan kawan-kawannya.
Sore harinya di tanah lapang, nampak puluhan anak-anak bermain di sana. Ada yang bermain bola, ada yang bermain badminton, dan berbagai mainan tradisional di desa mereka. Tiba-tiba salah satu anak bersama beberapa temannya datang dan membubarkan mereka.
"Pergi tinggalkan lapangan ini. Karena aku ingin bermain di sini, " mendengar itu tentu membuat anak-anak yang bermain di sana kebingungan terutama Zafer dan kawan-kawannya.
"Hai kawan. Tanah lapang ini cukup luas. Apakah masih kurang untuk dirimu bermain?" Tegur Athaar.
"Lagipula, tanah lapangan ini juga umum. Siapa saja boleh bermain di sini, " sambung Athaar.
"Hei. Apa kau tidak tau aku siapa?"
"Tau. Kau anak kepala desa ini bukan? Lalu apa masalahnya? Kau ingin mengadu pada ayahmu begitu?"
"Begini. Ku tantang kalian bermain umpan lari. Yang menang boleh bermain di sini dan yang kalah harus pergi bermain di tempat lain, "
"Athaar. Lebih baik kita mengalah saja. Jangan membuang-buang waktu dengan melawan anak itu. Lebih baik kita pergi ke pinggir pantai dan bermain di sana saja, " bisik Zafer. Athaar menurut dan mereka menolak ajakan anak kepala desa lalu pergi.
"Kenapa kalian menolak? Apakah kalian takut?"
"Tentu mereka takut. Apalagi Zafer. Dia kan tidak punya ayah. Kalau kalah dia tidak bisa mengadu pada ayahnya. Apalagi terhadap ibunya yang sibuk berjualan roti, " ucap kawan anak kepala desa tersebut mengejek Zafer. Mendengar itu tentu membuat Zafer kesal dan menatap tajam ke arah mereka semua. Zafer kesal dan langsung menghampirinya. Ia juga mencengkram kerah baju anak itu.
"Jangan pernah menyebut ayahku apalagi ibuku, " gerutu Zafer. Di saat yang bersamaan, Umar melihat Selin ibu Zafer datang ke lapangan. "Zafer. Mama mu, " tegur Umar. Mendengar itu mendadak Zafer melepaskan kerah baju anak itu, dan berpura-pura seperti menjalin pertemanan dengan anak itu.
"Zafer. Kau masih ingin bermain?"
"Iya mah,, "
"Hai nak. Ada apa dengan mu. Kenapa wajah mu seperti ketakutan?" Tegur Selin pada anak yang tadi Zafer gertak. Zafer menginjak kuat kaki anak itu mengancam untuk tidak memberitahukan apa yang terjadi sebenarnya.
"Ah. Ti-tidak bibi. Aku kalah permainan dengan Zafer. Dan sekarang aku takut untuk melakukan permainan selanjutnya, "
"Hei kawan. Untuk apa kau takut? Jadilah pria sejati. Satu ronde permainan lagi bagaimana?"
"Ti-tidak Zafer. Kau hebat. Aku tidak mau melawan mu lagi, " anak itu kemudian mengajak teman-temannya untuk pergi meninggalkan lapangan tersebut.
"Mamah kenapa kemari?"
"Mau menjemput mu. Malam ini kita akan ke kota untuk membeli peralatan sekolah mu, "
"Mah. Pendaftarannya akan di buka seminggu lagi. Kenapa terburu-buru, "
"Yang ingin melanjutkan sekolah bukan cuma dirimu nak. Ada ribuan calon siswa baru juga yang akan membeli semua peralatan sekolah. Jika kamu membelinya nanti pas sudah waktunya. Sudah tidak ada lagi yang tersisa, "
"Yang di katakan mamah mu benar Zafer. Aku saja sudah beli peralatan sekolah baru, " sahut Umar. Sebenarnya Zafer hanya beralasan. Dia tidak mau menggunakan barang-barang baru untuk sekolahnya. Dia tidak mau uang ibunya habis hanya untuk membelikan keperluan dirinya. Zafer sekarang tidak tau harus beralasan apalagi, dan menuruti permintaan ibunya.
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Hari pendaftaran sekolah telah tiba. Ramai orang tua yang mengantarkan putra putri mereka untuk mendaftar di SMA Imperal Dubai. Pendaftaran di sekolah itu di lakukan secara tidak adil. Calon siswa siswi dari golongan orang yang mampu di berikan ruangan untuk menunggu, sementara dari golongan orang yang kurang mampu tidak di berikan ruangan apalagi kursi. Namun hal itu tidak jadi masalah bagi Selin yang harus menunggu di halaman depan sekolah untuk melakukan pendaftaran putranya.
"Siapa namanya?"
"Zafer, "
"Zafer apa?"
"Tidak ada marga, "
"Pft. Dasar orang miskin. Lain kali menikahlah dengan pria kaya. Agar putramu mendapatkan marga, " ucap guru pria yang bertugas sebagai panitia pendaftaran. Mendengar itu banyak guru di sana yang tertawa. Zafer merasa kesal dan mengepal keras tangannya.
"Bawa berkas ini ke meja administrasi. Lakukan pembayaran di sana. Kalau mau nyicil di meja kanan samping sana, " lagi dan lagi guru itu menghina Selin. Selin yang mendengarnya sangat sakit hati, tapi dia tidak mau berdebat dan pergi meninggalkan meja pendaftaran.
"Totalnya jadi 700 dirham, "
"700 dirham? Bukankan di brosur sudah di jelaskan totalnya hanya 650 dirham?"
"Hei. Kau ini mau menyekolahkan putra mu atau menitipkannya? Bayar atau pulanglah cari sekolah lain, "
"Mah. Kita ke tempat lain saja, "
"Tidak Zafer. Kita jauh-jauh datang kemari. Dengar pak. Saya hanya membawa uang 650 dirham saja. Saya masih ada tabungan di rumah. Besok saat putra saya masuk sekolah akan saya titipkan padanya, "
"Ah baiklah. Jika kau berbohong kami terpaksa mengeluarkan putramu, "
Selin memberikan uangnya. Setelah mendaftar Zafer pulang bersama Selin. Di tengah perjalan mereka bertemu dengan teman-teman Zafer. Mereka mengajak Zafer untuk bermain di tanah lapang. Selin memperbolehkan dan Zafer pun segera pergi bermain bersama teman-temannya.
"Kalian bayar berapa pendaftaran tadi?"
"650 dirham, "
"Apa?"
"Kalian bayar segitu banyak nya?" Tanya Umar terkejut.
"Iya. Emang kau bayar berapa?"
"Aku hanya membayar 630 dirham, " ucap Umar yang keluarganya merupakan golongan berada.
"Ternyata sekolah itu di kenal mahal karena menggunakan uang rakyat miskin, "
"Tapi ini tetap tidak adil. Kita kesana sama-sama menuntut ilmu. Tapi kenapa mereka mempersulit biaya pendaftaran kita. Jika Umar membayar 500 harusnya kita semua juga 500. Dan kalian berdua. Hanya membayar 650, sementara aku. Membayar 700 dirham, "
"Apa?" Kaget ketiga kawan itu bersama.
"Ya. Ibu ku masih ada hutang 50 dirham kepada sekolah itu. Dan besok ketika kita masuk sekolah aku akan membawa uang kurangan itu, "
...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...
Keesokan harinya, hari sekolah telah tiba. SMA Imperal Dubai juga nampak mengadakan upacara sekaligus sambutan kepada murid-murid baru. Setelah itu anak kelas 10 di umumkan nama-nama mereka untuk berada di kelas mana. Zafer satu kelas bersama Athaar dan juga Naashir di kelas B. Sementara Umar masuk di kelas A. Kelas A dan B jauh berbeda. Lagi-lagi kelas A di penuhi dengan siswa siswi dari golongan berada. Sementara kelas B berisikan siswa siswi dari golongan kurang mampu. Jam istirahat telah tiba. Walau kelas mereka berbeda, Umar selalu menghampiri ketiga temannya. Zafer meminta teman-temannya untuk ke kantin duluan, karena dia ingin mengantar uang pendaftarannya yang kurang kemarin. Karena Zafer tak menemukan keberadaan guru yang mengurus biaya pendaftaran kemarin, jadi Zafer memutuskan untuk menemui kepala sekolah nya langsung.
"Misi pak, "
"Iya?"
"Saya Zafer dari kelas 10B, "
"Oh. Ayo masuk, " Zafer masuk ke dalam ruangan kepala sekolah, dan duduk di depan meja kepala sekolah.
"Ada apa nak?"
"Pak. Mama saya kemarin kurang membayar pendaftaran. Saya mau bayar sekarang, "
"Kenapa tidak bayar ke panitianya langsung?"
"Saya tidak menemukannya pak, "
"Oh ya sudah. Biar saya yang berikan pada panitianya nanti. Siapa tadi nama mu? Bapak lupa, "
"Zafer pak dari kelas 10B, "
"Ya sudah. Kamu boleh pergi sekarang, "
"Em pak. Saya mau menanyakan sesuatu boleh?"
"Apa itu?"
"Kenapa biaya pendaftaran kami berbeda dengan biaya pendaftaran golongan atas? Maksud saya. Kenapa kami yang dari golongan miskin harus membayar banyak sementara mereka yang dari golongan kaya raya harus membayar sedikit, "
"Zafer apa yang kau bicarakan ini? Sekolah ini sekolah terpandang. Tidak mungkin kami memberikan ketidak adilan pada siswa siswi kami, "
"Pak. Kemarin pendaftaran saya biayanya 700 dirham. Teman-teman saya membayar dengan jumlah di bawah biaya saya. Bahkan ada yang 630 dirham, "
"Zafer. Mungkin ada kesalahpahaman. 630 itu adalah pembayaran utama. 20 nya untuk pembayaran ongkos antar jemput bagi siswa siswi yang rumahnya jauh dari sekolah. Jadi siswa siswa bebas mau membayar antara 650 atau 630 sesuai kondisi jarak dan kendaraan mereka. Tapi kalau sampai 700, apakah kau ada bukti jelas? Maksud bapak berupa kertas kuitansi bukti pembayaran?" Mendengar itu Zafer hanya diam. Bukti pembayaran sekolahnya hanya di pegang oleh Selin.
"Itu benar pak, " jawab seorang gadis dari luar ruangan.
"Em maaf pak saya lantang, "
"Tidak apa-apa. Masuklah, " gadis itu masuk dan kini duduk di sebelah Zafer.
"Siapa namamu? Dan apa yang kamu maksud barusan?"
"Nama saya Zira pak. Saya dari kelas yang sama dengan Zafer. Kelas 10B. Kedatangan saya kemari ingin menanyakan soal pembayaran itu juga pak. Bibi dan paman saya juga harus membayar jumlah yang sama dengan Zafer sebanyak 700 dirham. Tapi kenapa teman-teman saya tidak?"
"Kamu ada bawa kuitansi bukti pembayaran?"
"Ada pak, " Zira memberikan bukti pembayaran tersebut kepada kepala sekolah. "Zira. Kau yakin mereka memberikan bukti pembayaran dengan tulis tangan?" Tanya kepala sekolah.
"Pak. Mereka sendiri yang menulisnya, "
"Tunggu sebentar, " kepala sekolah itu menggunakan telepon sekolah untuk memanggil seluruh panitia pendaftaran yang mengurus pembayaran ke ruangannya. Setelah semua berkumpul, Zafer dan Zira di minta untuk menunjuk siapa orang yang sudah melakukan korupsi pada mereka.
"Dia pak, " ucap Zafer dan Zira bersama.
"Apa benar pak. Bapak meminta kedua anak ini membayar pendaftaran sebesar 700 dirham, " guru tersebut hanya tunduk dan diam tidak mengeluarkan sepatah kata pun. Kepala sekolah kecewa dan meminta maaf kepada Zafer maupun Zira.
"Zafer. Uang mu ini bapak kembalikan. Dan Zira, nanti siang uang mu akan bapak uruskan di bendahara sekolah, "
"Em pak. Saya mau membayar 630 dirham saja. Jadi saya minta 20 dirham punya mamah saya juga di kembalikan, "
"Baiklah, " setelah semua masalah selesai. Zafer dan Zira keluar ruangan kepala sekolah. Zafer ingin mengucapkan terima kasih pada Zira, tapi Zira dengan kepribadian cuek meninggalkan Zafer.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!