NovelToon NovelToon

Istriku Ternyata Calon Pewaris.

Episode 1 Debat

Mobil mewah yang berhenti di depan rumah mewah yang sudah seperti istana castle dengan banyak pengawal yang berdiri di depan rumah tersebut.

Salah satu bodyguard yang langsung membuka pintu mobil. Sepasang heels dengan merek termahal yang langsung menginjakkan kaki di tanah tersebut. Wanita dengan tinggi 170 dengan rambut yang terurai panjang berkulit putih. Wanita yang sejak tadi berkacamata dengan penampilan dari atas sampai bawah yang penuh dengan barang branded.

Wanita itu yang membuka kacamatanya dengan melihat rumah tersebut sampai ke atas. Wajahnya terlihat tampak tegas yang menggambarkan bahwa dia wanita elegan dan bukan wanita manja.

"Nona Trisya!" sapa seorang pelayan wanita yang langsung menghampiri Trisya.

"Nonya menunggu Anda di kamarnya," ucap wanita tersebut yang merupakan kepala pelayan rumah tangga.

"Keluarkan semua barang-barangku dari dalam mobil," ucap Trisya dengan suara datar.

"Baik. Nona!" pelayan itu menundukkan kepala dan Trisya yang langsung memasuki rumah.

Langkahnya yang indah bak seorang model yang berjalan di atas karpet merah.

"Kamu kembali!" tiba-tiba suara berat itu menghentikan langkah Trisya.

Trisya yang menoleh arah ruang tamu. Ada 2 sepasang paruh baya yang duduk di sana. Pria yang terlihat tua yang bisa diterka usianya sekitar 70 tahunan dan seorang wanita yang tidak terlalu tua yang sekitar berusia 50 tahunan.

"Jika aku sudah berada di sini dan itu memang artinya aku pulang," jawabnya dengan singkat.

"Tumben sekali. Bukannya kau sudah melupakan jika rumah ini adalah rumahmu," sahut pria itu.

Trisya yang tampak tersenyum dengan kedua tangan yang dilipat di dada.

"Jadi Kakek masih menganggap jika aku bagian dari penghuni rumah ini," sahut Trisya menimpali pertanyaan ini.

"Trisya bukan itu maksud Kakek kamu. Mungkin Dia sangat heran cucu yang tidak pernah kelihatan dan tiba-tiba saja sudah muncul. Hal itu bukankah sangat aneh sekali bagi kami," sahut wanita yang sejak tadi duduk di samping pria tersebut.

"Jadi hal itu hal aneh?" tanyanya dengan kedua alis terangkat.

Wanita itu diam dan ingin menyerahkan semua kepada laki-laki yang di samping yang ternyata adalah suaminya.

"Bagaimana aku tidak pulang jika Kakek akan membagikan warisan. Jadi aku harus pulang agar mendapatkan warisan dari grup Royale," ucap Trisya yang jujur apa adanya.

"Kau memang sejak dulu tidak pernah berubah. Bukannya kau menjawab paling tidak berbohong jika kau merindukan kakekmu dan merindukan keluarga ini dan kau malah dengan enteng mengatakan jika kedatanganmu hanya sebuah warisan," sahut pria yang bernama Haryanto itu tampak kesal.

"Bagaimana ya, kakek. Aku orang yang paling tidak bisa berbasa-basi dan juga paling tidak bisa bersandiwara. Jadi aku harus berbicara apa yang memang ingin aku katakan. Tapi jangan khawatir, aku akan belajar cara bersandiwara dan berbohong atau berbasa-basi dari istri muda kakek itu," ucap Trisya dengan tersenyum kepada wanita yang sekarang sudah mengubah ekspresinya menjadi sangat kesal.

Wanita yang duduk di samping Haryanto adalah Mona yang tak lain adalah istri kedua dari Hariyanto. Istri pertama Haryanto yang sekarang masih koma di rumah sakit.

"Jaga sopan santun. Kau jangan seperti ibumu yang berbicara sangat kurang ajar!" tegas Haryanto yang mulai terpancing emosi.

"Kau seperti tidak pernah dididik!" lanjutnya yang berapi-api ketika istri keduanya di cibir seperti itu.

"Jika aku seperti ini karena ibuku. Artinya ibuku juga tidak dididik dengan baik oleh orang tuanya dan berarti itu kesalahan Kekek," jawab Trisya dengan sangat santai.

"Kau!" Haryanto sudah tampak begitu sangat emosi.

"Sayang sudah!" wanita yang sejak tadi menunjukkan ekspresi tertindas itu langsung mencegah suaminya.

Trisya melihat hal itu langsung mendengus dengan ujung bibirnya yang naik seolah sangat jijik. Dia yang tidak mengatakan apa-apa lagi dan langsung meninggalkan pasangan suami istri itu. Melihat pasangan suami istri dengan penuh drama dan sangat bucin itu membuat dia hanya mual saja.

Sementara Haryanto harus menahan amarah dengan istri mudanya yang mengusap-ngusap dadanya yang ingin menenangkan sang suami.

**

Trisya yang berdiri di depan pintu kamar yang terbuka. Dia bersandar di pintu dengan ke-2 kakinya yang di silang dan tangannya yang di lipat di dadanya.

Di dalam kamar itu ada seorang wanita yang duduk di depan cermin dengan rambutnya yang penuh dengan roll rambut.

"Ehemmm!" suara dahaman yang terdengar itu membuat wanita itu langsung menoleh.

Mata wanita paruh baya sekitar berusia 50 tahunan tampak mendelik dan langsung berdiri dengan cepat dari tempat duduknya.

"Ya. Ampun Trisya kamu akhirnya kembali juga. Mama sangat senang sayang!" wanita itu langsung memeluk Trisya sampai membuat tubuh Trisya terjepit dan padahal Trisya sama sekali tidak membalas pelukan itu.

"Isss, Mama sakit," kesal Trisya yang langsung melepas paksa pelukan itu.

Hidung Trisya yang terlihat mengkerut yang mengendus-endus seperti mencium sesuatu.

"Mama minum!" Trisya langsung mengipas-ngipas hidungnya yang mencium bau yang tidak sedap itu.

"Kamu ini seperti orang desa saja yang harus mempermasalahkan tentang minuman beralkohol," sahut wanita itu tampak santai.

Trisya hanya menghela nafas perlahan kedepan.

"Hmmmm, yang terpenting sekarang kamu sudah ada di sini. Trisya Mama benar-benar sangat senang dengan kepulangan kamu. Ayo cepat masuk!" Wanita yang bernama Lena itu langsung menarik paksa tangan putrinya itu dan tidak lupa menutup pintu.

"Sakit tahu!" kesal Trisya dengan emosi. Dia baru saja pulang dan sudah ditarik-tarik paksa seperti itu .

Lena yang mencoba untuk tenang dengan mereka berdua yang duduk di pinggir ranjang.

"Trisya kamu harus tetap tinggal di Jakarta dan kamu harus ambil alih Perusahaan utama. Kamu tahu Perusahaan utama sekarang ini akan dikelola oleh nenek peyot itu. Kakek kamu belakangan ini tidak pernah ke kantor dan wanita itu yang terus saja mengambil pekerjaannya dan Mama sudah sangat yakin jika dia pelan-pelan akan membuat Perusahaan menjadi miliknya. Jadi kamu harus bertindak!" tegas Lena yang begitu sangat serius menekankan kepada sang putri.

"Wanita itu sangat licik dan Kakek kamu sangat bodoh. Jadi sekarang hanya kamu yang bisa menyelamatkan Perusahaan!" tegas kena.

"Mama itu bagaimana sih. Mama mengatakan aku pulang ke Jakarta untuk mengambil warisan dan sekarang malah di suruh bekerja. Jika aku harus bersaing dengan wanita itu di Perusahaan. Lebih baik aku di Amerika dengan bersantai-santai!" tegas Trisya yang merasa tertipu.

"Hey anak bodoh!" Lena langsung menoyor kepala Trisya.

"Auh sakit!" keluh Trisya.

"Kamu pikir Kakek kamu itu bodoh yang langsung memberikan saja warisan tanpa ada usaha hah! Kamu harus menunjukkan ke ahlian kamu dulu smpai kamu mendapatkan jabatan yang layak dan pelan-pelan kamu akan mendapatkan Perusahaan utama!" tegas Lena memberikan saran.

Bersambung.

Para readers semuanya, saya kembali membuat novel baru. Semoga kalian suka dengan novel terbaru saya dengan judul Ternyata Istriku Calon Pewaris. Jangan lupa untuk memberikan dukungan dari kalian. Jangan lupa untuk membaca setiap hari, jangan lupa like, koment, vote dan subscribe. Sedikit banyaknya partisipasi yang kalian berikan dapat memberikan semangat yang luar biasa kepada saya.

Mudah-mudahan dengan dukungan yang kalian berikan dapat membawa novel ini menjadi novel populer dan memiliki pembaca yang banyak. Terimakasih

Episode 2 Keputusan Tidak Masuk Akal

"Aku tidak mau melakukan hal yang membuat kepalaku sakit. Kenapa juga aku harus berusaha melakukan hal itu. Sangat tidak penting," jawab Trisya.

"Ya. Karena jika kamu tidak berusaha siapa lagi. Mama sangat tidak mungkin karena kakek kamu tidak mempercayai Mama dan hanya kamu harapan mama satu-satunya!" tegas Trisya dengan emosi.

"Bukannya ada Rangga. Jadi kenapa bukan dia saja yang bergerak dan dia juga adalah laki-laki!" tegas Trisya yang sepertinya orang yang sangat santai yang tidak mau ribet.

"Kamu tahu sendiri anak itu bagaimana. Mengurus keluarganya saja dia tidak bisa, apa lagi harus mengurus Perusahaan. Hanya kamu yang menjadi harapan Mama. Kamu mau wanita itu yang mengendalikan semuanya hah! Kamu harus mengingat jika Perusahaan itu juga adalah kerja keras nenek kamu!" tegas Lena dengan mengingatkan.

"Trisya, Nenek kamu sekarang masih koma, dia sama sekali tidak bisa melakukan apapun. Kamu jangan hanya membiarkan segala usaha yang dilakukan nenek kamu diambil oleh orang lain yang tidak memiliki kepentingan apa-apa!" lanjut Lena.

"Aku malas melakukan hal itu," sahut Trisya.

"Tidak ada kata malas. Jadi sekarang tugas kamu masuk ke dalam Perusahaan dan tunjukkan semua kemampuan kamu yang membuat kamu mendapatkan kepercayaan dari kakek kamu!" tegas Lena. Wajah Trisya tampak begitu kesal yang tidak punya semangat untuk melakukan hal.

**

"Apa Kakek bilang!" pekik Trisya dengan melotot yang benar-benar terkejut.

"Sesuai dengan apa yang Kakek katakan. Jika kamu ingin masuk ke dalam Perusahaan Royale. Maka kamu harus memulai dari awal dan tidak ada langsung mendapatkan jabatan sesuai yang kamu mau. Perusahaan itu bukan main-main!" tegas Kakek.

"Tapi aku ini cucu Kakek dan mana mungkin aku harus menjadi karyawan biasa," protes Trisya.

"Benar! Apa yang dikatakan Trisya. Papa tidak bisa melakukan semua ini dengan seenak Papa. Trisya itu adalah putriku satu-satunya dan jika bukan dia yang melanjutkan untuk mengelola Perusahaan lalu siapa lagi dan bukankah Mama juga mewariskan Perusahaan itu kepadanya!" sahut Lena yang sejak tadi memang ada di sana dan dia juga cukup kaget mendengar pernyataan Hariyanto.

"Perusahaan akan diwariskan kepada Trisya dengan beberapa syarat dan bukan hanya diwariskan saja tanpa memiliki skill apapun. Trisya sejak dulu tidak pernah bergabung di Perusahaan. Jadi sangat tidak mungkin dia langsung mendapatkan jabatan yang tinggi. Jadi semua harus dimulai dari nol. Dan selain itu Perusahaan akan diwariskan kepada Trisya. Jika Trisya sudah menikah dan itu pun jika bisa menunjukkan prestasinya untuk Perusahaan!" tegas Haryanto dengan penuh penekanan memberikan pernyataan yang mengejutkan.

"Tidak ada sama sekali syarat seperti itu yang diberikan Mama. Itu hanya alasan Papa saja dan pasti Papa sudah dipengaruhi wanita itu bukan," Lena yang langsung menunjuk wanita yang sejak tadi ber duduk di samping Hariyanto dan siapa lagi jika bukan Mona.

"Lena. Kenapa kamu terus saja mengaitkan ku dalam masalah hal yang sama sekali tidak aku ketahui asal mulanya," sahut Mona yang lagi-lagi selalu memperlihatkan ekspresi wajah sendu. Tetapi mungkin seperti itu wajahnya.

"Aku tidak akan mengaitkan apapun. Jika yang aku katakan benar!" tegas Lena.

"Sudah-sudah. Lena kamu sebaiknya kurangnya minum alkohol agar bisa berbicara lebih sopan lagi kepada Mama kamu. Jangan kurang ajar yang akan membuat putri kamu meniru sifat jelek kamu!" sahut Haryanto yang tidak segan-segan membela Mona.

"Ibuku ada di rumah sakit dan bukan dia. Sampai kapanpun dia tidak akan pernah menjadi Ibuku!" tegas Lena dengan mengumpat kesal.

"Terserah apa yang ingin kamu katakan. Jika kamu menginginkan Trisya untuk bergabung dalam Perusahaan. Maka Papa sudah mengatakan apa yang harus dia lakukan. Jadi semua pilihan ada pada Trisya!" tegas Haryanto.

Wajah Trisya terlihat sangat tidak menerima sekali dengan apapun yang diputuskan Haryanto. Tetapi sepertinya Trisya juga tidak bisa melakukan apa-apa dan jika dia protes lagi yang ada akan kembali ribut dan lihatlah ibunya saja yang ribut yang dibela jelas-jelas sudah Mona dan apalagi dia nanti.

***

Trisya yang pagi-pagi seperti ini sudah terlihat sangat rapi dan cantik yang berdiri di depan cermin. Trisya menggunakan rok berwarna hitam yang dipadukan dengan atasan blazer berwarna biru muda. Barang-barang yang dia pakai dari atas sampai heels putih dengan tinggi 10 cm sudah pasti sangat branded.

Penampilan Trisya yang seperti itu sudah mencerminkan jika dia adalah sebagai calon pemimpin. Aroma parfum yang disemprotkan ke tubuhnya semakin membuat daya tarik yang sangat terlihat dari aura wajah pemimpin.

"Kamu emang harus berpenampilan seheboh itu!" tiba-tiba saja suara itu terdengar dari depan pintu yang membuat Trisya menoleh.

"Apa yang salah dengan penampilanku?" tanya Trisya heran.

"Kamu lupa apa yang dikatakan Kakek kamu hah! Kamu hanya sebagai karyawan saja yang gajinya di bawah UMR dan kamu berpenampilan seperti ini yang ada kamu akan mendapatkan cibiran. Kamu juga lupa jika tidak ada orang-orang yang boleh tahu dan apalagi orang-orang yang ada di kantor jika kamu adalah cucu dari Haryanto Brawijaya!" tegas Lena yang memberikan ingatan Trisya.

Hal itu memang sangat tidak masuk akal. Ibu dan anak itu bahkan sudah sama-sama protes. Tetapi tetap saja Haryanto tidak mendengarkan keluhan mereka berdua.

"Aku sama sekali tidak peduli dengan apapun yang dikatakan orang-orang. Biarkan saja mereka mencibirku dan menatapku sinis karena hanya penampilanku. Mereka setelah itu akan meminta maaf kepadaku karena mengetahui bahwa aku adalah cucu Haryanto Brawijaya dan calon pemilik Perusahaan Royale," ucap Trisya dengan percaya diri.

Memang itu salah satu keunggulan yang dimiliki Trisya, menghadapi masalah dengan begitu tenang dan juga sangat percaya diri. Mungkin dia juga akan melakukan segala sesuatu hal dengan cerdik agar bisa mendapatkan posisi yang dia inginkan dan juga pasti bisa menjadi ahli waris Perusahaan. Seperti yang sebenarnya sudah diwasiatkan untuknya.

Lena hanya menghela nafas dan berharap saja apa yang di katakan Trisya benar.

**

Perusahaan Loyal.

Walau dia hanya sebagai karyawan biasa di perusahaan kakeknya. Tetapi tetap saja Trisya yang datang ke perusahaan menggunakan mobil mewah dari rumahnya. Trisya yang tanpa basa-basi membuka pintu mobil dan langsung keluar dari mobil tersebut dan lagi-lagi dia menggunakan kacamata. Trisya menyibakkan rambutnya ke belakang dan membuka kacamata itu yang melihat Perusahaan yang direbutkan itu.

"Royale. Kau akan menjadi milikku. Karena hanya aku saja yang cocok menjadi pendamping mu!" ucapnya dengan sangat percaya diri dan tersenyum.

Trisya yang tidak mengatakan apa-apa lagi langsung melangkah dengan santai yang berjalan dengan pantat lenggak-lenggok, layaknya seorang model yang berjalan di rel karpet.

Brukkk.

Karena lebih fokus dengan bagaimana cara berjalan dengan cantik yang akhirnya membuat Trisya menabrak seseorang yang membuat beberapa dokumen berjatuhan ke lantai.

"Astaga!" pria itu menghela nafas yang langsung berjongkok dan mengambil dokumen tersebut.

Pria itu mengangkat kepala dan melihat Trisya tampak begitu santai yang hanya diam pada tempatnya.

"Kau melihat apa?" tanya Trisya yang tiba-tiba mundur dan meletakkan telapak tangannya di bawah roknya yang menyangka bahwa pria tampan berkulit putih itu sedang mengintip.

Bersambung.....

Episode 3. Pria Aneh.

"Apa yang aku lihat?" pria itu bertanya kembali.

"Matamu," sahut Trisya.

Pria menghela nafas.

"Jangan terlalu berpikir aneh Nona. Anda hanya diam saja pada tempat Anda setelah menabrak saya," ucap pria itu dengan kesal.

"Aku berjalan pada langkahku dan juga pada arah ku dan kau saja yang berjalan terlalu buru-buru sekali dan akhirnya menabrakku. Dalam hal ini aku yang dirugikan dan seharusnya aku yang marah!" ucap Trisya.

Setelah pria itu mengutip semua dokumen tersebut langsung berdiri dengan menghela nafas berat.

"Jadi sekarang kau menyalahkanku dan tidak mengakui kesalahanmu?" tanya pria itu

"Memang aku sama sekali tidak bersalah dan apa yang harus aku akui," ucapnya dengan percaya diri sembari mengangkat kedua bahu.

"Tuan Devan!" tiba-tiba seorang pria menghampiri pria yang ternyata bernama Devan.

"Tuan, para karyawan baru yang akan bekerja hari ini sudah menunggu. Tuan, harus kembali mengetes wawasan mereka," ucap pria itu memberikan laporan.

"Baiklah!" sahut Devan.

"Nona. Aku adalah orang yang sangat sibuk dan tidak memiliki waktu untuk menghadapi wanita seperti Anda. Jadi aku mengingatkan lain kali untuk Nona harus berhati-hati. Karena jika tidak kau akan mengulangi kesalahanmu lagi!" tegas Devan yang langsung pergi dari hadapan Trisya.

"Apa dia sedang menggurui ku. Hello dia tidak tahu saja siapa aku. Aku adalah calon pewaris dari perusahaan Royal dan siapa dirinya," cicit Trisya dengan kesal dan tampak wajahnya begitu sewot.

Dia memang adalah tipe kalau orang yang paling tidak suka menerima kritikan dan bagaimana tidak kesal.

Trisya yang kembali melanjutkan langkahnya memasuki Perusahaan itu. Perusahaan yang benar-benar luas itu dengan banyaknya orang-orang yang bekerja di sana mondar-mandir lewat sana sini.

"Apa harus aku mendatangi ruang interview lagi. Apa-apaan Kakek yang benar-benar menyuruhku untuk memulai semua dari nol. Mau bagaimanapun aku akan diterima. Jadi untuk apa juga aku harus melewati acara interview segala!" Ocehnya dengan kesal.

Sampai akhirnya Trisya tiba di depan ruangan interview dan ada beberapa karyawan baru yang sama seperti dirinya akan masuk hari ini dan terlebih dahulu harus melewati proses interview terakhir. Beberapa karyawan itu yang duduk menunggu giliran dan begitu Trisya datang mereka semua langsung melihat sinis ke arah Trisya.

"Dia sangat niat sekali bekerja di hari pertama dengan pakaian seperti itu. Kalau aku mending uangnya ditabung daripada harus membeli barang-barang palsu," salah satu wanita langsung bergosip dengan temannya dan walau mereka berbicara berbisik-bisik. Tetapi suara itu dapat di dengar Trisya yang sudah duduk menunggu antrian.

"Kamu benar! zaman sekarang banyak sekali orang-orang yang hanya bekerja sebagai karyawan dengan gaji di bawah UMR tapi sudah berpenampilan seolah-olah seperti Bos. Huhhh apa uangnya tidak sayang,"sahut yang satunya lagi.

"Apa-apaan mereka. Jadi mereka sekarang menceritaiku dan mengatakan jika apa yang aku pakai adalah palsu. Dasar tidak pernah melihat barang-barang mewah. Jadi menganggap apa yang aku pakai imitasi. Kalian juga belum tahu sama sekali. Jika aku calon pewaris!" umpatnya di dalam hati dengan penuh kekesalan yang mendapatkan cibiran seperti itu.

Sama seperti apa yang dikatakan Lena sebelumnya. Jika penampilan dia yang sangat wow dan pasti akan mencuri perhatian yang membuat dia akan mendapatkan masalah. Tetapi kembali lagi Trisya adalah orang yang sangat percaya diri.

Akhirnya setelah beberapa menit menunggu giliran Trisya yang dipanggil masuk ke dalam.

"Trisya Adelia Pasha!" namanya langsung disebutkan saat dirinya baru saja melangkah yang ingin menduduki kursi yang di depannya ada seorang pria yang sibuk membolak-balikkan datanya.

"Benar!" jawabnya dengan sangat santai dan menarik kursi lalu duduk tanpa disuruh untuk duduk.

"Apa pengalaman pekerjaan kamu dan di sini tidak dituliskan!" pria itu mengangkat kepalanya dan mereka berdua cukup sama-sama kaget yang ternyata pria itu adalah Devan yang tadi mereka baru saja bertemu dan sempat berdebat.

"Kau!" pekik Trisya.

Devan mendengus dengan tersenyum miring yang membuat Trisya heran.

"Jadi saya sekarang sudah tahu alasannya. Kenapa kamu tadi sengaja menabrak saya. Kamu pasti sudah mengetahui jika saya adalah manajer keuangan dan karena itu kamu sengaja mencari perhatian dari saya agar saya memberikan penilaian yang baik untuk interview terakhir ini," ucap Devan dengan percaya diri yang membuat Trisya mengerutkan dahinya

Ternyata ada yang lebih percaya diri daripada dirinya dan lihatlah pria itu sejak tadi tidak berhenti tersenyum dan memang sih jika tersenyum dia sangat tampan sekali.

"Nona menghadapi wanita seperti anda? Saya sudah sering sekali dan saya sama sekali tidak perlu heran dengan hal itu," ucap nya lagi.

"Astaga apa-apa ini. Aku sama sekali tidak sengaja menabrak mu. Jadi jangan terlalu percaya diri!" kesal Trisya.

Devan yang kembali tersenyum dengan geleng-geleng kepala.

"Katakan saja apa pengalaman pekerjaan kamu?" tanya Devan yang kembali pada intinya.

"Aku tidak memiliki pengalaman pekerjaan apapun!" jawab Trisya dengan apa adanya dan tanpa kebohongan.

"Baiklah! mungkin kamu sudah melewati berbagai banyak seleksi yang membuat kamu bisa diterima di Perusahaan. Saya juga sama sekali tidak akan mempersulit kamu. Kamu juga sudah berusaha untuk mencuri perhatian saya dengan cara lain dan saya tidak akan menyia-nyiakan usaha kamu. Jadi kamu diterima bekerja di Perusahaan ini dan selamat bergabung untuk hari ini," ucap pria itu dengan begitu santai.

Bukannya Trisya senang atau bahagia harus melompat-lompat mendengar kabar tersebut. Dia justru sampai tidak bisa berkata-kata melihat kepercayaan diri seorang pria di depannya itu.

"Selamat bergabung Nona di perusahaan ini. Lain kali jangan sengaja mencuri perhatian saya," ucap nya dengan mengulurkan tangan.

"Astaga!" ucap Trisya dengan menghela nafas yang mau tidak mau menyambut uluran tangan tersebut, walau terlihat dari wajahnya tampak begitu kesal.

"Baiklah! kalau begitu sekarang aku permisi!" Trisya yang langsung berdiri dari tempat duduknya dan bisa-bisa dia gila jika dihadapkan dengan Devan.

"Wanita sekarang memang sangat pandai. Mereka mengandalkan kecantikan untuk mencuri perhatian agar bisa mendapatkan apa yang mereka mau," gumam Devan dengan geleng-geleng kepala

**

Arkhhh..

Trisya tampak prustasi yang berdiri di depan cermin yang mengacak rambutnya. Dia benar-benar seperti orang gila dengan nafas naik turun.

"Apa-apaan ini? baru satu hari saja dan belum sampai 3 jam aku berada di Perusahaan ini dan aku sudah menemukan orang-orang yang aneh. Orang-orang yang memiliki mulut pedas yang sembarangan mengatakan apa yang aku pakai hanya palsu dan laki-laki itu. Jangan mentang-mentang dia Manager keuangan lalu dia dengan seenaknya mengatakan hal seperti itu. Dia pikir siapa dirinya!" umpat Trisya yang lama-lama bisa serangan jantung.

"Tatapan matanya sungguh sangat menjijikkan dan seolah-olah aku seperti menyukai dirinya dan padahal aku sama sekali tidak tertarik, bahkan tidak melirik dia sama sekali. Pria itu benar-benar!" Trisya terus mengatur nafas dan mencuci wajahnya untuk menenangkan dirinya.

Dia sangat membutuhkan ketenangan hati untuk saat ini. Ini suasana baru untuknya harian suasana ini dia pikir mudah dan ternyata hal ini sangat sulit dan tidak ada di dalam bayangannya.

Bersambung.....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!