*BRUKKKKKKK
"Aduh om, kalo jalan liat liat dong. Sakit tau" ucap seorang gadis yang mengenakan seragam sekolah lengkap dengan tas gendong nya.
"Sepertinya kamu lah yang harus berhati hati" jawab pria bertubuh tinggi dan kekar itu.
"Ih, dasar om om Gak mau kalah"
Pria itu hanya menatap gadis itu dengan ekspresi datar nya. Yang membuat gadis itu semakin kesal melihat nya.
"Dasar om om!" Teriak gadis berambut panjang itu, Saat pria itu akan menjawab tiba tiba ada wanita lain di belakang nya yang memanggil manggil gadis kecil di hadapan nya itu.
"Quenna, cepatlah! Kakak tunggu di dalam mobil" teriak wanita yang ada di belakang Vincent.
"Awas ya om! Kalau kita ketemu lagi, akan ku beri pelajaran" ucap queena dengan angkuh, ia langsung melangkah kan kaki melewati Vincent.
"Cihhhh, menyebalkan" gumam Vincent, lalu ia masuk ke dalam gerbang sekolah.
"Siapa orang yang tadi kamu ajak bicara?" Tanya flora, kakak dari quenna.
"Tadi saat kakak sedang memanggil aku, sebenarnya aku sedang berdebat dengan pria itu. Aku sangat kesal, dia menabrak Ku!" Keluh queena pada sang kakak.
"Dia yang menabrak mu, atau kau yang menabrak nya?" Tanya flora yang tahu sifat adik nya itu.
Queena merapat kan bibir nya, ia tahu tak akan bisa membohongi kakak nya. Queena sadar dia lah yang bersalah saat menabrak pria itu, tapi queena sangat malu untuk meminta maaf pada nya, dan itu lah sifat queena.
Wajah nya memang sangat imut, namun dia sangat menyebalkan, jahil, dan sering kali membantah kakak nya.
"Apa kakak mau balik lagi ke kantor?" Tanya queena dengan lirih, sebenarnya queena ingin sekali menghabiskan waktu bersama kakak nya itu. Namun ia juga tahu, kakak nya banting tulang untuk menghidupi nya.
"Iya sayang, kakak janji, nanti setelah kakak mendapatkan proyek ini. Kita akan pergi berlibur, gimana?" Bujuk flora yang melihat wajah muram adik kesayangan nya itu.
"Iya kak, Maaf ya kak aku hanya menyusahkan kakak saja. Jika saja aku tidak ada, pasti kakak tidak akan susah susah bekerja keras seperti ini" ucap queena seraya menghapus air mata nya. Ia sangat merasa bersalah, karna untuk menghidupi nya, kakak nya bahkan tak memiliki kekasih, ia juga tak bisa menikmati hidup.
Flora langsung menepikan mobil nya, ia mencondongkan diri nya dan mulai menghapus air mata adik kesayangannya nya itu.
"Kakak nggak suka kalo kamu berbicara seperti itu. Kakak sayang banget sama kamu dek, kakak ikhlas ngejalani ini semua. Kalo kakak bisa milih, kakak bakal tetep milih ngerawat sambil banting tulang dari pada harus memiliki suami dan hidup enak" ucap flora mengutarakan rasa sayang nya.
"kakak" queena langsung memeluk sang kakak. Rasa sayang nya begitu besar, walau pun mereka tidak sedarah. Namun flora sangat menyayangi queena.
Flash Back On
"Tolonggg........." Suara flora hampir habis, gadis berusia 12 tahun itu terdampar di pinggir pantai.
"Astaga! Dia kenapa, aku harus bagaimana?" Kata queena yang saat itu masih berusia 7 tahun, ia menghampiri flora yang terdampar di pantai yang sepi tak ada pengunjung.
"T....tolong......aku, s.....sesak" ucap flora dengan susah payah ia mengeluarkan suara nya, harapan nya untuk hidup kini mulai muncul saat melihat queena berdiri di hadapan nya.
Queena yang saat itu masih berusia 7 tahun pun langsung berlari meninggalkan flora.
Flora kembali putus asa saat melihat queena meninggal kan nya, flora kini hanya bisa pasrah karna tubuh nya sangat lemah.
Queena kembali dengan membawa 2 orang nelayan, ternyata queena mencari bantuan untuk menolong flora.
Salah satu nelayan itu langsung menggendong flora dan membawa nya ke rumah sakit terdekat. Sedangkan nelayan lain nya melapor ke kepolisian, Queena pun ikut ke rumah sakit untuk menjadi saksi saat polisi tiba Disana.
Flora kini sudah mulai tak sadarkan diri, dokter pun mulai berusaha menyelamatkan nya, benturan keras di kepala nya sangat parah sehingga para dokter sedikit kesulitan untuk menyelamat kan flora.
Dilain sisi, queena berdoa agar flora terselamatkannya. Ia berharap gadis yang di tolong nya bisa selamat agar dia mendapat kan teman. Setelah kematian orang tua nya, queena tak memiliki teman. Bahkan ia di asingkan oleh keluarga nya sendiri karna dianggap membawa sial.
Namun queena selalu menutupi luka nya, ia selalu terlihat ceria. Ia juga berusaha kuat untuk dirinya sendiri.
Tak berapa lama kemudian, kini pintu ruang operasi pun terbuka. Dokter yang menangani flora pun keluar dari sana.
Queena langsung berdiri dan menatap dokter itu, queena tak tahu apa yang sekarang terjadi. Ia masih terpaku melihat wajah dokter yang menangani flora.
"Tenang dek, kakak mu baik baik saja" kata dokter yang mengira bahwa queena adalah adik flora.
Queena lega mendengar itu, ia memeluk dokter dan mengucapkan terimakasih. Tak lama kemudian, flora di pindahkan ke ruangan.
Beberapa hari berlalu, queena masih setia menunggu flora sadar. Selain itu, polisi juga menjaga di depan pintu.
"Apa kamu tidak lelah selalu menunggu anak itu siuman?" Tanya salah satu polisi pada queena. Mereka mengetahui bahwasanya queena dan flora bukan kakak beradik saat mereka mengintrogasi queena.
Setelah polisi mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada flora, ternyata flora mengalami kecelakaan mobil bersama ayah dan ibu nya. Dia satu satunya yang selamat, sedangkan ayah dan ibu nya tewas dalam kecelakaan itu.
Setelah flora siuman dan keadaan nya mulai pulih, kini flora di pulangkan kepada keluarga nya, namun sayang. Keluarga nya tak menerima flora. Polisi pun menitipkan flora dan queena ke panti asuhan.
Queena bercerita pada flora, Saat itu ayah dan ibu queena sedang merayakan ulang tahun queena yang ke 7 tahun, namun tiba tiba ada ledakan dari dapur, api itu cepat menyebar. Dengan susah payah ayah queena berlari seraya menggendong queena keluar dari rumah.
"Sayang, tunggu ayah disini. Ayah akan membawa ibu keluar" ucap ayah queena seraya menurunkan queena.
Queena hanya bisa menangis, ia tetap menunggu ayah nya keluar dari kobaran api. Warga yang melihat itu, langsung membantu memadamkan api. Tak lupa juga salah satu warga langsung menelfon pemadam kebakaran agar segera menyelamatkan orang tua queena.
Namun sayang seribu sayang, pemadam kebakaran itu menemukan jenazah ayah dan ibu queena yang sudah hangus.
Queena menangis, ia tak bisa membayangkan bagaimana hidup nya jika tanpa kedua orang tua nya itu.
Beberapa hari setelah kejadian itu, queena di asingkan dan di kirim ke gubug di pinggir pantai, ia bahkan tak di beri uang sepeser pun. Queena bertahan hidup hanya mengandalkan makanan yang di beri warga sekitar pantai itu.
Beberapa bulan kemudia, dia pun menemukan flora yang terdampar di pantai.
Flash Back Off
"Tunggu Kakak pulang ya, jangan nakal. Kakak janji gak akan lembur malam ini. Oke?" kata Flora menurunkan queena di depan rumah minimalis yang tampak bersih dengan cat berwarna putih.
"Iya kak" kata queena. Ia menunggu mobil kakak nya itu pergi, segera queena mengganti baju nya. Ia harus segera ke toko roti untuk kerja part time. Tentu nya itu semua tanpa sepengetahuan flora.
Queena berangkat dengan menggendong tas berbentuk boneka dengan bando yang Terpasang di atas rambut nya itu membuat penampilan nya terlihat sangat cute.
"Hai kak, maaf aku sedikit terlambat" ucap queena pada partner kerja nya.
"Tak apa queena. kau sangat menggemaskan" puji wanita yang memiliki tubuh sedikit gempal dengan rambut yang di Cepol.
"terimakasih, pulang lah kak Rena, anak mu pasti sudah menunggu" kata queena seraya memakai celemek yang sudah di sediakan di toko roti itu.
"ya sudah aku pulang, jika ada apa apa telfon saja aku ya..."
"Siap kak" ucap queena melambaikan tangan pada Rena yang pergi dari sana.
Queena dengan cekatan melayani para pelanggan yang mengantri di toko roti itu. Walaupun toko itu sangat kecil, namun toko itu memiliki pelanggan yang banyak dan setia karna memang rasanya yang sangat enak.
sudah 2 jam queena melayani para pelanggan, kini ia pun bisa beristirahat sejenak. Baru saja queena ingin meneguk air tiba tiba lonceng berbunyi, pertanda ada yang datang.
"Silahkan......" sapa queena yang langsung berdiri dan menyapa pelanggan.
Saat queena mendongak untuk melihat wajah pelanggan itu, betapa terkejut nya dia ternyata pelanggan itu adalah pria yang ia tabrak saat di depan gerbang sekolah.
Queena dengan terpaksa melakukan pelayanan terbaik karna ia tak ingin kehilangan pekerjaan nya.
"profesional queena profesional" batin queena mengingatkan dirinya sendiri.
"Tolong bungkus semua roti ini" kata pria bertubuh kekar itu menunjuk sederet roti favorit queena.
"Baik tuan" kata queena sopan, ia langsung membungkus semua roti yang pria itu tunjuk, pria itu pun memberikan kartu untuk melakukan pembayaran pada queena.
"Terimakasih telah berbelanja di toko kami" kata queena tersenyum semanis mungkin.
"Kamu cukup menarik....Kamu sangat menyebalkan saat berada di luar. Tapi kamu sangat profesional saat bekerja" ucap Vincent seraya berjalan meninggalkan queena.
Queena hanya diam, ia tak menjawab ucapan Vincent. entah Vincent sedang mengejek atau memuji nya, itu lah yang ada di benak queena saat ini.
Setelah kepergian Vincent, queena melanjutkan istirahat nya. Ia sangat kelelahan hari ini karna melayani begitu banyak pelanggan.
Setelah 8jam queena bekerja. Kini akhirnya ia pun menutup toko karna sudah jam 10 malam. Queena tidak terburu buru pulang. Karna jika kakak nya memergoki ia sedang berada di luar, queena bisa beralasan membeli makanan karna persediaan makanan dirumah sudah habis.
Benar saja, saat queena sedang berjalan dengan menenteng paper bag berisi makanan. Tiba tiba mobil hitam itu berhenti tepat di samping queena.
"Dari mana saja? Kenapa kamu keluyuran di tengah malam begini de" ucap flora seraya menurunkan kaca mobil nya.
"Aku lapar kak, jadi aku membeli sedikit makanan. ayo kita pulang dan makan kak" kata queena yang langsung naik ke mobil.
"kamu ini, selalu saja begitu. Kakak sangat mengkhawatirkan mu queen. Berhenti lah membuat kakak khawatir" kata flora seraya melajukan mobil nya.
"Aku kan cuma beli makanan kak, lagi pula. Aku baik baik saja" kata queena acuh tak acuh.
"Sudahlah, tidak akan ada habis nya berdebat dengan bocil nakal seperti kamu" kata flora memalingkan wajah nya, yang semula memandang queena sekarang ia menatap lurus ke jalan.
"Bagus, fokus lah menyetir kak" kata queena dengan wajah tanpa dosa nya itu. Sebenarnya queena merasa sangat bersalah, tapi ia harus tetap berpura pura bahwa dia tak peduli pada perasaan orang lain.
"Oh ya, Besok kakak harus dinas ke luar kota, kamu harus ikut ya..." ucap flora karna ia tak mungkin meninggalkan adik nya di rumah sendirian.
"Kakak, aku sudah besar. Aku bisa kok menjaga diri sendiri, kakak tidak perlu khawatir" kata queena yang enggan untuk ikut, karna pasti rasanya membosankan menemani kakak nya bekerja.
"Tidak ada penolakan queena. Kamu harus ikut sama kakak" kata flora tegas tanpa menoleh pada queena.
"Emmmm, tunggu.....bersama siapa kakak mau pergi?" tanya queena memastikan.
"Boss dan asisten pribadi nya, dia pria. Maka dari itu kakak ingin kamu menemani kakak" kata flora membujuk queena.
"Baiklah, aku akan ikut" jawab queena yang merasa khawatir karna kakak nya akan pergi bersama bos serta asisten pribadi nya.
"Bukan kah kakak bilang, boss kakak itu sangat dingin dan cuek ya?" tanya queena.
"Ya, dia tak menerima kesalahan sedikit pun. Kakak lah satu satu nya karyawan yang tak pernah membuat kesalahan. Maka dari itu dia menunjuk kakak untuk mengurus proyek nya"
"Lalu, bagaimana dengan asisten nya?" tanya queena.
"Berbanding terbalik, asisten nya ramah dan baik. ehhh....tidak! Tidak!, asisten nya juga sama seperti dia, saat ada yang membuat kesalahan kecil. Dia tak segan segan menghukum" kata flora.
Sesampai nya dirumah, Queena langsung menyiapkan makanan yang sudah di beli nya tadi, ia menuangkan seluruh makanan ke piring besar.
"Wahhhh kelihatan nya enak...." kata flora yang bersiap menyomot makanan itu.
*PLAKKKKKKKKKKKK
"Awww, dek....." teriak flora saat tangan nya terasa sakit.
"Pergi lah mandi dulu kak, kakak akan membawa kuman ke dalam tubuh kakak" omel queena dengan mata yang di sipit kan.
"Ish kamu ini.....baiklah, kakak mandi dulu" kata flora mencubit pipi adik nya.
Tak lama berselang, kini mereka berdua pun menikmati makanan yang di beli oleh queena. Dengan lahap, mereka menghabiskan makanan itu.
"De.....berkemas ya, besok kita berangkat sekitar jam 8 pagi. Untuk sekolah, kamu tidak perlu khawatir, kakak akan mengirim surat izin selama 2 hari" kata flora seraya mencuci piring bekas mereka berdua makan.
"Iya kak" ucap queena pasrah. Setelah selesai mengelap meja makan, queena pun masuk ke dalam kamar, sedangkan flora sedang memberi makan kucing peliharaan mereka yang bernama boy.
Setelah memastikan kucing kesayangan nya itu makan, flora pun masuk ke kamar nya, ia merenung sejenak....
"Tuhan....bukan nya aku tidak mempercayai adik ku, aku hanya tidak ingin meninggalkan nya sendiri di rumah, aku takut suatu saat keluarganya akan mengambil nya dari ku. Aku tak ingin kehilangan queena tuhan......" ucap flora menatap langit langit kamar nya, doa itu yang selalu ia panjatkan setiap malam.
Matahari mulai menyinari bumi, kini flora dan queena pun telah sampai di bandara. Mereka akan segera menaiki pesawat.
"Kak....kakak bilang boss dan asisten nya akan ikut juga, kemana mereka?" tanya queena.
"Sayang.....mereka sudah berangkat sejak semalam" kata flora mengusap rambut queena.
tiba tiba ada seorang wanita yang menyenggol bahu flora lalu dengan tatapanl sinis ia mendahului flora dan queena.
"eh Tante! kalo jalan liat liat dong! ga liat apa kakak aku Segede ini!" teriak queena yang tak terima.
"Apa kau bilang! Aku Tante? Aku?!!!!" kata wanita itu berbalik ia menunjuk diri nya sendiri.
"Ya, lihat saja riasan Tante! Sangat menor" ucap queena yang mak in mengejek wanita itu.
"Ajarkan adik mu sopan santun! apa kau tidak memiliki orang tua!"
perkataan wanita itu membuat queena terdiam, flora yang melihat tatapan queena berubah menjadi sedih itu, segera maju ke depan mendekati wanita itu.
Flora dengan rambut pendek dan tatapan dingin nya segera melontarkan apa yang ia rasakan
"Kau lah yang bersalah! Apa mata mu buta? Apa ibu mu tidak merawat mata mu dengan baik sampai-sampai menabrak orang sembarangan?!"
Perkataan flora membuat wanita itu mengeraskan rahang nya karna marah, melihat mata wanita itu memerah, flora tersenyum mengejek lalu menarik tangan queena untuk segera naik ke pesawat.
Queena tersenyum puas dan menjulur kan lidah nya pada wanita itu saat melewati nya.
"Lain kali, tegur lah dengan sopan" kata flora mengingat kan adik nya agar tidak gampang membuat keributan.
"dia yang menabrak kamu kak, apa kakak tidak melihat saat dia tersenyum sinis pada kakak" kata queena geram.
"Kakak tahu, dia rekan kerja kakak. Dia melakukan itu setiap kali mengalahkan kakak di kantor"
"Tapi, kenapa dia ada disini kak?" tanya queena penasaran.
"Sepertinya boss kakak mengirim nya juga, kita lihat saja nanti"
Mendengar jawaban flora, terlintas ide gila di pikiran queena. Jika memang benar wanita itu melakukan perjalanan bisnis, otomatis mereka akan satu hotel. Itu membuat queena memiliki banyak waktu untuk menjahili wanita licik itu.
Tak butuh waktu lama, mereka hanya menghabiskan 2 jam perjalanan dari kota J - kota B... Kini mereka sudah mendarat di sebuah pulau, tepat nya di kota B.
Queena dan flora langsung menuju hotel yang sudah di pesan oleh boss flora. Saat mereka masuk ke dalam taksi, tiba tiba wanita tadi mengetuk kaca mobil.
"Aku diperintahkan pak Vincent untuk bersama kalian" kata wanita itu dengan angkuh.
"Tidak bisa, jalan sekarang pak" ucap queena, dengan patuh supir taksi itu langsung mengendarai mobil nya ke arah tujuan.
Wanita itu mendengus kesal, terpaksa dia harus mencari taksi lain untuk menuju hotel dengan cepat karna pak Vincent sudah menunggu nya.
Sesampai nya di hotel, ada Willy asisten Vincent yang langsung menunjukan kamar hotel yang sudah di pesan oleh Vincent.
"Oh iya pak, perkenalkan ini adik saya. Queena." kata flora saat menyadari Willy yang sedari tadi melirik ke arah queena.
"Emmm....Willy" kata Willy mengulur kan tangan untuk berjabat tangan dengan queena.
"Queena" jawab queena singkat seraya menjabat tangan Willy.
"Baiklah, ini kamar kalian. Queena, kamu boleh masuk ke kamar...dan kamu flora, ikut dengan ku. Pak Vincent sudah menunggu di kamar nya" kata Willy.
Willy dan flora kini berjalan menuju kamar Vincent, tak jauh dari kamar queena dan flora. hanya terhalang 5 kamar saja.
Queena melihat lihat seisi kamar hotel, hotel nya cukup mewah. Queena merasa nyaman Disana. Queena merasa tubuh nya gatal, ia pun berniat untuk berendam di bathtub.
****************
"Bukan kah kau memanggil 1 karyawan wanita lagi?" tanya Vincent pada Willy saat melihat hanya ada flora yang datang menemui nya.
"Oh ya, apa tadi tidak ada rekan kerja mu?" tanya Willy pada flora.
"Sebelum Penerbangan, saya memang melihat nya di bandara. Tapi saat pesawat sudah mendarat saya dan adik saya langsung naik taksi. Jadi aku tidak tahu keberadaan nya" jelas flora berbohong, karna jika sampai Vincent tahu kalau ia meninggalkan Alexa, vincent pasti akan menghukum nya.
VINCENT dikenal sebagai pemilik perusahaan yang merangkap sebagai CEO dingin dan tak memiliki belas kasihan, walau begitu, Vincent sangat pintar. paman dan Tante nya mengincar harta Vincent, tapi Vincent selalu waspada. Ia tak membiarkan ada celah sedikit pun untuk mereka mengambil alih kembali perusahaan.
Vincent selalu tak akur dengan keluarga nya, karna ia tahu. Keluarga nya sangat licik dan hanya menginginkan perusahaan peninggalan ayah nya.
Vincent slalu menegaskan bahwa perusahaan itu milik ayah nya, dan itu hak dirinya. Ayah nya sendiri yang sudah susah payah membangun perusahaan itu hingga kini menjadi besar.
Di Balik dingin nya Vincent, sebenarnya ia sangat kesepian. Walau begitu, Vincent tak bisa mencintai orang lain selain orang tua nya.
Tak ada keinginan sedikit pun untuk menjalin hubungan dengan wanita, Vincent menyibukan dirinya untuk mengurus perusahaan peninggalan ayah nya.
Bukan uang yang ia ingin kan, ia hanya ingin perusahaan yang ayah nya bangun itu tetap berjalan. Vincent yakin, jika ayah dan ibu nya masih ada, itu lah yang mereka ingin kan.
"Kau harus bisa membuat klien kita tanda tangan disini, bawa wanita itu jika dia sudah sampai disini" perintah Vincent pada flora.
"Baik pak" kata flora mengambil berkas yang ada di tangan Vincent.
"Aku mengandalkan mu" ucap Vincent memberikan kepercaya penuh pada flora, karna selama ini dia tak pernah mengecewakan Vincent.
"Tentu pak, saya tidak akan mengecewakan anda" ucap flora. Lalu ia meninggal kan kamar Vincent dan berjalan menuju kamar nya.
Saat memasuki kamar, flora tak menemukan queena dimana pun. flora sudah memanggil manggil nama queena sedari tadi, namun tak ada jawaban.
"Astaga!" betapa terkejut nya flora saat mendapati adik nya pingsan di dalam kamar mandi.
Flora dengan panik mendekati tubuh adiknya, ia berusaha menggendong queena ke atas kasur. Namun sayang, usaha nya sia sia.
Flora langsung keluar untuk mencari bantuan, tepat saat ia berlari di lorong, tiba tiba Vincent keluar dari kamar. Flora tanpa berbicara sedikit pun langsung menarik tangan Vincent untuk membantu nya mengangkat tubuh queena yang sudah tak sadarkan diri.
Vincent dengan cepat menepis tangan flora dan menatap nya dengan tatapan tajam. Baru kali ini ada wanita yang berani memegang tangan nya sembarangan.
"Berani sekali kau memegang lengan ku!" bentak Vincent yang membuat flora seketika langsung berlutut dan memohon.
"Pak, kali ini saja. Saya membutuhkan bantuan anda. Adik saya terjatuh di kamar mandi dan tak sadar kan diri. Tubuh nya demam. Saya tidak kuat menggendongnya" kata flora yang masih berlutut.
Vincent pun segera menyetujui mendengar pernyataan flora, mereka berdua segera berlari masuk ke kamar flora.
Vincent terkejut, ternyata adik flora adalah wanita menyebalkan yang ia temui. Tanpa menunggu waktu lama, Vincent langsung menggendong queena menuju rumah sakit terdekat diikuti oleh flora di belakang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!