Our Destiny Line
Kereta
Ella, seorang perempuan yang memiliki wajah judes. Dia terbangun dari tidurnya.
Walau wajahnya judes tapi dia adalah orang yang baik. Menurut orang yang sudah lama mengenalnya.
Dan Laura adalah sahabatnya. Wajahnya memang terlihat ramah, tapi berbanding terbalik dengan sifatnya.
Ella
Ya makanya cepetan bangun, nanti kita telat!
Laura
Iya-iya, ah elah baru juga jam enam. Kita gak bakalan terlambat.
Laura
Tuhkan apa gue bilang.
Ella
Hehehe, gue kan takut telat.
Laura
Tau ah, gue ngambek sama lo.
Ella
Santai dong, gak usah ngambek.
Ella dan Laura tinggal bersama. Mereka tinggal di kosan, karena rumah mereka sangat jauh dari sekolah. Mereka sudah lama berteman.
Mereka berteman dari Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah Atas.
Jam pulang berbunyi.
Ella dan Laura berjalan kaki menuju rumah mereka.
Di jalur kereta yang membelah jalanan. Mereka berdua berdiri, menunggu kereta lewat.
Motor dan mobil begitu terburu-buru untuk menyebrang. Padahal suara sirine palang pintu kereta api segera ditutup berbunyi.
Saat palang tertutup pun, sebagian dari mereka nekat menerobos. Hal tersebut sudah biasa dilihat oleh Ella dan Laura.
Hingga sebuah mobil berhenti tepat, di tengah jalan lintasan kereta api. Pemilik mobil bergegas ingin keluar dari mobil. Namun sangat disayangkan, dia baru ingin keluar dari mobilnya. Sebuah kereta sudah tepat berada di samping mobil tersebut.
Akibat hal tersebut, mobil itu terpental dan mengenai tubuh Ella dan Laura yang berada di pinggir jalan.
Yang mengakibatkan Ella, Laura dan pemilik mobil tersebut meninggal dunia, karena kehabisan darah.
Transmigrasi Jiwa?
Panggil Laura yang sedang duduk di samping Ella.
Ella
Jangan bilang kalau kita udah ma....
Laura
Belum! Kita belum mati!
Ella
Terus kita ada di mana?
Selina
Loh, Ella? Laura? Kalian ngapain disini? Kok kalian belum pulang?
Selina
Kalian lupa sama aku? Aku Selina, kita sekelas masa kamu lupa?
Ella
"𝘚𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢? 𝘕𝘢𝘮𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘬𝘰𝘬 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘨𝘢𝘬 𝘢𝘴𝘪𝘯𝘨," batin Ella
Laura
Lo kenal sama yang namanya Varrel?
Selina
Iya, dia kan sekelas juga sama kita.
Ella
Lo kenal juga sama Raifa?
Selina
Raifa? Kok kalian nanyain dia?
Raifa
Woi! Kalian ngapain disitu!
Raifa menarik sebelah tangan Ella dan Selina. Membawa mereka menjauh dari Selina.
Laura
Heh! Gue bisa jalan sendiri gak usah ditarik-tarik segala!
Raifa
Lo berdua ngapain ngobrol sama Selina?!
Raifa
Kalian lupa? Gimana sikap Varrel ke Selina?
Raifa
Gue cuma gak mau kalian kenapa-napa.
Ella
"𝘉𝘦𝘯𝘦𝘳 𝘥𝘶𝘨𝘢𝘢𝘯 𝘨𝘶𝘦, 𝘨𝘶𝘦 𝘮𝘢𝘴𝘶𝘬 𝘯𝘰𝘷𝘦𝘭, 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘤𝘦𝘳𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘳𝘢𝘯𝘴𝘮𝘪𝘨𝘳𝘢𝘴𝘪 𝘫𝘪𝘸𝘢 𝘪𝘵𝘶," batin Ella.
Ella
"𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘮𝘢𝘴𝘢 𝘴𝘪𝘩? 𝘈𝘱𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯-𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘨𝘶𝘦 𝘤𝘶𝘮𝘢 𝘮𝘪𝘮𝘱𝘪?"
Ella menampar pipinya.
Bekas tamparan terlihat dipipinya.
Laura
Lo ngapain nampar pipi lo sendiri?
Ella
"𝘚𝘢𝘬𝘪𝘵 𝘣𝘢𝘯𝘨𝘦𝘵," batin Ella.
Mereka bertiga berjalan bersama menuju kosan tempat mereka bersama tinggal.
Selina? He is mine!
Laura
Ella? Gimana nih? Kita masuk novel!
Ella
Ya gak gimana-gimana.
Ella
Kita kan cuma temen lama Selina doang.
Laura
Tapi gimana kalau kita ikut kebawa alur cerita yang ada dinovel?
Laura
Atau enggak alurnya bakalan melenceng jauh.
Ella
Lo kebanyakan baca cerita tentang transmigrasi.
Raifa
Kalian lagi bahas apa sih?
Ella
Kita cuma lagi bahas tentang novel yang Laura sama gue baca.
Raifa
Oh, kirain lagi bahas apa.
"Selina? He is mine!"
Laura dan Ella asyik membaca novel di aplikasi daring. Kisah Selina, seorang gadis yang jatuh cinta pada Varrel sejak pertama kali bertemu di bangku Sekolah Menengah Atas, menarik perhatian mereka. Selina begitu terpesona oleh Varrel, dan tekadnya bulat untuk menjadi kekasihnya.
Usaha Selina akhirnya membuahkan hasil. Varrel menjadi pacarnya saat mereka memasuki kelas sebelas.
Namun, kebahagiaan Selina tak berlangsung lama. Hubungannya dengan sahabat-sahabatnya, termasuk Laura dan Ella, mulai retak. Varrel, yang sangat posesif dan cemburu, menganggap Raifa, sahabat Selina, telah membuat Selina terjatuh.
Padahal, saat itu Raifa sedang mengepel lantai, dan Selina malah berlari-larian di kelas.
Varrel juga menuding Laura tidak pantas menjadi teman Selina karena ikut mentertawakan Selina saat terjatuh. Varrel melarang Selina berteman dengan siapa pun, dan mengancam teman-teman Selina agar menjauhinya.
Ella, yang mengetahui hal ini, mencoba memberi tahu Selina. Dia menyarankan Selina untuk memutuskan hubungan dengan Varrel, tetapi Selina menolak. Dia lebih memilih Varrel daripada sahabat-sahabatnya.
Varrel senang karena Selina memilihnya. Mereka berdua memutuskan untuk tinggal bersama, tanpa sepengetahuan orang tua mereka. Selina berbohong kepada orang tuanya, mengatakan bahwa dia tinggal bersama teman perempuannya.
Saat mereka duduk di kelas dua belas, Selina hamil. Hal ini terungkap saat Selina sering muntah-muntah di acara perpisahan kelas. Orang tua Selina dan Varrel sangat kecewa mendengar kabar ini.
Akhirnya, Selina dan Varrel menikah. Kisah mereka berakhir dengan pernikahan, tetapi apakah kebahagiaan mereka akan bertahan? Itulah yang dipikirkan oleh Ella setelah selesai membaca novel tersebut.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!