NovelToon NovelToon

Akankah Kita Menikah

BAB. 1 Jahil

Cuaca siang ini benar benar panas,tak banyak orang berlalu lalang di jalanan.

"Benar benar sepi!" ucap perempuan yang sedang menunggu seseorang di tepian jalan.

Angin berhembus bercampur debu yang berterbangan.Menghela nafas nya ia bahkan mulai malas menunggu karena matahari semakin berada di atas kepala nya.

Suara motor menderu dari kejauhan,mata nya menyipit seolah ia memastikan bahwa penglihatan nya tidak salah.

Ya siapa lagi jika bukan orang yang sangat ia kenal.

Suara nya begitu bising memekakan telinga.

"Brisik!!" ucap Ria saat orang itu sudah di depan nya.

"Ngapain Lo?" tanya lelaki itu.

Boro boro mematikan motor nya dulu,ia bahkan tanya tanpa nama.

"Lo tanya gue?" jawab Ria spontan.

Ccckkk!

Bremmm ... Brong ... Brong ... Brong!!!!...

Bukan nya menjawab ia bahkan tancap gas tanpa laju karena tangan kiri nya menekan rem.

"Dendy gila brisik woii!!! Pergi Dendy!!!"

Ria bahkan teriak teriak di sebelah nya tapi lelaki itu hanya tersenyum jail,ia sengaja menarik gas nya berkali kali untuk membuat Ria kesal.

"Dendy!!!!"

Tahu siapa yang ditunggu Ria datang Dendy pun melepas rem dan motor melaju.

"Dasar Dendot gila,sinting,kurang ajar,Bolot huuuuu!!!..."

Segala makian keluar dari mulut Ria,kaki nya bahkan seolah menendang udara dan hanya kerikil yang berterbangan.

Motor matic berhenti disebelah Ria,perempuan itu juga tahu jika Ria menggerutu,memaki dengan kesal.

"Brisik bener sih tu orang.."

"Dendy itu mba, kebiasaan begitu dia!" jawab Ria.

Nania Maheswari,kakak perempuan Ria yang kuliah di fakultas ternama jurusan Akuntansi,soal otak dia tidak di ragukan.Masa depan cerah secerah matahari siang ini.Kecerdasan nya bahkan membuat instansi Bank menjamin dirinya bekerja di sana karena sudah teruji saat praktek kerja lapangan.

Semester akhir dan segera wisuda tahun ini.Hari hari nya selalu direpotkan oleh Ria,meski begitu ia sungguh sangat menyayangi adik perempuan satu satunya.

"Iya Mba tahu,temen mu itu kan dek?"

"Hu'umm sekelas.Bener bener bosen gua mba sekelas bertahun tahun sama tetangga.Sama dia juga.." ucap Ria,dia menggerutu sembari menaiki motor.

"Pakai helm nya!" ucap Nia,Ria pun menerima dan memakai nya.

Kembali melaju dengan Nia yang berada di depan,adik nya bahkan melingkarkan tangan nya di pinggang.

"Dimana dek?"

"Mutiara hotel mba..." Ucap Ria.

"Hah?!"

"Mutiara hotel!!" Seru Ria.

"Kenapa disana,bukan di Watermas?" tanya Nia.

"Ria gak tahu,kata guru lokasi nya di sana.Semua di sana,di gabung sama anak SMA dan guru guru yang lain!" jawab Ria.

Kedua nya mengobrol dengan suara lantang karena bising nya kendaraan yang berlalu lalang,tak sedikit juga motor yang berbunyi sangat bising seperti milik Dendy.

Nia merasa aneh,biasa nya Ria ekstra kulikuler renang di water mas.Mereka biasa pengambilan nilai di sana,namun kali ini di pindahkan tempat.

"Bawa ponsel kan?" tanya Nia dan Ria mengangguk.

"Kalau ada apa-apa telfon mba,jangan Ayah atau pun Ibu atau rumah juga!"

Ria mengangguk lagi,tak berselang lama motor berhenti tepat di sebelah loket tiket masuk tempat parkir.

Nia membuka kaca helm,dan ternyata benar sangat ramai dan penuh dengan mobil maupun motor motor yang sangat mentereng.Kebanyakan matic ber body besar.

"Bawa uang berapa?" tanya Nia lagi.

Ria mengambil beberapa lembar uang berwarna hijau di tas nya dan Nia melihat itu.

"Nih mba tambahin!" ucap Nia,Ria pun sudah tersenyum.Satu lembar lagi uang berwarna hijau.

"Anak SMP tidak boleh jajan berlebihan!"

Cccckkkk!!!! Sshh!!!

Ria berdecak,ia selalu di bully karena berperawakan kecil mungil seperti anak SD.

Nia pun melakukan motor nya kembali karena merasa adik perempuan nya sudah melewati pos satpam.

.

.

.

Bremmmm!!!... Brong!!...Brong!!!...

"Ya Tuhan!!" ucap Ria saat Dendy dan juga kawan kawan nya berhenti tepat di sebelah Ria.

"Ria..." ucap seseorang melambaikan tangan padanya,Ria pun tersenyum.

"Nana..." ucap nya sembari membalas lambaian tangan Nana.

Nana,Dewa,Tejo,dan Dendy.Mereka biasa selalu bersama sama karena masih bersaudara.

Nana turun dari motor Dewa dan mendekatkan diri pada Ria,satu persatu ketiga lelaki itu juga mendekati Ria.

Bugh!!

"Aww..." ucap Dendy,ia pun seketika mengusap bahu nya sendiri.

"Iya gua tahu,gua gak bisa makai motor tapi bukan begitu juga Dendy!!"

Selalu ribut dan mereka di sana sudah paham.

"Makanya jangan ngeselin!" jawab Dendy pada Ria.Lelaki itu tahu maksud ucapan Ria.

"Dih!! Dia yang ngeselin nuduh gua,kalian tahu sepatu putih ku sampai berganti abu gara gara dia.. Tuh!!"

Ucap Ria,ia menunduk bermaksud memberi tahu lain nya jika ucapan nya benar.Mereka pun menunduk,namun tak disangka Dendy kembali iseng.Sepatunya menyeret gundukan tanah hingga mengenai sepatu Ria.

"Aaaa!!! Dendy!!" teriak Ria,namun Dendy sudah lari memasuki gedung.Bibirnya bahkan tersenyum ceria mengejek seolah ia senang jika Ria terlihat susah.

Ria pun menyusul mengejar Dendy,begitu pula tiga orang yang berada di belakang.Mereka hanya menggeleng kan kepala karena sudah tahu jika kedua nya berkumpul akan seperti ini.

.

.

.

To be continue

BAB. 2 Tenggelam

"Jo Tejo masa kita di gabungin sama anak SMA,ya kali jelas kalah kan?" ujar Ria,disebelahnya hanya ada Tejo untuk sementara.

Tejo hanya mengangguk "Kalau body kita gak kalah kan Ri,tapi kalau mental gimana ya?" ucap Tejo.

Hap!!

Tiba tiba handuk menutupi pundak Ria yang terekspos.

Dendy datang bersama Dewa dan juga Nana,Ria yang tahu sehelai handuk menggantung di bahunya langsung membenarkan untuk menutupi.

Sementara Dendy duduk di sebelah Ria,ia menatap perempuan itu dari atas sampai bawah.

"Tumben sopan?" ucap Dendy.

"Apa?" tanya Ria,ia sudah was was jika nanti Dendi akan menjahili nya.

"Baju renang Lo yang cuma menutup atas dan bawah dimana?" tanya Dendy.

Ria pun berfikir "Ibu mencuci nya dan gua gak tahu nasib nya sekarang,terakhir Ibu bilang di makan anjing!"

Dendi seketika tersedak ia ingat jika beberapa Minggu lalu dirinya di kejar anjing tetangga karena meminjam rantai kalung nya untuk mengambil jemuran seolah sedang memancing.

Ya Dendy sebenarnya tahu jika Ria memiliki baju renang semi bikini,meski tali nya dengan lebar tiga jari dan bawahan nya bukan hanya menutupi itu saja,tapi walau di pakai di negara nya masih tidak lazim di lihat.

"Minum Den!" ucap Ria.

"Mana?"

"Tuh kolam renang banyak air,pakai nanya lagi!" jawab Ria sekena nya.

Seketika mereka yang berada di sana tertawa,Dendi dan Ria tidak bisa dibilang bagai kucing dan tikus.Mereka bahkan bisa akur layak nya bestie dan kadang juga seperti kucing dan tikus.

Pritt...

Pritt...

Suara peluit berbunyi,Pak Yohan mulai memanggil mereka satu per satu untuk bersiap.

Dendy berjalan paling akhir,ia selalu berada di belakang memperhatikan dan menjaga Ria.

"Maaf Pak boleh bertanya?" Tejo mengangkat tangan nya,Pak Yohan pun mengangguk.

"Apa yakin kita di gabung dengan anak SMA,pengalaman lebih jago mereka"

"Hanya kalian.Ria,Tejo,dan Dendy yang lain tidak" jawab Pak Yohana.

Ucapan guru nya membuat Dendy menelan saliva,dia saja tidak percaya diri bagaimana dengan Tejo apalagi Ria.

"Pak kami beda terlalu jauh,kenapa tidak dengan yang seangkatan saja?" sanggah Dendy.

"Kalian terlalu banyak protes,disini banyak yang membimbing bukan hanya saya!" ucap Pak Yohana.

Bukan kompetisi namun memang di sana selain guru olahraga juga banyak guru guru yang lain,ekskul renang merupakan salah satu penilaian ujian walau masuk penjaskes.

Kelas tiga terdiri dari A hingga D dan mereka berempat ada di kelas B,semua sudah berlatih dan hanya ketiga anak itu yang berlatih dengan kakak tingkat.Merasa tidak adil Dendy sangat keberatan sebenarnya namun mau bagaimana lagi.

"Dendy bersiap!" teriak Pak Yohana,Dendy pun terperangah.

"Pak perempuan dulu!"

"Kamu dulu!"

"Biasanya kan lady's first..." ucap Dendy menirukan Pak Yohana biasa berucap.

"Sudah,kamu dulu jangan dibuat mengulur!" ucap Pak Yohana lantang,Dendy pun terpaksa berdiri meninggalkan Tejo dan Ria di tepian.Sesekali menoleh pada kedua teman nya.

Dua kali dan itu harus berhasil menyamai waktu dengan kakak tingkat.Dendy memulai dengan sangat bagus,selisih nya hanya beberapa detik tidak sampai ke menit.

Setelah selesai Dendy ,Tejo pun di panggil oleh Pak Yohana.Ia mulai melakukan nya dengan sangat baik.Sementara itu anak anak yang lain sudah mulai pulang karena sudah selesai.

"Pak kami pulang dulu ya" ucap guru yang lain.

"Siap.Pulang lah dulu,saya akan menyusul".

Mereka benar benar meninggalkan tempat satu persatu hingga tak tersisa orang dan hari sudah mulai sore.

"Den,balik yuk!" ucap Dewa.

"Aku ganti dulu"

Dewa pun mengacungkan jempol nya.

.

.

.

"Ria bersiap!..." Ucap lantang Pak Yohana.

Baik suara peluit maupun suara dirinya sendiri terdengar hingga ruang ganti.Dendy di sana perlahan memakai bajunya dan mendengar suara dari mulai persiapan hingga terdengar suara air.

Byurrr!!!

Blurb.. blurb....

Merasa aman, Dendy mencoba mencuci wajah nya karena ia terasa sangat kering.Namun sayang air di ember habis,tangan nya meraih kran membuka nya.

Suara deras nya air mengalir dari kran cukup keras hingga Dendy hanya mendengar itu saja.

Dendott...Den,nafas ku Den!!!

Seperti halusinasi namun sangat jelas, padahal Dendy sedang membasuh wajah nya memakai sabun.

Dendy!!!

Suara nya semakin keras,hingga Dendy membuka mata langsung melihat di kaca pantulan dirinya.

Bising suara dari luar mulai terdengar,Seseorang mencoba mencari pertolongan dengan jalan cepat hingga Tejo menggedor pintu kamar mandi Dendy.

Tok!!!

Tok!!!

"Den,Ria Den..."

Krek!!!... Pintu di buka.

Dengan nafas yang terengah Tejo bicara terbata.

"Ria kram,dia berada di kedalaman dua meter!"

"Hah?!!"

Seketika menyingkirkan mendorong bahu Tejo yang menutupi nya, Dendy lari dan tanpa pikir panjang ia masuk ke dalam kolam.Ada Pak Yohana dan Dewa di sana memegang kayu bermaksud untuk meraih Ria,sedangkan kakak tingkat pergi memanggil pihak karyawan di sana.

Byurrr!!!

Dendy masuk begitu saja tanpa pikir panjang.Di kepala nya hanya lah bagaimana Ria selamat.

.

.

.

To be continue

BAB. 3 Masa Depan

LIMA TAHUN KEMUDIAN

Padahal hanya halaman rumah,namun pihak dari wedding organizer sudah menyulap dengan sangat indah.

Bak seperti gedung di hotel hotel atau out door yang berdampingan dengan hotel dan taman.Rumah keluarga Maheswari semakin meningkat semenjak Nania menjadi akuntan Bank,belum lagi Ayah nya yang pensiunan manager salah satu Badan usaha negara yang sangat dominan.Ibu Aela juga tidak kalah meski hanya seorang Ibu rumah tangga dengan pensiunan pegawai negri.

Nania Maheswari & Raka Sidan

Begitulah tulisan di setiap foto yang terpampang besar nan tinggi di setiap jalan menuju pelaminan.

Hari ini malam Midodareni,itu berarti esok acara di gelar namun wanita yang sudah cukup tua sedang mondar mandir di halaman depan.

"Bu,jam berapa.Ibu di rias dulu oleh MUA " ucap Nia,wanita itu selesai mandi dan mendekati Ibu nya yang sedang senewen.

Bu Aela pun tanpa menjawab,ia bingung antara ia dan tidak.

"Adik mu belum pulang,sudah ibu katakan setelah Isa acara mu dimulai.Bagaimana Nia?" Layak nya orang tua pada umumnya,mencincing daster dan panik.

"Sebentar lagi Bu,pasti sebentar lagi!" ucap Nia menenangkan.

"Kamu dari siang ngomong sebentar lagi terus,bagaimana ibu tenang.Anak di telfon tidak bisa,tapi sudah berangkat dari subuh!" gerutu Ibu Aela,ia sangat panik.

"Masuk lah Bu,duduk dan minum jangan lupa berdoa.Ria akan sampai sebentar lagi"

Nania mencoba membuat ibunya tenang.Ibu Aela pun menuruti saja,ia masuk lalu menggenggam gelas berisi air sesekali meminum nya.

.

.

.

Tersadar dari mimpi, Ria di bangunkan oleh staff kereta api.Dadanya sedikit tersengal,kejadian lima tahun lalu terlintas lagi.Seakan dekat seperti di depan mata nya.

Ria mengalami kram saat berenang,ia bahkan hampir tak terselamatkan kala itu.Pak Yohana sempat di pidanakan karena memaksa siswa nya untuk berlatih di kedalaman yang belum layak bagi siswa kelas tiga SMP.

Walau mahir tetap saja manusia tidak akan tahu kapan hari apes bagi nya.

Saat setelah Ria tidak bisa bertahan dan menutup mata nya, Dendy menyelamatkan.Berkali kali mencoba membuat Ria sadar hingga akhirnya di larikan ke rumah sakit,esok nya Dendy ke sekolah memukuli Pak Yohana karena membuat Ria tak sadar hingga koma selama dua hari.

Orang tua Dendy lah yang menjebloskan Pak Yohana ke jeruji besi.

Semua itu seakan tidak bisa terlupakan oleh Ria hingga kini, Dendy bekerja di luar negri menjadi mekanik kapal laut lepas pantai dan selalu berada di bawah laut.

"Ria..Ri....!!!" wanita yang kini berat badan nya sedikit kecil melambaikan tangan pada nya.

"Gua nyariin Lo,gak tahu nya disini.Sejak kapan princess pakai kelas ekonomi?" ucap Nana,dan Ria hanya tersenyum.

"Aku bantu Ri..." ucap Nana,ia menarik koper kecil Ria namun wanita itu tidak enak hati.

"Nana Lo bawa kantong kresek putih aja,koper itu berat.Gua gak enak sama Lo Na.." Ria meraih koper kembali,Nana pun merasa Ria tidak berubah sedikit pun.

Masih sama seperti lima tahun lalu

Ucap Nana dalam hati.

Kedua nya menyusuri lorong kereta ,lalu turun satu persatu.

"Lo dari sana jam berapa Ri,Ibu Lo nunggu terus tau!" Ucap Nana membuka obrolan.

Ria tersenyum,tergelak.Ia tahu jika ibu nya selalu seperti itu.

Sudah di pastikan ibu nya selalu menunggu kepulangan nya.Bahkan Ria selalu pulang dua bulan sekali,tapi itulah Ibu Aela yang sangat menyayangi.

"Cerita nya dirumah saja ya,gua laper Na.." ucap Ria,kedua nya memasukan koper di bagasi taxi.Nana sengaja memesan nya,ia tahu jika Ria membawa koper dan akan susah jika memakai motor.

Nana mengangguk,mereka pun masuk satu persatu kedalam taxi.Membelah jalanan yang sepi karena hari mulai petang dan kumandang adzan terdengar.

"Ngomong ngomong makasih ya udah jemput gue Na,pasti Ibu yang maksa kan padahal Lo sendiri baru pulang kerja" ucap Ria,namun Nana tertawa.

"Bukan Ibu,tapi Dendy.Dia yang telpon gue dari siang buat jemput Lo!" jawab Nana.Ria pun terkekeh.

"Dia pikir gue masih bocil yang dulu kali Na,gue juga bisa pesen taxi online.Apaan sih dia tuu!"

Nana menggeleng mengabaikan ucapan Ria.Bukan hal yang tabu jika Dendy sangat mengkhawatirkan calon Ibu dari anak anak nya di masa depan.

Beberapa kali mereka mendengar Dendy melamar Ria,namun Ria sendiri yang mengalihkan pembicaraan.Pertama Dendy melamar saat Ria baru siuman setelah koma beberapa tahun silam,Kedua saat Dendy datang di pelepasan SMA negeri bersama Papah nya,Pak Wiraguna dan Ibu Nuha.Kedua nya bahkan langsung terang terangan ingin melamar namun Ria masih saja mengelak memilih ingin bekerja.

Hanya sepuluh menit taxi berhenti di depan halaman yang sudah sangat ramai.Beruntung Ria sudah berganti saat taxi mampir di pom bensin.

.

.

.

To be continue

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!