NovelToon NovelToon

Kehidupan Menakjubkan Setelah Perceraian

bab 1

Angel sudah di sekap selama enam hari masih berharap suaminya Amar mencarinya namun sampai hari ini dia tidak mau membayar uang tebusan.

Sampai para penculik itu mengumpat "Sial, sepertinya Amar tidak mencintaimu buktinya dia tidak mencari mu sama sekali."

Para pencuri itu mengirimkan foto Angel kepada Amar yang penuh dengan luka lebam. Namun hal tidak ada tanggapan sama sekali seolah tidak terjadi apa apa.

Keesokan harinya para penculik itu memutuskan untuk menculik mantan kekasih Amar yaitu Alin dia adalah mantan kekasih yang paling di sayanginya.

Benar saja pada hari kedua Alin diculik Amar sudah muncul di balik reruntuhan.

"Katakan padaku, berapa harga yang kau mau?"

"Sepuluh juta, tapi pilih satu dan bawa pergi, sedangkan yang satu lagi tinggalkan untuk kami."

Amar melihat Angel dan Alin bergantian.

Angel memiliki firasat buruk kalau seandainya Amar memilih Alin, namun dia berusaha meyakinkan diri sendiri kalau Amar mencintainya dan pasti memilihnya. Kalau tidak mencintainya dia gak mungkin menikah.

"Aku memilih Alin" jawab Amar.

Wajah Angel berubah menjadi pucat pasi, Amar sudah memilih menyelamatkan cinta pertamanya dan meninggalkan dirinya bersama para penculik.

"Harusnya aku sudah menduga bahwa di mata Amar kamu tidak berharga, kupikir aku sudah menghabiskan waktu menculik mu kemarin ternyata dia lebih memilih mantan kekasihnya. Sebagai ganti nya layani aku malam ini." gumam si penculik

Angel membeku, para penculik saja berpikir secara logika kenapa dia masih berharap kalau Amar akan memilihnya.

Lalu para penculik itu melepaskan Alin dan mendorongnya ke arah Amar.

"Amar aku sangat takut, sambil memeluk Amat." ucap Alin

"Jangan takut, ada aku disini." jawab Amar dengan sangat lembut.

Kata kata itu membuat Alin sedikit tenang, namun hal itu membuat Angel merasa sakit hati dan tiba tiba kehilangan kekuatannya.

Angel menatap Amar dengan kekecewaan, tatapan matanya yang biasanya begitu polos sekarang berubah menjadi sangat tajam. Amar merasa cemas, bukan dia tidak ingin menyelamatkan Angel namun Amar ingin menyelamatkan Alin terlebih dahulu.

Dia sudah ada disini tidak ada alasan untuk tidak menyelamatkannya.

Setelah waktu yang lama Angel berkata pada penculik itu "Kalian benar aku buta jatuh cinta pada orang yang salah, maka dari itu aku akan menemanimu malam ini. Tapi bisa kah kalian melepaskan ikatan nya dulu? Aku ingin mengucapkan salam perpisahan padanya."

Setelah berpikir sejenak penculik melepaskan nya "Kalau melihat caramu bicara aku yakin kamu tidak akan bergantung sama dia lagi."

Setelah melihat Angel dilepaskan, dia terhuyung berjalan ke arah Amar. Amar lega melihat Angel dilepaskan dia yakin Angel pintar dan bisa mengelabui para penculik itu, buktinya sekarang dia bisa lepas.

Amar melambaikan tangannya "Angel, kemari lah." namun yang mengejutkan adalah ia tidak mendekat bahkan Angel berlari mendekati jendela.

Amar dipenuhi rasa tidak percaya dan panik. Lalu berlari mendekat tapi dia hanya sempat memegang bajunya sedikit dan terdengar suara bruk orang jatuh.

Amar memandang Angel yang sudah penuh dengan genangan berwarna merah, dia tidak percaya Angel protes atas ketidakadilan nya dengan cara seperti ini.

Setelah beberapa saat datang lah polisi dan mengamankan para penculik itu.

...

Ketika membuka mata Angel heran melihat sekelilingnya berwarna putih dan bau disinfektan menyengat, bukan kah aku sudah mati? tapi kenapa badanku terasa sangat sakit.

Tiba tiba sebuah suara terdengar "Apakah kamu sudah bangun?"

Matanya menoleh melihat pria itu, dia terkejut melihat paman nya Amar duduk disampingnya. "Pergi"

Theo mengerucutkan bibirnya "Angel yang menyakitimu itu keponakan ku, jadi kamu tak perlu melampiaskan amarahmu padaku. Justru aku yang menyelamatkan mu, harusnya kamu berterima kasih padaku tapi karena kamu sudah mempunyai suami jadi kamu makan ini saja sebagai ucapan terima kasihnya."

"Aku tidak meminta mu menyelamatkan ku, lebih baik biarkan saja aku mati."

Theo membungkuk dan menggoda nya "Angel lihatlah dirimu begitu kusut dan tak terawat, sebelumnya aku belum pernah melihat mu acak acakan seperti ini."

Theo senyum mengejek "Tidak mudah bagiku untuk menyelamatkan mu Angel, aku sudah berinvestasi dalam hidupmu selama tujuh hari, apapun yang terjadi aku adalah pemegang saham mu jadi jika terjadi sesuatu bertanya lah terlebih dahulu padaku keputusannya sekarang aku yang menentukan."

Angel tercengang, dia merasa malu. Hidupnya telah diberikan orang tuanya, namun dia malah melompat dari gedung dan merasa benar benar mengecewakan orang tuanya.

Angel tiba tiba ingin hidup "Theo tolong aku, aku tak ingin cacat."

Rupanya Angel tidak percaya pada kemampuan Theo, dia adalah seorang dokter terbaik disini kalau begitu aku akan membuktikan kalau aku bisa membuatnya sembuh tanpa cacat.

Dengan sangat lembut Theo membuka baju Angel.

"Theo aku ini istri keponakan mu, berani nya kamu membuka bajuku begitu saja. Kamu memanfaatkan ku?"

Theo tidak menghentikan nya, dia malah menggodanya dengan sinis "Sudah tahu aku penggoda wanita, jadi kenapa aku harus bersembunyi padamu?"

Angel sangat marah sehingga terlihat dari napas dan telinga nya menjadi merah. Melihat ekspresi nya Theo tidak ingin pasien nya marah bagai manapun Angel adalah seorang pasien.

"Aku hanya memeriksa lukamu, apa yang kamu pikirkan?"

Angel menjadi malu melihat sikapnya sendiri lalu berkata "Aku tak ingin diperiksa olehmu, tolong panggilkan dokter perempuan saja."

Theo berkata dengan sungguh sungguh, "Angel seluruh rumah sakit tahu kalau hanya aku yang bisa menyelamatkan mu. Jika kamu tidak ingin cacat seumur hidupmu buanglah rasa malu itu karna beberapa bulan ke depan aku akan menemani dan memeriksa setiap inci kulitmu setiap hari."

Setelah mendengar hal itu Angel langsung terdiam tak bisa berkata kata dan membiarkan Theo mengobati lukanya.

Pada saat ini wajah Angel memerah karena menahan rasa malu, setelah diberikan obat Theo berdiri dan memasukan tangannya ke dalam jas putihnya.

"Amar menunggu diluar selama tujuh hari tujuh malam. Jika kau mau menemui nya aku akan memanggilnya masuk."

Tangan Angel tiba tiba memegang seprei, melihat ekspresi nya Theo kembali berkata "Jika kau tak ingin menemui nya, aku akan menyingkirkan nya."

Pikiran Angel tenang dalam sekejap "Panggil dia masuk."

Theo mengerutkan kening lalu berbalik berjalan ke arah pintu "Masuklah."

Amar masuk begitu melihat Angel kurus kering berantakan dia merasa sedikit terganggu namu dia berusaha menyingkirkan pikiran itu.

"Angel kenapa kamu melompat dari gedung? Aku tidak bilang aku tidak akan menyelamatkanmu. Aku hanya menyelamatkan Alin terlebih dahulu karena kamu tahu kan kalau Alin begitu lemah, dia tidak sekuat dirimu. Itulah sebabnya aku menyelamatkan nya terlebih dahulu."

"Angel apa kamu masih menyalahkan ku? Aku tidak ada hubungan apapun dengan Alin hanya mitra bisnis saja."

"Ayo kita cerai." ucap Angel

Dia tahu Amar bertahan dengan nya karena setelah menikah banyak aset yang meningkat pesat, makanya dia mempertahankan pernikahan tersebut. Karena jika berpisah dia harus membagi aset itu.

"Cerai?" Amar tidak bisa bercerai dengan Angel bahkan jika dia tidak mencintai nya pun Amar akan tetap mempertahankan nya.

"Angel aku tidak bisa menceraikan mu, kamu sedang dalam masa sulit pantaskah mengucapkan kata itu? Aku minta maaf ke depannya aku akan lebih baik lagi memperhatikan mu." Amar mengira Angel masih polos seperti dulu.

Angel tersenyum "Pikiran ku sudah bulat."

Perhitungan Amar meleset, dia berpikir setahun ke depan dia akan mendekat Alin dan membuang istrinya.

bab 2

Amar tercengang "Angel kamu membutuhkan biaya pengobatan yang besar, bagaimana mungkin kamu bisa membayar pengobatan mu jika aku menceraikan mu?"

"Amar jika kamu memiliki masalah dengan pikiranmu pergi lah ke psikiater, jika kita bercerai aset akan dibagi rata. Apa kamu lupa?"

Amar marah besar dan merasa terhina "Angel aku kira kamu menikah denganku karena tulus mencintaiku ternyata kau sama saja dengan wanita wanita di luaran sana matrealistis. Jangan harap aku akan menceraikan mu."

Angel tahu dia tidak akan mau kalah berdebat dan lebih memilih untuk menutup matanya. Amar kira Angel sudah berubah pikiran dan kembali jadi wanita polos.

"Tidurlah, aku akan mengunjungimu lagi besok."

Ketika Amar pergi, air mata Angel menetes mengingat jika dulu Amar berkata seperti itu dia akan setia menunggu di depan pintu. Namun balasan nya malah penghianatan, aku harus mempunya bukti kalau Amar dan Alin mempunyai hubungan yang serius tidak hanya sebatas rekan bisnis.

Angel dengan susah payah mengambil ponsel ingin menelepon sahabat baiknya Ratna. Setelah tersambung langsung di angkat terdengar suara dengan nada khawatir di seberang sana.

"Halo Angel, gimana kabarmu? Saya dengar kamu di culik dan kamu melompat dari gedung! Tahu kah kamu aku sangat khawatir."

"Ratna."

Ratna yang menyadari suaranya langsung berpikir kalau Angel mempunyai maksud meneleponnya.

"Ada apa? Ceritakan padaku."

"Bantu aku selidiki Amar dan Alin, aku ingin cerai jadi aku harus mempunyai bukti kalau Amar dan Alin mempunyai hubungan."

Ratna berpikir sejenak, "Angel jika kamu di rumah sakit Amar pasti akan membawa Alim ke rumah untuk 'bermain' jadi aku akan mencoba memasang kamera untuk memantau di rumahmu."

"Ide mu gak buruk, kamu pergi lah ke rumah ambil beberapa pakaianku lalu pasang kamera."

Setelah itu Ratna siap siap pergi ke rumah Amar, dia mengetuk pintu namun tak ada jawaban lalu memasukan kode yang sudah diberi tahu Angel sebelumnya.

Namun setelah pintu terbuka dia merasa malu karena melihat Amar dan Alim sedang duduk di sofa.

Amar yang bingung melihat Ratna bisa masuk lalu berkata "Tidak kah kamu ingin menjelaskan kenapa kamu bisa membobol rumah orang?"

"Aku sudah mengetuk pintu, namun tidak ada jawaban. Jadi aku memasukkan kode yang sudah di beri tahu Angel, aku kesini hanya untuk membawa pakaian nya dan membawa nya ke rumah sakit."

Mendengar hal itu Amar menjadi marah "Kenapa tidak minta tolong kepadaku? Malah lebih senang merepotkan orang luar."

"Berani sekali kamu berkata seperti itu, aku hanya akan membawa baju Angel." lalu pergi ke kamar Angel tak lupa ia menguncinya dari dalam dan menyimpan kamera dibalik pot lalu mengemas pakaian Angel.

Ketika dia membuka pintu, Ratna melihat Amar dan Alin sudah menunggu didepan pintu. "Kenapa kamu mengunci kamar?"

"Aku khawatir melihat sesuatu yang tidak perlu aku lihat." lalu Ratna segera pergi.

Melihat reaksinya Amar mencari sesuatu yang mencurigakan, dan benar saja dia menemukan kamera kecil di balik pot. Sepertinya Ratna disuruh Angel untuk melakukan hal itu, berarti sudah jelas Angel tidak mempercayai nya lagi.

Amar mengira Angel mempercayai nya tanpa syarat, dia sedikit kecewa atas tindakannya kali ini.

Ratna menelepon Angel "Aku ada di tangga rumah mu, aku sudah memasang kamera di kamar tidur utama tapi mungkin Amar sudah mencurigai nya, jadi dia bakal membersihkan kamar utama. Tapi jangan khawatir aku sudah memasang di tangga dia tidak akan mengira aku memasangnya disini jadi kamu bisa mencari rahasianya dari kamera ini."

Setelah kejadian itu Amar sangat hati hati karena dia pasti akan di awasi terus oleh Ratna.

Sering nya Angel menatap layar ponsel akhirnya Theo meminta ponselnya, "Kamu seharusnya lebih banyak istirahat, sini ponsel nya saya sita."

Angel merasa bingung karena takut kalau Theo akan membuka ponselnya sewaktu waktu.

"Rahasia apa yang ada di ponselmu?" Theo menggodanya sambil tertawa.

Angel diam tak bisa berkata kata.

"Kamu sudah tidak mandi beberapa hari, sejujurnya kamu agak bau. Kalau kamu mau aku bisa membantu mu untuk mandi." ucap Theo

Angel buru buru menggelengkan kepalanya.

"Kalau begitu biarkan Amar membantumu."

Dengan cepat Angel menjawab "Tidak."

Theo mengerutkan kening "Dia suami mu harusnya sudah sama sama terbuka."

"Tolong panggilkan perawat perempuan saja, aku akan meminta tolong perawat perempuan untuk membantuku mandi."

"Maaf hari ini adalah hari perempuan, jadi semua perempuan sedang libur ada juga perawat laki laki. Jadi pilihan nya hanya mau dibantu saya atau suami mu Amar."

"Bisakah mandi nya besok?" dengan tatapan memohon.

"Angel aku sangat menjaga kebersihan, kamu sudah beberapa hari tidak mandi apa kamu nyaman seperti ini? Saya yang menciumnya saja merasa bau."

"Kalau begitu sama dokter saja." Angel merasa sangat malu walaupun Theo seorang dokter tapi dia juga paman nya Amar.

Angel berusaha untuk menahan rasa malu nya namun ketika melihat air dia sedikit panik, namun Theo mengelapnya dengan lembut jadi luka lukanya tidak begitu terasa sakit.

"Angel. Saya sudah sepuluh malam tidak pernah bisa tidur nyenyak karena menjagamu, bisa kah kamu di masa depan nanti memperlakukan diri mu sendiri dengan baik. Pikirkan para medis yang berusaha untuk menyelamatkan mu."

"Jangan khawatir aku tidak akan masuk ke dalam perangkap yang sama."

"Ada harapan untukmu?"

Setelah selesai Theo berdiri "Angel besok aku libur, apa tidak apa apa?"

Angel menatapnya dengan tatapan bingung, kenapa harus bilang dulu mau cuti atau tidaknya itu urusannya.

Melihat ekspresi nya Theo menjelaskan "Kamu adalah pasienku, pasien berhak untuk tidak memperbolehkan dokternya mengambil cuti atau tidak."

Keesokan hari nya Angel merasa kesakitan, ternyata ada perawat yang sedang membersihkan luka nya dengan kasar.

"Dimana dokter theo?"

"Demi menyelamatkan mu, dokter theo tidak pulang selama sepuluh hari kau menjalani banyak operasi di sekujur tubuhmu dan yang melakukan operasi itu dokter theo sampai hampir pingsan di meja operasi karena kelelahan. Oleh karena itu kami berhutang nyawa padanya, sekarang pihak rumah sakit menyuruhnya pulang untuk istirahat."

Angel terkejut atas dedikasi nya terhadap pasien, dia tidak menyangka Theo begitu tanggung jawab terhadap pasien.

Perawat itu melanjutkan bicara nya "Seminggu sudah waktu libur dokter theo dia hanya bertanggung jawab atas operasi pasien. Namun giliran anda semua operasi dia yang mengambil alih kata dokter theo anda adalah sebagai subjek ilmiah nya. Anda adalah pasien kritis dia ingin menyembuhkan anda dalam waktu singkat. Dan ternyata terbukti anda sudah sadar dalam waktu cepat. Harusnya di masa mendatang dia tidak perlu lagi memperhatikan anda seperti sebelumnya."

Setelah perawat itu selesai membersihkan lukanya dia pergi, ruangan terasa sunyi ternyata dia merasa kehilangan theo.

Sore hari nya Ratna datang berkunjung, tiba tiba dia menangis "Angel maafkan aku, jika aku tahu Amar begitu aku tidak akan mendukungmu untuk menikah dengan nya."

"Ada kemungkinan Amar dan Alin memang mempunyai hubungan. Apa rencana mu selanjutnya?"

"Aku meminta untuk bercerai."

bab 3

"Kamu memberi tahu dia kamu ingin bercerai disaat kamu seperti ini? Harus nya kamu itu berpikir kalau dia sudah tahu kamu ingin cerai pasti sekarang sudah mempersiapkan aset di ganti nama atas nama dia dan semua keuntungan dia yang ambil, jadi kamu tidak akan mendapatkan apapun."

Angel baru bisa berpikir benar juga sekarang dia pasti sudah bersiap siap "Lalu apa yang harus aku lakukan? Aku tak ingin menghabiskan waktu bersama nya."

"Jika kamu ingin bercerai kamu harus bisa membuktikan adanya perselingkuhan, aset di alihkan tapi jiga Amar sudah tahu dia pasti sudah waspada jadi kamu akan sulit mencari kelemahan nya."

"Biarkan aku memikirkan nya." jawab Angel lesu.

Seminggu kemudian Theo datang ke ruangan Angel. Saat dia melihatnya ada sedikit rasa senang dihati nya namun berusaha untuk menutupinya "Pembohong."

Theo mengerutkan kening "Siapa yang bohong? Aku tak pernah bohong padamu."

"Kamu bilang akan memotong masa cuti mu, tapi buktinya kamu cuti selama seminggu."

Theo lalu ingat saat terakhir berbicara padanya menawarkan jiga Angel tak ingin ditinggal dia bisa memotong masa cuti nya, namun saat itu tak ada jawaban jdi Theo memutuskan untuk cuti seminggu.

"Kenapa? Kamu kangen ya?"

Angel memang merindukan nya, perawat lain tidak selembut Theo merawatnya.

"Aku ingin kamu membantuku ke kamar mandi, aku ingin buang air besar. Bukan kah kamu bilang tidak bisa menolak keinginan pasien."

Theo tersenyum "Sepertinya kamu sudah pulih dengan baik, buktinya kamu bisa menggodaku seperti itu."

Lalu Theo menggendongnya ke kamar mandi. "Angel di rumah sakit biasanya kalau mau buang air akan dibantu oleh keluarga. Apa aku keluargamu?"

"Kamu adalah paman nya Amar, jadi masih termasuk keluarga kan?"

Theo terdiam lalu tersenyum kecil "Sepertinya kamu setia sekali dengan Amar, apa kamu suka menjadi keponakan ku?"

Angel teringat kata kata yang di ucapkan Ratna, jadi dia akan bersikap biasa saja tanpa memberi tahu Theo kalau dia ingin bercerai, Angel harus waspada bagaimana pun Theo adalah paman nya Amar.

Theo sudah tidak berminat lagi mengobrol dengan Angel, setelah itu dia Theo memeriksa luka Angel dan menemukan nanah lalu menusukkan jarum antiseptik dengan kasar.

"Theo sakit, apa kamu sengaja?"

"Ingatlah untuk berbuat padaku mulai sekarang, dokter tidak untuk disakiti siapa pun."

"Lihat saja nanti, aku tidak akan menginjakkan kakiku di tanah milikmu."

Theo tersenyum "Kalau begitu jaga dirimu baik baik dan jangan sampai terluka."

"Anda bukan satu satunya dokter bedah di kota."

Theo menatap mata Angel lalu meninggalkan nya di ruangan.

Theo mencari perawat dan bertanya dengan nada emosi "Apa yang kalian lakukan selama seminggu ini? Kenapa luka Angel sampai bernanah?"

Semua perawat hanya terdiam, wajar saja Theo marah karena dia selalu berusaha untuk menjaga Angel bahkan sampai tidur hanya beberapa jam setiap harinya, namun saat dokter theo cuti banyak teman nya berkunjung.

Setelah beberapa saat Ibu mertua Angel datang berkunjung, dia yang selalu berselisih dengannya saat itu mengunjungi Angel, untuk pertama kalinya dia memegang tangan Angel dengan lembut "Angel kakek mu berkata siapapun yang bisa memberinya cucu pertama ia akan memberi saham 5% sampai anak itu besar saham itu dikelola oleh ibu nya. Jadi kalian harus secepatnya punya anak agar bisa mendapatkan saham itu."

Angel merasa sakit hati ternyata mertua nya berkunjung hanya karena membutuhkan bantuan. Tapi saham 5% lumayan juga nantinya bisa melawan Amar.

Angel ingin memberikan harapan sebelum membiarkan nya jatuh. Dia ingin Amar merasakan sakit saat harapan nya telah pupus.

Sama hal nya seperti saat Angel kemarin di culik sangat berharap Amar bisa menyelamatkan nya. Namun apa yang tejadi? Amar malah memilih meyelamatkan Alin.

Karena saat itu lah Angel memiliki ide untuk memberikan harapan untuk memiliki anak kepada Amar, namun saat ini sepertinya sangat sulit dilaksanakan nya.

Apa yang harus aku lakukan?

Ketika Angel sedang kebingungan Theo masuk ke ruangan. Dia seorang lelaki yang tampan dan ada sesuatu yang beda dalam hatinya.

Sekarang dia adalah kandidat terbaik dihatinya, garis keturunan nya pasti tidak akan di curigai. Dia seorang pria yang genit, mungkin dia tidak akan menolak keinginan nya.

Setelah kedatangan Theo ibu mertuanya kembali pulang.

Dokter Theo menatap Angel dan mendekatinya "Ada apa? Apa yang terjadi?"

"Dokter apakah sekarang saya bisa hamil?"

Wajah Theo berubah dan curiga "Kalau kamu menginginkan hal itu aku akan mencoba memberimu obat."

Angel tersipu malu "Tidak, hanya saja ibu mertuaku ingin aku dan Amar punya anak."

Ekspresi Theo berubah menjadi muram.

"Kenapa? Apa aku tidak bisa punya anak?"

"Oh bisa, setelah kamu pulih kamu bisa punya anak yang kau mau."

Theo berubah menjadi pendiam saat itu namun tetap memeriksa luka Angel.

"Theo apa kamu melakukan pemeriksaan fisik rutin?" Angel mendengar bahwa kehidupan pamannya kacau, bisa saja kan dia melakukan pergaulan bebas dengan orang lain.

Theo tidak dapat ditipu, dengan liciknya ia bertanya "Dengan cara apa?"

Angel berusaha untuk menyembunyikan maksudnya "Kamu kan seorang dokter harusnya kamu sudah tahu apa yang pemeriksaan fisik itu seperti apa."

"Setelah kamu keluar dari rumah sakit kamu akan melakukan pemeriksaan setiap bulan selama tiga kali setelah itu enam bulan dan selanjutnya lihat perkembanganmu."

'jadi tes apa yang di inginkan?' pikir Theo

"Pemeriksaan fisik apa itu termasuk HIV?"

Theo yang sedang membersihkan luka nya kaget mendengar pertanyaan nya, jadi ini yang dimaksud Angel.

"Tidak perlu."

"Kalau begitu bukan kah kalian harus melalukan itu setiap tahun?"

"Hanya laki laki yang tak senonoh yang akan melakukan pemeriksaan seperti itu."

Mata Angel berbinar, "Apakah dokter melakukannya setiap tahun?"

Theo tertawa dengan marah "Pemain sepertiku sebulan sekali melakukan pemeriksaan."

Angel menatapnya heran dan sedikit jijik "Dokter tolong bersihkan dirimu."

Pada saat itu Amar datang berkunjung, ekspresi Angel berubah menjadi tegang. Theo yang menyadari itu hanya melihat dan melanjutkan membersihkan lukanya.

"Semakin hari sepertinya berat badanmu semakin naik ya." Amar basa basi

"Bukan naik tapi turun, dulu berat badannya 76 kg sekarang menjadi 58 kg." jawab Theo

Amar menjadi sangat malu mendengarnya, harusnya dia tidak perlu ngomong seperti tadi jadi ketahuan tidak pernah memperhatikan istrinya.

"Paman memang seorang dokter yang hebat bisa memperhatikan pasien nya sampai tahu berat badan nya. Aku benar benar beruntung mempunyai paman."

Angel sangat benci pada Amar yang bermuka dua, di depannya dia selalu mengkritik Theo kalau dia tidak bisa mengerjakan tugasnya dengan baik, dia liar dan banyak lagi. Lalu Angel mengganti topik pembicaraan.

"Suamiku, jepitan dasi mu bagus."

Amar menunduk melihat jepitan nya "Oh ini hadiah ulang tahun dari Alin kemarin."

"Benar kemarin kamu ulang tahun, kamu tidak marah kan aku tidak memberi hadiah ulang tahun?" Di masa lalu aku selalu tunduk padamu tapi tidak untuk sekarang, kita lihat pembalasan apa yang akan ku lakukan.

"Tidak apa apa sayang, kamu kan sedang dalam masa pemulihan."

Angel pura pura ingin istirahat karena kelelahan, tapi Amar bukan orang yang akan menyerah begitu saja.

"Angel, Ibu ingin mempunya cucu kita harus merencanakan nya mempunyai anak bukan?"

Angel sudah menebak kenapa dia datang kesini. "Aku khawatir dengan kondisiku aku tidak bisa mempunyai anak satu tahun ke depan."

"Kenapa? Apa kamu tidak ingin punya anak dariku?"

"Ya" jawab Angel tegas.

"Kenapa?"

"Karena melahirkan itu berbahaya bagi tubuh, dan hanya aku yang bisa melindungi tubuhku sendiri."

Wajah Amar terlihat pucat "Sampai kapan kamu akan dendam terhadapku?"

"Aku tak tahu." jawab Angel acuh tak acuh.

Karna tidak tahu harus berbicara apa lagi akhirnya bertanya pada paman nya "Paman apa Angel akan segera di pulangkan?"

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!