Aaaaarrrrggghhhhttt!!!."
Dave berteriak panjang saat mencapai puncak seraya m3ny3mburkan kan cairan lengket di wajah seorang gadis yang menemani nya pagi ini.
"Oh yes Baby.." Balas gadis berambut blonde yang bernama Jenni seraya membersihkan cairan lengket milik Dave dengan jemarinya dan memasukan nya kedalam mulut.
Dave lantas bangkit menuju kamar mandi dan mengguyur tubuh, setelah selesai ia pun keluar dan memakai kembali pakaian nya, setelah itu pergi meninggalkan Jenni yang tertidur dengan lelap di Hotel tempat mereka menginap.
Tepat nya salah satu hotel yang ada di Ibukota.
Dave berjalan menuju ke parkiran kemudian melesak membawa mobil nya menuju ke Bandara. Sesampai nya di Bandara ia segera memesan tiket penerbangan menuju ke pulau dewata.
Ya...terlahir sebagai anak konglomerat membuat nya dengan mudah pergi kemanapun yang ia suka dan mau, apa lagi ia adalah seorang anak tunggal.
Dan kakek begitu memanjakan Dave sedari ia kecil.
Duduk di sebuah bangku pesawat seraya menutup telinga dengan earphone dan mendengarkan lagu dari salah satu band luar negri favorite adalah kebiasaan Dave saat menunggu pesawat Take off.
duduk dengan santai memejamkan mata tanpa perduli dengan sekitar nya.
Meski terlahir kaya, bukan berarti Dave tipe pria yang suka pamer naik pesawat kelas bisnis atau sejenis nya, bagi nya yang terpenting saat itu juga ia bisa pergi dan mendapatkan tiket untuk segera sampai di tempat yang ingin di tuju. Selain itu juga karena sang ayah yang tidak memberinya ijin memakai jet pribadi milik keuarganya, lantaran ia selalu menolak permintaan sang ayah untuk mengelola perusahaan.
Seseorang duduk di sebelah bangkunya,jika di hirup dari bau parfum nya dia adalah wanita, Dave hanya diam tanpa menoleh ke arah penumpang lain di sebelah yang baru saja duduk.
Setelah menunggu beberapa saat pesawat pun Take off.
Perjalanan yang tak memakan waktu lama, karna hanya dari Jakarta ke Bali namun penumpang di sebelah nya tiba tiba menyandarkan kepala nya dan tertidur di bahu Dave. Terang itu semua membuat mata Dave melirik ke arah penumpang di sebelahnya.
Dan ternyata benar seorang wanita cantik dan sexy dengan pakaian panjang yang ketat tertidur dengan lelap di bahu Dave.
*Rasa nya benar benar memuakan, bagaimana bisa ia menyandarkan kepala nya pada orang yang belum ia kenal. * batin Dave dalam hati.
"Oi bangun lo berat." Ucap Dave pada si perempuan. Wanita itu pun mengerjapkan mata nya dan bangun.
"Sorry..gue ngantuk." Balas nya seraya bangun kemudian menyandarkan kepala nya di bangku dan kembali tidur. Dave melirik ke arah nya, jika di pandang pandang lumayan cantik juga batin Dave dalam hati.
"Jangan di lihat, jika tak mau jatuh hati bung."
Tiba tiba wanita di sebelah nya dengan absurd berkata demikian.
"Heh, gue bahkan tidak sudi menodai mata gue cuma untuk melihat cewek modelan seperti lo." Balas Dave ketus seraya memakai kembali kacamata nya yang sempat ia naikan dan memalingkan pandangan nya melihat keluar jendela di mana awan tampak begitu indah.
"Heh sombong, bahkan modelan seperti gue pun gak sudi jika di pandang oleh mata minus lo." Balas wanita di samping Dave tak kalah ketus. Entah mengapa Dave terpancing untuk menanggapi celoteh si wanita, dan ini adalah kali pertama di mana seorang wanita mentah mentah mengejek ia, di saat yang lain dengan suka rela melepaskan tubuh nya kepelukan Dave. Ia pun memiringkan badan nya, melepas kaca mata dan memandang ke arah si wanita.
"Ckckck..jadi wanita seperti ini yang tak sudi di pandang oleh mata indah ku."
Ucap Dave pada nya yang menyilangkan tangan di dada dengan mata terpejam, membuat dua gundukan yang membusung itu menyembul dari belahan kaos stret panjang yang di pakai.
"Berhentilah mengajak ku berdebat, aku tak memiliki waktu untuk melayani celoteh mu."
Balas si wanita yang membuat Dave sedikit geram namun kemudian memilih untuk diam dan tak mengganggu nya, malas juga rasa nya membuang buang waktu hanya untuk berdebat dengan wanita yang hanya kebetulan duduk berdampingan dengan nya itu.
Tak lama kemudian pesawat pun landing, Dave dengan sengaja turun terlebih dahulu dan dengan sengaja pula menggeser duduk nya dengan terburu buru menggunakan kaki nya.
"He e ...eh bisa sabar dikit gak si."
Kesal wanita itu pada Dave, namun Dave tak menghiraukan nya, dan hanya menyebikan bibir sexy nya serta menaikan satu alis meledek si wanita.
Setelah itu ia pun turun dan segera keluar dari bandara menuju ke sebuah hotel yang telah di pesan melalui aplikasi biru.
Sesampai nya di dalam kamar hotel ponsel miliknya berdering, sebuah panggilan masuk dari Jenny.
(Apa.)
(Lo kemana sih,kok gue bangun udah gak ada)
(Gue ada di Bali) Jawabnya singkat
(What!!! Lo tega tau gak ninggalin gue sendirian)
(Udah nanya nya?) Tanya Dave seraya melepas sepatu dan merebahkan tubuh nya ke ranjang.
(Dave lo...keterlaluan tau gak!!.) Balas Jenny dengan geram sedang Dave segera mematikan sambungan telfon dan tanpa perduli dengan kemarahan Jenny.
Jenny sendiri adalah perempuan yang menyukai Dave sejak masih duduk di bangku kuliah.
Meski Dave sering mengabaikan nya namun ia terus menerus mengejar Dave bahkan di beberapa pertemuan ia dengan suka rela melemparkan tubuh nya dalam pelukan Dave, Dave sendiri tak menyukai Jenni lantaran ia adalah tipe wanita liar dan manja yang senang menuntut.
sejauh ini hubungan nya dengan Jenni hanya sebatas pemuas nafsu saat ia tengah malas pergi ke club malam untuk berkencan dengan para j4l4ng di luar sana.
Dave adalah tipe laki laki yang menyukai kebebasan dan tak mau terkekang lantaran sebuah ikatan hubungan. Dave lantas mencoba memejamkan matanya karena ia begitu lelah setelah menempuh perjalanan, ia juga belum sempat beristirahat setelah sebelumnya sempat berolahraga bersama dengan Jenni.
"Kapan wanita sialan itu akan pergi menjauh dari hidup gue.'' ucap nya lirih, ia merasa begitu frustasi karena Jenni tidak juga berhenti mengejarnya meski sudah sering kali ia abaikan dan hanya ia dia siakan. Dan sialnya Jenni selalu saja datang tepat di saat ia butuh pelampiasan karena malas pergi. Di tempat lain ayah Dave tengah marah pada istrinya karena putra semata wayang yang ia harapkan bisa menjadi penerus nya justru senang sekali membuat onar dan tidak pernah mau sekalipun datang ke kantor dan belajar mengelola perusahaan. Dave justru terus menghabiskan waktunya untuk berpergian kemanapun ia suka dan bermain wanita sepuasnya. Andika merasa begitu frustasi menghadapi kelakuan putranya dan selalu menyalahkan istri serta papanya yang teramat memanjakan Dave sedari kecil. Dave sendiri masih ingin memuaskan masa mudanya dan sedikitpun belum terlintas dalam benaknya untuk turut mengelola perusahaan sesuai dengan permintaan sang ayah.
Malam yang indah di pulau Dewata,udara dingin mulai menyergap tubuh Dave.
Ia keluar dari dalam kamar Hotel lantaran begitu bosan.
Dikenakannya hodie berwarna merah muda dengan celana pendek berwarna tosca dan beralaskan sendal, ia langkah kan kaki nya pergi ke sebuah tempat hiburan malam.
Dave duduk sambil memesan minuman dan meneguknya seraya mengedarkan pandangan ke kanan kiri, melihat banyak manusia yang tengah menggerakan tubuh nya mengikuti irama musik.
Di saat bersamaan ponsel nya berdering sebuah panggilan masuk dari mama.
Dave menolak panggilan masuk dari mamanya kemudian mengirimkan pesan pada orangtuanya jika ia tengah di jalan mengendarai mobil.
Ya..mamanya memang selalu melarang Dave menggunakan ponsel saat tengah berkendara.
Mama nya pun membalas agar ia berhati hati dan segera pulang.
Dave hanya mengiyakan perintah mama nyayang tak tau jika putra nya itu pergi ke Bali.
Di saat tengah asik meneguk minuman tiba tiba seorang wanita datang menghampiri seraya mengalungkan tangan nya di leher.
"Hey tampan..apa bisa temani aku." Ucap si wanita padaku.
Ia pun hanya tersenyum Smirk kemudian melepas perlahan tangan nya.
"Sorry..gue gak bisa."
Balas nya seraya mengeluarkan sejumlah uang dan memberikan pada pelayan setelah itu ia pun pergi keluar dari club malam dan berjalan menyusuri tepi pantai.
Sedetik kemudian ia duduk di tepi pantai seraya memandang langit dan menikmati hembusan angin yang terasa dingin.
Tak lama setelah itu seorang wanita dengan langkah gontai bernyanyi bak orang gila membawa botol di tangan nya lewat di samping Dave, telinganya terasa begitu terusik ia pun kemudian bangkit dan hendak pindah tempat, namun di saat bersamaan tubuh wanita tersebut tiba tiba jatuh dan menimpa punggung Dave.
"Oh shitt j4l4ng!! Umpat nya seraya menarik tubuh nya yang tertindih.
Namun di saat bersamaan wanita tersebut justru muntah dan sebagian muntahan nya mengenai kaki Dave.
"Oh f*ck b!tch!!."
Teriak nya seraya pergi mencuci kaki dengan air pantai.
Sedang wanita tersebut bangkit dan mengekori Dave berjalan ke tengah pantai sambil bernyanyi.
Awal nya Dave tak perduli karna rasa nya masih begitu kesal dan gondok jika mengingat si wanita yang memuntahkan isi perut di kakinya. Namun melihat si wanita seolah akan bunuh diri ia pun berlari mengejar dan menarik tangan nya hingga ke tepi.
"No no no,kamu pergi jangan ikuti aku."
Teriak perempuan yang baru saja ia selamat kan.
Namun kemudian Dave teringat pada wajah nya yang seolah tak asing lagi bagi Dave.
"Oooo stupid girl..gue baru ingat, lo cewek yang tadi siang duduk di samping gue waktu di pesawat."
"By the way hari ini lumayan sial ya gue,seharian ketemu cewek sinting seperti lo dan baru aja lo muntah mengotori kaki gue!!."
Umpat Dave dengan geram seraya berjongkok di depan nya. Sedang wanita tersebut hanya geleng geleng tak menggubris ocehan seraya bernyanyi. Dave yang kesal pun segera merekam kelakuan nya. Namun baru saja hendak ia rekam perempuan tersebut jatuh tertidur. Dave pun mencoba untuk membangun kan nya.
"Woi bangun lo bangun woy..
Ucap Dave seraya menepuk pipi nya dan sesekali menggoyangkan badan si wanita
Namun perempuan tersebut tak juga bangun.
Ia yang kesal lantas meninggal kan si wanita itu sendiri di tepian pantai. Hingga hampir sepuluh meter ia berjalan wanita tersebut belum juga bangun sedang gerimis mulai turun. Dan orang orang berlarian tanpa perduli dengan sekitar.
"Lagi lagi lo bikin gue repot."
Umpat Dave seraya menghampiri wanita itu kembali dan kemudian menggendong tubuh si wanita hingga sampai di sebuah tempat beristirahat. Dave mulai berpikir keras, ia tak mungkin membawa nya ke dalam kamar miliknya namun ia juga tak tau di mana letak kamar nya.
Angin begitu dingin di sertai gerimis yang mulai besar. Sedang pakaian wanita tersebut basah kuyup. Dave tak sengaja melihat sebuah kunci yang terdapat pada gelang di tangan wanita mabuk yang kini bersamanya itu, ia lantas mengambil kunci di gelang wanita tersebut, dan tertulis nomor kamar di situ. Dave yang sudah begitu muak buru buru menggendong tubuh wanita itu menuju kamar si wanita.
"Oh kepala gue pusing gue mau tidur."
Ucap si wanita saat Dave merebahkan tubuh nya di sofa. Setelah itu perempuan tersebut bangkit dan mengangkat baju nya.
"Eh eh tunggu tunggu."
Dave mencoba menahan nya kemudian mengeluarkan ponsel nya dari dalam kantong dan merekam apa yang si wanita lakukan.
"Aaah apa sih gue ngantuk." Kesal wanita dengan nada orang mabuk.
"Sekarang terserah lo."
Ucap Dave seraya merekam apa yang ia lakukan.
Dan benar saja wanita tersebut melucuti seluruh pakaian nya. hingga dengan susah payah Dave menelan saliva nya melihat bentuk tubuh si wanita.
“Dia benar benar gila!.” Umpat Dave.
Sedang perempuan tersebut membanting tubuh nya di atas kasur, Dan tidur memeluk guling. Dave hanya diam terpaku melihat apa yang dilakukan oleh wanita yang membuatnya merasa sial itu. Sedetik kemudian tangan Dave bergerak membenarkan letak pisangnya yang tegang dan miring ke samping.
Tak di pingkiri wanita di depan nya itu memiliki tubuh yang indah hingga membuat kepalanya pusing.
Dave pun segera menutup tubuh si wanita dengan selimut kemudian pergi kembali ke dalam kamar nya dan meninggalkan wanita yang membuat kepala dan mood nya berantakan selama seharian ini.
Sesampainya di kamar Dave memutar kembali rekaman Video wanita yang baru saja ia temui itu, dan tanpa sadar ia pun mulai membelai anak gajah yang berontak di balik celana nya.
"Ouuh shit..dia benar benar wanita gila yang menyiksa." Umpat Dave seraya menjambak rambutnya dengan frustasi.
Dave yang tak tahan kemudian pergi keluar kamar dan kembali ke tempat hiburan malam untuk mencari pelampiasan. Ia memutuskan untuk pergi menenangkan diri rasanya ia hampir gila karena menghadapi wanita yang membuatnya begitu muak sejak awal mereka bertemu di dalam pesawat hingga akhirnya kembali bertemu di pantai.
Dave melangkahkan kakinya masuk ke dalam tempat hiburan malam. Cahaya lampu remang remang menyambut kedatangan nya, serta beberapa wanita yang bermain mata kearahnya yang baru saja datang. Dave dengan santai masuk tanpa perduli dengan para wanita yang bermain mata padanya sambil melambaikan tangan. Ia memilih duduk di ujung dan memesan beberapa minuman untuk menemani nya bersantai. Ia lantas memainkan ponselnya dan bermain game sambil melewatkan beberapa pesan masuk dari papanya yang meminta ia pulang kerumah karena ada hal penting yang ingin di sampaikan mengenai perusahaan.
Dave duduk di sebuah sofa seraya meneguk minuman yang ia pesan, tak berselang lama perempuan setengah mabuk berambut panjang dan seperti nya keturunan luar berjalan menghampiri dirinya yang tengah asik menikmati minuman.
"Apa aku boleh duduk di sini." Tanya nya pada Dave.
"Tentu." Balas Dave singkat, gadis itu pun duduk di samping Dave, jarak keduanya hanya sekitar lima jengkal.
"Heh..dunia memang membuat gila tanpa sebotol minuman yang bisa melegakan tenggorokan mu." Ucap si gadis seraya meneguk minuman.
"Itu hanya berlaku untuk sebagian orang." Balas Dave.
"Lantas apa alasanmu datang kemari."
"aku hanya ingin keluar karena merasa bosan di kamar."
"Bukan kah itu berarti dunia mu hampa jika kau tak pergi kemari."
Ucap wanita yang ada di samping Dave itu seraya menjambak rambut bagian depan nya, sepertinya kepala nya mulai pusing.
"tidak juga, aku pergi lantaran bosan bukan lantaran permasalahan hidup." Lagi lagi dengan santai Dave menjawab seraya meneguk minuman. Saat akan meletakan gelas nya tiba tiba wanita itu pun mendekat kan wajah nya di dekat wajah Dave.
"apa lagi ini." batin Dave sambil membuang nafasnya kasar.
"Heh lelaki memang manusia yang mudah bosan dan mencampakan." Lirih si gadis.
Sedetik kemudian ia mencoba untuk mengecup bibir Dave namun Dave tepis, dab gadis tersebut tak menyerah, ia mengalungkan tangan nya di leher Dave dan mencoba menggoda Dave. Dave hanya diam menerima perlakuan nya.
Toh memang tujuan ia kemari adalah mencari pelampiasan dari sesuatu yang tertunda
"Siapa namamu." Tanya Dave seraya memejamkan mata menikmati apa yang di lakukan si gadis.
"Nica." Balas nya pelan dengan nafas memburu namun dapat Dave dengar dengan jelas nama nya.
"Ikut aku." Ucap Dave seraya menarik tubuh si gadis yang sempoyongan menuju ke lantai atas bar. Ia kemudian menyewa sebuah kamar untuk malam ini. Tangan gadis tersebut terus meracau. Hingga saat sampai di kamar Dave pun segera merebahkan tubuh gadis tersebut di ranjang.
Ia pandangi wanita yang berbaring di depan nya dengan mulut terus meracau dan tangan yang terus mencoba menggapai tubuh nya yang berdiri.
Wanita yang cantik, bahkan tubuh nya juga sexy, lebih sexy dari wanita yang baru saja ia temukan mabuk di tepi pantai.
Dave memilih duduk menyilangkan kaki nya di kursi, sambil memainkan ponsel menunggu reaksi wanita tersebut.
Dave memang cenderung senang melihat wanita memohon mohon untuk ia puaskan.
"Kemari, aku benci menunggu mu bodoh!!." Gadis tersebut lantas meneriaki Dave.
Sedang Dave hanya diam dan asik memainkan ponsel nya.
Dan benar saja gadis yang sudah di mabuk gairah itu bangkit mendekati nya.
"Apa kau tuli." Ucap nya di depan wajah pria yang belum pernah ia temui sebelumnya itu seraya mengungkung tubuh Dave di kursi.
Dave masih saja diam tak menanggapi nya. Sedetik kemudian.
"Fuckkk...!!! Sinting lo." Teriak Dave saat tangan gadis tersebut tiba tiba meremas miliknya dengan kuat hingga Dave mendorong tubuh si gadis sampai gadis tersebut tersungkur ke lantai.
"Heh milikmu kecil tapi sombong mu luar biasa." Ucapnya seraya tersenyum Smirk mengejek Dave
Sedang Dave masih merintih seraya menggenggam miliknya yang terasa begitu sakit.
"Bitch..." Geram Dave kemudian seraya menarik tubuh gadis tersebut dan mendorong nya hingga telungkup di sofa, setelah itu Dave menjambak rambut gadis yang ada dibawahnya.
"Lo pikir lo siapa bodoh!."
Hardik Dave seraya menjambak rambut si wanita hingga dahi nya terangkat.
"Fuck you.."
Balas wanita tersebut seraya berusaha bangkit. namun kemudian, Dave justru menarik dress yang ia pakai hingga robek.
Dave lantas mencengkram tangannya dan segera melucuti celana yang ia kenakan dengan cepat. Setelah itu ia menyeret tubuh Nica menuju ranjang. "Lepas!!" Teriak Nica sambil mencoba melepaskan diri. "Heh, tak perlu berontak, bukan kah tadi kamu yang meminta, sekarang saatnya kamu merasakan," ucap Dave. "Lepas! Aku tidak mau!" Teriak Nica lagi, namun Dave tidak menghiraukannya. Dave memegang kedua tangan Nica dengan erat. "Akh, sakit!!" Nica terus mencoba berontak menggunakan kakinya namun Dave berhasil menenangkannya. "Ampun!!" Teriak Nica namun tidak dihiraukan, Dave tetap berusaha mendekatkan diri, sambil terus berusaha menenangkan Nica. Setelah beberapa saat, Dave berhenti dan keduanya terdiam.
Nica menjerit, air mata mengalir di pipinya. Dave hanya tersenyum sinis ke arahnya. "Nikmati!" ucap Dave sambil terus bergerak dengan intensitas tinggi. "Akh, sakit..." keluh Nica sambil menangis, namun Dave tampak tidak peduli dengan tangisannya, malah terlihat senang bisa mempengaruhi emosi wanita di hadapannya itu. "Heh, pura-pura menangis padahal menikmati," cetus Dave dengan nafas yang memburu. Ia terus melanjutkan dengan semangat yang tak kunjung padam hingga akhirnya Dave menjerit, menandakan puncak dari interaksi mereka. Sementara itu, Nica memiringkan tubuhnya yang lelah sambil terisak.
Tangan Dave terasa lengket, matanya memandang ke bawah dan jantungnya tercekat saat menyadari apa yang telah terjadi. Dengan pandangan yang kabur, ia melihat ke arah ranjang yang dipenuhi dengan bercak darah segar. Dave menelan ludahnya dengan susah payah, keringat dingin mengucur deras di dahinya. Dalam kepanikan, ia segera bergegas ke kamar mandi, menarik rambutnya sendiri dalam kefrustasian. Ini adalah kali pertama ia bersama wanita yang ternyata masih perawan. Dave bingung, sementara Nica yang memulai dan menggodanya. Setelah mandi, dia keluar dan menemukan Nica masih menangis, tangannya melindungi bagian sensitif tubuhnya. Dave mencoba untuk acuh tak acuh, cepat-cepat mengenakan pakaiannya kembali sambil pikirannya berkecamuk mencari cara untuk menghadapi situasi yang tak terbayangkan ini.
"Itu semua bukan kemauan gue, lo yang lebih dulu meminta dan menggoda."
Ucap Dave tanpa melihat ke arah Nica.
Setelah itu ia meraih ponsel miliknya yang berada diatas sofa dan kemudian ia pergi keluar dari kamar meninggalkan Nica dan kembali ke Hotel tempatnya menginap.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!