Seorang gadis cantik yang patuh dan sangat menyayangi kakeknya harus menelan pil pahit dari ketulusan nya.
" Pokoknya Zahara yang harus menikah dengan pria itu , aku tidak mau jika harus menikahi laki laki tua seperti tuan Admaja" Rengek Zahida kepada wanita luwes yang tersenyum dingin sambil menyeruput secangkir kopi manis nan hangat.
" hmm, iya sayang mama pastikan Zahara yang akan menikahi laki laki tua itu" Jawabnya dengan senyuman yang terus mengembang dan membuat Zahida tertawa bahagia.
Tiba tiba seorang laki laki tua dengan tongkat di tangan yang dia gunakan untuk menyangga tubuhnya muncul dari balik pintu dan menyela pembicaraan mereka.
" Apa katamu Laura ? Zahara masih kecil bahkan dia belum dewasa dan baru saja lulus SMA tega teganya kamu memintanya menikah , seharusnya Zahida yang pantas menikah mengingat usianya sekarang sudah 25 tahun lebih !" Ucap pak Muhammad Husein,seorang laki laki tua yang pernah jaya di masanya .
Laura menatap ayahnya dengan raut muka muram " Ayah ! Apakah ayah tahu apa yang ayah katakan , Zahida cucu ayah apa ayah tega menjerumuskan dia dengan laki laki tua yang belum kita kenal ".
" Terus Zahara bukan cucu ayah ? kalian sama saja Laura, baik Zahida maupun Zahara sama sama cucu ayah yang sangat ayah sayangi , tapi bukan begini caranya ?" Tegas pak Husein.
Laura beranjak dan mendekati ayah mertuanya yang sudah tidak muda lagi " Tapi dia lahir dari perempuan yang tidak benar , Zahida yang benar benar cucu ayah putri dari almarhum Muhammad Zakki bin Muhammad Husein, sedangkan dia ( menunjuk pada Zahara yang ternyata sudah berdiri di ambang pintu lebih tepatnya di belakang sang kakek ) dia anak yang terlahir dari hasil pemerkosaan dan tidak jelas siapa bapaknya , Hhh bikin malu saja !" .
Husein terperanjat dengan keberanian menantunya yang tega melontarkan kata kata sadis pada cucunya , sambil memegangi dadanya dia berusaha membela Zahara karena dia gadis yang patuh dan sangat menyayangi kakeknya " Laura kamu keterlaluan! Walaupun bagaimanapun Zara ( ibunya Zahara ) adalah putriku adik iparmu ! Kenapa kamu tega sekali padahal kamu adalah seorang ibu dan dulu kamu adalah wanita yang lembut dan tulus tapi sekarang kamu benar benar sudah berubah".
Zahara hanya tertunduk dan mulai menitikkan airmata.
Laura tersenyum tipis" Ayah aku lelah terus bersikap sopan dan lembut apalagi setelah tahu penghianatan yang dilakukan putramu itu aku sungguh muak ayah !". Laura menatap sinis kemudian pergi dan masuk ke kamarnya sambil menyeret tangan Zahida putrinya.
Husein tercengang dan membeku " kamu !".
POV keluarga Husein singkat.
Muhammad Husein adalah seorang pengusaha sukses dan memiliki dua orang anak( laki-laki dan perempuan).
Zakki Muhammad Husein dan Zara Husein.
Mereka dibesarkan dengan baik meskipun tanpa seorang ibu karena sang ibu meninggal dunia ketika melahirkan putri bungsunya ( Zara Husein ) yang sekarang tidak diketahui keberadaannya.
Zara adalah gadis yang baik, cantik sopan dan sangat lembut . Suatu hari kemalangan menimpa dirinya .
Saat hendak menjemput ayahnya di kantor , Zahida di hadang oleh seorang pria mabuk.
Malam itu sangat mengerikan bagi Zara Husein.
Saat memarkirkan mobilnya di halaman kantor pak satpam memberitahukan bahwa pak Husein di bawa ke rumah sakit Medika karena serangan jantung.
Sahamnya turun drastis dan perusahaan terancam gulung tikar ,membuat Husein terkena serangan jantung namun masih bisa diselamatkan.
Dengan paniknya , Zara berlari menuju rumah sakit yang berada di sebrang kantor ayahnya.
Karena terburu buru Zara tidak sengaja menabrak seorang pemuda yang sempoyongan dengan botol minuman keras di tangannya.
Buks " Maaf tuan saya buru buru ".
Zara kembali berlari menuju rumah sakit yang tidak jauh dari sana , tapi pemuda itu tidak membiarkannya pergi dan meraih tangan Zara.
Zara pun sangat takut dan panik dengan tubuh gemetar saat pemuda itu menyeret tangan Zara menuju mobilnya yang terparkir tidak jauh dari sana.
Zara menjerit ketakutan namun tidak ada yang mendengarkannya karena tiba tiba hujan turun dengan sangat deras.
Zara mencoba melawan tapi tenaganya tidak sebanding dengan pemuda itu yang gagah dengan otot ototnya yang menonjol.
Dengan kejamnya pemuda itu memperkosa Zara hingga mencapai klimaksnya berkali kali.
Zara hanya bisa menangis sesenggukan dan menjerit menahan rasa sakit di tubuh dan hatinya.
Setelah puas dengan hasratnya pemuda itupun tersungkur di atas jok mobil dengan lemas dan tidak bertenaga antara sadar dan tidak.
Pemuda itu pun terus menatap Zara yang memakai pakaiannya sambil menangis sesenggukan.
" Maafkan aku nona " Ucap pemuda itu sambil menyodorkan segebok uang pada Zara.
Zara melotot tajam dan mengusap air matanya kemudian melemparkan uang itu dan menabok pemuda tersebut " Brengsek kamu, kamu pikir aku wanita jalang yang menjual tubuhnya karena uang !".
Zara kembali menangis dengan deraian air mata yang semakin tak terbendung " Kamu sudah menghancurkan hidupku ! Bajingan kamu !".
Zara pun keluar dari mobil yang terparkir di pinggir jalan dan berlari untuk menemui papanya sambil terus mengusap pipinya yang basah oleh deraian air matanya yang bercampur air hujan.
Hujan deras yang disertai petir itupun tidak membuat langkahnya berhenti , Zara terus berjalan.
Dan satu bulan kemudian Zara dinyatakan hamil .
Seluruh keluarga Husein pun tercengang dan Husein kembali bersedih dengan musibah yang dialami putrinya.
Dan sembilan bulan kemudian Zara melahirkan seorang bayi perempuan yang cantik yaitu Zahara.
Husein yang saat itu sudah kembali sehat berusaha dengan gigih mengatasi masalah perusahaan sehingga selamat dari kebangkrutan , dan sama sekali tidak mempermasalahkan status cucunya dan menganggap ini adalah takdir ( meskipun hatinya sangat sedih dan sakit menerima kenyataan).
Berbeda dengan Husein dan Zaki yang tetap menyayangi Zara ,Laura tidak bisa menerimanya dan sangat membenci adik iparnya itu beserta bayinya.
Karena tidak tahan dengan semua hinaan dan cacian dari kakak ipar dan para tetangganya, Zara memutuskan untuk pergi dari rumah dengan meninggalkan bayinya.
Zakki yang sangat menyayangi adiknya pun mencari ke mana mana namun tidak berhasil hingga dia bertemu dengan seorang wanita lembut bernama Salma yang akhirnya mereka menjalin hubungan terlarang dan menikah siri.
Dan tak lama setelah itu, Zaki mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya meninggal di tempat kejadian bersama Salma yang saat itu sedang mengandung 7 bulan.
Laura syok dan terpukul mendapatkan kenyataan bahwa suaminya yang dikiranya sangat setia itu ternyata memiliki selingkuhan.
Semakin hari Laura semakin membenci mendiang suaminya bahkan Zahara yang tidak tahu apa apa pun ikut menjadi pelampiasan kebenciannya.
Hingga suatu hari Husein datang ke rumah menantunya itu dan meminta putrinya ( Zahida ) untuk menikah dengan putra keluarga Admaja karena Husein dan Admaja pernah bersepakat untuk besanan tapi putra putri mereka tidak setuju dan sekarang cucu cucunya harus bersedia.
Laura mendengar bahwa keluarga Admaja tidak memiliki cucu muda ,dia sudah tua dan jelek , jadi dia tidak rela kalau putrinya yang menikahi keluarga Admaja.
Tapi Husein terlanjur berjanji untuk menikahkan cucunya dengan keluarga Admaja.
Husein sangat terpukul dengan ucapan kasar menantunya itu .
Semakin hari kesehatannya semakin memburuk .
Zahara yang baik pun tidak berani meninggalkan rumah terlalu lama bahkan dia rela tidak melanjutkan kuliah demi mengurus sang kakek.
" Zahara , pergilah daftar kuliah , kejarlah cita citamu nak , tidak perlu kamu perdulikan kakek " Ucap Husein dengan tatapan lembut pada cucunya itu. Baginya Zahara adalah pengganti Zara putrinya yang pergi entah ke mana, wajah dan kelembutannya sama persis dengan mamanya .
Zahara tersenyum tipis sambil menyodorkan secangkir teh untuk kakeknya " Kakek, Zahara tidak perlu kuliah, Zahara akan merawat kakek kalau Zahara pergi siapa nanti yang akan menjaga kakek ?".
Husein meraih secangkir teh yang diberikan oleh cucunya itu kemudian merebahkan tubuhnya di sandaran ranjangnya " Maafkan kakek ya nak , tapi kakek minta kamu jangan membenci ibumu dan jangan salahkan kelahiranmu walau bagaimanapun ini adalah takdir Allah yang kita tidak tahu apa yang akan terjadi nantinya ".
Zahara menggenggam tangan kakeknya kemudian tersenyum dan mengangguk membuat Husein sangat senang dan pikirannya pun lega.
Tok tok tok ( suara langkah kaki seseorang berjalan mendekat)
Husein dan Zahara pun menoleh bersamaan.
" Hai Zahara selamat pagi nak, di mana tante kamu ?" Ucap seorang laki laki maskulin dengan pakaian Jaz mahal dan sepatu hitam mengkilat.
Husein menatap lekat lelaki tersebut dan mengerutkan keningnya " Bima ? Ada apa kamu kemari ?".
( Bima adalah anak dari teman bisnisnya yang merupakan seorang duda dan terkenal dengan sifat mata keranjangnya)
Lelaki yang bernama Bima itu pun membuka kacamata hitamnya dan tersenyum kemudian berjalan mendekati kamar Husein dan berdiri di ambang pintu " Om , em , maksudku pak Husein , sepertinya saya tidak perlu menjelaskan pada anda untuk apa saya kemari , cucu anda yang cantik itu pasti bersedia memberitahukan pada anda ".
Husein tersentak dan menatap pada Zahara
" Zahara , kasih tahu kakek yang sebenarnya".
Zahara pun menarik nafas panjang sebelum menjelaskan pada kakeknya " Om Bima sering ke sini kek, dia pacarnya tante Laura ".
Husein menarik nafas dalam-dalam dan sepertinya dugaannya benar karena wanita seperti Laura tidak mungkin bisa hidup tanpa laki laki " Bima, aku tidak melarang kamu dekat dengan Laura dia juga janda tapi jangan kamu permainkan dia kalau kamu benar benar mencintainya nikahi dia nak, om rela menantu om kamu nikahi toh anak om juga sudah meninggal dunia".
Bima tersenyum tipis dan mengangguk kemudian membalikkan badannya menuju kamar Laura.
" Hahh untuk apa menikah kalau dia saja mau seperti ini toh tanpa menikah pun kita bisa mantab mantab setiap hari , Hhh buang buang waktu saja pakai menikah segala yang ada bikin ribet saja " Batin Bima sambil berjalan melangkah menuju kamar Laura, di mana janda cantik itu juga sudah menunggunya dengan gaun lingerie nya .
Husein hanya terdiam dan menatap Bima yang berjalan menuju kamar menantunya itu.
" Kakek sudah jangan dipikirkan " Ucap Zahara untuk menghibur kakeknya.
Husein menarik tubuhnya dari sandaran dan duduk dengan tegak " Zahara , apa selama kakek di luar negeri Bima sering kemari".
Zahara pun mengangguk.
" Astaghfirullah, menantuku sungguh tidak bisa menjaga harkat dan martabat keluarga kita " Gumam Husein lirih.
Dan tak lama kemudian Zahida berjalan sambil menenteng tas brendednya.
" Kak, kakak mau ke mana ?" Teriak Zahara yang membuat Zahida menghentikan langkahnya dan menoleh padanya.
" Kakak mau keluar menemui pacar kakak , ingat ya Zahara sampai kapanpun kakak tidak mau dipaksa menikah dengan keluarga Admaja, titik!" Jawab Zahida ketus.
Zahara beranjak dan mendekati Zahida " Tapi kak , bagaimana dengan kakek , janji adalah hutang kak kasihan kakek ".
Zahida menyunggingkan senyumnya
" Salahnya sendiri , kenapa aku yang jadi korban hahhh kalau kamu kasihan pada kakek ya kamu saja yang menikah dengan keluarga Admaja toh kamu juga sudah lulus SMA kan , sudah jangan halangi kakak my baby honey sudah menungguku bye adikku yang cantik " Zahida pun tersenyum sambil mencubit pipi adiknya kemudian melangkah meninggalkan Zahara yang terdiam membeku dengan semua pikirannya.
Bruks
Kakek terjatuh dari ranjangnya sambil memegangi dadanya membuat Zahara tersentak dan berlari untuk menolong kakeknya " Kakek ! Kakek kenapa ?" .
" Kakek tidak apa apa nak aduh " Jawab Husein sambil meringis dan terus menekan dadanya sebelah kiri karena tiba tiba merasakan nyeri yang tak terkira.
Setelah memapahnya dan membantu sang kakek untuk kembali berbaring di ranjangnya, Zahara pun berlari dan mengetuk pintu kamar Laura .
Awalnya Zahara ragu untuk memberitahu kondisi kakeknya pada Laura karena pasti mereka tidak senang .
Tok tok tok
Zahara terus menggedor pintu tersebut meskipun tidak ada respon karena pasti mereka berdua sedang bergulat penuh keringat .
Ceklek
Setelah beberapa kali menggedor akhirnya Laura membuka pintunya.
Mata Zahara seketika terbelalak melihat Laura yang berdiri di depannya dengan berbalut kain handuk sebatas dada dan di atas lutut
" Ada apa Zahara , aduh gak sopan banget sih !".
" T-tante , kakek tan dia tidak baik baik saja kita perlu membawanya ke rumah sakit sepertinya jantungnya kembali bermasalah " Ucap Zahara gugup.
Laura mendengus perlahan" hhhh hanya karena itu kamu menggedor nggedor pintu kamarku , ya sana bawa saja kakek ke rumah sakit minta sopir menemaninya, ganggu saja !"
Jleng
Laura menutup pintunya dengan sangat keras membuat Zahara tersentak kemudian berlari untuk menyiapkan mobil karena kakeknya membutuhkan perawatan dokter secepatnya.
Setibanya di rumah sakit , Husein segera mendapatkan penanganan yang intensif karena penyakitnya yang sudah parah.
Zahara hanya menatap keadaan kakeknya yang memprihatinkan dari balik jendela . Kemudian dia duduk di depan ruangan itu dengan semua pikirannya.Tak lama kemudian seseorang datang dan menyodorkan sesuatu pada Zahara.
" Maaf benarkah anda nona Zahida Husein ?" Ucap Ferdi yang merupakan asisten pribadi dari keluarga Admaja.
Zahara menatapnya lekat kemudian menggeleng perlahan.
Ferdi pun tersenyum dan menarik tangannya untuk menyimpan kembali apa yang akan diberikannya.
" Maaf saya salah " ucap Ferdi kemudian memutar tubuhnya.
" Tunggu !" teriak Zahara yang membuat Ferdi berhenti dan kembali menatapnya.
Zahara mendekat pada Ferdi " Tuan dari mana ? Kenapa mencari kakakku ?".
" Maaf nona muda , saya asisten kepercayaan tuan muda Admaja dan saya mencari nona Zahida karena secepatnya dia akan menjadi menantu dari keluarga Admaja jadi tuan muda meminta saya memberikan surat perjanjian selama menikah dengannya?" jawab Ferdi.
Zahara melotot tajam " Maksud anda perjanjian pernikahan semacam kontrak kerjasama begitu kah ? Terus apakah pernikahan itu tidak bisa dibatalkan saja tuan emm melihat kondisi kakekku yang sedang sakit " Zahara memang sangatlah polos.
Ferdi menggeleng sambil tersenyum" Nona ,ini wasiat terakhir tuan besar Admaja sebelum beliau menghembuskan nafas terakhirnya ".
Zahara terdiam membeku kemudian kembali menatap Ferdi " Jadi pernikahan ini tidak dapat dibatalkan? Dan itu harus dilakukan secepatnya ?".
Ferdi pun mengangguk " Iya nona dan seminggu mereka harus menikah sesuai wasiat terakhir tuan Admaja "
Zahara sangat terkejut hingga matanya membulat " Hahh seminggu lagi ".
" Tuan , dari mana anda tahu kalau Zahida berada di sini ?" Tanya Zahara di tengah tengah kebingungannya.
" Karena tadi saya datang ke rumah anda dan bertemu dengan asisten rumah tangga di sana ,dia memberitahukan bahwa tuan besar Husein dan nona muda berada di rumah sakit ini " jawab Ferdi.
Zahara terdiam sejenak" Apa mungkin kakek mendengar kabar tentang kematian sahabatnya itu sehingga jantungnya kembali bermasalah " batinnya.
" Nona , anda baik baik saja !" Ucap Ferdi membuyarkan lamunan Zahara.
Zahara pun tersentak " Eh iya tuan , apa bisa saya yang menikah menggantikan kakak saya karena dia tidak mau menerima perjodohan ini ".
Ferdi pun terdiam dan menatap Zahara yang lusuh dari atas hingga bawah " Emm gadis ini cantik juga tapi dia masih kecil , badannya kurus , jauh dari kata seksi dan kelihatan banget dia masih belum dewasa ,sangat jauh dari selera tuan muda tapi mau bagaimana lagi " batin Ferdi.
Ferdi mendekati Zahara dan terus mengitarinya " Boleh juga , baiklah asalkan kamu juga keturunan keluarga Husein saya akan memberitahu tuan muda ".
Zahara pun sedikit lega karena masalah perjodohan sudah selesai .
...🌼🌼🌼...
Zahara sangat senang melihat kakeknya berangsur-angsur membaik.
" Kakek, syukurlah hari ini sudah bisa pulang , o iya kek tante Laura juga mengatakan kalau ada yang investasi di perusahaan kita , wah ini sungguh keberuntungan bagi kita kek " Ucap Zahara dengan tawa kecilnya. Namun Husein sempat terdiam sejenak melihat tingkah manja cucu kecilnya" Nak, kamu memang belum bisa memahami segalanya, maafkan kakek sudah membuatmu terjebak dengan keadaan ini".
Zahara memang sangatlah polos .Dan yang tidak dipahaminya adalah dana investasi yang mengalir ke perusahaan kakeknya berasal dari perusahaan Admaja group.
Karena sesuai dengan kesepakatan kalau kedua keluarga menjadi satu maka harus saling membantu , dan kali ini perusahaan Husein memang sudah di ambang kehancuran. Jadi sudah seharusnya perusahaan Admaja membantu menyelamatkan.
...💖💖💖...
" Tuan muda , pernikahan anda tinggal dua hari lagi , apakah perlu saya mempersiapkan semuanya" Tanya Ferdi pada seorang pemuda yang berada di kursi kebesarannya yang sedang duduk sambil memainkan pulpennya.
" Apa yang akan kamu persiapkan Ferdi, pernikahan kita hanya dilakukan di kantor catatan sipil , tidak ada pesta maupun undangan" Jawab sang majikan dengan dingin.
Ferdi menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal " Tapi tuan , apa tidak sebaiknya pestanya dilakukan di gedung sesuai keinginan tuan besar ".
Tuan muda Arhan Admaja pun menatapnya tajam " Jangan mimpi , kamu sendiri yang mengatakan padaku gadis yang akan aku nikahi masih di bawah umur dan sama sekali tidak menarik , apa kata kolega bisnis kita kalau mereka sampai tahu semuanya!".
" Tapi tuan "
" Tidak ada pesta dan perayaan yang terpenting wasiat terakhir kakek sudah terlaksana!" Ucap Arhan dengan nada tinggi, kemudian mulai membuka laptopnya untuk kembali bekerja , sedangkan Ferdi memilih keluar dari ruangan bosnya dan melanjutkan pekerjaannya.
Tak lama kemudian seorang wanita berpakaian seksi masuk begitu saja ke dalam ruang kerja Arhan.
Ceklek
Arhan menatapnya tajam " Kenapa kamu ke sini ?".
Wanita itu bernama Silvi, dia adalah seorang artis film dan sekaligus mantan kekasih Arhan Admaja.
" Aku kangen sama kamu Arhan" Jawab Silvi.
Arhan beranjak dan tersenyum miring " Apa tidak salah dengar, bukankah kamu sudah memiliki Danu aktor tampan yang menjadi pemuas ranjangmu ".
Silvi melepaskan kacamata hitamnya dan membuka jaketnya kemudian berjalan mendekati Arhan " Dia tidak seperti yang aku kira Arhan".
crying
Tiba tiba suara dering ponselnya memotong ucapannya.
Silvi melebarkan matanya untuk melihat siapa yang menghubunginya dan seketika wajahnya menjadi pucat membuat Arhan sedikit heran namun tidak ambil pusing karena dia tahu gadis seperti apa mantannya itu sudah pasti banyak masalah.
" Arhan, aku pergi dulu nanti kita lanjutkan lagi ya " Silvi pun bergegas pergi dari ruangan Arhan sembari berbicara dengan seseorang melalui gawainya.
Arhan mendengus perlahan kemudian melanjutkan pekerjaannya tanpa memikirkan Silvi dan semua masalahnya .
Tok tok tok
"masuk " Jawab Arhan dari dalam ruangan.
Seorang gadis berbadan mungil dan sangat belia , dengan rambut dikuncir kuda tapi tidak dipungkiri dia terlihat cantik alami tanpa polesan make up masuk ke dalam ruangannya dengan membawa beberapa map .
Arhan mengernyitkan keningnya dan terus menatap gadis itu.
Dan tak lama kemudian Ferdi datang sambil menggaruk-garuk kepalanya dan mendekati bosnya sambil berbisik " Tuan, dia itu cucu Husein , dia datang untuk mencarimu tuan, katanya mau minta pekerjaan ".
Arhan semakin bingung dan menatap Ferdi dengan bingung " Apa maksudmu Ferdi".
" Sepertinya terjadi sesuatu dengan keluarganya" Jawab Ferdi masih berbisik.
Arhan pun mulai mengerti dan meminta gadis itu untuk duduk di depannya" Siapa namamu ?".
" Zahara Zara Husein " Jawab Zahara dengan senyum manisnya.
Arhan menarik nafas dalam-dalam " Berapa umurmu saat ini ?".
" 15 tahun tuan " Jawab Zahara tanpa berpikir apapun.
Uhukkk
Seketika Arhan tersedak mendengar jawaban Zahara .
Ferdi segera mengambilkan segelas air mineral untuk tuannya.
" Ferdi , jadi dia calon istriku , kamu tidak salah ? Dia masih di bawah umur bagaimana dia bisa , ah kamu nih Ferdi yang benar saja " Bisik Arhan pada Ferdi.
Zahara yang polos hanya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal sambil terus berpikir apa yang terjadi " Tuan tuan ini kenapa ya ?".
Arhan mencoba tersenyum sambil mengusap wajahnya " Zahara , kamu masih berusia 15 tahun tapi kok sudah lulus SMA bukannya seharusnya masih kelas 1 ya ?".
Zahara tersenyum tipis" Iya tuan karena aku cerdas jadi dari SMP aku sudah lompat kelas hingga dua tingkat ".
" O gitu ya " ucap Arhan sambil memijat keningnya.
Ilustrasi para tokoh.
Zahara Zara Husein.
Zahida Zakki Husein.
Arhan Admaja.
Ferdinand Sinaga.
Laura.
Silvi Putri.
Arhan sempat syok melihat calon istrinya yang masih sekecil ini, dia hanya bisa mendengus kesal dan beberapa kali menatap Ferdi yang hanya diam .
" Zahara kenapa kamu mencari pekerjaan ke sini ? Bukannya kakek kamu juga memiliki perusahaan besar ?" Tanya Arhan dengan lembut.
Zahara menunduk sejenak " Tuan, sebenarnya perusahaan kakek sudah terancam bangkrut dan saat ini kami butuh sekali uang untuk membantu keuangan perusahaan ".
Jleg
Tentu saja Arhan sangat terkejut dan saling menatap dengan Ferdi " Fer, bukannya kita sudah beberapa kali menyuntikkan dana pada perusahaan Husein group ?".
" Iya tuan , pasti ini ada yang tidak beres " Jawab Ferdi.
" Kamu selidiki Fer tentang masalah ini , cari tahu kemana aliran dana itu dan tugasmu sekarang mengawasi perkembangan perusahaan Husein pastikan perusahaan itu tidak jadi gulung tikar " Bisik Arhan.
Arhan kembali menatap Zahara" Baiklah Zahara kamu pulanglah dulu , dua hari lagi kita akan menikah jadi kamu bisa bersiap siap di rumah dan jaga kakek kamu ".
Deg
Zahara melotot tajam " Hahh kita ? Menikah ?".
Arhan tersenyum tipis sambil mengangguk .
Zahara semakin bingung " Tunggu tunggu jadi anda tuan muda cucunya tuan Admaja? Bukannya kata orang orang yang akan menikah denganku orangnya tua botak dan jelek ".
Arhan dan Ferdi melotot tajam dan saling menatap sejenak " Memangnya siapa yang bilang Zahara ?".
Zahara bingung dan berpikir sejenak " Tapi apa benar anda calon suami saya ? Tidak ada permainan petak umpet kan ? Em nanti jangan jangan semua ini hanya rekayasa anda mempermainkan saya !".
Arhan mendengus kesal dan melonggarkan dasinya" Hhh Zahara Zara Husein yang manis ini benar sayang, aku adalah calon suami kamu! terus apakah kamu sudah membaca semua isi kontrak kerjasama kita kalau sudah kamu baca kamu tanda tangani dan dua hari lagi kamu bawa surat itu ke kantor catatan sipil . Ok ?".
Zahara terdiam kemudian mengangguk
" Tuan, aku punya satu permintaan lagi setelah menikah apa aku dan kakek bisa tetap tinggal bersama ? Aku tidak tega membiarkan kakek sendirian?".
Dengan menahan kekesalan nya, Arhan memaksakan untuk tersenyum dan mengangguk " Baiklah Zahara ".
Zahara sangat senang kemudian beranjak dengan tawa kecilnya, namun tiba tiba dia berhenti dan kembali menoleh membuat Arhan mendengus perlahan " o iya Tuan satu kali lagi , em apa aku sudah diterima bekerja di sini ?".
Arhan pun mengangguk dengan masih menahan rasa kesalnya.
Ferdi hanya senyum senyum sendiri.
" Kenapa kamu tersenyum Fer !" Gertak Arhan yang kesal.
" Tidak tuan , tapi lucu juga nona muda memang benar benar sangat polos " Ucap Ferdi.
Arhan tak menjawab dan terus memijit mijit kepalanya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!