"Di mana aku?"tanya Sinta ia memegang kepalanya yang terasa sangat pusing.
Gadis ini memandangi kamar tempat ia berada sekarang,hingga suara pintu terbuka dan mengejutkan Sinta.
kau sudah bangun?kalau begitu cepatlah beranjak dari tempat tidurmu dan bersihkan mansion ini,titah pria tampan yang berwajah dingin menatap ke arah Sinta.
"Siapa kau?dan di mana aku sekarang?tanya Sinta yang mulai gusar saat berhadapan dengan pria yang tidak ia kenal.
Namaku Bara,dan aku majikanmu sekarang.jawap Bara membuat Sinta mengerutkan keningnya,ia tidak mengerti dengan apa yang Bara katakan barusan.
"Majikan apa yang kau maksud?tolong jelaskan padaku,pintah Sinta yang masih belum paham yang sudah terjadi pada dirinya sekarang.
Bara hanya bisa menghembuskan nafasnya pelan,pria ini menyuruh sahabatnya yang bernama Danil untuk menjelaskan apa yang sudah terjadi kepada Sinta.
kau sudah di jual temanmu kedapa sahabatku untuk menjadi seorang pembantu di rumah ini,ucap Danil memberi tahu Sinta.
di jual?Sinta terkejut mendengarnya,ia semakin tidak mengerti apa yang di maksud dengan kedua pria ini.temanku yang mana yang sudah menjual ku?tanya Sinta semakin penasaran.
Anita,gadis itu yang sudah menjualmu seharga limah pulu ribu dolar ke pada Bara,itu artinya sekarang kau adalah milik Bara,jawab Danil yang membuat Sinta merasa syok.
dadanya terasa sesak,bagai mana mungkin sahabat yang sudah tumbuh besar bersamanya tega menjual dirinya ke pada seorang pria yang tidak Sinta kenal sama sekali. Sinta menangis,ia menangkap kedua tanganya untuk memohon kepada Bara untuk membebaskan dirinya,
sampai kapan pun kau tidak akan bisa keluar dari rumah ini,karena kau sudah menjadi milikku,nyawamu sekalipun sudah menjadi milikku.ucap Bara tegas.
Sinta terus menangis,ia tidak menyangka jika Anita yang sudah dia anggap sahabatnya tega menjual dirinya.
"aku berhak atas diriku,silahkan tukar aku dengan Anita yang sudah tega menjual ku,ucap Sinta yang merasa tidak terimah.
"kau berani menantang perkataan ku?"bentak Bara dengan mata melotot penuh emosi.
Bara meminta Danil untuk keluar.sebenarnya Danil merasa ragu tapi mau tidak mau ia harus keluar atas permintaan Bara.
"kau sekarang adalah budakku,dan kau tidak berhak mengaturku"ucap Bara dengan nada tinggi,sekarang cepat turun dari ranjang ini dan lakukan pekerjaan mu"titah Bara.
aku tidak mau,tolak Sinta yang tidak mau di perintah.
tiba-tiba saja Bara menarik Sinta dengan kasar turun dari ranjang lalu menjambak rambut gadis itu.
gadis rendahan seperti mu,ternyata berani juga menentang perintah ku,apa kau tidak takut mati?"tanya Bara yang menakuti Sinta.
Sinta tidak menjawab,ia terus menangis menahan rasa sakit di kepalanya.dengqn sangat kasar,Bara menarik Sinta keluar dari kamar. Sinta menjerit kesakitan,tapi tidak ada yang berani menolongnya termasuk Danil.
dengan sangat kasar,Bara menendang tubuk Sinta sampai ia terjungkal.
"kau ingin mengepel lantai ini atau menjilatnya sampai bersih?tanya Bara yangemberi dua pilihan kepada Sinta.
"Aku mohon lepaskan aku,aku tidak mau menjadi budakmu,ucap Sinta yang seraya menangkup kan kedua tangannya untuk memohon.
Bara sangat emosi,pria ini memukul wajah sintah hingga membuat sudut bibirnya berdarah. tangisan kesakitan terdengar begitu memilukan di sudut ruangan,Sinta tak berdaya untuk melawan selain mengikuti perintah dari Bara.
Bara menyunggingkan bibirnya kemudian berlalu begitu saja,ia sangat merasa senang sudah membeli seorang gadis yang akan ia jadikan budak seumur hidupnya.
jangan perna membantah apa lagi melawan ucapan Bara,jika kau tidak ingin di siksa lagi olehnya"ucap Danil yang memperingati Sinta.
Sinta tidak menjawab,ia hanya menangis sambil mengepel lantai,air mata bercampur darah ia biarkan begitu saja mengalir.kejadian semalam sudah membuatnya masuk ke dalam lubang penderitaan.
"Anita,tega sekali kau menjualku padahal kita sudah bersahabat dari kecil,ucap Sinta yang merasa sakit hati.
Ajakan Anita pergi ke tempat hiburan malam membuat Sinta harus merasakan penderitaan sepanjang hidupnya sekarang.
di paksa minum minuman keras oleh yang ia anggap sahabatnya tadi malam ternyata hanya alasan agar Anita bisa menjual Sinta kepada Bara.
****
saat ini Bara tengah berada di ruang karjanya, ia lagi duduk santai sambil membaca laporan yang di kirimkan anak buahnya melalui pesan singkat, bahkan saat Danil masuk pun Bara tidak menghiraukan ya.
Bara jangan memukul Sinta lagi kasian dia,dia tidak bersalah.kalian yang sudah bersalah,ucap Danil menasehati.
"di mana letak kesalahanku?tanya Bara yang keras kepala,aku hanya membeli dan itu menurutku tida ada yang salah.
dengan membelinya pun sudah salah,kenapa kau masih bertanya juga?"tanya Danil yang merasa kesal.kau memang sudah membelinya tai jangan pukuli dia,kasihan dia juga memiliki hak atas dirinya.ucap Danil yang di tanggapi tawa oleh Bara.
Danil hanya bisa menggeleng kan kepala melihat sahabatnya.suka sekali Bara meremehkan orang lain hanya karena dia memiliki banyak uang.
"kau belum memberinya makan,tapi kau sudah menyuruhnya untuk bekerja,ucap Danil yang merasa sikap Bara sudah sangat keterlaluan.
"kalau begitu kau saja yang beri dia makan?sahut Bara dengan santainya.
sekali lagi,Danil hanya bisa menggeleng kan kepala kemudian keluar dari ruangan Bara. Danil pergi ke dapur untuk mengambil sepiring makan dan segelas air minum lalu menghampiri Sinta.
"Sinta makan lah dulu,ujar Danil yang saat ini membawa sepiring mantan dan minuman.
terima kasih,ucap Sinta kemudian mengambil makanan tersebut.
ia langsung duduk di lantai seperti gembel,dan makan dengan lahapnya karena Sinta memang sangat kelaparan.
"kau tidak akan bisa keluar dari tempat ini,sekalipun kau bisa keluar sudah pasti Bara akan mencarimu sampai dapat,ucap Danil memberi tahu.
"tapi dia tidak bisa mengurungku di tempat ini,aku juga berhak atas diriku.ucap Sinta yang mencoba membela dirinya.itu urusan dia dengan Anita,bukan dengan aku,tegas Sinta yang emosi.
"Bara tidak akan peduli dengan masalahmu,kau di jual dan dia yang membeli. itu artinya kau sudah menjadi milik Bara, sahut Danil seketika membuat selera makan Sinta hilang.
Sinta kembali menangis,cobaan apa lagi yang harus ia hadapi sekarang. dalam hatinya mulai menyimpan dendam pada Anita yang sudah menjual ya secara diam-diam.
"jadilah penurut,maka kau akan aman.Bara tidak akan memukulmu jika kau menuruti omongan dia,sebisa mungkin kau harus bisa mengambil hatinya,ucap Danil menasehati Sinta.
Sinta menghembuskan nafas panjang,haruskah ia berontak atau mengikuti nasehat dari Danil?tapi,sampe kapan ia akan terkurung di tempat ini sedangkan Sinta punya cita-cita yang belum ia capai.
setelah selesai makan,Sinta kembali melanjutkan pekerjaanya apa lagi saat ini ada orang yang mengawasi dirinya, tubuhya terasa sangat lelah,kepalanya masih terasa sangat pusing karena memang tadi malam adalah yang pertama kalinya Sinta minum alkohol.
paman,bisakah aku beristirahat sebentar?tanya Sinta pada pria yang berusia empat puluh tahun yang sejak tadi mengawasi dirinya.
"lanjutkan saja pekerjaan mu,jika kau tidak mau di hukum tuan Bara.jawab paman Sam.
sebenarnya paman Sam,tidak tega melihat Sinta,hanya saja ia tidak berani membantah perinta Bara.
"sampai kapan? tanya Sinta lagi.
sampai jam makan siang,jawab paman Sam.
ingin rasanya Sinta menangis,tapi rasanya percuma saja, dengan susah tenaga yang ada gadis ini melanjutkan pekerjaannya mengepel lantai yang ada di seluru Mension ini.
"Bara,kau benar-benar akan menyiksa dia?tanya Danil yang merasa kawatir.
"aku hanya ingin melihat sampai mana kekuatanya bertahan,jawab Bara tanpa memikirkan perasaan Sinta saat ini.
terlihat sangat kejam sekali,ucap Danil.
dia milikku,aku bebas melakukan apapun kepadaya,sahut Bara lalu tertawa.
Bara beranjak dari duduknya kemudian pergi Sinta yang saat ini sedang mengepel di ruang tengah,melihat kedatangan Bara,Sinta hanya diam dan menunduk mengepel lantai.
lelah?tanya Bara singkat.
kau pikir aku robot?kesal Sinta.
"berani juga kau menjawab,ucap Bara yang merasa senang mendengarnya.
kenapa,apa kau tidak suka?pukul saja aku,mati pun aku sudah tidak peduli"ujar Sinta dengan beraninya.
Danil memijat keningnya, padahal ia sudah menasehati Sinta akan tetapi gadis itu ternyata keras kepala juga.
"aku suka gadis pemberani seperti mu,ucap Bara dengan senyum lebarnya.
kau pikir aku peduli?ujar Sinta yang ingin selalu melawan Bara.
"jangan beri dia makan siang ini,"titah Bara pada paman Sam.
pada akhirnya Bara kalah berdebat,pria ini kembali menggunakan kekuasaanya untuk menyiksa Sinta.
"pecundang,"hardik Sinta.
apa katamu? wajah Bara kembali berubah dingin.
"kau adalah pecundang yang beraninya menekan orang Lain dengan uang mu.ucap Sinta yang membuat telinga Bara panas mendengarnya.
Bara hendak melayangkan tanganya untuk memukul wajah Sinta,tapi gadis ini justru maju dengan beraninya untuk menerima pukulan dari Bara.tangan pria ini menggantung di udara, keduanya saling tatap dengan emosi masing-masing.
Silahkan pukul aku,ucap Sinta dengan beraninya,sampai berdarah lagi tidak akan masalah bagiku.pukul saja sampai hatimu puas,imbunya.
"Dasar perempuan murahan,hardik Bara yang sangat marah.
Aku di jual sahabatku tanpa sepengetahuanku.menurutmu apakah aku ini murahan?bukankah perempuan murahan itu yang kau maksud seharusnya menjual diri mereka sendiri?lalu bagaimana dengan aku yang di jual sahabatku sendiri?"cecar Sinta yang membuat mulut Bara bungkam.
Merasa malu,Bara pun memutuskan untuk pergi dari sana.tapi,langkahnya terhenti saat Sinta menyiramnya dengan air bekas pel lantai.
Sinta,,,,,teriak bara dengan penuh emosi.
Matanya memerah menahan emosi, tubuhnya basah kuyup dan bau ,tentu saja Bara merasa tidak terima sedangkan Danil hanya bisa membuang nafas panjang,karena Sinta kali ini sudah pasti tidak akan bisa lari dari Bara.
"perempuan sialan,umpat Bara yang hendak memukul Sinta,tapi dengan cepat wanita itu melarikan diri.
Bara yang hendak mengejar Sinta justru terpeleset hingga membuat kepalanya terbentur sudut meja, pandangan mata Bara berkunang-kunang,pria ini pun tidak sadarkan diri. Sinta yang mengetahui Bara pingsan langsung menghentikan langkahnya.
Sinta putar balik menghampiri Bara yang saat ini tengah di angkat dengan beberapa orang menuju kamarnya yang berada di lantai dua.
"Sinta,kali ini kau tidak akan selamat,aku yakin Bara akan membunuhmu,ucap Danil yang merasa begitu yakin.
Aku justru senang jika dia akan membunuhku,itu artinya penderitaan ku di dunia ini akan berakhir,ucap Sinta dengan tawa sarkas padahal dalam hatinya merasa sangat takut sekali.
Aku sudah memperingatimu bersikap baik dan penurut,karna Bara akan memperlakukan mu dengan baik juga,kenapa kau sangat keras kepala"ujar Danil yang merasa sangat kesal pada Sinta yang sangat keras kepala.
Bagai mana jika posisi kita di balik?tanya Sinta setenga tertawa.
Bukan seperti itu maksudku,ucap Danil yang mulai bingung hadapi Sinta.
Aku tidak peduli, kaliann semua tidak berhak mengurungku di tempat ini,ucap Sinta kemudian berlalu begitu saja.
Sinta pergi mencari jalan keluar Mension ini,tapi setiap kali ia menemukan pintu,sudah pasti itu bukan pintu keluarnya.mau bertanya kepada penghuni mension rasanya percuma saja karena mereka pasti tidak akan menjawab pertanyaan Sinta.
Satu jam lebih di habiskan Sinta untuk mencari jalan keluar, langkahnya terhenti saat kepalanya terasa pusing dan kedua kakinya terasa lemas, tiba-tiba saja Sinta jatuh pingsan tanpa siapapun yang menolongnya.
Bawah dia ke kamarnya,"ucap paman Sam pada kedua orang asisten rumah tangga.
Dalam keadaan tidak sadar Sinta di bawa kembali ke kamar tempat ia tidur semalam.
Sedangkan Bara yang sudah sadar masih terasa pusing,padahal ingin sekali ia memberi pelajaran pada Sinta.
"Danil,gantung gadis sialan itu"titah Bara pada sahabatnya.
"kau akan membunuh dia?tanya Danil yang penasaran.
"gantung dengan kepala di bawah,ucap Bara memperjelas.
Sinta masih pingsan,haruskah sekarang?tanya Danil lagi.meski pun Sinta sudah membuatnya jengkel,akan tetapi ia merasa tidak tega.
"sekarang, jawab Bara tegas.
Mau tidak mau Danil harus menuruti perintah dari Bara.segera Danil pergi ke kamar Sinta,meminta dua orang menggantung Sinta di tangga dengan keadaan kepala di bawah.
Paman Sam menyiapkan kursi untuk Bara karna pria ini akan menunggu gadis itu sampai sadar, Bara tersenyum sinis,Begitu puas ia melihat Sinta yang saat ini sudah dalam keadaan tergantung dan masih dalam keadaan tidak sadarkan diri.
"Bara,kasihan Sinta,dia hanya gadis yang berusia sembilan belas tahun,ucap Danil yang berusaha menenangkan Bara.
"Kau pikir aku peduli?"tanya Bara kemudian tertawa.
Danil menghembuskan nafas pelan,ia tidak bisa membantu Sinta,mengingat gadis ini adalah milik Bara seutuhnya.
"Bara,bukankah malam ini kau ada janji makan malam bersama Sofia?ujar Danil yang mengingatkan.
"Aku akan membatalkannya, Bara langsung mengeluarkan ponselnya.
Bara mengetik beberapa kata lalu mengirimnya kepada kontak yang bernama Sofia.
Apa kau tidak takut Sofia akan marah kepadamu?tanya Danil yang merasa kawatir.
"Dia tidak berhak marah kepadaku karena dia bukan bukan siapa-siapa di dalam hidupku"jawab Bara,membuat Danil menghembuskan nafas pelan lagi.
Niat hati ingin membantu Sinta,tapi pada kenyataannya Bara lebih rela membatalkan acara makan malamnya bersama Sofia.
Beberapa saat kemudian,Sinta mulai membuka kedua matanya.pandanganya masih terlihat gelap,perutnya terasa sangat mual dan Sinta pun sadar jika saat ini dirinya dalam keadaan tergantung.
Bagai mana rasanya di gantung?tanya Bara dengan senyum lebarnya.
"Terbalik,seharunya kau menggantung leherku bukan kakiku,jawab Sinta yang benar-benar memancing emosi Bara.
"sepertinya kau ingin mati hari ini,ucap Bara yang merasa kesal.
"Tidak masalah,lebih baik seperti itu biar aku cepat bertemu ayah dan ibuku,"jawap Sinta yang seolah menantang.
Bara kehabisan kata-kata.pria ini beranjak dari duduknya dan hendak memukul Sinta akan tetapi tidak jadi.sekali lagi tangannya menggantung di udara seperti sebelumnya.
Pukul aku wahai pecundang,ejek Sinta.
"paman,beri dia makan cabe yang banyak,ucap Bara yang sangat emosi.
"baik tuan.
Bergegas paman Sam pergi ke dapur untuk mengambil cabe,setelah itu ia kembali ke bawah tangga.tempat diana Sinta sedang di gantung sekarang.
Dengan menggunakan sarung tangan.paman Sam memaksa Sinta memakan semua cabe yang ada di tanganya.
Sinta memang memakan cabe tersebut,tapi tiba-tiba saja ia menyemburkanya tepat ke wajah Bara sehingga membuat pria itu kembali berteriak.bukanya menangis,Sinta justru menertawakan Bara yang sedang kepedasan apa lagi kedua matanya sempat terkena semburan.
Semua orang panik,sibuk membantu Bara pergi ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya yang mulai terasa panas,dada Bara terasa bergemuruh menahan emosi yang terasa sesak di dada,seumur hidupnya baru kali ini ada perempuan yang sangat berani melawan dirinya.
"Bara,apa masih panas?tanya Danil yang merasa kawatir.
"Brengsek,!umpat Bara.
Ini mananya senjata makan tuan,kau membeli Sinta sama saja mengundang emosimu sendiri."ucap Danil.
Bara membuang nafas panjang sambil menyemprot wajahnya menggunakan aloevera yang bisah mendinginkan wajahnya.
"Minta di hajar,"ucap Bara yang masih sangat emosi.
Pria ini kembali menghampiri Sinta yang masih di gantung di bawah tangga.tidak ada yang memberinya minum,sekalipun masih terasa pedas,Sinta tidak peduli.
Sinta bisah melihat langkah lebar Bara yang sedang menuju ke arah dirinya,tapi ia sama sekali tidak merasa takut pada Bara yang datang-datang langsung memukul kepalanya.
"perempuan jahanam"! Hardik Bara.
Kau juga pria jahanam,"hardik Sinta membalas Bara.
Kepalanya mungkin terasa sangat sakit,tapi tidak menyurutkan keberaniannya untuk melawan Bara.
"kau hanya seorang laki-laki pecundang yang dengan bodohnya sudah membelihku dalam keadaan tidak sadar,jika kau waras dan memiliki keberanian sudah pasti kau akan memberiku dalam keadaanku yang masih sadar"ucap Sinta dengan beraninya.
Dari arah belakang Bara,ada Danil yang memberi kode pada Sinta untuk diam saja dan tidak melawan pada Bara yang sedang emosi sekarang.
"kaupun sama,"seru Sinta pada Danil.apa yang kau takutkan dari pria pecundang ini sampai kau menyuruh aku untuk diam dan mengalah?tanya Sinta pada Danil.
Danil hanya bisa membuang nafas kasar lalu sibuk mencari objek untuk di pandang,sedangkan Bara terus menatap tajam kearah Sinta yang selalu memiliki keberanian untuk melawan dirinya.
"kau lihat saja,apa kau akan sanggup bertahan pada siksaan yang aku berikan."ucapan Bara dengan nada berat.
"suka-suka hatimu,"seru Sinta,sekali lagi membuat Bara jengkel.
"kurung bocah sialan ini gudang dan jangan beri dia makan sampai besok pagi,"titah Bara pada anak buahnya.
"baik tuan,"
Beberapa orang yang ada di sana langsung menurunkan dan melepaskan Sinta dari gantungan.gadis ini langsung di bawa ke gudang yang berada jauh di belakang mansion,ia sama sekali tidak bersuara apa lagi melawan bahkan wajahnya justru menunjukan keangkuhan dan keberanian untuk melawan.
"di dalam gelap dan banyak tikus,jangan lupa untuk menangis"ucap salah seorang anak buah Bara.
"mukamu aku tandai"ucap Sinta yang merasa kesal.
Pria tersebut hanya mengejek Sinta dan mendorongnya ke dalam gudang tersebut. Gudang pengap dan gelap tanpa penerangan dan juga pentilasi membuat Sinta merasa sesak padahal ia belum lama masuk ke dalam.
"Mati pun aku tidak peduli,"ucap Sinta yang sebenarnya sudah pasrah." Anita lihat saja nanti, seandainya aku bisa bebas dan memiliki kekuasaan,kau adalah orang pertama yang akan aku habisi,ujarnya yang merasa sangat sakit hati.
Bagai mana tidak saki hati,mereka sama-sama yatim piatu yang tumbuh besar di panti asuhan kemudian memutuskan untuk mandiri setelah lulus sekolah menengah atas, Sinta tahu kalo kehidupan Anita ingin selalu di pandang berada,tapi Sinta tidak perna menyangka jika sahabatnya itu tega menjualnya.
Dalam gelap Sinta menangis,tanpa suara hanya ada linangan air mata yang jatuh membasahi pipinya,hidup sebatang kara tanpa siapa pun keluarga termasuk orang tua yang selama ini Sinta sudah anggap mati padahal ia sendiri sengaja di buang di panti asuhan saat masih bayi.
Kembali pada Bara yang saat ini tengah duduk santai sambil menikmati sebotol anggur di depan kandang singa miliknya. Danil juga ada di sana,pria ini bingun ingin membela Sinta seperti apa lagi.
"Bara,jika dia mati bagaimana?"tanya Danil yang merasa kawatir.
"Tidak akan mati"jawab Bara dengan santainya.
"jelas dia akan mati, gudang itu pengap dan gelap bahkan tidak ada pentilasi udara di sana.Apa kau tidak sayang pada uang mu?lagian,apa untungnya kau membeli gadis itu?" sekali lagi Danil bertanya pada Bara karena sampai sekarang ia sendiri tidak paham tujuan Bara membeli Sinta.
"untuk mainanku, jawab Bara singkat.
"tidak masuk di akal!"seru Danil.
Bara hanya menanggapi dengan tawa.
"yang ada dia akan membuatmu emosi dan sakit kepala,ucap Danil yang membuat Bara kembali tertawa.
Danil hanya bisa menggelengkan kepalanya, pria ini pamit pergi meskipun dalam hatinya khawatir pada keadaan Sinta karena baru sekarang Bara menyiksa seorang gadis di dalam Mension ini.
****
Saat malam menjelang,tidak seperti biasanya Bara betah berada di rumah bahkan selesai makan malam,pria ini hanya berbaring santai sambil membaca berita melalui ponselnya. Perlahan-lahan pikiran Bara mulai terganggu, bayangan wajah Sinta mulai menari-nari di kepalanya.
Bara meletakkan ponselnya,ia duduk di tepi ranjang sambil menatap lantai kamarnya.
"Gadis sialan ini,membuatku tidak bisa tenang,ucap Bara kemudian beranjak dari duduknya.
Pada akhirnya Bara memutuskan untuk pergi ke gudang seorang diri.ia menghidupkan lampu gudang karena memang saklarnya berada di luar gudang.saat Bara membuka pintu,pria ini mendapati Sinta dalam keadaan tidur sambil memeluk kedua kakinya sendiri.
Dalam hari Bara mulai muncul perasaan ibah, tapi ia merasa gengsi untuk berbaik hati pada gadis yang sudah menyemburkan wajahnya dengan kunyahan cabe.
"Bangun,apa kau sudah mati?"tanya Bara sambil menendang kecil ujung kaki Sinta
"Jangan ganggu aku,sialan!"umpat Sinta yang ternyata masih bangun.
Ia berbaring karena hanya karena tubuhnya terasa lemas dan tak berdaya.
Mulutmu ini seperti racun, menyakitkan sekali,ucap Bara yang merasa jengkel,"cepat berdiri,apa kau tidak ingin makan?"
Sinta tidak menjawab,ia justru memejamkan matanya untuk menghindari Bara,tapi tiba-tiba saja Bara menggendong Sinta.
"turunkan aku, aku najis di sentuh olehmu,"pintah Sinta yang langsung memberontak.
Sekuat apapun ia berontak,pegangan tangan Bara jauh lebih kuat.
"Najis katamu,kau pikir aku ini kotoran?"geram Bara yang merasa tidak terima.
"Oh,ayolah,turunkan aku,atau tidak lebih baik kau menggantungku lagi biar aku cepat mati," ucap Sinta yang sama sekali tidak ada takutnya.
Sinta menatap Bara,dalam hatinya mengakui jika pria ini memang sangat tampan dan berwibawa tapi sangat menyebalkan.Ternya Bara mengajak Sinta pergi ke ruang makan, lalu bertanya kepada Sinta ingin makan apa dia sekarang.
"Makan jantungmu,"jawab Sinta sembarangan.
"kau ini di beri hati minta jantung, apa kau tidak tahu siapa aku sebenarnya? Tanya Bara dengan mata melotot.
"kenapa aku harus tahu tentang dirimu? Seberapa penting dirimu?apa kau orang yang sangat di hormati di jagat raya ini?cecar Sinta yang benar-benar menguji kesabaran Bara.
Bara membuang nafas panjang,memejamkan mata untuk menumpuk rasa sabar di dada.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!