Raisya adalah seorang wanita berusia 23 tahun, di usianya yang masih muda, bisa dibilang karirnya cukup bagus. Ia terlahir dari keluarga kaya raya, namun ia tidak serta merta memanfaatkan kekayaan keluarganya untuk menunjang karirnya.
Dengan kecerdasan dan kepandaiannya dalam bersosialisasi. Raisya menjadi salah satu karyawan terbaik tahun ini, ia juga mendapatkan kenaikan jabatan serta bonus, yang ia gunakan untuk mengadakan syukuran dengan anak-anak di panti.
*********************
Pagi ini Raisya bangun dengan malas, meregangkan tubuh dan mengerjap-ngerjapkan mata seraya mengusir kantuk. Sambil membuang nafas kasar ia mencoba bangkit dari tempat tidurnya,"Huuuuuaaaaaaaaah", Raisya menguap sambil berjalan menuju kamar mandi. Mengambil handuk yang tergantung di samping lemari, kemudian melepas pakaian nya dan berdiri dibawah derasnya air dingin yang mengalir dari pancuran.
Ia sengaja mandi dengan air dingin, untuk mengusir kantuk yang begitu menyerangnya, agar tubuhnya kembali segar, karena ia tidur hanya 2 jam setelah lembur mengerjakan project yang sedang ia tangani.
30 menit kemudian Raisya keluar dari kamar mandi, ia langsung bersiap-siap dengan memakai makeup natural namun sangat terlihat anggun, dengan dress polos berwarna cream selutut dipadu padankan blazer bunga-bunga favoritnya.
Lalu ia pun menuju dapur, membuat sarapan roti bakar selai kacang coklat buatannya sendiri dan secangkir Cappuccino sebelum pergi kerja ditemani rokok, melengkapi paginya hari itu.
Raisya memang perokok, kecanduannya itu akibat stres yang ia hadapi beberapa tahun silam, dikala ia pertama kali putus cinta dengan pria bernama Aldo.
Kebiasaan Raisya sehabis merokok atau hendak keluar/pergi kemanapun, ia pasti menyemprotkan minyak wangi, agar aroma segar menyerbak dari tubuhnya..
**********************
Raisa tinggal di Apartemen tidak jauh dari kantornya, dengan menggunakan mobil merah kesayangannya, ia melaju dengan santai, sambil mendengarkan lagu didalam mobil, membuat moodnya naik seketika.
Tepat pukul 07.30 Raisya sudah sampai di tempat kerjanya, seperti biasa kedua sahabatnya sudah menunggu di lobby, Areta dan Kanaya. Merekapun akhirnya bersama-sama menuju ruang kerja.
Tak terasa sudah waktunya makan siang, Raisya sudah janjian dengan kedua bestienya untuk makan siang dicafe BLIND yang berada disebelah gedung kantor mereka.
Namun dikarenakan pekerjaan Raisya menumpuk, maka ia harus menyusul mereka yang sudah lebih dulu kesana, untuk menempati meja, karena bila jam makan siang cafe itu selalu penuh.
Setelah menyelesaikan pekerjaannya, ia pun segera keluar dari ruang kerja dan berjalan memasuki lift yang ada di koridor sebelah kiri. Tidak lupa ia menyemprotkan parfum favoritnya sambil menunggu pintu lift terbuka.
Begitu pintu lift terbuka Ting.. ia pun bergegas masuk tanpa memperhatikan siapa saja yang berada di lift tersebut.
Raisya tidak tahu bahwa ia berada satu lift dengan CEO barunya bernama Alvian yang biasa dipanggil Al, putra dari pemilik perusahaan tempatnya bekerja, yang sedang ditemani oleh kedua sahabatnya bernama Reza dan Anton.
Begitu lift terbuka di lobby Raisya langsung pergi meninggalkan mereka.
"Siapa cewek itu?? Dia kerja dikantor ini juga?? " tanya Al kepada kedua sahabatnya.
"Iya sih kayaknya, soalnya tadi gw sempat lihat nametag yang digantung dilehernya." jawab Reza.
"Emang kenapa??, lu kenal sama dia??"
tanya Anton kepada Al.
"Nggaklah, gw cuma penasaran aja sama parfume yang dia pake, wanginya bikin candu." jawabnya sambil cengengesan.
Begitu mereka tiba di basement, tiba-tiba Al sedikit oleng dan hampir terjatuh, kedua temannya itu pun panik, dan Al segera dimasukan ke dalam mobil.
"Lu baik-baik aja kan Al??" tanya Reza panik.
"Apa sebaiknya kita ke Rumah Sakit, takutnya lu kenapa-kenapa??" tanya Anton sambil memberikan air mineral kepada Al.
" Nggak perlu ke Rumah Sakit, kita cari rumah makan atau cafe terdekat aja!" jawab Al setelah meneguk air yang diberikan Anton, dengan wajah yang masih pucat, .
Reza dan Anton malah saling tatap dan bengong mendengar ucapan Al, karena setahu mereka orang sakit itu ke Rumah Sakit, namun mengapa Al justru minta dibawa ke rumah makan atau cafe terdekat?.
"Lu berdua kenapa bengong?? Ayooooo!!!" ajak Al membuyarkan lamunan mereka.
Anton hanya mengangguk lalu ia pun segera melajukan mobil keluar dari basement gedung itu.
"Kenapa bukan ke Rumah Sakit?, setahu gw orang sakit itu dibawa nya kesana, bukan rumah makan atau cafe!" jawab Reza keheranan, karena masih bingung dengan ucapan Al.
"Siapa bilang gw sakit??" Tanya Al kepada Reza.
"Bukannya tadi lu hampir pingsan, berarti lu lagi sakit kan" jawab Reza yang ngotot.
"Gw gak sakit Za, gw cuma pusing karena belum makan, lu kan juga tahu sendiri, begitu sampai di Indonesia, papi nyuruh gw langsung ke kantor, gw tadi gak sempet sarapan karena langsung dijemput kalian, dan begitu nyampe kantor, gw langsung ikut meeting sama para pemegang saham!" Jelas Al panjang lebar.
"Kita kesini saja ya Al, lagi pula cafe ini yang paling deket dari kantor, dekat banget malah, cuma sebelahan", jelas Anton sambil memarkirkan mobil yang ia kemudikan.
"Kalo cuma disebelah, kenapa kita harus pakai mobil Ton?? Kan bisa tinggal jalan kaki aja udah nyampe!", ucap Al yang greget sama Anton sambil menepuk jidatnya.
" Tadi gw panik Al, gw baru inget pas kita udah mau keluar dari basement hehehehehe", jawab Anton cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang gak gatal.
Al memutar bola mata malas dan mengajak mereka segera turun. Begitu mereka masuk ke dalam cafe itu, Al mencium wangi parfume itu lagi, aroma yang membuatnya candu.
Kemudian ia memilih meja, bersebrangan dengan meja wanita yang ia temui di lift tadi. Reza dan Anton hanya mengikuti saja tanpa banyak berdebat.
Ia melihat wanita itu sedang celingukan seperti sedang mencari seseorang, kemudian mengeluarkan ponselnya lalu menelepon.
"Halo sis kalian dimana?? Ini gw udah dicafe tapi kalian gak ada??, tanya Raisya ditelepon.
"Ini gw ditoilet nemenin Areta!, tadi dia kebelet jadi sekalian aja gw ikut ke toilet dulu, sabar ya sis!, nih kita lagi otw kesitu!!" jelas Kanaya, kemudian menutup teleponnya.
Raisya, dan kedua sahabatnya pun akhirnya makan siang diselingi canda tawa, tidak lupa juga sambil membahas soal pekerjaan mereka.
Setelah selesai makan, seperti biasa mereka memesan kopi favoritnya masing-masing sambil menghisap rokok.
Sementara di meja yang lain, Al dan kedua sahabatnya juga memesan kopi mereka masing-masing.
Setelah selesai dan dirasa Al sudah mulai kuat, mereka pun memutuskan untuk segera melanjutkan perjalanan yaitu mencari Apartemen untuk Al yang lokasinya tidak jauh dari kantor.
Al ingin mencari apartemen agar ia punya privasi untuk dirinya sendiri, karena bila tinggal bersama papinya, ia tidak akan bisa leluasa.
Sebenarnya Al sangat lelah, harus terus menerus mengikuti kemauan papi, yang terkadang tidak masuk akal dan tidak memikirkan perasaannya.
Namun Al sadar, hanya ia putra satu-satunya penerus papi, bukan karena ia anak semata wayang, namun karena kedua adik kembarnya adalah wanita, mereka tidak mau meneruskan keinginan papinya tersebut.
Baik Al maupun papi, sama-sama terjebak karena masa lalu, kejadian dimasa lalu membuat mereka hanyut dengan pemikiran dan perasaan masing-masing.
Padahal sebelumnya hidup mereka sangat bahagia. Ayah dan anak itu begitu akur dan saling support satu sama lain, sampai akhirnya mami tiada, dan semua berubah.
Pagi itu Raisya masih tertidur dengan lelap, karena ia sangat kelelahan, beberapa hari ini ia terus lembur, sampai pekerjaannya ia kerjakan dirumah, saking menumpuknya.
Lalu kemudian dering telepon membangunkannya, Kriiiiing.. Kriiiing.. Kriiiing.. Dalam keadaan setengah sadar Raisya meraih ponsel yang masih tersambung dengan kabel pengisi daya yang berada di atas nakas.
"Halo,...", suara di seberang sana menyapa, kala Raisya mengangkat telponnya.
"Ya, siapa niih??." Jawab Raisnya yang masih memejamkan mata berusaha mengumpulkan nyawa terlebih dahulu.
"Lu dimana sis?? Ini gw udah sampe didepan kantor, kok lu belum keliatan batang hidungnya??, jangan bilang lu masih tidur dan lupa dengan rencana kunjungan hari ini!!!", tanya orang di telepon.
Raisya mengerutkan dahi tanda sedang berpikir, mencerna ucapan wanita yang ada ditelpon itu, hening sesaat sampai akhirnya ia tersadar dan bangkit dari tempat tidur nya.
"Astaga gw lupa! Kasih gw waktu 30 menit untuk siap-siap ok!" Raisya lalu menutup telpon dari Kanaya, dan ia pun bergegas ke kamar mandi.
Karena tidak ada waktu lagi untuk mandi, ia hanya menggosok gigi dan mencuci mukanya saja. Setelah memoles makeup natural dan mengenakan pakaian kerjanya, kemudian ia mengeluarkan jurus andalannya yaitu parfum, untuk menyegarkan kembali tubuhnya disegala suasana.
Waktu yang dibutuhkan Raisya kurang dari 30 menit untuk bersiap-siap hingga tiba dikantor. Setelah tiba didepan kantornya ia kemudian memarkirkan mobilnya dan segera menemui Kanaya
Kanaya tersenyum kecut saat melihatnya menghampiri, Raisya yang menyadari sikap sahabatnya itu hanya cengengesan. Kemudian mereka pun segera pergi diantar oleh supir perusahaan.
"Iya sorry gw lupa, semalem gw lembur lagi ngerjain projekan, makasih ya lu udah telpon dan ingetin gw", jelas Raisya sambil memeluk sahabatnya yang sedang merajuk itu.
"Hmm kebiasaan banget sih lu Rai! makanya jangan gadang mulu, insomnia lu itu udah parah", jawab Kanaya sambil memutar bola mata malas.
"Kan lu tau sendiri Nay, gw tuh kalo udah kerja pasti fokus, padahal gw udah banyak ngopi kok, tapi tetep aja ketiduran.", jawab Raisya dengan nada sendu.
"Iya ok, lu emang harus fokus sama kerjaan, dan lu boleh ngopi sebanyak apapun yang lu mau, tapi lu juga harus perhatikan kesehatan, lu butuh tidur karna tubuh lu butuh istirahat, dan kebanyakan ngopi juga gak baik buat kesehatan lu", lanjut Kanaya dengan mode emak-emak sewotnya.
Raisya memang gila kerja, bukan karena ia tidak lelah, ataupun tidak mengantuk, tetapi karena ia tidak mau tidur terlalu lama, hingga ia harus bermimpi buruk lagi seperti kala itu.
Mimpi buruk yang terus mendatanginya, sampai membuatnya enggan untuk menutup matanya kembali, padahal raganya sudah lelah.
Tidak terasa mereka sudah tiba di lokasi, mereka memutuskan untuk berkeliling mengecek lokasi tersebut. Sampai akhirnya waktunya makan siang, setelah pekerjaan mereka selesai, Raisya dan Kanaya memutuskan untuk makan siang dulu, sebelum kembali ke kantor.
Seperti biasa, selain memesan makanan berat, mereka pun memesan kopi kesukaannya masing-masing. Sambil memakan makanan mereka, diselingi bincang-bincang ringan, Kanaya pun berkata kepada Raisya.
"Rai, lu tau gak anaknya bos kita, kemarin udah meeting sama para pemegang saham, dan katanya hari ini ia udah mulai gantiin posisi papinya!!"
" Oh ya?? Gw gak tau tuh, malah gw baru denger dari lu barusan!" sanggah Raisya sambil menyalakan rokoknya.
"Iya, gw juga baru denger dari Areta, katanya CEO baru kita itu ganteng, tajir, muda, masih single lagi." Sambil menyuapkan makanan ke mulutnya.
"Areta?, tau dari mana dia? emang dia udah ketemu sama CEO baru itu?" tanya Raisya sambil menyeruput kopinya.
"Belum sih, cuma hari ini dia dapet tugas dari manajer Doni, katanya dia disuruh memandu, mendampingi CEO baru untuk keliling-keliling perusahaan, makanya hari ini dia sibuk banget, tadi aja gw chat dia gak dibales!!!".
"Oh gitu, hebat juga Areta bisa ditunjuk langsung sama Pak Doni, untuk jadi pemandu anak si bos, rejeki nomplok tuh bisa deket-deket sama cowok tajir, ganteng pula", tawa Raisya sambil menghisap rokoknya.
"Iya, kalo gak salah nama CEO baru itu, hmmm hmmm" , berpikir sejenak, mengingat-ingat kembali nama si pria yang sedang mereka bicarakan, "Alvian, iya itu namanya", jawab Kanaya lantang, membuat Raisya yang sedang menyeruput kopi tersedak karena kaget.
Oohook oohok oohook, Kanaya yang terkejut langsung memberikan air putih kepada Raisya yang tersedak sambil menepuk-nepuk punggung nya.
"Sorry, gw gak sengaja bikin lu kaget, jadi tersedak kopi deh", maaf Kanaya sambil menyatukan kedua tangan seraya meminta maaf dengan penuh rasa bersalah.
"It's ok!, lagian lu kok antusias banget nyebutin nama CEO baru kita", tanya Raisya keheranan.
"Hehehe, abis gimana ya, kita bertiga kan jomblo akut nih! wajarlah antusias kalo ada cowok ganteng, kali aja berjodoh gitu!", Kanaya tersenyum geli sambil memainkan jemarinya dibibir cangkir, membuat Raisya memutar bola mata malas.
Selesai makan siang, mereka melanjutkan perjalanan kembali ke kantor, untuk mengurus beberapa pekerjaan yang tertunda.
*******************
Akhirnya mereka pun tiba. Setelah masuk kedalam gedung kantor, mereka buru-buru menuju lift yang ada dikoridor sebelah kanan lobby, sambil menunggu pintu lift terbuka, tanpa disadari datang seseorang menghampiri sambil senyum-senyum.
"Hai sis, kalian baru pulang? ih gw rindu banget!!", sapa Areta sambil memeluk dan cipika-cipiki dengan kedua sahabatnya.
"Hai Ta, dih lu kenapa senyum-senyum sendiri, girang bener tuh kayaknya???", tanya Kanaya sambil menaik turunkan alisnya
" Gw lagi happy banget hari ini, nanti deh gw cerita sepulang dari kantor ya", ucap Areta sambil tersipu malu.
"Ih gw jadi penasaran ama cerita lu", lirih Kanaya dengan nada manja yang sudah gak sabar ingin tahu.
Ting.. Pintu lift terbuka, ketiganya langsung masuk kedalam lift yang menuju ruangan kerja mereka.
Raisya yang dari pagi belum melakukan ritual panggilan alam, sudah merasa gelisah, pasalnya iasudah merasakan bom itu berada diujung tanduk.
Semenjak tiba dikantor hingga masuk ke dalam lift Raisya tidak banyak berinteraksi dengan kedua sahabatnya itu, karena ia sedang fokus menahan sesuatu yang sudah memberontak ingin dikeluarkan.
"Duh lama bener ya nyampenya, gw udah gak tahan nih", gumam Raisya.
Saking tak tertahankan, gas yang menjadi awal pembukaan panggilan alam itu pun meluncur dengan dahsyatnya membuat mereka yang berada di dalam lift terkejut dan kebauan mendengar suaranya yang menggelegar dan aroma yang sangat tidak sedap.
Broooooooooot... Prooot... proooot.. prooot... tuuuut....
"Gila gede dan panjang banget suaranya Rai", ucap Areta spontan yang kaget mendengar kentut Raisya.
"Bau banget deh Rai, uuuweeeek", protes Kanaya.
"Sorry, gw udah gak kuat, tadi pagi gw gak sempet tapa dulu, ditambah tadi gw makan siang dan ngopi, jadi menimbun semuanya, dan sekarang gw udah gak kuat nahan untuk tapa..", sambil memegang perutnya karena sudah tidak tertahankan lagi.
Beruntung di lift itu hanya ada mereka bertiga, Raisya dengan gesit langsung mengeluarkan jurus andalannya dan menyemprotkannya ke udara agar aroma busuk itu segera menghilang, jika tidak bisa-bisa kedua sahabatnya itu pingsan, kemudian lift itu pun hampir terbuka.
"Gw duluan ya bestie.. Sorry untuk yang tadi, ini rahasia kita berempat ya"
Raisya pun buru-buru bergegas keluar lift menuju toilet meninggalkan keduanya yang hendak ke lantai atas menuju HRD. Areta yang lemot bertanya-tanya dengan perkataan Raisya tadi, kemudian bertanya pada Kanaya.
"Kok berempat?? Kan di lift cuma ada kita bertiga??", sambil memaiankan jemarinya di dagu seraya berpikir.
"Maksud dia, berempat itu kita dan Tuhan aja yang tahu". Jawab Kanaya sambil menggelengkan kepala karena Areta tiba-tiba menjadi lemot.
"Oh", sahut Areta sambil memencet tombol tutup, tapi tiba-tiba pintu lift terbuka lagi, dan munculah Alvian bersama kedua temannya Reza dan Anton yang masuk ke lift tersebut.
Setelah selesai bertapa ditoilet, Raisya segera kembali ke meja nya untuk lanjut bekerja, hampir 2 jam ia berkutat dengan pekerjaannya, tiba-tiba pundaknya ditepuk oleh seseorang, yang langsung membuyarkan konsentrasinya.
"Astaga", jawabnya kaget.
"Weeei weei weei santai dong!, kata Areta.
" Lu mau jadi kuncen disini?? gak akan balik??", tanya Kanaya.
"Abis nya sih lu Ta, ngagetin gw aja!!", sambil mengelus dada"Bentar, tanggung nih dikit lagi, biar besok kerjaan gw gak terlalu banyak", jawab Raisya sambil melanjutkan pekerjaannya.
" Eh hari ini, jadi kan kita nongkrong di cafe sebelah??" Tanya Areta pada Kanaya.
"Bosen ah disitu mulu, katanya ada cafe baru deket Apartemennya Raisya, mending kita nyoba disana aja, gimana??", ajak Kanaya sambil memainkan kukunya dan duduk di sebelah Raisya.
"Oia kah, lu kata siapa?", tanya Areta lagi, sambil duduk disamping Kanaya.
"Gw denger dari anak magang sih, pas tadi gw ke toilet, mereka bilang cafe itu ada live music nya, terus makanannya juga enak-enak dan aman di kantong lagi", jawab Kanaya menjelaskan.
"Wah ayolah, biasanya kalo ada live music gitu pasti banyak cowok-cowok yang nongkrong disana", ajak Areta dengan antusias.
"Ih, cowok mulu pikiran kalian, yuk ah cabut, gw udah selesai nih", ajak Raisnya yang nyinyir pada kedua sahabatnya itu.
Mereka berjalan keluar ruangan menuju ke koridor sebelah kiri, sambil menunggu lift turun, mereka pun mengobrol.
"Rai, lu jangan nge-boom kita lagi kayak tadi ya, trauma gw jadinya satu lift ama lu", protes Kanaya dengan tatapan tak sukanya.
"Iya nih, untung ada parfum lo yang menyelamatkan kita tadi, coba kalo gak ada itu, udah pingsan kita didalam sana", sambung Areta yang ikut-ikutan protes.
"Iya sorry, abisnya gw kebelet banget tadi", jawabnya cengengesan sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Untungnya lu kebelet pas udah di kantor, coba kalo tadi pas diperjalanan pulang, bisa repot lu kecepirit di dalam mobil, tau sendiri kan tadi macetnya kayak apa!", protes Kanaya lagi.
"Ya berarti keberuntungan gw tinggi, buktinya semesta aja masih berpihak sama gw, dan gak bikin gw malu didepan supir hehehehe", jawab Raisya membela diri.
"Iya lu yang beruntung, kita yang apes", timpal Areta yang gemas pada Raisya.
"Gak apa-apalah kan kalian sahabat gw, kurang baik apa coba gw mau berbagi sama kalian!!", balas Raisya lagi, sambil menaik turunkan alisnya.
"Ya gak berbagi kentut juga dong Rai sayang, berbagi tuh yang indah kek, kayak kebahagiaan gitu!!", protes Kanaya dengan sewot.
" Lah itu juga kebahagiaan, buktinya setelah bom itu meledak di tempat yang seharusnya, perut gw lega banget rasanya!! Dan gw bahagia, kayak udah pecah bisul gitu, hehehe!", Raisya menjawab dengan wajah tanpa dosanya.
"Ah lu mah nyebelin", kompak keduanya menjawab.
Raisya hanya nyengir saja melihat reaksi kedua sahabat baiknya itu, tak berselang lama pintu lift pun terbuka. Dan mereka segera menuju basement.
Setelah mengendarai kendaraan masing-masing, mereka bertiga menuju cafe baru yang terletak tidak jauh dari apartment Raisya, cafe itu bernama LENTERA.
Hingga sampailah mereka di cafe, setelah memarkirkan kendaraan, mereka pun masuk dan memilih duduk didekat jendela. Kemudian seorang waiters datang membawakan menu dan menyodorkannya pada mereka.
"Kalian mau pesen apa??, tanya Raisya pada keduanya.
" Kita, mau kentang goreng sosis sama hot mochaccino", jawab Kanaya.
"Yaudah mbak kita pesan kentang goreng sosisnya 3, hot mochaccino 2, sama hot cappuccino 1." Pesan Raisya kepada waitersnya.
" Baik mbak, ditunggu pesanannya ya. Terimakasih". Jawabnya sambil berlalu.
Ketika mereka sedang sibuk mengobrol, tiba-tiba pandangan Areta tertuju pada orang-orang yang berada di meja ujung dekat panggung.
"Eh liat deh yang di meja ujung, kok gw rasa familiar ya sama mereka". sambil menunjukkan jarinya.
"Emang mereka siapa??, tanya Kanaya.
"Gw lupa, tapi kayak gak asing gitu, kayak pernah liat, tapi dimana ya??", jawab Areta sambil memainkan jari didagunya.
"Ah mungkin cuma perasaan lu aja kali, lagian lu kan emang agak pelupa!!", jawab Raisya sewot.
Setelah beberapa saat, waiters kembali membawa nampan yang berisikan pesanan mereka.
"Ini pesanannya mbak, ada yang lain??", tanya waiters.
"Ini dulu aja mbak, makasih ya". Jawab Raisya ramah.
"Selamat menikmati, permisi", jawabnya lalu meninggalkan mereka.
Mereka pun menikmati makanan dan minuman yang sudah mereka pesan, sambil berbincang-bincang dan sesekali ikut menggerakan badan seraya menikmati alunan lagu yang di nyanyikan oleh vocalis yang berada diatas panggung.
"Makanan disini lumayan enak", ucap Areta sambil menyuapkan kentang ke mulutnya.
" Iya tadi gw liat juga, pilihan menunya banyak, terus harganya lumayan ramah di kantong", jawab Kanaya yang ikut-ikutan menyuapkan kentang ke mulutnya.
Raisya hanya menyimak saja percakapan kedua sahabatnya itu, sambil pandangan ke arah ponselnya.
"Bjiiiir ganteng banget vocalistnya, aaaahhhh jadi pengen sering-sering kesini deh". Ucap Kanaya ketika melihat sang vocalist yang sedang menyanyikan lagu favoritnya.
"Tukan bener, familiar banget mukanya, tapi gw pernah liat dimana ya?, kok gw mendadak lupa gini sih". Timpal Areta sambil mengingat-ingat.
"Makanya lu jangan banyak boong sama orang tua, jadi kualat kan lu, masih muda udah pelupa", celetuk Raisya sambil menyuapkan potongan kentang ke mulutnya.
"Oh ya?, kata siapa??", tanya Areta polos.
"Kata gw barusan". Jawab Raisya lagi, sambil menyalakan rokok dibibirnya.
"Yaelah Ta, Raisya lu percaya, musyrik lu percaya ama dia", gumam Kanaya, sambil menyeruput kopinya.
"Beneran, itu kata orang tua zaman dulu, tapi kata orang tua siapa juga gw gak tau hehehe", lanjut Raisa mencari pembenaran akan kata-katanya.
"Tuh kan apa gw bilang, Raisya lu percaya! lagian lu tuh harusnya jangan kebanyakan ngopi, tapi perbanyaklah minum susu, biar otak lu berkembang, kan lu masih dalam masa pertumbuhan, makanya otak lu lemot". Cerocos Kanaya yang gemas terhadap Areta, namun sambil terus memandang pria yang masih bernyanyi diatas panggung.
"Susu apa??", tanya Areta lagi.
"Susu beruang kutub, atau susu kuda nil", jawab Raisya asal yang ikut-ikutan gemas.
"Emang ada yang jual??, tanya Areta masih dengan polosnya.
"Ada tuh sebelah lu", jawab Helena sesuka hati sambil menganggukan kepala seraya menunjuk kepada Kanaya.
"Oh ya, sejak kapan lu jualan susu beruang kutub sama susu kuda nil Nay??", tanya Areta yang semakin bingung.
"Sejak gajah bertelor Ta!!", ucap Kanaya yang sudah kesal, karena ke lemotan Areta yang sudah semakin menjadi-jadi.
"Iih kalian mah gitu deh!". Jawab Areta yang baru sadar telah dikerjai teman-temannya.
Hahahahaha, mereka pun tertawa bersama.
"Gila bener!! Udah cakep, suaranya bagus, terus bawain lagunya menjiwai banget, kayak sepenuh hati gitu, bikin gw terpesona deh!!", ucap Kanaya yang sedari tadi seperti terhipnotis oleh sang vocalis.
"Hadeuh, kalian ini gak dimana-mana tiap liat cowok ganteng, pasti aja klepek-klepek!" Jawab Raisya sewot.
"Gw jadi curiga deh ama lu Rai, lu normal gak sih? perasaan kita gak pernah liat atau dengerin lu tertarik ama cowok gitu!", tanya Kanaya ikut sewot membalas Raisya.
"Ish gw normal lah, gw emang gak keganjenan kek kalian bedua, tiap liat cowok ganteng dikit aja hebohnya udah kek ibu-ibu dapet sembako", elak Raisya sambil memutar bola mata malas.
"Ya kita kan emang jomblo, ya gak Nay??, lagian wajar kali namanya juga ciwi ciwi", jawab Areta yang di dukung dengan anggukan dari Kanaya..
"Iya kan gw juga jomblo, tapi gw bisa kalem, gak bar-bar kek kalian."
"Iya udah biar kita mengekspresikan dengan cara masing-masing aja, sesama jomblo jangan saling mendahului", jawab Kanaya menengahi perseteruan kedua sahabatnya itu.
"Ra, lu nyumbang lagu dong buat kita". Pinta Areta
"Lagu apaan??"
"Lagu favorit kita lah, gw kangen denger suara lu nyanyi, dari pada ngomel-ngomel mulu kek tadi gak berfaedah, hihi", pinta Areta sembari membujuk.
Seperti biasa Raisya mengeluarkan jurus andalannya yaitu selalu menyemprotkan parfum favoritnya agar ia merasa lebih segar dalam segala suasana apalagi setelah merokok.
Kemudian ia pun melangkah menuju panggung, dan menyanyikan lagu yang di request oleh sahabatnya tadi diiringi band yang lain.
"Biarlah semua berlalu, pergi dan takkan kembali, kini aku relakan, biar ku tutup luka meski aku tersakiti, cukup aku yang rasa. Yang telah berlalu, biarkan berlalu, jangan lagi kau cari aku, dan harap kau tau, bahwa diriku bukan milikmu lagi seutuhnya".
Tepuk tangan meriah dari para tamu cafe membuat suasana malam itu begitu semakin ramai, banyak tamu cafe yang menyumbang dan meminta Raisya untuk menyanyi lagi.
Namun Raisya tidak mau, karena sekarang baginya menyanyi bukan lagi menjadi hobby nya seperti dulu. Ia kemudian kembali ke mejanya.
"Bjiiiir keren banget, suara lu masih sama aja kek dulu, emang bener ya kalo bakat itu tak kan usang dimakan usia". Puji Areta antusias, karena merasa puas dengan penampilan Raisya tadi.
"Pribahasa dari mana tuh Ta??, tanya Kanaya keheranan.
" Dari tadi pas gw bilang", jawab Areta sambil memanyunkan bibirnya imut.
"Ada-ada aja lu hahahahaha", jawab keduanya kompak.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!