NovelToon NovelToon

GAIRAH SANG PENJAHAT CINTA

EPISODE 01.

Pagi itu cuaca cerah, matahari memancarkan sinarnya dengan penuh kehangatan, angin sepoy-sepoy berhembus membelai tubuh setiap insan.

Di dalam sebuah rumah yang terbuat dari bambu, di sebuah kampung yang jauh dari perkotaan, ada seorang pemuda yang sedang duduk melamun.didepannya ada secangkir kopi hitam,dan beberapa batang rokok yang tidak ada bungkusnya.Pemuda itu kira-kira berumur 18 tahun.

"Hasan Hasan" terdengar ada suara yang memanggil. Tiada lain pemuda itu bernama Hasan.

Hasan menoleh ke arah datangnya suara, ternyata yang datang adalah ibrohim.ia adalah seorang sahabatnya sejak kecil.

"tok tok " Ibrohim mengetuk pintu.hasan hanya terdiam,Ibrohim mengintip dari balik pintu, ternyata Hasan sedang melamun seorang diri, pandangannya kosong menghadap ke arah jendela di samping rumahnya, entah apa yang di pikirannya.

"hei kenapa melamun"?" tanya Ibrohim, Hasan hanya diam seribu bahasa.

"hei jangan ngelamun awas kesambet lu" seru Ibrohim dengan suara agak sedikit kesal. Hasan hanya diam sambil menarik napas panjang seolah mempunyai beban yang sangat berat.

Melihat hal tersebut Ibrohim semakin merasa heran,sebab tak biasanya sahabatnya seperti itu.

"Sudah jangan melamun ,dari pada melamun mendingan kita main yu ke rumah pa didih,aku dengar kabar katanya ada cewe baru di rumah tetangganya".

Mendengar ucapan sahabatnya,Hasan menjadi sumringah, matanya menatap tajam ke wajah Ibrohim seolah olah ingin memastikan kebenaran ucapannya.

" udah ayo kita berangkat' ajak Ibrohim sambil menarik tangan Hasan. Hasan pun mengangguk kepala sebagai tanda setuju

Akhirnya kedua sahabat itu berangkat menuju ujung desa.

Di tengah perjalanan Ibrohim dan Hasan hanya saling diam sambil melangkahkan kakinya

Matahari tertutup awan, sinarnya dirasakan tidak terlalu panas. Hasan dan Ibrohim berjalan dengan santai, tiba tiba terdengar ada suara yang memanggil nama Hasan.

"San Hasan mau ke mana?" Hasan dan Ibrohim pun menoleh ke arah datangnya suara, ternyata si Royani yang memanggilnya. Nama Royani sudah tenar dengan panggilan Roy.

"Hei mau kemana?" tanya Roy dengan nada ingin tahu, Hasan pun menjawab " kami mau ke depan mau mencari sesuatu yang tidak ada" lalu Roy pun bertanya kembali " apaan tuh?" Hasan pun menjawab dengan jawaban yang singkat "ya itu tuh tuh" sambil menunjuk ke arah depan.

" hahaha" pasti mau nyari itu yah ,si gadis seksi" seru Roy dengan sedikit senyuman.

Hasan dan Ibrohim saling menatap,lalu keduanya berkata dengan kompak "ko tahu"

"Hahaha"; semuanya tertawa dengan suara lebar. "kalau begitu ayo kita ke sana kita bersaing secara sehat,seru Roy

Akhirnya mereka bertiga melangkahkan kakinya menuju ujung kampung.

Belum juga mereka sampai, di tengah jalan menanjak, dari arah belakang terdengar suara klakson dan mobil dengan keras. Ternyata ada sebuah mobil sedan berwarna putih yang melanjutkan kencang.

"titit titit" terdengar suara klakson yang menandakan orang di depannya harus ke pinggir.

Hasan dan kawan kawan pun terpaksa berjalan ke pinggir jalan,hampir hampir ibrohim jatuh ke parit pinggir jalan gara gara kaget akibat mendengar suara klakson yang memekik.

"Hei minggir lu" kata suara yang ada di dalam mobil. Ternyata itu adalah Rudi

Rudi adalah seorang anak camat yang kaya raya di daerah tersebut. Ia memiliki wajah tampan dan berpendidikan, dia adalah anak kuliahan, jadi wajar kalau Rudi bersikap sombong.

"Awas lu gua tabrak lu " Rudi membentak dengan suara lantang.

Hasan berkata dalam batinnya "sombong sekali orang ini mentang mentang anak pejabat.

" Hai kamu kalau bawa mobil yang bener dong jangan mentang mentang kamu orang kaya seenaknya elu bawa mobil"; kata Roy dengan mata merah yang menandakan marah.

"Apa lu bilang?" jawab Rudi dengan sedikit emosi.

" hei kalau berani turun Luh" seru Roy dengan suara menantang.

Akhirnya Rudi pun ke luar dari mobilnya, ia berdiri di depan mobilnya, terlihat kedua tangannya mengepal yang di letakan di pinggangnya. Matanya memerah dengan sorot mata yang tajam ke arah Hasan dan temannya.

Dengan suara bergetar menandakan penuh amarah Rudi berkata " ngapain elu nantang gua hai orang miskin, ini mobil gua yang bawa gua yang punya jalan gua ngapain elu semua pada pusing, dasar miskin" telunjuk Rudi bergerak menunjuk satu persatu pada orang yang ada di tempat tersebut.

" Sekarang elu semua mau apa? Gua melayani" Rudi berbicara dengan penuh kesombongan dan kata kata kasar .

Tidak hanya itu Rudi melayangkan tangannya ke arah Roy dengan maksud untuk menghajarnya.tapi , tiba-tiba tangan Rudi di tarik dari belakang oleh Hasan.

Rudi merasa semakin marah karena tindakannya ada yang menghalangi.

Melihat hal tersebut tiba-tiba Hasan menepuk punggung Rudi sambil mengucap" sudahlah bos jangan di teruskan, apa untungnya berurusan sama orang miskin tak ada guna bagi si bos yang ganteng"

Mendengar ucapan tersebut tiba tiba hati Rudi menjadi luruh dan berhenti melanjutkan niatnya berkelahi dengan Hasan dan kawannya.

Akhirnya Rudi memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya.

Setelah mobil yang di tumpangi Rudi melesat meninggalkan tempat itu, Hasan dan temanya pun melanjutkan perjalanannya.

EPISODE 02

Sementara itu di ujung kampung terlihat seorang gadis yang sedang duduk berdua bersama temannya.gadis itu memiliki wajah yang cantik, hidungnya yang mancung di tambah bibirnya yang seksi menambah kecantikannya

Gadis itu memiliki kulit yang kuning Langsat di tambah rambut hitam yang panjang dan tebal menambah pesona kecantikannya. Selain itu ia memiliki bentuk tubuh yang ideal yang membuat naik birahi bagi orang yang memandangnya.

"Herna her" terdengar suara perempuan yang memanggilnya. Ternyata gadis itu bernama Herna rahmawati yang biasa di panggil Herna, dan wanita yang memanggilnya tiada lain adalah ibunya.

"iya Bu ada apa?" jawab Herna sambil masuk ke dalam rumah.

" tolong kamar kamu segera di rapihkan!" pinta ibunya.

Herna pun masuk ke dalam sebuah kamar yang posisinya ada di depan. ternyata betul kata ibunya kamar itu berantakan tak beraturan.

Herna pun memanggil teman yang ada di depan rumahnya.

"fit, Fitri" ke sini dong bantu aku merapikan kamar" ajak Herna kepada temannya.

Fitri pun datang menghampiri dengan maksud membantu Herna merapihkan kamarnya

Herna dan keluarganya adalah keluarga yang belum lama pindahan dari kampung lain.Bapaknya sengaja membeli rumah di daerah tersebut karena ia dan keluarga ingin tinggal jauh dari saudara sepupunya, di karenakan sering ribut.

Di dalam kamar Herna dan Fitri sedang asik berbincang bincang mengenai apa yang di temuinya waktu hari kemarin.

Fitri bertanya pada Herna " her apa kamu masih ingat ga sama pemuda ganteng yang kemarin?" Herna menggelengkan kepala lalu balik bertanya " emang yang mana siapa, dan orang mana"? .

" ih masa kamu dah lupa sih itu yang ganteng yang orangnya tinggi berkulit putih kaya bule"tanya Fitri.

Herna sedikit merenung mengingat apa yang telah di alaminya waktu kemarin.

Ternyata lamunannya teringat sama seseorang yang kemarin bertemu di pinggir jalan ketika ia dan keluarganya pindahan.

Herna masih ingat ketika berkenalan, Dia bernama Rudi.

Fitri bertanya, siapa namanya?"

Herna menjawab "kalau ngga salah namanya rudi,iya betul namanya rudi.lalu Fitri bertanya lagi "kira kira menurutmu dia gimana ganteng ngga?" Herna pun menjawab " yah lumayan"

"Anak orang di bilang lumayan emangnya makanan.

"hahaha" mereka pun tertawa dengan suara melebar

" eh tahu ngga dia siapa?" tanya Fitri pada Herna

Herna hanya diam saja ia menggelengkan kepala,sebagai tanda sebenarnya Herna benar benar tidak tahu ruDi itu siapa.

Lalu Fitri pun berkata kembali" Rudi itu anak camat di daerah sini dia adalah orang kaya.

Tak lama kemudian dari halaman terdengar suara klakson berbunyi.herna dan Fitri mengintip dari balik jendela karena mereka merasa penasaran, ternyata yang datang itu adalah sebuah mobil sedan berwarna putih.

"Hmmm siapa dia" dalam batin masing masing mereka bertanya tanya.

"Bruk" terdengar suara pintu mobil, akhirnya Fitri dan Herna mengintip dari balik pintu siapa yang datang.

"Astaga" dengan rasa kaget mereka hampir berkata berbarengan ternyata dia adalah Rudi.

"jentel men sekali orang itu" Herna berkata dalam hatinya.

"tok tok" Rudi mengetuk pintu sambil berkata "permisi permisi".

"Siapa?" ibu Herna datang menghampiri sambil membuka pintu.

"Saya rante, Rudi" jawab Rudi dengan penuh percaya diri.

"oh nak Rudi, waduh gantengnya silahkan masuk nak" ibu Herna mempersilahkan Rudi masuk ke dalam rumah.

"silahkan duduk nak" Rudi pun dengan percaya diri langsung masuk dan langsung duduk di atas kursi yang terbuat dari kayu yang di ukir.

"Herna nya ada Bu?"

Ada jawab ibunya

"Herna Herna ada yang mencari ni"

Herna pun ke luar bersama Fitri dari kamarnya, langsung menemui Rudi

Herna melihat Rudi dengan sayup.sinar mata yang tadinya menatap tajam akhirnya menunduk karena melihat ketampanan Rudi, jantung Herna berdebar debar hatinya terkesima dengan ketampanan Rudi.

Demikian juga halnya dengan Rudi, ia merasa baru kali ini melihat gadis cantik bagai bidadari. Rudi jatuh cinta pada pandangan pertama, hatinya bergetar rasa dingin menyebar ke seluruh tubuhnya menandakan bahwa ia terpanah asmara.

Namun demikian Rudi cepat cepat menguasai mental di dalam dirinya,lalu ia berkata " apa kabar sayang?" tangan Rudi langsung memegang tangan Herna.

Herna terlihat gugup dengan perlakuan dan perhatian Rudi

"Ba ba baik" Herna menjawab dengan suara yang sedikit serak serak basah.

Jawaban dan suara Herna semakin menambah rasa jatuh cinta dan kagum Rudi terhadap Herna.

EPISODE 03.

Waktu pun terus berlalu, tak terasa udah lima menit Rudi memegang tangan Herna dan menatapnya dengan tatapan yang lembut seolah menandakan cinta yang begitu mendalam.

Melihat hal tersebut Fitri merasa tidak karuan dan mempunyai rasa iri terhadap mereka berdua.

"sudah sudah jangan terlalu lama belum waktunya" kata Fitri sambil menepis tangan keduanya.

Herna pun menjadi sadar apa yang di alaminya barusan, dengan perasaan malu ia masuk ke dalam untuk menyuguhkan segelas air.

Setelah kembali Herna pun mempersilahkan Rudi untuk mencicipi minumannya.

" srup" terdengar suara Rudi meminum air itu dengan penuh nikmat.

Rudi merasa gembira sekali ternyata ia telah menemukan seorang bidadari impiannya yang ia dambakan.

"kalau boleh tahu kamu mau apa datang ke sini?" tanya Fitri sambil melirik kepada Rudi. "ngga" Rudi pun menjawab dengan jawaban singkat.

"Di sini tidak menerima tamu cowo, apa lagi orang sepertimu"sambung Fitri.

Rudi pun menjawab "aku datang ke sini hanya untuk bertemu Herna pujaan hatiku belahan jiwaku" sambil melemparkan senyuman manis ke arah Herna. Herna pun membalasnya dengan sedikit senyuman yang membuat jiwa Rudi tambah berguncang karena melihat kecantikan Herna yang alam.

"Sejak kapan kamu kenal Herna?" tanya Fitri dengan suara sinis,

Rudi pun menjawab dengan sesuatu yang mengejutkan Herna "aku kenal sama Herna itu jika kamu ingin tahu sejak di alam rahim.

"ah yang benar?kamu jangan mengada Ngada" kata Fitri dengan sikap yang begitu sinis,"mana ada di alam rahim orang bisa kenalan, hahaha".

Rudi pun tersenyum tipis menambah ketampanan bagi orang yang melihatnya.

Sementara di depan rumah, sudah datang tiga orang pemuda.ibarat kata disitu ada gula pasti ada semut, demikian juga dengan kehidupan gadis cantik saat ini.

"Assalamu Alaikum" terdengar suara orang memberi salam dari balik pintu, Herna pun memeriksa siapa yang datang, ternyata dia adalah Roy Hasan dan Ibrohim.

" Wa Alaikum salam" jawab Herna dengan suara serak serak basah.

"maap ada apa ya" tanya Herna sambil melangkah keluar. Sementara itu sepasang mata mengawasi dengan penuh sinis dan kebencian dari dalam rumah.

Roy dan Ibrohim,menatap ke arah Herna dengan pandangan yang tajam, mereka memperhatikan Herna dari atas ke bawah. "waw cantik bener ni anak orang,siapa sih ibunya?" seraya Roy berbisik dengan suara kagum.

Demikian juga di hati Ibrohim merasakan kekagumannya.

Sementara Hasan hanya diam, ia tak mengeluarkan kata kata apa pun, tapi di dalam hatinya Hasan menjerit" yaa tuhan cantik bener gadis ini, sampai aku terpanah dengan melihatnya, ya Tuhan seandainya engkau mentakdirkan tumbuhkan rasa cinta di hatinya, tidak ada yang tidak mungkin bagimu Tuhan Kun fayakun".

Mereka bertiga hanya berdiri di halaman rumah tanpa di persilahkan masuk oleh Herna. Herna menganggap ke tiga pemuda itu adalah pengganggu di saat ia akan ngobrol dengan Rudi.

Tiba tiba ibu herna keluar dari dalam rumah, melihat ada tiga pemuda yang masih berdiri di depan rumah ibu Herna pun berkata "her kenapa mereka ngga di ajak gabung masuk ke dalam?" seru Bu Herna dengan melemparkan senyuman.

"iya Bu" Herna menjawab dengan suara datar dan wajah sedikit di tekuk.

Roy dan Ibrohim pun masuk ke dalam,sementara Hasan masih berdiri di luar.

"Hei ngapain kalian ke sini" tanya Rudi dengan suara sinis. " ya main aja" jawab Roy dengan suara datar. "bos gandeng jangan marah dong, ntar kalau marah marah cepat tua loh" sindir Ibrohim, dengan meleparkan senyuman ke arah Rudi

Sementara Hasan masih terus saja berdiri di luar, ia sengaja melakukan hal itu, dengan tujuan agar herna mempersilahkan langsung kepada dirinya.

"hei kenapa kamu ngga masuk?" seru Herna, Kepada hasan.hasan pun merasa di perhatikan akhirnya ia pun menyusul kawannya masuk ke dalam rumah tersebut.

Suasana di dalam rumah kurang begitu harmonis, Fitri merasa banyak kawan baru, sedangkan Herna merasa sedikit terganggu dengan kehadiran ketiga pemuda tersebut, demikian juga dengan Rudi ia merasa sangat terganggu sekali dengan kehadiran mereka bertiga.

"bos ganteng kenapa diam saja, ko di sini nya ga ada apa apa, ngga ada kopi, ngga ada snek apa lagi makanan yang lainnya, ngaa punya duit ya" sindir Roy yang langsung mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam sakunya.

Demikian juga dengan Hasan dan Ibrohim mengeluarkan sebungkus rokok dari dalam sakunya, sementara Rudi hanya diam saja.

"Bos rokok, ngisap dong, masa bos ga punya roko ?"sindir Ibrohim.

"neng bikin kopi" seru Ibrohim dengan suara sedikit sinis. "kopinya juga ngga ada" timpa Fitri. "apa dari tadi ngga jajan jajan malu dong gimana sih katanya ada bos ko kere " sindir Roy yang langsung mengeluarkan uang dua lembar dari sakunya." sudah belanja aja neng ke warung ini uangnya," Roy pun menyerahkan uang tersebut ke tangan Herna.

Merasa di perlakukan seperti itu,Rudi merasa tersinggung, mulanya kelihatan memerah tangannya mengepal menandakan kemarahan bercampur malu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!