Tatapan mata Alesya kosong , hatinya terasa di sayat-sayat oleh pisau yang sangat tajam .
sakit hatinya begitu sangat dalam ,sesak dadanya begitu terasa sesak .
Ditatapnya sepasang wanita dan laki-laki yang tengah berbahagia setelah melangsungkan pertunangan, terlihat jelas senyum kebahagiaan dari dua orang itu tanpa memperdulikan perasaan alesya saat ini .
Hati alesya bergemuruh antara marah ,sedih ,kecewa menjadi satu .
Harusnya dirinyalah yang berada disana dan melakukan pertunangan itu bukan Layla kembarannya .!
Meski kembar tetapi wajahnya tidaklah terlalu mirip , yahh tentu saja wajah alesya lah yang lebih unggul dari pada layla kembarannya .
Layla memiliki wajah yang lugu , hidung mancung serta pipi chubby , rambutnya panjang tidak terlalu tebal , kulitnya berwarna kuning Langsat.
Sayangnya Layla memiliki imun tubuh yang lemah , sejak kecil layla sering sakit-sakitan. badannya terlalu lemah tidak seperti anak pada umumnya.
sementara alesya , memiliki paras wajah yang sangat cantik , hidungnya mancung , kulitnya putih pucat , tatapannya tajam , bola matanya indah , serta rambutnya yang panjang tebal menambah kesan kecantikannya .
Ah ,, tidak hanya cantik alesya juga terlihat imut menggemaskan .
Alesya itu jarang sakit , daya tahan tubuhnya kuat . Sayangnya sedari kecil hidup alesya jauh dari kata bahagia , masa kecilnya penuh dengan luka .
Berbeda dengan layla yang selalu di hujani
dengan penuh kasih sayang dan cinta penuh dari orang tua serta abangnya .
Sementara alesya hidup dengan kesendirian , hidupnya begitu sunyi dan sepi , baik abang dan orang tuanya tidak peduli terhadapnya , mereka sibuk memperhatikan layla.
sementara alesya tidak pernah terlihat dimata mereka , yang mereka lihat hanya layla dan layla.
Mereka mengabaikan alesya , begitu malang hidup alesya , mereka lupa alesya juga memerlukan kasih sayang dan cinta dari mereka .
Ya,, walaupun layla memiliki imun tubuh yang begitu lemah dan memerlukan perhatian lebih .
tidak sepatutnya mereka melupakan kehadiran alesya yang merupakan adik dari layla.
Bukannya alesya juga anaknya ?? Mengapa mereka memperlakukan alesya sebegitu nya .!?
" ngapain lo liatin mereka sebegitu nya ? Ngerasa gk terima ! " ucap Akso dengan senyum mengejeknya .
Alesya tersentak mendengarnya, segera iya menoleh ke belakang.
Alesya kembali membalikan badannya kedepan saat melihat akso selaku abangnya yang berbicara seperti itu terhadapnya .
Alesya rasanya sudah terlalu malas menanggapi semua ucapan akso yang selalu memihak kepada layla dan tidak peduli terhadap dirinya .
"mereka cocok dan yang terpenting mereka saling MENCINTAI SATU SAMA LAIN " ucap akso yg menekankan di setiap katanya , berhasil membuat alesya mematung dan mengepalkan tangannya .
sungguh ucapan akso mampu membuat jantung alesya berdenyut nyeri , mata alesya memerah menahan marah .
begitu sakit hati alesya mendengar ucapan akso yang begitu menusuk hati kecilnya .
"Tidak cukupkah pengorbanan nya selama ini ? " Ucap alesya didalam hatinya.
"Ya,, mereka cocok ! Bahkan sangat cocok di lihat dari segi manapun ,mereka tersenyum bahagia ,bersikap seolah menghancurkan hidup seseorang seperti sebuah penghargaan yang patut di apresiasi "
jawab alesya tajam ,pandangannya lurus kedepan melihat dua manusia yang katanya saling mencintai itu sedang berbahagia
"bukan begitu tuan muda akso " lanjut alesya mengalihkan tatapannya terhadap akso dengan seringai kebenciannya .
"maksud lo apa HAH ? " bentak akso menatap alesya dengan tajam ,ucapan alesya mampu membuat dirinya tersinggung
" KENAPA ? Lo kesinggung sama ucapan gw barusan hmm ? " jawab alesya dengan tatapan mengejeknya yang sangat terlihat jelas oleh akso .
Alesya muak bahkan sangat sangat muak..
Alesya muak harus mengalah terus , sesekali alesya ingin berontak melawan .
Alesya ingin lari dari semua ini ..
Semua melukai nya tanpa batas dan tanpa rasa kasian sedikitpun
" Berani lo sama gw hm " Akso dengan kuat mencengkram pergelangan tangan alesya.
" Kenapa memangnya ? Lo mau gw terus tetap diam kaya orang bego begitu ? Lo senang melihat gw menderita begitu? " pekik alesya dengan senyum getirnya
Syok !! Tentu saja akso syok mendengar penuturan kata dari alesya, iya melepaskan cengkraman tangan nya kepada tangan alesya.
Akso terdiam mencerna di setiap ucapan alesya tidak ada lagi kata abang yg alesya sebut untuk memanggil dirinya .
Tak lama akso tersadar dari lamunannya .
"lo kenapa sihh ? Gw cuman bilang faktanya alesya ! Gk usah merasa paling tersakiti deh , jangan manja bisa ? " Dengus akso menatap sebal kepada alesya .
Napas alesya memburu , alesya tersulut emosi mendengar ucapan yang keluar dari mulut berbisa akso .
Yah akso memang seperti ular berbisa , setiap ucapan yang keluar dari mulut akso bagaikan racun yg menggerogoti hati alesya .
Alesya dengan kuat mencengkram gelas berisi minuman yang sedari tadi dirinya pegang .
apa alesya tidak salah mendengar ???
Nyatanya disini alesya lah yang paling tersakiti , mengapa mereka tidak juga mengerti , apa katanya tadi " alesya manja "
sejak kapan alesya bisa manja ?
Sementara mereka selalu memperlakukan alesya seperti itu , apa alesya bisa manja dengan perlakuan mereka seperti itu ?
Apa mereka titisan iblis yang tidak mempunya hati nurani , membiarkan alesya terus tersiksa seperti ini .
apa mereka buta dan tuli tidak melihat seruit mata alesya yang begitu tersiksa berada disini.
"nyatanya arga memang mencintai layla, bukan sekedar mencintai tapi sangat mencintai , sadar diri itu perlu alesya , apalagi untuk orang tidak tau diri macam lo itu , lo harus tau , Lo itu penghalang alesya , Penghalang bagi hubungan mereka ! "
ucap akso sambil menunjuk muka alesya .
Seakan akan belum puas akso membuat alesya sakit , akso terus berbicara tanpa henti dan terus terusan menghina alesya .
Akso benar benar seorang abang yang sangat buruk dimana alesya .
gimana tidak buruk , akso terus-terusan melukai hati alesya tanpa henti, tanpa jeda ,tanpa kasian sama sekali.
padahal kenyataannya alesya juga adiknya dia tapi akso seakan-akan tutup mata dengan kebenarannya .
* *Begitu malang dirimu lesa disakiti oleh orang tua ,oleh saudara ,bahkan sekarang kau harus merasakan yg lebih sakit dari orang yg kau anggap rumah itu *autour sedih* 😭👉👈kembali lagi ke cerita 😎🤭
"Tetap saja dimata gw . arga laki laki berengsek dan layla wanita murahan , perebut .Mau mereka saling mencintai , mau mereka saling menyayangi sekalipun ,Tidak bisa merubah fakta kalau mereka itu menjijikan " sarkas alesya
"ALESYAAA"
"PLAKK"
Hilda ibu dari akso ,layla serta alesya, dengan keras menampar pipi alesya.
Hilda tidak menyangka alesya bisa bicara seburuk itu tentang saudara kembarnya sendiri.
"sepicikk ,itukah pikiran kamu alesya" bentak hilda
"kau benar-benar anak yang tidak tau diri alesya" dengan nada marah hilda melanjutkan ucapannya .
Alesya tampak tenang , iya seolah sudah terbiasa dengan tamparan yang dilayangkan oleh hilda.
"ada apa ini ?? Ucap layla serta arga bersamaan sembari menghampiri . mereka merasa terkejut dengan apa yang dilakukan hilda .
"alesya sudah keterlaluan "
"Dia menghina kamu juga arga sebagai laki laki bajingan dan wanita murahan "
tatapan hilda menghunus kepada alesya .
Segera saja arga menatap alesya dengan tatapan tajam.
"maksud lo apa ? Lo tau jelas yang gw cinta selama ini cuman layla bukan lo alesya ! " ujar arga dengan penuh penekanan di setiap perkataannya .
ternyata kau bukan pengobat luka
melainkan penambah luka
harusnya aku sadar sejak lama
kau bukan rumah melainkan neraka
Alesya tertawa getir menatap arga dengan rumit .
arganya kini jauh berbeda , tidak ada lagi pancaran cinta dimata arga ketika menatap dirinya , tidak ada lagi kasih sayang , tidak ada lagi kelembutan , tidak ada lagi khawatir arga ketika melihat dirinya menangis .
Bayangan perlakuan lembut arga dulu kepada nya bagaikan kaset kusut yang terus berputar dipikirannya.
Tidak menyangka arga secepat itu berubah .
Alesya memejamkan matanya mencoba menahan rasa sakit di dadanya .
" kalau lo lupa ,demi kebahagiaan kalian , lo tega mengorbankan gw arga " tatapan tajam alesya menebus mata arga .
Alesya tertawa , itu bukan tawa bahagia ,itu tawa kecewa siapapun bisa merasakannya
"baik keluarga lo maupun keluarga gw sama saja ,Sama-sama sekeras batu dan gk punya hati " seru alesya ditengah tawanya.
Sontak saja ucapan alesya membuat semua tamu terkejut ,mereka segera mengelilingi alesya beserta dua keluarga itu .
arga serta keluarga alesya memandang tak percaya , baru kali ini mereka melihat alesya seberani ini.
biasanya alesya selalu diam, bahkan jika di perlakukan tidak adil sekalipun , alesya hanya menunduk tidak melawan sama sekali .
Tapi hari ini , Untuk yang pertama kalinya mereka melihat alesya kehilangan kendalinya .
"Diam lah alesya , Tutup mulutmu sekarang juga !" Bimo sang ayah menunjuk wajah alesya .
Alesya semakin mengeraskan suara tawanya sambil menatap dengan tajam kepada sang ayah .
"hey ,, apa kalian semua tidak tahu rahasia dibalik pertunangan ini ? " pekik alesya sembari menatap satu persatu orang yang mengelilinginya .
"alesya! "
Suara peringatan dari sang ayah tidak alesya pedulikan sama sekali , alesya malah menatap semua keluarganya dengan senyum mengejek .
"ada apa ini ? Dan siapa kamu ? Mengapa kamu bisa masuk kedalam sini ? " salah satu tamu undangan berbicara sambil memperhatikan alesya dari atas sampai bawah.
Alesya tersenyum , memang keluarganya selalu menyembunyikan indentitas alesya , yang publik tau keluarga Bimo Pranciko hanya memiliki dua orang anak nyaitu Akso Lingga Pranciko dan juga layla devina Pransiko.
"saya ..? "
Perkenalkan saya alesya Devina Pransiko ! Ahh larat ,hanya alesya Devina saja " ujar alesya dengan nada mengejek.
alesya melirik keluarganya yang tampak sedang syokk mendengar semua penuturan alesya .
Raut wajah keluarganya seperti ingin mencabik cabik muka alesya,namun alesya tidak memperdulikannya .
Semua orang memandang alesya tidak percaya .
"jangan asal bicara kamu ! Yang kami tau keluarga Pransiko hanya memiliki empat keturunan, dua dari tuan bimo dua lagi dari tuan Dery ! " bantah salah satu tamu tak percaya .
"Ya...."
" Dia memang selalu bermimpi,
memimpikan menjadi bagian keluarga kami , Dia hanya anak pembantu kami yang miskin. "
" Dia tidak diinginkan oleh keluarganya jadi kami ambil alih untuk merawatnya ."
"alesya iyalah anak yang malang yang sudah kami rawat sedari kecil ,tak di sangka kebaikan kami berakhir fatal ."
"Dia meminta lebih dan lebih , dia selalu iri dengan layla putri semata wayang kami . "
ucap panjang hilda dengan wajah datarnya ,tidak ada raut wajah bersalah karna perkataan nya barusan sudah melukai alesya .
alesya menatap ibunya dengan tatapan syokk badan alesya hampir terhuyung ke belakang ketika mendengar ucapan ibunya sendiri yang menyayat hatinya .
tangan alesya bertumpu pada sisi meja yang ada dibelakang dirinya.
Badannya seakan melayang perkataan ibunya terngiang ngiang bagaikan lagu di otak kecilnya.
Alesya menatap ibunya dengan rasa tak percaya .
Alesya diam seribu bahasa sambil berpikir ! mengapa ada seorang ibu yang sekejam ibunya yang melukai anaknya tanpa rasa bersalah dan setenang itu.?
Rasanya luka dihati alesya semakin menganga dan ucapan hilda terasa seperti garam yang menaburi lukanya , begitu sangat terasa perih dihatinya .
Alesya tersenyum getir , ia sebisa mungkin menahan air matanya agar tidak keluar .
cengkraman tangannya terhadap sisi meja semakin kuat , alesya kehilangan kendalinya iya mendorong meja itu hingga terguling.
"prangg ! "
Semua yang ada di meja itu terlempar berhamburan , pecahan gelas menghiasi lantai dan tidak sengaja pecahan itu ikut melukai kakinya alesya .
Cairan berwarna merah kental itu mengalir dari bagian atas kaki alesya .
Semua orang terpekik kaget , mereka tidak percaya alesya akan melakukan sesuatu yang nekad seperti ini .
Alesya menahan dirinya agar tetap kuat berdiri tegak ditengah tengah orang yang mulai sekarang ia membencinya .
"perlu saya ingatkan ?" ucap alesya memandang keluarganya dengan tatapan datar .
"Semua perlakuan tidak adil kalian kepada saya ini , terutama kau Bimo ! Saya tidak akan lupa dengan penghinaan ini tuan bimo , saya juga tidak menyangka nyoya hilda yang lemah lembut ini bisa mengatakan hal sekasar itu " ucap alesya
"wow.. keluarga yang penuh dengan orang- orang yang tidak berhati " lanjut alesya dengan senyum ejeknya.
Alesya tampak tenang , raut wajahnya tidak menunjukan kesakitan sama sekali.
"saya terima ucapan anda tuan bimo dan nyoya hilda yang menyebut jika saya bukan dari bagian keluarga kalian."
"tapi.... ! " ucap alesya dengan menggantungkan kalimat terakhirnya .
" apa kalian semua tidak merasa malu ? Perlu saya ingatkan kembali . Jika dia ! " tunjuk alesya kepada arga.
"adalah pacar saya sebelumnya " tekan alesya.
" putri kesayangan kalian adalah wanita murahan perebut pacar orang , dia tau jika yang saya punya hanyalah arga . Dan dengan kejamnya dia merebutnya dari saya Bahkan kalian semua ikut andil dalam hal yang menjijikan ini " ujar alesya tajam menatap satu persatu keluarganya
Alesya sudah tidak memperdulikan perasaannya lagi sekarang , bahkan alesya sudah tidak peduli jika keluarganya mengusir dirinya detik ini juga .
Alesya sudah terlalu lelah bahkan sangat lelah , batinnya sudah terlalu lama tersiksa
"alesya !" hilda kembali menatapnya memperingati alesya ,ini sudah terlalu jauh ,hilda tidak mau acara pertunangan putri kesayangannya berantakan
"layla dan arga saling mencintai , alesya ! "
" Jangan membual sesuatu yang tidak benar "
tegur hilda dengan suara penuh penekanan .
"Ya "
"mereka bilang ,mereka saling mencinta . semua orang bilang mereka pasangan sejati . Tanpa tau jika hubungan mereka berawal dari sebuah Penghianatan . Sangat menjijikan sekali bukan ?" ujar alesya keras
"lelaki dengan wanita yang ada dihadapan saya sekarang ini .Tidak lain adalah pasangan perselingkuhan , mereka selingkuh didepan saya ! " tekan alesya
Alesya enggan menyebut nama pasangan itu ,bagi alesya mereka tidak lebih dari sekedar SAMPAH!
Lagi dan lagi semua orang kembali terkejut , mereka tidak menyangka terdapat rahasia dibalik semua ini .
"jangan berbicara asal ,alesya ! Dulu memang saya mencintai kamu , akan tetapi perasaan saya lenyap seketika begitu mengetahui kebohonganmu " ucap arga.
" apalagi dengan tingkahmu yang menjijikan itu " Ujar arga dengan tatapan jijiknya terhadap alesya .
"tetap saja dimata saya anda tidak lain dari seorang penghianat , seorang laki laki yang menjalin hubungan dengan wanita lain disaat iya sendiri sedah mempunyai kekasih ."
" kata apa yang pantas untuk kalian berdua " dengus alesya menatap arga dengan senyum miringnya .
"satu lagi , tadi kau bilang saya menjijikan ? Apa penuturan mu tidak salah ? Siapa yang paling menjijikan saya atau anda sendiri ? " ejek alesya .
" tentu saja mereka pasangan yang menjijikan "
" seorang perempuan yang dengan terang- terangan menjalani hubungan dengan kekasih wanita lain . Ini sangat menjijikan sekali " salah satu tamu berbicara ,ia terang terangan menatap layla dengan tatapan menghinanya.
" apalagi pria yang iya rebut adalah kekasih dari saudarinya sendiri " .
rasa kecewa bisa merubah
rasa cinta menjadi benci
beriring nya waktu
rasa benci bisa
berubah menjadi jijik
Tubuh layla bergetar , matanya mulai berkaca- kaca tak percaya dengan perkataan alesya .
layla terdiam meremas baju sampingnya iya tak menyangka alesya akan seberani ini mempermalukannya .
"alesya ! " Bimo kembali membentak alesya matanya terlihat nyalang menatap alesya.
"kamu sudah keterlaluan alesya "
" Pergi kamu dari sini . Saya tidak sudi memiliki anak pembuat onar seperti kamu ! " bentak bima .
Emosi bima semakin memuncak , nafasnya memburu menatap alesya dengan penuh kemarahan .
" anak seperti mu tidak pantas menjadi anak saya "
" Pergi kamu ! " iya bergantian menunjuk alesya dan juga pintu keluar .
" pergi kamu dari hadapan saya alesya ! Jangan kau tunjukan muka menjijikan mu itu di hadapan saya lagi " bentak bimo .
Bimo menarik tangan alesya menuju pintu keluar . Seakan-akan bimo belum puas mempermalukan alesya , ia pun mengusir alesya dengan cara kekerasan .
"Wow.. !! Apa saya tidak salah dengar ? Seorang tuan bima yang terhormat baru saja menyebut saya sebagai anaknya " ujar alesya sambil memberontak dari cengkraman bimo.
Bimo terdiam dengan napas memburu , ditatapnya alesya dengan tajam , terdapat ancaman di dalam matanya.
"Baik saya akan keluar "
Harus kalian ingat ini ! Jika saya bisa memilih , Saya tidak akan sudi lahir sebagai anak kalian , apalagi saya harus hidup ditengah tengah keluarga yg tidak berhati seperti kalian " ucap alesya dengan penuh penekanan .
" dengar ini baik baik tuan bimo dan nyoya hilda yang terhormat ."
"jika ada kesempatan kedua untuk saya hidup kembali . Saya tidak akan memilih kalian untuk menjadi orang tua saya , jika itu terjadi saya bersedia untuk mati ." lanjut alesya.
Alesya sama sekali sudah tidak memperdulikan raut terkejut dari semua keluarganya .
Alesya berlalu pergi , matanya tanpa sengaja bertatapan dengan sepasang mata tajam yang terus memperhatikannya dengan pandangan rumit , alesya memilih abay .
Alesya berlari kencang sambil sesekali mengusap pipinya yang basah karna air mata .
Alesya ingin cepat cepat keluar dari sini ,berada lama lama di dalam membuat dada alesya semakin sesak .
***
Disinilah sekarang alesya. berdiri di pembatasan jembatan , ia menatap kosong air sungai yang tengah meluap .
air mata alesya terus mengalir tanpa henti , alesya membiarkannya tanpa ada niat untuk mengusapnya .
semakin lama berdiam diri semakin deras air matanya mengalir .
Rasanya alesya ingin berteriak sekuat mungkin ,ingin bertanya kepada siapapun ,mengapa kehidupannya serumit ini .
Dada alesya terasa semakin sesak , isakan demi isakan terdengar lirih .
Lahir dari keluarga terpandang tak serta membuat alesya bahagia , alesya justru merasa hidup dengan penuh luka .
Hidup di tengah bayang bayang , tidak ada warna di hidupnya , yang ada hanya kehidupan kelam dirinya .
Apalagi alesya lahir bersama dengan layla sang kaka kembar , layla yang sedari kecil terlahir memiliki imun tubuh yang lemah membuat semua perhatian berpusat kepadanya .
alesya gadis kecil harus selalu siap menjadi perisai bagi layla , merek selalu mengatakan layla itu lemah.
Dan alesya sebagai adik harus selalu siap jika layla membutuhkan pertolongannya.
Lucu sekali memang , mereka berbicara memerintah tanpa merasakan dirinya sebagai alesya .
Hidup alesya terasa hambar , alesya merasa dirinya itu bukan dirinya . karna mereka selalu memaksa alesya harus mau menjadi seperti apa yang layla mau .
alesya tidak diberi kesempatan untuk menjadi dirinya sendiri .
Hingga alesya bertemu dengan arga , bagi alesya pertemuan dengan arga adalah sesuatu kebahagiaan .
arga lelaki itu mampu membuat hidup alesya yang tadinya kelam menjadi sedikit berwarna .
Kehadiran arga juga mampu membuat alesya tersenyum terkadang tertawa melupakan sejenak beban dipundaknya.
perlahan-lahan alesya menjadi nyaman dengan kehadiran arga , alesya menggantungkan sepenuhnya terhadap arga .
Karna bagi alesya . Arga adalah rumahnya ,tempat iya berpulang ,tempat iya berkeluh kesah ,tempat iya mencurahkan sepenuh hatinya .
Arga adalah satu satu harapannya , satu satu orang yang alesya punya , yang memperdulikan dirinya disaat semua orang acuh terhadapnya .
Sayangnya ,kebahagiaan alesya tidak bertahan lama ,semua hancur begitu saja saat alesya mengetahui layla dan arga berselingkuh dibelakangnya .
Arga selalu beralasan jika alesya lah yang membuatnya memilih untuk selingkuh
Arga juga selalu bilang jika alesya lah yang sudah membohonginya selama ini .
Sampai sekarang alesya tidak mengetahui kebohongan apa yang alesya buat sehingga arga berbicara seperti itu dan sampai hati menyelingkuhi dirinya.
Mungkin benar yang dibilang semua orang . jika layla dan juga arga adalah pasangan definisi cinta sejati , sama sama memiliki sifat yang angkuh .
Terlebih orang tua mereka yang selalu condong keada layla dan mendukung penuh hubungan layla dengan arga .
Bahkan hilda ibunya sendiri dengan tidak berperasaan menyuruh alesya untuk mengalah demi layla dan meminta agar alesya segera mengakhiri hubungan dirinya bersama arga .
Ketidak adilan yang alesya dapatkan selama ini membuat dirinya mati rasa .
Alesya kini tidak percaya lagi akan keluarga ,cinta dan juga teman .
Semua hanya lelucon dimata alesya .
Tatapan alesya begitu kosong ,air matanya belum juga berhenti mengalir .
Alesya berjongkok memeluk lututnya. terdengar isakan tangisnya semakin mengencang , alesya putus asa ,alesya lelah ,alesya sakit bahkan sangat sakit .
Ya... alesya menyerah , tidak ada lagi alasan untuk iya bertahan ,setelah harapan satu satunya pupus .
orang yang menjadi sumber kekuatannya telah pergi dengan sebuah penghianatan menyisakan luka yang begitu amat sakit .
"air mata kamu terlalu berharga " ucap seseorang sambil menyodorkan sapu tangan .
" jangan kau tangisi mereka "
"Hapus air matamu , kau tidak layak menangisi mereka ! " lanjutnya
Sebuah suara berhasil menyadarkan dirinya dari tangisan .
Alesya menoleh , matanya terbelalak kaget tak kala melihat seseorang yang dirinya kenal .
Yahh ,, seseorang itu adalah Arkana Ivander Bamantara .
"ar- kamu arkana kan ?? " tanya alesya terkejut sambil meraih sapu tangan yang di sodorkan oleh arkana tadi .
Memang semenjak lulus dari sekolah menengah .
empat tahun lalu , alesya maupun arkana tidak pernah bertemu lagi sampai saat ini ia baru muncul dihadapannya.
Ahh,, bahkan saat masa sekolah pun alesya memang tidak terlalu mengenal seorang arkana.
lagi pula siapa yang berani mendekati seorang arkana yang terkenal sedingin es serta kejam nya tidak pandang bulu .
"hmm " arkana mengangguk , arkana ikut duduk dan menatap sungai yang sedari tadi alesya tatap.
" Hidup tidak selalu tentang cinta "
ucap arkana lembut.
Alesya tertegun ,tak menyangka seorang arkana berbicara seperti itu .
Netra tajam alesya mengamati penampilan arkana.
wajahnya sangat tampan ,mata tajam ,alis tebal ,hidung bangir ,bibir tipis serta rahang tegas ,apalagi badan arkana menjulang tinggi seperti tihang listrik yang menyempurnakan ketampanannya.
Alesya termenung sesaat ,pantas saja dulu hampir seluruh siswa tergila gila kepada arkana .
pesona arkana memang tidak main main .
" bukan pula tentang keluarga " kembali suara arkana terdengar.
Alesya tersenyum
" kamu tidak akan mengerti , arkana "
"tidak ada yang pernah mengerti tentang perasaan aku " ucap lirih alesya .
"aku mengerti lesa "
"maka dari itu aku bilang hidup tidak selalu tentang cinta ataupun keluarga " balas arkana sebari mengelus rambut alesya .
"bagaimana kamu bisa berbicara seperti itu ? "
" Sedangkan sudah sangat jelas kehidupan berputar pada keluarga dan cinta juga ! " alesya berbicara tanpa menatap arkana , iya lebih memilih menatap sungai yang semakin mengalir deras .
Sekelebat pikiran konyol menghinggapi pikiran alesya tak kala melihat aliran sungai.
Apa jika dirinya mati bisa membuat semua rasa sakit dihatinya menghilang ? " batin alesya dengan pikiran berkecamuk.
" lalu apa yang kau dapat selama ini ?" ucap arkana tidak mengalihkan tatapan dari wajah alesya.
" penghianatan ?"
"pengabaian "
" dan juga rasa kecewa yang tak berujung bukan ? " lanjut arkana
Alesya tertegun , iya menatap arkana dengan rumit .
" kamu berbicara seolah-olah kamu sudah mengenal aku dengan sangat baik " ucap alesya menekankan disetiap perkataannya lalu tersenyum getir .
ternyata benar kata orang
lebih baik dicintai
dari pada mencintai
karna semuanya akan
mengecewakan pada akhirnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!