Di sebuah alun-alun yang luas yang di penuhi oleh puluhan orang, terlihat sebuah panggung melingkar yang tinggi. Di atas panggung melingkar, terlihat seorang pemuda tampan sedang duduk bersila di depan pillar batu tinggi.
Puluhan pasang mata tertuju kepada pemuda di atas panggung, ekspresi penuh harap terpampang jelas di wajah semua orang. Mengharapkan suatu keajaiban akan terjadi.
"Aku mohon dewa, beri aku kesempatan!" gumam pemuda di atas panggung sambil menggigit bibir bawahnya, tetesan keringat membasahi punggungnya yang bergetar karena gugup dan telapak tangannya mengepal erat saat pupil mata coklatnya menatap pillar batu tinggi dengan harap.
Tiba-tiba dari dalam pillar batu, suara dengungan keras menyebar ke seluruh alun-alun. Dan pilar batu yang diam perlahan mulai bergetar, cahaya emas muncul di puncak pillar batu sebelum itu di tembakkan ke langit.
Melihat fenomena ini, semua orang menghela nafas lega. Seolah-olah batu besar yang menekan punggung mereka telah menghilang.
Sudut bibir pemuda yang duduk di atas panggung mengulas senyum gembira, namun beberapa saat kemudian. Senyum di wajahnya membeku, dan wajahnya yang gembira berubah menjadi kebingungan dan keheranan.
Orang-orang di alun-alun juga menatap dengan bingung, mereka semua mendongak ke langit hanya untuk menemukan bahwa langit masih normal. Tidak ada fenomena cahaya yang turun seperti yang di harapkan.
Beberapa saat kemudian, getaran pada pillar batu perlahan-lahan berhenti. Dan suara yang menyebar ke seluruh alun-alun juga secara bertahap menghilang, meninggalkan semua orang dalam kebingungan.
Melihat ini, hati pemuda yang duduk di atas panggung segera jatuh. Sedikit harapan di matanya menghilang dan di gantikan dengan senyum pahit yang mengejek diri sendiri.
Pemuda itu mendongak, pupil mata coklatnya menatap langit sambil berkata dengan sedih. "Jadi, kalian sebenarnya telah meninggalkanku!"
Semua orang di alun-alun perlahan menarik pandangan mereka dari langit, kemudian jatuh di punggung kurus pemuda di atas panggung. Berbagai ekspresi muncul di wajah mereka, dan orang-orang yang mendukung pemuda itu hanya bisa menghela nafas kecewa. Sementara orang-orang yang membencinya mulai berkomentar.
"Dia sudah berakhir, dewa Dao telah meninggalkannya."
"Pembaptisan ini telah final, Jian Xin ini tidak akan pernah menjadi ahli Dao selama hidupnya."
"Sungguh di sesalkan, bahwa anak dari Jian Ruyin sebenarnya menjadi orang yang di tinggalkan oleh dewa!"
Berbagai tatapan jijik dan penghinaan di arahkan ke punggung pemuda itu, membuat tubuh pemuda itu bergetar. Sedikit cairan bening menetes dari sudut matanya saat dia menatap pria paruh baya yang duduk di platfrom tinggi.
"Ayah, maaf. Jiang Xin telah mengecewakanmu!" kata pemuda itu dengan suara yang bergetar, sudut bibirnya berkedut saat dia berusaha menahan isak tangis.
"Huh. " Pria paruh baya di platform tinggi menghela nafas berat, dia tidak bisa menahan kesedihan dan kekecewaan di dalam hatinya saat melihat bahwa putra satu-satunya akan berakhir menjadi orang yang di tinggalkan oleh dewa. Tapi meski begitu, dia tetap memasang senyum lembut dan tatapan sangat saat dia berkata. "Aku tidak menyesal bahwa putraku tidak memiliki takdir dengan Dao, dan masih para dewa telah berpaling darimu. Meski seluruh orang akan menghinamu setelah ini, jangan berputus asa. Karena kamu harus mengingat, bahwa di dalam darahmu. Mengalir darah Jiang Ruyin, dan putra Jiang Ruyin tidak akan menjadi biasa!"
Kata-kata pria paruh baya itu tidak keras, tetapi mampu menyebar ke seluruh alun-alun. Membuat siapapun yang berada di tempat itu akan bisa mendengarnya dengan jelas.
Mendengar kata-kata ayahnya, hati Jiang Xin menjadi hangat dan itu membuat dia semakin menyalahkan dirinya sendiri. Dia merasa telah melukai harapan besar ayahnya, melukai reputasi ayahnya dan juga menggoyahkan posisi ayahnya di klan.
Namun ketika dia melihat tatapan hangat dan lembut di mata pihak lain, sebuah tekad dan ide gila tiba-tiba muncul di dalam diri Jiang Xin. Pupil mata yang sebelumnya terlihat sedih seketika berubah tegas.
Kedua kakinya perlahan mendorong lantai saat tubuhnya perlahan berdiri dari posisi duduk, mata pemuda itu menyapu tatapan jijik dan menghina di sekitarnya dengan acuh tak acuh. Lalu dengan langkah tegas, dia berjalan menuruni panggung dan menghilang di bawah tatapan semua orang.
Melihat punggung pemuda kesepian yang menjauh, Jiang Ruyin menghela nafas rendah. Wajah tuanya terlihat jauh lebih tua saat ini, itu wajar baginya untuk kecewa. Karena setelah semuanya, Jiang Xin adalah satu-satunya putranya dan juga satu-satunya kenangan yang di tinggalkan oleh wanita yang di cintainya. Jauh di dalam hatinya, dia sangat berharap bahwa putranya itu akan menjadi praktisi kuat di masa depan. Agar Jiang Ruyin bisa membuktikan kepada orang-orang itu bahwa pria biasa sepertinya juga bisa menghasilkan seorang jenius, namun kenyataan ini telah menghancurkan semua harapannya.
..
Berdiri di puncak gunung, Jiang Xin menatap langit biru dan awan-awan putih yang bergulir di langit. Cahaya matahari yang menggantung tinggi di langit jatuh, menerangi wajah pemuda yang tampak kecewa itu.
Pemuda itu perlahan merentangkan kedua tangannya, kedua matanya perlahan tertutup saat angin bertiup melewatinya. Membuat rambut dan jubah hitamnya berkibar-kibar.
Jiang Xian tampak begitu menikmati kenyamanan yang di bawah oleh tiupan angin, seolah-olah ketika angin itu bertiup melewatinya dan pergi. Itu juga membawa rasa sakit dan kekecewaan di dalam hatinya untuk berangsur-angsur berkurang.
Perlahan, kedua matanya terbuka. Dan di bawah emosi negatif yang meluap-luap, dia membuka mulutnya dan berteriak ke langit.
"ARRRRGGGHHHH!!"
"Huh ... Huh.. " Dada pemuda itu naik turun, dia benci. Marah dan sedih pada saat yang sama, dan setiap kali dia membayangkan tatapan jijik dan penghinaan semua orang di alun serta kekecewaan di mata lembut ayahnya. Dia merasa bahwa hidup ini benar-benar tidak ada artinya, bahwa kehadirannya di dunia ini adalah sebuah kesalahan. Harga diri! Wibawa! Kekuatan! Semua itu telah di rengut paksa darinya oleh para dewa.
"Kenapa, Kenapa aku. Mengapa kalian menghancurkan hidupku?" teriak pemuda itu ke langit dengan ekspresi penuh kebencian di wajahnya.
Pada saat ini, sebuah suara tua tiba-tiba memasuki telinganya.
"Tidak ada dewa di dunia ini, mereka semua pergi ke dunia yang lebih besar. Jadi kegagalanmu ini bukan salah mereka, berhenti mengutuk dan mempertanyakan mereka. Karena mereka tidak bisa mendengarmu!"
"Ha?" Jiang Xin terkejut saat dia melompat ke belakang dengan ekspresi ketakutan yang menggantung di wajahnya, pupil mata coklatnya menyapu area sekitar dengan hati-hati sambil berkata. "Siapa, siapa di sana?"
Suara tua itu memicu kebingungan dan kejutan di wajah Jiang Xin, dan ekspresi di wajahnya saat ini sangat menarik. Itu karena dia menemukan bahwa tidak ada siapapun di puncak gunung ini selain dirinya, bahkan meski dia sudah mencari di sekitar puncak gunung dengan cermat dan hati-hati. Dia masih tidak menemukan siapapun.
"Huh, lihat diriku. Aku bahkan mulai berhalusinasi, aku takut bahwa aku akan menjadi gila dalam waktu dekat," Gumam Jiang Xin dengan wajah lesu, dia kemudian dengan malas menjatuhkan punggungnya ke atas rumput hijau, berbaring di sana dengan tangan sebagai alas kepala.
Jiang Xin tidak tahu bagaimana ini di mulai, tetapi yang jelas. Dia tahu bahwa dia tidak berasal dari dunia ini, itu karena saat dia berusia 5 tahun. Dia selalu bermimpi bahwa dia hidup di tempat yang aneh, di mana di tempat itu. Orang-orang memiliki peradaban yang berbeda, mereka akan menaiki sebuah besi aneh yang bisa melesat lebih cepat dari kuda. Bahkan bangunan-bangunan di tempat itu semuanya terbuat dari batu dan besi hingga menbentuk sebuah pilar yang tinggi.
Tapi bukan itu yang Jiang Xin pikirkan saat ini, tetapi dunia tempat dia berada saat ini. Sejak lahir di dunia ini dan tumbuh hingga usianya yang sekarang mencapai 17 tahun. Dia sedikit banyaknya telah mengetahui kehidupan orang-orang di dunia ini.
Mereka menyebut dunia ini sebagai Benua Tian Yuan, dan di Benua Tian Yuan. Semua orang tanpa terkecuali, itu berlatih Dao. Dao adalah sekumpulan energi yang tercipta dari langit dan bumi, orang-orang menyerap energi langit dan bumi kemudian merubahnya menjadi Dao yang bisa mereka gunakan untuk memperkuat tubuh.
Di benua Tian Yuan, Dao memiliki banyak bentuk. Tapi hanya ada satu bentuk Dao yang di gunakan oleh semua orang, itu adalah Dao Sihir. Sejak dulu, dari generasi ke generasi. Semua orang berlatih Dao Sihir, mereka percaya bahwa hanya Dao Sihir yang bisa membawa mereka menuju puncak keabadian, dan Jiang Xin tidak terkecuali juga berpikir seperti itu.
Dalam pelatihan Energi Dao, orang-orang membedakan yang kuat dan yang lemah dengan empat cara. Yaitu:
Pertama, Ranking Energi Dao. Setiap orang yang berlatih akan memiliki Energi Dao dalam tubuh mereka, dan setelah itu mencapai ambang batas tertentu. Mereka akan memasuki alam baru dan tubuh mereka akan mengalami perubahan dalam setiap aspek, baik itu lima indra atau kekuatan. Itu akan meningkat pesat, di Benua Tian Yuan ini. ranking energi Dao yang Jiang Xin ketahui adalah:
Dao Awal
Dao Master
Dao Grandmaster
Dao Spirit
Dao King
Dao Emperor
Lalu setiap kelas di bagi menjadi lebih kecil, yaitu:Awal—Menengah–Tinggi—Puncak.
Kedua, itu adalah Teknik Puasaran Dao. Itu adalah cara praktisi mengeluarkan energi Dao dari dalam tubuh mereka untuk membentuk sebuah sihir yang mengagumkan, dan dari zaman dulu hingga sekarang. Setiap orang memiliki cara yang berbeda-beda dalam membentuk pusaran Dao, dan beberapa bahkan lebih kuat dari yang lain. Setelah akumulasi dan penelitian yang cermat, orang mulai membagi Teknik Pusaran Dao dalam beberapa kelas. Yaitu: Huang—Xuan—Diqiu—Tian—Di, setiap kelas. Itu di bagi menjadi lebih kecil dengan, Rendah—Menengah—Tinggi—Puncak.
Ketiga, itu adalah Teknik Tempur. Di Benua Tian Yuan, Teknik Dao sejalan dengan energi Dao. Tetapi Teknik Tempur berbeda, dia tidak berasal dari Energi Dao tetapi dari energi langit dan bumi itu sendiri, hingga penggunaanya juga lebih sulit dari Teknik Dao. Dan hampir tidak pernah ada orang yang melatihnya, namun jika berhasil di latih. Maka kemampuan seseorang akan lebih kuat dalam duel.
Untuk teknik tempur sendiri, Jiang Xin tidak tahu pasti. Mungkin karena selama hidupnya, dia belum pernah melihat orang menggunakannya. Namun yang jelas, Teknik Tempur juga memiliki kelas dan level.
Keempat, itu adalah Metode Kultivasi Dao. Ini adalah cara praktisi menarik energi langit dan bumi ke dalam tubuh untuk di kelola menjadi Qi Dao, dalam hal ini. Metode kultivasi Dao juga terbagi dengan cara yang sama seperti teknik pusaran Dao.
Selama ini, Jiang Xin selalu berusaha untuk menjadi kuat. Dia akan berlatih siang dan malam tanpa istirahat, membaca banyak buku-buku yang menjelaskan tentang Jalan Dao. Dan untuk menempuh jalan Dao, seseorang harus lebih dulu menerima baptisan dari langit yang orang-orang sebut sebagai baptisan para dewa. Ketika kamu di baptis, tubuhmu akan mengalami perubahan dan di tengah-tengah pusar. Kamu akan memiliki semacam pusaran melingkar yang orang-orang sebut sebagai lautan Dao, begitu kamu mendapatkannya. Kamu akan bisa mulai menyerap energi langit dan bumi untuk di kelola menjadi Dao, proses ini di sebut sebagai Jalan Dao Sihir!.
Untuk Jiang Xin, dia harus menerima kenyataan bahwa dia tidak akan pernah bisa menjadi praktisi Dao. Karena dewa sepertinya telah meninggalkannya, memotong kedua kakinya sebelum dia mulai belajar berjalan.
Sejak dia lahir, ketika dia berusia 5 tahun. Dia sudah mengetahui bahwa dia terlahir di Klan Jiang, klan penguasa di kota Sangyin. Dan ayahnya, Jiang Ruyin adalah pemimpin Klan. Selama itu, dia juga mengetahui sedikit banyaknya tentang ibunya yang pergi meninggalkannya dan ayahnya. Bahwa itu sebenarnya karena keluarga ibunya tidak setuju jika dia tinggal bersama ayahnya yang di anggap sebagai orang biasa.
Hal ini tentu saja memicu tekad di dalam diri Jiang Xin untuk menjadi kuat dan membuktikan kepada keluarga ibunya bahwa mereka juga bisa menjadi hebat walau berasal dari klan kecil, namun melihat kenyataan di depan mata sekarang. Sepertinya tidak ada harapan.
Pada saat ini, suara panik memasuki telinga Jiang Xin.
"Tuan Muda, tuan muda. Ini buruk!"
Jiang Xin terkejut kemudian berbalik ke arah suara itu datang, itu hanya untuk melihat seorang wanita berpakaian pelayan sedang berlari ke arahnya dengan ekspresi panik yang menggantung di wajahnya.
"Apa yang terjadi?" tanya Jiang Xin dengan gugup sambil bangkit dari posisi tidurnya menjadi berdiri.
"Tuan Muda, itu penatua Hui dan penatua Shing. Mereka mendesak pemimpin Klan untuk meninggalkan jabatan patriak dan menyerahkannya kepada Penatua Hui, dan karena patriak tidak terima. Kedua menyerang patriak dan pertarungan terjadi!" kata pelayan wanita itu cepat saat dia menyeka keringat di pelipisnya.
"Apa?" Jiang Xin terkejut, kemudian berkata dengan panik. "Mengapa mereka melakukan itu? Dan dimana kakek? ... Mengapa kakek tidak menghentikan mereka?"
"Patriak lama mengetahui hal itu, tapi dia membiarkannya. Itu karena dalam upacara pembaptisan, Nona muda Lin dan Tuan Muda Wusang berhasil membangkitkan Lautan Dao Tingkat Tiga!" kata pelayan wanita dengan ekspresi cemas.
Mendengar ini, Jiang Xin tertegun. Kedua kakinya di paku ke tanah dan hatinya seperti di lempar tinggi-tinggi ke langit hanya untuk di jatuhkan ke tanah.
Di gunung yang letaknya berada di belakang halaman belakang Klan, terlihat seorang pemuda dan pelayan wanita berjalan menuruni gunung dengan tergesa-gesa. Pada saat ini, wajah Jiang Xin tampak sangat tertekan dan khawatir.
Di Klan Jiang, meski ayah Jiang Xin. Yaitu Jiang Ruyin adalah seorang patriak, tetapi ayahnya tidak sepenuhnya memegang kekuasaan. Itu karena kakeknya, Jiang Rao masih hidup. Jadi ayahnya hanya bisa membuat keputusan-keputusan dan kebijakan kecil, selebihnya. Jika itu adalah hal penting. Maka ayahnya harus berkonsultasi kepada Jiang Rao.
Namun yang menjadi sakit kepala Jiang Xin bukan itu, tetapi fakta bahwa selain ayahnya. Masih ada dua saudara lainya, mereka adalah Jiang Hui dan Jiang Shing. Sejak dulu, kedua orang itu tidak pernah suka dengan ayahnya. Mereka selalu menantang keputusan ayahnya dan menyusun rencana buruk di belakang layar.
Selama ini, meski kedua pamanya itu selalu berusaha untuk menjatuhkan ayahnya. Tapi itu tidak pernah berhasil, karena kakeknya. Jiang Rao masih cukup puas dengan kinerja ayahnya, namun setelah upacara kebangkitan. Semuanya mungkin saja berubah.
Jiang Xin tidak tahu pasti, namun dia sudah menebak sedikit gambaran dari situasi ini. Menurut pemikirannya, alasan mengapa kakeknya Jiang Rao tidak lagi berdiri di belakang ayahnya. Mungkin karena Jiang Lin dan Jiang Wusang membangkitkan Lautan Dao Tingkat Tiga.
Jiang Lin dan Jiang Wusang adalah anak dari Jiang Hui dan Jiang Shing, sejak dulu. Kedua pemuda yang seumuran dengan Jiang Xin itu telah menunjukan bakat yang sangat baik dalam Dao, jadi fakta bahwa mereka bisa membangkitkan Lautan Dao Tingkat Tiga memang cukup luar biasa.
Orang harus tahu bahwa di Benua Tian Yuan, untuk menentukan bakat seorang praktisi Dao. Orang harus melihat tingkat Lautan Dao yang mereka bangkitkan setelah pembaptisan, itu akan menentukan pencapaian mereka dalam Dao akan seperti apa di masa depan.
Menurut yang Jiang Xin ketahui, Lautan Dao memiliki sepuluh level yang terbagi menjadi rendah-Tinggi. Dari tingkat satu ke tingkat lima adalah rendah, sementara tingkat enam ke tingkat sepuluh adalah tinggi.
Dengan cepat, Jiang Xian yang di ikuti oleh pelayan wanita memasuki aula pertemuan. Di sana, semua murid klan dan para petinggi klan telah berkumpul.
Di kursi kepala adalah kakeknya, Jiang Rao. Sementara di sisi kiri dan kanan adalah Jiang Hui, Jiang Shing dan ayahnya Jiang Ruyin.
Di barisan kursi depan, itu di tempati oleh para tetua. Lalu di belakang masing-masing mereka di tempati oleh murid-murid klan yang sudah menunjukan prestasi dao yang luar biasa.
Melihat lebih jauh ke depan, Jiang Xin menemukan wanita muda dan pria muda yang sedang duduk bersampingan dengan para tetua. Mereka tidak lain adalah Jiang Lin dan Jiang Wusang.
Namun melihat suasan yang tenang, Jiang Xin tidak bisa membatu tetapi mengerutkan kening. Itu karena dari informasi yang di berikan oleh pelayan wanita, ayahnya dan kedua pamannya seharusnya bertarung.
Melihat ini, Jiang Xin segera menyadari bahwa dia telah di tipu oleh pelayan wanita.
Pada saat ini, di dalam aula. Melihat kedatangan Jiang Xin, kecuali Jiang Ruyin. Semua orang memiliki senyun mengejek di wajah mereka, bahkan ada beberapa orang yang dengan tanpa ampun meludah ke tanah dengan jijik. Seolah-olah mereka baru saja melihat kotoran.
Jiang Xin sangat marah, namun meski begitu. Dia masih berusaha untuk menahan emosinya, dan sekuat mungkin mempertahankan wajah tenang.
Kemudian, setelah menarik nafas dalam-dalam. Jiang Xin membungkukkan badannya lalu berkata dengan hormat. "Salam untuk Kakek, ayah. Dua paman dan para tetua."
Tidak ada balasan apapun dari para petinggi klan, bahkan kakeknya Jiang Rao yang bisa memujinya hanya menatap ke arahnya dengan acuh tak acuh.
Jiang Hui dan Shing mendengus dingin saat mereka memalingkan wajah dengan ekspresi jijik di wajah mereka.
Hanya Jiang Ruyin yang mengangguk dengan senyum hangat, kemudian berkata. "Xin'er, kamu datang. Ayo cari tempat dan duduk!"
Jiang Xin juga tidak begitu perduli dengan reaksi orang-orang itu, jadi setelah mendengar ucapan ayahnya. Dia segera mengangguk. "Baik ayah," ucapnya sambil berjalan menuju kursi kosong di barisan paling belakang.
Namun belum sempat dia menjatuhkan pantatnya di kursi, suara malas Jiang Rao segera terdengar di telingannya.
"Tidak perlu duduk, kamu tidak memiliki hak untuk bergabung bersama kami!"
Kata-kata itu segera membuat tubuh Jiang Xin membeku, dan tangannya yang akan meraih kursi hanya di biarkan menggantung di udara.
Semua orang di dalam aula mengulas senyum menghina, terutama Jiang Hui dan Jiang Shing yang tampak sangat gembira.
"Ayah." Jiang Ruyin menatap Jiang Rao dengan ekspresi keberatan di wajahnya, biar bagaimanapun. Jiang Xin adalah putranya, jika mereka mempermalukan Jiang Xian. Itu sama saja dengan mempermalukan dirinya sendiri.
Jiang Rao menatap Jiang Ruyin dengan malas lalu berkata dengan acuh tak acuh. "Ruyin'er, selama ini aku cukup puas denganmu. Meski kamu membuat kesalahan dengan menjalin hubungan gelap bersama putri dari Klan Bing itu dan hampir menyebabkan kehancuran klan, tapi aku tetap memaklumi. Namun sekarang, anak haram dari hasil hubungan terlarang itu telah mencoret reputasi Klan. Membuat Klan Jiang menjadi bahan tertawaan semua orang!"
Mendengar ini, Jiang Xin yang sedang berdiri canggung di antara orang-orang di aula memiliki tubuhnya bergetar. Dan tangan di balik lengan jubahnya terkepal erat, mengeluarkan suara renyah tulang. Mulutnya terkatup rapat saat dia menatap Jiang Rao di kursi kepala dengan tajam.
Anak haram!
Jadi selama ini, status yang dia miliki di dalam klan adalah anak haram. Hati Jiang Xin berdarah, seolah-olah seseorang sedang mengiris sepotong daging dari kulitnya.
"Ayah, kamu .... " Jiang Ruyin ingin memprotes, suara Jiang Hui yang duduk di sebelahnya sudah lebih dulu menyela.
"Jiang Ruyin, kamu sudah mendengar apa yang di katakan ayah. Jadi jika kamu masih memiliki sedikit rasa malu, segera mengundurkan diri dari posisi patriak dan usir anak haram itu dari klan!" kata Jiang Hui dengan senyum dingin di wajahnya.
"Sudah aku katakan berkali-kali, bahwa Jiang Ruyin tidak pantas menjadi patriak. Pikirkan saja, Jiang Ruyin beberapa kali membuat Klan Jiang berada dalam masalah. Dan sekarang, dia kembali membuat Klan Jiang kita menanggung malu lewat anak haramnya!" ujar Jiang Shing dengan suara dingin.
Mendengar ini, semua orang di aula mengangguk. Dan tatapan yang mereka gunakan untuk melihat Jiang Xin lebih menjijikkan lagi, seolah-olah mereka lebih suka melihat kotoran daripada Jiang Xin.
Pada saat ini, Jiang Xin yang selalu diam tiba-tiba berkata. "Paman Hui, paman Shing. Jika alasan kalian ingin mejatuhkan ayahku karena aku, karena aku adalah sampah dan haram. Maka hari ini, aku Jiang Xin akan melawan orang yang paman anggap jenius."
Suasana dalam aula awalnya sangat tegang, dan bisikan-bisikan kecil terdengar di antara orang-orang. namun begitu suara Jiang Xin jatuh, suasana di dalam aula segera berubah. Itu jatuh dalam keheningan yang mematikan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!