Hari ini tepat 10 hari pernikahan Yulia dengan seorang Pria yang bernama Rama Bagaskara, Dan pada hari ini juga Yulia akan di bawa oleh Suaminya menuju ke kota untuk menempati Rumah Sang Suami yang ada di sana.
" Sayang...sudah selesai semuanya ? " Tanya Rama seraya menghampiri Sang Istri yang terlihat sedang mengemasi pakaian mereka.
" Sudah kok Mas..., Sudah semua. " Jawabnya sembari tersenyum manis ke arah sang suami.
" Ya sudah...Ayo Kita keluar, Ayah dan Ibu sudah ada di depan" Rama berucap sambari menggandeng istrinya, kemudian mereka berjalan keluar bersama.
Setelah sampai di depan, Yulia berlari ke arah Ayah dan Ibunya kemudian Ia memeluk mereka dengan tangisan yang mendalam.
" Yah...Buk...,, Aku sama Mas Rama pamit Ya.,, Kalian harus sehat-sehat di sini. Kalau ada apa-apa segera hubungi Yulia ya.." Ucap Yulia sembari melepas kan diri dari pelukan kedua orang tuanya.
" Berhati-hatilah ya Nak...Jangan lupa patuhi Suamimu, jika dia berada di jalan yang salah, jangan bosan untuk selalu mendoakannya dan mengingatkannya. Dan sering-seringlah berkunjung kemari." Ucap Sang Ibu dengan raut yang terlihat sangat sedih.
" Tentu Buk...Aku pasti akan mengajak Mas Rama untuk sering-sering datang kemari." Ucap Yulia masih dengan tangisannya.
Sedangkan Ayah Yulia ( Dany santosa ) terlihat Menghampiri Rama sang menantu yang baru 10 hari ini menjadi Suami dari Putrinya.
" Rama...Ayah titipkan putri Ayah satu-satunya ini kepadamu, jangan pernah kamu menyakitinya. Jika kamu sudah tidak menyukainya, tolong jangan kamu telantarkan Dia..pulangkan dia kepada kami. Ujar Dany dengan bijak.
" Saya berjanji akan menjaga dan menyayangi Yulia selalu, Ayah. Ayah bisa pegang janji beserta kata-kata dari saya. " Jawab Rama dengan mantap ke arah sang mertuanya
Dany tersenyum mendengar kata-kata dari menantunya, kemudian ia mendekati sang menantu dan memegang pundaknya sembari berkata "
" Ayah tidak butuh janji atau kata-kata. Ayah perlu bukti. Buktikan kalau kamu bisa membuat anak Ayah bahagia meskipun dengan cara yang sederhana.
Sedangkan Rama yang mendengar kata-kata dari Ayah mertuanya hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan kepala dengan mantap.
Yulia merasakan sesak di dadanya, ketika Ia harus meninggalkan kedua orang tuanya. karna bagaimana pun mereka tidak pernah berpisah sebelumnya.
Namun, kini status Yulia telah berubah menjadi seorang Istri yang harus mengabdi sepenuhnya kepada sang suami.
Setelah selesai berbincang dan berpamitan, mereka pun akhirnya memasuki sebuah mobil sport berwarna Silver yang di kemudikan oleh Rama, kemudian mereka berlalu meninggalkan pekarangan rumah itu.
Sepanjang perjalanan, Yulia tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. ia merasakan berat di hati harus berpisah dengan orangnya
Rama yang mendengar istrinya menangis tidak mengeluarkan satu patah kata pun, ia memberikan waktu kepada sang istri untuk menumpahkan segala kesedihannya.
Tak terasa sudah 2 jam perjalanan dan kini mereka sudah berada di seputar daerah perkotaan, Namun...untuk mencapai tujuan mereka membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam lagi
Setelah cukup lama saling berdiam diri,, Rama pun mulai membuka sebuah percakapan.
" Sayang..,, Apakah Kamu lapar ? " Tanya Rama sembari menoleh ke arah Sang Istri.
" Sedikit..." Yulia menjawab dan tersenyum kearahnya
" Yaudah...kita cari Restaurant ya..di depan sana ada sebuah Restaurant yang makanannya terkenal cukup lezat." Setelah mengatakan kalimat itu, Rama memelankan laju mobilnya, kemudian berhenti di depan salah satu Restaurant cepat saji.
kemudian mereka turun dari mobil dan melangkah masuk ke dalam Lestoran, Rama mengajak sang istri untuk duduk di meja nomor 9 yang terletak tidak jauh dari pintu jendela, jadi mereka masih bisa melihat pemandangan perkotaan dari dalam.
Tak berselang lama seorang pelayan datang dan menghampiri mereka,
" Maaf Tuan Nyonya...silahkan buku menunya. " Ucapnya seraya menyodorkan sebuah buku menu ke hadapan mereka.
" Kamu Mau pesan apa Sayang ? " tanya Rama menoleh kearah Sang Istri
" Sama'in aja sama pesanan Kamu Mas.." Jawab Yulia kepada suaminya , sedangkan Rama yang mendengar ucapan Sang istri hanya menganggukkan kepalanya saja.
Kemudian Rama memutuskan untuk memesan 2 piring Crab stick dan 2 gelas jus Semangka beserta kue tart sebagai penutup.
" Mohon di tunggu sebentar ya Tuan, Nyonya.. Pesanan akan segera di antar " jawab pelayan itu sembari pergi dari hadapan mereka.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya makanan yang di pesan pun datang. Mereka mulai menyantap makanan tanpa ada yang bersuara. Namun..di tengah diamnya mereka berdua, Rama memilih mengeluarkan suaranya terlebih dahulu.
" Oh ya Sayang...sebelumnya Mas kan sudah pernah cerita sama Kamu, kalau Mas punya anak laki-laki. Tapi saat ini ia tengah berada di tempat neneknya. Mungkin lusa dia akan pulang,, Bagaimana sayang? kamu tidak keberatan kalau kita tinggal bertiga ? Tanya Rama sembari menatap ke arah sang istri dengan tatapan mata penuh harapan.
" Ya enggak dong Mas,, Anak Kamu berati Anak Aku juga kan ? ,, Aku malah seneng kalau dia tinggal bersama kita. Aku akan berusaha menjadi ibu yang baik untuknya." Ucap Yulia sembari tersenyum lembut ke arah suaminya.
" Terimakasih Ya Sayang,, Kamu memang baik dan sangat pengertian. Mas semakin terpesona sama kamu. " Ucap Rama sembari mencolek dagu Istrinya. Sedangkan Sang Istri hanya mengganggukkan kepalanya sembari tersenyum malu-malu.
Setelah selesai makan, mereka pun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Di sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan di antara mereka. mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.
Setelah 30 menit perjalanan, Akhirnya mobil yang mereka tunggangi berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah yang bernuansa putih dengan tanaman bunga yang terlihat cantik di pekarangan rumahnya .
Rama turun lalu membukakan pintu mobil untuk istrinya, setelah itu mereka berjalan dengan bergandengan tangan memasuki pintu utama.
" Selamat datang kembali Tuan..." Sapa seorang wanita paruh baya sembari menunduk hormat di depannya
" Terimakasih Bik,, Oh iya, Kenalkan..Ini Istri Saya,, Jadi tolong layani dia dengan baik ya bik." Ucap Rama kepada pembantunya
" Tentu saja Tuan , Saya akan melayani Nyonya dengan baik " Ucap sang bibik masih dengan menunduk hormat kemudian dia beralih menatap Yulia.
" Selamat datang di rumah ini nyonya, saya Paijah.. Panggil saja saya Bik Ijah. Saya adalah pembantu sekaligus penjaga di rumah ini. Kalau Nyonya memerlukan sesuatu, Nyonya bisa memanggil saya." Tutur Bik Ijah sembari menunduk hormat ke arahnya
" Terimakasih Bik..Saya Yulia..senang bertemu dengan Bibik. " Ia menjawab perkataan pembantunya sembari tersenyum manis kearahnya
Setelah selesai dengan acara perkenalan. Rama membawa istrinya masuk ke dalam kamarnya, Sebuah kamar bernuansa putih dengan corak hitam serta sebuah kamar mandi di dalamnya.
Terdapat juga meja rias yang besar di sebelah ranjang, lengkap dengan kebutuhan alat kecantikan wanita. Ada juga Walk in closet yang terdapat banyak pakaian pria dan pakaian wanita di sebelahnya.
Matanya terus mengitari kamar pribadi milik sang suami. Dan satu hal yang muncul di gambaran kepalanya..( MEWAH ) begitu lah pikirannya.
" Gimana sayang...kamu suka dengan kamar ini ?" Tanya Rama sembari memeluk istrinya dari belakang.
" Iya Mas..Aku sangat menyukainya. Apakah kamu yang menyiapkan semua ini ?" Yulia balik bertanya dan membelai lembut tangan suaminya yang melingkar di perutnya.
" Tentu saja Sayang..Asalkan bisa membuatmu nyaman dan bahagia ketika tinggal disini. Apa pun akan aku lakukan untuk dirimu. " Jawab Rama sembari mengec*cup bibir sang istri dengan lembut.
Setelah membersihkan diri dan memakai pakaian santai, Yulia berjalan menuruni anak tangga karna letak kamarnya ada di lantai 2. Ia melangkah kan kakinya untuk menghampiri Bik Ijah yang sedang berkutat di dapur.
" Masak Apa Bik ? Biarkan saya ikut membantu " Ucap Yulia seraya melihat ke dalam panci yang terlihat tengah merebus sesuatu
" Eeh Nyonya,. Tidak perlu Nya. lebih baik Nyonya istirah saja, pasti Nyonya lelah karna baru saja menempuh perjalan jauh. " Jawabnya seraya tersenyum ke arah sang majikan barunya.
" Gak apa-apa Bik,, Saya tidak lelah kok. Lagian saya ingin banyak belajar memasak, agar saya bisa masakin apa saja makanan kesukaan Mas Rama." Ucap Yulia dengan antusias
Mendengar betapa keras kepanya Sang majikan, membuat wanita setengah baya itu menghembuskan nafasnya dengan berat
" Hufh..,
" ,Baiklah,, terserah nyonya saja, yang penting berhati-hati. kalau Tuan suka makanan apa saja yang penting sehat dan baik untuk di konsumsi. namun...Rendang daging adalah makanan khusus alias kesukaannya. " Jawab Bik ijah sembari tertawa kecil ke arah majikannya.
" Oh...kalau Makanan kesukaan Angga apa Bik ?" Tanya Yulia
" Den Angga suka sekali dengan puding susu coklat. kalau soal minuman dia paling suka sama jus jeruk dan semangka. Kalau soal makanan, dia dulu pemakan apa saja. Namun...Dia sangat menyukai makanan rumahan apa lagi yang berkuah. " Jelas Bik ijah secara rinci kepada majikannya.
" Oh...berati Angga suka juga dengan makanan seperti bakso atau soto dong Bik ? " Tanya Yulia dengan antusias
" Tentu saja Nyonya. tapi yang paling dia sukai di antara keduanya itu adalah Bakso " jawabnya seraya tertawa melihat ke arah majikannya
" Wah..Sama dong Bik. Aku juga hobi banget sama Bakso "
" Wah...kalau begitu nanti bibik buatkan khusus buat nyonya. "
" Siap Bik....pasti bakso buatan Bibik tiada duanya. " Yulia berkata sembari menyenggol lengan pembantunya.
" Ah Nyonya ini bisa saja.." Ucapnya sembari terkekeh
" Oh iya Bik..Bibik sudah lama kerja disini ?"
" Sudah Nya...semenjak dari gadis Bibik sudah mengabdi pada keluarga ini." Jawabnya seraya tangannya mengaduk daging yang ada di dalam panci
"Berati Bibik tau tentang kisah hidup Mas Rama sebelumnya ? Tanya Yulia berencana cari tau tentang informasi masa lalu suaminya.
" Jika tentang Tuan Muda Dewangga Bibik jelas tau Nyah,, karna Bibik yang merawat dia sedari bayi. Namun, di saat umur tuan muda menginjak 6 tahun, Tuan Muda di jemput dan di bawa oleh neneknya untuk menetap di luar negeri dan menembuh pendidikannya disana ." Jelas Bik ijah kepada majikannya.
" Lalu bagaimana dengan Ibunya Bik ? "
" Ehm...kalau tentang itu, maaf Bibik tidak berani menceritakan Nyah,, sebaiknya Nyonya bisa mencari tau langsung lewat Tuan Rama saja, biar semua lebih jelas." jawab Bibik seraya tersenyum ke arahnya.
" Oh..baik lah Bik,,terimakasih sudah mau menjawab pertanyaan saya, dan maaf...jika pertanyaan saya membuat bibik merasa tidak nyaman." Ucapnya kepada pembantunya itu
" Sama-sama Nyonya, nyonya boleh bertanya apa-pun pada Bibik, namun...tidak semunya bibik bisa menawab pertanyaan nyonya. " Jawab Bik Ijah sembari menatap sang majikan.
" Iya Bik Saya mengerti " Ucap Yulia dengan senyumannya.
Setelah perbincangan mereka selesai, Yulia pun melanjutkan aktifitasnya. Ia mengupas bawang dan beberapa macam bumbu lainnya.
" Oh Ya Bik.,, Lebih baik bibik mengerjakan tugas yang lainnya saja, biar masakan ini saya yang kerjakan. " Ucanya sembari mengangkat rebusan daging.
" Baiklah kalau gitu Nya..Bibik permisi mau jemur pakaian dulu." Pamit Bik ijah
" Silahkan Bik....." Jawab Yulia
Setelah pembantunya pergi, Yulia kembi melanjutkan pekerjaannya. Dia meniriskan daging lalu memblender perlengkapan bumbu-bumbunya. Disaat tengah sibuk dengan pekerjaannya, Tiba-tiba Rama datang menghampiri dan memeluknya dari belakang.
" Sayang.,, Kok kamu yang memasak sih, kan sudah ada Bik Ijah. " Ucap Rama sembari mera*a dan menc**mi tengkuk istrinya.
" Ih, Mas geli..kalau di lihat Bik Ijah gimana coba,? " Ujar Yulia kepada Rama yang terlihat masih Asyik dengan perbuatannya.
" Biar saja, Lagian suruh Siapa kamu ninggalin aku sendirian di dalam kamar. " Jawab Rama merajuk sembari melepaskan pelukannya
" Kan aku harus bantu-bantu Bik Ijah Mas. aku bosan kalau gak ada kegiatan. " Ucap Yulia sembari menumis bumbu.
" Hufh..Yasudah,, terserah kamu saja. Yang penting kamu nyaman sayang. " Ucap Rama sembari mencium pipi istrinya.
" Hehehe..Terimakasih sayang. " Jawab Yulia sembari gantian mencium Pipi Suaminya.
" Yaudah...Aku mandi dulu ya. Nanti kalau sudah selesai masaknya jangan lupa temuin aku ya sayang." Rama berucap sembari melangkahkan kakinya setelah melihat jawaban anggukan dari Sang Istri.
setelah kepergian Rama, Yulia melanjutkan pekerjaannya. Hingga kurang lebih 30 menit masakannya pun telah selesai.
sedangkan di lantai atas, Rama baru saja keluar dari kamar mandinya. Ia menuju walk in closet dan mengambil pakaian santai kemudian mengenakannya. Di saat ia tengah sibuk menyisir rambutnya, Tiba-tiba ponselnya berdering pertanda ada pesan yang masuk.
kemudian Rama mengambil ponselnya dan membacanya. Seketika senyum manis terbit dari bibirnya, dia pun segera mengirimkan pesan sebaga balasannya.
setelah selesai, Rama kembali mengunci layar ponselnya menggunakan kata sandi, kemudian ia keluar menuruni anak tangga dan berjalan menuju Sang Istri yang saat ini tengah menata makanan di atas meja .
" Sudah Selesai sayang ? " Tanya Rama sembari duduk pada salah satu kursi yang ada di sana.
" Udah Mas. Ayo kita makan sama-sama. " Ajak Yulia sembari mengambilkan nasi serta lauk pauk untuk suaminya dan langsung memberikannya.
" Wah...rendang buatan kamu ini sangat enak sayang. Aku bisa nambah berkali-kali ini " Ucap Rama setelah memasukkan beberapa sendok nasi ke dalam mulutnya.
" Ha..ha..Kamu bisa aja mas, tapi makasih udah mau muji masakan aku. Tapi maaf ya mas..aku hanya bisa masak ini saja, aku belum bisa membuat seperti yang di lestoran-lestoran itu, Yang di hias atau di macem-macemin. Ya kamu kan tau aku hanyalah wanita dari kampung. " Yulia berucap sembari menundukkan wajahnya dengan sedih.
" Gak perlu di buat seindah dan sebanyak di lestoran sayang, kan kita gak jualan. Buat semampu dan sebisa kamu aja. " Jawab Rama sembari tersenyum lembut ke arah sang istri.
" Terimakasih Mas..Kamu udah mau ngertiin aku. "
" Sama-sama sayang. "
Setelah itu mereka kembali melanjutkan makanan mereka yang telah tertunda, hingga 20 menit lamanya makan pun telah selesai.
Yulia merapikan bekas makannya di bantu oleh pembantunya,
" Biar saya saja nya, nyonya istirahat saja dulu. " Ucapnya sembari membawa peralatan kotor menuju wastafel.
" Baiklah Bik...terimakasih ya. " Yulia menjawab sembari berjalan hendak menuju lantai atas di mana sang suami telah menunggunya. Namun, sebelum dia sempat menaiki anak tangga. Tiba-tiba........
Sebelum Yulia melangkahkan kakinya menuju lantai atas, Tiba-tiba indra pendengarannya menangkap sebuah suara deru mobil yang berhenti di depan rumahnya.
" Siapa ya..? " Tanya Yulia di dalam hati.
kemudian ia melangkahkan kakinya menuju teras depan untuk melihat siapa yang datang.
setelah sampai di depan, Yulia terkejut melihat sosok pria yang baru saja turun dari dalam mobilnya.
Seorang Pria berparas tampan dengan hidung mancung dan tatapan mata yang tajam kini tengah berdiri dengan kokoh di depan matanya. Bibirnya yang sexi dengan warna sedikit kemerahan serta rambut yang di biarkan acak-acakan nampak sangat mempesona bagi mata para kaum hawa.
Kaki panjangnya di balut dengan Celana jins hitam dengan atasan kemeja putih yang lengannya di linting hingga batas siku, serta 3 kancing baju bagian dadanya yang di biarkan terbuka begitu saja. Sehingga nampak lah dada bidangnya yang tengah mengintip dari celah-celah kancing bajunya.
" Maaf mau cari siapa ya ? " Tanya Yulia dengan sopan. Namun sang pemuda tidak menjawab apa-apa, dia justru nylonong masuk begitu saja. Hingga membuat Yulia shock bukan main.
" Papah..!!! " Teriak Pemuda itu setelah sampai di dalam.
Deg..!!
Yulia mematung seketika, dia tidak menyangka jika pemuda yang tak tau sopan santun itu adalah anak tirinya.
" Angga...,, Kamu sudah datang Nak ?" terlihat Rama berjalan menuruni anak tangga dengan senyum lebarnya.
" Ya Pah..! " Jawab pemuda itu singkat.
" Kenapa tidak mengabari Papah kalau kamu akan datang hari ini ? Kan papah bisa menyuruh seseorang untuk menjemputmu di bandara. " Ucap Rama dengan bahagia sembari memeluk sang putra.
" Angga gak mau mengganggu papah. Apa lagi Papah kan masih pengantin baru " Jawab Angga sembari melirik ke arah tangga yang terdapat seseorang tengah mematung di tempatnya.
sedangkan Yulia, Ia terkejut bukan main setelah mendengan percakapan dari 2 orang pria di depannya. Bagaimana tidak ? Ia mengira bahwa anak suaminya itu hanya seorang anak-anak, tapi ternyata dia sudah salah mengira.
" Eh busyet,, aku kira anak mas rama itu masih kecil, ternyata udah sebesar ini. Dan juga....Tampan. " Ucap Yulia dalam hati dan tanpa ia sadari ia telah memuji anak tirinya itu.
" Eh...sayang. Kenapa kok diam disitu ? Kemarilah.." Panggil Rama dengan lembut
" Eh ia mas.." Jawab Yulia, Ia berjalan ke arah sang suami, kemudian duduk di antara keduanya.
" Sayang.,, Kenalkan..ini Rama. Rama ini anak Mas. Yang artinya dia anak kamu juga sekarang " Ucap Rama
" Angga..ini Mamah Yulia, mulai sekarang beliau adalah ibu kamu. Aku harap kalian bisa lebih dekat lagi dan bisa menyayangi satu sama lain sebagai anak dan ibu." Rama berucap dengan bijak kepada 2 orang yang ada di depannya.
" Hallo Angga, Salam kenal. " Ucap Yulia sembari mengulurkan tangannya.
Sedangkan Angga yang mendengar sapaan dari ibu tirinya, hanya merespon dengan tatapan dingin, meskipun ia juga menerima jabatan tangan dari sang ibu walau hanya sesaat saja.
sedangkan Yulia yang melihat sikap acuh tak acuh dari anak tirinya,hanya bisa menggaruk kepanya yang sama sekali tidak gatal.
" Yaudah mas,, Aku pergi ke dapur dulu ya. mau buat minuman.,, karna Bik Ijah sedang pergi untuk belanja kebutuhan dapur." Yulia berucap sembari bangkit dari duduknya.
" Iya sayang..terimakasih ya. " Jawab Rama dengan senyum manisnya. Sedangkan Angga ? dia hanya diam seakan tidak mendengar apa pun.
Setelah Yulia pergi, Angga baru mau membuka suaranya. " Dari mana Papah mendapatkan perempuan seperti itu ? " Tanyanya dengan suara berat
" Apa maksud dari ucapanmu Angga ? Dia adalah perempuan baik dan penuh perhatian, dia juga penyayang. Sangat cocok menjadi istri ayah dan juga ibu kamu. " Jawab Rama dengan tegas. Sedangkan Angga hanya mendengus saja setelah mendengar ucapan dari Ayahnya.
" Sepertinya Dia jauh lebih muda dari Ayah. " Ucap Angga sembari menghembuskan nafas beratnya.
" Tentu saja, Kau kan tau Umur ayah sudah kepala 4. sedangkan dia, bulan ini tepat 27tahun. Namun..dalam sebuah rumah tangga perbedaan umur bukan lah yang utama. Masih banyak hal-hal yang jauh lebih penting dari pada itu nak. " Ucap Rama dengan bijak kepada anaknya. Sedangkan Sang anak hanya merespon dengan acuh sembari mengangkat bahunya.
" Aku mau istirahat dulu yah..kamarku masih tetap yang dulu kan ? Tanya Angga sembari berdiri dari tempat duduknya.
" Loh..gak nungguin mamah kamu yang sedang buatin minuman ? Tanya Rama
" Gak usah Yah.,, Aku lelah sekali," Jawab Angga
" Yaudah.. kalau butuh apa-apa langsung aja cari ke dapur, atau langsung cari Mamah kamu aja. " Ucap Rama dengan tersenyum ke arah sang anak
" Iya pah..yaudah Angga masuk kamar dulu ya " Ucap Angga sembari berlalu masuk ke kamarnya.
setelah Angga masuk ke dalam kamarnya, tak lama kemudian Yulia datang membawa sebuah nampan yang berisi 3 gelas jus semangka dan beberapa toples cemilan.
" Loh Mas...Angga Mana ? " Tanya Yulia sembari meletakkan nampan di atas meja
" Dia bilang tadi mau istirahat dulu. Katanya dia kelelahan. " Jawab sang suami sembari meneguk setengah gelas jusnya.
" Trus ini,,Jusnya dia gimana ya mas. "
" Antar saja ke kamarnya sayang. "
" Tapi aku gak enak lo mas.."
" Gak enak kenapa sih yang..? dia juga anak kamu sekarang. " Jawab Rama dengan tersenyum.
" Hufh..baiklah Mas.." Yulia menghela nafas, setelah itu dia membawa segelas jus semangka itu menuju kamarnya Angga.
Tok..
Tok..
Tok..
Yulia mengetuk pintu kamar anak tirinya namun tidak juga kunjung terbuka.
" Apa dia tidur ya ?" tanyanya dalam hati.
tok..
Tok..
Tok..
Yulia kembali mengetuk pintunya, namun sama..tidak juga ada yang membukanya.
" Ah..iya kayanya dia tidur, yaudah deh aku simpan di kulkas saja. nati juga dia nyari sendiri kalau kehausan." Ucap Yulia dalam hati, Ia kembali melangkah menuju ke arah suaminya.
" Loh.. Kok di bawa balik lagi jus nya sayang. Kenapa ? Tanya Rama dengan raut wajah yang terlihat heran.
" Kayanya Angga sudah tidur deh Mas. Aku ketuk pintunya berkali-kali tapi gak di buka juga. " Jelasnya kepada sang suami.
" Oh...Yaudah.,, kalau gitu taruh aja di kulkas Yang. " Ucap Rama.
" Iya Mas. Aku simpan ini di kulkas dulu ya. " Ujar Yulia.
" Iya sayang, setelah itu kembali kesini lagi ya "
" Iya mas.." kemudian Yulia berjalan menuju sebuah kulkas lalu menyimpan jus itu di dalamnya. Dan setelah itu Yulia berjalan kembali ke arah suaminya dan duduk di sebelahnya.
" Sayang...Mas harap kamu bisa sabar menyikapi Angga ya ? Anaknya memang dingin dan acuh sama orang yang belum di kenal. Tapi..dia anak yang baik. Mas yakin..lambat laun ia akan menerima kamu dengan senang hati. Tolong jangan menyerah untuk mendekati dia ya.." Rama berkata sembari memainkan rambut panjang milik sang istri.
" Iya mas..aku ngerti. Aku akan berusaha lebih mendekatinya lagi. " Jawab Yulia sembari memainkan jakun sang suami.
" Sayang...bolehkah sekarang Mas meminta hak mas sebagi suami ? Tanya Rama dengan penuh harap.
Sudah 10 hari lebih sejak pernikahan mereka, mereka belum melakukan malam pertama sama sekali. Apa lagi saat Rama berada di rumah mertuanya. Rumah sang mertua tidak terlalu besar dan masih mengenakan kayu sebagai dinding dan lantainya.
Jadi..jika mereka melakukan malam pertama di sana pasti rumah itu akan goyang dan semua penghuni rumah itu akan tau dengan aktifitas mereka, itu sebabnya Rama menahan Hasratnya hingga sekarang. Namun...mulai hari ini dia tidak akan menahan hasratnya lagi.
" Tentu saja boleh,,kenapa tidak, hem..? tapi tolong lakukan dengan lembut, karna ini kali pertamanya bagiku." Jawab sang istri dengan nada menggoda.
" Terimakasih sayang, Aku akan melakukannya dengan lembut, terimakasih sudah menjaga barang yang paling berharga bagi dirimu untuk diriku " Ucap Rama sembari mulai menc*um bib*r lembut sang istri, kemudian Rama menggendong tubuh istrinya ala Bridal Setail dan melangkah menaiki tangga menuju kamar mereka.
sampai di dalam kamar, Rama menghempaskan tubuh sang istri di atas ranjang, kemudian dia membuka pakaian sang istri lalu membuangnya ke sembarang arah.
Yulia yang melihat perbuatan sang suami dengan cepat mengambil selimut dan menutupi tubuh polosnya, ia sangat malu di perhatikan oleh sang suami dalam keadaan seperti itu.
Meskipun itu adalah kewajibannya dan sudah menjadi hak suaminya, namun..itu adalah pertama kali tubuhnya yang tanpa busana tengah di perhatikan oleh seorang pria.
" Kenapa di tutup sayang ?" Tanya Rama dengan lembut sembari menyingkir kan selimut yang tengah menutupi tubuh polos sang istri.
" A..aku malu mas. " Jawabnya dengan gugup
" Tak perlu malu sayang, aku ini suamimu. Dan aku sangat menyukai apa pun yang ada pada dirimu ini. " Ucap sang suami sembari menci*m perut istrinya. Setelah itu Rama mulai melakukan tugasnya dengan semangat,bahkan dia berkali-kali mendesahkan suaranya. tanpa dia tau bahwa ada seseorang yang tanda sadar mendengar suara laknatnya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!