NovelToon NovelToon

Terpesona Anak Tiriku Yang Rupawan

Bab 1.

Hari ini tepat 10 hari pernikahan Yulia dengan seorang Pria yang bernama Rama Bagaskara, Dan pada hari ini juga Yulia akan di bawa oleh Suaminya menuju ke kota untuk menempati Rumah Sang Suami yang ada di sana.

" Sayang...sudah selesai semuanya ? " Tanya Rama. Laki-laki itu menghampiri Sang Istri yang terlihat tengah mengemasi pakaian dan barang-barang mereka.

" Sudah kok Mas..., Sudah semuanya. " Jawab Yulia. wanita itu menoleh dan tersenyum manis ke arah sang suami yang berjalan mendekat ke arahnya.

" Ya sudah...Ayo Kita keluar, Ayah dan Ibu sudah ada di depan" Rama meraih pergelangan tangan sang istri, kemudian mereka berjalan keluar bersama.

Setelah sampai di depan, Yulia melangkah dengan cepat ke arah orang tuanya yang tengah bediri di teras depan, kemudian memeluk mereka dengan tangisan yang mendalam.

" Yah...Buk...,, Aku sama Mas Rama pamit Ya.,, Kalian harus sehat-sehat di sini. Kalau ada apa-apa segera hubungi aku ya.." Ucap Yulia, sembari melepas kan diri dari pelukan kedua orang tuanya.

" Iya sayang, Berhati-hatilah ya Nak. Jangan lupa patuhi Suamimu. jika dia berada di jalan yang salah, jangan bosan untuk selalu mendoakannya dan mengingatkannya. Dan sering-seringlah berkunjung kemari." Ucap Sang Ibu dengan raut wajah sedihnya.

" Tentu Buk...Aku pasti akan mengajak Mas Rama untuk sering-sering datang kemari." Ucap Yulia masih dengan tangisannya.

Sedangkan Ayah Yulia ( Dany santosa ) terlihat Menghampiri Rama sang menantu yang baru 10 hari ini menjadi Suami dari Putrinya.

" Rama...Ayah titipkan putri Ayah satu-satunya ini kepadamu, jangan pernah kamu menyakitinya. Jika kamu sudah tidak menyukainya, tolong jangan kamu telantarkan Dia..pulangkan dia kepada kami. Ujar Dany dengan bijak.

" Saya berjanji akan menjaga dan menyayangi Yulia selalu, Ayah. Ayah bisa pegang janji beserta kata-kata dari saya. " Jawab Rama dengan mantap ke arah sang mertuanya

Dany tersenyum mendengar kata-kata dari menantunya, kemudian ia mendekati sang menantu dan memegang pundaknya sembari berkata "

" Ayah tidak butuh janji atau kata-kata. Ayah perlu bukti. Buktikan kalau kamu bisa membuat anak Ayah bahagia meskipun dengan cara yang sederhana.

Sedangkan Rama yang mendengar kata-kata dari sang Ayah mertua, hanya menjawab dengan senyuman dan anggukan kepala dengan mantap.

Yulia merasakan sesak di dadanya, ketika Ia harus meninggalkan kedua orang tuanya. karna bagaimana pun, mereka tidak pernah berpisah sebelumnya.

Namun, kini status Yulia telah berubah menjadi seorang Istri, yang harus mengabdi sepenuhnya kepada sang suami.

Setelah selesai berbincang dan berpamitan, mereka pun akhirnya memasuki sebuah mobil sport berwarna Silver yang di kemudikan oleh Rama, kemudian mereka berlalu meninggalkan pekarangan rumah itu.

Sepanjang perjalanan, Yulia tak henti-hentinya mengeluarkan air mata. ia merasakan berat di hati harus berpisah dengan kedua orang tuanya

Rama yang mendengar istrinya menangis, tidak mengeluarkan satu patah kata pun. Laki-laki itu memilih diam, memberikan waktu kepada sang istri untuk menumpahkan segala kesedihannya.

Tak terasa sudah 2 jam mereka menempuh perjalanan, dan kini mereka sudah berada di seputar daerah perkotaan, Namun...untuk mencapai tujuan mereka membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam lagi

Setelah cukup lama saling berdiam diri,, Rama pun mulai membuka percakapan terlebih dahulu.

" Sayang..,, Apakah Kamu lapar ? " Tanya Rama sembari menoleh ke arah Sang Istri.

" Sedikit..." Yulia menjawab dan tersenyum kearah sang suami

" Kalau begitu kita cari makan dulu ya,, di depan sana ada sebuah Restaurant yang makanannya terkenal cukup lezat." Setelah mengatakan kalimat itu, Rama memelankan laju mobilnya, kemudian berbelok dan berhenti di depan salah satu Restaurant cepat saji.

Rama turun dari mobil, dan membukakan pintu mobil untuk sang istri. Setelah Yulia turun, Rama menggandeng tangan sang istri dan mereka melangkah masuk ke dalam Lestoran.

Rama mengajak sang istri untuk duduk di meja nomor 9 yang terletak tidak jauh dari pintu jendela, supaya mereka masih bisa melihat pemandangan perkotaan dari dalamnya.

Tak berselang lama seorang pelayan datang dan menghampiri mereka,

" Maaf Tuan Nyonya...silahkan buku menunya. " Ucap pelayan itu, seraya menyodorkan sebuah buku menu ke hadapan mereka.

" Kamu Mau pesan apa Sayang ? " tanya Rama menoleh kearah Sang Istri.

" Sama'in aja sama pesanan Kamu Mas.." Jawab Yulia. Sedangkan Rama yang mendengar ucapan Sang istri, hanya menganggukkan kepala.

" Saya pesan dua piring Crab stick, dan dua gelas jus Semangka." Jawab Rama seraya menyodorkan buku menu itu kepada pelayan yang ada di depannya.

" Baik. Mohon di tunggu sebentar ya Tuan, Nyonya. Pesanan akan segera kami siapkan " Jawab pelayan itu sembari pergi dari hadapan mereka.

Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya makanan yang di pesan pun datang. Mereka mulai menyantap makanan tanpa ada yang bersuara. Namun hal itu tidak bertahan lama, karena tiba-tiba Rama bersuara.

" Oh ya Sayang...Mas sebenarnya punya satu anak laki-laki. Tapi saat ini, dia berada di tempat neneknya. Mungkin lusa nanti dia akan kembali. Bagaimana sayang? Hem..kamu tidak keberatan kalau kita tinggal bertiga ? " Tanya Rama. Laki-laki itu menatap sang istri dengan penuh harapan.

" Ya nggak dong Mas. Kenapa aku harus keberatan.? Bukankah anak Kamu berati Anak Aku jug ? Aku malah seneng kalau dia tinggal bersama kita. Dan aku akan berusaha menjadi ibu yang baik untuknya." Ucap Yulia. Mata indah wanita itu menatap mata sang suami, dan menarik bibirnya menjadi senyuman yang menambah kecantikan di wajahnya.

" Terimakasih Ya Sayang, Kamu memang baik dan sangat pengertian. Mas semakin terpesona sama kamu. " Ucap Rama sembari mencolek dagu Istrinya. Sedangkan sang Istri, hanya mengganggukkan kepala sembari tersenyum malu-malu.

Setelah selesai makan, mereka pun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Di sepanjang perjalanan tidak ada yang membuka pembicaraan di antara mereka. mereka sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

Setelah 30 menit menyambung ulang perjalanan, Akhirnya mobil yang mereka tunggangi berhenti tepat di depan sebuah rumah mewah. Rumah yang bernuansa putih dengan tanaman bunga yang nampak cantik di sekitar pekarangannya.

Rama turun dari mobil, kemudian membukakan pintu mobil untuk sang istri. setelah Yulia turun, mereka berjalan dengan bergandengan tangan memasuki pintu utama rumah mewah itu.

" Selamat datang kembali Tuan." Sapa seorang wanita paruh baya, sembari menunduk hormat di depan Rama.

" Terimakasih Bik. Oh iya bik, perkenalkan..Ini Istri Saya. Jadi tolong layani dia dengan baik ya bik." Ucap Rama kepada pembantunya

" Tentu saja Tuan , Saya akan melayani Nyonya dengan baik " Ucap sang bibik.

" Selamat datang di rumah ini nyonya, saya Paijah.. Panggil saja saya Bik Ijah. Saya adalah pembantu sekaligus penjaga di rumah ini. Kalau Nyonya memerlukan sesuatu, Nyonya bisa memanggil saya." Tutur Bik Ijah sembari menunduk hormat ke arah Yulia.

" Terimakasih Bik, Saya Yulia. senang bertemu dengan Bibik. " Yulia menjawab sapaan dari pembantunya, sembari tersenyum manis kearahnya

Setelah selesai dengan acara perkenalan. Rama membawa istrinya menaiki anak tangga menuju kamar, yang terletak di lantai atas. laki-laki itu tetap menggegam tangan istri nya, sedari mereka turun dari mobil tadi.

Setelah mereka masuk ke dalam kamar, Yulia di buat berdecak kagum dengan isi kamar itu. Sebuah ruang kamar yang cukup besar, dengan nuansa putih dengan corak hitam serta sebuah kamar mandi di dalamnya.

Wanita itu duduk di sofa yang terdapat di dalam kamar tersebut. Matanya terus memperhatikan sekeliling isi kamar dengan kagum.

Terdapat meja rias yang besar di sebelah ranjang, lengkap dengan kebutuhan alat kecantikan wanita. Ada juga Walk in closet yang terdapat banyak pakaian pria dan pakaian wanita di dalamnya.

Matanya terus mengitari kamar pribadi milik sang suami. Dan satu hal yang muncul di gambaran kepalanya. MEWAH, begitu lah pikirannya.

" Gimana sayang...kamu suka dengan kamar ini ?" Tanya Rama. Laki-laki itu ikut duduk di samping istrinya, Dan membawa tubuh sang istri masuk ke dalam pelukannya.

" Iya Mas..Aku sangat menyukainya. Apakah kamu yang menyiapkan semua ini ?" Tanya Yulia, seraya menyandarkan kepalanya pada dada bidang sang suami.

" Tentu saja Sayang. Asalkan bisa membuatmu bahagia dan nyaman tinggal di rumah ini, Apa pun akan aku lakukan untuk dirimu. " Jawab Rama. Laki-laki itu meregangkan pelukannya, dan mengec*cup bibir sang istri dengan lembut.

" Terimakasih mas, aku beruntung memiliki dirimu. " Yulia bergantian mengecup bibir sang suami, kemudian dia kembali memeluk Rama dan menyandarkan kepalanya pada dada bidang laki-laki tersebut.

Bab 2

Pagi hari.

Yulia baru saja keluar dari dalam kamar mandi, Ia berjalan menuju lemari dan mengambil pakain sederhana untuk ia kenakan. Dan pilihannya jatuh pada warna favoritnya.

Kaos oblong berwarna putih, dengan bawahan celana jins hitam sebatas lutut tampak terlihat cantik di tubuhnya. Tak lupa ia juga memoleskan makeup tipis-tipis pada wajah cantiknya, ia juga menyemprotkan parfum sebagai pewangi pada pakaiannya.

Rambut hitam panjang sebatas pinggang, ia biarkan tergerai dengan indahnya. Terlihat masih ada sisa tetesan air yang nampak sedikit membasahi pinggang rampingnya. Sepertinya, wanita cantik itu tidak mengeringkan rambutnya menggunakan hair diyer terlebih dahulu.

Yulia berjalan menuruni anak tangga, Ia melangkahkan kakinya dengan perlahan menuju dapur. menghampiri Bik Ijah yang sedang berkutat di sana.

" Masak Apa Bik ? Biarkan saya ikut membantu " Ucap Yulia. Wanita itu mendekati bik ijah yang berdiri di depan kompor. Wanita setengah baya itu terlihat tengah mengaduk sesuatu di dalam panci.

" Eh Nyonya. Tidak perlu Nyah. lebih baik Nyonya istirah saja, pasti Nyonya lelah karna baru saja menempuh perjalan jauh. " Jawab bik Ijah seraya tersenyum ke arah sang majikan barunya.

" Gak apa-apa Bik, Saya tidak lelah kok. Lagian saya ingin banyak belajar memasak, agar saya bisa masak apa saja makanan kesukaan Mas Rama." Ucap Yulia dengan antusias

Mendengar betapa keras kepanya Sang majikan, membuat wanita setengah baya itu menghembuskan nafasnya dengan berat

" Hufh..Baiklah. terserah nyonya saja, yang penting hati-hati. Tuan suka makanan apa saja yang penting sehat dan baik untuk di konsumsi. namun, rendang daging adalah makanan khusus kesukaannya. " Jawab Bik ijah sembari tertawa kecil ke arah sang majikan.

" Oh...kalau Makanan kesukaan Angga apa Bik ? Saya dengar dari mas Rama, Angga akan kembali bik." Tanya Yulia

" Sepertinya iya nyah, mungkin lusa besok den Angga akan datang dan pulang ke rumah ini. Kalau Den Angga, dia suka sekali dengan puding susu coklat. kalau soal minuman, dia paling suka sama jus jeruk dan semangka. Kalau soal makanan, dia pemakan apa saja. Namun,Dia sangat menyukai makanan rumahan apa lagi yang berkuah. " Jelas Bik ijah secara rinci kepada majikannya.

" Oh, berati Angga suka juga dengan makanan seperti bakso atau soto dong Bik ? " Tanya Yulia.

" Tentu saja Nyonya. tapi yang paling dia suka adalah Bakso "

" Wah..Sama dong Bik. Aku juga hobi banget lho sama Bakso "

" Wah...kalau begitu nanti bibik buatkan khusus buat nyonya. "

" Siap Bik....pasti bakso buatan Bibik tiada duanya. " Yulia berkata sembari menyenggol lengan pembantunya.

" Ah Nyonya ini bisa saja.." Ucap bik Ijah dengan terkekeh

" Oh iya Bik, Bibik sudah lama kerja disini ?"

" Sudah Nyah, semenjak dari gadis Bibik sudah mengabdi pada keluarga ini." jawab wanita paruh baya itu.

"Berati Bibik tau tentang kisah hidup Mas Rama sebelumnya ? tentang anak atau istri sebelumnya mungkin.? " Tanya Yulia, ia berencana menggali informasi masalalu suaminya.

" Sebelum bertemu dengan nyonya. Dulu Tuan Rama juga mempunyai istri yang sangat cantik, namanya nyonya Sahara. Namun, beliau meninggal saat usia den Angga masih delapan tahun. Nyonya Sahara terkena penyakit kanker otak. Setelah nyonya Sahara meninggal, den Angga di bawa nenek dari orang tua nyonya Sahara pulang ke New york dan menempuh pendidikannya disana. Karena ibu dari nyonya Sahara asli orang sana. Sedangkan ayah dari nyonya Sahara asli orang indonesia. Namun, beliau sudah meninggal sejak nyonya Sahara masih remaja." Jelas bik Ijah panjang lebar kepada majikannya.

" Oh, begitu. " Yulia manggut-manggut mendengar cerita dari asisten rumah tangganya. " Baik lah Bik. terimakasih sudah mau menjawab pertanyaan saya, dan maaf..jika pertanyaan saya membuat bibik merasa tidak nyaman." Ucap Yulia seraya tersenyum.

" Sama-sama Nyonya, nyonya boleh bertanya apa-pun pada Bibik. namun, tidak semuanya bibik bisa menjawab, Nyah. "

" Iya Bik Saya mengerti, terimakasih.. "

Setelah perbincangan mereka selesai, Yulia pun mulai dengan aktifitasnya. Ia mengupas bawang dan beberapa macam bumbu lainnya.

" Bik, Lebih baik bibik mengerjakan tugas yang lainnya saja, biar masakan ini saya yang kerjakan. " Ucap Yulia

" Baiklah kalau gitu Nya..Bibik permisi mau jemur pakaian dulu." Pamit Bik ijah

" Silahkan Bik." Jawab Yulia

Setelah pembantunya pergi, Yulia kembali melanjutkan aktifitasnya. Dia meniriskan daging lalu memblender perlengkapan bumbu-bumbu untuk membuat rendang.

Disaat tengah sibuk dengan pekerjaannya, Tiba-tiba Rama datang menghampiri dan memeluknya dari belakang.

" Sayang, Kok kamu yang masak sih, kan sudah ada Bik Ijah. " Ucap Rama. Tangan nakal laki-laki itu m*remas d*da Yulia. sedangkan B*birnya mencium tengkuk sang istri yang beraroma vanila.

" Ih, Mas geli. kalau di lihat Bik Ijah gimana coba,? " Ujar Yulia kepada Rama, yang terlihat masih Asyik dengan perbuatannya.

" Biar saja, Lagian suruh Siapa kamu ninggalin aku sendirian di dalam kamar. " Jawab Rama merajuk sembari menghentikan kegiatannya dan melerai pelukannya.

" Kan aku harus bantu-bantu Bik Ijah Mas. aku bosan kalau gak ada kegiatan. " Ucap Yulia sembari menuangkan bumbu ke dalam wajan, kemudian menumisnya.

" Hufh..Yasudah, terserah kamu saja. Yang penting kamu nyaman sayang. " Ucap Rama sembari mencium pipi sang istri.

" Hehehe,Terimakasih sayang. " Jawab Yulia, dia gantian mencium pipi sang suami.

" Ya sudah...Aku mandi dulu ya. Nanti kalau sudah selesai masaknya, jangan lupa temuin aku di atas ya sayang."

" Iya mas.." Jawab Yulia tersenyum ke arah sang suami

Rama pun pergi dari dapur, setelah melabuhkan satu kecupan ringan di bibir sang istri. ia berjalan menaiki anak tangga lalu masuk ke dalam kamarnya.

Setelah kepergian Rama, Yulia melanjutkan pekerjaannya. Hingga kurang lebih 30 menit, masakan yang ia buat akhirnya selesai juga.

Sedangkan di lantai atas, Rama baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Ia mengambil pakain ganti dari dalam lemari, kemudian segera memakainya. Tak lupa ia juga menyisir rambutnya dan menyemprotkan parfum pada tubuhnya. Setelah selesai, ia berjalan keluar menuruni anak tangga, dan melangkah menuju Sang Istri yang saat ini tengah menata makanan di atas meja makan.

" Sudah Selesai sayang ? " Tanya Rama sembari duduk pada salah satu kursi yang ada di sana.

" Udah Mas. Ayo kita makan sama-sama. " Ajak Yulia. Wanita itu mengambil piring milik sang suami, kemudian mengisinya dengan nasi serta lauk pauknya. lalu memberikannya kepada sang suami.

" Terimakasih sayang. " Ucap Rama, seraya bersiap untuk menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

" Sama-sama sayang. " Yulia tersenyum manis. ia memperhatikan sang suami, yang mulai menyendokkan nasi dan memasukkan ke dalam mulutnya. Yulia ingin mendengar respon tentang masakannya dari sang suami tercinta. Semoga saja, hasil masakannya tidak mengecewakan.

" Bagaimana mas. ? Apakah enak.?" Tanya Yulia penuh harap. Wanita itu menarik kursi di samping Rama, dan mendudukkan bokongnya.

" Wah, rendang buatan kamu ini sangat enak sayang. Aku bisa nambah berkali-kali ini " Ucap Rama setelah memasukkan beberapa sendok nasi beserta lauk pauk ke dalam mulutnya.

" Kamu Serius mas.? Syukurlah kalau rasanya pas di lidah kamu, aku tadi takut kalau rasanya gak sesuai sama selera kamu. Dan terimakasih sudah mau memuji masakan aku. Tapi maaf ya mas, aku hanya bisa masak seperti ini saja. aku belum bisa membuat seperti yang di lestoran-lestoran itu, Yang di hias atau di macem-macemin. Ya kamu kan tau sendiri, aku hanyalah wanita dari kampung. " Yulia berucap sembari menundukkan wajahnya dengan sedih.

" Gak perlu di buat seindah dan sebanyak di restoran sayang, kan kita gak jualan. Buat semampu dan sebisa kamu aja. " Jawab Rama, Dia tersenyum lembut ke arah sang istri.

" Terimakasih Mas, Kamu udah mau ngertiin aku. "

" Sama-sama sayang. " jawab Rama tersenyum lembut, dan menoleh sang istri yang ada di sampingnya.

Yulia sangat senang dan bahagia, mendengar pujian dari sang suami tentang rasa masakannya. Wanita itu mengambil piring dan mengisinya dengan makanan untuk dirinya sendiri. Setelah itu, mereka makan bersama.

Dua puluh menit lamanya, makan pun telah selesai.

" Sayang. Ayo kita ke atas. Biar ini bik Ijah saja yang membereskan. " Ucap Rama.

" Mas duluan aja gih. Aku akan membantu bik Ijah membereskan ini sebentar saja. Kasihan dia mas.." Jawab Yulia.

" Ya sudah kalau gitu. Mas duluan naik ke atas ya sayang."

" Iya mas. Nanti aku akan menyusul."

Rama bangkit dari kursi, dan melabuhkan satu kecupan manis di pipi sang istri. Setelah itu dia berjalan pergi dari meja makan.

Yulia mulai merapikan meja makan. Namun, Bik Ijah segera datang dan melarangnya.

" Biar saya saja nya, nyonya istirahat saja dulu. " Ucapnya sembari membawa peralatan kotor menuju wastafel.

" Biar saya bantu bik, ini tidak susah kok. " Jawab Yulia seraya hendak membawa beberapa gelas kotor menuju wastafel.

" Tidak usah nyah. Lebih baik nyonya istirahat saja. Tuan pasti sudah menunggu." Bik Ijah mengambil gelas-gelas kotor itu, yang hampir saja di bawa Yulia ke wastafel.

" Baiklah Bik, terimakasih ya. Saya pergi ke atas dulu"

" Iya nyah..silahkan." jawab Bik Ijah seraya tersenyum.

Pada Akhirnya, Yulia meninggalkan dapur dan bermaksud untuk naik ke lantai atas, di mana sang suami tengah menunggunya di kamar mereka. Namun, sebelum dia sempat menaiki anak tangga. Tiba-tiba, indera pendengarannya menangkap deru mesin mobil yang berbelok dan berhenti di depan rumahnya.

" Siapa ya,..? "

Bab 3

Sebelum Yulia melangkahkan kakinya menuju lantai atas, Tiba-tiba indra pendengarannya menangkap sebuah suara deru mesin mobil yang berbelok dan berhenti tepat di depan rumahnya.

" Siapa ya..? " Batin Yulia.

Dia memutuskan untuk berjalan ke teras depan, untuk melihat siapakah yang datang.

Setelah sampai di depan, Yulia terkejut dan mematung di ambang pintu, setelah melihat sosok pria yang baru saja turun dari dalam mobil dan berjalan ke arahnya.

Pria berparas tampan itu tengah berdiri dengan kokoh di hadapannya. Tatapan mata setajam elang menyorot dan memandang ke arah Yulia yang terlihat hampir saja meneteskan air liurnya.

Bibirnya sexi dengan warna sedikit kemerahan, serta rambut yang di biarkan acak-acakan nampak sangat mempesona bagi para kaum wanita yang melihatnya.

Kaki panjangnya di balut dengan Celana jins hitam ketat, dengan atasan kemeja putih yang lengannya di linting hingga batas siku. Tiga kancing baju bagian dadanya di biarkan terbuka. Sehingga nampak lah dada bidangnya yang tengah mengintip dari celah-celah kancing bajunya yang tidak tertutup itu.

" Maaf mau cari siapa ya ? " Tanya Yulia dengan sopan.

Namun sang pemuda tidak menjawab apa-apa, dia justru melangkahkan kaki panjang nya masuk kedalam rumah, dan duduk di kursi sofa yang ada di ruang tamu.

" Pah.! Aku pulang .!!! " Teriak Pemuda itu.

Deg..!!

Mendengar teriakan pemuda itu, membuat Yulia mematung dengan jantung berdebar. dia tidak menyangka jika pemuda aneh itu adalah anak tirinya.

" Angga...,, Kamu sudah datang Nak ?" terlihat Rama berjalan menuruni anak tangga, dan melangkah menuju sofa di mana sang anak tengah duduk di sana.

" Ya Pah..! " Jawab pemuda itu singkat.

" Kenapa tidak mengabari Papah kalau kamu akan datang hari ini ? Kan papah bisa menyuruh seseorang untuk menjemputmu di bandara. " Ucap Rama dengan bahagia sembari memeluk sang putra.

" Angga gak mau mengganggu papah. Apa lagi Papah kan masih pengantin baru " Jawab Angga sembari melirik ke ambang pintu, yang terdapat seseorang tengah mematung di sana.

Yulia terkejut bukan main setelah mengetahui fakta, bila Angga itu adalah anak tirinya. Bagaimana tidak ? Ia mengira bahwa anak suaminya itu masih anak-anak Sd atau Smp, tapi ternyata anak Rama sudah sedewasa ini.

" Eh busyet, aku kira anak mas rama itu masih kecil. ternyata udah sebesar ini. Dan juga...sangat tampan. " Ucap Yulia dalam hati. tanpa sadar, dia telah memuji dan mengakui ketampanan anak tirinya sendiri

" Eh...sayang. Kenapa kok diam disitu ? Kemarilah.." Dengan lembut Rama memanggil Yulia, yang masih terbengok di ambang pintu.

" Eh ia mas.." Jawab Yulia. Wanita itu berjalan menuju sang suami, kemudian duduk di sebelah suaminya.

" Sayang, ini Angga yang mas ceritakan sama kamu kemarin." Rama memperkenalkan sang anak kepada istrinya. Sedangkan Angga, pemuda itu terlihat santai bahkan tidak perduli sama sekali.

" Angga..ini Mamah Yulia, mulai sekarang beliau adalah ibu kamu. Aku harap kalian bisa dekat dan bisa menyayangi satu sama lain sebagai anak dan ibu." Rama berucap dengan bijak seraya menoleh ke arah mereka secara bergantian.

" Hm." Gumam Angga dengan malas. Pemuda itu bahkan tidak menatap ke Yulia sama sekali.

" Hallo Angga, Salam kenal. " Ucap Yulia sembari mengulurkan tangannya.

Sedangkan Angga yang mendengar sapaan dari ibu tirinya, seketika kepala pemuda itu mendongak dan menatap sang ibu tiri dengan datar. meskipun dia juga menerima jabatan tangan dari wanita itu, namun hanya sesaat saja. setelah itu, dia buru-buru melepaskan tangannya.

" Ck ! Lihatlah pemuda aneh ini. Sebegitu enggannya dia berjabat tangan denganku. Buru-buru sekali melepaskannya. Huh.! Dia pikir aku ini tumpukan kuman apa. ?! Menyebalkan sekali !!" Batin Yulia dengan kesal.

" Ya sudah mas,, Aku pergi ke dapur dulu ya. mau membuat minuman untuk kalian. karna Bik Ijah tidak ada. Dia pergi belanja kebutuhan dapur." Yulia berucap sembari bangkit dari duduknya.

" Iya sayang..terimakasih ya. " Jawab Rama dengan senyum manisnya. Sedangkan Angga ? Pemuda itu hanya diam seakan tidak mendengar apa pun. Dia sama sekali tidak perduli dengan interaksi di antara ayah dan ibu tirinya.

Setelah Yulia pergi, Angga baru mau membuka suaranya. " Dari mana Papah mendapatkan perempuan seperti itu ? " Tanyanya dengan sinis.

" Apa maksud dari ucapanmu Angga ? Mamah Yulia adalah perempuan baik dan penuh perhatian, dia juga penyayang. Sangat cocok menjadi istri ayah dan juga mamah kamu. " Jawab Rama dengan tersenyum. Sedangkan Angga hanya mendengus saja, dia tidak perduli dengan ucapan dari Ayahnya.

" Sepertinya Dia jauh lebih muda dari Ayah. " Ucap Angga sembari menghembuskan nafas dengan berat.

" Ya..kau benar. dia dan ayah selisih 18 tahun. Mamah kamu itu baru 27tahun. Namun..dalam sebuah rumah tangga perbedaan umur bukan lah yang utama. Masih banyak hal-hal yang jauh lebih penting dari pada itu nak. " Ucap Rama dengan bijak kepada anaknya. Sedangkan Sang anak, hanya merespon dengan acuh sembari mengangkat kedua bahunya.

" Aku mau istirahat dulu yah..kamarku masih tetap yang dulu kan ? Tanya Angga sembari berdiri dari tempat duduknya.

" Iya Nak. Kamar kamu juga setiap hari di bersihkan sama bibik. Tapi, apa kamu tidak menunggu mamah yang sedang membuat minuman untuk kita ? "

" Gak usah Yah.,, Aku lelah sekali," Jawab Angga

" Ya sudah. kalau butuh apa-apa langsung saja cari ke dapur. atau bisa juga kamu cari dan minta sama mamah kamu." Ucap Rama dengan tersenyum ke arah sang anak

" Iya pah. ya sudah, Angga masuk kamar dulu ya pah. Capek banget " Ucap Angga.

" Ya, istirahatlah.."

Angga pun bangkit dari kursi sofa, dan melangkah masuk ke dalam kamarnya.

Setelah Angga masuk ke dalam kamar, tak lama kemudian Yulia datang membawa sebuah nampan.

" Loh Mas., Angganya mana ? " Tanya Yulia, sembari meletakkan nampan yang bersisi tiga gelas jus semangka dan bererapa toples cemilan di atas meja.

" Dia bilang tadi mau istirahat dulu. Katanya dia kelelahan. " Jawab sang suami, ia meneguk jus semangka itu hingga tersisa setengahnya.

" Terus ini minumannya gimana mas.? "

" Antarkan saja ke kamarnya sayang. "

" Tapi aku nggak enak loh mas. "

" Gak enak kenapa sih sayang..? Angga itu juga anak kamu sekarang. " Jawab Rama dengan tersenyum.

Hufhhh..!!

Yulia menghela nafas dengan berat. Bukannya dia tidak mau mengantarkan minuman Angga ke kamarnya. Hanya saja, Yulia merasa sangat sungkan, apa lagi melihat dari gelagat pemuda itu seperti tidak menyukai dirinya. Namun dia apa bisa menolak ? Jika itu perintah dari suaminya.

" Baiklah Mas.."

Yulia berjalan membawa segelas jus semangka menuju kamar Angga. Wanita itu berdiri di depan pintu kamar, dan mengetuknya.

Tok..tok..tok..

Yulia mengetuk pintunya, namun terlihat sepi. Sang pemilik kamar tidak juga kunjung membukakan pintu.

" Apa dia tidur ya ?" tanyanya dalam hati.

Tok..tok..tok..

Yulia kembali mengetuk pintu, namun masih sama. Tidak ada yang membuka pintu. Bahkan dia menempelkan telinganya pada daun pintu, bermaksud untuk mencuri dengar suara dari dalam, namun hening..tak ada suara sama sekali.

" Ah..iya, kayanya dia tidur. ya sudah deh, aku simpan di kulkas saja. nanti juga dia nyari sendiri kalau kehausan." Ucap Yulia dalam hati, Ia kembali melangkah menuju ke ruang keluarga, tempat di mana sang suami ada di sana.

" Loh.. Kok di bawa balik lagi jus nya sayang. Kenapa ? " Tanya Rama dengan raut wajah yang terlihat kebingungan.

" Kayanya Angga sudah tidur deh Mas. Aku ketuk pintunya berkali-kali, tapi gak di buka juga. " Jelasnya kepada sang suami.

" Oh...Ya sudah. kalau gitu taruh saja di kulkas yang. " Ucap Rama.

" Iya Mas. Aku simpan ini di kulkas dulu ya. " Ujar Yulia.

" Iya sayang. setelah itu, kembali lagi kesini ya "

" Iya mas.."

Yulia berjalan menuju dapur dan membuka pintu kulkas, lalu menyimpan jus itu di dalamnya, tak lupa ia menutupnya kembali.

Kemudian wanita itu berbalik badan dan berjalan ke arah sang suami, lalu duduk di tempatnya yang semula.

" Sayang, Mas harap kamu bisa sabar menyikapi Angga ya ? Anaknya memang dingin dan acuh sama orang yang belum di kenal. Tapi, dia anak yang baik. Mas yakin..lambat laun ia akan menerima kamu dengan senang hati. Tolong, jangan menyerah untuk mendekatinya. Ok ?.." Rama berkata sembari memainkan rambut panjang milik sang istri.

" Iya mas, aku mengerti. Aku akan berusaha lebih mendekatinya lagi. " Jawab Yulia. tangannya terulur memainkan jakun sang suami yang naik turun, terlihat sangat menggoda di matanya.

" Sayang, bolehkah sekarang Mas meminta hak mas sebagi suami ? Tanya Rama dengan penuh harap.

Sudah sepuluh hari lebih sejak pernikahan keduanya. namun, mereka belum melakukan malam pertama sama sekali.

Apa lagi saat Rama berada di rumah mertuanya. Laki-laki itu tidak berani bereaksi di sana. Rumah sang mertua tidak terlalu besar dan masih mengenakan kayu sebagai dinding dan lantainya. Jadi..jika mereka melakukan malam pertama di sana, pasti rumah itu akan goyang dan semua penghuni rumah itu akan tahu dengan aktifitas yang mereka lakukan.

Itu sebabnya, Rama memilih menahan hasratnya hingga sekarang. Namun, kali ini dia tidak akan menahannya lagi.

" Tentu saja boleh sayang. kenapa tidak, hem..? tapi tolong lakukan dengan lembut, karena ini kali pertamanya bagiku." Jawab sang istri dengan nada menggoda.

" Terimakasih sayang, Aku akan melakukannya dengan lembut. terimakasih sudah menjaga barang yang paling berharga bagi dirimu untuk diriku " Ucap Rama.

Rama menc*um bib*r lembut nan sexi milik Yulia, kemudian dia menggendong tubuh sang istri ala Bridal Setail, dan membawanya menaiki anak tangga untuk menuju kamar mereka.

Sampai di dalam kamar, Rama menghempaskan tubuh sang istri di atas ranjang, kemudian dia membuka pakaian sang istri lalu membuangnya ke sembarang arah.

Yulia yang melihat perbuatan sang suami, dengan cepat mengambil selimut dan menutupi tubuh polosnya. ia sangat malu di perhatikan oleh sang suami dalam keadaan seperti itu.

Meskipun itu adalah kewajibannya dan sudah menjadi hak suaminya, namun..itu adalah pertama kali tubuhnya yang tanpa busana di perhatikan oleh seorang pria.

" Kenapa di tutup sayang ?" Tanya Rama dengan lembut, tangannya terulur menyingkirkan selimut yang tengah menutupi tubuh polos sang istri.

" A-aku malu mas. " Jawab sang istri dengan gugup

" Tidak perlu malu sayang, aku ini suamimu. Dan aku sangat menyukai apa pun yang ada pada tubuhmu ini. " Ucap sang suami sembari menci*m perut istrinya.

Setelah itu, Rama mulai melakukan tugasnya dengan semangat. bahkan dia berkali-kali mendesahkan suaranya. tanpa dia sadari, bahwa saat ini ada seseorang yang mendengar aksi mereka dari lantai bawah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!