NovelToon NovelToon

RUMOR NONA TERTUA

KEMARAHAN JIANG JIYUN

Hai readers, jumpa lagi di karya terbaru author. Jangan lupa dukungannya ya, klik like, subscribe dan komentar. Jika berkenan, silahkan lemparkan gift dan vote nya. Untuk yang tidak suka, mohon agar tidak meninggalkan jejak rating buruk, mari saling menghargai satu sama lain. 🙏

...----------------...

Malam itu, langit gelap menggantung di atas istana megah keluarga perdana menteri, seolah-olah menyesali nasib Jiang Jiyun yang sedang terperangkap dalam badai emosi. Di dalam ruang tamu yang megah, aroma lilin yang menyala bersaing dengan wangi bunga melati.

Prang!

Prang!

Suara pecahan porselen menggema ketika ia melemparkan piring ke dinding, serpihan-serpihan putih berkilau berjatuhan seperti harapannya yang hancur. Jiang Jiyun, dengan mata merah membara, terengah-engah seolah setiap napasnya dipenuhi racun. Selama empat tahun, ia mengukir cinta yang dalam untuk Li Chen, namun kini semua itu sirna, tak lebih dari sekadar ilusi.

Kakinya menghantam lantai marmer dengan keras, setiap langkahnya menandakan kekacauan yang melanda jantung. Di sudut ruangan, adik tirinya, Jiang Mei, berdiri kaku, wajahnya pucat seperti bulan purnama. Betapa ironisnya, Jiang Mei yang seharusnya menjadi sahabatnya, kini malah menghianatinya.

“Bagaimana dia bisa melakukan ini padaku?” suara Jiang Jiyun pecah, di antara terisak dan teriakan, menembus keheningan malam yang penuh kesedihan.

“Dia tidak mencintaiku! Dia tidak menginginkanku! Apa salahku? Aku telah melakukan segalanya untuk dia! Badjingan itu! Kenapa dia mencintai adikku sendiri? Kenapa?"

Angin berhembus kencang di luar, seolah ikut ketakutan. Jiang Jiyun merasakan peluh dingin mengalir di pelipisnya, bibir bergetar menahan ledakan kemarahan yang membara. Setiap detik berlalu, rasa sakit itu semakin menyengat, menyesakkan dada hingga membuat detak jantungnya semakin cepat.

Di dalam kepalanya, bayangan Li Chen yang tersenyum hangat kini menyakitkan, seperti duri yang mengakar.

"Aku akan menghancurkan semua yang kau cintai," bisiknya ke bayangannya, menyalakan api balas dendam yang tak pernah padam.

Dalam kegelapan malam yang menakutkan itu, jiwa Jiang Jiyun seolah terjebak dalam labirin kesedihan dan kemarahan, menunggu untuk lepas dari belenggu cinta yang menyakitkan.

"Aku membencimu, Li Chen! Aku sangat membencimu! Jika bukan karena mencintaimu, aku tidak akan pernah merasakan sakit seperti ini!" teriak Jiang Jiyun sambil berlari, dia membenturkan kepalanya ke tembok, hingga tetesan darah membasahi hadiah pertunangan yang baru saja dikirimkan oleh keluarga Li untuk Jiang Mei.

Duagh!

Tubuh Jiang Jiyun merosot, matanya perlahan-lahan tertutup, dengan senyuman dingin yang terukir di bibirnya, dia tersungkur di antara perhiasan indah yang baru saja melewati pintu.

"Yun'er!" perdana menteri berteriak, memanggil putri tertuanya yang telah menghembuskan nafas terakhir.

"Kakak! Apa yang kau lakukan? Bangun! Kakak!" Jiang Mei juga bergegas, dia memeluk tubuh saudara tirinya sambil menangis.

"Tuan, apa yang terjadi?" selir Wen terlihat kaget, dia tak menyangka jika Jiang Jiyun akan melakukan tindakan bodoh seperti itu. Bahkan Mak comblang yang di kirim oleh keluarga Li tak bisa berkata-kata, air mata mengucur di pipinya.

Jiang Jiyun, seorang gadis cantik berusia 17 tahun yang merupakan putri tertua dari keluarga perdana menteri, dikenal sebagai seorang gadis yang licik dan sangat kejam. Dia jatuh cinta pada seorang pemuda tampan bernama Li Chen yang baru saja dianugerahi gelar sebagai seorang jenderal muda, setelah berhasil memenangkan peperangan.

Selama 4 tahun, dia belajar berbagai hal, bermain musik untuk menyenangkan pemuda yang dicintainya, memasak dan menjahit, bahkan beberapa kali tangannya sempat terbakar ataupun tertusuk oleh jarum, namun gadis itu dengan keras kepala masih terus berusaha. Dia ingin terlihat sempurna di mata pemuda yang di cintainya.

"Panggil tabib!" teriak perdana menteri sambil menggendong tubuh Jiang Jiyun. Meskipun anak pertamanya itu selalu bertindak kasar dan semberono, dia tidak bisa mengabaikannya begitu saja.

Para pelayan berlarian, meskipun tidak menyukai perangai gadis itu, namun Jiang Jiyun masih tetap majikan mereka.

"Nona! Apa yang terjadi? Nona! Bangun nona!" teriak Qian Qian, satu-satunya pelayan di sisi Jiang Jiyun. Gadis itu menangis tersedu-sedu sambil menggoyangkan tubuh tuannya.

"Yun'er! Bangun!" ucap perdana menteri, dia berdiri di samping tempat tidur putrinya. Tak lama kemudian beberapa orang tabib datang, mereka segera memeriksa kondisi gadis itu.

"Tabib, bagaimana keadaan putriku?'' tanya perdana menteri, namun tabib itu menggelengkan kepalanya.

"Tuan perdana menteri, anda dan keluarga harus mempersiapkan diri, nona tertua sudah tiada." ucap tabib itu.

Mata perdana menteri terlihat merah, dia menatap anak pertamanya yang terbujur kaku di atas tempat tidur. "Yun'er! Apa pun yang kau inginkan, selama kau bisa bangun dan kembali hidup, ayah akan melakukannya."

Kelopak mata Jiang Jiyun tiba-tiba saja terbuka, membuat semua orang yang ada di dalam kamar itu langsung terlihat kaget. Perdana menteri segera meminta tabib untuk memeriksanya.

"Selamat tuan, nona tertua telah terlepas dari maut, dia kembali! Dia kembali!" ucap tabib itu.

Perdana menteri menganggukkan kepala, dia melirik ke arah Qian Qian. "Jaga nona mu dengan baik, jika dia menginginkan sesuatu, segera beritahu aku!"

Qian Qian menganggukkan kepala, dia segera mengambil kain basah untuk menyeka wajah Jiang Jiyun, sekaligus membantu nona nya untuk membersihkan luka.

"Nona! Syukurlah anda kembali! Qian Qian sangat takut!" ucap gadis pelayan itu, sementara Jiang Jiyun mengerutkan dahi, dia merasa sangat kaget karena terbangun di tempat yang sangat asing.

'Bukankah aku baru saja terkena ledakan besar saat berada di markas? Mungkinkah aku masih bisa di selamatkan?'

Jiang Jiyun melirik ke kiri dan ke kanan, kemudian menatap gadis pelayan yang berlutut di lantai, dahinya sedikit berkerut. "Dimana ini?"

"Nona? Apa yang terjadi? Apakah anda tidak mengingatnya? Ini kamar anda, kediaman perdana menteri." ucap Qian Qian.

Jiang Jiyun memegangi kepala, dia merasakan sakit yang sangat hebat, tak lama kemudian gadis itu menggertakan giginya.

'Sial! Sepertinya aku telah terlempar ke masa lalu dan menjadi nona tertua kejam dari kediaman perdana menteri! Baiklah, karena tuhan telah memberikanku kesempatan kedua, aku tidak akan pernah menyia-nyiakannya!'

"Nona, apakah anda lapar atau haus? Qian Qian akan mengambilkan nya untuk anda." ucap gadis pelayan itu.

"Bangunlah, lantainya dingin!" ucap Jiang Jiyun, membuat Qian Qian terlihat sangat kaget. Dia merasa ada yang berbeda dengan tuannya.

"Nona!"

"Duduk di sini!" ucap Jiang Jiyun sambil menepuk tempat tidurnya. Qian Qian terlihat ragu, namun dia tidak ingin membuat tuannya marah, sehingga bergegas untuk bangkit dan duduk di atas tempat tidur Jiang Jiyun.

"Qian'er, mulai sekarang kau tidak boleh memanggilku nona. Aku telah menganggapmu seperti adikku sendiri, kau harus memanggilku kakak!" ucap Jiang Jiyun sambil menepuk punggung tangan Qian Qian dua kali.

"Nona, itu tidak pantas, Qian Qian hanyalah seorang pelayan!" jawabnya sambil menunduk.

Jiang Jiyun menatapnya, "Aku selalu bersikap kasar padamu selama ini, namun kau tidak pernah meninggalkanku. Qian'er, terima kasih."

Mata Qian Qian terlihat merah, "Nona, apa yang anda katakan, Qian Qian tulus ingin mengabdikan hidupnya untuk anda."

"Dasar gadis bodoh! Mulai sekarang, kau akan memakan apapun yang aku makan, meminum apa pun yang aku minum, kita akan menjadi saudara." ucap Jiang Jiyun sambil mengusap air mata di pipi Qian Qian.

Tok...

Tok...

Tok...

Terdengar suara ketukan di pintu, tak lama kemudian Jiang Mei masuk, dia membawakan semangkuk bubur dan segelas air putih.

"Kakak! Senang rasanya melihatmu kembali. Lihatlah, aku membuat bubur ini sendiri sebagai permintaan maaf. Kakak, anda tidak perlu khawatir, aku tidak akan menerima lamaran dari jenderal Li, aku akan berbicara kepada ayah secepatnya!" ucap Jiang Mei sambil meletakkan nampan di atas meja.

Jiang Jiyun menggelengkan kepala, "Tidak perlu! Kau bisa menikahinya, adik. Aku tidak akan merusak kebahagiaanmu. Di masa depan, aku juga pasti akan bertemu seseorang yang mencintaiku dengan tulus."

"Kakak, apa yang anda katakan? Kebahagiaan anda adalah kebahagiaan ku." ucap Jiang Mei sambil tersenyum tipis.

Setelah mengucapkan kata-kata itu, Jiang Mei segera keluar dari kamar Jiang Jiyun, dia tidak ingin berlama-lama berada di sana.

"Nona, apakah anda benar-benar akan melepaskan kesempatan untuk menjadi istri dari jenderal Li?" tanya Xuan Yi, pelayan setia Jiang Mei.

"Menurut mu? Aku baru saja mendengar kabar bahwa Kaisar mencurigai jenderal Li akan melakukan pemberontakan, sehingga dia akan segera di asingkan ke hutan. Apakah menurutmu gadis berbakat sepertiku pantas untuk memiliki suami seorang rakyat jelata seperti itu? Tentu saja aku tidak menginginkannya!" jawab Jiang Mei dengan sombong.

"Nona, anda benar-benar sangat pintar, nona tertua pasti berpikir bahwa anda sangat tulus terhadapnya." ucap Xuan Yi.

Jiang Mei tertawa, "Aku sudah tidak menyukainya sejak kecil, dia selalu di manjakan oleh semua orang, bahkan jika dia melakukan kesalahan, aku harus mengakuinya sebagai kebodohan ku. Saat ini, semua orang juga mengetahui bagaimana perangai buruk dari kakak tertuaku, sedangkan aku, menjadi seorang gadis yang sangat polos dan baik hati, penuh bakat dan sangat sopan. Ini sepadan,"

Jiang Mei tidak mengetahui bahwa pembicaraannya itu di dengar oleh Jiang Jiyun. Dia terus mengoceh, menumpahkan kebenciannya pada kakak tirinya.

'Heh! Apakah menurutmu aku sebodoh itu! Jiang Mei, kau selalu berpura-pura sebagai seorang gadis yang anggun dan bermartabat, padahal kau hanyalah teratai putih!'

MEMAKSA

Keesokan harinya, Jiang Jiyun di panggil oleh perdana menteri, mereka duduk di aula tengah sambil membahas masalah lamaran yang sebelumnya telah di kirim oleh keluarga Li.

"Yun'er! Ayah tidak bermaksud untuk pilih kasih terhadapmu, lamaran itu, keluarga Li sendiri yang memilih calon nya." ucap perdana menteri.

Jiang Jiyun mengangguk, "Ayah, aku sudah tidak menginginkannya lagi, jika saudari kedua benar-benar ingin menikah dengannya, aku tidak keberatan."

"Yun'er! Bibi tidak mungkin menganiaya anda, Mei'er bersedia untuk mundur." ucap selir Wen, kata-katanya terdengar sangat bijaksana.

Jiang Jiyun menggelengkan kepalanya, "Bibi, saat itu aku memang telah di buta kan oleh perasaanku sendiri, namun sekarang, aku tidak ingin mengingatnya lagi. Anda bisa menerimanya untuk saudari kedua."

"Kakak, aku tidak ingin orang-orang menganggapku sebagai adik yang tidak berperasaan, pernikahan ini, aku tidak menginginkannya. Ayah, biarkan kakak tertua pergi, walau bagaimanapun keluarga Li masih harus memberikan wajah kepada kita." ucap Jiang Mei, matanya seolah memohon agar perdana menteri menyetujuinya.

Jiang Jiyun tersenyum kecut, "Adik, pernikahan tidak bisa di paksakan, jika memang anda tidak menginginkannya, lebih baik semua hadiah yang mereka kirimkan di kembalikan lagi."

"Ayah, aku akan segera kembali ke kamar, masalah ini, aku memohon agar ayah tidak membahasnya lagi dengan ku!" ucap Jiang Jiyun sambil berdiri, dia mengajak Qian Qian untuk pergi dari sana.

Sementara perdana menteri menghela nafas panjang, lamaran itu berhasil memecah belah keluarganya. Jiang Mei bersedia untuk mengalah, sementara Jiang Jiyun juga menolak untuk menerimanya.

"Tuan!" panggil selir Wen.

Perdana menteri menoleh, "Kita akan mengunjungi kediaman Li. Pernikahan ini tidak bisa di langsungkan."

Selir Wen menggelengkan kepalanya, "Tuan, meskipun Yun'er menolak untuk menikahi jenderal Li, tapi aku yakin bahwa di dalam hatinya masih memiliki tempat untuk pemuda itu, dia hanya marah untuk sesaat."

Perdana menteri terdiam, "Kau salah, sejak bangun kembali, sikap Yun'er benar-benar sangat berbeda, dia bahkan membakar semua pakaian dan barang-barang yang ada di kamarnya sendiri dan memilih untuk membeli yang baru.''

Selir Wen kembali menambahkan, "Tuan, menolak lamaran mereka mungkin saja tidak bijak, kita harus memikirkan jalan lain yang lebih baik."

Perdana menteri mendengus, "Jalan apa? Lamaran ini telah membuat jarak antara Yun'er dan Mei'er, seharusnya keluarga Li memang sengaja mengirimkan lamaran itu, mereka ingin agar putri tertuaku tidak lagi mengganggu jenderal Li."

Selir Wen menghembuskan nafas panjang, "Baiklah! Mari kita diskusikan masalah ini baik-baik dengan keluarga mereka!"

.

.

.

Jiang Jiyun tidak mempedulikan apa pun rencana yang di buat oleh keluarganya, sejak kembali dari aula tengah, dia duduk sambil memandangi hamparan bunga di halaman depan kediamannya.

"Nona! Sepertinya selir Wen dan nona kedua benar-benar ingin mengirim anda ke keluarga Li!" ucap Qian Qian sambil menata makanan di atas meja.

"Tentu saja, ayahku pasti merasa sedih jika harus mengirimkan putri kesayangannya untuk menikah dengan keluarga itu, terlebih setelah mengetahui bahwa mereka akan segera diasingkan." ucap Jiang Jiyun dengan tenang, tidak ada ekspresi apa pun di wajah gadis itu.

"Tapi bagaimana jika keluarga Li menolak pembatalan pernikahan? Nona, jenderal Li telah banyak menyakiti perasaan anda. Qian Qian tidak ingin anda mengalami hal yang serupa lagi." ucap gadis pelayan itu, wajahnya terlihat sangat sedih.

Jiang Jiyun menggelengkan kepalanya, "Apa pun yang terjadi nanti, kita harus memikirkan rencana cadangan, jangan sampai jatuh ke dalam perangkap selir jahat itu."

"Anda benar, nona. Qian Qian tidak ingin anda menderita, keluarga Li telah meremehkan anda secara terang-terangan, dengan mengirimkan lamaran untuk Nona kedua." ucapnya.

"Sudahlah, masalah ini tidak perlu kita bahas lagi. Aku merasa sedikit lelah, Qian Qian, aku akan kembali ke kamar, jika ada yang mencariku, katakan saja aku sedang tidak enak badan." ucap Jiang Jiyun sambil berdiri.

"Ya nona, Qian Qian akan melakukannya sesuai dengan perintah anda." ucap gadis pelayan itu sambil mengangguk.

Jiang Jiyun membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur, matanya menatap langit-langit kamar sambil bergumam. "Bukankah dia memiliki seorang kekasih kecil? Untuk apa keluarga Li mengirimkan lamaran pada Jiang Mei? Mungkinkah mereka sengaja ingin melihat Jiang Jiyun mati? Benar-benar keluarga yang sangat jahat!"

Jiang Jiyun tertidur dengan tenang, dia sama sekali tidak mengetahui, telah terjadi perdebatan hebat di aula depan, di mana orang-orang dari keluarga Li datang untuk meminta pertanggungjawaban.

Perdana menteri menjadi sakit kepala, dia sangat menyayangi putri keduanya, namun dia juga tidak sanggup untuk menyinggung putri pertamanya, mengingat latar belakang keluarga gadis itu terlalu tersembunyi.

"Nyonya tua, pernikahan ini, keluarga kami telah sepakat untuk menolaknya." ucap perdana menteri sambil menarik nafas panjang.

"Perdana menteri, apakah anda menyepelekan keluarga Li? Cucuku, Li Chen, telah menjadi seorang jenderal, dia bahkan memenangkan 5 kali peperangan untuk negara ini." ucap nyonya tua Li dengan bangga.

Perdana menteri menggelengkan kepalanya, "Nyonya tua, putriku Jiang Mei enggan untuk menerima lamaran dari keluarga anda. Nona tertua kami telah lama menyukai cucumu, saat ini anda memaksa agar nona kedua menikah, apakah anda tidak memiliki hati?"

"Nyonya tua, Jiang Mei tidak bermaksud untuk mempermalukan keluarga Li, kakak tertua adalah satu-satunya saudaraku, aku tidak ingin menyakiti hatinya." ucap Jiang Mei sambil berlutut, air mata mengucur deras di pipinya.

Wajah nyonya tua Li terlihat menghitam, "Baiklah, jika perdana menteri enggan untuk melepaskan nona kedua, maka kami hanya bisa dengan paksa meminta nona tertua untuk menikah!''

"Nyonya tua, Jiang Jiyun, nona tertua dari kediaman perdana menteri telah mengatakan keputusannya dengan bulat, dia tidak akan pergi! Anda bisa mencari gadis yang lain." ucap perdana menteri, kali ini dia juga mulai merasa tersinggung dengan kata-kata yang keluar dari mulut wanita tua itu, karena terlalu meremehkan putri pertamanya.

"Perdana menteri, jangan lupa bahwa nona tertua keluargamu telah mengejar kakak pertamaku sejak empat tahun yang lalu. Kualifikasi apa yang dimiliki olehnya, sehingga dia berani untuk menolak permintaan dari keluarga Li?" Li Feng, tuan ketiga dari keluarga Li ikut berbicara untuk mewakili kakak laki-lakinya yang terdiam.

"Nenek! Cukup! Jika mereka tidak menginginkan pernikahan ini, kita tidak perlu memaksanya!" ucap Li Chen, setelah diam selama beberapa saat, akhirnya pemuda itu mengeluarkan suaranya.

"Tidak bisa! Mau di taruh dimana wajah keluarga kita? Semua orang telah mengetahui, bahwa keluarga Li mengirim lamaran ke rumah perdana menteri. Pernikahan ini, mau tidak mau harus di lanjutkan! Meskipun dengan cara memaksa." ucap nyonya tua Li sambil mengetukkan tongkat nya di lantai.

"Perdana menteri, aku tidak peduli, anda harus mengirimkan salah seorang putri kediaman ini untuk menikah dengan keluargaku!" ucap nyonya tua Li dengan marah.

"Aku tidak tahu, siapa yang memberikan kalian keberanian yang begitu besar, sehingga membuat keributan di rumah ku. Kalian ingin menantu bukan? Baiklah! Aku akan mengirim putri tertuaku untuk menikah dengan jenderal Li, tapi apa pun yang terjadi di masa depan, keluarga kami sama sekali tidak ada sangkut pautnya dengan kalian." ucap perdana menteri sambil berdiri, dia mengibaskan pakaiannya dan langsung pergi dari tempat itu.

BERKOMPROMI

Saat Jiang Jiyun terbangun, Qian Qian telah berdiri di depan pintu kamarnya sambil berjalan mondar-mandir.

"Nona! Akhirnya anda bangun!" ucap gadis pelayan itu, wajahnya terlihat sangat buruk.

"Ada apa Qian Qian? Kenapa kau terlihat begitu khawatir?" tanya Jiang Jiyun sambil mengerutkan dahinya.

"Nona, bagaimana mungkin Qian Qian tidak khawatir, keluarga Li itu benar-benar sangat buruk, tuan perdana menteri telah mengunjungi rumah mereka untuk membatalkan pernikahan, namun nyonya tua Li membawa seluruh anggota keluarganya ke sini untuk membuat keributan. Mereka memaksa agar perdana menteri mengirimkan salah seorang putrinya untuk menikah dengan jenderal Li." jawab Qian Qian.

Jiang Jiyun mengangguk, "Sepertinya keluarga Li tidak bisa kita anggap enteng. Qian Qian, apa yang terjadi? Apakah ayah sudah memutuskan siapa yang akan pergi?"

"Nona, itu, itu," Qian Qian langsung berlutut di depan Jiang Jiyun, dia tak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh majikannya.

'Sepertinya perdana menteri bodoh itu benar-benar ingin agar aku melompati tembok, ciiih! Dasar selir rubah, lihat saja! Sebagai seorang pemilik ruang angkasa, aku pasti akan mengosongkan seluruh harta kekayaan yang dimiliki oleh kediaman perdana menteri, sebelum melangkahkan kaki menuju ke keluarga biadab itu!'

Jiang Jiyun mengepalkan tangannya, dia melirik ke arah Qian Qian. "Ambilkan pena dan kertas, aku akan menulis surat untuk sepupuku."

"Baik nona," jawab Qian Qian sambil bergegas, dia tidak boleh membiarkan majikannya melompati lubang api, apalagi keluarga Li telah benar-benar meremehkan Jiang Jiyun.

'Karena mereka ingin aku masuk ke keluarga itu, maka aku akan melakukannya. Mari kita lihat, apakah aku bisa bertahan di masa depan ataupun tidak! Li Chen! Meskipun aku bukan pemilik tubuh yang sebenarnya, mengingat penghinaan yang keluargamu berikan pada pemilik tubuh asli, aku pasti akan membalas budi pada kalian semua!'

Qian Qian kembali, dia memberikan kertas kepada Jiang Jiyun, kemudian menggiling tinta. Jiang Jiyun menerimanya dengan sangat tenang, dia mengayunkan kuas itu dan segera menulis.

"Nona!" panggil Qian Qian, melihat surat yang sudah di lipat oleh Jiang Jiyun, mata gadis itu langsung melotot.

"Gunakan burung merpati untuk mengirimkan pesan!" ucap Jiang Jiyun sambil menuangkan teh.

Qian Qian mengangguk, dia mengambil surat dan segera mencari burung penyampai pesan.

'Semoga saja surat itu bisa sampai tepat waktu, aku tidak bisa membiarkan hidup nona tertua hancur, karena harus menikahi jenderal Li.'

Perdana menteri muncul, dia berjalan dengan selir Wen dan Jiang Mei menuju ke paviliun milik Jiang Jiyun untuk menyampaikan hasil rembukkan.

"Ayah! Bibi! Adik! Kalian disini?'' ucap Jiang Jiyun sambil mempersilahkan ketiga orang itu untuk duduk.

"Yun'er! Dengarkan ayah, kami telah mengunjungi kediaman keluarga Li untuk memutuskan pernikahan, sayangnya wanita tua itu membalas kunjungan nya ke kediaman kita, mereka memaksa agar kamu pergi untuk menikah!" ucap perdana menteri, tangan kanannya terkepal di atas meja.

Jiang Jiyun terdiam, matanya memerah, dia tampak seperti gadis kecil yang baru saja dianiaya. "Ayah! Anda menyetujuinya?"

Perdana menteri mengganggukan kepala, "Ayah terpaksa melakukannya. Yun'er, anda mungkin sudah mendengar bahwa keluarga Li akan segera diasingkan, karena dicurigai ingin melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan dari Kaisar. Kali ini ayah terpaksa membiarkan mu menderita, tapi ingatlah, ayah akan memastikan keselamatan mu. Kita tidak bisa menunjukkan dukungan secara terang-terangan, tapi ayah akan mempersiapkan beberapa orang untuk mengikutimu, agar kau tidak kelaparan saat berada di jalan.''

Jiang Jiyun tersenyum sinis, "Ayah, apakah aku masih putrimu? Kenapa kau tega melakukan ini padaku? Ayah, anda ingin aku menjadi rakyat biasa dan di asingkan. Aku tidak menyangka, ayah akan benar-benar memanjakan selirnya dan menindas putri sah."

Wajah perdana menteri langsung berubah menjadi sangat gelap. "Yun'er! Kau harus tenang, ayah akan memikirkan cara untuk memindahkan mu kembali ke ibu kota."

Jiang Jiyun menggelengkan kepala, "Tidak perlu! Jika ayah telah memutuskan untuk mengirimku ke sana, apa lagi yang harus aku katakan? Aku hanya bisa berharap agar kalian bertiga bisa hidup dengan rukun dan bahagia di kediaman ini."

"Yun'er! Maafkan ayah, tapi jika Jiang Mei pergi, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa. Ayah hanya bisa menyinggungmu, untuk mengambil alih tanggung jawab ini." ucap perdana menteri.

Selir Wen tiba-tiba saja berdiri, dia melangkahkan kakinya ke arah Jiang Jiyun sambil mengusap rambut panjang dan hitam gadis itu. "Yun'er, bibi sangat mengetahui bagaimana perasaanmu. Kau pasti merasa hancur dan sakit hati, karena jendral Li lebih memilih untuk menikahi adik keduamu. Dengarkan bibi! Gunakan kesempatan ini untuk membalas dendam!"

Jiang Mei juga bersuara, "Kakak, apa yang dilakukan oleh keluarga itu terhadapmu, anda memiliki kesempatan untuk membalasnya. Jangan disia-siakan! Anda adalah nona tertua dari kediaman bangsawan kelas 1, bagaimana mungkin keluarga jenderal kecil bisa menginjak-injak kepala anda. Kakak, aku akan membantumu, mempersiapkan berbagai benda yang mungkin saja akan anda butuhkan, saat pengasingan."

Jiang Jiyun menatap sinis pasangan ibu dan anak itu, sudut bibirnya terangkat ke atas. 'Siapa orang yang sedang kalian bodohi? Jika itu Jiang Jiyun yang asli, dia pasti akan berteriak dan mengucapkan terima kasih, tapi aku bukan dia, aku tahu bahwa kalian berdua sedang berusaha untuk menyeret ku ke bawah.'

Jiang Jiyun menarik nafas panjang, "Baiklah ayah, anda tidak perlu merasa tidak enak hati. Aku akan pergi! Tapi bibi, adik, seperti yang kalian berdua katakan sebelumnya, selain perak, aku juga membutuhkan beberapa benda seperti pisau, anak panah, pedang, obat-obatan dan racun. Bagaimana? Bisakah kalian berdua menyiapkannya?"

Selir Wen tersenyum hangat, "Yun'er, seberapa banyak yang anda butuhkan? Katakan saja! Bibimu pasti akan menyiapkannya."

"Itu benar kakak, aku akan segera menyuruh pelayan untuk mencarinya, anda tidak perlu khawatir." ucap Jiang Mei.

"Ayah akan mencarikan seorang penjaga bayangan untuk melindungimu, pengasingan ini tidak akan mudah, tapi jika Yun'er bisa mengambil sendiri nyawa jenderal Li, ayah pasti akan menghadap yang mulia untuk meminta berkat, agar status pengasingan Yun'er segera di batalkan dan kembali ke ibu kota dengan gelar bangsawan." ucap perdana menteri.

Jiang Jiyun menganggukkan kepala, "Ayah, bisakah anda mencarikanku beberapa macam jarum? Sepertinya ini juga akan cukup berguna selama perjalanan."

Perdana menteri mengangguk, "Tuliskan semua yang Yun'er butuhkan, bibi Wen akan menyiapkannya."

"Baiklah ayah, aku akan memikirkannya dengan baik, setelah yakin, aku akan meminta Qian Qian untuk mengirimkan daftarnya." ucap Jiang Jiyun sambil tersenyum.

"Itu bagus, istirahat lah lebih awal, kau harus menjaga tubuhmu agar tetap sehat!" ucap perdana menteri sambil berdiri, dia segera berjalan meninggalkan tempat itu.

Sementara Jiang Jiyun memasang wajah dingin, 'Ingin memanfaatkan ku? Kalian masih harus belajar 100 tahun lagi!'

Jiang Jiyun

Jiang Mei

Li Chen

Li Jiang

Li Feng

Li Yu

Li Yue

Li Shuang

Nyonya Li

Qian Qian

Tuan paviliun

Tuan Aula

Tuan Balai

Su Yuan

Putri Zhao Ning

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!