NovelToon NovelToon

THE BEUTIFUL MAFIA

Switch Their Heads With Your Body

   “ Tubuhmu di ranjang ku atau kepala mereka di tempatmu! ”

   “ Brengsek kau darren! kembalikan orang-orang ku! kau tidak seharusnya menahan mereka tanpa alasan yang jelas! ” renata menggeram. hidung mancung nya mendengus dengan kasar. hal itu justru membuat ia semakin cantik.

   Darren tersenyum sinis. mengagumi keindahan amarah wanita bergaun hitam panjang didepannya. Wajah itu semakin memukau saat bibir merahnya mengetat. apalagi ketika leher itu mengejang. ingin sekali Darren menaruh tangannya disana. Mencengkram. menaklukkan nya untuk menerima keperkasaan yang bahkan menuntut hanya dengan melihat renata, wanita pertama yang menjadi mafia paling berkuasa di san fransco. Pemimpin baru klan Louise. Klan yang sama kuat dengan 'The wolves' miliknya.

   “ Mereka yang masuk dan membuat onar di wilayah ku, renata. ” ucap Darren tenang. Mata abu-abu terang dengan garis hitam tajam dibagian luarnya itu memandang seakan menelanjangi tubuh indah renata dengan tatapan predator. Sudah lama ia memimpikan wanita itu berada di atas ranjangnya. pun balas dendam nya terpenuhi.

   “ Mereka pasti punya alasan yang kuat untuk melakukannya! Siapa tahu kalau orang ku yang lebih dulu melakukan sesuatu! ” tantang renata. mata biru menyala dan kontras di kulitnya yang eksotis. Darah campuran latin membuat ia mengkilap meski hanya diterangi cahaya lampu. Mereka kini berada ditengah jalan yang sudah ditutup aksesnya.

  Darren menunjukkan senyum tipis nan menawan. ia tampak nafas, lalu lanjut berucap dengan suara dan dalam, “ Renata,Renata,Renata..., dengan sengaja ia memiringkan kepalanya. bagai siap mengunyah mangsa tak berdaya didepannya. “ Yang mulai lebih dulu..., baik orang ku maupun orangmu. Aku sama sekali tidak peduli. Hasil akhirnya adalah mereka berada di tempatku.lalu membuat satu orang kepercayaan ku terbunuh.kau pikir apa yang akan kulakukan? hmm? melepaskan mereka begitu saja? ” ia mulai tertawa. gigi putihnya tampak meledak.

   Renata semakin menahan diri. Tangannya mengepal kuat hingga kuku-kukunya menusuk telapak tangannya. Ia menahan semua amarah dan keresahan di dadanya.

  Keadaan saat ini begitu hening. sepi. Orang-orang yang berdiam di gedung apartemen,area pertokoan dan hunian yang mereka blokade,langsung menutup pintu dan jendela dengan sangat rapat saking ngerinya. Tak ada yang berani, bahkan sekedar untuk mengintip dari jendela.

   Well, kedua gengster besar san fransco sedang berdiskusi. Siapa yang bisa menunggu? bahkan anak buah kedua penguasa yang sedang bersitenggang itu terus berjaga di setiap titik jalur masuk. Tak ada orang luar yang boleh ikut campur.

   “ Aku tidak perlu alasan atau penjelasan apapun, Renata. Aturan adalah aturan.dan semua penguasa menyepakati nya. Termasuk kau! jadi...,” Darren ? maju beberapa langkah. Mata itu kini berkedip diatas senyuman iblis yang licik dan menggoda. “ Kau seharusnya bersyukur, aku tidak memotong salah satu anggota tubuh mereka, melemparnya kepada serigala-seriga kesayanganku, sebelum berdiskusi denganmu. ”

    “ Dasar laki-laki keparat!!! ”

   Mata tajam Darren seketika menyipit. “ Oh, ya. sangat benar. ” ia mengangguk pelan. “ Apa kau kita ini apa? aku memang keparat, dan bukan malaikat. Jika aku tidak seperti itu, maka akun tidak akan berada di posisi ku yang sekarang. ”

   “ Aaarrgghh! ” Renata berteriak semakin geram. Ia gerah dengan ketidakberdayaan nya. memaki Darren, hanya akan menambah kebanggaan pria itu.

   Sungguh tak menyenangkan saat berada diposisi yang kalah, tersudut, dan terancam. Seandainya saja pria penguasa itu tidak menyandera adik lelaki dan anak buah Renata, maka sudah sejak tadi pula ia todongkan senjata revolver berukiran R. L ke dahi lebar yang menawan itu.

   Sayang, Renata harus bersabar. Sahabat pembunuh bertempa baja dengan peluru yang masih lengkap tersebut pun hanya bisa terlilit tenang di pahanya kencangnya.

   “ Besok malam, jam tujuh, anak buahku yang akan datang menjemputmu. ” tandas Darren dengan tegas. “ Tidak ada toleransi, Renata. Aku ingin kau datang tanpa senjata, tanpa pengawal, dan tidak ada jemputan setelah itu, karena..., ” ia berkedip pelan. “Aku sendiri yang akan mengembalikan mu saat puas. ”

   Gigi Renata bergemeretak. “ Kau memang bajingan, Darren! ” ia memekik frustasi.

   “ Oh, ya,beautifull. kau akan merasakan betapa bajingannya aku meniduri mu sampai kau menanggalkan semua keangkuhan itu. Aku akan membuat mu bertekuk lutut, dan memohon ampun dariku. ” Darren tertawa mengejek. dan tersenyum kemenangan.

   Renata benar-benar muak, pun memakai senjata sudah ingin kepalan tangannya bergerak mematahkan hidung mancung nan kokoh milik lelaki itu, atau mungkin mendarat ke rahang tegasnya, agar ia tak bisa tersenyum arogan, lalu membuat Renata semakin terintimidasi karenanya. sialan!

   Darren melirik renata mengepalkan tangan begitu kencang, hingga bergetar. Ia tersenyum kecil, lantas mendekati Renata tanpa ragu. Merasa semakin menang.

  Langkah itu pelan dan mengintimidasi. Renata waspada, langsung merabai senjata yang ada di pahanya, siap siaga. tatapan mata birunya memanas. membara bagaikan api. Seolah mengancam darren agar tidak semakin dekat.

   Namun, Darren suka setiap aura yang terpancar dari emosi Renata. Semakin mereka dekat. Semakin ingin pula Darren terbakar disana.

  Renata memperketat kewaspadaan nya saat melihat Darren menaikkan tangan. Lelaki itu hendak menjamah pipinya tapi gerakan Renata lebih cepat dari itu.

   Ditampiknya tangan Darren, lalu meludah tepat di wajahnya. “ Cuih! jangan sentuh aku, brengsek! ” dada Renata naik turun dengan nafas memburu. Ia nyaris tak bisa menahan emosinya.

   Darren memejamkan mata sesaat, pipinya. namun ia tetap tenang. Terdengar pula derap langkah kaki anak buah Darren yang maju begitu cepat. Tapi lelaki itu mengangkat sebelah tangan. menghentikan aksi mereka.

  Tidak ada yang boleh menganggu keintiman dia dan Renata disini.

   Darren tersenyum tipis dengan ulah berani wanita dambaannya.

Renata begitu luar biasa. tidak ada satu orang pun yang berani meludahinya seperti itu. bahkan pemimpin klan lain rela bersujud padanya, agar The Wolves tak menyerang wilayah mereka.

Lelaki itu makin bersemangat atas kemenangannya. Dengan tenang dia pun mengelap pipinya dengan jempol, kemudian mencicipi saliva Renata dari sana.

Tampak menjijikkan? tidak. ia tampak makin terlihat seksi dan bergairah.

Nafas Renata terengah dengan emosi yang padat. alis nya menukik melihat aksi lelaki itu.

“ Hhmm. ” Alis tegas Darren mengerut. ia tersenyum tipis. “ Rasanya manis..., ” ucapnya dengan suara serak. Mungkin tercekik nafsu. “ Aku tak sabar untuk mencicipinya dari langsung dari mulutmu, sayang..., ” Mata abu-abu itu sayu mendamba.

“ Kau menjijikkan! ” Renata menaikkan bibir atasnya. memaki dengan lantang.

Darren malah tersenyum lagi. makin brengsek. Renata benar-benar ingin mengutuk senyumannya itu.

“ Sebaiknya, jangan terlalu membuang energimu, Renata. Pulang dan beristirahat lah malam ini. persiapkan dirimu, karena mulai besok..., hidupmu tidak akan pernah sama lagi. ” kembali Darren menampakkan senyum iblis. tidak peduli betapa memesonanya lengkung bibirnya. Renata tetap saja muak.

Selesai dengan perkataan tersebut, lelaki yang mengenakan coat hitam panjang itu merasa sudah cukup berbicara. ia menyudahi diskusi sepihak, berbalik badan dan memunggungi renata. Tak peduli bagaimana bibir seksi merah itu memakinya lagi, lagi, dan lagi. Yang jelas saat ini, detik ini. Dareen sudah menang. Ia mendapatkan sang 'beautiful mafia', menyudutkannya tanpa perlawanan.

Nyatanya wanita itu sudah ia incar, bahkan saat awal mula kekuasaannya bermula.

Cantik, memesona, penuh kuasa, dan yang terpenting, seseorang yang paling sulit ditaklukkan.

Darren meringis dengan libido, membayangkan apa yang akan ia lakukan dengan wajah angkuh, dan tubuh indah itu. sudah jelas, ia pasti akan menikmatinya.

Darren pun menatap Renata lagi begitu masuk ke mobil sedan mewah yang bertuliskan The Wolves. ada lambang serigala silver dibagian depan dan dibelakangnya.

Rombongan tersebut pun pergi. Derum mobil-mobil itu menjauh.meninggalkan renata yang masih menatap geram.

Sungguh, wanita penguasa itu tak tahu harus berbuat apa lagi saat ini. Orang-orang nya dan juga adik lelakinya Raylie, bahkan sudah ada ditangan mereka.

Darren memang benar-benar memanfaatkan kesempatan ini. ia tentunya tahu, Renata tidak akan dengan mudah ditaklukkan hanya dengan kekuasaan, kegagahan, ancaman perang, atau pun pesonanya. pria licik itu. ia memang melawan. lawan tanding yang setimpal dengan Renata. Namun darren adalah pemimpin kejam yang merebut The Wolves dengan paksa. pria itu bahkan, tanpa berperasaan membunuh saudara sulung dan ayahnya demi mendapatkan tahta.

Lalu? katakan, apa yang tidak bisa dilakukan oleh pria itu untuk memenuhi hasrat iblisnya?

Obsesi yang membara terhadap Renata.

Keluarga dan kesetiaan adalah kelemahan. itu lah yang dianggap darren. untuk apa mengandalkan hal tersebut, saat intimidasi rasa takut, jauh lebih kuat?

Klan Louise mungkin tak akan hancur, tapi sang pemimpin, Renata Louise, The beautifull mafia, akan hancur dengan dalam pelukan nya yang hangat.

TO BE CONTINUED

The Only Way, With Me

   Renata menarik nafas panjang. kelopak matanya bergetar. ia tak bisa membiarkan Raylie dalam bahaya. ia sudah berjanji pada mendiang ayahnya, Enrico Louise, untuk selalu menjaga raylie. bahkan mengirim adiknya itu agar terbebas dari dunia gelap yang penuh bahaya ini.

   Frustasi dirasakannya. Sesaat ia tampak rapuh. Nafas renata memberat memikirkan jika ia harus kehilangan raylie.

   Tidak! tidak! dan tidak! Renata tidak bisa membiarkan hal itu! tak akan pernah bisa. Ia tidak boleh kehilangan raylie. Tangannya kembali mengepal hingga bergetar. giginya bergemeretak tanpa disadari.

   “ Nona Renata..., ” Suara tenor lembut tiba-tiba memanggil dari belakang. Itu eldhan, sang tangan kanan kepercayaan Renata. Ia mendekati sembari menyampirkan coat hitam panjang yang tebal pada sang ketua.

    Membiarkan hangat membungkus gemetar pemimpinnya.

     Renata menarik nafas dalam, berucap tanpa memandang. “ Terima kasih, eldhan. ”

            “ Ya nona, Renata. ”

   Sungguh panggilan sang tangan kanan tadi, baru menyadarkan sang 'beautifull mafia' dari posisi melamun dan terdiam. lelaki itu pasti sudah melihat tubuhnya gemetar. Renata tidak seharusnya selemah ini. Dia Renata louise, wanita yang sedari kecil dilatih untuk menjadi tangguh. Untuk tak boleh terlihat lemah didepan siapapun dan dalam kondisi apapun.

“ Sebaiknya kita kembali, nona Renata. Biar saya yang menyelidiki ini akan saya hubungi juga detektif Harys untuk menanyakan kejadian sebenarnya. Setidaknya, ia bisa menyelidiki dengan lebih baik. ” ucap eldhan menenangkan.

Renata menghembuskan nafas sesaat, ia hanya bisa mengangguk. setuju dengan usul eldhan.

Sungguh! apapun alasan Raylie sampai melanggar titahnya untuk menjauhi masalah di wilayah khusus The Wolves, Harus diketahuinya sampai pada detail terkecil, dan kehormatan Renata, benar-benar sedang dipertaruhkan sekarang....

Eldan tersenyum ketika melihat Renata masih bisa merespons dengan baik, walau hanya berupa anggukan. sungguh ia pun sangat menyayangkan hal ini bisa terjadi. mereka bisa terjebak di situasi yang sangat tidak menguntungkan. penyerangan hanya membuat mereka kehilangan anggota lebih banyak lagi, terlebih jika nyawa raylie yang menjadi taruhannya.

Sungguh, eldan tak mau mengambil resiko itu, ia sudah mengabdi pada klan louise, bahkan sejak dirinya dan Renata masih kecil. Ia tahu wanita yang dilayaninya itu tak akan pernah membuat raylie dalam bahaya.

Sang beautifull mafia kembali menegakkan tubuhnya. Ia berusaha untuk tak gemetar, baik karena takut, atau karena dingin yang menusuk. Sungguh pun, iklim Mediterania di San Fransco tengah membawa kabut dingin musim panas saat ini, menurunkan suhu udara lebih parah dari pada musim salju, tulang-tulangnya mulai ngilu karena mengejang. Renata hampir menggigil, sampai akhirnya bergegas untuk kembali masuk mobil.

“ Heeeeehh. ” Renata melepas nafas panjangnya. penghangat mobil sudah dinyalakan eldhan sejak tadi. begitu masuk, Renata merasa benar-benar nyaman, suhu panas mengembalikan aliran darahnya ke laju normal. Ruam merah pun kembali terlihat dipipinya yang tirus.

Mengetahui sang pemimpin sudah berada didalam mobil, beberapa mobil penggiring pun mulai jalan lebih dulu. Ada pula yang stanby di belakang. formasi untuk menjaga ketua klan mereka agar dalam kondisi dalam kondisi aman dan terproteksi.

***

Renata pulang dengan hati yang berkecamuk, bahkan wajah cantik itu terus terus menegang memikirkan apa yang harus ia lakukan selanjutnya.

Sepanjang perjalanan, otak cerdas nya terus memikirkan jalan keluar. namun, tak ddi dapatkannya satu pun solusi dari masalah ini.

Perjalanan itu pun berakhir saat Renata sampai ke kadiamannya. Tempat itu terletak di salah satu area tinggi di San Fransco, bukan markas utama, tapi tempat istirahat ternyaman, dimana ia bisa memandang wilayah nya dari sana.

“ Nona Renata, kita sudah sampai. ” beritahu eldhan saat melihat Renata melamun.

“ Hm. ” Renata hanya menjawab dengan gumam. pandangannya tak bertujuan.

Eldhan pun segera turun dari mobil. Ia membukakan pintu untuk sang pemimpin, kemudian mengulurkan tangan dengan gantle.

Renata berpegangan disana, kemudian turun dari mobil dengan perlahan. ia terdiam sejenak, hanya bergeming. Wanita berwajah tegas itu tak langsung masuk ke rumah megahnya, meski para penjaga sudah berjejer disepanjang jalan masuk, siap menyambut sang ketua dengan bungkuk hormat.

Renata melebarkan pandangan. matanya bergerak dari timur ke barat. melihat ke arah wilayah milik The Wolves yang semakin meluas. Kelompok yang kini begitu agresif itu, perlahan-lahan menaklukkan klan-klan kecil di tempat ini. semakin memperkecil dan mengurung wilayah miliknya.

Dihembuskan Renata nafas panjang nya dengan resah.

Haruskah ia benar-benar kesana? Pergi menukar tubuh dan kehormatan, demi menyelamatkan nyawa orang-orang yang berlindung dalam naungan klan louise?

Juga raylie, seseorang yang ia jaga dengan sumpah atas hidupnya.

Semua harga itu harus ia bayar dengan kehormatan.

Tapi, bukankah semua ini adalah tanggung jawab juga sebagai pemimpin?

Tanggung jawab yang sudah begitu lama dibebankan pada Renata sejak ia kecil.

Ayah... haruskah aku melakukan ini? jika, tidak ada jalan keluar lain. aku mohon kuatkan aku, karena pada detik ini, pertama kalinya aku benar-benar merasa takut. Renata berucap demikian dalam hatinya. mengadu seakan ayahnya masih hidup. memandang wilayah mereka sebagai perwakilan pria yang membentuk hidupnya itu.

Melihat renata yang masih terdiam. eldhan memilih maju selangkah. dipalingkannya wajah, demi menatap Renata. Memastikan sang ketua baik-baik saja.

“ Aku benar-benar bingung, eldhan..., ” mata Renata berkedip pelan saat mengatakan nya. “ untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa tak berdaya seperti ini. ” rahang v bergaris tegas milik Renata makin tampak mengetat, “ Pria brengsek itu... pria brengsek itu benar-benar memanfaatkan celah kecil kita! ” Renata menggeram. mata birunya mengkristal sambil tetap memandang ke depan. membiarkan angin beradu dengan amarah wajah nya.

Eldhan yang berdiri disamping renata hanya menarik nafas dalam. Ia tahu benar kondisi saat ini seperti apa. “ Kita akan mencari jalan keluarnya bersama nona Renata, masih ada waktu. ”

“ Cih! ” renata tersenyum kecil. “ Kau tidak perlu mencarinya lagi. ” kini wajahnya terlihat lepas. Ia berpaling menatapi eldhan dengan serius. “ Jalan keluarnya hanya ada satu, yaitu aku. ”

Gleg!

Eldhan menelan saliva. Kepalanya langsung tertunduk. bagaimana Renata menahan geram, begitu pula dengan dirinya. Ia mendengar semua kesepakatan tadi dengan sangat jelas dan sialnya lagi, ia tak bisa berbuat apa-apa dengan itu.

“ Aku ingin kau mendukung semua keputusanku, eldhan. kau yang paling tahu, kalau aku tidak mungkin mengorbankan mereka. Terutama raylie. Namun, aku tak akan membiarkan kasus ini tertutup begitu saja tanpa kejelasan. aku ingin tahu alasan mereka. Sesuatu dibalik ini.lalu membalas apa yang ia lakukan padaku! ”

“ Maaf! ” tangan eldhan mengepal kuat. Tapi anda tidak harus benar-benar pergi kesana,nona Renata. saya tidak akan..., ” Retinanya bergoyang, nyatanya eldhan tak menemukan kata untuk melanjutkan.

Renata hanya tersenyum sendu kemudian. Dipegangnya bahu kekar pria itu. lalu,mengusapnya dengan lembut. “ kau lakukan saja tugasmu. cari pemicu nya sampai dapat, pastikan juga Darren memenuhi janjinya setelah ia selesai. Raylie dan semua orang-orang kita harus kembali dalam keadaan utuh. ”

Dengan rahang yang masih menegang. eldhan menjawab dengan patuh, “ Baik nona Renata. ”

Tuk Tuk Tuk

Heels wanita itu berbunyi pelan saat menapaki paving yang menjadi jalan menuju mansionnya. Eldhan segera mengikuti dari belakang. melewati beberapa orang yang masih menunduk, sampai sosok pemimpin itu lewat.

***

Di dalam ruangan kerja yang bersambung dengan pintu kamarnya. Renata berhenti di meja bar kecil dengan pendar cahaya kuning.

Ruangan itu ber penghangat. eldhan segera mengambilkan coat yang masih tersampir dibahu renata.

Wanita itu mendesah panjang sembari menuangkan wiskey kedalam gelas pendek crystal. ia meneguk nya sekaligus dengan frustasi. menangisi nasibnya dengan cara itu.

Brak!

Gelas diletakkan nya secara kasar. tatapan Renata kosong sesaat. ia pun mendesah lagi.

“ Tinggal kan aku sendiri, eldhan. ”

“ Tapi nona Renata...?

“ Aku tidak apa-apa.

“ Anda yakin? ” tanya lelaki itu sekali lagi.

Renata tersenyum. ia tidak mau terlihat lemah di hadapan eldhan. “ Ya. ”

Eldhan pun langsung menunduk hormat dan pergi dari sana, ia menatap renata sekali lagi sebelum benar-benar menutup pintu.

***

“ Heeeeeehh, raylie. apa yang kau lakukan?kenapa tidak menurut? hmm? ” akhirnya mata biru berkaca-kaca. Renata membiarkan hal itu terjadi.

Terlalu banyak sesak didadanya. Dan dengan semua kekejaman dunia hitam, baru kali ini ia benar-benar ingin menangis.

Renata kemudian mendongak. Nyata ia masih saja mencoba menahan air mata. namun, semua nya percuma, kali ini cairan bening itu malah crystal semakin banyak di mata birunya. “ hanya kamu yang ku miliki sekarang! hanya kamu, raylie! raylie, adikku! ” suara Renata parau dan menggeram serak.

Isakan mulai terdengar. Ia bersegera kembali mengambil minuman, dan membungkamnya dengan alkohol.

Renata meletakkan gelas kosong itu, lalu berjalan hingga terduduk disofa ruang kerja. Dipandanginya lukisan besar sang ayah yang terpajang disana dengan alis bertaut.

“ Aku sudah berjanji, dan aku tidak akan mengecewakan mu. ” mata berkedip dan airmata jatuh ke pipi.

Renata benar-benar hancur sesaat. ia membiarkannya.

Setelah dirasa nya cukup. Ia berdiri dengan menopang pada sofa, Renata berjalan ke pintu samping yang juga terhubung dengan kamarnya.

Dentuman stiletto hitam menjadi musik pengiring di keheningan yang makin mencekam.ia berhenti didepan cermin besar yang menampilkan seluruh tubuhnya, dari atas kepala hingga ujung kaki.

Oh! Tak bisa dibayangkan. tubuh yang ia jaga tidak tersentuh, akan berada digenggaman lelaki brengsek itu. ia tahu tatapan predator darren menginginkannya. lelaki itu memang bertujuan mempermalukannya dengan cara yang biadab.

TO BE CONTINUED

She is ready for the worst

Masih didepan cermin. Renata menahan nafas sesaat, ia tak sanggup membayangkan lagi tubuhnya di mangsa.

Ia menemukan lutut, belahan gaun menunjukkan kaki jenjangnya juga senjata yang sedari tadi sudah berada disana. ia membuka klip yang melingkar di paha kencang dan padatnya, lalu mengeluarkan sebuah revolver tua dari sana.

Dengan perlahan ia berjalan ke meja rias. Membuka salah satu laci, kemudian meletakkannya disana. Sebelum menutup, ia terhenti, renata malah mengambilnya lagi mengeluarkan benda mengkilap tersebut, kemudian mengusap inisial yang terukir di pegangan berlapis kayu poles.

Entah kenapa, tadi dia memutuskan membawa senjata jenis ini. biasa nya Renata akan mengganti dengan senjata Handgun semi otomatis, yang lebih praktis di bawa kemana-mana. Mungkinkah sebuah firasat?

Ia tersenyum sesaat, ketika membayangkan masa lalu. masih diingatnya jelas hari itu.

FLASHBACK ON

“ Selamat ulang tahun, Renata. ” ucap seorang pria paruh baya tersenyum lembut. ia memegang sebuah kotak putih berpita merah muda di atas meja.

“ Wah! ayah tak melupakan nya?! ” Renata kecil yang baru saja memasuki ruang kerja sang ayah. matanya berbinar-binar. Ia berlari kearah lelaki ber jas itu.

Segera pula sang ayah, memiringkan tubuh lalu menyambut sang putri yang datang memeluknya. “ Ayah tidak mungkin melupakannya, Renata. ”

Mata biru gadis kecil itu berbinar-binar. “ Aku senang ayah tak sampai melewatkan hari ulang tahun ku. ”

“ Itu tak akan terjadi, sayang. ” Enrico menarik diri pelan. Kemudian duduk dan membawa Renata ke pangkuannya. “ Astaga! kau semakin besar dan berat saja. ayah khawatir tak bisa memangku mu lagi. ”

“ Itu bohong, buktinya ayah masih sering memangku ibu! ”

“ Hahaha. ” lelaki itu terkekeh lantas mencubit hidung renata. “ Kau pintar sekali. sudah berapa umurmu? enam? tujuh? ”

“ Delapan, ayah! ”

“ Ah, aku salah menebak. ”

“ Ayah berpura-pura lagi. ”

“ Sepertinya kau semakin sulit dibohongi? ”

Renata tersenyum bangga.

“ Well, seperti janji ayah. ini dia hadiah untukmu, sayang. Bukalah. ”

“ Wooaah, benar-benar ada! ” Renata mendekati meja. Tangan kecilnya langsung menggapai kotak dengan terburu-buru. Segera ia menarik pita yang menjadi pengikat antara kotak dan tutupnya.

“ Pelan-pelan saja, sayang. tidak akan ada yang mengambilnya darimu. ” suara pria itu berbisik lembut ditelinga renata.

Namun, tanpa menghiraukan sang ayah, ia tetap saja membuka dengan cepat dan bersemangat.

“ Hk! ” Renata terdiam takjub saat melihat apa yang ada didalam kotak itu. “ I-ini, pistol sungguhan? ” mata Renata berkedip-kedip pelan. Benda itu terlihat mengkilap, berat dan tidur tenang di dalam mal bludru.

“ Iya, ini revolver, senjata pertama ayah yang sudah lama tertidur dalam brankas. ”

“ Woahh! ” lagi ungkap renata kagum.

“ Meski sudah cukup tua. ayah bisa menjamin, ia masih berfungsi dan terawat dengan baik, ” lanjut enrico. bahkan menggunkan kata 'ia' untuk sebuah senjata. Seakan benda tersebut adalah makhluk hidup yang memiliki nyawa. “ Bukankah kau sudah lama menginginkan senjata mu, sendiri? ”

Denga cepat gadis kecil yang diberikan hadiah tak biasa mengangguk-angguk.

“ Maka dari itu, sekarang, ayah akan mewariskan nya padamu. ” enrico tersenyum santai, bagai memberikan boneka pada anak perempuan. “ Lihatlah, ini indah sekali. mengkilap seperti baru. ayah juga menyuruh mereka menambah ukiran inisial namamu ke sana. R.L, renata louise, pemimpin hebat klan louise selanjutnya. ”

Renata hanya bisa bergeming saking bahagianya. Mulut itu masih terbuka dengan senyum lebar. Segera tubuh kecil berbalik dan memeluk enrico. ” Ini hadiah ulang tahun terbaik sepanjang masa! Terima kasih, ayah. ”

“ Sama-sama, sayang. ”

“ Apa boleh aku memakai nya sekarang? ”

“ Woah! sabar,mafia kecil, jangan sampai kau melukai buah ayah, atau salah satu barang disini, ibu akan marah. ”

Renata terkekeh. “ Jadi apa ayah sendiri yang akan mengajariku cara menggunakan ini? ” tanyanya lagi antusias.

“ Ya, tentu. jika kau sudah mampu mengangkatnya. ”

“ Aku bisa, lihat. ”

“ Woah, Hati-hati Renata. ”

“ Hahahahah. ”

FLASHBACK OFF

Renata tersenyum saat kenangan itu selesai terlintas dibenaknya. ia mengusap benda itu sekali lagi dengan penuh perasaan rindu, kemudian menaruhnya di dalam laci.

Desahan nafasnya menyusul kemudian. Ditanggalkannya gaun panjang yang ia kenakan sehabis dari pesta para petinggi tadi. Renata berjalan pelan, menuju kamar mandi sambil membuka satu per satu sisa pakaian yang menempel di tubuhnya, dalam, stocking, sampai sepatu.

Ia membiarkan benda-benda itu tercecer di begitu saja lantai.

Renata berjalan dengan tatapan hampa menuju buth up keramik putih yang berada di ujung kamar mandi.

Dilepas nya penjepit rambut kemudian. Melonggarkan lingkaran low bun yang menjadi hair-do nya malam ini.

Dengan bergantian ia memasukkan kaki ke sana. lalu segera melongsor turun, bahkan sebelum airnya penuh.

Tengkuk ia sandarkan dengan nyaman. Renata menutup mata, mengatur nafas pelan, membiarkan air hangat perlahan-lahan membungkus tubuh telanjangnya.

Waktu seakan berjeda....

Entah sudah berapa lama ia dalam keadaan itu, membiarkan air terus mengalir, sampai wajah raylie yang dengan kepala berdarah tiba-tiba muncul di hadapannya.

Wajah itu kusam dan merah cairan kental seakan membentuk banyak anak sungai di wajah itu. “ Kak Renata, tolong aku! ”

“ Hhkkk! Raylie!!! ” teriak renata, terbangun. ia tak sadar telah menceburkan diri ke dalam buth up.

“ Hah hah hah hah! ” nafas memburu keluar dari mulutnya. hidung nya terasa benar-benar pedih karena kemasukan air.

Ia mengusap rambutnya kebelakang. lalu wajahnya berkali-kali.hampir saja ia benar-benar pingsan tenggelam sendiri disana.

Dengan segera ia keluar. tak ada tawar menawar lagi. ia benar-benar harus melakukannya.

\*\*\*

Keesokan harinya.

Tok tok tok

Bunyi ketukan pintu di kamar Renata terdengar.

Wanita itu tengah duduk di depan meja rias. ia berdandan sangat cantik. Seperti yang selama ini ia lakukan untuk acara terbaik.

Renata mengangkat wajahnya. ia memakai lipstik merah yang sangat gelap. Menandakan keburukan harinya.

Renata mengucir satu rambutnya ke belakang dengan belahan yang rapi. ia sudah lebih dari siap untuk menghadapi nasibnya.

“ Nona Renata, jemputan dari lelaki itu sudah tiba. ” eldhan bahkan enggan menyebut nama si keparat itu.

Renata menarik nafas kebebasan terakhir, karena setelah masuk ke dalam kendaraan tersebut, ia sudah sepenuhnya milik darren.

Ia bahkan tidak tahu kapan lelaki itu akan puas dan mengembalikan nya.

Clek

Renata membuka pintu dan menatap eldhan.

Mata lelaki itu bergoyang melihat nya. ketua yang selama ini dia jaga. pemimpin terhormat yang bahkan tak pernah ia izinkan tersakiti. kini harus diserahkannya pula begitu saja.

“ Aku tidak akan bisa lewat jika kau terus menghalangi jalanku, eldhan. ” suara renata parau. tapi tetap saja terdengar elegan.

“ Nona Renata, anda... anda..., ” bibir itu tampak bergetar sesaat. Ada crystal tipis yang terbentuk di permukaan mata keabuan lelaki itu. “ Anda terlihat sangat cantik. ”

Renata tersenyum. kemudian memegang wajah eldhan, kemudian memeluknya dengan perlahan. “ Kuserahkan sisanya pada mu. jaga apa yang bisa kau pertahankan. ”

“ Dengan nyawaku, nona Renata! ” ucap eldhan mantap dibalik bahu itu. Ia bahkan begitu sungkan untuk melepas pelukan pelan Renata.

Wanita itu tersenyum sambil melepaskan pelukan. ia memegang pipi eldhan, lalu mengecup pelan, seakan perpisahan. “ Terima kasih, eldhan. aku pasti akan kembali. dia tidak akan semudah itu mengalahkanku. ”

“ Anda harus kembali! ”

Renata tersenyum.

Eldhan mengantarkan Renata sampai ke depan.

Kini untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Renata menaiki mobil yang kemudinya bukan dibawa oleh eldhan.

Sampai pada tahap ini pun dia sudah menyerahkan dirinya pada orang milik darren.

Eldhan dan seluruh klan louise pun menunduk dalam saat mobil itu berangkat.

Membawa serta sang ' beautifull mafia ' ketangan seorang Darren Ludovic.

TO BE CONTINUED

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!